Anda di halaman 1dari 13

TEORI – TEORI BELAJAR

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar

Disusun oleh:
Nur Isna Lailatus Sholikhah

Dosen Pengampu:
Irfan Jauhari, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM RIYADLOTUL MUJAHIDIN PONOROGO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kegiatan sadar yang dilakukan oleh setiap manusia untuk
mengetahui, memahami segala sesuatu yang ada disekitarnya. Dalam belajar perlu
adanya teori, agar kegiatan belajar yang dilakukan seseorang lebih terarah dan berjalan
dengan baik. Teori belajar dimunculkan oleh para psikolog pendidikan setelah mereka
mengalami kesulitan untuk menjelaskan proses belajar secara menyeluruh.  Sebagian
psikolog menghaluskan kesulitan ini dengan istilah :  memperjelas pengertian dan proses
belajar. Belajar merupakan proses dimana seseorang dari tidak tahu menjadi tahu. Proses
belajar ini dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya.
Kapasitas manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan
manusia dari makhluk hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia untuk belajar,
terutama tentang bagaimana proses belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah
panjang dan telah menghasilkan beragam teori. Salah satu teori belajar yang terkernal
adalah teori belajar behavioristik (seiring diterjemahkan secara bebas sebagai teori
perilaku atau teori tingkah laku).
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun
terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi
prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan
pendidikan. Oleh karena itu dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan
bagi guru dalam menjalankan model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, kami menemukan suatu
rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian teori belajar?
2. Apa macam-macam teori belajar?
C. Tujuan Pembahasan
Dengan rumusan-rumusan masalah yang telah disusun, maka kami dapat
memberikan alasan mengenai tujuan pembahasan dalam makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian teori belajar;
2. Untuk mengetahui macam-macam teori belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar


Menurut pendapat Emory Cooper (dalam Umar, 2004:50), mengatakan “Teori
adalah suatu kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variabel yang berkaitan satu sama
lain secara sistematis dan telah digeneralisasi sehingga dapat menjelaskan dan
memprediksi suatu fenomena (fakta-fakta) tertentu”.1 Menurut Siswoyo (dalam Mardalis,
2003: 42), mengatakan bahwa “Teori adalah sebagai seperangkat konsep dan definisi
yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenai
fenomena dengan menerangkan hubungan antar variabel, dengan tujuan untuk
menerangkan dan meramalkan fenomena”.2 Menurut Hoy & Miskel (dalam Sugiyono,
2010:55), “Teori adalah seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat
digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai
organisasi”. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori adalah
seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.3
Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang
keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman
atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang
bersifat naluriah.
Menurut Hilgard (Suryabrata, 2001:232) menyatakan bahwa belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh
lainnya. Winkel berpendapat bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Berdasarkan pengertian belajar
menurut ahli, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam
1
Husein, Umar, Metode Riset Ilmu Administrasi. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), hal. 50.
2
Mardalis, Metode Penelitian Kualitatif . (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hal. 42
3
Sugiyono Prof, Dr, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kulaitatif dan R &
D. (Bandung: Cv. Alfa Bet, 2010), hal. 55.

3
tingkah laku dan penampilan sebagai hasil dari praktik dan pengalaman. Jadi, teori
belajar adalah sebuah konsep yang abstrak yang membantu peserta didik untuk belajar.
B. Macam-macam Teori Belajar
Dalam teori belajar pasti terdiri dari beberapa macam, karena setiap ahli pasti
memiliki pemikiran masing-masing tentang teori belajar. Ada empat kategori utama atau
kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori
belajar kognitivisme, teori belajar konstruktivisme dan teori belajar humanistik. 4 Teori
belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif yang diamati dalam
pembelajaran. Teori kognitif melihat melebihi perilaku untuk menjelaskan pembelajaran
berbasis otak. Teori konstruktivisme berpendapat bahwa belajar sebagai sebuah proses di
mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep. Serta teori
humanistik ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya.
1. Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini
lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-
responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon
atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut
pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam
bentuk laporan, kuis, atau tes. Pada teori ini, evaluasi belajar dipandang sebagai
bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah
selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan
siswa secara individual (Degeng, 2006).5

4
Sanjaya,Wina,Strategi Pembelajaran.(Jakarta:Kencana, 2006).
5
Sanjaya,Wina,Strategi Pembelajaran.(Jakarta:Kencana, 2006)

4
Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dalam Teori Behavioristik, antara
lain:
a) Obyek psikologi adalah tingkah laku.
b) Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
c) Mementingkan pembentukan kebiasaan.
d) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.
e) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari.
Dalam teori ini, ada beberapa tokoh yang berpendapat tentang teori
behaviorisme, yaitu :
a) Edward LeeThorndike
Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus
adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,
perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Respon
adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, juga dapat berupa
pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini sering disebut teori
koneksionisme.
b) John Watson
John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika
Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah “Psychology  as the Behaviourist
view it” (1913). Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah
menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran
yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Kajian tentang belajar
disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Fisika atau Biologi yang berorientasi
pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun
keduanya harus dapat diamati dan diukur.
c) Edwin Guthrie
Guthrie lahir pada 1986 dan meninggal pada 1959. Dia adalah professor
psikologi di university of Washington dari 1914 dan pensiun pada 1956. Karya
dasarnya adalah The Psychology of Learning, yang dipublikasikan pada 1935
dan direvisi pada 1952. Belajar menurut Guthrie, adalah hukum kontiguiti yang
berarti gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan. Hukuman

5
(punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang
diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
d) Burrhus Frederic Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih mengungguli
konsep para tokoh sebelumnya. Respon yang diterima seseorang tidak
sesederhana konsep yang dikemukakan tokoh sebelumnya, karena stimulus-
stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu
akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini
memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang
nantinya mempengaruhi munculnya perilaku.
2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes
terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini
memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran
melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan
antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan
Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda.
Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh
utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan
bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh
informasi dari lingkungan.
Ada beberapa karakteristik teori belajar kognitif, yaitu :
a) Belajar adalah proses mental bukan behavioral.
b) Siswa aktif sebagai penyalur.
c) Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif.
d) Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus.
e) Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan.
f) Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.

Ada beberapa tokoh dalam aliran kognitivisme , yaitu:


a) Teori Gestalt dari Wertheimer

6
Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan
eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang
berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di
dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak.
Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang
melintang kemudiangaris yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus.
Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang.
Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut
tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian. Pada tahun 1923,
Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang
berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antara lain :
1) Hukum Kedekatan (Law of Proximity)
2) Hukum Ketertutupan ( Law of Closure)
3) Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)
b) Teori Schemata Piaget
Dalam bidang ilmu psikologi dikenal suatu teori mengenai struktur kognitif.
Menurut Piaget pikiran manusia mempunyi struktur yang disebut dengan skema
atau skemata (jamak) yang sering disebut dengan struktur kognitif. Dengan
menggunakan skemata itu seseorang mengadaptasi dan mengkoordinasi
lingkungan sehingga terbentuk schemata yang baru.  Pengertian skema menurut
istilah psikologi (Chaplin, 1981) ialah:
1) Skema suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang tersusun rapi;
2) Skema sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai peristiwa atau
data;
3) Skema sebagai suatu model;
4) Skema sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respons-respons
yang pernah diberikan, kemudian yang menjadi standar bagi respons-
respons berikutnya.6 
c) Teori Belajar Sosial Bandura
Bandura berpendapat manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya
sendiri; sehingga mereka bukan semata-mata bidak yang menjadi obyek:

6
Chaplin, J. P. (1981). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono Trans.). Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. (Original work published 1968).

7
pengaruh lingkungan. Bandura mempercayai bahwa model akan mempunyai
pengaruh yang paling efektif apabila yang dilihat adalah orang yang mempunyai
kehormatan, kemampuan, status tinggi, dan juga kekuatan, sehingga dalam
banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang paling berpengaruh.
d) Pengolahan Informasi Norman
Norman melihat bahwa materi baru akan dipelajari dengan
menghubungkannya dengan sesuatu yang sudah diketahuinya, yang dalam
teorinya di sebut learning by analogy. Pengajaran yang efektif memerlukan guru
yang mengetahui struktur kognitif siswa. Adapun teori atau pemikiran, pendapat
Norman tentang belajar yang bisa diungkap dalam buku An Introduction to
Theories of Learning ini adalah sebagai berikut:
1) Hukum pembelajaran (Law of Learning) adalah pemikirannya tentang
belajar yang terwujud dalam tiga hukum, semuanya yang menekankan
pada causal hubungan antara tindakan dan hasil. Meliputi
(a) Hukum hubungan sebab akibat (The law of causal relationship) adalah
untuk suatu organisme untuk menghubungkan belajar antara suatu
tindakan khusus dan suatu hasil, sesuatu yang harus menjadi suatu
hubungan sebab akibat yang jelas diantara keduanya. Ini yang disebut
hukum hubungan sebab akibat.
(b) Hukum belajar sebab akibat (The law of causal learning) memiliki dua
bagian: pertama, untuk hasil yang diinginkan, organisme yang mencoba
untuk mengulangi tindakan-tindakan tertentu yang memiliki suatu
hubungan sebab akibat yang jelas pada hasil yang diinginkan. Kedua,
untuk hasil yang tidak diinginkan, organisme yang mencoba untuk
menghindari tindakan-tindakan itu yang mempunyai suatu hubungan
sebab akibat yang jelas untuk hasil yang tidak diinginkan.
(c) Hukum umpan balik informasi (The law of information feedback) akan
memiliki hasil dari suatu penyajian peristiwa sebagai informasi tentang
peristiwa tersebut.

