Anda di halaman 1dari 10



Studi Penentuan Umur dan Laju Pertumbuhan Terumbu


Karang terkait dengan Perubahan Iklim Ekstrim
Menggunakan Sinar-X ISSN 1907-0322
(Ali Arman, dkk.)

Studi Penentuan Umur dan Laju Pertumbuhan Terumbu


Karang terkait dengan Perubahan Iklim Ekstrim
Menggunakan Sinar-X
Study to Determination the Age and Extension Rate of Corals
in Related to Climate Change by X-ray

Ali Arman1,2, Neviaty P. Zamani2 dan Tsuyoshi Watanabe3


1
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, BATAN
email: alilubis@batan.go.id
2
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, IPB
3
Department of Natural History Science, Hokkaido University, JAPAN
Diterima 25 Maret 2013; Disetujui 20 Mei 2013

ABSTRAK

Studi Penentuan Umur dan Laju Pertumbuhan Terumbu Karang terkait


dengan Perubahan Iklim Ekstrim Menggunakan Sinar-X. Telah dilakukan penelitian
untuk menentukan umur dan laju pertumbuhan terumbu karang dengan sinar-X dan
kaitannya dengan kejadian El-nino serta perubahan iklim di daerah Kepulauan Seribu. Sampel
karang massif jenis Porites Lutea diambil secara vertikal menggunakan alat bor pneumatic
diameter 5 cm. Sampel terumbu karang dipreparasi dan disinari dengan sinar-X dan dianalisis
dengan software Image-J untuk menentukan umur, arah dan laju pertumbuhan linier. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata laju pertumbuhan terumbu karang pada tiga lokasi
penelitian tidak jauh berbeda, tetapi penurunan yang lebih besar terjadi di daerah yang lebih
dekat dengan daratan Jakarta. Berdasarkan analisis laju pertumbuhan dapat diidentifikasi dua
kejadian El-Nino terbesar yaitu tahun 1997-1998 dan 1982-1983.
Kata kunci : Sinar-X, terumbu karang, umur, laju pertumbuhan, El-nino.

ABSTRACT

Study to Determination the Age and Extension Rate of Corals in Related to Climate
Change by X-ray. The research has been conducted to determine the age and growing rate of
corals using x-ray and its correlation with El-nino events and climate change in Kepulauan
Seribu. Massive corals Porites Lutea were drilled vertically using pneumatic drilling with 5 cm
in diameter. Samples were prepared, x-rayed and analyzed using software Image-J to
determine age, linear growth direction and rate. The result shows that average of growth rate
of coral in three locations in Kepulauan Seribu is about the same, however the growing rate
toward onshore is higher than other locations. Based on the analysis of growing rate, there are
two-largest El-Nino events that can be determined related to the period of 1997-1998 and
1982-1983.
Key words : X-ray, coral, age, growing rate, El-nino.

PENDAHULUAN dapat digunakan untuk kajian perubahan


iklim dalam skala ratusan tahun atau
Data pengukuran suhu dan parameter lebih. Terumbu karang, lingkaran tahun
iklim secara langsung hanya tersedia kayu, lapisan es dan sedimen dapat
beberapa tahun ke belakang, sehingga tidak memberikan informasi paleo perubahan

1
 Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
Jurnal
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 1 — 10

iklim untuk rekonstruksi perubahan iklim BAHAN DAN METODE


masa lampau [1]. Proksi ini sangat penting
dalam kajian perkiraan perubahan iklim dan Sampel karang
juga untuk fenomena global seperti El-Nino Pengambilan sampel karang berupa
Southern Oscillation (ENSO), Asia dan Afrika Porites Lutea dilakukan pada bulan Juli 2011,
moonson, Osilasi dekade Pasifik dan Agustus 2011 dan bulan Juni 2012. Lokasi
mekanisme perubahan iklim tersebut. pengambilan sampel adalah di Pulau Pari,
Perubahan iklim memberikan efek sosial Pulau Panggang dan Pulau Penjaliran. Jarak
dan ekonomi yang berkaitan dengan masing-masing titik pengambilan sampel
terjadinya musim kemarau yang panjang, dari pantai Jakarta adalah sekitar 15 km
banjir, badai, hujan salju serta ketersediaan untuk Pulau Pari, 30 km untuk Pulau
produksi laut seperti ikan. Panggang dan 60 km untuk Pulau Penjaliran
Terumbu karang massif modern atau (Gambar 1). Pengambilan sampel dilakukan
fosil yang terbentuk dari endapan kalsium mengggunakan alat bor tangan pneumatic
karbonat (CaCO3) dapat tumbuh dari skala yang dihubungkan ke tabung udara selam
millimeter hingga centimeter per-tahun. untuk menggerakkan pipa stainless steel yang
Selama dalam proses pertumbuhan akan diujungnya terpasang mata bor. Diameter
terbentuk lingkaran tahunan (annual band) dari bor adalah 5 cm dan panjang 50 cm,
yang merupakan kerangka (skeleton) dan dapat diperpanjang menggunakan
terumbu karang yang dapat digunakan sambungan hingga 5 m. Terumbu karang
untuk kronologi yang disebut dengan dibor pada bagian tengahnya secara vertikal
skleokronologi. Selanjutnya, selama proses untuk mendapatkan arah dan laju
pembentukan kerangka karang tersebut juga pertumbuhan yang kontinu. Pada saat alat
terjadi inkorporasi isotop dan unsur-unsur bor digunakan, air dialirkan menggunakan
yang mencerminkan kondisi lingkungan pompa yang dilewatkan melalui bagian
dalam air laut sekitar seperti suhu dalam pipa stainless steel yang berfungsi
permukaan laut, kesetimbangan hidrologi untuk mengeluarkan butir-butir halusdari
(evaporasi dan presipitasi) dan sirkulasi laut. karang yang tergerus oleh mata bor. Hal ini
Pemutihan karang (coral bleaching) untuk menghindari terjadinya pemblokiran
terjadi karena hilangnya alga zooxanthellae pada perputaran mata bor. Setelah selesai
yang bersimbiosis dengan terumbu karang. pengambilan sampel, bekas lobang bor
Hal ini disebabkan pemanasan di atas ditutup dengan semen agar terumbu karang
kondisi normal (atau di bawah kondisi bisa hidup kembali dan juga untuk
normal) pada lingkungan laut sekitar. menghidari hewan atau organisme masuk ke
Kejadian seperti ENSO dapat menyebabkan dalam karang yang dapat merusak karang
terjadinya pemutihan karang [2,3,4]. tersebut. Data hasil pengambilan sampel
Percobaan di laboratorium dan hasil dapat dilihat pada Tabel 1.
penelitian secara langsung di lapang Pengambilan sampel dengan alat bor
menyimpulkan bahwa kenaikan suhu adalah diawali pada tahun 2011 dan pada awalnya
faktor yang paling dominan yang beberapa sampel mengalami patah pada
menyebabkan terjadinya pemutihan karang bagian tengah.Akan tetapi pada sampling
[5,6]. tahun 2012, hal tersebut telah dapat diatasi
Pada penelitian ini dilakukan studi sehingga diperoleh sampel yang kontinu dari
untuk penentuan umur dan laju permukaan hingga dasar karang. Total
pertumbuhan karang dan kaitannya dengan sampel yang diperoleh adalah 9, namun
kejadian kondisi iklim ekstrim El-nino di hanya 4 sampel yang dapat digunakan yaitu
daerah Kepulauan Seribu dengan sampel kode PS-I (Pulau Penjaliran), PS-IV
menggunakan sinar-X. (Pulau Panggang), PS-VIII (Pulau Pari) dan
PS-IX (Pulau Pari). Seluruh sampel dicuci
dengan air tawar, dikeringkan dan dibawa

2

Studi Pen
nentuan Umur dan Laju Pertu
umbuhan Terum
mbu
Karang terkait dengan Perubahan
P Iklim
m Ekstrim
Menggun nakan Sinar-X ISSN 1907-0322
(Ali Arma
an, dkk.)

Gam
mbar 1. Lok
kasi peneliitian di Kepulauan
Seriibu; Pulau
u Penjaliraan, Pulau
Pan
nggang dan Pulau
P pari.

ke Laaboratorium m Kelautan, Pusat Ap plikasi berbentuk lempeng, selanjutny ya dianalissis


Tekno ologi Isoto op dan Radiasi
R (P
PATIR) dengan radiografi sin nar-X di laboratorium
l m
untuk..dianalisis. Uji tak Merusak (Non n-Destructivee Test), Pusat
S
Sampel yaang diperolleh pada tahun Aplikasi Teknologi
T Isotop dan Radiassi,
2011 did potong menjadi
m beentuk lemp pengan BATAN un ntuk mengeetahui umu ur, arah daan
(slab), memanjaang dari atas ke bawah b laju pertum
mbuhan lin niernya. Se elain dengaan
dengan n ketebalan n 5 mm menggunaka
m an alat sinar-X, sampel
s kaarang juga a dianalissis
potongg gerinda. Selama
S prooses pemoto ongan, menggunak kan sinar UUltra Violett (UV) untu uk
air diialirkan untuk
u mennghilangkan n sisa mengetahu ui adanya p pengaruh dari
d darataan
potonggan karrang yanng men nempel yang membawa b banyak nutrien daan
dipermmukaan. Selanjutnya
S a sampel yang sedimen. Analisis in ni dapat memberikaan
berupaa lemp pengan dianalisis di informasi kronologgi pencemmaran daan
Laboraatorium CoreC Corall Center (CCC),
( kejadian baanjir di massa lampau, karena pad da
Departtemen of Natural History Science, saat banjirr, banyak material baikb organiik
Facultyy of Science, Hokk kaido Univversity, maupun an norganik yaang terbawa oleh aliraan
Jepangg menggunaakan teknik k radiografii sinar- air yang dapat
d menggendap pad da kerangk ka
X, issotop stab bil (δ18O dan δ13C)) dan karang.
kandu ungan logamm Ca, Sr, Mg, dan Ba.
S
Sampel yaang diperolleh pada tahun
2012 dipotong
d seeperti prosees di atas hingga
h

3

Juurnal Ilmiah Aplikkasi Isotop dan Radiasi
R
A Scientific Journaal for The Applica
cations of Isotopess and Radiation ISSN 19
907-0322
Vool. 9 No. 1, Juni 2013,
2 1 — 10

Radiografi sinar-X da
R an sinar UV
U analissis dengan generator Rigaku Ra adioflex
Sinar-X
X dan UV merupakan
m gelombangg RF-3000EGM2 130 keV dengan lama
elektromagn net dengan n panjang gelombangg penyinaran 3 deetik. Setelaah melalui proses
m
masing-masi ing antara 10-11 dan 10-8 untuk k pencuucian di ru uang gelap p, diperoleh h hasil
-8
8 -7
siinar-X dan antara 10 dan 10 untuk u sinarr film positif darri masing masing te erumbu
U
UV. Bila sinar-X
s dillewatkan pada
p suatuu karanng. Film possitif selanju
ut diubah menjadi
m
objek, makaa sebagian radiasi yan ng ada akan n formaat digital menggunak
m kan scanne er film
d
diteruskan sehingga citra ob bjek dapatt positiff. Hasil scanner d dianalisis dengan
d
d
direkam padda film. softwaare Image--J (open source so oftware,
Sampeel lempen ng terlebiih dahulu u http:///imagej.nih
h.gov/ij) unntuk menen ntukan
d
dibersihkan dalam ultrasonic
u bath yangg umur dan laju peertumbuhan n karang.
d
diulang 3 kali
k untuk
k menghilaangkan sisaa Penyinaran
n dengan n sinar UV
p
potongan karang yang
y men nempel di dilakuukan dengaan menggun nakan lamp pu UV
p
permukaan sampel dan
d juga kontaminan
k n LUV-16 dengan panjang geelombang 365 nm.
laainnya. Saampel tah hun 2011 dianalisiss Selam
ma proses peenyinaran y yang dilaku ukan di
d
dengan geneerator SOFT TEX M-60 X-Ray
X V 555 ruangg gelap, panntulan sinarr UV dari sampel
k
keV dengann lama penyinaran
p 45 detik. terum
mbu karan ng difoto dengan kamera k
Sampel yang diperoleh h pada tah hun 2012 di digitall. Selanju
utnya diaanalisis dengan
d

Tabel 1. Data sampel terumbu karang dari lo


okasi penelittian Kepulau
uan Seribu.
Kordin
nat Panjang Kedalamaan
No K
Kode Tanggal Lokasi sampel permukaaan
Lintang; Bujur
(cm) karang (m
m)
1. P
PS-I 29
9-07-2011 5°28'8.48"LS; Pulau 95 1,2
106°32'35.55"BT Penjaliran
P
2. P
PS-II 29
9-07-2011 5°28'8.48"LS; Pulau 30 1
106°32'35.55"BT Penjaliran
P
3. P
PS-III 29
9-07-2011 5°28'8.48"LS; Pulau 35 1
106°32'35.55"BT Penjaliran
P
4. P
PS-IV 30
0-07-2011 5°44'6.01"LS; Pulau 86 1,5
106°34'30.90"BT Panjang
5. P
PS-V 30
0-07-2011 5°43'48.0
08"LS; Pulau 43 1,3
106°33'45.57"BT Panjang
6. P
PS-VI 31
1-07-2011 5°51'59.5
52"LS; Pulau
P Pari 109 1
106°35'45.32"BT
7. PS-VII 20
0-08-2011 5°52'2.74
4"LS; Pulau
P Pari 85 1
106°35'43.31"BT
8. PS
S-VIII 22
2-08-2011 5°51'59.5
52"LS; Pulau
P Pari 98 1
106°35'45.32"BT
9. P
PS-IX 30
0-06-2012 5°51'59.5
52"LS; Pulau
P Pari 150 0,75
106°35'45.32"BT

ambar 2. F
Ga Foto film positif
p sinar--X terumbu
u karang
P
Pulau Pari (P
PS-IX).

4

Studi Pen
nentuan Umur dan Laju Pertu
umbuhan Terum
mbu
Karang terkait dengan Perubahan
P Iklim
m Ekstrim
Menggun nakan Sinar-X ISSN 1907-0322
(Ali Arma
an, dkk.)

softwaare Image-JJ yang dappat memberikan perbedaan -0,4oC dikategorik


kan sebaggai
inform
masi umur serta
s krono
ologi pencem
maran kejadian Laa-nina [7].
yang digunakan
d j
juga untuk mendukun ng data
hasil sinar-X.
HASIL DA
AN PEMBA
AHASAN
Data S Suhu Perm mukaan La aut (SPL)
P
Pengukuran n suhu dilakukan
d pada Umur dan n laju perrtumbuha an terumb bu
ketiga daerah penelitian
p dari Juni 2011 karang
sampaai dengan Nov vember 2012 Salah
h satu film positif hassil radiograafi
mengggunakan allat kedap air (waterrproof) sinar-X dap pat dilihat pada Gam mbar 2. Pad da
logger HOBO deengan interrval pengu ukuran Gambar 2 terlihat ad danya perb bedaan yan ng
setiap 1 jam. Alaat dipasang pada kedaalaman nyata antaara densitaas tinggi dand densitaas
sekitarr 3 m dengan cara diikatkan pada rendah attau gelap dan teran ng, hal in ni
terumb bu karan ng sehingga data yang berkaitan dengan peeriode tahu unan (annual
diperooleh dapat mewakili kondisi peerairan banding) daari pertumb buhan teruumbu karan ng
pada saat
s penguukuran. Datta suhu tersebut tersebut. Pada Gam mbar 2 ju uga terlihat
akan digunakan untuk kalibrasi data SPL adanya araah pertumb buhan teruumbu karan ng
yang diperoleh
d daari satelit. Berdasarka
B an data yang tegaak lurus dari baw wah hinggga
SPL daari satelit dapat
d diiden ntifikasi keejadian permukaan n karang. Untuk mendapatka
m an
El-ninoo dan jugaa didukungg oleh dataa hasil umur yangg lebih akurrat, diguna akan software
publikkasi penelittian dan peengamatan.. Data Image J yaang dapat membedak kan densitaas
SPL yang
y digunnakan adallah ERSST T V3b tinggi dan densitas rendah darii digital film m
(Exten
nded Reconstructed Sea S
Surface (Gambar 3).3 Analisiss dilakukan n mengiku uti
Tempeerature) paada posisii 106,5oBT T dan arah pertu umbuhan karang. Hasil H analissis
5,5oLS yang merrupakan daaerah peneelitian. dengan Im mage-J dari ssalah satu sampel
s dapat
Data ERSST daapat dipero oleh di website
w dilihat padda Gambarr 4. Berdasarkan hassil
(http:///nomads.nccdc.noaa.go ov/las/getUII.do). analisis teersebut dipperoleh um mur masin ng-
Kriteriia pengelommpokan ken naikan suhu u yang masing terumbu karaang PS-I, PS S-IV, PS-VIIII
berkaiitan denngan kejjadian E
El-nino dan PS-IX adalah berturut-turu ut 45, 20, 43 4
ditentuukan berdaasarkan indeks NINO O 3.4, dan 58 taahun, yangg sesuai de engan tahu un
dimanna jika kenaaikan suhu u lebih besaar dari 1966, 1991 1, 1968 daan 1954. Rata-rata
R lajju
+0,4oC selama 5 bulan dikaategorikan terjadi t pertumbuh han terumb bu karang dari
d masinng-
El-ninoo dan sebaliknya
s jika terrdapat masing sam mpel PS-I, PS-IV, PS-V VIII dan PS-

Gam
mbar 3. Spekktrum hasil analisis dengan Imagge-J
yangg dipasangka
an dengan fo
oto film possitif
sinarr-X terumbu
u karang Pulau
P Pari (PS-
IX).

5

Juurnal Ilmiah Aplikkasi Isotop dan Radiasi
R
A Scientific Journaal for The Applica
cations of Isotopess and Radiation ISSN 19
907-0322
Vool. 9 No. 1, Juni 2013,
2 1 — 10

Gamba
ar 4. Umurr tahunan teerumbu kara
ang diperoleeh dari hasill
analissis dengan Im
mage-J.

Gam
mbar 5. Laju
u pertumbu uhan linierr terumbu karang
Kepulauan Serribu; Pulau Penjalirann, Pulau
Pangggang dan Pulau Pari.

IX
X adalah berturut-tturut 1,56 6 ± 0,40 0 langsuung tersebu
ut digunakaan untuk ka alibrasi
cm
m/tahun, 1,66
1 ± 0,333 cm/tahuun, 1,56 ± data ERSST daari satelit selama rentang r
0,45 cm/tahu
un, dan 1,6
61 ±.0,34.cm
m/tahun. waktuu penguku uran. Korellasi suhu antara
penguukuran dan n ERSST dapat diliha at pada
Kalibrasi
K suhu dan id
dentifikasii Gamb bar 6a dan 6b. Koefisieen korelasi cukup
erjadinya El-nino
te tinggi dengan r=0,884 yaang menunj njukkan
Data pengukuraan SPL dengan alatt bahwa a data sateelit hampirr mendeka ati data
H
HOBO paada tiga lokasi penelitian
n hasil pengukuran
p n.
m
menunjukka an nilai yang ham mpir samaa El-nino ditentukann berdaasarkan
seelama penggukuran dari Juni 20011 sampai kenaikkan (pertam
mbahan) raata-rata SPL L diatas
d
dengan Novvember 2012. Data pengukuran
p n 0,4oC selama 5 bulan
b berturrut-turut.

Gambar 6a. Data haasil penguku uran suhu Gamb


bar 6b. Kurrva korelasii SPL data satelit
s
dengan logger HOBO O dan data dan
n hasil pen ngukuran de engan
SPL satellit ERSST. loggger HOBO.

6

Studi Pen
nentuan Umur dan Laju Pertu
umbuhan Terum
mbu
Karang terkait dengan Perubahan
P Iklim
m Ekstrim
Menggun nakan Sinar-X ISSN 1907-0322
(Ali Arma
an, dkk.)

