Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi, menurut kamus bahasa indonesia diartikan sebagai pemeliharaan
kesehatan. Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah
upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin
menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi
perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Dalam lingkup
rumah sakit sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik,
kimiawi dan biologik di rumah sakit yang menimbulkan atau mungkin dapat
mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, penderita,
pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar rumah sakit. Dari pengertian di
atas maka sanitasi rumah sakit merupakan upaya dan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam memberikan
layanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya,karena tujuan dari sanitasi rumah
sakit tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit agar tetap
bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak
mencemari lingkungan.
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di dalamnya
terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan pengunjung) dan
kegiatan pelayanan kesehatan, ternyata di samping dapat menghasilkan dampak
positif berupa produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien, juga dapat
menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada manusia seperti
pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit dan menghambat proses
penyembuhan dan pemulihan penderita. Untuk itu sanitasi rumah sakit diarahkan
untuk mengawasi faktor-faktor tersebut agar tidak membahayakan. Dengan
demikian, sesuai dengan pengertian sanitasi, lingkup sanitasi rumah sakit menjadi
luas mencakup upaya-upaya yang bersifat fisik seperti pembangunan sarana
pengolahan air limbah, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, masker,
fasilitas pembuangan sampah, serta upaya non fisik seperti pemeriksaan,
pengawasan, penyuluhan dan pelatihan.
Dalam pelaksanaannya sanitasi rumah sakit seringkali ditafsirkan secara
sempit, yakni hanya aspek kerumahtanggaan (housekeeping) seperti kebersihan
gedung, kamar mandi dan WC, pelayanan makanan minuman. Ada juga kalangan
yang menganggap bahwa sanitasi rumah sakit hanyalah merupakan upaya
pemborosan dan tidak berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Sehingga seringkali dengan dalih kurangnya dana pembangunan dan
pemeliharaan, ada rumah sakit yang tidak memiliki sarana pemeliharaan sanitasi,
bahkan cenderung mengabaikan masalah sanitasi. Mereka lebih mengutamakan
kelengkapan alat-alat kedokteran dan ketenagaan yang spesialistik. Di lain pihak
dengan masuknya modal asing dan swasta dalam bidang perumah sakitan kini
banyak rumah sakit berlomba-lomba untuk menapilkan citranya melalui
penampilan gedung, kecanggihan peralatan kedokteran serta tenaga dokter
spesialis yang bermutu, tetapi kurang memperhatikan aspek sanitasi. Sebagai
contoh, banyak rumah sakit besar yang tidak memiliki fasilitas pengolahan air
limbah dan sarana pembakar sampah (incinerator) serta fasilitas cuci tangannya
tidak memadai atau sistem pembuangan sampahnya kurang bagus. Apabila hal ini
dibiarkan berlarut-larut akan dapat membahayakan masyarakat, baik berupa
terjadinya infeksi silang di rumah sakit maupun pengaruh buruk terhadap
lingkungan dan masyarakat luas. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa
kejadian infeksi di rumah sakit ada hubungannya dengan kondisi rumah sakit
yang kurang memperhatikan aspek sanitasi lingkungan. Untuk itu apabila rumah
sakit akan menjadi lembaga swadana, aspek sanitasi perlu diperhatikan. Karena di
samping dapat mencegah terjadinya pengaruh buruk terhadap lingkungan, juga
secara ekonomis dapat menguntungkan. Sungguh ironis bila rumah sakit sebagai
tempat penyembuhan, justru menjadi sumber penularan penyakit dan pencemar
lingkungan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memamahami pemecahan masalah kesehatan lingkungan
di Rumah Sakit
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan sanitasi rumah sakit di Rumah
Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
b. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme ruang bangunan di RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
c. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pengawasan makanan dan
minuman di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
d. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme penyehatan air di RSUD
Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
e. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pengelolaan limbah di
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
f. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme tempat pencucian linen di
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
g. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme Pengendalian Vektor dan
Binatang Pengganggu di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie

C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Laporan ini diharapkan dapat menambah informasi, pengetahuan dan
wawasan tentang sanitasi rumah sakit di Rumah Sakit Umum Daerah
Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi Rumah Sakit
Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara rumah sakit dengan institusi pendidikan.
b. Manfaat bagi Penulis
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman mengenai
pengelolaan sampah di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif
Mohammad Alkadrie
c. Manfaat bagi fakultas
1) Terbinanya suatu kerja sama yang baik antara pihak rumah sakit
dengan pihak kampus dalam upaya peningkatkan pengetahuan dan
keterampilan bagi akedemik serta dalam upaya peningkatan
sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan
kesehatan.
2) Tersusunnya kurikulum program studi kesehatan lingkungan pada
peminatan masing-masing sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
3) Dapat meningkatkan pendidikan guna menyetarakan sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan.

D. Metode Pelaksanaan
Metodologi Praktek Kerja Lapangan yang digunakan dalam penulisan
laporan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Studi literature
Melakukan studi kepustakaan melalui hasil penelitian berupa buku, jurnal,
dan artikel-artikel yang relevan, serta mempelajari lebih dalam tentang
sanitasi rumah sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif
Mohammad Alkadrie
2. Pengumpulan data
Tahapan selanjutnya yaitu pengumpulan data yang berhubungan dengan
sanitasi rumah sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif
Mohammad Alkadrie
3. Analisis dan perancangan sistem
Melakukan analisis terhadap masalah yang ada untuk mendapatkan solusi
dari masalah tersebut.
4. Dokumentasi
Membuat dokumentasi dalam bentuk laporan dalam hal ini tugas Praktik
Kerja Lapangan.

E. Sistematika Penulisan Laporan


Adapun sistematika yang digunakan pada penulisan laporan Praktek Kerja
Lapangan sanitasi rumah sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif
Mohammad Alkadrie secara online :

1. BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini menyajikan penjelasan umum tentang mengenai
pengelolaan sampah, tujuan PKL, manfaat PKL dan metode pelaksanaan
dari PKL.
2. BAB II : Pelaksanaan PKL
Pada bab ini menguraikan ringkasan atau ikhtisar sistem pelaksanaan dari
praktik kerja lapangan (PKL).
3. BAB III : Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini disajikan gambaran umum tentang Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Syarif Mohammad Alkadrie, hasil observasi dan
pembahasan yang bersangkutan dengan Permenkes Nomor 7 tahun 2019
di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohammad Alkadrie.
4. BAB IV : Penutup
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
PELAKSANAAN PKL SECARA ONLINE
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan secara online yang dilakukan oleh
masing-masing mahasiswa dimana mahasiswa membuat laporan mencari data
yang berhubungan dengan sanitasi rumah sakit di Rumah Sakit baik yang ada di
Bali maupun luar Bali melalui media internet, ebook, jurnal dan lain sebagainya.
Pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan Online ini bertujuan untuk
mencegah penyebaran Virus Covid19. Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini
berlangsung pada tanggal 11 Mei 2020 sampai 04 Juni 2020 yang bertempat di
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohammad Alkadrie. Adapun rincian
kegiatan pelaksanaan PKL secara online di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Syarif Mohammad Alkadrie, yaitu :

Tabel 2.1
Rincian Kegiatan Dan Hasil Kegiatan Pelaksanaan PKL Secara Online Di
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohammad Alkadrie

Hari/Tanggal Jenis Kegiatan Hasil Kegiatan

Jumat,8 Mei 2020 Pembekalan PKL Penjelasan secara umum


tentang pkl online dan
memahami isi pedoman

Senin,11 Mei 2020 Memilih Lokasi Rumah Mendapatkan lokasi


Sakit Rumah Sakit yaitu di
Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Syarif
Mohammad Alkadrie

Selasa,12 Mei 2020 Melakukan penelusuran Mendapatkan data


melalui media
internet,jurnal,ebook
Rabu,13 Mei 2020 Menyusun BAB I Berjalan dengan baik
(Pendahuluan)

Kamis,14 Mei 2020 Menyusun BAB I Menyelesaikan BAB I


(Pendahuluan)

Jumat,15 Mei 2020 Menyusun BAB II Berjalan dengan baik


(Pelaksanaan PKL online)

Senin,18 Mei 2020 Menyusun BAB II Berjalan dengan baik


(Pelaksanaan PKL online)

Selasa,19 Mei 2020 Menyusun BAB II Menyelesaikan BAB II


(Pelaksanaan PKL online)

Rabu,20 Mei 2020 Menyusun BAB III (Hasil Berjalan dengan baik
dan Pembahasan)

Kamis,21 Mei 2020 Menyusun BAB III (Hasil Berjalan dengan baik
dan Pembahasan)

Jumat,22 Mei 2020 Menyusun BAB III (Hasil Berjalan dengan baik
dan Pembahasan)

Senin,25 Mei 2020 Menyusun BAB III (Hasil Menyelesaikan BAB III
dan Pembahasan) (Hasil dan Pembahasan)

Selasa,26 Mei 2020 Menyusun BAB IV Menyelesaikan BAB IV


(Penutup) (Hasil dan Pembahasan)

Rabu,27 Mei 2020 Bimbingan Laporan Berjalan dengan baik

Kamis,28 Mei 2020 Bimbingan Laporan Berjalan dengan baik

Jumat,29 Mei 2020 Bimbingan Laporan Berjalan dengan baik


Senin,1 Juni 2020 Bimbingan Laporan Berjalan dengan baik

Selasa,2 Juni 2020 Bimbingan Laporan Berjalan dengan baik

Rabu,3 Juni 2020 Bimbingan Laporan Berjalan dengan baik

Kamis,4 Juni 2020 Pengumpulan Laporan Berjalan dengan baik


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran umum Rumah sakit
Nama Rumah Sakit : RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
Alamat : Jalan Komodor Yos Sudarso, Pontianak Barat
Provinsi : Kalimantan Barat (Pontianak)
Tahun berdiri : 24 oktober 2012
RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak didirikan
pada tahun 2010 di atas areal tanah seluas 3,9 hektar, berlokasi di kelurahan
Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat Jalan Komodor Yos Sudarso
Pontianak sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak.
Rumah sakit diresmikan pada tanggal 24 Oktober 2012 dan mulai
beroperasional pada tanggal 1 November 2012 dengan kapasitas tempat
tidur terpasang sebanyak 150 buah yang terdiri dari kamar rawat inap 1 51
buah, rawat inap 2 terdiri dari 48 buah ,ICU 8 buah, ruang IGD  21 buah,
ruang Bersalin sebanyak 10 buah., dan isolasi 12 buah . Pada saat pertama
kali beroperasi, mengingat masih terbatasnya sumber daya yang ada,
pelayanan yang diberikan hanya sebatas pelayanan rawat jalan dan baru
memberikan pelayanan rawat inap  4 bulan kemudian, tepatnya 26 April
2013.
a. Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
termasuk Rumah Sakit Umum Derah (RSUD) Pemerintah Kelas C.
b. Letak Geografi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
terletak di Jln. Komodor Yos Sudarso, Pontianak
c. Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap, yang mencakup :
1) Sarana pelayanan kesehatan di RSUD Sultan Syarif Mohamad
Alkadrie yaitu Instalasi Rawat Inap (IRNA), Instalasi Gawat Darurat
(IGD), Unit Haemodialisa, Unit Bedah Sentral, dan lain-lain.
2) Sarana penunjang medik di RSUD yaitu apotek, Unit Sanitasi
(PAB, IPAL, PPLF, dll), dan lain-lain.
3) Fasilitas umum di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie yaitu
mushola, kantin, bank, dan lain-lain.
2. Hasil Observasi
Tabel 3.1
Hasil Pemeriksaan form

No Variabel Upaya Bobot Komponen Yang Nilai Skor Keterangan


Kesling Dinilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
(Jumlah Bobot 8)
1. Lantai 2 a. Kuat/Utuh 20 40 Lantai RS kuat dan
utuh, semua bagian
lantai rumah sakit
tidak ada yang retak
b. Bersih 20 40 Lantai RS selalu
dalam keadaan
bersih karena pihak
RS rutin melakukan
pembersihan setiap
hari.
c. Pertemuan 15 30 Di ruang perawatan
lantai dan mempunyai sudut
dinding yang konus,
berbentuk sedangkan di
konus/lengk ruangan lainnya
ung belum mempunyai
lantai yang konus.
d. Kedap air 15 30 Lantai di RS dalam
kondisi kedap air
e. Rata 10 20 Lantai di RS dalam
kondisi rata
f. Tidak licin 10 20 Lantai di RS tidak
licin
g. Mudah 10 20 Lantai di RS mudah
dibersihkan dibersihkan.
Pembersihan
dilakukan setiap
harinya
2. Dinding 1 a. Rata 30 30 Permukaan dinding
b. Bersih 30 30
rata,bersih,
c. Berwarna 20 20
berwarna hijau
terang
d. Mudah 20 20 terang dan mudah
dibersihkan dibersihkan
3. Ventelasi
**)
3.1 1 a. Ventilasi 50 50 Ventilasi yang
Ventelasi alam, digunakan di RS
lubang menggunakan
Gabunga ventilasi ventilasi gabungan
n minimal yaitu ventilasi alam
15% x luas dengan lubang
lantai ventilasi minimal
b. Ventilasi 50 50
15% X Luas lantai,
mekanis
dan juga
(Fan, AC,
menggunakan
Exhauster)
ventilasi mekanis.
3.2 1 Lubang 100 -
ventelasi ventilasi
alam minimal
15% x luas
lantai
3.3 1 Fan, AC, 100 -
Ventilasi Exhauster
Mekanis
4. Atap 0,5 a. Bebas 50 25 Atap di RS dalam
serangga kondisi bebas
dan tikus serangga dan
b. Tidak bocor 30 15
tikus,tidak
c. Berwarna 10 5
bocor,berwarna
terang
d. Mudah 10 5 terang dan mudah
dibersihkan dibersihkan
5. Langit- 0,5 a. Tinggi 50 25 Langit-langit di RS
langit langit-langit minimal 2,7m dari
minimal 2,7 lantai, kuat,
m dari lantai berwarma terang
b. Kuat 30 15
serta mudah
c. Berwarna 10 5
dibersihkan
terang
d. Mudah 10 5
dibersihkan
6. Konstruk 0,5 a. Tidak ada 30 15 Konstruksi balkon
si genangan dan beranda dan
Balkon, air talang tidak
b. Tidak ada 40 20
Beranda, terdapat genangan
jentik
dan air, tidak terdapat
c. Mudah 30 15
Talang jentik serta mudah
dibersihkan
dibersihkan
7. Pintu 0,5 a. Dapat 60 30 Pintu di RS kuat,
mencegah tidak berlubang dan
masuknya tidak bercela serta
serangga dapat mencegah
dan tikus masuknya serangga
b. Kuat 40 20
dan tikus.

8. Pagar 0,5 a. Aman 60 30 Konstruksi pagar di


b. Kuat 40 20
RS aman dan kuat
9. Halaman 0,5 a. Bersih 30 15 Halaman taman dan
b. Mampu 20 10
taman tempat parkir di RS
menampung
dan mobil tersebut kuat,
tempat karyawan bersih, tidak becek
parker dan dan mampu
pengunjung menampung
c. Tidak 30 15
kendaraan
berdebu/bec
karyawan dan
ek
pengunjung serta
d. Tersedia 20 10
memiliki tempat
tempat
sampah yang
sampah
cukup.
yang cukup
10. Jaringan 0,5 a. Aman 60 30 Jaringan instalasi di
b. Terlindung 40 20
instalasi RS dalam kondisi
yang aman dan
terlindungi
11. Saluran 1 a. Tertutup 50 50 Saluran air limbah
b. Aliran air 50 50
air di RS dalam
lancer
limbah kondisi tertutup dan
aliran air drainase
lancar
II RUANG BANGUNAN
(Jumlah Bobot 10)
1. Ruang 2 a. Rasio luas 15 30 Untuk ruang
perawata lantai perawatan rasio
n dengan luas lantai dengan
tempat tempat tidur untuk
tidur: orang dewasa dan
- Dewasa : bayi memenuhi
4,5 m2 /tt persyaratan, rasio
- Anak/ba tempat tidur dengan
yi : 2 kamar mandi 1-10
m2/tt tt/km mandi dan
b. Rasio 15 30 toilet memenuhi
tempat tidur persyaratan, bebas
dengan serangga
kamar dikarenakan
mandi 1-10 konstruksi pintu
tt/km mandi
dan toilet
c. Angka dibuat rapat.
kuman Pecahayaan, suhu,
maksimal kelembapan, serta
200-500 kebisingan
CFU/m3 memenuhi
udara persyaratan, dan
d. Bebas 10 20
tidak menggangu
serangga/tik
pasien serta
us
pengunjung.
e. Kadar debu 10 20
Untuk angka kuman
maksimal
kami tidak
150 ug/m3
melakukan
udara
f. Tidak 10 20 pemeriksaan.
berbau
(terutama
H2S dan
atau NH3)
g. Pencahayaa 5 10
n 100-200
lux
h. Suhu 22˚C - 10 20
24˚C
(dengan
AC),
apabila
menggunak
an AC
sentral
cooling
towernya
tidak
menjadi
perindukan
bakteri
ligionella
atau suhu
kamar
(tanpa AC)
i. Kelembaba 5 10
n 45%-60%
(dengan
AC)
kelembaban
udara
ambient
(tanpa AC)
j. Kebisingan 5 10
<45 dBA
2. Lingkung 1 a. Kawasan 30 30 Lingkungan RS
an RS bebas rokok tersebut juga
b. Penerangan 20 20
kawasan bebas
dengan
rokok, pencahayaan
intensitas
di lingkungan juga
cukup
cukup, saluran air
c. Saluran air 25 25
limbah terturup dan
limbah
saluran drainase
tertutup
d. Saluran 25 25 mengalir dengan
drainase lancar
aliran
lancer
3. Ruang 2 a. Bebas 15 Di ruangan operasi
Operasi kuman harus bebas kuman
patogen patogen dan harus
b. Angka 15
steril karena
kuman 10
mencegah nya
3
CFU/m
penularan penyakit
udara
antara petugas dan
c. Dinding 10
pasien. Dinding
terbuat dari
terbuat dari porselin
porselin/vin
dan pintu selalu
yl
d. Pintu harus 10 dalam keadaan
dalam tertutup, langit-
keadaan langit tidak
tertutup bercelah, serta
e. Langit- 10 ventilasi dengan
langit tidak AC tersendiri
bercelah dilengkapi filter
f. Ventilasi 10
bakteri.
dengan AC
tersendiri
dilengkapi
filter
bakteri
g. Suhu 19˚C- 10
25˚C
h. Kelembaba 5
n 45% -
60%
i. Pencahayaa 5
n ruangan
300 lux
-500 lux
j. Pencahayaa 5
n meja
operasi
10.000 lux
– 20.000
lux
k. Tinggi 5
langit-langit
2,7 m – 3,3
m dari
lantai
4. Ruang 1 a. Dinding 30 30 Ruang labolatorium
Laborator terbuat dari dindingnya terbuat
ium porselin/ker dari
amik porselin/keramik
setinggi 1,5 setinggi 1,5 m dari
m dari lantai. Lantai dan
lantai meja kerja ruang
b. Lantai dan 30 30
labolatorium tahan
meja kerja
terhadap bahan
tahan
kimia dan getaran,
terhadap
dilengkapi dengan
bahan kimia
dapur kamar mandi
dan getaran
dan toilet. Tinggi
c. Dilengkapi 20 20
langit-langit sesuai
dengan
yang dipersyaratkan
dapur
dan kebisingan
kamar
memenuhi
mandi dan
persyaratan
toilet
d. Tinggi 10 10
langit-langit
2,7m – 3,3
m dari
lantai
e. Kebisingan 10 10
<65 dBA
5. Ruang 1,5 a. Pintu 50 37,5 Ruangan sterilisi
Sterilisasi masuk merupakan ruangan
pisah khusus, dan pintu
dengan masuk pisah dengan
pintu keluar pintu keluar
b. Tersedia 30 45
ruangan
khusus
6. Ruang 0,5 a. Dinding 30 15 Di ruangan
Radiologi dan daun radiologi harus di
pintu lapisi timah hitam,
dilapisi kaca jendela
timah hitam menggunakan kaca
b. Kaca 30 15
timah hitam, dan
jendela
hubungan dengan
menggunak
ruangan gelap harus
an kaca
dengan loket.
timah hitam
c. Tinggi 20 10
langit-langit
2,7 m – 3,3
m dari
lantai
d. Hubungan 20 20
dengan
ruangan
gelap harus
dengan
loket
7. Ruang 1 a. Suhu -10˚C 50 Ruangan pendingin
Pendingi s/d +5˚C tidak melakukan
b. Bebas tikus 40
n pemeriksaan
dan kecoa
c. Dilengkapi 20
rak untuk
menyimpan
makanan
dengan
tinggi 20
cm – 25 cm
dari lantai
8. Ruang 1 a. Dinding 12,5 12,5 Ruangan mayat di
Mayat dilapisi RS dindingnya
porselin/ker tidak dilapisi
amik porselin keramik,
b. Terletak 10 10
jauh dari
dekat
poliklinik/ruang
dengan
pemeriksaan, tetapi
bagian
jauh dari ruangan
Pathologi/la
pathologi/labolatori
boratorium
um, tidak mudah
c. Jauh dari 20 20
dicapai dari ruang
poliklinik/r
perawatan,UGD,da
uang
n ruang operasi,
pemeriksaa
dilengkapi dengan
n
d. Mudah 5 5 saluran
dicapai dari pembuangan air
ruang limbah,dilengkapi
perawatan, dengan ruangan
UGD, dan ganti pakaian
ruang petugas dan toilet
operasi serta dilengkapi
e. Dilengkapi 10 10 dengan
dengan perlengkapan dan
saluran bahan pemilisan
pembuanga jenazah termasuk
n air limbah meja memandikan
f. Dilengkapi 10 10
dengan mayat
ruangan
ganti
pakaian
petugas dan
toilet
g. Dilengkapi 5 5
dengan
perlengkapa
n dan bahan
pemilisan
jenazah
termasuk
meja
memandika
n mayat
9. Toilet 1 a. Rasio 30 30 Rasio Toilet dan
dan toilet/kamar kamar mandi sesuai
kamar mandi dengan persyaratan,
mandi dengan toilet tersedia pada
tempat tidur setiap unit/ruangan
1 : 10 khusus untuk rawat
b. Toilet 20 20
inap, letaknya tidak
tersedia
berhubungan
pada setiap
langsung dengan
unit/ruang
dapur,kamar
khusus
operasi dan ruang
untuk
khusus lainnya,
rawat inap
saluran
dan
pembuangan air
karyawan
limbah dilengkapi
harus
dengan penahan
tersedia
kamar bau, terdapat
mandi lubang
c. Letak tidak 20 20
penghawaan, dan
berhubunga
kamar mandi antara
n langsung
wanita dan pria
dengan
terpisah
dapur,
kamar
operasi dan
ruang
khusus
lainnya
d. Saluran 10 10
pembuanga
n air limbah
dilengkapi
dengan
penahan
bau (water
seal)
e. Lubang 10 10
penghawaa
n harus
berhubunga
n langsung
dengan
udara luar
f. Kamar 10 10
mandi dan
toilet untuk
pria, wanita
dan
karyawan
terpisah
III PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
(Jumlah Bobot 15)
1. Bahan 2 a. Kondisi 50 Kondisi makanan
makanan bahan jadi memenuhi
dan makanan persyaratan secara
makanan dan fisik dan
jadi makanan bakteriologis
jadi secara
fisik
memenuhi
syarat
b. Kondisi 50
bahan
makanan
dan
makanan
jadi secara
bakteriologi
s memenuhi
syarat
2. Tempat 3 a. Makanan 30 Rumah Sakit ini
penyimpa yang mudah tidak menyimpan
nan membusuk bahan makanan,
bahan di simpan karena
makanan pada suhu menggunakan jasa
dan >56,5 °C catring. Tetapi
makanan atau <4 °C mempunyai tempat
b. Makanan 30
jadi penyimpanan yang
yang akan
mudah membusuk
disajikan >6
unutuk menyimpan
jam
buah-buahan.
disimpan
Tempat
pada suhu
-5°C s/d penyimpanan
-1°C makanan jadi
c. Bersih 10 30
bersih, terlindung
d. Terlindung 10 30
dari debu serta
dari debu
e. Bebas 10 30 bebas dari
gangguan gangguan serangga
serangga dan tikus.
dan tikus
f. Bahan 10 30
makanan
dan
makanan
jadi terpisah
3. Penyajian 2 a. Menggunak 40 80 Penyajian makanan
makanan an kereta menggunakan
dorong kereta dorong
tertutup tertutup bertujuan
untuk mencegah
terkontaminasinya
makanan yang bisa
terjadi melalui
udara.
b. Tidak 40 80 RS ini tidak
menyajikan menyajikan
makanan makanan jadi yang
jadi yang sudah menginap.
sudah Jika menyajikan
menginap makanan yang
sudah menginap,
hal ini tentu
tidaklah baik karena
makanan yang
disajikan harus
dalam kondisi yang
baru di masak.

c. Lalu lintas 20 40 Lalu lintas makanan


makanan jadi tidak
jadi menggunakan jalur
menggunak khusus. Seharusnya
an jalur dalam lalu lintas
khusus. makanan
menggunakan jalur
khusus sehingga
tidak ada
kontaminasi dari
lingkungan lain.
4. Tempat 4 a. Lantai dapur 50 Lantai dapur
pengolah sebelum dan sebelum dan
an sesudah sesudah kegiatan
makanan kegiatan dilakukan
(dapur) dibersihkan pembersihan
dengan dengan antiseptic.
antiseptic Hal ini dilakukan
agar dapur selalu
dalam kondisi
septik/steril
sehingga dalam
proses pembuatan
makanan terjaga
kualitas dan
kebersihannya.
b. Dilengkapi 25 Dapur di RS ini
dengan tidak mmepunyai
sungkup dan cerobong asap,
cerobong karena tidak
asap melakukan proses
pengolahan
makanan akan
tetapi mengunakan
jasa catering.
c. Pencahayaa 25 100 Pencahayaan pada
n > 200 lux dapur diperoleh
yaitu 86 Lux
dengan kondisi
lampu dimatikan
(aktivitas selesai).
Jika lampu
dihidupkan
memungkinkan
hasil melebihi 200
Lux yaitu 275 lux
5. penjamah 2 a. Memiliki 40 80
makanan surat
keterangan
sehat yang
berlaku

b. Tidak 30 60
berkuku
panjang,
koreng dan
sejenisnya
c. Menggunak 10 20 Penjamah makanan
an pakaian menggunakan
pelindung pakaian pelindung
pengolahan pengolahan
makanan makanan seperti
apron, sarung
tangan, topi koki
dan masker
sehingga makanan
tidak
terkontaminasi.
d. Selalu 10 20 Penjamah selalu
menggunak menggunakan
an peralatan peralatan dalam
dalam menjamah
menjamah makanan, sehingga
makanan makanan tidak
jadi terkontaminasi
dengan tangan.
Kemudian peralatan
yang digunakan
terjamin
kesterilannya.
e. Berperilaku 10 20 Penjamah
sehat selama berperilaku sehat
bekerja selama bekerja,
penjamah menjaga
kesehatannya saat
mengelola makanan
sehingga makanan
dalam kondisi baik
6 Peralatan 2 a. Sebelum 40 80 Peralatan sebelum
digunakan digunakan dalam
dalam kondisi bersih atau
kondisi sudah di bersihkan
bersih dari kotoran/di cuci.
Tidak ada sisa-sisa
noda makanan pada
peralatan.
b. Tahan karat 30 60 Peralatan terbuat
dan tidak dari bahan stainless
mengadung yang tahan karat
bahan dan tidak
beracun mengandung bahan
beracun.
c. Utuh, tidak 15 30 Semua peralatan
retak. dalam kondisi utuh
dan tidak retak.
d. Dicuci Peralatan dicuci
dengan dengan desinfektan
disinfektan dan dikeringkan
atau dengan sinar
dikeringkan matahari/pemanas
dengan sinar buatan dan tidak
matahari/ dibersihkan dengan
pemanas kain. Salah satu
buatan dan cara pembersihan
tidak yaitu dengan
dibersihkan merendam
dengan kain peralatan dengan air
panas.
IV
1. Kuantitas 8 a. Tersedia air 70 560 RS juga
bersih >500 menyediakan air
lt/tt/hr dan bersih >500 lt/tt/hr
tersedia air dan menyediakan
minum air minum sesuai
sesuai kebutuhan.
dengan
kebutuhan
b. Air minum 30 240 Air minum tersedia
tersedia pada setiap tempat
pada setiap kegiatan. Jadi air
tempat minum dapat
kegiatan diperoleh dengan
mudah, untuk
pasien
menggunakan air
aqua gelas.
2. Kualitas 5 a. Bakteriologi 80 400 Air di RS telah
s teruji kualitasnya
secara bakteriologis
dengan ada
sertifikat/hasil
pengujian kualitas
air.
b. Kimia 15 75 Air di RS telah
teruji kualitasnya
secara kimia
dengan ada
sertifikat/hasil
pengujian kualitas
air.
c. Fisika 5 25 Air di RS telah
teruji kualitasnya
secara fisika dengan
ada sertifikat/hasil
pengujian kualitas
air.
3. Sarana 3 a. Sumber 50 150 Sumber sarana air
PDAM, air di RS diperoleh dari
tanah diolah PDAM dan air
hujan.
b. Distribusi 30 90 Distribusi air tidak
tidak bocor bocor sehingga air
tidak
terkontaminasi.
c. Penampung 20 60 Sarana
an tertutup penampungan air
tertutup sehingga
tidak ada
kontaminasi dari
lingkungan sekitar.
V PENGELOLAAN LIMBAH
(Jumlah Bobot 16)
1. Pengolah 10 a. Pemusnahan 70 700 Pemusnahan limbah
an limbah padat infeksius,
Limbah padat sitotoksis, dan
Padat infeksius, farmasi sudah
sitotoksis, dengan alat
dan farmasi incinerator dan
dengan dengan ketentuan
insinerator pengguanaan nya
(suhu> 1000
℃) atau
khusus
untuk
sampah
infeksius
dapat
disterilkan
dengan auto
clave atau
radiasi
microwave
sebelum
dibuang ke
landfill
b. Bagi yang 20 Tidak ada ikatan
tidak punya dengan rumah sakit
insinerator lain
ada MoU
antara RS
dan pihak
yang
melakukan
pemusnahan
limbah
medis

c. Tempat 20 200 Penampungan


limbah Tempat limbah
padat kuat, padat kuat, tahan
tahan karat, karat, kedap air,
kedap air, dengan penutup ,
dengan dan kantong plastik,
penutup , dengan warna dan
dan kantong lambang sesuai
plastik, pedoman.
dengan
warna dan
lambang
sesuai
pedoman.
Minimal 1
(satu) buah
tiap radius
20 pada
ruang
tunggu/terb
uka
d. Tempat Tempat
pengumpula pengumpulan dan
n dan penampungan
penampung limbah sementara
an limbah segera didesinfeksi
sementara agar tidak menjadi
segera tempat berkembang
didisinfeksi biaknya vector
setelah pengganggu
dikosongka
n
e. Diangkut ke 5 50 Pengumpulan
TPS >2 sampah diangkut ke
kali/hari dan TPS >2 kali/hari
ke TPA 1 dan ke TPA 1
kali/hari kali/hari
f. Limbah 5 50 Limbah domestik
domestik dibuang ke TPA
dibuang ke yang ditetapkan
TPA yang PEMDA setempat
ditetapkan secara berkala
PEMDA
g. Sampah 10 100 Sampah radioaktif
radioaktif ditangani sesuai
ditangani peraturan yang
sesuai berlaku
peraturan
yang
berlaku
2. Pengolah 4 a. Dilakukan 80 320 Pengolahan
an pengolahan instalasi melalui
Limbah melalui instalasi
Cair instalasi pengolahan limbah.
pengolahan
limbah
b. Disalurkan 20 80 Disalurkan melalui
melalui saluran tertutup,
saluran kedap air, dan
tertutup, lancar
kedap air,
dan lancer
3. Kualitas 2 Memenuhi 100 200 Sudah memenuhi
effluent persyaratan persyaratan
yang Kepmen LH Kepmen LH Nomor
dibuang Nomor 58 58 Tahun 1995 atau
ke dalam Tahun 1995 Perda
lingkunga atau Perda
n setempat
VI TEMPAT PENCUCIAN LINEN
5 a. Terdapat 30 150 Fasilitas keran air
keran air bersih sudah
bersih memenuhi syarat
dengan kapasitas, kualitas,
kapasita kuantitas dan
s, tersedianya keran
kualitas, air panas yg sudah
kuantita didesinfektan..
s dan
tekanan
yang
memada
i serta di
sediakan
keran air
panas
untuk
desinfek
si
b. Dilakukan 15 75 Adanya pemisahan
pemilahan linen infeksius dan
antara linen non infeksius
infeksius
dan non
infeksius

c. Tersedia 15 75 Ruangan pemisah


ruang antara barang bersih
pemisah dan kotor bersih
antara
barang
bersih dan
kotor
d. Lokasi 15 75 Daerah linen jauh
mudah di dari tempat
jangkau lingkungan RS
oleh sehingga tidak
kegiatan mengganggu lalu
yang lintas tempat umum
memerlukan RS tersebut
dan jauh
dari pasien
serta tidak
berada di
jalan
e. Lantai 10 50 Lantai beton/plester
terbuat dari yang kuat, rata dan
beton/pleste tidak licin
r yang kuat,
rata, tidak
licin serta
kemiringan
> 2-3%
f. Pencaha 10 50 Pencahayaan
yaan > normal sesuai
200 lux persyaratan.
g. Terdapat 5 25 Tersedia sarana
sarana pengering
pengerin
g untuk
alat-alat
sehabis
dicuci
VII PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS
4 a. Fisik: 50 200 Kontruksi
Kontruksi bangunan, tempat
bangunan, penampungan air,
tempat penampungan
penampung sampah tidak
an air, memungkinkan
penampung sebagai tempat
an sampah berkembang
tidak biaknya serangga
memungkin dan tikus.
kan sebagai Bangunan dibuat
tempat rapat dan tertutup
berkembang sehingga tidak
biaknya memungkinkan
serangga serangga dan tikus.
dan tikus
b. Kimia: 20 80 Memiliki
Insektisida insektisida yang
yang rendah
dipakai toksisitasnya yang
memiliki aman bagi manusia
toksisitas dan lingkungan
rendah
terhadap
manusia dan
tidak
bersifat
persistem
VII DEKONTAMINASI MELALUI DESINFEKSI DAN STERILISASI
I
10 a. Penggunaka 40 400 Dengan mengikuti
n peralatan prosedur kerja dan
sterilisasi persyaratan maka
uap (auto penggunaan alat
clave)/ gas tidak akan
dengan suhu membawa dampak
sekitar berbahaya dan
134C atau aman digunakan.
peralatan
radiasi
gelombang
mikro
(mikrowave
) atau
dengan
caralain
yang
memenuhi
syarat
b. Alat dan 20 200 Tersedia nya alat
perlrngkapa dan perlengkapan
n medis medis yang sudah
yang sudah di sterilkan, agar
disterilkan alat dan
disimpan perlengkapan
pada tempat tersebut tidak
khusus yang mencemari dan
steril pula menimbulkan
dampak pada
lingkungan sekitar.
c. Alat dan 20 200 Alat dan
perlengkapa perlengkapan medis
n medis yang sudah
yang sudah disterilkan atau
disterilkan didesinfeksi
atau terlebih dahulu
didesinfeksi dibersihkan dari
terlebih darah, jaringan
dahulu tubuh, dan sisa
dibersihkan bahan lain. Hal ini
dari darah, dilakukan untuk
jaringan mencegah
tubuh, dan kontaminasi pada
sisa bahan karyawawan/petuga
lain s yang menangani
pensterilan alat ini.
d. Peralatan 10 100 Peralatan sterilisasi
sterilisasi dikalibrasi minimal
dikalibrasi sekali/tahun.
minimal Kalibrasi ini
sekali/tahun merupakan proses
untuk pengecekan
kondisi alat, tujuan
nya agar peralatan
selalu dalam
kondisi baik saat
digunakan.
e. Ruang 10 100 Ruang operasi yang
operasi yang telah dipakai harus
telah dilakukan
dipakai desinfeksi sebelum
harus operasi berikutnya,
dilakukan tujuan nya adalah
desinfeksi agar ruangan selalu
sebelum dalam keadaan
operasi steril serta aman
berikutnya untuk petugas dan
pasien.

IX PENGAMANAN RADIASI
2 a. Ada izin 20 40 Sudah mendapatkan
pengoperasi ijin untuk
kan pengoprasian alat
peralatan yang memancarkan
yang radiasi, tujuan nya
memancark agar aman untuk di
an radiasi gunakan dan tidak
membahayakan
pihak tertentu
b. Dosis 15 30 Dosis radiasi
radiasi pengion terhadap
pengion pekerja dan
terhadap masyarakat tidak
pekerja dan melebihi nilai
masyarakat ambang batas
tidak boleh
melebihi
NAB
c. Ada sistem 15 30 Terdapat sistem
manajemen manajemen
kesehatan kesehatan dan
dan keselamatan kerja
keselamatan pada pekerja dan
kerja pada masyarakat
pekerja dan terhadap radiasi
masyarakat agar tidak terjadi
terhadap nya kecelakaan
radiasi
pengion,
organisasi,
peralatan
proteksi,
organisasi,
peralatan,
proteksi
radiasi,
pemantauan
dosis
perorangan

d. Instalasi dan 10 20 Instalasi dan


gudang gudang peralatan
peralatan radiasi ditempatkan
radiasi pada lokasi yang
ditempatkan jauh dari tempat
pada lokasi yang rawan
yang jauh kebakaran dan
dari tempat tempat
yang rawan berkumpulnya
kebakaran, orang banyak
tempat
berkumpul
orang
banyak

e. Tebal bahan 40 80 Bahan pelindung


perlingdung harus sesuai dengan
an pada peraturan yang
masing- berlaku dan sesuai
masing dengan jenis
ruangan radiasi serta sifat
berdasarkan bahan radiasi
jenis dan tersebut
energi
radiasi,
aktifitas dan
dimensi
sumber
radiasi serta
sifat bahan
pelindung
sesuai
peraturan
yang
berlaku

X PENYULUHAN KESEHATAN LINGKUNGAN


6 Dilakukan
penyuluhan
kesehatan secara
langsung maupun
tidak langsung
kepada :
a. Karyawan 40 240 Penyuluhan
medis/ non kesehatan
medis lingkungan
dilakukan kepada
karyawan. Hal ini
bertujuan agar
karyawan
mengetahui tentang
kesehatan
lingkungan di
rumah sakit,
sehingga karyawan
dapat
memanfaatkan dan
menjaga fasilitas
rumah sakit dan
lingkungan rumah
sakit dengan baik
dan benar.
b. Pasien 20 120 Penyuluhan
c. Pedagang 20 120
kesehatan
makanan
lingkungan
dalam
dilakukan juga
lingkungan
kepada pasien,
RS
pedagang dan
d. Pengunjung 20 120
pengunjung di
rumash sakit
tersebut, agar dapat
mencegah
terjangkitnya
penyakit dan
membantu proses
penyembuhan, serta
dapat mengetahui
pentingnya menjaga
lingkugan sekitar.
XI UNIT/ INSTANSI SANITASI RS ***)
8 a. Dipimpin 50 400- Untuk unit sanitasi
oleh tenaga RS dipimpin oleh
teknis yang tenaga teknis yang
sudah belum mengikuti
mengikuti pelatihan RS.
pelatihan Pelatihan ini
sanitasi RS sebenarnya
diperlukan agar
b. Dipimpin
tenaga lebih
oleh tenaga
memahami tentang
teknis yang
sanitasi RS dan
belum
kinerjanya lebih
mengikuti
bagus.
pelatihan
sanitasi RS

c. Dipimpin -
oleh tenaga
non teknis
yang sudah
mengitkuti
pelatihan
sanitasi RS

Dengan catatan skor minimal untuk masing-masing variabel upaya adalah


seperti tersebut pada tabel berikut:

Tabel 3.2
Skor dari masing-masing variabel

Type SKOR MINIMAL DARI MASING-MASING VARIABEL UPAYA


Kelas (DALAM %)
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
RS
A *) 75 75 90 80 80 55 80 70 100 60 60
B *) 75 75 90 80 80 55 80 70 100 60 60
C *) 75 75 90 80 80 55 20 70 50 60 60
D *) 70 75 80 80 80 55 20 70 50 60 20

Tabel 3.3
Kesimpulan Hasil Pemeriksaan

TYPE SKOR MINIMAL DARI MASING-MASING VARIABEL


KELA UPAYA(DALAM %)
I II III IV V VI VII VIII IX X XI
S RS
(A*) 92 86 10 100 100 10 50 100 10 80 60
0 0 0

335+6 6 0+307,5+205+ 850+26 80+1500+1180+1500


X 100 %
10.000

¿ 93.275 %
Dari hasil penilaian, menurut Permenkes 7/Menkes/SK/X/2019,bahwa
RSUD Sultan Syarif Mohama Alkadrie Pontianak mempunyai nilai
standar/minimalnya yaitu 65%.Jadi,penilaian dirumah sakit tersebut memenuhi
syarat karena nilainya yaitu 93%.
Tabel 3.4
Tabel Hasil Pengukuran

N Suh Kelembaba Pencahayaa Kebisinga


Ruangan Keterangan
o u n n n
Tidak
Ruangan
1 - - - - dilakukan
Bersalin
pemeriksaan
2 Ruangan Bayi
Tidak
A. Bagian
- - - - dilkaukan
Terapi
pemeriksaan
B. Bagian - - - - Tidak
Pengawasan dilakukan
pemeriksaan
Ruangan Rawat Inap
A. Bagian
Keadaan
Keperawata 26c 52% 164 lux 33,5 dBA
Lampu
3. n1
Dihidupkan
B. Bagian
dan AC
Keperawata 24c 48,5% 170 lux 27 dBA
Dihidupkan
n2
Ruangan Perawatan Pasien
A. Bagian Untuk
VVIP - I - - - - bagian
- TOILET VVIP tidak
B. Bagian ada
4. VIP - D - - - - pemeriksaan
- TOILET karena
belum ada
C.  Bagian
ruangan
Kelas I - - - --
VVIP , VIP
- TOILET
dan kelas I
Lampu
Dihidupkan,
Ruangan
5. AC
Bedah
Dihidupkan
dan Steril
Ruangan Radiologi
Kondisi
ruangan
tidak
diperbolehka
6. A. Ruangan
- - - - n masuk
Radiologi
dikarenakan
sedang
dalam
pelayanan
7. Ruangan 24c 49% 168 lux 59,5 dBA
Laboratoriu
m
(Ruangan
Pemeriksaa
n)
Lampu
Dimatikan
Ruangan
8. 30c 62% 128 lux 66 dBA dan AC
Laundry
Tidak
Dihidupkan
Lampu
9. Toilet 29c 57% 180 lux 33,8 dBA
Dihidupkan

B. Pembahasan
Pada praktikum sanitasi rumah sakit yang telah kami lakukan di RSUD
Sultan Syarif Mohammad Alkadrie bahwa rumah sakit tersebut sudah
memenuhi syarat sanitasi kesehatan lingkungan yang baik menurut PERMENKES
Nomor 7/MENKES/SK/X/2019 dan kriteria yang berhubungan dengan sanitasi di
rumah sakit yang telah kami lakukan inspeksi dimulai dari :
1. Variabel Upaya Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Pada lantai di RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie, pertemuan lantai
dan dinding sudah berbentuk konus pada beberapa ruangan sepereti ruang rawat
inap , ruang radiologi, ruang intstalasi gizi dan untuk ruang bangunan lainnya
belum berbentuk konus.Tujuan dari lantai berbentuk konus yaitu agar lantai
mudah dibersihkan dan tidak ada debu atau sisa kotoran yang menempel pada
sudut ruangan.
Atap di RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie bewarna terang yaitu
warna hijau. Pintu di desain rapat anti serangga dan tikus dan merupakan upaya
dalam kesehatan lingkungan di rumah sakit.Kontruksi bangunan terbuat dari
bahan yang kuat dan tidak mudah roboh, lingkungan dan halaman parkir yang
cukup luas antara parkiran motor dan mobil sudah terpisah dan lingkungan di luar
dan dalam rumah sakit terlihat bersih dan tertata rapi. Pada saluran limbah
dirumah sakit ini sudah tertutup dan sesuai syarat kesehatan lingkungan di rumah
sakit.
2. Variabel Upaya Ruang Bangunan
Pada ruang perawatan mempunyai bangunan yang bersih, dinding yang kuat,
mempunyai cat yang terang sehingga tidak menganggu pasien yang sakit dan staf
di Rumah Sakit, serta mempunyai lantai yang konus agar mudah di bersihkan,
pintu dibuat rapat anti tikus dan serangga, suhu, kelembaban dan pencahayaan
pada ruang perawatan sudah memenuhi syarat kesehatan lingkungan rumah sakit
yaitu menurut Permenkes Nomor 7/Menkes/SK/X/2019 .Dan pada pembagian
ruangan rawat inap di Rumah Sakit tersebut hanya mempunyai kamar yang
ruangan kelas 3 dan belum mempunyai kamar khusus atau kamar perkelas yaitu
seperti kamar kelas 1 kelas 2 dan kamar VIP dengan alasan dikarenakan RSUD
Sultan Syarif Mohammad masih belum mempunyai perawat khusus di kelas VIP
dan di rencanakan tahun ini akan dibuka untuk kelas VIP.
Untuk Ruang operasi di RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie kami
tidak dapat melakukan inspeksi ruang operasi dikarenakan tidak mendapatkan izin
masuk ke ruang yang harus dalam keadaan steril dan lagi jam kerja melayani para
pasien.
Ruang laboratorium di RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie sudah
memenuhi persyaratan menurut Permenkes Nomor 7/Menkes/SK/X/2019 yaitu
dinding dan meja diruang laboratorium terbuat dari keramik setinggi 1,5 m dari
lantai serta tahan akan bahan kimia dan tersedia toilet dan ruang dapur.
Ruang mayat di RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie terletak jauh dari
poliklinik atau ruang pemeriksaan, jauh dari ruang perawatan dan UGD dan ruang
operasi, dekat dengan ruang isolasi, dinding tidak dilapisi keramik , akan tetapi
ruang mayat di rumah sakit ini sudah mempunyai saluran pembuangan air limbah,
dilengkapi dengan ruangan ganti pakaian petugas serta dilengkapi dengan
perlengkapan dan bahan pemilisan jenazah termasuk lemari pendingin dan meja
untuk memandikan mayat.
3. Variabel Upaya Penyehatan Makanan dan minuman
Pada ruangan instalasi gizi RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
penjamah makanan hanya menyiapkan dan menyajikan makanan yang sudah jadi
dari ketring 3 kali dalam sehari. Untuk tempat penyimpanan peralatan makanan
dan minuman disimpan dalam lemari penyimpanan yang bersih dan tertutup,
selain itu tempat penyimpanan makanan atau lemari pendingin yang padat dan
cair disimpan secara terpisah, penjamah makanan sudah menggunakan pakaian
kerja pada saat menyiapkan makanan yaitu mengguanakan sarung tangan,
celemek, masker, penutup kepala dan kuku penjamah bersih dan tidak panjang ,
alat pengangkut makanan menggunakan troli tertutup.
4. Variabel Upaya Penyehatan Air
Kuantitas air bersih di RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie sudah
tercukupi karena rumah sakit ini menggunakan sumber air dari PDAM dan juga
mempunyai mempunyai penampungan air hujan yang tertutup yang disediakan
apabila terjadinya musim kemarau. Ukuran kapasitas penggunaan air bersih pada
rumah sakit kota perhari mencapai 60 liter/orang.
Untuk ketersediaan air minum di RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
untuk pasien dan karyawan menggunakan air kemasan dan gallon.
5. Variabel Upaya Pengolahan Limbah
Pada bagian pengolahan limbah padat rumah sakit ini telah menggunakan
insinerator untuk pemusnahan limbah medis padat maupun non medis, yang
perlakuan pembakaranya dilakukan 1 kali dalam sehari yang mana sebelum di
lakukan pembakaran limbah tersebut di kumpulkan dalam ruangan khusus
dibagian belakang dekat dengan incinerator, untuk penampungan sampah yang
terdapat dilingkungan rumah sakit dikumpulkan dalam wadah plastic hitam besar
dan dipisahkan antara sampah infkesius dengan sampah lainnya setelah itu baru
dilakukan pembakaran di incinerator, dan untuk limbah radiologi juga di olah
melalui insenerator .Limbah yang sudah diolah dilakukan pembuangan ke TPA
sebanyak 1 kali dalam sehari. Hal ini termasuk yang sangat penting dalam kualitas
rumah sakit apabila telah memliki insenerator sendiri maka rumah sakit sudah
dapat mengolah limbah medis dengan benar ,karena dapat kita ketahui limbah
medis merupakan limbah infeksius yang tidak menutup kemungkinan dapat
menyebabkan penularan penyakit kepada petugas ,pasien maupun pengunjung
yang berada dilingkungan rumah sakit.
Sedangkan untuk pengolahan limbah cair di rumah sakit ini menggunakan
sistem pengolahan air limbah (IPAL) dengan menggunakan 2 sistem yaitu aerob
dan anaerob . Bak air limbah terdiri dari ( bak ekualisasi , bak anaerob 1 , bak
anaerob2, bak anerob 3, bak aerasi , bak sedimentasi 1 ,bak sedimentasi 2 , bak
kontrol , bak filtrasi dan langsung di alirkan ke kolam ikan) . Pada bak aerasi di
berikan desinfektan didalamnya untuk proses pengolahan limbah, adapun
desinfektan yang digunakan yaitu berbentuk bubuk dan cair diberikan selama 6
bulan sekali dan proses pengolahan air limbah pada bak aerasi menggunakan
mesin aerasi yaitu blower yang cara kerjanya 1 jam sekali bergantian secara
otomatis dalam waktu 24 jam .
6. Variabel Upaya Tempat Pencucian Linen
Pada bagian Linen atau laundry di rumah sakit ini sudah baik dari pakaian
petugas sudah menggunakan pakaian kerja khusus dan telah menggunakan
desinfektan yang seperti vanish,bayclean (pemutih) dan menggunakan
pengharum/pewangi untuk pakaian. Untuk pemilahan pakaian sudah dilakukan
pemisahan antara pakaian dari sisa ruang operasi dengan ruang perawatan biasa
tujuannya agar tidak terjadi penularan penyakit kepada petugas, selain itu untuk
pencucian dari sisa ruang operasi menggunakan air panas untuk mematikan
kuman yang ada .Dan alat penunjang atau fasilitas yang ada diruang linen pada
rumah sakit ini sudah memenuhi syarat seperti mesin pencuci, mesin uap,
pengering, alat dan bahan desinfektan, meja dan meja setrika.
7. Variabel Upaya penyuluhan Kesehatan Lingkungan
Di RSUD Sultan Syarif Mohammad Al kadrie sudah melakukan penyuluhan
tentang kesehatan lingkungan dengan cara langsung dan tidak langsung kepada
karyawan yang ada di rumah sakit,pasien,pengunjung maupun orang berada di
dalam lingkungan rumah sakit .Penyuluhan dilakukan dengan melakukan health
promotion dan mengumumkan setiap hari yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan di rumah sakit dengan speaker yang ada di rumah sakit.
8. Unit/Instansi Rumah Sakit
Untuk yang mengatur masalah tentang sanitasi kesehatan lingkungan rumah
sakit pada RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie di handle oleh kepala bagian
kesehatan lingkungan dan kepala instalasi yang bertugas sebagai mengawas
seluruh kegiatan rumah sakit. Dan semua tanaga teknis dirumah sakit ini sudah
mengikuti pelatihan sanitasi dan sudah diterapkan ilmu yang telah mereka
dapatkan.
9. Pengendalian Serangga dan Tikus
Pengendalian serangga dan tikus atau binatang penganggu di rumah sakit
bertujuan agar tidak terjadi penularan penyakit dan tidak menimbulkan penyakit
menular dari vector pada manusia .Di RSUD Sultan Syarif Mohammad Al-kadrie
sendiri pada saat kami melakukan inspeksi sanitasi RS tidak ditemukannya
binatang seperti kucing ,anjing atau binatang pengganggu lainnya dilingkungan
rumah sakit .
Untuk fasilitas sanitasi yang lainnya seperti toilet dan tempat sampah di
RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie sudah memenuhi persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit yaitu toilet umum pria dan wanita di buat
terpisah dan toiletnya bersih. Dan setiap sudut rumah sakit tersebut mempunyai
tempat sampah yang sesuai jenis sampah.

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dari praktikum yang telah di lakukan tentang sanitasi rumah sakit di
RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie penulis telah mengetahui kualitas
sanitasi dilingkungan rumah sakit tersebut serta penulis dapat melakukan
bagaimana cara melakukan isnpeksi sanitasi pada rumah sakit dan dari hasil
inspeksi RSUD Sultan Syarif Mohammad bahwa sudah memenuhi syarat
kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan PERMENKES RI Nomor
7/MENKES/SK/X/2019. Adapun simpulan yang dapat ditarik dari laporan yang
penulis buat :
a. Kontruksi bangunan terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah roboh,
lingkungan dan halaman parkir yang cukup luas antara parkiran motor dan
mobil sudah terpisah dan lingkungan di luar dan dalam rumah sakit terlihat
bersih dan tertata rapi. Pada saluran limbah dirumah sakit ini sudah tertutup
dan sesuai syarat kesehatan lingkungan di rumah sakit.
b. Pada mekanisme penyediaan air bersih di RSUD Sultan Syarif Mohammad
Alkadrie menggunakan sumber air PDAM dan air hujan yang di tampung
untuk persediaan di musim kemarau yang kapasitas per orang 60 liter dan
untuk penggunaan air minum pada pasien maupun karyawan menggunakan air
galon dan aqua .
c. Pada mekanisme pengawasan makanan dan minuman sudah memenuhi
standar baku mutu yaitu tempat penyimpanan peralatan makanan dan
minuman disimpan dalam lemari penyimpanan yang bersih dan tertutup,
selain itu tempat penyimpanan makanan atau lemari pendingin yang padat
dan cair disimpan secara terpisah, penjamah makanan sudah menggunakan
pakaian kerja pada saat menyiapkan makanan yaitu mengguanakan sarung
tangan, celemek, masker, penutup kepala dan kuku penjamah bersih dan tidak
panjang , alat pengangkut makanan menggunakan troli tertutup.
d. Pada pengolahan limbah cair di RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
sudah memenuhi persyaratan sanitasi lingkungan rumah sakit yaitu dengan
sistem aerob dan anaerob pada IPAL dan hasil akhir dari limbah cair tersebut
sudah jernih dan tidak berbau apalagi berbahaya.
e. Untuk pengolahan sampah di rumah sakit ini di bedakan antara sampah medis
dan non medis,M sampah padat medis yang bersifat infeksius di musnahkan
menggunakan insenerator dan sampah non medis seperti hasil tiap ruang
perawatan atau sampah dapur(domestic) di kumpulkan setiap hari dan di
buang ke TPA 1 kali perhari .
f. Untuk pengawasan lingkungan fisik di RSUD Sultan Syarif Mohammad
Alkadrie dimulai dari halaman dan bangunan rumah sakit ini sudah memenuhi
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit ,lingkungan rumah sakit yang
bersih dan seluruh ruangan tertata rapi .
g. Pada pengendalian vector di lingkungan RSUD Sultan Syarif Mohammad
Alkadrie kami tidak menemukan adanya binatang penganggu di lingkungan
rumah sakit tersebut dan untuk pengendalian nyamuk sendiri khususnya
diruang perawatan dengan menggunakan AC agar tidak terjadi sarang
nyamuk. Selain itu upaya pencegahan adanya vector dan serangga di rumah
sakit yaitu dengan menutup tandon air agar tidak terjadi perkembangbiakan
jentik.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
a. Melakukan sosialisasi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 7/MENKES/SK/X/2019 tentang persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit yang ada di Indonesia.
b. Melakukan monitoring atau inspeksi dari instansi Kementerian
Kesehatan dan Dinas
Kesehatan dalam pelaksanaan sanitasi rumah sakit berdasarkan
Permenkes Nomor 7/MENKES/SK/X/2019
c. Membentuk suatu divisi atau tenaga kerja yang khusus
mengurus sanitasi rumah sakit
2. Bagi Penulis
a. Memperdalam kembali wawasan tentang ruang lingkup dan
kemampuan praktek
b. Meningkatkan pengetahuan tentang sanitasi rumah sakit di Rumah
Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
c. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan dibidang manajemen dan
teknis kesehatan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehtan RI Nomor 7/MENKES/SK/X/2019 tentang


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Perseda.


https://www.scribd.com/document/379091821/Laporan-Sanitasi-Rumah-Sakit-
Selesai-2 (diakses pada tanggal 18 Mei 2020)

Anda mungkin juga menyukai