MENJAHIT LUKA
Disusun oleh :
JURUSAN KEBIDANAN
2020
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
C. TUJUAN..........................................................................................................................4
BAB II
ISI............................................................................................................................................5
A. MACAM-MACAM JAHITAN........................................................................................5
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................................26
A. KESIMPULAN..............................................................................................................26
B. SARAN..........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................27
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Menjahit
Luka mata kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan (KDKK ) dengan baik tanpa ada
suatu halangan apapun.
Dalam penyusunan makalah ini, kami juga berterima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut
antara lain :
Kami selaku penyusun minta maaf apabila di dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan serta kata-kata yang kurang berkenan. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
perbaikan makalah yang telah kami susun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
bagi pembaca.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penjahitan luka diperlukan dalam ilmu bedah karena pembedahan membuat luka
sayatandan penjahitan bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan yang terputus
serta meningkatkan proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga
mencegah luka terbuka yang akan mengakibatkan masuknya mikroorganisme/infeksi.
Material penjahitan yang berkualiatas adalah yang meliputi sarat-sarat tertentu.
Yang pertama adalah kenyamanan untuk digunakan atau untuk dipegang. Lalu
pengamanan yang cukup pada setiap alat. Harus selalu steril. Cukup elastik. Bukan
terbuat dari bahn yang reaktif. Kekuatan yang cukup untuk penyembuhan luka.
Kemampuan untuk biodegradasi kimia untuk menceah perusakan dari benda asing
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan macam-macam jahitan?
2. Jelaskan macam-macam benang dan kegunaanya?
3. Jelaskan macam-macam jarum dan kegunaannya?
4. Jelaskan macam-macam alat jahit dan alat untuk angkatan jahitan dan
kegunaannya?
5. Bagaimana cara mengangkat jahitan?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan macam-macam jahitan.
2. Menjelaskan macam-macam benang serta kegunaannya.
3. Menjelaskan macam-macam jarum serta kegunaanya.
4. Menjelaskan macam-macam alat jahit dan alat untuk angkat jahitan serta
kegunaannya.
5. Menjelaskan cara mengangkat jahitan yang benar.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. MACAM-MACAM JAHITAN
1. Jahitan Simpul Tunggal
Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture
Jahitan simpul tunggal merupakan jenis jahitan yang sering dipakai, serta
digunakan untuk jahitan situasi. Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah.
Tiap jahitan disimpul sendiri. Dapat dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lainnya,
dan cocok untuk daerah yang banyak bergerak karena tiap jahitan saling menunjang
satu dengan lainnya.
Jahitan terputus (interupted suture), tiap-tiap simpul berdiri sendiri. Secara
kosmetik benang kasar/besar atau tegang pada saat menyimpulnya akan memberikan
bekas yang kurang bagus.
Teknik :
a. Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm
ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan
menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.
b. Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara
1cm.
c. Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan
d. Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
5
2. Jahitan Matras Horizontal
Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress
6
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya
menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada
jaringan ikat yang longgar.
Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering
dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.
7
Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan
kosmetik yang baik
7. Jahitan Luka
Keterangan
gambar.
A. Jahitan simpul
tunggal,
B, Matras vertikal,
C. Matras
horizontal,
D. Subkutikuler
kontinyu,
E. Matras
horizontal half
burried,
a. Ukuran terbesar adalah 1 dan ukuran terkecil adalah 11-0 atau 12-0.
b. Ukuran dimulai dari nomor 1 dan ukuran bertambah besar dengan bertambah 1,
sedangkan apabila ukuran bertambah kecil maka ditambah 0.
c. Ukuran benang system Eropa ( metric gauge ) adalah metric 0,1 ( 0,010 – 0,019
mm ) sampai metric 10 ( 1,00 – 1,09 ).
d. Ukuran benang system Amerika ( imperial gauge ) ukuran 11-0 ( 0,010 – 0,019 )
sampai ukuran 7 ( 1,00 – 1,09 ).
e. Dalam kemasan selain dicantumkan diameter juga panjang benang dalam cm.
3. Pemilihan material benang bedah oleh para ahli bedah didasarkan atas
a. Karakteristik biologi dari material dalam jaringan yaitu diserap atau tidak
diserap dan bersifat capilarity atau non capilarity.
9
berbentuk batu apabila dipakai pada operasi kandung kemih atau kandung
empedu.
e. Problem pasien seperti kegemukan, debil, umur penyakit lain yang mengganggu
proses penyembuhan yang lebih lama sehingga memerlukan penguatan yang
lebih lama.
10
2) Tidak diserap ( non ansorbable sutures )
Jenis ini terbuat dari linen, ulat sutra ( silk ) seperti surgical silk, virgin silk
dan dari kapas ( cotton ) seperti surgical cotton. Ada juga yang terbuat dari
logam sehingga mempunyai tensil strength yang sangat kuat
Contoh : metalik sutures ( stainless steel ).
b. Polydioxanone (PDS)
Benang monofilamen sintesis ini bisa digunakan untuk memperbaiki luka
jaringan lunak, seperti untuk perut atau jantung anak.
11
c. Poliglecaprone (Monocryl)
Benang monofilamen sintetis ini biasanya digunakan untuk memperbaiki
jaringan lunak yang terbuka. Namun, bahan yang satu ini tak boleh
digunakan untuk prosedur kadiovaskular atau sistem saraf.Benang yang
satu ini paling sering digunakan untuk menutup luka kulit agar tak terlihat.
d. Poliglaktin (Vicryl)
Benang multifilamen ini biasanya digunakan untuk memperbaiki luka
robek tangan atau wajah. Benang ini juga termasuk yang tidak boleh
digunakan untuk prosedur penjahitan bagian kardiovaskular atau sistem
saraf.
12
Terbuat dari bahan buatan ( sintetis ) dan dibuat sedemikian rupa sehingga
reaksi jaringan yang timbul sangat kecil. Semua jenis bahan benang operasi
yang tidak dapat diserap biasanya dapat digunakan untuk memperbaiki
jaringan lunak, termasuk untuk prosedur kardiovaskular dan sistem saraf.
Selain itu, benang ini biasanya digunakan untuk jaringan yang memerlukan
proses penyembuhan yang lama, seperti jahitan di tendon, menutup dinding
perut, dan penjahitan kulit.
Berikut beberapa bahan benang operasi yang tak bisa diserap, yaitu:
a. Nilon, benang monofilamen alami
b. Polypropylene (Prolene), benang monofilamen sintetis.
c. Sutra, benang multifilamen alami (berbentuk jalinan yang dikepang).
d. Poliester (Ethibond), benang multifilamen sintesis (berbentuk jalinan yang
dikepang).
a. Jarum kulit merupakan jenis jarum hecting yang digunakan dalam tindakan
penjahitan kulit, alat ini memiliki bentuk dengan ujung jarum yang panjang dan
berbentuk segitiga. Bentuk jarum tersebut dibuat sedemikian rupa agar dapat
dengan mudah menembus jaringan kulit yang alot.
b. Sedangkan jarum otot merupakan jenis dari jarum hecting yang digunakan dalam
tindakan penjahitan otot. Jarum otot ini terbuat dari bahan stainless steel dan
memiliki ujung tajam atau runcing dan bulat. Jarum otot dibuat sedemikian rupa
agar dapat dengan mudah menembus jaringan otot.
Jarum bedah digunakan untuk menjahit luka, umunya luka operasi. Jarum ini terbuat
dari logam Pemilihan jarum beda:
a. Bentuk
b. Ukuran
13
3. Bagian bagian jarum bedah :
a. Ujung jarum
b. Badan/batang
c. Mata jarum
Ujung jarum memiliki ujung yang relatif lebih tajam diameter lebih kecil
dibandingkan semua bagian. Pangkal jarum memiliki pegangan berupa lubang atau
celah untuk benang. Jarak antara pangkal dan ujung dengan mengikuti lengkung
lingkar luar jarum
Radius : jarak antara pusat kelengkungan jarum dengan jarum itu sendiri
14
Pada dasarnya kegunaan jarum bedah itu sama, namun fungsinya sama untuk
menjahit kulit dan otot, yang membedakan adalah bentuk ujung jarum jahit tersebut.
1. Taper point needles berfungsi untuk jaringan yang lembut dan mudah ditembus
2. Conventional cuting needle bentuknya lancip dan ujung memotong seperti dua
jarum pada satu berfungsi pada jaringan yang alot
3. Ethiguard blunt point needles bentuknya lancip berfungsi untuk pembedahan,
tumpul dan menjahit jaringan rapuh/jaringan yang mudah rusak
4. Reverse cuting needle berfungsi untuk jaringan keras atau alat yang susah
ditembus
5. Precision point needle bentuk bedah plastik atau bedah kosmetik memotong
ujung electropolished untuk menambah ketajaman
6. Precision cosmetik-conventional cuting primeneedle untuk bedah plastik atau
bedah kosmetik, ujung konvensional memotong dan meningkatkan ketajaman
geometri utama
7. Conventional spatula, fisibilitas titik dibawah berfungsi untuk memberikan
kontrol pada kedalaman penetrasi.
8. Visi-black needle, titik jarum lancip, ramping dengan warna hita berfungsi untuk
meningkatkan fisibilitas dan penetrasi.
9. Mikropoint reverse cuting needle, pemotongan tepi berfungsi untuk operasi mata.
NO INSTRUMEN FUNGSI
15
1.
Masker wajah
2. a. b.
3.
4.
Korentang
5. Membersihkan, menutup, dan membalut luka
16
Kasa Steril
6.
Celemek
7.
Alat untuk injeksi atau menyuntik. Selain itu
untuk tempat cairan yang akan dimasukkan
atau yang akan diambil dari dalam tubuh
Spuit 5 cc
8.
dressing jarr
9.
Untuk membius
Lidokain
10.
Nalpoeder
11.
Untuk memotong ampul
17
Gergaji ampul
12.
Jarum kulit
13.
Jarum otot
14.
Untuk mengikat sumber perdarahan kecil,
menjahit subkutis dan untuk menjahit kulit
terutama daerah longgar (perut, wajah) yang
tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil.
Benang kulit
15.
18
16.
Celemek
17.
Gunting Benang
19.
Untuk menggunting perban atau kasa,
Ujung gunting terdapat benjolan dan
bentuknya miring.
20.
Klem Kocher
19
21.
Wadah atau tempat untuk menyimpan dan
manaruh alat-alat atau instrumen bedah.
Dan lebih bagusnya saat meletakkan alat
dialasi dengan kasa.
Instrumen Tray/Bak Instrumen
22.
Kegunan :
Menggenggam objek atau jaringan kecil.
Memindahkan dan mengeluarkan jaringan
Eksplorasi jaringan dan membentuk pola
jahitan tanpa melibatkan jari.
Memegang jaringan alat dan bahan medis.
Memegang kassa dan kapas pada saat
memebersihkan luka.
Mengambil atau menarik bagian alat-alat
tubuh dari mahluk hidup yang dibedah.
Pinset Anatomis Memisahkan organ satu dengan yang
lainnya.
23.
Kegunaan Pinset Chirurrgis
Membentuk pola jahitan dan meremove
jahitan.
Menjepit dan menahan secara lebih kuat
pada waktu diseksi dan penjahitan luka
dan memberi tanda pada kulit sebelum
memulai insisi.
Menjepit luka.
Menjepit ototMembersihkan atau
Pinset Cirrurgis
mengambil sisa-sisa luka jahitan.
Menjepit Kassa sewaktu menekan luka,
menjepit jaringan yang tipis dan lunak
Bengkok
1. Persiapan
Menyiapkan alat
a. Pinset anatomi 1
b. Pinset chirurgi 1
c. Gunting lurus 1
d. Klem arteri 2
e. Kapas lidi 2
f. Kasa steril
g. Kasa penekan
h. Mangkok kecil
i. Sarung tangan
a. Gunting verband
21
b. Plester
c. Alkohol 70%
e. Bengkok
f. Verband
i. Celemek
j. Masker
2. Pelaksanaan
b. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan teknik yang benar.
22
c. Menggunakan sarung tangan steril
3. Isi
b. Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya, bekas plester dibersihkan
dengan kapas alkohol.
c. Luka dibersihkan dengan kassa bethadine/cairan NaCl dengan satu arah lalu
dibuang kassa kotor dibuang pada tempatnya.
23
d. Simpul jahitan ditarik sedikit atas secara hati-hati memakai pinset chirurgis
sehingga kelihatan benang yang dari dalam kulit, benang ini digunting dan
ditarik keluar dengan hati-hati lalu dibuang pada kassa yang sudah disediakan.
f. Luka dioles dengan kassa bethadine lalu ditutup dengan kassa steril kering
secukupnya dan diplester atau dibalut.
24
g. Setelah selesai dirapikan dan alat-alat dibereskan.
h. Catat perubahan luka
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka adalah terjadinya suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit dimana
terjadinya kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh
lain. Berdasarkan waktu penyembuhan dapat dibagi menjadi: Luka akut, yaitu luka
dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah
disepakati. Sedangkan luka kornis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena faktor eksogen atau endogen.
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai
kegiatan bioseluler, biokimia yang terjadi secara berkisanambungan. Penggabungan
respons vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi
mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses
penyembuhan luka.
Agar luka dapat sembuh dengan baik maka banyak jenis jahitan luka yang dapat
dilakukan sesuai dengan bentuk luka itu sendi. Untuk melakukan penjahitan luka,
terdapat alat - alat khusus yang digunakan.
B. Saran
Sebaiknya dalam perawatan luka dilakukan dengan cara yang benar sesuai
dengan prosedur. Peralatan yang steril dan kemampuan yang bisa
dipertanggungjawabkan. Agar luka tidak bertambah parah dan cepat disembuhkan.
Untuk pemerintah daerah sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada masyarakat awam
tentang pentingnya merawat luka agar meminimalisasi terjadinya penularan penyakit
yang disebabkan oleh luka yang tidak dirawat dengan baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://ninonk93.wordpress.com/2013/10/04/benang-bedah-dan-jarum-bedah-dalam-operasi/
https://id.m.wikihow.com/Mengangkat-Jahitan-Luka
https://www.academia.edu/36436243/instrumen_alat_kebidanan_IRMA_ISMAWATI_STIK
es_MUHAMMADIYAH_PALEMBANG_.docx
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/bahan-dan-jenis-benang-operasi/
27