Anda di halaman 1dari 7

Defenisi, Struktur dan Urgensi Hadis

OLEH :

Aisyah Amini Lubis (0305183153)


Rafiqah Febby Andini Telaumbanua (0305182137)
Shyndi Octavia Pratiwi (0305182081)
Utami (0305182123)

Dosen Pengampuh : Dr. Muhammad Rozali, M A

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


UIN SUMATERA UTARA MEDAN
TAHUN 2018
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya umat Islam di dunia sama dengan umat agama lain yaitu
sama-sama memiliki kitab sebagai pedoman. Jika umat Kristen memiliki kitab
Injil, umat Budha memiiki kitab Weda, dan umat Hindu memiliki kitab Trimurti
sebagai pedoman hidup maka umat Islam memiliki al-Quran sebagai pedoman
hidupnya. Alquran adalah mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad
Saw yang di dalamnya terkandung niali-nilai kebenaran, ketetapan yang mutlak
mengenai agama Islam. Namun ada pembahasan dalam al-Quran yang masih
bersifat global. Oleh karena itu, muncullah al-Hadits yang berfungsi
menyempurnakan dan menjelaskan kitab-kitab terdahulu.

Akan tetapi masih banyak orang yang memperdebatkan antara hadis dan
sunah. Apakah hal itu sama maksudnya? ataukah antara sunnah dan hadis
memiliki pengertian dan maksud yang berbeda?

Oleh karena itu, kami akan coba memaparkan dan memberikan penjelasan
mengenai Hadis, Sunnah, Khabar, Atsar dan hal-hal yang berkaitan dengan
Sunnah ditinjau dari segi makna maupun secara strukturnya.

B. Pengertian Hadis, Sunnah, Khabar, dan Atsar

1. Hadis

Hadis berasal dari bahasa arab yakni Al hadits, bentuk jamak dari al
ahaadist, al hidsaan dan al hudsaan. 1

Secara etimologi hadis memiliki beberapa arti, yaitu :


a. Jadid yang berarti baru.
b. Qarib yang berarti dekat dan juga dapat diartikan yang belum
lama lagi terjadi.
c. Khabar berarti warta yaitu sesuatu diucapkan dan
dipindahkan dari seseorang kepada seseorang.

Secara istilah, hadis adalah segala ucapan nabi, perbuatan dan


keadaannya.2

Dari segi terminologi banyak para muhadditsin memberikan definisi


yang berbeda redaksi tetapi maknanya sama seperti :

1
Mochammad Nor Ichwan, Studi Ilmu Hadis,, (Semarang : Rasail Media, 2007) hal 5
2
T.M. Hasbi as Shiddiqiey, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1998) h.3
“Menurut istilah ahli ushul, hadis adalah segala sesuatu yang
dikeluarkan dari Nabi SAW selain al-Quran baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut paut dengan hukum
syara. Menurut istilah fuqaha, hadis adalah segala sesuatu yang tidak
bersangkut paut dengan masalah fardhu atau wajib. Menurut ulama
Hadis mendefinisikannya sebagai segala sesuatu yang diberitakan
Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir,
sifat-sifat maupun hal ikhwal nabi.Menurut jumhur muhadisin
sebagaimana ditulis oleh Fatchur Rahman yaitu hadis adalah segala
sesuatu yang disandarakan kepada Nabi Muhammad SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, pernyataan dan sebagainya.”3

Jadi Hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi


Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat-sifat
maupun himmahnya.

2. Sunnah

Secara etimologi berasal dari bahasa Arab sanna, yasunna, sunnatan


yang berarti perilaku yang mentradisi, norma-norma, undang undang. 4

Sedangkan menurut istilah para ulama ada perbedaan pendapat


dalam mendefinisikannya. Beberapa pendapat mengenai Sunnah yaitu :

a. Menurut Muhaddisin ialah segala sesuatu yang dinukilkan dari


Nabi Muhammad Saw. baik berupa perkataan, perbuatan, sifat,
kelakuan, taqrir, pengajaran, perjalanan hidup baik sebelum
diangkat menjadi Nabi Saw diangkat menjadi Rasul maupun
sesudahnya,
b. Menurut ahli ushul fiqh ialah segala yang dinukilkan dari Nabi
Muhammad Saw. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, yang
memounyai hubungan dengan hukum.
c. Menurut ulama fiqh ialah perbuatan yang dilakukan dalam
agama, tetapi tingkatannya tidak sampai wajib atau fardhu. 5

3. Khabar

Secara etimologi khabar berarti berita yang disampaikan oleh


seseorang kepada orang lain.

3
Muhammad AjaJ al-Khathib, Ushul Al-Hadits, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007) h.2
4
Mochamamd Nor Ichwan, Op Cit, h. 8
5
T.M. Hasbi as Shiddiqiey, Op Cit, h.6
Secara istilah khabar adalah sesuatu yang datang dari Nabi
Muhammad Saw. dan dari yang lain seperti para sahabat, tabi’in dan
pengikut tabi’in atau orang-orang setelahnya.6

4. Atsar

Secara etimologi atsar diartikan sebagai peninggalan atau bekas


sesuatu, maksudnya peninggalan atau bekas Nabi (hadis). Atau bisa juga
diartikan sebagai yang dipindahkan dari nabi seperti doa yang disumberkan
dari Nabi.

Secara istilah atsar berarti segala sesuatu yang diriwayatkan dari


para sahabat dan juga dapat disandarkan kepada Nabi. Atsar merupakan
istilah bagi segala yang disandarkan kepada para sahabat atau tabi’in, tapi
terkadang juga digunakan untuk hadis yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad Saw. apabila berkait. 7

C. Struktur Pembentuk Hadis (Sanad dan Matan)

1. Sanad

Secara etimologi sanad adalah sesuatu yang kita bersandar


kepadanya, baik tembok maupun lainnya, atau sesuatu yang ada dihadapan
dan yang jauh dari kaki bukit ketika memandangnya.

Secara terminologi sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada


hadis. Atau bisa juga diartikan sebagai jalan yang menyampaikan kepada
matan hadis yaitu silsilah para perawi yang memindahkan (meriwayatkan)
matan dari sumber pertamanya.

Pada dasarnya rangkaian para perawi yang memindahkan matan dari


sumber primernya adalah sanad. Sedangkan isnad adalah menyandarkan
atau mengangkat hadis kepada pengucapnya, yakni menjelaskan jalur matan
dengan periwayatan hadis secara berantai.

6
Ibid.
7
Diktat Mata Kuliah, Ulumul Hadis, (Surabaya : STAIL Hidayatullah, 2007) h. 11
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sanad adalah
jalannya hadis, maksudnya mata rantai (jalur) para periwayat yang
menghubungkan sampai ke matan mulai dari awal hingga akhir.

Contoh sanad dari Hadis Riwayat Bukhari adalah :

‫حد ثنا مسد د حد ثنا معتمر قا ل سمعت ا بي قا ل سمعت ا نس بن ما لك‬


: ‫ كا ن ا لنبي صلى ا هلل عليه و سلم يقو ل‬: ‫ر ضي ا هلل عنه قا ل‬

“ Musaddad telah memberitahu kami, dia berkata : Muktamir telah


memberitahu kami, dia berkata : Aku mendengar Anas bin Malik
radiyallahu ‘anhu berkata : “ Dahulu Nabi berdoa ;

2. Matan

Secara etimologi berarti punggung jalan (muka jalan), tanah yang


keras dan tinggi. Secara istilah matan adalah lafaz-lafaz hadis yang memiliki
makna.8

Dapat disimpulkan bahwa matan berarti redaksi hadis yang menjadi


unsur pendukung pengertiannya.
Contoh matan Hadis adalah :

‫ا للهم ا عو ذ بك من ا لعجز و ا لكسل و ا لجبن و ا لهر م و ا عو ذ بك من فتنة‬


‫ا لمحيا و ا لمما ت و ا عو ذ بك من عذ بن ا لقب ر‬
“ Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ketidakmampuan dan
kemalasan, kepengecutan dan kepikunan dan aku berlindung
kepada-Mu dari cobaan hidup dan kematian dan berlindung kepada-
Mu dari siksa kubur”.

