Anda di halaman 1dari 7

SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012

Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate


Food and Energy Crisis
Surabaya, 10 July 2012

STUDI KEMAMPUAN ALGA DALAM MENYERAP KARBON


(CARBONSINK) SEBAGAI UPAYA ALTERNATIF DALAM
MENGURANGI EMISI KARBON (CO 2).
Sadya Chandra Prapta a*, Agus Slamet b, Joni Hermana c
Jurusan Teknik Lingkungan
Institut Teknologi Sepuluh Nopemeber (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
*
Email: chandra@enviro.its.ac.id

Abstrak

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan gas rumah kaca.
Memanfaatkan alga untuk menyerap CO2 merupakan salah satu cara untuk mengurangi
emisi karbon di udara maupun di perairan. Dengan menggunakan alga, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar CO2 yang dapat diserap oleh alga dan
menentukan pengaruh pencahayaan dan variasi nutrisi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan alga. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan
alga yang berasal dari Bozem Morokrembangan yang di kultur pada kolam buatan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan variabel intensitas pencahayaan dan konsentrasi
nutrisi pada media tumbuh. Variabel intensitas pencahayaan menggunakan dua macam
perlakuan yaitu pencahyaan sinar matahari dan pencahayaan sinar matahari yang
dilanjutkan dengan pencahayaan buatan pada malam hari. Variabel konsentrasi nutrisi yaitu
1:1, 1:3 dan 3:1. Jumlah CO2 yang terserap didapat dengan perbandingan konsentrasi
biomassa alga yang terbentuk sebagai hasil dari reaksi fotosintesis. Biomassa alga diperoleh
dengan melakukan analisa klorofil a dengan metode spektrofotometri. Dari hasil penelitian,
alga mampu menyerap 1,42 mg CO2 dengan kondisi pencahayaan alami dan 5,08 mg pada
kondisi pencahayaan kombinasi. Alga dapat menyerap CO2 dengan baik pada kondisi
pencahyaan kombinasi dan konsentrasi nutrisi 1:1, yaitu sebesar 2,69 mg. Hal ini
dikarenakan kondisi pencahyaan yang cukup tinggi dan nutrisi yang optimal.

Kata kunci: alga, penyerapan karbon, reaksi fotosintesis.

Abstract

There are several alternatives to reduce greenhouse gases emission, such as CO2, including
the use of algae. The research was aimed to determine the concentration of CO2 absorption
exhibited by algae and to determine the influence of light and nutrient variations on growth
and development of algae.The research was conducted in the laboratory scale units, using
algae from the water polder, known as Bozem Morokrembangan, that was cultured in mini
ponds. Two variables were used in this research, namely: lightings and media growth
concentration of nutrients. The lightings variable used two variations, the sole natural light
and the natural light that was continued with the artificial lighting during the night time. While
nutrient was taken from drainage channels that was mixed with the aquadest with
composition ratio of 1:1, 1:3, and 3:1 (v/v). ). The absorbed CO2 was calculated by
comparing the new formed algae biomass concentration from the photosynthesis reaction
results. Algae biomass was obtained by analysing chlorophyll-a with the spectrophotometric
method.The result of research showed that algae had absorbed 1,42 mgCO2/d in natural lighting
condition and 5,08 mgCO2/d in combination lighting condition. For influence of nutrition, The
nutrient comparison with 1:1 comparison between nutrient water and distilled was the best condition
for algae to absorb CO2, the score was 3,19 mgCO2/d. The high lighting intensity and optimum
nutrient was influenced it.

Key words: algae, carbonsink, photosynthesis reaction.

1
ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY SCIENTIFIC CONFERENCE IX - 2012
Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate
Food and Energy Crisis
Surabaya, 10 July 2012

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya pemanasan global karena tercemarnya udara oleh polusi karbon berupa
CO2 dan CH4 sudah cukup tinggi. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi kandungan gas rumah kaca. Secara alami tumbuhan hijau sangat
memerlukan CO 2 di udara untuk proses fotosintesis. Selain tumbuhan tingkat tinggi
beberapa jenis ganggang yang hidup di laut dan di darat juga dapat melakukan
fotosintesis. Potensinya yang besar sebagai bahan baku energi baru dan terbarukan,
mikroalga juga dapat berperan dalam menurunkan emisi gas CO 2 di atmosfer (Setiawan
et al, 2008).

Kemampuan fotosintesis ini merupakan dasar dalam mengembangkan sebuah upaya


rekayasa penggunaan alga dalam pengendalian emisi karbon. Alga dapat melakukan
fotosintesis dengan menyerap karbondioksida (CO 2) di udara dan dapat dibudidayakan
sebagai bahan dasar biofuel. Alga memiliki empat hal yang potensial untuk
dikembangkan sebagai biodiesel. Pertama, biomass alga dapat diproduksi dalam jumlah
yang sangat besar, biomass ini dapat tumbuh dalam prosentase yang jauh lebih tinggi
dibandingkan sumber minya lain. Kedua, minyak alga masih terbatas di pasaran. Ketiga,
Alga dapat dikembangkan di air tawar maupun air laut. Keempat, inovasi untuk
memproduksi alga akan sangat produktif ketika pemakaian sumberdaya mineral kian tak
terkendali dan maraknya pencarian sumber energi terbarukan (Demribas, 2010).

Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
penyerapan alga terhadap karbondioksida dari udara proses pencemaran dan juga proses-
proses yang menghasilkan karbondioksida. Diharapkan upaya ini dapat mengatasi masalah
dengan menimbulkan alternatif solusi baru.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah karbon yang dapat diserap oleh alga dan
Menentukan pengaruh pencahayaan dan variasi nutrisi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan alga. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan dalam
pengembangan teknologi dan penelitian dengan menggunakan alga dalam mencari manfaat
dibalik isu pamanasan global dan mencari sumber energi alternatif yang lebih ramah
lingkungan.

1.3 Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengendalian Pencemaran Udara Gedung Jurusan
Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Untuk mendapatkan
cahaya matahari yang maksimum penelitian juga dilakukan di atap gedung.

2. METODOLOGI

2.1 Persiapan Kultur Alga

Karena penelitian kali ini menggunakan alga, maka dilakukan pengembangan kultur alga
yang sudah ada sebelum melakukan analisa parameter penelitian. Alga yang
dikembangkan berasal dari Bozem Morokrembangan yang ditumbuhkan pada kolam
mini dengan memberikan nutrisi penunjang pertumbuhan alga.

2.2 Persiapan Reaktor Uji

2
SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012
Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate
Food and Energy Crisis
Surabaya, 10 July 2012

Reaktor yang akan digunakan pada penelitian ini berupa Beaker Gelas ukuran 1 liter.
Dengan jumlah: 1 buah untuk kontrol dan 3 buah untuk analisa dengan variabel. Sehingga
dibutuhkan paling sedikit 4 buah beaker gelas untuk menjalankan penelitian ini. berikut ini
akan diberikan gambaran secara umum tentang rekator yang akan digunakan.

Selang Sampling

Kondisi Tertutup

24 cm

7 cm

Gambar 1 Reaktor

2.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan dapat dilakukan jika semua proses hingga adanya reaktor terpenuhi.
Penelitian dilakukan secara 2 tahap. Tahap pertama menggunakan 4 tabung dengan
pengondisian cahaya kombinasi, yaitu menggunakan pencahyaan alami (sinar matahari)
pada siang hari dan pencahyaan buatan (lampu) pada malam hari dengan variasi
perbandingan air bernutrisi untuk media dengan masing – masing perbandingan antara
air bernutrisi dengan akuades adalah 1:1, 1:3, dan 3:1. Tahap kedua penelitian
menggunakan perlengkapan yang sama perbedaan hanya terdapat pada penambahan
cahaya buatan (lampu) saat malam hari.

2.4 Analisa Perhitungan Pertumbuhan Alga

Analisa perhitungan pertumbuhan alga menggunakan persamaan stoikiometri dari


persamaan reaksi dibawah ini.

cahaya

NH3 + 7,62CO2 + 2,53 H2O C7,62H8,06N + 7,62O2

alga (sel alga baru)

Analisa pertumbuhan alga dilakukan dengan pembandingan antara jumlah biomass


yang tumbuh berdasarkan satuan waktu. Sel alga baru didapat dengan melakukan
pengukuran klorofil a menggunakan metode Spectrophotometric Determination of
Chlorofil (APHA, 2005).

2.5 Perhitungan Jumlah Karbondioksida (CO 2) yang Terserap

3
ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY SCIENTIFIC CONFERENCE IX - 2012
Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate
Food and Energy Crisis
Surabaya, 10 July 2012

Perhitungan jumlah karbondiksida yang terserap didapat dari perbandingan stoikiometri pada
reaksi fotosintesis. Analisa laboratorium yang dilakukan adalah mengukur nilai klorofil a yang
mana nilai ini merupakan jumlah biomass yang terbentuk sebagai (C7,62H8,06N) pada reaksi
stoikiometri di atas. Dengan menggunakan perbandingan stoikiometri pada reaksi 1 dapat
diketahui bahwa 1 gram senyawa organik (sel alga yang terbentuk) sebanding dengan 2,95
gram CO2 yang diserap. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada Persamaan 1.

........................... (1)

= 2.95 g CO2
Sebagai contoh. Misalkan hasil analisa klorofil a menunjukkan bahwa konsentrasi
klorofil a adalah 5 mg berarti jumlah CO 2 yang diserap adalah 14,75 mg.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Penelitian dilakukan dengan mengukur konsentrasi klorofil a sebagai jumlah biomass


alga yang tumbuh pada reaktor B, C, dan D. Dari hasil pengukuran klorofil a didapat mg
biomass alga dan mg CO2 yang dimanfaatkan dengan persamaan:

Gram biomass = konsentrasi klorofil a x 0.00005 ....... .............(2)

Gram CO2 = Gram biomass x 2,95 ............................. (3)

Untuk jumlah CO2 yang diserap dapat dilihat pada Tabel 1a dan Tabel 1b

Tabel 1 Jumlah Karbondioksida yang Dimanfaatkan


CO2 yang Terserap (g) CO2 yang Dimanfaatkan
Hari Hari
Tabung B Tabung C Tabung D Tabung B Tabung C Tabung D
1 0,003938 0,025599 0,001969 1 0,098456 0,019691 0
2 0,007877 0,035444 0,001969 2 0,177221 0,059074 0,019691
3 0,055136 0,005907 0,003938 3 0,236295 0,137839 0,039383
4 0,061043 0,011815 0,015753 4 0,492281 0,15753 0,118148
8 0,11224 0,15753 0,04529 8 0,846724 0,31506 0,236295
9 0,106333 0,255986 0,039383 9 0,63012 0,47259 0,15753
10 0,098456 0,196913 0,059074 10 0,039383 0,15753 0,137839
11 0,02363 0,009846 0,015753 11 0,039383 0,078765 0,059074
15 0,015753 0,009846 0,009846 15 0,019691 0,078765 0,059074
16 0,005907 0,005907 0,001969 16 0,059074 0,039383 0,039383
17 0,003938 0,005907 0,005907 17 0,059074 0 -0,01969

a. Variasi pencahayaan alami b. Variasi pencahyaan kombinasi

Banyakanya CO2 yang diserap selama penelitian dengan pencahayaan alami sebagai
variabel adalah:

Jumlah CO2 yang diserap = ∑B + ∑C + ∑D……………………(4)

Dengan Persamaan (4) didapat bahwa jumlah total karbondioksida yang dimanfaatkan
adalah 1,42 mg pada variasi pencahayaan alami dan 5,08 mg pada variasi pencahayaan

4
SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012
Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate
Food and Energy Crisis
Surabaya, 10 July 2012

kombinasi. Pada Gambar 2 dan Gambar 3 dapat diilustrasikan kemampuan penyerapan


karbondioksida oleh alga pada masing – masing tabung reaktor.

Gambar 3 Grafik Pemanfaatan Karbondioksida oleh Alga pada Masing – Masing Konsentrasi
Nutrisi dengan Variasi Pencahayaan Alami

Gambar 3 Grafik Pemanfaatan Karbondioksida oleh Alga pada Masing – Masing Konsentrasi
Nutrisi dengan Variasi Pencahayaan kombinasi

3.1 Pembahasan

Fotosintesis yang dilakukan oleh alga sangat memerlukan cahaya sebagai faktor yan paling
penting. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa analisa dengan variabel
pencahayaan kombinasi terjadi kecepatan tumbuh biomass yang sangat tinggi meskipun
secara rata – rata lebih rendah dibandingkan dengan variabel pencahayaan alami namun
peningkatan cenderung konsisten dan stabil sehingga jumlah karbon yang diserap lebih
banyak yaitu sebesar 5,08 mg sedangkan pada variabel pencahayaan alami adalah 1,42 mg.

Selain menggunakan variabel pencahayaan, penelitian ini juga menggunakan variabel lain
yaitu variasi konsentrasi air bernutrisi sebagai media pertumbuhan alga. Jika hasil penelitian
pada pencahyaan alami diketahui bahwa pada kondisi konsentrasi nutrisi paling kecil justru
tumbuh alga sangat baik maka hal ini tentu ada kaitannya dengan intensitas cahaya yang
diterima oleh tabung – tabung tempat penelitian berlangsung. Penelitian selanjutnya dengan
persiapan air nutrisi yang sama dengan peneltian saat menggunakan cahaya alami, pada
pencahayaan kombinasi keadaan menunjukkan bahwa pada Tabung B (konsentrasi 1:1)
adalah kondisi paling baik daripada tabung – tabung lain sedangkan yang paling rendah
adalah pada Tabung D. Percepatan siklus yang terjadi pada daur hidup alga yang tidak

5
ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY SCIENTIFIC CONFERENCE IX - 2012
Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate
Food and Energy Crisis
Surabaya, 10 July 2012

biasa ini memaksa alga bekerja siang malam sehingga dibutuhkan sumber energi tambahan
yang dapat menjaga kelangsungan hidup alga untuk menjalankan reaksi fotosintesis.
Tentunya keberadaan nutrisi menjadi penting pada saat seperti ini. Alga pada Tabung B
diuntungkan dengan tersedianya nutrisi yang cukup banyak daripada Tabung C meskipun
tidak sebanyak pada Tabung D. Kondisi ini yang menyebabkan banyaknya nutrisi pada
Tabung D tidak dapat berperan secara optimal karena intensitas cahaya yang diterima pada
Tabung B dan Tabung C lebih tinggi yang mana keduanya tidak sepekat Tabung D.

4. KESIMPULAN

Jumlah karbondioksida (CO 2) yang diserap adalah sebesar 1,42 mg/hari pada kondisi
pencahayaan alami dan 5,08 mg/hari pada kondisi pencahayaan kombinasi. Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa intensitas pencahayaan sangat berpengaruh pada
pertumbuhan dan total karbondioksida yang diserap. Pencahayaan kombinasi
memberikan dampak yang jauh lebih tinggi ditandai dengan lebih banyaknya
karbondioksida yang dapat diserap selama penelitian berlangsung. Pada media dengan
konsentrasi nutrien dengan akuades 1:1 pada kondisi pencahayaan kombinas i mampu
menyerap total 3,19 mg/hari karbondioksida selama penelitian berlangsung. Kondisi ini
merupakan kondisi terbaik dari hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

American Public Health Association (APHA), American Water Work Association, Water
Environment Federation. 2005. Standard Method For Examination Of Water And
Wastewater.

Ardhanarewari, S.A. 2011. Pengaruh Durasi Pencahyaan dan Kedalaman pada High Rate
Algal Reactor (HRAR) Terhadap Penurunan Nitrogen dan Pospat Limbah Perkotaan.
Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Demribas, A., and Demribas, F.M. 2010. Green Energy and Technology. Algae Energy.
Algae as a New Source of Biodiesel. London: Springer-Verlag.

Gerard, D., and Wilson, Elizabeth, J.W. Environmental bonds and the challenge of long-term
carbon sequestration. Journal of Environmental Management 90 (2009) 1097–1105.

Graham, Linda E dan Wilcox, Lee W.2000.Algae.USA:Prentice-Hall Inc.

Grönkvist, S., Bryngelsson, M., and Westmark, M. 2006. Oxygen efficiency with regard to
carbon capture. Energy 31 (2006) 3220–3226.

Iswara, A.P. 2011. Pengaruh Aerasi dan Pencahyaan Alami pada Kemampuan High Rate
Algal Reactor (HRAR) dalam Penurunan Bahan Organik Limbah Domestik Perkotaan.
Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Madigan, M.Y., J.M. Martinko dan J. Parker.2000.Brock Biology of Microorganisms 9th


Edition.Upper Saddle River, N.J.:Prentice-Hall.

Mara, D. 2003. Domestic Wastewater Treatment In Developing Countries. UK : Cromwell


Press, Trowbridge.

Metcalf and Eddy. 1991. Waste Water Engineering : Treatment, Disposal And Reuse. New
York : McGraw-Hill.

6
SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012
Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate
Food and Energy Crisis
Surabaya, 10 July 2012

Mulyanto, A. Juli 2010. Mikroalga (Cholrella, sp) Sebagai Agnesia Penambat Gas Karbon
Dioksida. Jurnal Hidrosfir Indonesia Vol. 5, No.2.

Mustahib, 2010. Fotosintesis. <URL:http://


http://biologi.blogsome.com/2010/07/18/fotosintesis/>.

Pelczar, Michael J., Chan, E.C.S. 1986. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh
Ratna Siri Hadioetomo, Teja Imas, Sutarmi Tjirosomo, dan Sri Lestari Angka. Jakarta:
UI-Press.

Polprasert, C.2007.Organic Waste Recycling Technology and Management 3rd


Edition.London:IWA Publishing.

Rosenberg , Julian N., Mathias ,A., Korth, K., Betenbaugh , M, J., dan Oyler , G.A., July
2011. Microalgal biomass production and carbon dioxide sequestration from an
integrated ethanol biorefinery in Iowa: A technical appraisal and economic feasibility
evaluation. b i o m a s s and b i o e n e r gy 3 5 ( 2 0 1 1 ) 386 –3876.

Santoso, A.D., Darmawan, R. A., Susanto, J. P. Desember 2011. Mikro Alga Untuk
Penyerapan Emisi CO2 dan Pengolahan Limbah Cair di Lokasi Industri. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Hal. 62-70.

Sawyer, Clair N., McCarty, Perry L., dan Parkin, Gene F. 2003. Chemistry for Environmental
Engineering and Science Fifth Edition. Singapore: McGraw-Hill.

Setiawan, A. Kardono, Darmawan, R.A., Santoso, Stami, A.H., Prasetyadi, Panggabean, L.,
Radini, D., Sapulete, S. November 2008. Teknologi Penyerapan Karbondioksida
dengan Kultur Fitoplankton pada Fotobioreaktor. Pusat Teknologi Lingkungan –
BPPT BPPT Gedung Lt. 19 Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta. Pusat Penelitian
Oseanologi – LIPI Jl. Pasir Putih 1 Ancol, Jakarta

Siregar, Ameilia. 2010. Anabolisme (Fotosintesis & Kemosintesis)


<URL:http://http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/biologi-pertanian/metabolisme-
sel/anabolisme-fotosintesis-dan-kemosintesis/>.

Soedomo, Moestikahadi. 2001.Kumpulan Karya Ilmiah Pencemaran Udara. Bandung: ITB


Press.

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir
Tropis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Utami, B. 2011. Karbon Dioksida (CO2), <URL:http://www.chem-is-


try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/karbon-dioksida-co2/>.

Xin Wang., Yujie Feng., Jia Liu., He Lee., Chao Li., Nan Li., dan Nanqi Ren. May 2010.
Sequestration of CO2 discharged from anode by algal cathode in microbial carbon
capture cells (MCCs). Biosensors and Bioelectronics 25 (2010) 2639–2643.

Yang, H., Xu, Z., Fan, M., Gupta, R., Slimane, R.B., Bland, A.E., and Wright, I. 2008.
Progress in carbon dioxide separation and capture: A review. Journal of
Environmental Sciences 20(2008) 14–27.

Zaif. 2011. Fotosintesis. <URL:http:// http://zaifbio.wordpress.com/category/fisiologi-


tumbuhan/>.

Anda mungkin juga menyukai