Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

MENJAHIT LUKA

Disusun oleh :

Dyah Ayu Khoriandari (P07124119011)


Anugraheni Dwi Agustina (P07124119012)
Aulia Afni (P07124119013)
Maria Densia Y.R (P07124119014)
Azizah Zahro (P07124119015)
Rizka Dewi Irmawati (P07124119016)
Octaviani (P07124119017)
Clarisa Diva Isdayanti (P07124119018)
Galih Yuliana Putri (P07124119019)
Riska Putri Elfariani (P07124119020)

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI DIPLOMA III

2020

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN...................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG......................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4

C. TUJUAN..........................................................................................................................4

BAB II

ISI............................................................................................................................................5

A. MACAM-MACAM JAHITAN........................................................................................5

B. MACAM-MACAM BENANG DAN KEGUNAANNYA...............................................8

C. MACAM-MACAM JARUM DAN KEGUNAANNYA................................................13

D. MACAM-MACAM ALAT JAHIT DAN ALAT ANGKAT JAHIT BESERTA


KEGUNAANNYA.............................................................................................................15

E. CARA MENGANGKAT JAHITAN..............................................................................21

BAB III

PENUTUP.............................................................................................................................26

A. KESIMPULAN..............................................................................................................26

B. SARAN..........................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................27

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Menjahit
Luka mata kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan (KDKK ) dengan baik tanpa ada
suatu halangan apapun.

Dalam penyusunan makalah ini, kami juga berterima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut
antara lain :

1. Ibu Siti Tyastuti,S.Kep,Ners,SST,M.Kes.selaku dosen pengampu mata kuliah


Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan.
2. Semua teman-teman dan pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.

Kami selaku penyusun minta maaf apabila di dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan serta kata-kata yang kurang berkenan. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
perbaikan makalah yang telah kami susun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
bagi pembaca.

Yogyakarta, 26 Februari 2020

Penyusun

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penjahitan luka diperlukan dalam ilmu bedah karena  pembedahan membuat luka
sayatandan penjahitan bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan yang terputus
serta meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga
mencegah luka terbuka yang akan mengakibatkan masuknya mikroorganisme/infeksi.
Material penjahitan yang berkualiatas adalah yang meliputi sarat-sarat tertentu.
Yang pertama adalah kenyamanan untuk digunakan atau untuk  dipegang. Lalu
pengamanan yang cukup pada setiap alat. Harus selalu steril. Cukup elastik. Bukan
terbuat dari bahn yang reaktif. Kekuatan yang cukup untuk penyembuhan luka.
Kemampuan untuk biodegradasi kimia untuk menceah perusakan dari benda asing

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan macam-macam jahitan?
2. Jelaskan macam-macam benang dan kegunaanya?
3. Jelaskan macam-macam jarum dan kegunaannya?
4. Jelaskan macam-macam alat jahit dan alat untuk angkatan jahitan dan
kegunaannya?
5. Bagaimana cara mengangkat jahitan?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan macam-macam jahitan.
2. Menjelaskan macam-macam benang serta kegunaannya.
3. Menjelaskan macam-macam jarum serta kegunaanya.
4. Menjelaskan macam-macam alat jahit dan alat untuk angkat jahitan serta
kegunaannya.
5. Menjelaskan cara mengangkat jahitan yang benar.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. MACAM-MACAM JAHITAN
1. Jahitan Simpul Tunggal
Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture

Jahitan simpul tunggal merupakan jenis jahitan yang sering dipakai, serta
digunakan untuk jahitan situasi. Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah.
Tiap jahitan disimpul sendiri. Dapat dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lainnya,
dan cocok untuk daerah yang banyak bergerak karena tiap jahitan saling menunjang
satu dengan lainnya.
Jahitan terputus (interupted suture), tiap-tiap simpul berdiri sendiri. Secara
kosmetik benang kasar/besar atau tegang pada saat menyimpulnya akan memberikan
bekas yang kurang bagus.
Teknik :
a. Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm
ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan
menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.
b. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara
1cm.
c. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
d. Benang dipotong kurang lebih 1 cm.

5
2. Jahitan Matras Horizontal
Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress

Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul


dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.
Memberikan hasil jahitan yang kuat.

3. Jahitan Matras Vertikal


Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far

Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan


dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang
cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

4. Jahitan Jelujur Sederhana


Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over

6
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya
menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada
jaringan ikat yang longgar.

5. Jahitan Jelujur Terkunci


Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture

Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering
dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.

6. Jahitan Jelujur Intrakutan


Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular

7
Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan
kosmetik yang baik

7. Jahitan Luka

Keterangan
gambar.

A. Jahitan simpul
tunggal,

B, Matras vertikal,

C. Matras
horizontal,

D. Subkutikuler
kontinyu,

E. Matras
horizontal half
burried,

F. Continous over and over.

B. MACAM-MACAM BENANG DAN KEGUNAANYA


1. Spesifikasi material benang bedah :
a. Steril, harus steril sewaktu digunakan.
b. Diketahui kekuatan untuk memegang jaringan ( tensil strength ) yang sesuai
jenis material benang.
8
c. Diketahui massa penyerapan ( absorption rate ) yaitu lamanya benang habis
diserap tubuh
d. Simpul aman, diketahui jumlah minimal tali simpul yang aman untuk setiap jenis
benang, artinya tetap tersimpul selama proses penyembuhan luka.
e. Mudah untuk digunakan.
f. Dapat digunakan untuk segala jenis operasi.
g. Reaksi / trauma jaringan yang minimal, diameter benang bedah yang dianjurkan
dipergunakan adalah ukuran terkecil yang paling aman untuk setiap jenis
jaringan yang dijahit, massa material benang dan reaksi jaringan sekecil
mungkin.

2. Ukuran benang bedah disepakati adalah sebagai berikut :

a. Ukuran terbesar adalah 1 dan ukuran terkecil adalah 11-0 atau 12-0.

b. Ukuran dimulai dari nomor 1 dan ukuran bertambah besar dengan bertambah 1,
sedangkan apabila ukuran bertambah kecil maka ditambah 0.

c. Ukuran benang system Eropa ( metric gauge ) adalah metric 0,1 ( 0,010 – 0,019
mm ) sampai metric 10 ( 1,00 – 1,09 ).

d. Ukuran benang system Amerika ( imperial gauge ) ukuran 11-0 ( 0,010 – 0,019 )
sampai ukuran 7 ( 1,00 – 1,09 ).

e. Dalam kemasan selain dicantumkan diameter juga panjang benang dalam cm.

3. Pemilihan material benang bedah oleh para ahli bedah didasarkan atas

a. Karakteristik biologi dari material dalam jaringan yaitu diserap atau tidak
diserap dan bersifat capilarity atau non capilarity.

b. Karakteristik dan penyembuhan jaringan.

c. Lokasi dan panjang dari sayatan yang menjadi pertimbangan kosmetik.

d. Ada tidaknya infeksi, kontaminasi dan drainese. Pertimbangan ini mengingat


kemungkinan benang akan menjadi pembentukan jaringan granulasi dan proses
yang menjadi rongga ( sinus ) atau menjadi inti pengerasan yang kemungkinan

9
berbentuk batu apabila dipakai pada operasi kandung kemih atau kandung
empedu.

e. Problem pasien seperti kegemukan, debil, umur penyakit lain yang mengganggu
proses penyembuhan yang lebih lama sehingga memerlukan penguatan yang
lebih lama.

f. Karakteristik fisik dari material benang untuk menembus jaringan, pengikatan


simpul dan juga alasan khusus tiap ahli bedah.

Berikut macam-macam benang:


1. Berdasarkan keberadaannya didalam tubuh pasien dibagi atas :
a. Diserap ( absorbable sutures )
Merupakan jenis benang yang materialnya dibuat dari jaringan collagen mamalia
sehat atau dari sintetik polimer. Material di dalam tubuh akan diserap yang
lamanya bervariasi, sehingga tidak ada benda asing yang tertinggal di dalam
tubuh
b. Tidak diserap ( non ansorbable sutures )
Merupakan benang yang dibuat dari material yang tahan terhadap enzim
penyerapan dan tetap berada dalam tubuh atau jaringan tanpa reaksi penolakan
selama bertahun – tahun.
Kelebihan dari benang ini adalah dapat memegang jaringan secara permanen.
Kekurangan dari benang ini adalah benang ini menjadi benda asing yang
tertinggal didalam tubuh dan kemungkinan akan menjadi fistel

2. Berdasarkan Materi / Bahan, dibagi atas :


a. Bahan alami, dibagi atas :
1) Diserap ( absorbable )
Dibuat dari collagen yang berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan
serabut collagen tendon flexor sapi. 
Contoh : 
Surgical catgut plain : Berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan
serabut collagen tendon flexor sapi tanpa campuran.
Surgical catgut chromic : Berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan
serabut collagen tendon flexor sapi dicampur dengan chromic aci.

10
2) Tidak diserap ( non ansorbable sutures )
Jenis ini terbuat dari linen, ulat sutra ( silk ) seperti surgical silk, virgin silk
dan dari kapas ( cotton ) seperti surgical cotton. Ada juga yang terbuat dari
logam sehingga mempunyai tensil strength yang sangat kuat
Contoh : metalik sutures ( stainless steel ).

b. Bahan sintetis ( buatan ), dibagi atas :


1) Diserap ( absorbable )
Terbuat dari sintetik polimer, sehingga mudah diserap oleh tubuh secara
hidrolisis dan waktu penyerapan oleh tubuh mudah diprediksi, 
Benang yang satu ini biasanya digunakan untuk menutupi bagian paling dalam
dari sayatan. Meski begitu, benang ini juga bisa digunakan untuk permukaan
kulit. Berikut bahan-bahan pembuatnya:
a. Gut (usus)
Benang monofilamen alami ini digunakan untuk menjahit luka atau
robekan jaringan lunak bagian dalam. Gut biasanya tidak boleh digunakan
untuk prosedur kardiovaskular atau sistem saraf. Sebab, tubuh memiliki
reaksi kuat terhadap benang yang satu ini dan jutsru bisa melukai.Oleh
sebab itu, benang ini biasanya hanya digunakan untuk operasi ginekologi
(operasi yang berhubungan dengan alat reproduksi).

b. Polydioxanone (PDS)
Benang monofilamen sintesis ini bisa digunakan untuk memperbaiki luka
jaringan lunak, seperti untuk perut atau jantung anak.

11
c. Poliglecaprone (Monocryl)
Benang monofilamen sintetis ini biasanya digunakan untuk memperbaiki
jaringan lunak yang terbuka. Namun, bahan yang satu ini tak boleh
digunakan untuk prosedur kadiovaskular atau sistem saraf.Benang yang
satu ini paling sering digunakan untuk menutup luka kulit agar tak terlihat.

d. Poliglaktin (Vicryl)
Benang multifilamen ini biasanya digunakan untuk memperbaiki luka
robek tangan atau wajah. Benang ini juga termasuk yang tidak boleh
digunakan untuk prosedur penjahitan bagian kardiovaskular atau sistem
saraf.

