BAB 3
PERENCANAAN
3.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum kelompok
menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : Wisnu Widiantara, S.Kep
Sekretaris : Devitama Rinwi Saputri, S.Kep
Bendahara : RatnaWulandika, S.Kep
Penanggung Jawab Kegiatan
1. Penerimaan pasien baru : Almaidah, S.Kep
2. Supervisi : Budi Hartanto, S.Kep
3. Sentralisasi obat : Andrianus M Seran, S.Kep
4. Discharge Planning : Maria Adisuri, S.Kep
5. Ronde Keperawatan : Nindy Kristal Lestari, S.Kep
6. Timbang terima : Darel Riotama C, S.Kep
7. Dokumentasi : Yanuar ahmad fauzi, S.kep
79
80
PERAWAT PERAWAT
PRIMER PRIMER
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE
KLIEN KLIEN
c. Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
2) Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan
baik
3) Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap
4) Menginformamsikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep klien
5) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
6) Meningkatkan kolaborasi
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer
mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
2) Melalui supervisi
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat ini
b) Pegawasan secara langsung, yaitu mengecek daftar hadir, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan, serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan dari perawat primer
3) Evaluasi
a) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama.
b) Audit keperawatan
2. Tugas Perawat Primer (PP)
a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Membuat rencana yang telah dibuat selama praktik
84
6. Alur Supervisi
Ka. Bid Perawatan
Kasi Perawatan
Ka Per IRNA
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.
b) Menyusun konsep supervisi keperawatan.
c) Menentukan materi supervisi.
d) Proses :
a) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan
supervisor.
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
2) Hasil :
a) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
b) Supervisor mengevaluasi hasil supervisi.
Supervisor memberikan reward/feed back pada PP dan PA.
3.2.4 Timbang Terima
Timbang terima (hand over) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan laporan yang berkenaan dengan keadaan pasien.
1. Metode Pelaporan
a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien melaporkan langsung
kepada perawat penanggung jawab berikutnya dengan membawa laporan
timbang terima
b. Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat, kemudian
dilanjutkan dengan mengunjungi klien satu-persatu terutama pada klien
yang memiliki masalah khusus serta memerlukan observasi lebih lanjut.
91
Klien
3. Prosedur Pelaksanaan
a. Keduakelompok siap.
b. Prinsip timbang terima : tidak semua pasien dilakukan timbang terima,
khusus pada klien yang memiliki permasalahan yang belum teratasi serta
yang membutuhkan observasi lebih lanjut.
c. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah dilaksanakan serta
hal-hal yang penting lainnya selama masa perawatan.
d. Hal-hal yang sifatnya khusus diserahterimakan kepada perawat
berikutnya.
e. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosis medis
2) Data (keluhan obyektif dan subyektif)
3) Masalah keperawatan yang masih muncul
4) Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan
5) Intervensi keperawatan yang belum/akan dilakukan
6) Intervensi kolaboratif
92
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggungjawab timbang terima.
b) Menyusun teknik timbang terima bersama-sama dengan staf
keperawatan.
c) Menentukan materi timbang terima.
d) Status pasien disiapkan.
e) Persiapan buku laporan timbang terima.
2) Proses :
a) Melaksanakan timbang terima bersama dengan Karu dan staf
keperawatan pada pergantian shift.
b) Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai
penanggungjawab shift.
c) Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinas atau
akan berdinas.
3) Hasil
a) Perawat mampu meloparkan timbang terima yang berisi (identitas,
diagnosis medis, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dan
belum dilaksanakan, intervensi kolaboratif, rencana umum pasien).
b) Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
c) Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
d) Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggungjawab antar perawat.
e) Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.
3.2.6 Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh
perawat primer, kepala ruangan, perawat associate serta melibatkan seluruh
anggota tim.
1. Kriteria klien yang dilakukan ronde :
a. Klien dengan masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
94
TAHAP PRA PP
RONDE
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien :
Inform Concernt
Hasil Pengkajian/
Validasi data
validasi data
TAHAP RONDE PADA BED KLIEN
Diskusi PP-PP,
Konselor,KARU
Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
c. Waktu
Tanggal Agustus 2015
d. Rencana Strategi :
1) Menentukan klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde keperawatan.
2) Menentukan kasus sulit dengan masalah keperawatan yang tidak
terselesaikan.
3) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
4) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
5) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
6) Membuat format pendokumentasian kegiatan ronde keperawatan.
7) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
8) Mendokumentasikan kegiatan ronde keperawatan sesuai dengan format
yang telah dibuat.