3. Teori Belajar Konstruktivisme


Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-
8
konyong. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena
mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih
pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa
terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa
mengkostruksi pengetahuan. Proses tersebut dicirikan oleh beberapa hal sebagai
berikut:
a) Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami. Konstruksi makna ini dipengaruhi oleh
pengertian yang telah ia punyai.
b) Konstruksi makna merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus
seumur hidup.
c) Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih berorientasi pada
pengembangan berpikir dan pemikiran dengan cara membentuk pengertian yang
baru.
d) Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skemata seseorang dalam
keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
e) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan
lingkungan siswa.
f) Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.

Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk


menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanis untuk mengumpulkan fakta.
Dalam konteks yang demikian, belajar yang bermakna terjadi melalui refleksi,
pemecahan konflik pengertian dan selalu terjadi pembaharuan terhadap pengertian
yang tidak lengkap.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut dapat ditarik sebuah inferensi bahwa
menurut teori konstruktivisme belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan
dengan cara mengabstraksi pengalaman sebagai hasil interaksi antara siswa dengan
realitas baik realitas pribadi, alam, maupun realitas sosial. Proses konstruksi

9
pengetahuan berlangsung secara pribadi maupun sosial. Proses ini adalah proses
yang aktif dan dinamis.
Adapun prinsip-prinsip teori belajar konstruktivistik adalah sebagai berikut :
a) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
b) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan
keaktifan murid sendiri untuk menalar.
c) Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah.
d) Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi
berjalan lancar.
e) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
f) Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
g) Mencari dan menilai pendapat siswa.
h) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
4. Teori Belajar Humanistik
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik
adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang
unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses
belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan
proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih
tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti
apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun
dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai
aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya
harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-

10
baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Ada beberapa Prinsip Teori Belajar Humanistik, yaitu:
a) Manusia mempunyai belajar alami.
b) Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai
relevansi dengan maksud tertentu.
c) Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
d) Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman
itu kecil.
e) Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh
cara.
f) Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya.
g) Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
h) Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam.
i) Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri.
j) Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjabaran yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

11
1. Teori adalah seperangkat asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat
ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
kebenarannya, sedangkan belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku dan
penampilan sebagai hasil dari praktik dan pengalaman. Jadi, teori belajar
adalah sebuah konsep yang abstrak yang membantu peserta didik untuk belajar.
2. Ada 4 macam teori dalam belajar, yaitu teori behaviorisme, teori kognitivisme, teori
kontruktivisme, dan teori humanistik. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus
pada aspek objektif yang diamati dalam pembelajaran. Teori kognitif melihat
melebihi perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Teori
konstruktivisme berpendapat bahwa belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar
aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep. Serta teori humanistik
ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya.

B. Kritik dan Saran


Berdasarkan pengalaman dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa saran yang
kami ajukan untuk mendorong penulis dalam menyusun makalah selanjutnya. Adapun
saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penulis harus mencari referensi buku dalam penyusunan suatu makalah agar materi
yang disampaikan dapat dikaji lebih dalam berdasarkan panduan buku yang
membahas mengenai topik yang dikaji;
2. Penyusun makalah harus lebih kreatif dalam melakukan penyusunan makalah, agar
makalah yang disusun memiliki kualitas yang baik serta dapat dipahami dengan baik
oleh pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J. P. (1981). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono Trans.). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. (Original work published 1968).

12
Mardalis, 2003. Metode Penelitian Kualitatif (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta :
Bumi Aksara.

Sanjaya,Wina.2006.Strategi Pembelajaran.Jakarta:Kencana.

Sugiyono Prof, Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kulaitatif dan R & D. Bandung: Cv. Alfa Beta.

Umar, Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

13

Anda mungkin juga menyukai