2) Tidak diserap ( non absorbable )

12
Terbuat dari bahan buatan ( sintetis ) dan dibuat sedemikian rupa sehingga
reaksi jaringan yang timbul sangat kecil. Semua jenis bahan benang operasi
yang tidak dapat diserap biasanya dapat digunakan untuk memperbaiki
jaringan lunak, termasuk untuk prosedur kardiovaskular dan sistem saraf.
Selain itu, benang ini biasanya digunakan untuk jaringan yang memerlukan
proses penyembuhan yang lama, seperti jahitan di tendon, menutup dinding
perut, dan penjahitan kulit.
Berikut beberapa bahan benang operasi yang tak bisa diserap, yaitu:
a. Nilon, benang monofilamen alami
b. Polypropylene (Prolene), benang monofilamen sintetis.
c. Sutra, benang multifilamen alami (berbentuk jalinan yang dikepang).
d. Poliester (Ethibond), benang multifilamen sintesis (berbentuk jalinan yang
dikepang).

C. MACAM-MACAM JARUM DAN KEGUNAANYA


1. Jarum jahit yang digunakan dalam proses penjahitan luka dibedakan menjadi dua
yaitu jarum kulit dan jarum otot.

a. Jarum kulit merupakan jenis jarum hecting yang digunakan dalam tindakan
penjahitan kulit, alat ini memiliki bentuk  dengan ujung jarum yang panjang dan
berbentuk segitiga. Bentuk jarum tersebut dibuat sedemikian rupa agar dapat
dengan mudah menembus jaringan kulit yang alot.
b. Sedangkan jarum otot merupakan jenis dari jarum hecting yang digunakan dalam
tindakan penjahitan otot. Jarum otot ini terbuat dari bahan stainless steel dan
memiliki ujung tajam atau runcing dan bulat. Jarum otot dibuat sedemikian rupa
agar dapat dengan mudah menembus jaringan otot.

2. Karakteristik jarum bedah

Jarum bedah digunakan untuk menjahit luka, umunya luka operasi. Jarum ini terbuat
dari logam Pemilihan jarum beda:

a. Bentuk

b. Ukuran

c. Rancangan jarum dipilih yang sesuai presedur operasi.

13
3. Bagian bagian jarum bedah :

a. Ujung jarum

b. Badan/batang

c. Mata jarum

Ujung jarum memiliki ujung yang relatif lebih tajam diameter lebih kecil
dibandingkan semua bagian. Pangkal jarum memiliki pegangan berupa lubang atau
celah untuk benang. Jarak antara pangkal dan ujung dengan mengikuti lengkung
lingkar luar jarum

Radius : jarak antara pusat kelengkungan jarum dengan jarum itu sendiri

Needle diameter : kekebalan jarum pada setiap bagian

Bentuk jarum bedah :

14
Pada dasarnya kegunaan jarum bedah itu sama, namun fungsinya sama untuk
menjahit kulit dan otot, yang membedakan adalah bentuk ujung jarum jahit tersebut.

Macam macam Bentuk ujung jarum bedah

1. Taper point needles berfungsi untuk jaringan yang lembut dan mudah ditembus
2. Conventional cuting needle bentuknya lancip dan ujung memotong seperti dua
jarum pada satu berfungsi pada jaringan yang alot
3. Ethiguard blunt point needles bentuknya lancip berfungsi untuk pembedahan,
tumpul dan menjahit jaringan rapuh/jaringan yang mudah rusak
4. Reverse cuting needle berfungsi untuk jaringan keras atau alat yang susah
ditembus
5. Precision point needle bentuk bedah plastik atau bedah kosmetik memotong
ujung electropolished untuk menambah ketajaman
6. Precision cosmetik-conventional cuting primeneedle untuk bedah plastik atau
bedah kosmetik, ujung konvensional memotong dan meningkatkan ketajaman
geometri utama
7. Conventional spatula, fisibilitas titik dibawah berfungsi untuk memberikan
kontrol pada kedalaman penetrasi.
8. Visi-black needle, titik jarum lancip, ramping dengan warna hita berfungsi untuk
meningkatkan fisibilitas dan penetrasi.
9. Mikropoint reverse cuting needle, pemotongan tepi berfungsi untuk operasi mata.

