Anda di halaman 1dari 2

Kondisi Pasar Saat Ini

Imbas adanya pandemi global virus corona atau covid-19 berdampak ke berbagai sendi
kehidupan, termasuk perekonomian. Kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi
global akibat virus itu bahkan berdampak pada potensi penurunan pendapatan perusahaan
serta minat investasi. Kondisi pasar yang sedang lesu saat ini dipengaruhi banyaknya investor
yang keluar dari bursa saham nasional. Dari aspek advertising, tren penurunan (bearish) juga
menyentuh pasar modal sejumlah negara, termasuk Indonesia. Momen-momen seperti ini bisa
dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga yang murah. Tentunya dengan tetap
memastikan terlebih dahulu kondisi fundamental dari emiten.
Dari sektor pariwisata yang sekarang mengalami kelesuan sehingga daya beli menurun
secara drastis karena berkurangnya pengunjung baik turis lokal maupun turis mancanegara,
yang secara otomatis pendapatan dan devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata semakin
menurun. Hal ini mengakibatkan sektor pariwisata menjadi lumpuh sementara, sehingga
pengangguran semakin bertambah karena pariwisata merupakan salah satu wadah yang
memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat wisata maupun masyarakat
dari luar.Di berbagai negara, dampak corona mulai terasa. Secara umum, pertumbuhan bisnis
merosot karena kebijakan karantina, pembatasan perjalanan, dan pembatasan sosial yang
diterapkan. Konsumen yang tetap berada di rumah menekan aktivitas ekonomi suatu negara.
Akibatnya, berbagai sektor ekonomi terdampak, seperti transportasi, jasa, perdagangan, dan
keuangan. Pasar sensitif terhadap kejadian tak terduga seperti ini. Covid-19 berimbas secara
langsung pada pasar saham, industri manufaktur, dan pariwisata. Bahkan, posisi kurs rupiah
yang semakin melemah saat ini akan semakin memukul produktivitas industri, neraca
perdagangan, dan daya beli masyarakat.
Namun, ada sederet peluang Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Fenomena virus
corona membuat fakta menarik, di mana timbulnya kepanikan warga yang mulai berbelanja
stok bahan mentah di supermarket sehingga membludak (panic shopping). Begitu juga dengan
kebutuhan makanan fast food atau makanan mentah. Potensi Indonesia adalah negara yang
bisa memproduksi barang-barang dalam berbagai tipe. Untuk perusahaan-perusahaan yang
akan mengekspor obat-obatan keluar negeri, mie kering, makanan dan minuman ringan, dan
lain-lain, sudah saatnya untuk memproduksi dalam jumlah besar sehingga akan mendapatkan
biaya produksi yang efisien.Dengan biaya produksi yang murah maka akan memberikan daya
tawar yang bagus di pasar internasional. Perusahaan juga bisa menggunakan biaya promosi
yang murah melalui social media. Dengan demikian, perusahaan tidak memerlukan biaya iklan
yang mahal untuk memasarkan produknya ke pasar luar negeri.Berarti bahwa tidak ada biaya
promosi. Harga jual di pasar internasional akan naik secara otomatis karena terjadinya hukum
permintaan dan penawaran. Hal ini bisa diantisipasi oleh para pengusaha Indonesia dengan
mempersiapkan sumberdaya keuangan, namun tetap memperhatikan kondisi inflasi di
Indonesia akibat lemahnya sector pariwisata.
Disamping itu, pembatasan sosial yang di tetapkan oleh pemerintah akan memiliki
dampak yang cukup massif terhadap interaksi sosial. Hal ini akan sangat berimbas dalam
pelaksanaan transaksi jual beli sehari-hari, oleh karena itu digitalisasi para pelaku usaha akan
khususnya para pelaku UMKM akan sangat membantu mereka dalam menjalankan bisnis pada
masa pandemic seperti sekarang ini melalui transaksi online serta pengurangan jumlah
transaksi konvensional menggunakan uang kertas.

Anda mungkin juga menyukai