Tugas : Identifikasi Penyebab dan Rencana Penyelesaian
Identifikasi Penyebab dan Rencana Penyelesaian
Penyebab Rencana Penyelesaian
Tidak aktifnya tim pengendalian Pimpinan dan petugas kesehatan dalam komite dan Tim PPI akan infeksi diberi kewenangan dalam menjalankan program dan menentukan sikap pencegahan dan pengendalian infeksi Komite PPI disusun minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota Ketua sebaiknya dokter (Infection Prevention and Control Officer/IPCO). Mempunyai minat, kepedulian dan pengetahuan, pengalaman, mendalami masalah infeksi, mikrobiologi klinik, atau epidemiologi klinik. Sekretaris sebaiknya perawat senior (Infection Prevention and Control Nurse/IPCN), yang disegani, berminat, mampu memimpin dan aktif. Perawat harus dapat menerapkan Dalam penerapan Hand Hygiene, supervisi adalah salah satu faktor kebersihan tangan yang tepat untuk memengaruhi kepatuhan perawat. Perawat yang mendapatkan supervisi cenderung patuh dibandingkan perawat yang tidak mendapatkan supervisi. Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (pergerakan/pengarahan) dalam fungsi manajemen yang berperan mempertahankan agar segala kegiatan yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan dengan benar dan lancar. Strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan My Five Moments for Hand Hygiene yaitu : melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien Perawat dan tim kesehatan lainnya APD yang paling sering digunakan yaitu sarung tangan, masker, harus memakai alat pelindung diri dan juga apron. Hasil penelitian Devi Nurmalia (2019) menunjukkan yang dilakukan perawat tidak sesuai dalam penggunaan APD. Penggunaan masker dan apron di antara perawat sudah hampir seluruhnya benar, hanya ditemukan satu kesalahan pemakaian masker. PPI melalui Infection Prevention Control Nurse (IPCN) sebaiknya memberikan sosialisasi dan informasi penggunaan APD sesuai SOP rumah sakit. IPCN diharapkan menjadi role model yang tepat dalam penggunaan APD, sementara kepala ruang dapat memberikan motivasi dan semangat perawat untuk lebih patuh dalam menggunakan sarung tangan yang sesuai prosedur. Pengelolaan limbah medis Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kalaivani (2019) menunjukkan kebutuhan untuk penegak ketentuan hukum dan sistem manajemen lingkungan yang lebih baik untuk pembuangan limbah di rumah sakit menyimpulkan bahwa pengelolaan limbah layanan kesehatan harus melampaui kompilasi data, penegakan peraturan dan akuisisi peralatan yang lebih baik. Ini harus di dukung melalui pendidikan yang tepat, pelatihan dan komitmen dari staf manajemen kesehatan dan manajer kesehatan dalam sebuah kebijakan yang efektif dan kerangka legislatif. Status pengelolaan sampah yang buruk saat ini menimbulkan risiko besar terhadap kesehatan pada masyarakat atau pasien baik secara langsung maupun tidak langsung melalui degredasi lingkungan. Hal ini dilihat dengan munculnya penyakit menular yang berhubunga dengan limbah rumah sakit baik secara langsung sebagai akibat dari cedera limbah tajam atau melalui saluran- saluran transmisi lainnya. MATERIAL MAN
Tidak aktifnya tim pengendalian infeksi
Tidak adanya pengolahan limbah Kurangnya kesadaran perawat memakai alat pelindung diri (APD)