D. Urgensi Hadis dalam Studi Islam

Urgensi berasal dari bahasa latin yaitu urgere (kata kerja) yang
berarti mendorong. Dalam bahasa inggris yaitu urgent (kata sifat). Dalam
bahasa indonesia urgensi (kata benda) yang berarti menunjuk pada sesuatu
yang mendorong kita untuk diselesaikan. 9

8
Mahmud Yunus, Ilmu Musthalahah al-Hadis (Padang : Sa’adiyah Putra, 1971), h. 21
9
https://anggunnessay90.wordpress.com/2012/09.29/pengertian-urgensi/
Kedudukan hadis dalam islam tidak dapat diragukan lagi karena
terdapat penegasan yang banyak baik dalam Al Quran maupun dalam hadis
Nabi Muhammad Saw.. Dalam Al Quran banyak sekali ayat-ayat yang
memerintahkan kita untuk taat terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Urgensi hadis terhadap pendidikan agama Islam banyak berperan


seperti pada masa Rasulullah SAW dalam hadis nabi berikut :

“ Menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Sufyan,


menceritakan kepada kami Fulaih, menceritakan kepada kami Hilal
ibn ‘Ali, dari ‘Atha ibn Yasar, dari Abu Hurairah ra, bahwa
Rasulullah Saw. bersabda, Semua ummatku akan masuk surga
kecuali yang enggan, ‘’ Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah!
Siapa yang enggan? Beliau menjawab, “ Barang siapa menaatiku
maka dia masuk surga, dan siapa yang durhaka terhadapku maka dia
yang enggan.” (H.R. Bukhari).” 10
Uraian hadis diatas adalah salah satu contoh pendidikan agama islam
tentang umat nabi yang masuk surga di akhirat nanti.

E. Kesimpulan

Hadis menurut istilah ahli hadis (murodif) dengan sunnah, yang


mana keduanya memiliki arti segala sesuatu yang berasal dari Rasul, baik
setelah diangkat maupun sebelumnya. Sedangkan Sunnah menurut istilah
ahli ushul fiqh adalah segala sesuatu yang berasal dari nabi selain al-Quran
baik berupa perkataan, perbuataan atau taqrir yang bisa dijadikan dalil bagi
hukum syar’i. Khabar menurut pengertiannya lebih umum dibandingkan
dengan hadis dan sunnah. Atsar menurut pengertiannya, sifatnya lebih
umum dibandingkan dengan hadis, sunnah dan khabar.

Hadis sangat berguna dalam pendidikan islam. Hadis tidak dapat


diragukan lagi karena banyak penegasan di dalamnya mengenai Al-Quran.

10
Nizar Samsul, Hasibuan Zainal Efendi, Hadis Tarbawi Membangun Kerangka Pendidikan Ideal
Perspektif Rasulullah (Jakarta : Kalam Mulia, 2011) h.34
DAFTAR PUSTAKA

Ichwan, Mochammad Nor, Studi Ilmu Hadits. Semarang : Rasaail Media, 2007
Shiddiqiey, T.M. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Jakarta: Bulan Bintang, 1998
Muhammad Ajaj al-Khathib, Ushul Al-Hadits. Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007
Diktat Mata Kuliah, Ulumul Hadis. Surabaya : STAIL Hidayatullah, 2007
Mahmud Yunus, Ilmu Musthalahah al-Hadis. Padang : Sa’adiyah Putra, 1971
https://anggunnessay90.wordpress.com/2012/09.29/pengertian-urgensi/
Nizar Samsul, Hasibuan Zainal Efendi, Hadis Tarbawi Membangun Kerangka Pendidikan
Ideal Perspektif Rasulullah. Jakarta : Kalam Mulia, 2011

Anda mungkin juga menyukai