D. MACAM-MACAM ALAT JAHIT DAN ALAT UNTUK ANGKATAN JAHITAN


BESERTA KEGUNAANNYA
MENJAHIT LUKA

NO INSTRUMEN FUNGSI

15
1.

Untuk melindungi diri agar tidak tertular


penyakit melalui udara.

Masker wajah
2. a. b.

Untuk tindakan infasif.


Untuk tindakan non invasif.
Untuk mencegah terjadinya infeksi silang dan
penularan kuman.

a. Sarung tangan steril.


b. Sarung tangan bersih.

3.

Untuk membatasi daerah lapangan operasi.


Dan duk steril untuk mambatasi daerah tubuh
tertentu.

Duk bolong Duk steril

4.

Untuk mengambil instrumen steril dari bak


instrumen.

Korentang
5. Membersihkan, menutup, dan membalut luka

16
Kasa Steril
6.

Alas ketika melakukan tindakan medis agar


kotoran tidak tercecer kemana – mana

Celemek
7.
Alat untuk injeksi atau menyuntik. Selain itu
untuk tempat cairan yang akan dimasukkan
atau yang akan diambil dari dalam tubuh
Spuit 5 cc
8.

Tempat kasa atau kapas saat akan disterilkan


menggunakan autoklaf.

dressing jarr
9.

Untuk membius

Lidokain
10.

Untuk memegang jarum jahit ( nald heacting)


dan untuk membantu proses menjahit luka.

Nalpoeder
11.
Untuk memotong ampul

17
Gergaji ampul
12.

Untuk menjahit luka, umumnya luka operasi.

Jarum kulit
13.

Untuk menjahit otot dan jaringan yang halus


dan empuk

Jarum otot
14.
Untuk mengikat sumber perdarahan kecil,
menjahit subkutis dan untuk menjahit kulit
terutama daerah longgar (perut, wajah) yang
tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil.

Benang kulit
15.

Menangani luka, juga saat operasi atau


prosedur tertentu dengan tujuan mengurangi
risiko infeksi.

Larutan antiseptic NaCl

18
16.

Sebagai alat perlindungan diri agar kotoran


atau hal – hal yang terkontaminasi mengenai
tubuh petugas.

Celemek
17.

Terbuka, untuk tempat kapas.


Cuccing, untuk tempat btadine.

Kom terbuka dan kom tertutup/cuccing


18.

Ada dua macam gunting benang yaitu


bengkok dan lurus, kegunaannya adalah
memotong benang operasi.

Gunting Benang
19.
Untuk menggunting perban atau kasa,
Ujung gunting terdapat benjolan dan
bentuknya miring.

20.

Ada dua jenis yang bengkok dan lurus.


Sifatnya mempunyai gigi pada ujungnya
seperti pinset sirugis.
untuk menjepit jaringan

Klem Kocher

19
21.
Wadah atau tempat untuk menyimpan dan
manaruh alat-alat atau instrumen bedah.
Dan lebih bagusnya saat meletakkan alat
dialasi dengan kasa.
Instrumen Tray/Bak Instrumen
22.
Kegunan :
Menggenggam objek atau jaringan kecil.
Memindahkan dan mengeluarkan jaringan
Eksplorasi jaringan dan membentuk pola
jahitan tanpa melibatkan jari.
Memegang jaringan alat dan bahan medis.
Memegang kassa dan kapas pada saat
memebersihkan luka.
Mengambil atau menarik bagian alat-alat
tubuh dari mahluk hidup yang dibedah.
Pinset Anatomis Memisahkan organ satu dengan yang
lainnya.

23.
Kegunaan Pinset Chirurrgis
Membentuk pola jahitan dan meremove
jahitan.
Menjepit dan menahan secara lebih kuat
pada waktu diseksi dan penjahitan luka
dan memberi tanda pada kulit sebelum
memulai insisi.
Menjepit luka.
Menjepit ototMembersihkan atau
Pinset Cirrurgis
mengambil sisa-sisa luka jahitan.
Menjepit Kassa sewaktu menekan luka,
menjepit jaringan yang tipis dan lunak

24. Tempat membuang kapas


Sebagai wadah obat-obatan seperti kapas
20
alkohol, perban, jarum,

Bengkok

E. CARA MENGANGKAT JAHITAN

1. Persiapan

Menyiapkan alat

Bak instrumen berisi alat-alat streril :

a. Pinset anatomi 1

b. Pinset chirurgi 1

c. Gunting lurus 1

d. Klem arteri 2

e. Kapas lidi 2

f. Kasa steril

g. Kasa penekan

h. Mangkok kecil

i. Sarung tangan

Bak berisi alat-alat tidak steril

a. Gunting verband

21
b. Plester

c. Alkohol 70%

d. Bethadine/ NaCl 0,9%

e. Bengkok

f. Verband

g. Obat luka yang diperlukan

h. Kantong plastik untuk tempat sampah

i. Celemek

j. Masker

2. Pelaksanaan

a. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan


dilakukan (menjelaskan tujuan tindakan, meminta kesediaan pasien)

b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan teknik yang benar.

22
c. Menggunakan sarung tangan steril

d. Menempatkan alat secara ergonomis


e. Menjaga privasi pasien

3. Isi

a. Alat-alat dibawa ke dekat pasien.

b. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya, bekas plester dibersihkan
dengan kapas alkohol.

c. Luka dibersihkan dengan kassa bethadine/cairan NaCl dengan satu arah lalu
dibuang kassa kotor dibuang pada tempatnya.
23
d. Simpul jahitan ditarik sedikit atas secara hati-hati memakai pinset chirurgis
sehingga kelihatan benang yang dari dalam kulit, benang ini digunting dan
ditarik keluar dengan hati-hati lalu dibuang pada kassa yang sudah disediakan.

e. Tekan daerah sekitar luka hingga pus/nanah tidak ada.

f. Luka dioles dengan kassa bethadine lalu ditutup dengan kassa steril kering
secukupnya dan diplester atau dibalut.

24
g. Setelah selesai dirapikan dan alat-alat dibereskan.
h. Catat perubahan luka

i. Lepas hanscoon,sterilkan alat dan cuci tangan kembali setelah melakukan


tindakan

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka adalah terjadinya suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit dimana
terjadinya kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh
lain. Berdasarkan waktu penyembuhan dapat dibagi menjadi: Luka akut, yaitu luka
dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah
disepakati. Sedangkan luka kornis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena faktor eksogen atau endogen.
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai
kegiatan bioseluler, biokimia yang terjadi secara berkisanambungan. Penggabungan
respons vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi
mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses
penyembuhan luka.
Agar luka dapat sembuh dengan baik maka banyak jenis jahitan luka yang dapat
dilakukan sesuai dengan bentuk luka itu sendi. Untuk melakukan penjahitan luka,
terdapat alat - alat khusus yang digunakan.

B. Saran
Sebaiknya dalam perawatan luka dilakukan dengan cara yang benar sesuai
dengan prosedur. Peralatan yang steril dan kemampuan yang bisa
dipertanggungjawabkan. Agar luka tidak bertambah parah dan cepat disembuhkan.
Untuk pemerintah daerah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat awam
tentang pentingnya merawat luka agar meminimalisasi terjadinya penularan penyakit
yang disebabkan oleh luka yang tidak dirawat dengan baik.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://ninonk93.wordpress.com/2013/10/04/benang-bedah-dan-jarum-bedah-dalam-operasi/
https://id.m.wikihow.com/Mengangkat-Jahitan-Luka
https://www.academia.edu/36436243/instrumen_alat_kebidanan_IRMA_ISMAWATI_STIK
es_MUHAMMADIYAH_PALEMBANG_.docx
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/bahan-dan-jenis-benang-operasi/

27

Anda mungkin juga menyukai