Kejadiian El-nino mulai perriode tahun n 1950 demikian juga


j fluktu
uasi pada semua
s lokaasi
sampaai dengan 2002 dap pat dilihat pada menunjukk kan pola yang ha ampir sam ma
Gambaar 7a.Setelaah tahun 20 002, El-nin
no juga (Gambar 5). 5 Hal in ni menujuk kkan bahw wa
terjadii pada tah hun 2005 dan 2010 [8]. secara umu um karakteeristik teru umbu karan ng
Kekuaatan dari El-nino tersebut dapat pada sem mua lokasii mengala ami kondiisi
ditentuukan berdaasarkan nillai indeks NINO lingkungan n yang ssama yang g berkaitaan
3.4, dan
d berdasaarkan kriterria tersebutt ada 6 dengan faktor
f skaala region nal seperrti
kejadiaan El-nino yang sanggat kuat dengan
d kenaikan SPL dalam kaitann nya dengaan
urutann dari yan ng terbesaar berturutt-turut perubahan iklim. Bila dittinjau daari
adalahh tahun 19 997-1998, 1982-1983,
1 1972- pertumbuh han karanng per-ta
ahun serta
1973, 1991-1992,, 1986-1987 7 dan 1957 7-1958 kecenderun ngannya, m masing-masing terumb bu
(Gamb bar 7b). karang mempunyai
m i perbeda aan.Terumb bu
T
Terumbu k
karang jen
nis Porites dapat karang daari pulau P Pari (PS-V VIII dan IX X)
hidup hingga ratusan tahun dengan d mengalamii penurunan yang lebih besaar
ketinggian terummbu karang hingga 3 sampai
s dibandingk kan dengan n Pulau Penjaliran (PS-
4 meteer, berganttung pada beberapa faktor.
f I). Hal inii kemungk kinan diseb babkan oleeh
Pada penelitian n ini dipeeroleh terrumbu adanya fak ktor lingkuungan seperrti degradaasi
karangg dengan variasi
v umu ur yang beerbeda kualitas aiir di Pulau u Pari karrena berad da
dengan n umur yan ng paling laama adalah PS-IX relatif lebih dekat deengan dara atan (Jakartta)
dari Pulau
P Pari yang beru umur hinggga 58 [9].Periode tahun kejaadian El-niino terutam ma
tahun sedangkan n yang palling kecil adalah
a 6 periode yang terbeesar diplotk kan terhadaap
PS-IV dari Pullau Panggaang. Padaa saat laju pertumbuhan liinier terum mbu karan ng
pengam mbilan sampel teerumbu karang k dapat dilihhat pada G Gambar 8. Tahun
T 1997-
diupayyakan tanpa putus-pu utus hingga dasar 1998 meru upakan periiode yang terbesar
t daari
karangg seperti yaang diperooleh pada sampel
s semua El-n nino yang terjadi, menyebabka
m an
PS-I, PS-VIII
P n PS-IX, haal ini tidak dapat
dan pemutihan n karang pada sem mua daeraah
dilakukan pada sampel
s PS-IIV karena alasan termasuk Lautan
L Hin
ndia dan Lautan Pasifik k.
tertenttu, sehinggga umur yang dapat Di daerah ini, sekitarr 18% teru umbu karan ng
ditentuukan han nya samp pai 20 tahun di daerah h Asia T Tenggara diperkiraka
d an
walaup pun panjan ng sampell adalah 86 8 cm mengalamii kerusakan n [10].
(Tabel 1). Kejad
dian El-nino o pada periiode tersebu ut
L
Laju pertuumbuhan karang rata-rata di Kepulau uan Seribu telah dila aporkan oleeh
pada semua lokasi tidak k jauh berbeda, Suharsono dengan tingkat kematiaan

Gamb
bar 7a. Ind
deks NINO 3.4 dari Jaanuari 1950 0 Gamb
bar 7b. Tingkatan El--nino yangg
sam
mpai Januarii 2002 denggan kejadiann terjadi sejaak 1950.
El-n
nino (ENSO)). (Sumber; International
I l (Summber; International
Ressearch Instittute for Climate
C andd Research Insstitute forr
Society/ Climate Data Library
ry). Clim
mate and Socciety/ Climatee
Datta Library).

7

Juurnal Ilmiah Aplikkasi Isotop dan Radiasi
R
A Scientific Journaal for The Applica
cations of Isotopess and Radiation ISSN 19
907-0322
Vool. 9 No. 1, Juni 2013,
2 1 — 10

Gam
mbar 8. Laju
u pertumbu uhan linier terumbu kaarang dan
koreelasinya denngan data suhu
s permuukaan laut
(SPL
L) serta perio
ode terjadiny
ya El-Nino (6
( kejadian
terb
besar).

teerumbu kaarang bercaabang (bra anching) 90- laju pertumbuhan linieer kemun ngkinan
95% [10]. Hasil dari an nalisis terum mbu karangg disebaabkan oleh h faktor lin
ngkungan sekitar.
s
p
pada sem
mua lokaasi penellitian ini Pada periode tersebut d dilaporkan tidak
m
menunjukka an penurun nan laju peertumbuhan n di bleaching di daerah K
terjad Kepulauan Seribu
y
yang hampiir sama yaang dapat disebabkan n [11]. Periode
P 19991-1992, ratta-rata penuurunan
oleh El-nino o tersebut. laju pertumbuha
p an adalah 11%, tidak terlihat
t
Besarn nya penu urunan laju per- adany ya penurun nan laju peertumbuhan n yang
tuumbuhan tersebut adalah a rataa-rata 57%. signifiikan. Sama deengan periode
p
Setelah meengalami pemutihanp , terumbuu sebeluumnya (19 986-1987), p pada perio ode ini
k
karang kemmbali ke kondisi sebelumnyas a juga tidak
t terjaadi bleachinng di Kep pulauan
seekitar 2 tahunt kemmudian (taahun 2000) Seribuu. Periode 1957-1958, penuruna an laju
seeperti terllihat pada Gambar 8. Secaraa pertummbuhan yang y hanyaa pada te erumbu
u
umum, sem
mua terumb bu karang di sekitarr karanng PS-IX seb besar 26%. Akan tetap pi nilai
P
Pulau Pari kembali ke kondisi normal tersebbut kuraang mewwakili peerairan
seetelah 2 tahun keejadian El--nino [10]. Kepullauan Serib bu karena h hanya berassal dari
P
Periode 19982-1983, El-nino terjadi di satu lokasi. El-nino pad da tahun 2010,
K
Kepulauan S
Seribu, teru
umbu karan ng di Pulau
u dilapoorkan terjadi bleaching ng di pantai barat
P
Pari mengaalami kematian sekittar 80-90% % Sumattera, Sulaw wesi dengan n persentase 75%,
d
disebabkan oleh kenaikan SPL yangg sedanngkan di daerah laainnya terrmasuk
b
berkaitan dengan kejadian El-nino[5]. Kepullauan Serib bu hanya m mengalami sedikit
T
Terumbu karang pada
p peneelitian ini bleachhing [12].
m
mengalami penurunan n laju peertumbuhan n Penurunan n laju perrtumbuhan linier
liinier sebessar rata-raata 40%. Pada duaa karanng di Kepulaauan Seribu u pada saat terjadi
p
periode sellanjutnya yaitu
y 1972 2-1973 dan n El-nin
no secara regional, pada periode p
1986-1987, pada du ua periodee ini laju u terten
ntu seperti tahun 1986-1987 dan n 1991-
p
pertumbuha an linier mengalami
m penurunann 1992 serta 201 10 lebih d dipengaruhhi oleh
raata-rata yan ng sama yaitu
y 31%. Penurunan n faktorr lingkungan daerah seekitar.

8

Studi Penentuan Umur dan Laju Pertumbuhan Terumbu
Karang terkait dengan Perubahan Iklim Ekstrim
Menggunakan Sinar-X ISSN 1907-0322
(Ali Arman, dkk.)

KESIMPULAN 3. BROWN, B.E., Coral Bleaching: Causes


and Consequences, Coral reefs, 16,
Sinar-X dapat digunakan untuk Suppl, 129-138 (1997).
penentuan umur serta laju pertumbuhan
linier terumbu karang modern. Jenis karang 4. HOEGH-GULDBERG, O., Climate
Porites merupakan salah satu karang massif Change, Coral Bleaching and the
yang dapat digunakan untuk mengetahui Future of the World’s Coral Reefs’
karakteristik perairan seperti peningkatan Mar. Freshwater Res, 50, 839-866
suhu permukaan laut yang salah satunya (1999).
diakibatkan oleh El-nino. Beberapa kejadian
El-nino di daerah Kepulauan Seribu dapat 5. BROWN, B.E., and SUHARSONO,
diidentifikasi melalui penurunan laju Damage and Recovery of Coral
pertumbuhan linier terumbu karang Reefs affected by El Nino Related
terutama pada saat terjadi El-nino dalam Seawater Warming in the Thousand
skala besar seperti tahun 1997-1998 dan Island, Indonesia, Coral Reefs,
1982-1983. Penurunan laju pertumbuhan 8,163-170 (1990).
linier juga diakibatkan oleh faktor kondisi
perairan yang terjadi pada skala kecil (lokal) 6. HOEGH-GULDBERG, O., and SALVAT
seperti akibat adanya peningkatan kadar B., Periodic Mass-Bleaching and
polutan, nutrien dan sedimentasi. elevated sea temperatures:
bleaching of outer reef Slope
Communities in Moorea, French
UCAPAN TERIMA KASIH Polynesia, Mar Ecol Prog Ser 121,
181-190 (1995).
Terima kasih disampaikan kepada Ofri
Djohan, Agustin Rustam, Aditya Dwi 7. BUNGE, L., and CLARKE A.J., A
Permana, dan sdr. Dudi Prayudi atas Verified Estimation of the El Nino
bantuannya dalam pengambilan sampel, sdr. Index Nino-3.4 since 1877, Journal
Nandang atas bantuannya dalam pembuatan of Climate, American
alat bor dan sdr. Harja Widjaya untuk X-ray Meteorological Society, 22, 3979-
radiografi. Kegiatan ini adalah bagian dari 3992 (2009).
program beasiswa dan magang Kementrian
8. ENSO Cycle: Recent Evolution, Current
Negara Riset dan Teknologi serta Hibah
Status and Predictions,
Pasca-sarjana IPB.
http://www.cpc.ncep.noaa.gov/prod
ucts/analysis_monitoring/lanina/ens
o_evolution-status-fcsts-web.pdf.
DAFTAR PUSTAKA
9. PURNAMASARI, I.A., dan
1. FELIS, T., and PATZOLD, J., “Climate CAHYARINI, S.Y., Suhu Muka
Reconstructions from Annually Laut dan Pengaruhnya terhadap
Banded Corals”, Global Pertumbuhan Linier Koral
Environmental Change in the Kepulauan Seribu, Jurnal Riset
Ocean and on Land, Eds., Geologi dan Pertambangan, 20 (2),
TERRAPUB, 205-227 (2004). 111-117 (2010).
2. GLYNN, P.W., Coral Reef Bleaching: 10. United Nation Enviroment Program
Facts, Hypotheses and (UNEP), “Reefs at Risk in Southeast
Implications”, Global Change Asia”, A publication of the World
Biology, 2, 495-509 (1996). Resources Institute in collaboration

9
 Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
Jurnal
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 1 — 10

with the United Nations of the world: 2002. GCRMN Report,


Environment Programme-World, Australian Institute of Marine
Conservation Monitoring Centre, Science, Townsville. Chapter 7,
the World Fish Center, and the 123-152 (2002).
International Coral Reef Action
Network, report, (2002). 12. INDONESIA - GLOBAL MASS
BLEACHING OF CORAL REEFS IN
11. CHOU, L. M., TUAN, V. S., 2010 http://www.icriforum.org/
PHILREEFS, YEEMIN, T., news/2010/08/indonesia-global-
CABANBAN, A., SUHARSONO dan mass-bleaching-coral-reefs-2010.
KESSNA, I., Status of Southeast
Asia Coral Reefs. In: C.R.
Wilkinson (ed.), Status of coral reefs

10

Anda mungkin juga menyukai