Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ABORTUS DI RUANG

BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU

( Stase Keperawatan Maternitas )

DISUSUN OLEH:

IRFAN

NPM. JP019.008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INDONESIA JAYA PALU
PROFESI NERS

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pokok Bahasan : Abortus


Sub Pokok Bahasan : Abortus pada kehamilan
Sasaran : Ibu Hamil di RSUD UNDATA PALU
Kompetensi Dasar : Memahami tentang abortus pada kehamilan
Tempat : Ruang Bersalin RSUD Undata Palu
Waktu : Sabtu/ 22 Agustus 2020 , jam 09.00 WIB

A. TUJUAN
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan tentang abortus selama 40 menit,
diharapkan para ibu hamil mampu memahami dan dapat mencegah terjadinya abortus
pada kehamilan berikutnya.

B. MATERI
1. Pengertian Abortus
2. Penyebab Abortus
3. Jenis- jenis Abortus
4. Tanda dan gejala Abortus
5. Penatalaksanaan Abortus
6. Pencegahan Abortus

C. MANFAAT
Dapat memberikan pengetahuan bagi ibu tentang abortus

D. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab

E. MEDIA
Leaflet
F. PENATALAKSANAAN KEGIATAN

1. Matrik Penyuluhan
Materi Kompetensi Indikator/kriteria Aspek Waktu Metode Media Evaluasi
pokok dasar penilaian/ TIK kompetensi
K A P
Abortus Memahami 09.00- 1.Ceramah Leaflet
abortus pada 10.00 2. Tanya dan
kehamilan WIB jawab flipchart

2. Langkah Penyuluhan
NO Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Peserta
1 Pembukaan: 10 menit Sasaran mendengarkan serta memperhatikan
para penyuluh
2 Pelaksanaan: 15 menit Sasaran mendengarkan , memperhatikan dan
mengerti tentang materi yang disampaikan
3 Evaluasi: 15 menit Ada respon dari sasaran dengan menanyakan
tentang materi yang tidak mengerti dan
membingungkan
4 Penutup: 10 menit Sasaran dapat menyebutkan isi materi yang
telah disampaikan
MATERI

A. PENGERTIAN
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia
22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan ( Sarwono, 200)

B. PENYEBAB ABORTUS
1. Faktor ibu
a. Infeksi akut : virus (cacar, rubella, hepatitis, herpes simplex),bakteri (salmonella tphy),
parasit (plasmodium).
b. Infeksi kronis : sifilis, TB paru aktif, keracunan (keracunan tembaga, air raksa, timah).
c. Penyakit kronis : hipertensi, nepritis, diabetes, anemia berat, penyakit jantung.
d. Gangguan fisiologis : syok, ketakutan.
e. Trauma fisik
f. Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun (usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun). Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali
secara emosional dan fisik belum matang, selain itu pendidikan pada umumnya rendah,
ibu yang masih muda tergantung pada orang lain. Abortus dapat juga terjadi pada ibu
yang tua usianya meskipun mereka telah berpengalaman, namun kondisi badan dan
kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
intra uterin.
g. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat: jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat
menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik (menyebabkan abortus), persalinan lama
dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik.
2. Faktor janin :
Dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau plasenta contohnya
abnormal pembentukan plasenta, kelainan kromosom (monosomi, trisomi).
3. Faktor eksternal :
Dapat disebabkan oleh radiasi, obat-obatan,merokok, alcohol, kopi, dan bahan kimia.
C. JENIS-JENIS ABORTUS
1. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)
a. Abortus iminens
Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum
20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi
serviks.Diagnosis abortus iminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam
pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah
perdarahan dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi kram perut.
Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri berupa nyeri
punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak
nyaman atau nyeri tumpul digaris tengah suprapubis.Kadang-kadang terjadi
perdarahan ringan selama beberapa minggu.Dalam hal ini perlu diputuskan apakah
kehamilan dapat dilanjutkan.
b. Abortus insipiens
Adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan keluar perdarahan
bertambah.
c. Abortus inkompli
Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya
atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang
merupakan tanda utama abortus inkomplit
d. Abortus komplit
Pada abortus komplit semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak
mengecil.Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan
dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap
e. Missed abortion
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah
mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.Missed abortion biasanya di
dahului oleh abortus iminens yang kemudian menghilang secara spontan, atau setelah
pengobatan.Gejala subyektif kehamilan menghilang, mamae agak mengendor lagi,
uterus mengecil, tes kehamilan menjadi negative.
f. Abortus habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-
turut.Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannnya
berakhir sebelum 28 minggu.
g. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
Kondisi yang memungkinkan dilakukan tindakan abortus provokatus adalah
ibu dengan perdarahan terus-menerus atau jika janin telah meninggal, ibu dengan
mola hidatidosa, infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis (akibat
pemerkosaan), ibu dengan kanker servik, kanker payudara, hipertensi, TB paru aktif,
DM yang disertai komplikasi vaskuler, epilepsy, hiperemsis gravidarum yang berat,
telah berulang kali mengalami operasi Caesar, dan ibu dengan gangguan jiwa disertai
kecenderungan untuk bunuh diri.
h. Abortus provokatus kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak
dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya yaitu :
1) Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
2) Alasan psikososial, dimana ibu sendiri enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.
3) Kehamilan diluar nikah.
4) Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi
keluarga.
5) Masalah social, misalnya kuatir adanya penyakit keturunan, janin cacat.
6) Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan atau akibat incest (hubungan antar
keluarga).
7) Adanya kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak
diinginkan.
D. TANDA DAN GEJALA ABORTUS
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, kesadaran menurun, tekanan darah
normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau
meningkat.
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.
4. Rasa mules atau kram perut didaerah atas simpisis, sering nyeri pinggang akibat kontraksi
uterus.
E. PENATALAKSANAAN ABORTUS
1. Abortus iminens
a. Istirahatkan baring.
b. Observasi perdarahan.
c. Hindarkan koitus
d. Terapi hormone progeteron intramuscular atau dengan berbagai zat
e. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
2. Abortus insipiens
a. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam
ovum, disusul dengan kerokan.
b. Jika usia kehamilan kurang darim 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat segera lakukan :
c. Berikan ergomefrin 0,2/i.m (dapat di ulang setiap 15 menit bila perlu) atau misoprostol
400 mcg peroral (dapat di ulang setiap 4 jam bila perlu).
d. Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
e. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu
f. Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
g. Jika perlu, lakukan pemasangan infuse 20 unit oksitoksin dalam 500 ml cairan
intravena (Nacl atau RL dengan kecepatan 40 tts/mnt untuk membantu ekspulsi hasil
konsepsi).
h. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
3. Abortus inkomplit
a. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evaluasi
dapat dilakukan. secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil
konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler atau miso prostol 400 mcg per oral.
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi hasil konsepsi dengan :
c. Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan
kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
d. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler
(diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang
setelah 4 jam bila perlu)
e. . Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
f. Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau
ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
g. Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
h. Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
i. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
G. PENCEGAHAN ABORTUS
1. Usia ibu untuk hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun
2. Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk mendeteksi adanya
masalah-masalah kesehatan atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau
bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.
3. Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional dan fisik untuk menjadi
orangtua.
4. Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu dekat.
5. Pemeriksaan kehamilan secara teratur di polindes atau puskesmas.
6. Selama hamil trimester I atau hamil muda harus istirahat yang cukup, makan makanan yang
bergizi dan teratur, menghindari diri dari trauma fisik, pemeriksaan kehamilan secara
teratur, menghindari bahaya radiasi, tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas, tidak
mengkonsumsi bahan makanan/minuman yang mengandung bahan kimia, tidak merokok,
minum kopi dan minuman beralkohol.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym (2011). Kejadian abortus spontan dengan usia ibu di ambil di


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31675/4/chapter%20ii.pdf pada
tanggal 21 maret 2013 jam 16.00 wita

Herdman, TH. (2012). NANDA International Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta.

Hidayat, A.A. (2006). Kebutuhan dasar manusia 1. salemba medika: Jakarta

Nursalam. (2001). Proses & dokumentasi keperawatan. salemba medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai