Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wachidatum Mutohharoh

NIM : 071191038

Tugas : Identifikasi Penyebab dan Rencana Penyelesaian

Identifikasi Penyebab dan Rencana Penyelesaian

Penyebab Rencana Penyelesaian


Tidak aktifnya tim pengendalian Pimpinan dan petugas kesehatan dalam komite dan Tim PPI akan
infeksi
diberi kewenangan dalam menjalankan program dan menentukan
sikap pencegahan dan pengendalian infeksi Komite PPI disusun
minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota Ketua sebaiknya
dokter (Infection Prevention and Control Officer/IPCO).
Mempunyai minat, kepedulian dan pengetahuan, pengalaman,
mendalami masalah infeksi, mikrobiologi klinik, atau
epidemiologi klinik. Sekretaris sebaiknya perawat senior
(Infection Prevention and Control Nurse/IPCN), yang disegani,
berminat, mampu memimpin dan aktif.
Perawat harus dapat menerapkan Dalam penerapan Hand Hygiene, supervisi adalah salah satu faktor
kebersihan tangan yang tepat untuk memengaruhi kepatuhan perawat. Perawat yang
mendapatkan supervisi cenderung patuh dibandingkan perawat
yang tidak mendapatkan supervisi. Supervisi merupakan bagian
dari fungsi directing (pergerakan/pengarahan) dalam fungsi
manajemen yang berperan mempertahankan agar segala kegiatan
yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan dengan benar dan
lancar. Strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan
dengan My Five Moments for Hand Hygiene yaitu : melakukan
cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum
melakukan prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan
cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah
bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien
Perawat dan tim kesehatan lainnya APD yang paling sering digunakan yaitu sarung tangan, masker,
harus memakai alat pelindung diri dan juga apron. Hasil penelitian Devi Nurmalia (2019)
menunjukkan yang dilakukan perawat tidak sesuai dalam
penggunaan APD. Penggunaan masker dan apron di antara
perawat sudah hampir seluruhnya benar, hanya ditemukan satu
kesalahan pemakaian masker. PPI melalui Infection Prevention
Control Nurse (IPCN) sebaiknya memberikan sosialisasi dan
informasi penggunaan APD sesuai SOP rumah sakit. IPCN
diharapkan menjadi role model yang tepat dalam penggunaan
APD, sementara kepala ruang dapat memberikan motivasi dan
semangat perawat untuk lebih patuh dalam menggunakan sarung
tangan yang sesuai prosedur.
Pengelolaan limbah medis Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kalaivani (2019)
menunjukkan kebutuhan untuk penegak ketentuan hukum dan
sistem manajemen lingkungan yang lebih baik untuk pembuangan
limbah di rumah sakit menyimpulkan bahwa pengelolaan limbah
layanan kesehatan harus melampaui kompilasi data, penegakan
peraturan dan akuisisi peralatan yang lebih baik. Ini harus di
dukung melalui pendidikan yang tepat, pelatihan dan komitmen
dari staf manajemen kesehatan dan manajer kesehatan dalam
sebuah kebijakan yang efektif dan kerangka legislatif. Status
pengelolaan sampah yang buruk saat ini menimbulkan risiko besar
terhadap kesehatan pada masyarakat atau pasien baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui degredasi lingkungan.
Hal ini dilihat dengan munculnya penyakit menular yang
berhubunga dengan limbah rumah sakit baik secara langsung
sebagai akibat dari cedera limbah tajam atau melalui saluran-
saluran transmisi lainnya.
MATERIAL MAN

Tidak aktifnya tim pengendalian infeksi


Tidak adanya pengolahan limbah
Kurangnya kesadaran perawat memakai alat pelindung diri (APD)

Pengendalian dan pencegahan infeks

Tidak adanya SOP yang terpasang di ruang

Kurangnya supervisi

METHOD

Anda mungkin juga menyukai