1 (2016)
Abstrak
Berdasarkan data awal yang diperoleh siswa kelas V SDN Tegalkalong III mengalami kesulitan
dalam membaca puisi, karena hanya empat siswa atau 16% yang tuntas dalam aspek kognitif,
sedangkan dalam aspek membaca puisi hanya enam atau 24% yang tuntas.Oleh karena itu,
diterapkanlah metode ATM (amati, tiru, dan modifikasi) berbantuan media audiovisual untuk
meningkatkan nilai proses dan hasil belajar siswa. Metode ATM ini terinspirasi dari metode
Drill dan metode Role Playing. Tujuan diterapkannya metode ATM adalah untuk mengetahui
rencana dan pelaksanaan pembelajaran, peningkatan aktivitas siswa, serta peningkatan hasil
belajar siswa dalam aspek kognitif dan psikomotor. Penerapan metode ATM ini pada siklus III
mampu meningkatkan hasil kinerja guru sehingga dapat mencapai target yaitu 100%.
Kemudian mampu meningkatkan aktivitas siswa hingga melampaui target yaitu 89,7%. Hasil
belajar siswa meningkat melampaui target yaitu 92% baik dari aspek kognitif maupun aspek
unjuk kerja keterampilan membaca puisi.
Kata kunci: metode ATM , media audiovisual, keterampilan membaca puisi.
881
Rinrin Herlina, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi
tertulisnya.” Dengan membaca, seseorang atau belum tuntas. Untuk hasil tes
dapat memperoleh informasi baik itu keterampilan membaca puisi, hanya 6 siswa
informasi yang baru maupun informasi yang atau 24% yang mencapai nilai KKM.
telah lama ada. Tarigan (2008, hlm. 9) Sedangkan 19 siswa atau 76% lainnya belum
mengungkapkan bahwa “tujuan utama dalam mencapai nilai KKM. Kebanyakan siswa malu-
membaca adalah untuk mencari serta malu dalam mengeluarkan ekspresi wajah
memperoleh informasi, mencakup isi, yang sesuai dengan isi puisi. Permasalahan di
memahami makna bacaan.” Pembelajaran atas disebabkan oleh beberapa hal.
keterampilan membaca di SD dibedakan Berdasarkan wawancara yang dilakukan
berdasarkan dengan jenjang kelas dan jenis dengan Bapak Wali Kelas V, yakni Bapak
keterampilan membacanya (membaca Maman Suratman memberikan penjelasan
permulaan dan membaca pemahaman). bahwa penyebab siswa tidak terampil dalam
membaca puisi adalah faktor kurangnya rasa
Membaca di SD terdiri dari beberapa macam, percaya diri siswa dan juga faktor gangguan
di antaranya adalah membaca dangkal dan dari teman-temannya. Lebih rincinya lagi,
membaca intensif. Membaca dangkal atau peneliti melakukan wawancara kepada
superficial reading adalah salah satu kegiatan beberapa siswa yang evaluasi akhir
membaca yang bertujuan untuk memperoleh kognitifnya mencapai KKM, namun
pemahaman yang dangkal atau yang tidak keterampilan membacanya masih kurang
mendalam dari suatu bahan bacaan. dari KKM. Wawancara juga dilakukan kepada
Sedangkan Membaca intensif atau intensive siswa yang nilai evaluasi akhir kognitif dan
reading merupakan suatu kegiatan membaca keterampilan membacanya tidak mencapai
yang mempunyai tujuan agar pembaca nilai KKM.
memahami teks bacaan yang telah
dibacanya. Hal tersebut sesuai dengan Tujuan dilakukannya wawancara ini adalah
pendapat Iswara (2014, hlm. 80) yang untuk mendapatkan data yang valid tentang
mengemukakan bahwa “membaca intensif penyebab terjadinya permasalahan tersebut.
adalah membaca dengan pemahaman Berdasarkan hasil wawancara yang telah
maksimal.” Keterampilan membaca dapat dilakukan, siswa-siswa cenderung malu untuk
dikuasi oleh siswa melalui kegiatan-kegiatan maju membaca puisi. Selain itu, siswa-siswa
yang dapat mendukungnya, seperti kegiatan juga merasa tidak nyaman dengan adanya
membaca puisi, membaca dalam hati, gangguan dari teman-temannya. Penyebab
membaca nyaring, dan lain sebagainya. yang lain adalah karena pembelajaran yang
Beberapa aspek penting yang akan diberikan oleh guru kurang menerap dalam
mempengaruhi ketika membaca terutama diri siswa. Siswa mengetahui apa itu lafal,
membaca puisi adalah, lafal, intonasi, dan intonasi, dan ekspresi, tetapi meraka tidak
ekspresi. mengetahui cara menerapkannya saat
membaca puisi. Sementara itu, untuk siswa
Hasil tes siswa dalam keterampilan membaca yang nilai kognitif dan keterampilan
puisi tidak mencapai tujuan yang diharapkan. membacanya tidak mencapai KKM,
Baik dari tes kognitif maupun tes penyebabnya adalah siswa tidak memahami
keterampilan membaca banyak nilai siswa mengenai penggunaan lafal, intonasi, dan
yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum ekspresi dalam membaca puisi.
(KKM). Terbukti dari jumlah 25 siswa, hanya 4
orang siswa atau 16% yang mencapai nilai Dengan melihat permasalahan di atas, maka
KKM dalam tes kognitif. Sedangkan 21 siswa dirancanglah sebuah perencanaan
atau 84% lainnya tidak memenuhi nilai KKM pembelajaran untuk memperbaiki masalah-
882
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
883
Rinrin Herlina, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi
884
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
150
93,3 100
100 80
Skor
36 42 45
50 Persetase
0
Siklus I Siklus II Siklus III
Pada siklus I jumlah skor penilaian yang mendapatkan interpretasi baik sekali.
diperoleh yaitu 36 dengan persentase 80%, Sedangkan pada siklus III perolehan nilai
mendapatkan interpretasi baik. Pada siklus II untuk perencanaan pembelajaran sudah
skor penilaian yang didapatkan naik menjadi sesuai target yang ditentukan dengan skor 45
42 dengan persentase 93,3% dan dan persentase 100%, dan mendapatkan
885
Rinrin Herlina, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi
interpretasi baik sekali. Berdasarkan diagram pelatihan pernafasan, pelatihan lafal, intonasi
tersebut dapat disimpulkan bahwa dan ekspresi. Latihan-latihan tersebut dapat
perencanaan pembelajaran yang dilakukan membantu siswa dalam menguasai sesuatu
dalam setiap tindakan mengalami hal. Diperkuat oleh Djuanda (2006, hlm. 8)
peningkatan sehingga mampu mencapai yang berpendapat bahwa “...semakin sering
target yang ditentukan. dan lama suatu latihan diberikan akan
semakin tinggi pengalaman dan bentuk
Pelaksanaan Tindakan keterampilan yang diperoleh.”
Kinerja Guru
Setelah rencana pembelajaran disusun, maka Keberhasilan pembelajaran yang mampu
selanjutnya dilakukan pelaksanaan meningkatkan keterampilan membaca puisi
pembelajaran di setiap siklus. Pembelajaran siswa tidak luput dari peran media
dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah audiovisual yaitu berupa video contoh
metode ATM berbantuan media audiovisual. membaca puisi. Hal ini dipertegas oleh Dale
Langkah pembelajaran yang dilakukan di (dalam Kustandi dan Sutjipto, 2011, hlm. 24)
setiap siklus sama, namun dengan beberapa menyatakan “bahan-bahan audiovisual dapat
perbaikan dan tambahan yang dilakukan. Hal memberikan banyak manfaat, asalkan guru
ini bertujuan untuk meningkatkan berperan aktif dalam proses pembelajaran.”
pembelajaran sehingga mampu mencapai Melalui media ini siswa dapat belajar dengan
target yang ditentukan. dua media secara bersamaan, yakni media
audio sekaligus media visual.
Tindakan yang dilakukan dalam setiap siklus
yaitu dengan menerapkan metode ATM Setelah berbagai tindakan dilakukan disetiap
berbasis media audiovisual. Kegiatan dalam siklus, didapatkan hasil bahwa proses dan
metode ATM ini terdiri dari tiga tahap utama hasil belajar siswa dapat meningkat. Sehingga
yaitu mengamati, meniru, dan memodifikasi. mampu mencapai target yang sudah
Dalam tiga tahap utama itu terdapat banyak ditentukan. Berikut ini adalah diagram
latihan-latihan dasar yang dilakukan oleh peningkatan penilaian pelaksanaan
siswa, seperti pelatihan konsentrasi, pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
120 100
94,7
100 78,9
80
54 57
60 45 Skor
40
Persentase
20
0
Siklus I Siklus II Siklus
III
Penilaian yang didapatkan oleh guru pada 78,9%, mendapatkan interpretasi baik. Pada
saat pelaksanaan pembelajaran pada siklus I siklus II penilaian meningkat menjadi 54
mendapatkan skor 45 dengan persentase dengan persentase 94,7%, mendapatkan
interpretasi baik sekali. Sedangkan pada dengan persentase 100% dan interpretasi
siklus III target pelaksanaan pembelajaran baik sekali. Diagram tersebut menunjukkan
sudah tercapai dengan mendapatkan skor 57 bahwa pelaksanaan pembelajaran yang
886
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
25 23
20 18 17
15
10 7 8
5 2
0
Siklus I Siklus II Siklus III
Dalam diagram tersebut terjadi peningkatan Tindakan yang dilakukan selama tiga siklus
aktivitas siswa ke arah yang lebih baik lagi. mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada siklus I aktivitas siswa yang termasuk Siswa mampu menjelaskan pengertian puisi
kategori baik hanya berjumlah tujuh siswa serta pengertian dari aspek-aspek penting
dan yang termasuk kategori cukup berjumlah dalam membaca puisi, dan menentukan jeda
18 siswa. Pada siklus II aktivitas siswa yang dalam sebuah puisi. Video puisi membantu
termasuk kategori baik meningkat menjadi siswa untuk mengamati, meniru dan
17 siswa dan yang termasuk kategori cukup memodifikasi puisi sesuai dengan karakter
berjumlah delapan siswa. Sedangkan pada dan inisiatif masing-masing. Olah pernafasan
siklus III aktivitas siswa yang termasuk membantu siswa dalam berlatih pelafalan.
kategori baik sudah mencapai target yang Olah vokal juga membantu siswa dalam
ditentukan yaitu 23 siswa dan yang termasuk berlatih pelafalan dan intonasi. Latihan
kategori cukup hanya ada dua siswa. konsentrasi dan senam wajah membantu
siswa dalam berlatih ekspresi (penghayatan).
Tes Hasil Belajar Hasil belajar siswa mampu mencapai target
yang ditentukan yaitu 85% dari jumlah siswa
887
Rinrin Herlina, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi
100 92
76
80
60
60
Jumlah Siswa
40 Persentase
19 23
20 15
0
Siklus I Siklus II Siklus III
Siswa yang mampu memenuhi kriteria dengan persentase 76%. Pada siklus III 23
ketuntasan minimal (KKM) merupakan siswa siswa dari 25 siswa, tuntas dengan
yang dikatakan tuntas dalam suatu persentase 92%. Hal ini berarti bahwa
pembelajaran. Untuk mata pelajaran Bahasa tindakan yang dilakukan sudah melebihi
Indonesia KKM yang ditentukan oleh SDN target yang ditentukan yaitu 85%.
Tegalkalong III yaitu 70. Pada siklus I jumlah
siswa yang tuntas yaitu 15 siswa dengan Sedangkan diagram peningkatan hasil tes
persentase 60%. Pada siklus II jumlah siswa keterampilan membaca puisi adalah sebagai
yang tuntas meningkat menjadi 19 siswa berikut.
888
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
100 92
80 72
60 48
40 Jumlah Siswa
18 23
20 12 Persentase
0
Siklus I Siklus Siklus
II III
Ketuntasan minimal yang ditentukan untuk kinerja guru mencapai persentase 100%
keterampilan membaca puisi siswa yaitu 70. dengan kriteria sangat baik.
Pada siklus I siswa yang tuntas berjumlah 12 2. Aktivitas siswa selama pembelajaran
siswa dengan persentase 48%. Pada siklus II terekam dalam format observasi aktivitas
jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi siswa dan catatan lapangan. Terdapat
18 siswa dengan persentase 72%. Sedangkan peningkatan jumlah siswa yang dianggap
pada siklus III siswa yang tuntas yaitu 23 berkriteria baik. Pada siklus I terdapat 7
dengan persentase 92%. Hasil yang didapat orang siswa (28%), pada siklus II terdapat 17
dari tes hasil belajar siswa sudah memenuhi orang siswa (68%) sedangkan pada siklus III
target pencapaian yang telah ditentukan mengalami peningkatan kembali hingga 23
yaitu 85%. orang siswa (92%). Dengan demikian, nilai
Berdasarkan hasil paparan data dan aktivitas siswa telah mencapai target yang
pembahasan dari siklus I sampai siklus III, telah ditentukan yakni 85 %.
maka hipotesis penelitian ini terbukti bahwa 3. Pelaksanaan pembelajaran bahasa
penerapan metode ATM berbantuan media Indonesia pada materi membaca puisi. Pada
audiovisual dapat meningkatkan kemampuan siklus I, persentase kinerja guru adalah 78,9%
membaca puisi siswa di kelas V SDN dengan kriteria baik. Pada siklus II terjadi
Tegalkalong III Kecamatan Sumedang Utara peningkatan, persentasenya menjadi 94,7%
Kabupaten Sumedang. dengan kriteria sangat baik dan pada siklus III
kinerja guru mencapai persentase 100%
KESIMPULAN dengan kriteria sangat baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 4. Peningkatan keterampilan membaca
di kelas V SDN Tegalkalong III, Kecamatan siswa dalam membaca puisi. Adapun
Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang pada peningkatan hasil belajar siswa SD Negeri
pembelajaran bahasa Indonesia membaca Tegalkalong III pada aspek kognitif yakni,
puisi dengan metode ATM berbantuan media pada data awal hanya 4 orang siswa (16%)
audiovisual, dapat disimpulkan bahwa: dari 25 orang siswa yang dapat mencapai
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang KKM, sedangkan pada siklus I mengalami
dibuat oleh guru ini dievaluasi dengan peningkatan menjadi 15 orang siswa (60%),
menggunakan format instrumen pada siklus II peningkatan kembali terjadi
perencanaan kinerja guru. Pada siklus I, sehingga jumlah siswa yang mampu
persentase perencanaan kinerja guru adalah mencapai KKM menjadi 19 orang siswa
80% dengan kriteria baik. Pada siklus II terjadi (76%), namun hal tersebut belum mampu
peningkatan, persentasenya menjadi 93,3% mencapai target sehingga diadakan siklus III
dengan kriteria sangat baik dan pada siklus III yang membuat jumlah siswa yang mancapai
889
Rinrin Herlina, Prana Dwija Iswara, Yedi Kurniadi
KKM semakin bertambah yakni menjadi 23 kembali terjadi sehingga jumlah siswa yang
orang siswa (92%). Sedangkan peningkatan mampu mencapai KKM menjadi 18 orang
hasil belajar siswa SD Negeri Tegalkalong III siswa (72%), namun hal tersebut belum
pada aspek keterampilan membaca puisi mampu mencapai target sehingga diadakan
yakni, pada data awal hanya 6 orang siswa siklus III yang membuat jumlah siswa yang
(24%) dari 25 orang siswa yang dapat mancapai KKM semakin bertambah yakni
mencapai KKM, sedangkan pada siklus I menjadi 23 orang siswa (92%).
mengalami peningkatan menjadi 12 orang
siswa (48%), pada siklus II peningkatan
Margono. (2010). Metodologi penelitian
DAFTAR PUSTAKA pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Abbas, S. (2006). Pembelajaran bahasa
indonesia yang efektif di sekolah dasar. Resmini, N., Hartati, T., dan Cahyani, I.
Jakarta: DEPDIKNAS. (2009). Pembinaan dan pengembangan
pembelajaran bahasa dan sastra
Djuanda, D. (2006). Pembelajaran bahasa indonesia. Bandung: UPI PRESS.
indonesia yang komunikatif dan
menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Suryosubroto, B. (2009). Proses belajar
mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanifah, N. (2014). Memahami penelitian
tindakan kelas : Teori dan Aplikasinya. Tarigan, H.G. (2013). Membaca sebagai
Bandung : UPI PRESS. suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
ANGKASA.
Iswara, P.D. dan Harjasujana, A.S. (1996).
Kebahasaan dan membaca dalam bahasa
indonesia. Jakarta: DEPDIKBUD.
890