9) Mengevaluasi kegiatan ronde keperawatan yang telah dilakukan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menetukan penanggungjawab ronde keperawatan.
b) Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
c) Memberikan informed consent kepada klien dan keluarga.
2) Proses :
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan dan
staf keperawatan.
b) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah
dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah pasien.
c) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi
masalah klien tersebut.
3) Hasil
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah
pasien.
97
Dokter Perawat
Pendekatan
perawat
PASIEN/ KELUARGA
Surat
persetujuan
sentralisasi FARMASI/ APOTIK
obat
PERAWAT
PP/PERAWAT YANG
MENERIMA Lembar serah
terima obat
Buku serah
PENGATURAN DAN PENGELOLAAN terima obat
OLEH PERAWAT
PASIEN / KELUARGA
Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi
3.5 Penerapan Sentralisasi Obat
a. Jangan menghapus dengan tipe x atau menghapus tulisan yang salah. Cara
yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis
kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan
catatan yang benar.
b. Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat
digunakan sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak
professional.
c. Jangan tergesa–gesamelengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya
akurat.
d. Catat hanya fakta, akurat, reliable.
e. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang
kosong dan bubuhkan tanda tangan.
f. Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
g. Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
h. Tulis hanya untuk diri sendiri.
i. Hindari penulisan yang kurang spesifik.
j. Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan.
Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.
Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang
mengacu pada model PIE. Teknik pengisian lembar dokumentasi keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register
klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah
ditandai dengan “I” (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat oleh
PP.
f. Segala jenis tindakan dicatat pada lembar Integrasi
103
2) Proses :
a) Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi).
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat
sesuai dengan prosedur dalam catatan yang permanen.
c) Diagnosis keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa
data yang akurat.
d) Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari
catatan yang permanen.
e) Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
f) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat,
dirujuk, pulang ataupun perubahan status klien, respon klien terhadap
tindakan.
g) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan
klien.
3) Hasil :
a) Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara ringkas,
baik dan benar.
b) Pendokumentasian dilakukan segera setelah melakukan tindakan
keperawatan.
c) Dokumentasi asuhan keperawatan pada status pasien lengkap dan
benar.
3.2.12 Discharge Planning
Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu dokumentasi
untuk menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi pasien yang akan pulang dan
asuhan keperawatan saat pasien di rumah.
1. Langkah-langkah dalam perencanaan pulang
Pra Discharge Planning :
a. Perawat primer mengidentifikasikan pasien yang direncanakan untuk
pulang.
b. Perawat primer melakukan identifikasi kebutuhan pasien yang akan
pulang.
106
Perencanaan pulang
Pasien KRS
Penyelesaian Program HE :
Pengobatan / kontrol. Lain - lain
administrasi
Kebutuhan nutrisi
Aktivitas & istirahat
Perawatan di rumah
c. Waktu
Minggu II - Minggu IV
d. Rencana Strategi:
1) Mendiskusikan sistem pendokumentasian kegiatan discharge planning
dengan Kepala Ruang IRNA Lantai 4 RSUA Surabaya.
2) Membuat format pendokumentasian discharge planning.
3) Membuat petunjuk teknis pengisian format discharge planning.
4) Membuat leaflet dengan tindakan perawatan dan kasus terbanyak
diruangan.
5) Merencanakan jadwal pelaksanaan discharge planningpada pasien baru
datang, selama perawatan dan akan pulang.
6) Melaksanakan penyuluhan kesehatan pada pasien baru datang, selama
perawatan dan akan pulang.
7) Melaksanakan pendokumentasiandischarge planningdengan benar.
8) Evaluasi sistem pelaksanaan discharge planning yang telah dilakukan.
e. Kriteria evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) Persiapan pasien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b) Penyusunan struktur pelaksanaan Discharge Planning
2) Evaluasi proses
a) Discharge Planning dilaksanakan pada semua pasien pulang.
b) Materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan klien.
3) Evaluasi hasil
a) Terdokumentasinya pelaksanaan pasien pulang
b) Pasien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah tentang :
aturan diet, obat yang harus diminum di rumah, aktivitas, yang harus
di bawa pulang, rencana kontrol, yang perlu di bawa saat kontrol,
prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
3.2.14 Penerimaan Pasien Baru
Protap Penerimaan Pasien Baru
1. Tahap pra penerimaan pasien baru
a. Menyiapkan fungsi administrasi
109
b) Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan
PA. Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA
2) Evaluasi proses
a) Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
b) PP melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan dibantu oleh
PA.
c) Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan
(termasuk Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan.
d) Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga
3) Evaluasi hasil
a) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
b) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta
tata tertib ruangan
c) Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat.