Anda di halaman 1dari 17

HADIST TARBAWI

FASE-FASE PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN
Dalam dunia sekarang ini banyak manusia yang tidak lagi begitu
memperhatikan pendidikan. Sehingga anak-anak dan keluarganya pun
tidak begitu dipikirkan masalah pendidikannya tersebut. Apalagi
ditambah dengan banyaknya pengaruh yang datang seperti globalisasi
saat ini. Baik itu dari dalam lingkungannya maupun pengaruh yang
datang dari lingkungan lainnya.
Pendidikan merupakan suatu yang berguna bagi kehidupan
manusia dalam menjalani kehidupannya. Dalam keluarga hendaknya
pendidikan anak harus diperhatikan, agar nantinya akan menjadi anak
yang mau didik, sehingga sebagai orang tua berhasil dalam mendidik
anaknya. Sehubung dengan pembahasan makalah disini, pemakalah akan
membahas hadits tentang fase-fase pendidikan.

II. PEMBAHASAN
A. Pendidikan Islam masa Prakonsepsi
Pendidikan pra konsepsi adalah salah satu upaya persiapan
pendidikan yang dimulai ketika seseorang memilih pasangan
hidupnya .
Hadist nya :
‫َح َّدثَنَا ُم َس َّد ٌد َح َّدثَنَا يَحْ يَى ع َْن ُعبَ ْي ِد هَّللا ِ قَا َل َح" َّدثَنِي َس" ِعي ُد بْنُ أَبِي َس" ِعي ٍد ع َْن أَبِي" ِه‬
ُ‫ال تُ ْن َك ُح ْال َمرْ أَة‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َع ْن النَّبِ ِّي‬
ْ َ‫أِل َرْ بَ ٍع لِ َمالِهَا َولِ َح َسبِهَا" َو َج َمالِهَا َولِ ِدينِهَا ف‬
ْ َ‫اظفَ ْ"ر بِ َذات الدِّي ِن ت َِرب‬
َ‫ت يَدَاك‬

Artinya :”Di cerikan Musadad, diceritakan Yahya dari ‘abdulloh


berkata bercerita kepadaku Sa’id Ibn Abi Sa’id dari Abi Hurairah ra
bahwasanya Nabi saw bersabda wanita dinikahi karena empat perkara.
Pertama hartanya, kedua kedudukan statusnya, ketiga karena
kecantikannya dan keempat karena agamanya. Maka carilah wanita
yang beragama (islam) engkau akan beruntung”

Penjelasan Hadist : Memilih jodoh yang “baik” adalah langkah


awal untuk memulai membina rumah tangga yang diridoi Alloh.  Dalam
memilih calon pendamping kita perlu cermat dan memakai kriteria yang
benar, agar mendapatkan pasangan yang baik dan sesuai. Namun hal ini
memang gampang-gampang susah.1
Pasangan hidup yang menjadi jodoh memang meupakn urusan
Tuhan dan sudah menjadi taqdir-Nya. Tetapi sebagai hamba yang baik
kita tidak bisa diam saja menunggu jodoh itu datang. Kita diwajibkan
mencari dan memilih pasangan sesuai dengan aturan syar’i. Para pencari
jodoh sebaiknya selain rasa cinta biasanya tidak terlepas dari 4 unsur
yang telah disebutkan diatas.
Keempat kriteria di atas bukan lah unsur yang wajib ada, karena
semua manusia di dunia ini tidak ada yang sempurna, tetapi 4 kriteria di
atas adalah hal-hal pokok yang sangat menentukan hasil akhir. Dan ke
empat unsur diatas adalah hal yang sangat ideal.
Dalam pendidikan Islam itu sendiri, memilih pasangan perlu
diperhatikan, karena sebagaimana Allah melarang orang yang menikahi
wanita kafir, firman Allah SWT dalam surat Al-baqarah:221

       


  
      
   
        
   
      
   

Artinya : Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik,


sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin

1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Kalam Mulia ,2002)hal 302


lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan
janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-
wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu.
mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran.
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwasanya Allah melarang lelaki
menikahi wanita musyrik, karena itu akan berpengaruh kepada
keturunannya kelak, yang mana anak akan memilih agama dari kedua
agama yang di anut oleh orang tuanya berlainan, dan bahkan bisa
membuat anak juga tidak memilih dari agama keduanya.
Selanjutnya apabila orang tuanya berbeda agama, akan timbul
berbagai benturan dan kesulitan di lingkungan keluarga dalam pelaksaan
ibadah, pendidikan anak, pengaturan menu makanan, tradisi
keagamaan,dll. Maka dari semua itulah di larang disebabkan banyaknya
terjadi kemudarathan.
B. Pendidikan Islam masa Pranatal
Pendidikan pranatal adalah pendidikan sebelum melahirkan. Masa
ini ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan dan kehamilan.
Masa pranatal adalah periode awal perkembangan manusia yang
dimulai sejak konsepsi, yaitu ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma
laki-laki sampai dengan kelahiran seorang individu.2
1. Fase Pemilihan Jodoh
Fase ini adalah fase persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa
untuk menghadapi hidup baru yaitu keluarga. Salah satu pendidikan yaitu
pemilihan jodoh yang tepat. Sebab masalah ini sangat mempengaruhi
terhadap kebahagiaan rumah tangga nantinya.3
Berkenaan dengan pemilihan jodoh, syariat islam telah meletakkan
kaidah-kaidah dan hukum-hukum bagi masing-masing, yang apabila

2 Moh.Fuad Zainul Arwan, Pendidikan Pranatal, hal 9 pdf


3 Ramayulis, ilmu pendidikan islam ,......hal 303
dilaksanakan maka perkawinan akan berada pada puncak keharmonisan ,
keserasian.
Rasulullah telah memberikan gambaran dalam hadisnya mengenai
pemilihan calon istri atau suami. Berikut ini ada beberapa hadis yang
berkenaan dengan pemilihan jodoh di antaranya :
a. Pemilihan Calon Istri
Sabda Rasulullah saw:
Hadist-Hadist Lain yang Mendukung
Dalam menghubungkan hadist di atas kami akan kaitkan dengan
beberapa hadist tentang memilih pasangan. Pertama akan dikaitkan
dengan memilih calon istri yang baik :
Baik Akhlaknya (sholihah) :
‫َح َّدثَنِي ُم َح َّم ُد بْنُ َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن نُ َمي ٍْر ْالهَ ْمدَانِ ُّي َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ يَ ِزي َد َح َّدثَنَا َحي َْوةُ أَ ْخبَ َرنِي‬
َّ ‫ِّث ع َْن َع ْب ِدهَّللا ِ ب ِْن َع ْم ٍر‬
‫وان‬ ُ ‫ي ي َُحد‬ َّ ِ‫يك أَنَّهُ َس ِم َع أَبَا َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْال ُحبُل‬ ٍ ‫ُش َرحْ بِي ُل بْنُ َش ِر‬
‫اال َمرْ أَةُ الصَّالِ َحة‬
ْ َ‫َاع ال ُّد ْني‬ ٌ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ال ُّد ْنيَا َمتَا‬
ِ ‫ع َو َخ ْي ُر َمت‬ َ ِ ‫َرسُول هَّللا‬
Artinya :“Dunia adalah hiasan, dan sebaik-baik hiasan dunia
adalah wanita Sholehah”(Al-Hadist riwayat muslim).
Dari hadist diatas menjelaskan pengertian bahwa ciri khas seorang
wanita shalihah adalah ia mampu menjaga pandangannya. Ciri lainnya,
dia senantiasa taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah
basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah memperbanyak dzikir kepada
Allah di mana pun berada. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan
Al Quran. Jika seorang muslimah menghiasi dirinya dengan perilaku
takwa, akan terpancar cahaya keshalihahan dari dirinya.

b. Pemilihan Calon Suami

Artinya : “apabila kamu sekalian di datangi oleh seseorang yang


agama dan akhlaknya kamu ridahi, maka kawinkanlah ia. Jika kamu
sekalian tidak melaksanakannya, maka akan menjadi fitnah dimuka bumi
ini dan tersebarlah kerusakan. (HR. Tirmidzi)
Berdasarkan hadits tersebut, maka jelaslah bahwa hal yang paling
penting dalam memilih calon suami adalah dari agama yang dianutnya
dan akhlak yang dimilikinya.
Hadist pendukung :
Sehubungan dengan memilih calon suami untuk anak perempuan
berdasarkan ketakwaannya, Al Hasan bin Ali rahimahullah pernah
berkata pada seorang laki-laki :
“Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab
jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika
tidak menyukainya maka dia tidak akan mendzaliminya.”
Awal mula pendidikan anak tidak lepas dari tujuan pernikahan,
yaitu melaksanakan sunnah rasulullah, lahirnya keturunan yang dapat
meneruskan risalahnya. Pernikahan yang baik dilandasi dengan
keinginan untuk memelihara keturunan, tempat menyamaikan bibit iman,
sejahtera, sakinah, penuh mawaddah dan warahmah.
Oleh karena itu pemilihan pasangan sebelum nikah pun menjadi
kepedulian utama dalam merancang pendidikan anak.apabila salah dalam
pemilihan pasangan akan mendatangkan murka dan kemarahan allah,
akan membuat manusia sengsara dunia akhirat.
2. Fase Perkawinan/Pernikahan
Menurut Abdullah Nasih Ulwan, masalah perkawinan terdiri dari 2
aspek yakni perkawinan sebagai fitrah insani, perkawinan sebagai
kemaslahatan sosial.4
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syariat islam yang
berhubungan dengan anjuran pernikahan / perkawinan diantaranya:
1) Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah
Hal ini dijelaskan oleh Nabi dalam hadits beliau yang artinya
sebagai berikut:

4 Ramayulis , ilmu pendidikan islam,..........307


“siapa saja yang mampu untuk menikah, namun ia tidak menikah
maka ia tidaklah termasuk golongan ku”. (HR.Thabrani dan
Baihaqi).
2) Perkawinan untuk ketentraman dan kasih sayang
Penjelasan ini terdapat dalam firman Allah SWT dalam surat Ar-
Ruum ayat 21:

‫ق لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ْز َواجًا لِتَ ْس ُكنُوا" إِلَ ْيهَا َو َج َع َل‬


َ َ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أَ ْن َخل‬
)٢١( َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ٍ ‫ك آليَا‬ َ ِ‫بَ ْينَ ُك ْم َم َو َّدةً َو َرحْ َمةً إِ َّن فِي َذل‬

Artinya :” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia


menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”
3. Fase Kehamilan
Salah satu tujuan berumah tangga adalah untuk mendapatkan
keturunan, karena itu seorang istri sangat mengharapkan ia dapat
melahirkan seorang anak. Sebagai tanda seorang istri bisa melahirkan
adalah melalui proses kehamilan selama lebih kurang sembilan bulan. 5
Selama dalam rahim, bayi dapat belajar, merasa dan mengetahui
perbedaan antara terang dan gelap.

Agar dapat memperoleh anak, islam menganjurkan agar selalu


bermohon kepada allah dengan membaca doa seperti nabi ibrahim, firman
Allah SWT :

‫إذا تزوج أحدكم إمرأة أوإشترى خادما فليأخذ بناصيتها وليسم اهلل‬
‫ اللهم إني أس ألك من خيره ا وخيرم ا‬: ‫ع ز وج ل ولي دع بالبرك ة وليق ل‬
‫ وإذاش ترى بع يرا‬ ,‫جبلته ا علي ه واعوذب ك من ش رها وش رما جبلته ا علي ه‬
‫فليأخ ذ ب ذروة س نامه وليق ل مث ل ذل ك (رواه بخ اري في كت اب أفع ال‬
)‫العباد‬

5 Fadlullah,Orientasi Baru Pendidikan Islam, (Jakarta : Triarga Utama,2008)hal 78


Artinya : “Jika seseorang dari kalian menikahi seorang wanita
atau membeli seorang budak, maka hendaklah dia memegang ubun-
ubunnya, lalu menyebut nama allah dan memohon keberkahan.
Hendaklah dia mengucapkan : Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-
Mu akan kebaikannya dan kebaikan yang melekat padanya, dan aku
berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang melekat
padanya. Apabila dia membeli seekor unta, maka hendaklah dia
memegang ujung punuknya dan mengucapkan do’a seperti itu” (HR.
Bukhari dalam kitab Af’aal al Ibaat).

Hadis Rasulullah diatas, maka akan terjalinlah hubungan harmunis


antara suami istri sehingga tidak akan mempengaruhi kondisi janin ketika
menghadapi kehamilan dimana dalam masa hamil seorang ibu sangat
sensitif dengan situasi dan lingkungan disekitarnya, keharmunisan
tersebut  dapat juga menumbuhkan perkembangan positif pada kondisi
kejiwaan anak prenatal dalam kandungan.
Hadist :
‫ َح" َّدثَنَا َر ُس"وْ ُ"ل‬:‫ي هللاُ َع ْن"هُ ق""ال‬ ِ ‫ع َْن أَبِ ْي َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن َم ْسعُوْ ٍد َر‬
"َ ‫ض‬
‫ط ِن أُ ِّم ِه‬ْ َ‫" إِ َّن أَ َح َد ُك ْم يُجْ َم" ُع َخ ْلقَ"هُ فِ ْي ب‬:‫ق‬
ُ ْ‫ق ال َمصْ ُدو‬ ُ ‫هللاِ صلى هللا عليه وسلم" َوه َُو الصَّا ِد‬
ْ ُ‫أَرْ بَ ِع ْينَ يَوْ ًما ن‬
‫ ثُ َّم يُرْ َس " ُل إِلَ ْي" ِه‬، َ‫ ثُ َّم يَ ُكوْ نُ ُمضْ َغةً ِم ْث َل َذلِك‬، َ‫ ثُ َّم يَ ُكوْ نُ َعلَقَةً ِم ْث َل َذلِك‬،ً‫طفَة‬
‫ب ِر ْزقِ" ِه َو أَ َجلِ" ِه َو َع َملِ" ِه َو َش"قِ ٌّي َو‬ ِ ‫ت بِ َك ْت‬ٍ ‫ فَيَ ْنفُ ُخ فِ ْي ِه الرُّ وْ ُح َو ي ُْؤ َم ُ"ر بِأَرْ بَ ِع َكلِ َما‬ ‫ك‬ ُ َ‫ْال َمل‬
‫ فَ َوهللاِ الَّ ِذي اَل اِلَهَ َغ ْي ُرهُ إِ َّن أَ َح َد ُك ْم لَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه ِل ْال َجنَّ ِة َحتَّى َما يَ ُك""وْ نُ بَ ْينَ""هُ َو‬.‫َس ِع ْي ٌد‬
ِ َّ‫ق َعلَ ْي" ِه ْال ِكتَ""ابُ فَيَ ْع َم" ُل بِ َع َم" ِل أَ ْه" ِل الن‬
‫ َو إِ َّن اَ َح" َد ُك ْم‬.‫ار فَيَ" ْد ُخلُهَا‬ ُ ِ‫ فَيَ ْس"ب‬،‫ع‬ٌ ‫بَ ْينَهَ""ا إِاَّل ِذ َرا‬
، ُ‫ق َعلَ ْي" ِه ْال ِكتَ""اب‬ "ُ ِ‫ فَيَ ْس"ب‬،‫ع‬ٌ ‫ار َحتَّى َم""ا يَ ُك""وْ نُ بَ ْينَ"هُ َو بَ ْينَهَ""ا إِاَّل ِذ َرا‬ِ َّ‫لَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه" ِل الن‬
‫فَيَ ْع َم ُل بِ َع َم ِل أَ ْه ِل ْال َجنَّ ِة (رواه البخارى" و مسل‬
Terjemahan:
Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah
Saw. yang jujur dan terpercaya bersabda kepada kami, “sesungguhnya
penciptaan kalian dikumpulkan dalam rahim ibu, selama empat puluh
hari berupa nuthfah (sperma), lalu menjadi ‘alaqah (segumpal darah)
selama itu pula, lalu menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama itu
pula. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan
mencatat 4 (empat) perkara yang telah ditentukan, yaitu: rezeki, ajal,
amal, dan sengsara atau bahagianya.  Demi Allah, Dzat yang tiada
Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada diantara kalian yang melakukan
perbuatan-perbuatan penghuni surga hingga jarak antara dia dengan
surga hanya sehasta (dari siku sampai ujung jari), namun suratan
takdirnya sudah diterapkan, lalu ia melakukan perbuatan penghuni
neraka, maka ia pun masuk neraka. Ada juga yang melakukan perbuatan-
perbuatan penghuni neraka hingga jarak antara dia dan neraka hanya
sehasta. Namun suratan takdirnya sudah ditetapkan, lalu ia melakukan
perbuatan penghuni surga. (HR. Bukhori dan Muslim)
Penjelasan hadis
Tahapan perkembangan janin

ْ َ‫إِ َّن أَ َح َد ُك ْم يُجْ َم ُع خَ ْلقَهُ فِ ْي ب‬


Menurut sebagian ulama, makna sabdanya ‫ط ِن‬
‫( أُ ِّم ِه‬sesungguhnya seorang dari kalian dihimpun penciptaannya dalam
perut ibunya), bahwa air mani jatuh dalam rahim dengan tercerai berai lalu
Allah menghimpunnya di tempat kelahiran dari rahim tersebut di masa
ini.6

Kemudian selama seratus dua puluh hari, janin mengalami tiga


kali perkembangan. Perkembangan tersebut terjadi setiap empat puluh
hari. Empat puluh hari pertama, janin masih berbentuk nuthfah. Empat
puluh hari berikutnya, berbentuk gumpalan darah. Empat puluh hari
berikutnya, menjadi segumpal daging. Setelah seratus dua puluh hari,
malaikat meniupkan ruh ke dalamnya, dan ditetapkan bagi janin tersebut
empat ketentuan di atas.

Perkembangan janin ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah


berfirman dalam (QS. Al-Mu’minun, 12-14)
         
        
     
       
    
6 Fadlullah,Orientasi Baru Pendidikan Islam,.....hal 78-79
Artinya :”12. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta yang paling baik.”
Penjelasan ayat tersebut ialah proses kejadian manusia sebagai
mana dikemukakan dalam ayat tersebut telah terbukti sejalan dengan apa
yang dijelaskan berdasarkan analisis ilmu pengetahuan yang mana al-
Quran dan ilmu pengetahuan menjelaskan kepada manusiabahwa diri nya
adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dan selanjutnya ia harus
mempertanggung jawabkan perbuatan nya kelak di akhirat. Kesadaran ini
selanjutnya diharapkan dapat menimbulkan sikap rendah hati, bertanggung
jawab, beribadah dan beramal shaleh.
Selanjutnya kalimat khalqan akhbar (makhluk yang berbentuk
lain) yang terdapat pada ayat tersebut menunjukan bahwa disamping
manusia memiliki unsur fisik sebagaimana dimiliki makhluk lainnya,
namun ia juga memiliki potensi lain.7
C. Pendidikan Islam masa Pascanatal
Pendidikan pascanatal ialah proses pendidikan yang dilakukan oleh
manusia sejak mereka lahir hingga tutup usia.pendidikan pascanatal
sering disebut pendidikan sepanajang hidup. Hal ini dikarenakan
pendidikan terjadi terus menerus tanpa terputus hingga ia meninggal.
Dalam bahasa arab, pendidikan pascanatal disebut juga dengan
tarbiyah bagda al-wildah yang artinya pendidikan setelah melahirkan.
Dalam pandangan islam anak-anak itu lahir dalam keadaan fitrah:
memiliki kecendrungan bawaan alamiah “setiap anak lahir dalam
keadaan fitrah (islam) Orang tuanya lah yang menyebabkan ia

7 Abuddin Nata,tafsir ayat-ayat pendidikan,(Jakarta : PT Raja Grafindo persada ,2014)


hal45-46
menjadi yahudi, nasrani atau majusi “ . Hal ini berlaku untuk anak
yang lahir dari keluarga muslim maupun non muslim. 8
Fase bayi
Masa bayi ini berlangsung dari usia 0 sampai 3 tahun. Setelah anak
lahir perlu dikumandangakan adzan dekat telinganya, agar pengalaman
pertama adalah kaliamat tauhid yang berintikan pengakuan dan
9
keagungan. Allah dan kerasulan Muhammad. Bayi yang baru lahir
memang belum mengerti arti kata “tauhid” dalam adzan tersebut, namun
dasar keimanan dan keislaman sudah masuk kedalam hatinya. Masa bayi
disebut juga masa mulut (oral phase). Disebut demikian karena bayi
dapat mencapai pemuasan kebutuhan hidupnya melalui mulutnya.
Hadits
a. Mengumandangkan azan

 ‫ حدشنا يحيى بن سعيد وعبد الر حمن بن مهدي قال‬ , ‫حدشنا محمد بن بسار‬

‫ رأيت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته فا طمة با‬:
                                                                      ‫لصالة‬

Terjemahannnya“Dari Abu Rafi’ia berkata : “Aku melihat


Rasulullah saw mengumandangkan adzan layaknya adzan pada telinga
Al Hasan bin Ali ketika dilahirkan ibunya , Fatimah.”

b. Mendidik anak mendirikan sholat


‫ يعني األيشكري – حدشنا أسما عيل عن عمرو بن‬ – ‫حدشنا مؤمل بن هشام‬
‫ وهو س""وار بن داود أب""و حم""زة الم""زني الص""يرو" بن ش""عيب‬: ‫ قال أبو داود‬. ‫حمزة‬
‫ << مروا أوالدكم ب""ا‬: ‫ قال رسول" هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫ عن جده قال‬, ‫عن أبيه‬
"‫ وفرق""وابيتهم‬,‫لصالة وهم أبتاء سبع سنين واضربو هم عليها وهو أبناء عشر س""نين‬
‫في المضاجع‬
Terjemahannya :“Dari ‘amar ibn Syu’aib dari bapaknya dari
kakeknya. Rasulullah saw. Berkata : “ suruhlah anakmu mendirikan
sholat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena
meninggalkannya ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada saat itu),
pisahkanlah tempat tidur mereka.”

87 Fadlullah, orientasi baru pendidikan islam,(jakarta : diadid media , 2008) hal 87


9 Syamsu yusuf L.N , Psikologi perkembangan anak dan Remaja, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya 2000) hal 151
Penjelasan HaditsDalam hadits diatas menjelaskan tentang seorang
sahabat Nabi melihat ketika Fatimah melahirkan Al Hasan Ali, ketika  Al
Hasan lahir kemudian Rasulullah saw mengumandangkan azan seperti
azan sholat pada telinga Al Hasan Ali yang mana hadits tersebut
dijelaskan bahwa ketika anak tersebut lahir rasul mengumandangkan
azan di telingannya. Dalam riwayat lain menyebutkan bahwa anak yang
dilahirkan lalu dikumandangkan azan di telinganya yang kanan dan
iqamah di kirinya, maka anak tersebut akan terbebas dari gangguan
syetan.
Sejak bayi dilahirkan, Islam telah meletakan tata cara, sebagai
anjuran dan tradisi yang baik untuk pembinaan jiwa anak-anak,
diantaranya: Bisyarah (ungkapan turut gembira), disunnahkan
mengadzani dan mengiqamati anak yang baru lahir, dan disunnahkan
mencukur rambut.
1. Fase kanak-kanak
Pendidikan masa anak-anak berlangsung dari usia 3 sampai 12
tahun dan pada masa anak-anak ini terdiri dari tiga fase, yaitu sebagai
barikut:
a. Permulaan masa anak-anak
Pada awal masa ini sekitar usia 3sampai 5 tahun. Perkembangan ini
ditandai dengan munculnya sikap egosentris pada diri setiap anak. Masa
ini sangat memerlukan kesabaran dan kebijaksanaan kedua orang tua
sebagai pendidik. Orang tua tidak boleh memaksakan kehendak pada
anak-anak harus ditumbuhkan kebiasaan melakukan sesuatu yang baik
dan dikenal disiplin.
b. Pertengahan masa anak-anak
Periode ini berlangsung dari umur 6 sampai dengan 9 tahun.
Periode ini sangat penting artinya bagi peletakkan dasar untuk
perkembangan selanjutnya melalui sekolah atau madrasah sebagai
lembaga pendidikan. Awal dari fase ini bagi anak-anak untuk mengenal
orang dewasa diluar keluarga.
c. Akhir masa anak-anak
Masa ini berlangsung pada usia 9 tahun sampai dengan 12 tahun.
Masa ini merupakan lanjutan dari masa sebelumnya yang ditandai
dengan berbagai kematangan aspek psikologi yang diperlukan untuk
dapat ikut serta dalam proses pendidikan formal.
D. Pendidikan Islam masa Remaja
Masa ini berlangsung dari umur 12-21 thn yang terdiri dari tiga fase
antara lain:
a. Masa Pra Remaja ( Remaja Awal )
Masa ini berlangsung dari umur 12-15 tahun. Fase ini ditandai
dengan semakin meningkatnya sikap sosial pada anak. Gejala pada masa
ini dalah bersaing dengan teman sebaya dan lingkungan jenis kelamin
yang sama. Pada periode ini kesempatan membantu anak, disamping
menguasai ilmu teknologi yang sesuai dengan kemampuan
intelektualnya. Juga menumbuhkan sikap bertanggung jawab dan
menghargai nilai-nilai, terutama yang bersumber dari ajaran islam.
Haditsnya :
ُ‫"ال َح" َّدثَنِي ُخبَيْب‬َ "َ‫ار بُ ْندَا ٌر قَا َل َح" َّدثَنَا يَحْ يَى ع َْن ُعبَ ْي" ِد هَّللا ِ ق‬
ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ بَ َّش‬
‫ص "لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي " ِه‬
َ ‫"رةَ ع َْن النَّبِ ِّي‬َ "‫َاص " ٍم ع َْن أَبِي هُ َر ْي‬
ِ ‫ص ب ِْن ع‬ ِ ‫بْنُ َع ْب " ِد ال "رَّحْ َم ِن ع َْن َح ْف‬
‫ال َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ْم هَّللا ُ فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم اَل ِظ َّل إِاَّل ِظلُّهُ اإْل ِ َما ُم ْال َع""ا ِد ُل َو َش "ابٌّ ن ََش "أ َ فِي‬
َ َ‫َو َسلَّ َم ق‬
ِ ‫ق فِي ْال َم َس‬
"‫اج ِد َو َر ُجاَل ِن تَ َحابَّا فِي هَّللا ِ اجْ تَ َم َعا َعلَ ْي" ِه َوتَفَ َّرقَ"ا‬ ٌ َّ‫ِعبَا َد ِة َربِّ ِه َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل‬
َ ‫َص" َّد‬
‫ق‬ َ ‫"ال إِنِّي أَخَ"افُ هَّللا َ َو َرجُ" ٌل ت‬ َ َ‫ب َو َج َم"ا ٍل فَق‬ ٍ "‫ص‬ ِ ‫ات َم ْن‬ُ ‫َعلَ ْي ِه َو َر ُج ٌل طَلَبَ ْتهُ ا ْم" َرأَةٌ َذ‬
ُ‫ت َع ْينَاه‬ْ ‫ض‬ ُ ِ‫أَ ْخفَى َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم ِش َمالُهُ َما تُ ْنف‬
َ ‫ق يَ ِمينُهُ َو َر ُج ٌل َذ َك َر هَّللا َ خَالِيًا فَفَا‬

Terjemahan:“Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi


wasallam bersabda: “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat
naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;
pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan
‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan
masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka
tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang
laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi
cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang
bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang
laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga
kedua matanya basah karena menangis.”
Penjelasan Hadits :
Dalam hadits di atas meenjelaskan tentang ada tujuh golongan
orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada
naungan pengecualian, diantaranya naungan itu adalah: Pemimpin yang
adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada
Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua
orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, Mereka yang tidak
mau bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki laki
yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita yang kaya lagi cantik
lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah
dan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang
berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya
basah karena menangis.

b. Masa Pubertas ( Remaja Akhir )


Masa ini berlangsung pada usia 15-18 tahun. Masa ini merupakan
tahap akhir bagi individu dalam mempersiapkan dirinya untuk menjadi
manusia dewasa yang berdiri sendiri. Pada masa ini anak banyak
mengalami krisis, namun krisis itu tidak akan terasa berat jika sejak awal
anak-anak dan para remaja telah hidup dalam keluarga yang
menempatkan ajaran islam sebagai panutan nya.
Hadistnya :

‫ت َم َع‬ َ َ‫ص َح َّدثَنَا أَبِي َح َّدثَنَا اأْل َ ْع َمشُ قَا َل َح َّدثَنِي إِب َْرا ِهي ُم ع َْن ع َْلقَ َمةَ ق‬
ُ ‫ال ُك ْن‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُع َم ُر بْنُ َح ْف‬
َ‫ال ع ُْث َمانُ هَلْ لَك‬ َ َ‫اجةً فَخَ لَ َوا فَق‬ َ ‫َع ْب ِد هَّللا ِ فَلَقِيَهُ ع ُْث َمانُ بِ ِمنًى فَقَا َل يَا أَبَا َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن إِ َّن لِي إِلَ ْيكَ َح‬
َ ‫ك َما ُك ْنتَ تَ ْعهَ ُد فَلَ َّما َرأَى َع ْب ُد هَّللا ِ أَ ْن لَي‬
ُ‫ْس لَه‬ ِّ ُ‫يَا أَبَا َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن فِي أَ ْن ن‬
َ ‫زَو َجكَ بِ ْكرًا تُ َذ ِّك ُر‬
‫ال لَنَا‬َ َ‫ك لَقَ ْد ق‬ َ ِ‫ْت إِلَ ْي ِه َوهُ َو يَقُو ُل أَ َما لَئِ ْن قُ ْلتَ َذل‬ ُ ‫ال يَا ع َْلقَ َمةُ فَا ْنتَهَي‬
َ َ‫ي فَق‬ َ ‫َحا َجةٌ إِلَى هَ َذا أَ َش‬
َّ َ‫ار إِل‬
‫ب َم ْن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ْم ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّوجْ َو َم ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
َ ‫النَّبِ ُّي‬
‫صوْ ِم فَإِنَّهُ لَهُ ِو َجا ٌء‬َّ ‫فَ َعلَ ْي ِه بِال‬

Terjemahan“Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh


Telah menceritakan kepada kami bapakku Telah menceritakan kepada
kami Al A’masy ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Ibrahim dari
‘Alqamah ia berkata; Aku berada bersama Abdullah, lalu ia pun ditemui
oleh Utsman di Mina. Utsman berkata, “Wahai Abu Abdurrahman,
sesungguhnya aku memiliki hajat padamu.” Maka keduanya berbicara
empat mata. Utsman bertanya, “Apakah kamu wahai Abu Abdurrahman
kami nikahkan dengan seorang gadis yang akan mengingatkanmu apa
yang kamu lakukan?” Maka ketika Abdullah melihat bahwa ia tidak
berhasrat akan hal ini, ia pun memberi isyarat padaku seraya berkata,
“Wahai ‘Alqamah.” Maka aku pun segera menuju ke arahnya. Ia
berkata, “Kalau Anda berkata seperti itu, maka sesungguhnya Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda kepada kita: ‘Wahai
sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai
kemampuan, maka hendaklah ia menikah, dan barangsiapa yang belum
mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu akan lebih bisa
meredakan gejolaknya.”
Penjelasan Hadits
Dari hadits tersebut menjelaskan bahwasanya ada panggilan
terhadap sekalian pemuda yang telah mempunyai kemampuan untuk
menikah, maka hendaknya pemuda tersebut menikah, baik itu
kemampuan dari lahirnya maupun dari bathinnya. Serta bagi pemuda
yang belum sanggup atau belum mampu untuk bekeluarga, maka dalam
hadits nabi tersebut menganjurkan untuk berpuasa, yang mana dengan
berpuasa akan lebih bisa meredakan gejolak yang ada pada individu
tersebut, baik itu nafsu maupun yang lainnya.
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendidikan merupakan suatu yang berguna bagi kehidupan
manusia dalam menjalani kehidupannya. Dalam keluarga hendaknya
pendidikan anak harus diperhatikan, agar nantinya akan menjadi anak
yang mau didik, sehingga sebagai orang tua berhasil dalam mendidik
anaknya. Sehubung dengan pembahasan makalah disini, pemakalah
akan membahas hadits tentang fase-fase pendidikan.

Periodesasi pendidikan Islam dibagi manjadi 3 fase yakni:


A.   Fase Pra konsepsi
Pendidikan pra konsepsi ini adalah salah satu upaya persiapan
pendidikan yang dimulai ketika seseorang memilih pasangan hidupnya
sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan dalam rahim sang ibu.

B. Fase Pranatal

Pendidikan Pranatal adalah pendidikan sebelum masa melahirkan.


Masa ini ditandai dengan fase pemilihan jodoh, pernikahan, dan
kehamilan.Adapun pembagian Fase Pranatal adalah :

a. Fase Pemilihan Jodoh


b. Fase Perkawinan/Pernikahan
c. Fase Kehamilan

C. Fase Pasca natal


Pendidikan pasca natal yaitu pendidikan yang dimulai semenjak
lahirnya anak samapai mereka dewasa, bahkan sampai meninggal
dunia yang kita kenal dengan pendidikan seumur hidup.

D. Pendidikan Islam masa Remaja

Masa ini berlangsung dari umur 12-21 thn yang terdiri dari tiga fase
antara lain:
a. Masa Pra Remaja ( Remaja Awal )
b. Masa Pubertas ( Remaja Akhir )
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. 2014. tafsir ayat-ayat pendidikan. Jakarta : PT Raja


Grafindo persada
Fadlullah.2008. Orientasi Baru Pendidikan Islam. Jakarta : Triarga Utama
Moh.Fuad Zainul Arwan, Pendidikan Pranatal, pdf
Ramayulis,2002. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta :Kalam Mulia
Syamsu yusuf L.N. 2000. Psikologi perkembangan anak dan Remaja.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai