SKRIPSI
SKRIPSI
ii
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada:
1) Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;
2) Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si., selaku Ketua Program Sarjana
Reguler/Paralel Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI;
3) Drs. Achmad Lutfi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara FISIP UI, yang telah meluangkan waktu selama empat tahun bagi
penulis untuk berkonsultasi tentang perkuliahan;
4) Drs. Teguh Kurniawan., M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
5) Lina Miftahul Jannah S.Sos., M.Si., selaku pembimbing akademis penulis
selama delapan semester ini;
6) Pak Reko, Ibu Sulis, Pak Harjo, Pak Budi, dan Pak Syahruddin di bagian
data dan informasi kepegawaian yang telah menerima saya dengan baik
selama sebulan lamanya melakukan magang di Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian Kementerian Agama;
7) Pihak Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI lainnya yang telah
banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;
8) Orang tua, adik dan keluarga besar saya yang senantiasa selalu mendoakan
saya dan telah memberikan bantuan dukungan material dan moral;
9) Kekasih tercinta Gatra Ridho Pratama yang telah membantu, memotivasi,
dan menyemangati saya;
Penulis
vi
viii
ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Pokok Permasalahan ..................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
1.4 Signifikansi Penelitian ................................................................................ 10
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................. 10
BAB 2 KERANGKA TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 12
2.2 Kerangka Teori ........................................................................................... 18
2.2.1 Pendekatan Sistem ........................................................................... 19
2.2.2 Sistem Informasi Manajemen .......................................................... 22
2.2.3 Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian .................................... 24
2.3 Operasionalisasi Konsep ............................................................................ 47
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................ 50
3.2 Jenis Penelitian............................................................................................ 51
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 51
3.4 Teknik Analisis Data ................................................................................... 52
3.5 Narasumber/Informan ................................................................................. 53
3.6 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 53
3.7 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 54
BAB4 ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJAMEN
KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DILIHAT DARI ASPEK INPUT,
PROSES, DAN OUTPUT
4.1 Gambaran Umum Kantor Pusat Kementerian Agama RI .......................... 55
4.2 Gambaran Umum SIMPEG ........................................................................ 61
4.3 Fungsi Utama Penerapan SIMPEG ............................................................ 67
4.4 Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
(SIMPEG) dilihat dari Aspek Input, Proses, dan Output Di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI ....................................................... 69
4.4.1 Input .................................................................................................. 70
4.4.2 Proses ................................................................................................ 82
xi
xii
xiii
xiv
Agama
Departemen Agama
xv
Terkait dengan berbagai masalah dalam tubuh PNS, maka tercipta suatu
tuntutan bagi pemerintah untuk mengembangkan PNS dengan berbagai usaha
dalam mendukung proses terwujudnya reformasi manajemen kepegawaian
(Kahipdana, 2008). Pengembangan PNS itu sendiri meliputi perencanaan,
pengadaan, pendidikan, penempatan, dan pendayagunaan PNS yang ada. Dalam
pelaksanaannya, walaupun banyak usaha yang telah dikembangkan namun diakui
pemerintah masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan kebijakan
pengembangan PNS yang mantap dan konsisten yang mampu mendukung
terkoordinasinya komponen perencanaan, pengadaan, dan pendayagunaan PNS.
Salah satu yang sangat menentukan hasil rencana kebutuhan PNS adalah
dukungan informasi. Informasi adalah sesuatu yang teramat penting dan berharga
Universitas Indonesia
dalam sebuah organisasi dewasa ini. Informasi yang akurat dan cepat dapat sangat
membantu tumbuh kembangnya sebuah organisasi, maka dari itu, pengelolaan
informasi dipandang penting demi kelancaran sebuah pekerjaan dan untuk
menganalisa perkembangan dari pekerjaan itu sendiri.
Dukungan informasi yang selama ini ada di instansi pemerintahan sering
kali dikeluhkan dan dapat menjadi penghambat berlangsungnya reformasi
manajemen kepegawaian serta dapat mempengaruhi kinerja dan perilaku PNS itu
sendiri. Berbagai persoalan yang muncul yang terkait masalah informasi PNS di
bidang kepegawaian yaitu data PNS yang sering tidak up to date, sehingga jumlah
PNS tidak diketahui secara pasti, dan data yang ada saling berbeda, pemutakhiran
data tidak berjalan sebagaimana mestinya, baik di instansi pusat, maupun daerah.
Permasalahan ini tentu menjadi fatal karena akan sangat merugikan keuangan
negara dan penyelesaian data pegawai yang lambat dan berbelit-belit juga akan
memerlukan banyak waktu. Permasalahan lainnya saat pemberian nota
pertimbangan untuk mutasi kepegawaian seperti kenaikan pangkat, pensiun masih
manual, sehingga sering terjadi kesalahan dalam proses tersebut yang
menyebabkan nomor pertimbangan menjadi ganda atau salah, pengetikan nama
yang salah dan tanggal lahir salah, pada hal ini bertentangan dengan peraturan
kepegawaian yang berlaku. Dengan demikian dapat berakibat pada pemborosan
waktu dan anggaran (Mochtar, 2010).
Secara umum bila membicarakan tentang reformasi manajamen
kepegawainan dalam meningkatkan pengelolaan informasi PNS maka salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). Pembangunan sistem informasi manajamen
kepegawaian dimaksudkan untuk memberikan informasi dan menyediakan data
PNS yang lebih tersusun dengan baik sebagai bahan analisis dalam menunjang
pengambilan keputusan. Dengan kata lain data yang dihasilkan sangat berguna
bagi pimpinan dalam mendukung pengambilan keputusan (Badan Kepegawaian
Daerah, 2009).
Semua proses pengambilan keputusan memerlukan keterpaduan informasi
yang akurat dan terpercaya agar keputusan yang dihasilkan dapat berdaya guna,
salah satunya yaitu pengambilan keputusan dalam bidang kepegawaian. Hal
Universitas Indonesia
Tabel 1.1
Statistik Pegawai Kementerian Agama RI Berdasarkan Usia
Tingkat Nasional
No Satuan Kerja Jumlah < 30 30 - 39 40 - 49 50 - 57 > 57
1 Dep. Agama Pusat 2799 213 648 1141 746 51
2 Kanwil Provinsi 207116 17110 94226 73872 18158 3750
3 IAIN 5442 195 1901 1830 1074 442
4 STAIN 4342 340 2201 1213 391 197
5 STAKN 361 42 176 106 21 16
6 STAHN 365 63 123 129 41 9
7 STABN 25 7 6 8 2 2
8 Balai Litbang 144 14 59 27 35 9
9 Balai Diklat Keagamaan 769 105 219 269 156 20
10 UIN 4542 211 1726 1594 718 293
Jumlah 225905 18300 101285 80189 21342 4789
Prosentase (%) 100 0.08 0.45 0.35 0.09 0.02
perubahan menjadi SIMPEG berbasis web dengan data terpusat pada tahun 2009.
Walau demikian, pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI tidak terlepas dari adanya masalah dan kekurangan di dalamnya.
Berdasarkan wawancara awal dengan Kepala Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI sebagai penanggung
jawab program SIMPEG di Kementerian Agama diungkapkan ada beberapa
masalah dalam pelaksanaan SIMPEG seperti sebagai berikut:
1. Kualitas SDM yang menangani atau yang bertanggung jawab terhadap
program SIMPEG belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan yang
ada di kantor pusat, dikarenkan SDM yang menangani langsung program
SIMPEG rata-rata hampir memasuki usia pensiun dan latar belakang
pendidikan tidak sesuai dengan kebutuham, sehingga mereka hanya
menjalankan tugas sebagai operator namun tidak dapat mengatasi
permasalahan yang ada pada program SIMPEG sehingga tidak produktif
dalam menangani SIMPEG. Maka dibutuhkan adanya tenaga SDM baru
yang lebih berkualitas dalam menangani program SIMPEG, karena semua
proses SIMPEG sangat ditentukan oleh tenaga pelaksana SIMPEG,
khususnya yang berada di kantor pusat.
2. Pengumpulan data yang akan diinput ke SIMPEG masih mengalami
kendala misalnya dalam hal pengaturan waktu. Karena pengiriman data
tidak sesuai jadual yang ditetapkan akhirnya proses pemasukan data dan
pemutakhiran data mengalami keterlambatan, hal tersebut juga akan
menghambat proses dalam pengambilan keputusan dari penentu kebijakan.
3. SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI masih belum
sepenuhnya memenuhi kebutuhan organisasi yang terus berubah dan
berkembang, sehingga belum dapat mengakomodasi kebutuhan data dalam
proses administrasi kepegawaian.
Hal yang telah disebutkan di atas menjadi alasan peneliti mengambil judul
Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
dilihat dari aspek input, proses, dan output di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI. Lebih jauh lagi peneliti mengambil locus pada biro kepegawaian.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang berisi hasil-
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk menunjukkan
kebaruan tema serta konsep-konsep yang akan diteliti dan
oprerasinalisasi konsep yang berisi gambaran konsep yang akan diteliti.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini berisi metode penelitian dan keterbatasan penelitian.
BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI
MANAJAMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DILIHAT DARI ASPEK
INPUT, PROSES, DAN OUTPUT DI BIRO KEPEGAWAIAN
KEMENTERIAN AGAMA RI
Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI dan analisis antara teori yang digunakan dengan hasil di
lapangan.
BAB 5 PENUTUP
Pada bab ini akan diberikan jawaban secara ringkas mengenai pertanyaan
dalam pokok permasalahan serta saran-saran yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas
Universitas Indonesia
Pada bab ini akan dibahas mengena tinjauan pustaka, kerangka teori, dan
operasionalisasi konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
2. 1 Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian mengenai “Analisis Pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari Aspek Input, Proses,
dan Output di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI”, perlu dilakukan
peninjauan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait. Di sini peneliti
mengambil dua penelitian yang terkait dengan tema skripsi peneliti. Penelitian
pertama berjudul “Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) Pada Biro Kepegawaian Departemen Dalam Negeri”
(Apriyansah, 2008). Konsep dalam penelitian ini adalah analisis pelaksaan
SIMPEG. Penelitian yang dilakukan oleh Apriyansah ini bertujuan untuk: 1)
mengetahui pelaksanaan SIMPEG dalam menunjang pengambilan keputusan pada
Biro Kepegawaian Departemen Dalam Negeri 2) Mengetahui kendala yang
dihadapi Biro Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dalam melaksanakan
SIMPEG.
Apriyansah menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti
melakukan penelitian lapangan. Sedangkan metode yang digunakan adalah
metode kualitatif. Dengan metode kualitatif peneliti berupaya untuk meneliti
secara intensif tanpa adanya pembatasan pengukuran. Penelitian Apriyansah
memfokuskan pada pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Departemen
Dalam Negeri. Penelitian yang dilakukan Apriyansah dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan SIMPEG dan berupaya untuk memunculkan
kendala yang dihadapi Biro Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dalam
pelaksanaan SIMPEG. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
adalah studi lapangan dan studi kepustakaan. Melalui data-data serta informasi
yang didapat maka dapat menjelaskan permasalahan penelitian secara objektif.
12 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 2.1
Judul Penelitian Analisis Pelaksanaan Sistem Penerapan Sistem Informasi Analisis Pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Manajemen Investasi Terpadu Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) Pada di Badan Koordinasi Kepegawaian (SIMPEG) dilihat
Biro Kepegawaian Penanaman Modal. dari Aspek Input, Proses, dan
Deparetemen Dalam Negeri. Output di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI
Universitas Indonesia
Teknik Pengumpulan Studi lapangan dan studi Studi lapangan dan studi Studi lapangan dan studi
Data literature kepustakaan kepustakaan
Hasil Penelitian Sistem Informasi Manajemen Pelakasanaan Sistem Informasi Pelaksanaan Sistem Informasi
Investasi Terpadu telah Manajemen Kepegawaian Manajemen Kepegawaian
berjalan dengan baik namun (SIMPEG) pada Biro (SIMPEG) dilihat dari aspek
masih memilki permasalahan Kepegawaian Departemen input, proses, dan output belum
di dalamnya yaitu masih Dalam Negeri telah baik karena dari delapan
kurangnya koordinasi, kualitas, menjangkau ke seluruh indikator yang digunakan hanya
Universitas Indonesia
dan kuantitas sumber daya Pemerintah Daerah. SIMPEG empat indikator yang sudah
manusia yang menjalankan digunakan dalam rangka dikategorikan baik, yaitu pada
sistem tersebut, dan masalah pengolahan data-data pegawai indikator kualitas SDM,
anggaran yang disediakan sebagai acuan bagi user dalam anggaran, SOP/pedoman, dan
masih relatif rendah pengambilan keputusan. evaluasi/monitoring. Selain itu,
Komponen-komponen yang hambatan-hambatan yang ada
menentukan beroperasinya juga berkontribusi memberikan
SIMPEG adalah perangkat predikat belum baik untuk
keras, perangkat lunak, sumber pelaksanaan SIMPEG tersebut.
daya data, sumber daya
jaringan, dan sumber daya
manusia.Kendala-kendala yang
dihadapai dalam pelaksanaan
SIMPEG di Biro Kepegawaian
Departemen Dalam Negeri
meliputi tiga hal utama,
keterbatasan anggaran,
kesulitan dalam proses
pengaksesan pada lingkungan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Masukan terdiri dari sekmpulan sumber daya dan energi yang akan
ditransformasikan melalui proses pengubahan sehingga dapat
menghasilkan keluaran (output).
2. Proses
Proses merupakan transformasi masukan menjadi keluaran yang
dipengaruhi oleh lingkungan eksternal.
3. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan unsur di luar organisasi yang relevan
dengan kegiatan organisasi.
4. Keluaran (output)
Keluaran merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi , baik
berupa barang, jasa seperti pealayanan atau produk lain.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik merupakan kunci untuk pengendalian sistem. Umpan balik
menggambarkan informasi yang dikumpulkan sepanjang proses, sehingga
memungkinkan dilakukan pengambilan keputusan tentang perlu tidaknya
dilakukan perubahan.
Universitas Indonesia
Adapun arus umpan balik dalam suatu sistem dapat digambarkan sebagai
berikut (Stoners, 1996):
Lingkungan
Eksternal
- Manusia - Barang
Transformasi
- Modal - Jasa
atau
- Teknologi - Lain-lain
Proses pengubahan
- Informasi
Umpan balik
Universitas Indonesia
penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efektif dan bagi perencana
bisnis”.
Secara konvensional, Sistem Informasi Manajemen mengandung arti
sebagai suatu pekerjaan yang sistematis seperti pencatatan agenda, kearsipan,
komunikasi diantara manajer dan staf organisasi serta penyajian informasi untuk
pengambilan keputusan” (Kumorotomo, 1996).
Sedangkan Sistem Informasi Manajemen menurut Stoners (1996), adalah
sistem informasi yang menggunakan komputer untuk perencanaan, pembuatan
keputusan, dan pengendalian yang lebih efektif.
Untuk itu informasi perlu dikelola secara sistematis karena informasi
diperlukan baik secara efektif dan efisien dari manajemen tingkat pusat sampai
dengan manajemen tingkat rendah sautu organisasi. Informasi dalam manajamen
terutama penting sekali untuk pengambilan keputusan dari sejumlah alternatif
untuk mencapai tujuan organisasi.
Definisi secara umum dari sistem informasi manajemen adalah sebuah
sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan
keputusan, dan sebuah “data base” (Sutabri, 2005).
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna
bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan
informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk
masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.
Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan
dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi
memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen,
baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan
yang strategis (Sutabri, 2005).
Selain itu, menurut O’brien (2005:443) SIM merupakan sistem informasi
yang dikembangkan untuk pengambilan keputusan manajerial. SIM menghasilkan
produk informasi dan produk informasi inilah yang digunakan untuk memenuhi
Universitas Indonesia
kinerja pegawai dan dalam lingkup besar akan membawa perbaikan kinerja
pemerintah atau perusahaan secara keseluruhan.
Dalam pemerintahan maupun perusahaan memiliki suatu sistem untuk
mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan tentang sumber daya
manusia, lalu mengubah data tersebut menjadi informasi dan melaporkan
informasi tersebut kepada pengguna atau pemakai. Sistem ini dinamakan Sistem
Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SIM SDM) atau Human Resources
Information System (HRIS). Seperti yang dikemukakan oleh Michael J.
Kavanagh, Hal G. Gueutal, dan Scott I. Tannenbaum (1999:29) dalam bukunya
“Human Resources Information System: Development and Application” bahwa:
dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, tujuan dari SIM SDM atau SIMPEG
yaitu dalam rangka memfasilitasi dan mendukung pengambilan keputusan tidak
akan efektif apabila faktor-faktor penting lainnya seperti orang atau SDM yang
melaksanakannya, kebijakan terhadap sistem tersebut, prosedur pelaksanaan, dan
juga data yang dibutuhkan belum baik yang pada akhirnya akan menghasilkan
informasi yang tidak reliable, tidak valid, dan juga tidak up to date.
Pada dasarnya sebuah Sistem Informasi Manajemen memiliki tiga kaki
yang menopang. Kaki pertama yaitu teknologinya yang terdiri dari hardware dan
software, yang kedua adalah SDMnya, dan yang ketiga adalah organisasi,
termasuk di dalam organisasi adalah prosedur pelaksanaan atau SOP/ Pedoman,
kebijakan, dan struktur organisasinya. Ketiga kaki tersebut tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri namun harus berjalan beriringan satu dengan yang lainnya. Untuk
itu sebuah Sistem Informasi Manajemen perlu juga memperhatikan faktor penting
diluar faktor teknis, seperti faktor SDM dan organisasinya. Seperti yang
dikemukakan oleh seorang akademisi bidang e-Government dan SIM, Bapak
Dana I. Sansuse sebagai berikut:
“Iya memang suatu sistem informasi itu tidak berdiri sendiri, jadi ada tiga
kaki yang menopang. Satu adalah peoplenya, orang yang dibelakang SIM
itu jadi teknologi itu hanya hardware dan software aja tidak bisa bekerja
kalo ga ada orang dibelakang ini yang ketiga itu organisasinya,
organisasi itu ya yg tadi itu termasuk SOP dan lain sebagainya itu. Nah
tiga ini harus saling mendukung, harus tiga satu kaki, tidak boleh yang
satu ada yang rendah atau tidak selaras ya tidak bisa karena ketiga kaki
ini harus kokoh, klo teknologi aja ya tidak bisa jalan, klo peoplenya bagus
gak ada teknologi ya tidak jalan ini semua tidak dilengkapi dengan SOP
yang bagus, struktur organisasi yang memadai juga ga bisa. Jadi dari
aspek organisasi juga harus mendukung. Nah jadi tiga aspek itu yang
menjadi point penting dalam keberhasilan SIMPEG.” (hasil wawancara
dengan Bapak Dana I. Sansuse, tanggal 10 November 2011)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
yang profesional. Gambaran suatu model SIM SDM dapat dilihat pada gambar
berikut:
Subsistem
Perencanaan
Karyawan
Sistem
Informasi Subsistem
Akuntansi Perekrutan
Sumber
Internal Subsistem
Subsistem Manajemen
Penelitian Karyawan
Database
SDM USER
HRIS
Sumber Subsistem
Tunjangan
Lingkungan Subsistem
Intelejen
Subsistem
SDM
Manfaat
Data Susbsistem
Informasi Pelaporan
SIM SDM dapat juga dikatakan sebagai software aplikasi yang bertugas
menangani aliran data pada suatu organisasi secara terpadu yang dapat menangani
proses dari perencanaan pengadaan pegawai, perencanaan dan penanganan
manajemen pegawai, dari mulai pegawai diterima hingga diberhentikan. SIM
SDM juga didukung oleh hardware komputer yang secara spesifik didesain untuk
menyimpan dan melakukan proses segala informasi sumber daya manusia. SIM
SDM dapat melakukan transaksi dengan mudah, secara otomatis dapat melakukan
tugas-tugas administrasi kepegawaian sehingga mengakibatkan efisiensi kerja.
Memilih orang yang tepat untuk duduk pada suatu posisi tertentu di
organisasi, terutama untuk menangani posisi yang sangat strategis bagi organisasi,
sangatlah tidak mudah. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan rekaman
Universitas Indonesia
analisis informasi dari data yang dimiliki orang tersebut sejak masuk organisasi,
sampai dengan merencanakan pendidikan serta kesempatan/tantangan apa yang
perlu diberikan kepada personel bila ia ingin diproyeksikan pada jabatan tertentu.
Di samping itu, diperlukan juga sistem kesejahteraan yang optimal. Sistem
kesejahteraan itu harus sesuai dengan prestasi yang dicapai, agar orang-orang
yang berprestasi dapat tetap dipertahankan kemampuan dan keberadaannya di
suatu organisasi, dan juga meningkatkan kemampuan personel dengan
menentukan pendidikan apa yang dibutuhkan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, diperlukan suatu sistem kepegawaian
yang dapat memenuhi kebutuhan proses/analisis dan informasi yang tepat dan
akurat. Apalagi, pada sebuah organisasi pemerintahan yang mempekerjakan suatu
jumlah tenaga kerja yang relatif besar, terdiri dari banyak eselon, jenjang jabatan
yang bertingkat-tingkat, apalagi termasuk dalam satu departemen yang
sedemikian besar, yang mana mutasi dari satu unit organisasi ke unit organisasi
lain dalam satu kelompok adalah suatu hal yang memungkinkan dan diperlukan.
(Marimin, Tanjung, Prabowo, 2003)
Universitas Indonesia
Perusahaan
Manajemen Data
Banyak sekali aspek yang tercakup dalam hal ketenagakerjaan yang harus
diperhatikan, mulai dari saat pegawai itu diterima, jenjang karier, pendidikam,
mutasi, kesejahteraan, prestasi bahkan sampai dengan saat pegawai tersebut
dipensiunkan. Hal inilah yang menjadaikan alasan mengapa diperlukan suatu
sistem kepegawaian yang baik, karena dapat menunjang sistem-sistem lainnya
dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Sistem Informasi Manajamen Kepegawaian (SIMPEG) terbentuk dari
berbagai elemen. Setiap elemen harus berfungsi dengan baik agar dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan atau organisasi. Pada intinya, sistem
merupakan suatu perangkat kegiatan yang mengambil masukan-masukan,
mengubah ke dalam item-item yang berguna, kemudian mengeluarkan item-item
tersebut ke tempat-tempat yang dimanfaatkan.
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2005:534) dalam bukunya
“Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan” menyebutkan bahwa ada
tiga komponen fungsional utama dalam setiap Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG). Komponen-komponen tersebut adalah:
1) Fungsi masukan (input), yaitu memasukkan informasi pegawai ke dalam
SIMPEG. Masukan-masukan dari SIMPEG serupa dengan sistem manual.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
a. Kualitas SDM
Trewatha dan Newport (1982) mendefinisikan organisasi sebagai sebuah
struktur sosial, yang didesain guna mengoordinasi kegiatan dua orang atau lebih,
melalui suatu pembagian kerja, dan hierarki otoritas, guna melaksanakan
pencapaian tujuan umum tertentu (Winardi, 2007:53). Menurut Daft (1992)
organisasi adalah sebuah entitas sosial yang berorientasi pada tujuan dengan suatu
sistem kegiatan yang terstruktur dan mempunyai batas-batas yang bisa
teridentifikasi (Sobirin, 2009:6). Suatu organisasi harus memiliki sumber daya
manusia yang handal agar mampu mencapai tujuan organisasi dengan efisien dan
efektif. Salah satu konsekuensi pandangan bahwa sumber daya manusia
(selanjutnya disingkat SDM) merupakan resources yang paling strategis yang
terdapat dalam organisasi adalah investasi insani yang merupakan investasi
terpenting yang mungkin dilakukan oleh organisasi (Siagian, 1998:153). Kualitas
SDM dalam suatu organisasi akan menentukan keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya. Dalam konsep Sistem Informasi Managemen Kepegawaian
(SIMPEG), kualitas SDM dapat dilihat dari:
Pengembangan Pegawai (Training of Personel)
Sebagai investasi insani dalam organisasi, sumber daya manusia perlu
dikembangkan. Fitz-enz (1984) membedakan pengembangan SDM sebagai
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan adalah presentasi dari konsep-konsep dan
informasi kepada seseorang dengan tujuan untuk menanamkan knowledge
sedangkan training adalah latihan secara interaktif dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan skills dan kompetensi dalam bidang tenaga kerja (Badan
Kebijakan Fiskal, 2009: 614). Menurut Schuler dan Jackson (1996) metode
pendidikan dan latihan (selanjutnya disingkat diklat) terbagi menjadi tiga bagian.
Pertama adalah on-the-job-training (OnJT). Sumber daya manusia (SDM) peserta
program diklat ini memperhatikan rekan sejawat mereka dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan yang nantinya akan menjadi tanggung jawab mereka. Keuntungan
metode ini terletak pada efektivitasnya karena materi program diklat diberikan
secara nyata dan langsung dipraktekkan. Namun akan kurang sesuai jika
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
bahwa anggaran pada hakikatnya merupakan rencana untuk berbagai macam dan
tingkat kegiatan yang dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu
biasanya satu tahun. Anggaran menurut Suparmoko (2000: 47) ialah suatu daftar
atau pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara yang
diharapkan dalam jangka waktu tertentu yang biasanya adalah satu tahun,
sedangkan penganggaran adalah proses penerjemahan rencana aktivitas ke dalam
rencana keuangan.
Dalam organisasi publik, ketaatan terhadap alokasi anggaran menjadi
perhatian utama manajemen. Sebagai sebuah instrumen penting dalam proses
manajemen, anggaran atau penganggaran memiliki fungsi antara lain sebagai
fungsi perencanaan. Sebagai alat perencanaan, penganggaran memaksa
manajemen untuk merencanakan masa depan, paling tidak dalam aspek keuangan
(Suparmoko, 2000: 29-30).
Pada sebuah sistem anggaran merupakan faktor penting yang menentukan
apakah sebuah sistem dapat dilaksanakan atau tidak. Dikarenakan untuk
menjalankan sebuah sistem anggaran adalah hal utama yang perlu dipersiapkan.
Anggaran pada Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) diperlukan
untuk membuat sistem itu sendiri, merawat sistem, mengembangkan sistem,
kegiatan pengembangan kualitas tenaga pelaksana/SDM, memenuhi kebutuhan
fasilitas atau sarana dan prasarana pendukung sistem, dan untuk kompensasi
tenaga pelaksana/SDM.
c. Fasilitas Pendukung
Pengertian fasilitas berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (2002: 415)
adalah sesuatu yang dapat membantu memudahkan pekerjaan, tugas dan
sebagainya. Sehingga dapat dismpulkan bahwa fasilitas Sistem Informasi
Managemen Kepegawaian (SIMPEG) adalah segala sesuatu yang dapat
membantu memudahkan pelaksana SIMPEG dalam memanfaatkan SIMPEG.
Fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan SIMPEG yaitu berupa perangkat
komputer, printer, dan sejumlah fasilitas lain yang memadai dan memberikan
kemudahan bagi pelaksanaan SIMPEG itu sendiri.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
e. SOP/Pedoman SIMPEG
Standard Operating Procedure (SOP) merupakan suatu rangkaian
instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan atau proses rutin yang
terdapat pada suatu perusahaan. Pengembangan dan penerapan dari SOP
merupakan bagian penting dari keberhasilan sistem kualitas dimana SOP
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.2.3.2 Proses
a. Pemeliharaan Data
Menurut T. Hani Handoko (2001:238) fungsi pemeliharaan data yaitu
setelah data diproses oleh fungsi masukan fungsi pemeliharaan mengelola kualitas
data yang disimpan. Fungsi ini memperbarui, menambah data baru dan
menghilangkan data yang sudah tidak diperlukan pada database. Pemeliharaan
data pada Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) adalah kegiatan
perekaman hasil pengisian formulir data kepegawaian sebagai data awal/ data
dasar dari SIMPEG, pemutakhiran data kepegawaian yang telah ada dilakukan
apabila ada perubahan data sebelumnya, misalnya adanya kenaikan jabatan/
pangkat maka data perlu dimutakhirkan agar data menjadi up to date. Selain itu
dalam pemeliharaan data juga perlu dilakukan kegiatan analisis hasil pengolahan
data SIMPEG. Pengolahan atau analisis data merupakan langkah yang sangat
penting dalam proses ini. Karena data hanya merupakan bahan mentah yang tidak
mempunyai nilai intrinsik sebelum ditangani dan ditempatkan dalam
hubungannya yang berarti kemudian diolah menjadi informasi yang siap pakai
dan berguna bagi orang lain sebagai si penerima atau pengguna informasi. Seperti
diketahui, pengolahan atau analisis data adalah manipulasi atau transformasi
simbol-simbol seperti angka dan abjad untuk tujuan meningkatkan kegunaanya.
Kegiatanya terdiri dari: Pengklarifikasian, Penyortiaran, Penghitungan
Pengikhtisaran. Tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam analisis
data, diantaranya adalah: Pertama: informasi harus memiliki ciri-ciri kelengkapan,
Universitas Indonesia
keandalan, keakurasian dan dapat dipercaya. Kedua: para analis data harus
mengetahui siapa yang akan menjadi pengguna dan untuk apa informasi itu
digunakan. Ketiga: ada informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak tertentu dalam
organisasi sebagai bahan yang karena pertimbangan tertentu masih memerlukan
pengolahan atau analisis lebih lanjut.
2.2.3.3 Output
Fungsi yang paling terlihat jelas dari sebuah SIMPEG adalah keluaran
yang dihasilkan. Untuk menghasilkan keluaran yang bernilai bagi pemakai-
pemakai atau pengguna SIMPEG. SIMPEG harus memproses keluaran tersebut,
membuat kalkulas-kalkulasi yang diperlukan, setelah itu memformat
Universitas Indonesia
presentasinya dalam cara yang dapat dimengerti oleh pengguna SIMPEG yang
kemudian diinformasikan pada penentu kebijakan berupa laporan (Sudjana 1989).
Pengeluaran data atau informasi di sini adalah memindahkan dari bagian
sistem informasi manajemen ke bagian yang memerlukan terutama para pembuat
kebijakan, sebagai pemakai informasi atau dengan kata lain adalah penelusuran
atau penyajian data untuk digunakan oleh setiap orang yang berhak dan perlu
mengakses informasi dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang singkat.
Pentingnya penulusuran yang mudah dan pengambilan atau penyajian dari tempat
penyimpanan dengan cepat terlihat dari dua hal, yaitu untuk disampaikan kepada
para pengambil keputusan dan sebagai bahan bagi pihak-pihak lain dalam
perusahaan untuk diproses lebih lanjut. Penting untuk menekanakan bahwa cara
penyimpanan informasi haruslah berdasarkan suatu sistem yang dipahami oleh
para petugas yang bertanggung jawab untuk itu, sehingga lancar tidaknya
penelusuran tidak tergantung hanya pada seseorang. Dengan demikian informasi
akan benar-benar mendukung proses manajerial yang efektif dan efisien.
Pengeluaran data ini dapat berupa penyajian dalam bentuk laporan yang tampil di
layar monitor ataupun laporan dalam bentuk print out, dengan pendekatan-
pendekatan yang direncanakan dapat memberikan bantuan dalam rangka
memudahkan kegiatan manajemen.
a. Hasil Akhir Pengolahan Data SIMPEG
Hasil akhir dari pelaksanaan atau pengolahan data SIMPEG yaitu berupa
informasi berbentuk laporan-laporan yang dimanfaatkan oleh pimpinan untuk
menentukan kebijakan di bidang kepegawaian.
Pengertian informasi menurut Azhar Susanto (2004: 40) ”informasi adalah
hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat”. Menurut Gordon B.
Davis (1999: 28), ”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk
yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat
ini atau mendatang”. Zulkifli Amsyah (2005: 5) menyatakan ”informasi adalah
data yang sudah diolah dengan cara tertentu sesuai dengan bentuk yang
diperlukan”.
Mc Leod (2001: 145) berpendapast bahwa informasi dikatakan berkualitas
jika data tersebut bersifat relevan, akurat, tepat pada waktunya dan lengkap.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 2.2
OPERASIONALISASI KONSEP
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang memandu peneliti tentang
urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan (Nazir, 1988:51). Dalam penelitian
ini, metode penelitian terdiri dari pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik
pengumpulan data, lokasi penelitian, teknik analisis data dan
narasumber/informan penelitian.
50 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
studi kepustakaan. Sedangkan jenis data dalam penleitian ini terbagi menjadi
dua, yaitu berdasarkan data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data utama dalam penelitian ini yang
dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan informan yang mengerti
dan melaksanakan SIMPEG berbasis web dengan data terpusat. Teknik
wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara yang berfokus yaitu
wawancara yang berstruktur yang biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang tidak mempunyai struktur tertentu namun tetap pada pokok
permasalahan yang ada (Koentjaraningrat, 1997). Alat bantu yang digunakan
adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara berupa poin-poin
pertanyaan yang akan diajukan untuk masing-masing pihak yang terkait
dengan tema penelitian ini.
Selanjutnya adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari data kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, jurnal, serta
laporan dan dokumen-dokumen yang terkait dengan permasalahan penelitian
sehingga peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan
komprehensif mengenai SIMPEG berbasis web dengan data terpusat di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI.
Universitas Indonesia
3.5 Narasumber/Informan
Narasumber/informan pada penelitian ini adalah beberapa pihak yang
peneliti anggap mempunyai kemampuan dan kompetensi untuk menjelaskan
hal-hal yang berkaitan dengan tema penelitian. Berikut informan yang terkait
dengan pelaksanaan SIMPEG di lingkungan Kementerian Agama RI:
a. Kelompok Pelaksana Program SIMPEG:
- Para pegawai sebagai pelaksana atau operator program SIMPEG
- Kepala Bagian Data dan Informasi Kepegawaian , sebagai pelaksana
teknis program SIMPEG di seluruh Kementerian Agama RI
b. Kelompok Pengguna Data SIMPEG:
- Para Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian, sebagai pengguna laporan
atau data SIMPEG yang akan membuat analisis/evaluasi/telaah untuk
memenuhi informasi bagi penentu kebijakan
c. Kelompok Penentu Kebijakan
- Kepala Biro Kepegawaian
- Sekretaris Jenderal, sebagai penentu kebijakan dalam pengambilan
keputusan untuk bidang administrasi kepegawaian Kementerian Agama RI
d. Pakar/ahli aplikasi SIMPEG
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada bab ini, akan dijelaskan secara umum mengenai gambaran Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dan organisasi yang
mengelolanya. Selain itu, dalam bab ini juga peneliti akan memaparkan analisis
hasil penelitian berdasarkan konsep-konsep yang digunakan.
55 Universitas Indonesia
Misi :
1. Meningkatkan kualitas kinerja, kompetensi dan profesionalitas
pegawai.
2. Meningkatkan sistem informasi manajemen kepegawaian yang
berbasis web.
3. Mewujudkan pelayanan prima di bidang kepegawaian.
4. Melaksanakan urusan pengangkatan, mutasi, pemberhentian dan
pemensiun pegawai.
4.1.3 Struktur Organisasi Instansi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.1.4 Organisasi
Secara fungsional, Sekretariat Jenderal Kementerian agama mempunyai
tugas dan fungsi :
Tugas:
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi
implementasi tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada semua unit organisasi di lingkungan Departemen Agama
Fungsi:
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi :
menetapkan Visi, Misi dan Kebijakan di bidang Administrasi;
mengkordinasikan kegiatan dan penyiapan Visi, Misi dan Kebijakan
Departemen;
penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan administrasi umum yang
meliputi perencanaan, keuangan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan,
pendayagunaan sumber daya, hukum dan kerjasama luar negeri, informasi
keagamaan dan hubungan masyarakat serta kerukunan umat beragama
untuk mendukung kelancaran implementasi tugas dan fungsi Departemen;
penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan
Kementerian kordinator, Kementerian Negara, Departemen lain, Lembaga
Pemerintah Non Departemen dan Lembaga lain yang terkait;
implementasi tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
“Karena gini SIMPEG itu pertama adalah salah satu program otonomi
daerah karena otonomi daerah lingkup dari pekerjanya secara nasional.
Dengan nasional otomatis jumlah pegawai yang dikelola banyak total
sampai saat ini ada 230ribuan lebih, kan klo kita tidak memiliki sistem
atau hanya dengan menggunakan excel biasa itu suatu hal yang hampir
tidak mungkin, agak susah karena disni kita perlu untuk mengoleksi ata
dan juga penting untuk kecepatan dan keakuratan informasi” (hasil
wawancara dengan Bapak Yanuar, tanggal 14 Juni 2011)
Universitas Indonesia
Login Form
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, dapat telihat bahwa pada tampilan awal
SIMPEG terdapat tampilan Login Form dimana untuk mengoperasikan SIMPEG
diharuskan untuk memasukkan account yang dimiliki.
Setelah user memasukkan accountnya, baru muncullah tampilan menu
utama dalam program SIMPEG, seperti yang dapat dilihat di bawah ini:
Berdasarkan pada Gambar 4.2 dapat terlihat bahwa pada menu utama
dalam program SIMPEG terdapat menu seperti data pegawai, daftar laporan, dan
surat-surat. Pada menu data pegawai terdapat file identitas pegawai, CPNS, PNS,
Lokasi Kerja, jabatan terakhir, pangkat terakhir, gaji pokok terakhir, pendidikan
terakhir, pengalaman kerja sebelumnya, keterangan fisik, dan foto.
Menu dan pembacaan data pegawai sangat tergantung dengan hak akses
dari pengguna (user) SIMPEG di Kementerian Agama. Pengguna terbagi dari dua
level akses yaitu:
1. Administrator : hak akses tertinggi pada sistem, dapat melakukan insert, edit,
delete data dan dapat membuka seluruh data pegawai di seluruh satuan kerja.
Administrator meliputi analis pegawai yang berada di kantor pusat
Kementerian Agama tepatnya di Bagian Data dan Informasi Manajemen
Kepegawaian, Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI.
2. Sub admin : dapat melakukan insert, edit, delete data pada satuan kerja
tempatnya bekerja beserta satuan kerja dibawahnya. Sub admin meliputi
analisis pegawai yang berada di kantor wilayah (kanwil) Kementerian Agama
RI.
Tampilan pada menu utama yang berisi data pegawai dapat terlihat
dibawah ini:
Universitas Indonesia
Berdasarkan pada Gambar 4.3 di atas file-file pada data induk merupakan
hasil dari pengolahan data-data pokok pegawai yang dientry oleh pengelola
SIMPEG atau analis pegawai berdasarkan sumber data yang diperoleh (Surat
Keputusan, surat keterangan lain) yang merupakan database bagi instansi.
Kemudian adalah contoh tampilan dalam menu data pegawai lainnya, yaitu
B
Gambar 4.5 Riwayat Pegawai
Sumber: Implementasi SIMPEG Kementerian Agama RI
Universitas Indonesia
Berdasarkan pada Gambar 4.5 di atas, dapat terlihat bahwa di dalam menu
data riwayat keluarga, pendidikan, dan riwayat pegawai. User dapat melihat
secara terperinci data riwayat pegawai sesuai dengan yang diinginkannya. Data-
data tersebut merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh pegawai yang
bersangkutan berdasarkan sumber data yang ada.
Data yang dihasilkan oleh program SIMPEG biasanya berbentuk daftar
laporan yang berisi tentang daftar pegawai-pegawai pada Kementerian Agama RI.
Data-data tersebut terdapat pada menu daftar laporan yg terdapat pada tampilam
gambar di bawah ini:
Tampilan Daftar Laporan
Universitas Indonesia
master, yang hanya ditampilkan untuk pengguna di pusat. Ini ditujukan agar tidak
terjadi duplikasi data master pada database. Untuk modul dan laporan yang
berhubungan langsung dengan pegawai dapat diakses oleh semua pengguna baik
di pusat atau daerah. Seiring dengan waktu, modul dan laporan yang ada masih
akan terus berkembang sehingga akan ada penambahan maupun perubahan secara
bertahap pada sistem. Sebelum diterapkannya SIMPEG di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI, data-data pegawai tersusun dengan tidak baik. Hal
tersebut dikarenakan data-data pegawai masih disusun dengan “manual” yang
berakibat kurang efisiennya waktu dalam pencapaian data-data pegawai yang
diinginkan, memakan biaya yang banyak, dan banyak data-data yang hilang
(Musyawir, 2010).
Oleh karena itu dengan dibangunnya SIMPEG memiliki fungsi dan
manfaat agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja pemerintahan
yang pada akhirnya dapat mendukung pengambilan keputusan pimpinan. Seperti
yang dipaparkan oleh Bapak Dana I. Sensuse, akademisi bidang e-Government
sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.4.1 Input
Menurut Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2005:534) dalam
bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan” menyebutkan
bahwa ada tiga komponen fungsional utama dalam setiap Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). Komponen yang paling utama adalah
masukan (input), yaitu memasukkan informasi pegawai ke dalam SIMPEG.
Masukan-masukan dari SIMPEG serupa dengan sistem manual. Informasi
pegawai, kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur SDM, dan informasi yang
berkaitan dengan kepegawaian lainnya harus dimasukkan dari dokumen-dokumen
ke dalam sistem informasi manajemen kepegawaian. Selain itu masukan/input
juga didukung oleh faktor lain, diantaranya adalah kualitas SDM pelaksana atau
pengelola SIMPEG, anggaran pelaksanaan SIMPEG, fasilitas pendukung, dan
SOP/Pedoman pelaksanaan SIMPEG.
Universitas Indonesia
“Kalau saya liat kompetensi di sini beragam yaa ada yg berstrata ada
yang tingkat programer tapi rata-rata di sini itu lulusan SMA dan DIII
komputer. Kebetulan ada yang baru masuk itu programmer ya itu kalau
untuk mengatasi masalah SIMPEG itu mereka bisa mengatasi tapi kalau
kawan-kawan yang lain mereka itu sifatnya hanya dia sebagai operator,
nah operator itukan bisa oleh semua minimal SMA, karena perintah-
perintahnya sangat mudah dan menggunakan bahasa indonesia.” (hasil
wawancara dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)
Universitas Indonesia
komputer hanya terdapat satu orang. Berikut data statistik pegawai berdasarkan
jabatan tingkat nasional:
Tabel 4.1
Data Statistik Pegawai Berdasarkan Jabatan Analis Kepegawaian dan
Pranata Komputer Tingkat Nasional
3 IAIN 7 1
4 STAIN 6 12
5 STAKN 0 3
6 STAHN 0 0
7 STABN 0 0
8 Balai Litbang 0 0
9 Balai Diklat 2 20
Keagamaan
10 UIN 232 0
“Kalau untuk pelatihan di sini dilakukan setiap ada rotasi pegawai dan
pekerjaan itu namanya Diklat di Tempat Tugas (DDTK), tapi kalau untuk
pelatihan yang sifatnya nasional pernah diadakan beberapa kali yang
baru-baru saja dilakukan di Gunung Pancar akhir bulan Mei kemarin”
(hasil wawancara dengan Bapak Mahyudin, tanggal 27 Mei 2011)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dilihat dari indikator anggaran menurut para informan anggaran atau dana
dalam pendukung pelaksanaan SIMPEG di Kantor pusat Kementerian Agama RI
sudah baik dalam hal memperoleh dana dan jumlah dana yang diberikan juga
sudah dapat mendukung program SIMPEG misalnya seperti pengadaan kegiatan
pelatihan dan pendidikan, evaluasi, pengembangan sistem, pengadaan peralatan,
dan sebagainya.
Universitas Indonesia
“Kalau komputer yang ada itu ya sebagian bagus jalannya cepat tapi
kebanyakan yang kurang bagus yaa suka lemot gitu lambat jalannya.
Kalau printer itu jumlahnya kurang, karena yang tersedia di sini hanya
satu printer, maka sering menhambat dalam menghasilkan laporan dari
SIMPEG” (hasil wawancara dengan Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)
“Kalau sarana kita bertahap, karena disni kita sudah ingin mengadakan
peremajaan untuk PC yang sudah out off date karena sudah banyak yg
rusak dan juga sudah lambat ini. Jadi sekarang kita punya dana 2M
sekian itu akan mengadakan sebanyak 70 PC dengan laptopnya juga dan
juga perangkat dan peralatan lainnya, jadi ini mungkin semua akan
diganti pada tahun ini juga, dan masih dalam proses” (hasil wawancara
dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)
Universitas Indonesia
“Fasilitas untuk sementara ini sih untuk kantor pusat sudah cukup ya,
karena segala penunjang itu dibutuhkan oleh di bagian lainlah seperti
masalah jaringan didukung oleh PINMAS, terus server juga kita punya
dana untuk pengadaan server trus untuk pembangunan aplikasi juga ada.
Tapi yang adgak masalah adalah ketika berhubungan dengan daerah
yaitu daerah itukan kita ga selamanya kualitasnya sama secara
infrastruktur, ada yang koneksinya cepet ada juga yang lambat, ada yang
mati lampunya seminggu dua kali seperti itu. Maka itu dikarenakan oleh
itu kita coba istilahnya kita coba mendekati lebih dalam ke mereka solusi
apa yang kita tawarkan ke mereka. Tapi di sini adalah kita membutuhkan
solusi dari mereka juga karena mereka sebagai pengguna disana.
Biasanya ada rutin diadakan sosialisasi ketika ada pengembangan sistem
yang baru kita selalu sosialisasi, setelah sosialisasi berapa lama kita ada
evaluasi untuk mengukur seefektif mana sistem itu digunakan” (hasil
wawancara dengan Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)
Universitas Indonesia
baik, misalnya lambat dalam beroperasi, kondisi keyboardnya yang sudah buruk,
dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jumlah printer hanya tersedia satu printer
saja, jadi semua terhubung dalam satu printer tersebut. Sedangkan sarana lain
seperti alat tulis, kertas, rak khusus penyimpan berkas atau laporan data sudah
cukup memadai. Terkait masalah jaringan internet di kantor pusat sendiri sudah
cukup baik karena sudah ada bagian lain yang mendukung bagi setiap perbaikan
dan masalah-masalah yang terjadi pada jaringan. Namun masalah yang sering
muncul adalah ketika berhubungan dengan SIMPEG di daerah. Jaringan internet
di daerah masih sangat buruk maka sering menghambat kerja di kantor pusat
karena data yang dibutuhkan dari daerah sering terjadi keterlambatan.
Universitas Indonesia
“Cara mendapatkan data gini, kan SK itu ada banyak, ada yg diproduk di
pusat ada yang di daerah, jadi kalau produk pusat itu khusus unit eselon I
diberi kewenangan dari golongan 2 sampe ke gol 3/c di unit eselon I
masing-masing dan di daerah. Ketika sudah 3/d kesini itu kewenangan
pusat. Jadi kendalanya adalah ketika itu produk daerah tembusannya
tidak diberikan ke kami ke pusat dan di sana tidak di up date itulah
datanya jadi selalu tidak ter up date karena kita tidak punya dasarnya ga
punya dokumen jadi mau up date apa dan untuk memperoleh data itu
dibutuhkan waktu yang sangat lama” (hasil wawancara dengan Ibu
Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)
Data awal dari input data dalam program SIMPEG di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI didapat dari data yang bersifat statis dan data dinamik.
Data statis adalah data yang jarang berubah yaitu data riwayat hidup pegawai
yang terdiri dari Nama, NIP, Tempat Tanggal Lahir, Agama, TMT pertama
masuk, jenis kelamin dan sebagainya. Data dinamik berupa SK-SK yaitu SK
kenaikan pangkat, SK. mutasi, riwayat pendidikan dan pelatihan dan sebagainya.
Data yang bersifat dinamik memiliki kendala dan masalah yang lebih banyak dari
perolehan data statis karena masih kurangnya koordinasi yang baik antara pusat
dan daerah.
Universitas Indonesia
Data dinamik merupakan data yang sifatnya berubah dan akan selalu
terjadi up date data setiap kali ada perubahan data yang terjadi. Kurang
terciptanya koordinasi yang baik antara pusat dan daerah akan mengakibatkan
ketidak up date-an data sehingga data yang seharusnya sudah dirubah atau di up
date mengalami keterlambatan, sehingga data tersebut tidak akan dapat
menghasilkan informasi yang tepat dan up to date karena data dinamik pada
SIMPEG itu cepat sekali mengalami perubahan seiring dengan perubahan
organisasi yang terjadi.
4.4.1.5 SOP/Pedoman
Standard Operating Procedure (SOP) merupakan suatu rangkaian
instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan atau proses rutin yang
terdapat pada suatu perusahaan. Pengembangan dan penerapan dari SOP
merupakan bagian penting dari keberhasilan sistem kualitas dimana SOP
menyediakan informasi untuk setiap individu dalam perusahaan untuk
menjalankan suatu pekerjaan, dan memberikan konsistensi pada kualitas dan
integritas dari suatu produk atau hasil akhir. Pada intinya, dengan melakukan
penerapan SOP maka perusahaan dapat memastikan suatu operasi berjalan sesuai
dengan prosedur yang ada (Stup, 2001).
SOP/pedoman pada pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI mudah mudah dipahami dan mudah untuk dilaksanakan,
seperti yang dikemukakan oleh seorang informan sebagai berikut:
“SOP, ada ada.. SOPnya Cuma dulu masih pake PMA yang lama kan
begitu strukturnya dirubah SOP harus ganti juga tapi kalau untuk
penggunaan aplikasi kita udah ada, namanya JUKNIS, petunjuk teknis
dan sangat mudah dipahami oleh pelaksana SIMPEG” (hasil wawancara
dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)
Universitas Indonesia
“Juknisnya mudah dipahami dan kita taruh juga di portal ropeg ,jadi kita
bisa ngedownload dan kemudian diprint” (hasil wawancara dengan Bapak
Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)
Dari hasil telaah dokumen diketahui bahwa ada dua jenis SOP/pedoman
dari pelaksanaan SIMPEG yang pertama SOP/pedoman yang berisi tentang
kegiatan program SIMPEG, mulai dari kebijaksanaan, prosedur, langkah kerja
yang harus dilakukan dalam melakukan kegiatan SIMPEG, baik di pusat maupun
di daerah. SOP/pedoman kedua yaitu semacam petunjuk teknis penggunaan
aplikasi SIMPEG, petunjuk teknis tersebut tersebut memuat tentang petunjuk
pengoperasian program aplikasi SIMPEG dan juknis tersebut tersedia juga di
portal biro kepegawaian Kementerian Agama RI (www.ropeg.kemenag.go.id),
jadi bagi siapa saja yang memerlukannya bisa mendownload di portal tersebut.
Dilihat dari susunannya sudah cukup baik dan dah dipahami karena sangat jelas
petunjuk-petunjuk yang diberikan.
Namun seiring dengan banyaknya perubahan kebijakan termasuk jabatan
fungsional yang bertambah jenisnya, sehingga SOP/pedoman harus terus
diperbaharui dan harus disertai dengan pengembangan software aplikasi SIMPEG.
Seperti yang dikemukakan oleh salah seorang informan sebagai pengguna data
SIMPEG yaitu sebagai berikut:
4.4.2 Proses
Proses dalam suatu sistem merupakan transformasi masukan menjadi
keluaran. Proses tersebut dalam Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
“Proses input data atau entry data tergolong mudah, pertamakan dia
punya user id atau nama pengguna terus ada paswordnya kemudian
tinggal log in tampilan awal itu ada menunya kan nah menu utamanya itu
ada inputanya ada 5, keterangan perorangamn, terus riwayat kabatan,
pangkat, keluarga, alamat. Kemudian bila ada dokumen apa yg kita
peroleh seperti SK kenaikan pangkat kemudian kita up date lagi datanya
tapi selama dokumen ada yaa, karena masalah yang ada yaitu lamanya
pengiriman dokumen ke kita, jadi ya itu dia penghambatnya” (hasil
wawancara dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)
Universitas Indonesia
pendidikan, itukan riwayat yang selalu berubah. Dan proses entrynya juga
simpel, ada semua petunjuknya, pencarian datanya berdasarkan nama,
berdasarkan NIP atau informasi lainnya.” (hasil wawancara dengan
Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)
Masalah yang sering ditemui terhadap input atau entry data awal ke
SIMPEG yaitu dari manusianya sendiri dan juga tergantung dari dokumen yang
masuk. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh seorang informan berikut:
“….nah itu karena sifat manusia yaa, mungkin dia melihat a tapi
tulisannya b, hal seperti itu yang sering terjadi. Apa dikarenakan kopian
Sknya yang kurang jelas kemudian kita masukin salah, itu mungkin.”
(hasil wawancara dengan Bapak Mahyudin, tanggal 27 Mei 2011)
Universitas Indonesia
“…sebenarnya semua sudah ada faslitasnya, jadi tinggal klik aja. Namun
kesulitannya apabila ada permintaan di luar sistem dalam arti kitakan
Universitas Indonesia
melihat SDL servernya seperti apa kalau tidak ada di SIMPEG kita
solusinya kita larikan ke excel kemudian kita olah.” (hasil wawancara
dengan Bapak Mahyudin, tanggal 27 Mei 2011)
Universitas Indonesia
Evaluasi yang terkait dengan masalah pelaksanaan SIMPEG itu sendiri rutin
dilakukan setiap akhir tahun, seperti yang dikemukakan oleh informan berikut:
“Evaluasi diadakan setahun sekali. Jadi gini awal tahun ini sosialisasi
akhir tahun evaluasi. Kita melihat progresnya selama kurun waktu
setahun itu” (hasil wawancara dengan Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei
2011)
Universitas Indonesia
kantor pusat Kementerian Agama RI sudah cukup baik dilakukan. Hal tersebut
sejalan dengan pernyataan seorang infoman, berikut kutipannya:
“Jadi gini ada beberapa sudut pandang untuk perbaikan ya, pertama dari
sistem dan Sumber Daya Manusianya dibentuk misalkan dari masukan-
masukan dari user atau gak sumber dayanya bagaimana. maunya seperti
apa, klo sudah dapat masukan langkah selanjutnya kemudian baru
diperbaiki, klo manusianya selalu diusahakan untuk meningkatkan
kualitas dari pelatihan dan pendidikan” (hasil wawancara dengan Ibu
Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)
Langkah perbaikan dalam suatu program akan sangat baik jika dilakukan,
misalnya melalui pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan sarana
dan perbaikan SOP/Pedoman agar pelaksanaan program dapat terlaksana dengan
Universitas Indonesia
lebih baik. Selama ini langkah perbaikan yang dilakukan di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI sudah berjalan baik. Saat ini Biro Kepegawaian akan
mengembangkan sistem offline di pusat dan di daerah dan akan diadakan
sosialisasi terkait dengan sistem tersebut.
4.4.3 Output
Fungsi yang paling terlihat jelas dari sebuah SIMPEG adalah keluaran
yang dihasilkan (Sudjana 1998). Untuk menghasilkan keluaran yang bernilai bagi
pemakai-pemakai atau pengguna SIMPEG. SIMPEG harus memproses keluaran
tersebut, membuat kalkulas-kalkulasi yang diperlukan, setelah itu memformat
presentasinya dalam cara yang dapat dimengerti oleh pengguna SIMPEG yang
kemudian diinformasikan pada penentu kebijakan berupa laporan.
Pengeluaran data atau informasi di sini adalah memindahkan dari bagian
sistem informasi manajemen ke bagian yang memerlukan terutama para pembuat
kebijakan, sebagai pemakai informasi atau dengan kata lain adalah penelusuran
atau penyajian data untuk digunakan oleh setiap orang yang berhak dan perlu
mengakses informasi dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang singkat.
Pentingnya penulusuran yang mudah dan pengambilan atau penyajian dari tempat
penyimpanan dengan cepat terlihat dari dua hal, yaitu untuk disampaikan kepada
para pengambil keputusan dan sebagai bahan bagi pihak-pihak lain dalam
perusahaan untuk diproses lebih lanjut. Penting untuk menekanakan bahwa cara
penyimpanan informasi haruslah berdasarkan suatu sistem yang dipahami oleh
para petugas yang bertanggung jawab untuk itu, sehingga lancar tidaknya
penelusuran tidak tergantung hanya pada seseorang. Dengan demikian informasi
akan benar-benar mendukung proses manajerial yang efektif dan efisien.
Pengeluaran data ini dapat berupa penyajian dalam bentuk laporan yang tampil di
layar monitor ataupun laporan dalam bentuk print out, dengan pendekatan-
pendekatan yang direncanakan dapat memberikan bantuan dalam rangka
memudahkan kegiatan manajemen.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
”Klo untuk keakuratan data, jujur saya katakan masih belum akurat
karena mobilitasnya itukan sangat cepat dan dinamis sekali nah
sementara kita agak tersendat dalam hal laporan, laporan datanya kesini
kan jadikan tertinggal teruskan kecuali satker yang mengalami perubahan
itu meng up date. Contoh terjadi pelantikan di daerah untuk eselon III,
nah klo eselon III aja dia dilantik disana tapi klo yang mengajukan SK
kita, maka kita masih bisa ikutin tapi ketika eselon IV kan setempat yang
melantik tidak ditembuskan ke sini ya itu terputus dan di sana tidak di up
date. Jadi mereka belum punya rasa peduli terhadap datanya sendiri”
(hasil wawancara dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan salah seorang dalam penelitian ini,
berikut kutipannya:
“….seperti yang saya katakan semula untuk program SIMPEG itu sampai
saat ini masih banyak kendalanya karena tadi yang saya sebutkan,
SDMnya masih belum termotivasi jadi dampaknya untuk masalah
keakuratan dan kelengkapan datanya ya masih kurang baik” (hasil
wawancara Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)
“Ketepatan waktu yaa selalu tidak tepat, iyaa ga akan bisa tepat waktu
kecuali kita bergerak bersama yaa yang satker daerah mengupdate
datanya begitu juga dipusat itu baru akan bisa” (hasil wawancara dengan
Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
20. Laporan daftar pegawai yang telah mendapat mutasi kenaikan pangkat
21. Laporan daftar pegawai yang mutasi jabatan/tempat bekerja
22. Laporan daftar nama Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
23. Laporan daftar nama yang telah mendapat mutasi pendidikan
24. Laporan daftar pegawai yang sudah pensiun dan berhenti
”saya kira sejauh ini, SIMPEG dengan sistem online sudah cukup baik
yaa konsepnya yaitu untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan
yang terkait masalah kepegawaian, ya misalnya saja ingin melakukan
diklat pegawai itukan butuh data-data tentang PNS yang memenuhi syarat
untuk didiklatkan, di SIMPEG itukan seharusnya sudah tersedia semua
datanya, namun hanya saja di sini masih ada beberapa yang belum
terlengkapi data-datanya” (hasil wawancara dengan Bapak Teguh
Sarwono, tanggal 09 Juni 2011)
Universitas Indonesia
“Informasi yang baik itu ada lima aspek, satu adalah akurasi, yang kedua
adalah currently, currently itu adalah seberapa update datanya itu ,
misalnya correct si correct tp klo ga update misalnya udh 10 tahun ga
diupdate itukan gimana, yang ketiga adalah relevansi, datanya relevan
terhadap permasalahan, kemudian availabilitynya itu ketersediaan, jadi
klo kita butuh data itu dengan mudah data itu tersedia, tersedia, jadi
mungkin saja data itu akurat semua baik tp tidak available artinya jika
mau diambil gtu datanya tapi tidak tahu karena bingung dimana
lokasinya, availabilitynya jadiya misalnya seperti ini oke kita tahu dia
punya data bagus tapi waktu kita gunakan gak tau minta kemana ada
dimana. Kemudian adalah realibility, seberapa dapat dipercayanya
informasi tersebut.”
Universitas Indonesia
“Kita sih mengharapkan semua kordinasi terjalin dengan baik. Inikan ada
bagian-bagiannya di biro kepegawaiankan ada 4 bagian dan dari 4
bagian itu dapat terkordinasi dengan baik, yang kedua terkait dengan
daerah supaya hubungan dengan daerah terjalin dengan baik juga karena
kendala yang ada biasanya maslah komunikasi” (hasil wawancara dengan
Bapak Teguh Sarwono, tanggal 09 Juni 2011)
Universitas Indonesia
“ya saran saya, itu SIMPEG harus di evaluasi total secara keseluruhan
jadi bisa ditemukankan penyakit-penyakitnya apa saja, apakah
penyakitnya di aplikasi, SDMnya atau apanya.. sebetulnya kalau kita
bicara untuk SIM, Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian itu ada
beberapa aspek yang pertama adalah manusianya, yang kedua adalah
manusianya, yang ketiga adalah sistemnya. Nah sistemnya itu yang saya
lihat ada gangguan karena maintanance nya itu kurang maksimal,
misalnya ada beberapa alat yang usianya udah 5 tahun, 7 tahun itu tidak
di upgrade klo untuk prosesnya, kordinasi terhadap para pengolah data
sangat lemah dimana pengolah data itu masih menjadi asumsi publik itu
tidak penting atau mindsetnya itu masih buruk dan bagaimana cara
meningkatkan motivasi mereka untuk mengolah data. Nah itu yang
terutama harus dicari jalan keluarnya seperti misal pemberian reward
atau kompensasi lebih buat mereka seperti misal dia diberikan jabatan
fungsional sebagai pranata komputer sehingga kinerja dia meningkat,
terus SDMnya.. kadang2 kita sudah membina SDM sedemikan rupa tau-
tau dia udah pinter ditarik sama instansi lain atau unit lain kemudian
yang di sini abis jadinya. Jadi ya memang harus semua di evaluasi gak
bisa cuma dari satu aspek saja.” (hasil wawancara dengan Bapak
Syahrudin, tanggal 09 Juni 2011)
Universitas Indonesia
Analisis data SIMPEG akan bermakna apabila didukung oleh data yang
lengkap dan akurat. Menurut penjelasan dari informan sebagai pengguna data
SIMPEG, pada proses analisis data para pengguna kadang kala menemui
hambatan karena data-data tersedia masih belum lengkap dan adanya
keterlambatan data. Di sisi lain, seiring dengan perubahan organisasi maka
diperlukan adanya up date pada program SIMPEG, dikarenakan perkembangan
teknologi harus terus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi agar pekerjaan
dalam bidang administrasi kepegawaian di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI dapat berlangsung secara efisien dan efektif. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa produk/hasil laporan/data SIMPEG yang sudah ada sangat
menunjang dan meningkatkan pelayanan proses kepegawaian.
Oleh karena itu terkait masalah yang ada para pengguna data SIMPEG
memiliki harapan untuk perkembangan dan kemajuan SIMPEG di hari yang akan
datang. Harapan-harapan tersebut tentu saja tidak akan terwujud tanpa adanya
kesadaran untuk memperbaiki dari setiap pihak yang terlibat baik dari pelaksana
SIMPEG, pengguna data SIMPEG, dan penentu kebijakan.
Universitas Indonesia
5.1 Simpulan
Setelah melakukan pembahasan atas hasil penelitian pada bab sebelumnya
dengan melihat dari tiga aspek yaitu input, proses, dan output dan delapan
indikator, maka kesimpulannya adalah pelaksanaan SIMPEG Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI dilihat dari aspek input, proses, dan output dan delapan
indikator dikatakan belum baik. Dari delapan indikator yang diukur hanya empat
indikator yang dikategorikan pelaksanaannya sudah baik yaitu indikator kualitas
SDM, anggaran pelaksanaan SIMPEG, SOP/pedoman, dan evaluasi/monitoring.
Empat indikator lainnya yaitu fasilitas pendukung, data dasar/awal, pemeliharaan
data, dan laporan akhir data SIMPEG dikategorikan belum baik karena masih
terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya. Kekurangan tersebut
meliputi masih belum memadainya fasilitas yang ada di SIMPEG untuk
kebutuhan pekerjaan baru dan terkait masalah data, masih banyak ditemukan data-
data yang kelengkapannya kurang serta laporannya juga masih sering terlambat.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran dari peneliti untuk
perbaikan pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI
yaitu perlu adanya peremajaan pada komputer yang kondisinya buruk,
kelengkapan data dan pengiriman data awal atau data dasar pelaksanaan SIMPEG
agar tidak terlambat perlu ditingkatkan melalui sosialisasi kepada semua pihak
yang terlibat agar terjadi kordinasi yang baik dalam hal perolehan data awal, perlu
dilakukannya evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program
SIMPEG yang sedang berjalan dengan membuat SOP/pedoman yang berisi
standar untuk menilai apakah sudah sesuai dengan tujuan atau belum, dan
memperbaiki kualitas data yang dianggap masih belum lengkap dan akurat.
BUKU:
Amsyah, Zulkifli. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Gramedia
Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan. 2009. Era Baru Kebijakan Fiskal:
Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Kavanagh, Michael. J., Gueutal, Hal. G., & Tannenbaum. 1990. Human resource
Information Systems: Development and Application. Boston: PWS-KENT
Publishing Company
Murdick, et,al. 1984. Information System for Modern Management. Prentice Hall of
Private Limeted.
Rivai, Veithzal., & Sagala, Eva Jauvani. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers
Samsudi, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia
Suparmoko, M. 2000. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek, Edisi Kelima,
Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen Konsep Dan Pengembangan
Edisi Tiga. Bandung: Lingga Jaya
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan publik: Konsep dan Aplikasi Analisis
Proses Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedya.
Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yokyakarta: Media
Pressindo.
INTERNET:
Aritonang, Deytri. 2008. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Sinar Harapan.
http://www.sinarharapan.co.id, diunduh tanggal 13 November 2010 pukul
22.00 WIB
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:
Keputusan Menteri Agama Nomor 503 Tahun 2003
Keputusan Menteri Agama Nomor 504 Tahun 2003
Undang-Undang Republik Indonesia Pokok Kepegawaian No.43 Tahun 1999
Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 1985
Undang-Undang No.8 Tahun 1974
SKRIPSI:
Apriyansah, Helmy. 2008. Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) Pada Biro Kepegawaian Deparetemen Dalam
Negeri. Skripsi Sarjana. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
- Kelengkapan data
- Keakuratan data
20. Informasi yang dihasilkan dari pelaksanaan program SIMPEG terhadap
peningkatan pelayanan proses kepegawaian/perencanaan kepegawaian
21. Harapan terhadap pengembangan pelaksanaan program SIMPEG di masa
yang akan datang
22. Saran untuk pengembangan pelaksanaan program SIMPEG
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Keterangan:
T: Pertanyaan pewawancara
J: Jawabaan dari narasumber
Narasumber 1
Nama : Hj. Sulistyowati, S.H, M.pd
Jabatan : Kepala Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI
Waktu : Jumat, 27 Mei 2011, pukul 10.00 WIB
Tempat : Kantor Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI
T: Yang pertama, dari masalah tenaga itu terkait masalah kuantitas dan kualitas pegawai
yang diserahi tanggung jawab terhadap pelaksanaan program SIMPEG. Menurut ibu
apakah tenaga pelaksana telah mencukupi yang ada di bagian data dan informasi
kepegawaian?
J: Belum. Klo secara ini belum karena khusus SIMPEG yang dikelola banyak sekitar
230.340 orang sedangkan disini personil secara keseluruhan hanya 40 orang, walaupun
kan tadi disini bilangnya sistemnya berbasis web klo prinsip dari berbasis webkan semua
satker bisa mengakses simpeg dan harus meng up dae data tapi pada kenyataannya tidak
dilaksanakan itu yang membuat kita kesulitan untuk memperoleh data yang terkini, ya itu
kesulitannya di sana. Nah itu dari segi SDM tapi klo dari segi tugasnya memang semua
satker seharusnya melakukan peng up date an data. Dan pada saat kita membangun
aplikasi SIMPEG dulukan riwayatnya dari yang terdistribusi dulukan, sekarang sudah
terpusat itu kita sudah siapkan SDMnya masing-masing 2 orang dengan pendidikan
minimal D3 di kanwil 2 orang, klo untuk UPT seperti UIN, IYIN itu satu orang itu kita
merekrut pada tahun 2005 namun pd pelaksanaannya banyak kendala dg terdistribusi
Universitas Indonesia
ternyata sulit untuk mengintegrasikan data akhirnya kita ganti konsep pada tahun 2009
itu menjadi terpusat dengan web, namun pada saat dirubah menjadi web dengan data
terpusat ada lagi kendalanya yaitu jaringan internetnya. Nah sekarang ini udah agak
bagus karena sudah disupport dari PIMNAS (Pusat Informasi dan Humas) jadi
bandwitch lebih cepat. Untuk mengatasi kendala-kendala itu yang pertma jaringan yang
kedua SDMnya udah gtukan lambat. Maka sekarang kita lg bikin konsep SIMPEG yang
online dan offline, jd di SIMPEG offline bisa mngerjakan tanpa internet dulu, jadi nanti
ada aplikasi yg tersedia utk restore dan back up data, jadi stelah dy ngentry diback up
datanya kemudian di upload ke pusat nah itu salah satu untuk mengatasi kendalanya. Klo
di pusat nanti kita tinggal mengolah datanya bila sudah 100% terupdate kita tinggal
mengolah datanya sebagai sajian data atau informasinya kita buat seperti apa. Jadi tidak
berkutat pada entry data seharusnya di pusat itu.
J: Kalo kualitas itukan terkait dengan kompetensinya yaa? Kalo saya liat kompetensi di sini
beragam yaa ada yg berstrata ada yang tingkat programer kebetulan baru masuk ya itu
klo untuk mengatasi masalah SIMPEG itu mereka bisa mengatasi tapi klo kawan-kawan
yang lain mereka itu sifatnya hanya dia sebagai operator, nah operator itukan bisa oleh
semua minimal SMA, karena perintah-perintahnya sangat mudah dan menggunakan
bahasa indonesia. Nah itu fungsinya kawan-kawan yg lain ya hanya memperkuat saja,
walaupun disitu sudah dibagi-bagi yaa tugas fungsinya yang khusus mengelola data yang
mengurus aplikasinya terus juga yang tata naskah tapi karena datanya ini yang diolah
banyak mereka punya tanggung jawab pada wilayah masing-masing
J: Pembagian wilayah kita lihat ohh dy bagian data yang di bagian programernya maka kita
kasih wilayahnya kecil karena kenapa, karena dia akan memikirkan jauh lebih besar dari
yang lain bukan masalah entry data saja, umpanya seperti itu, karena dia lebih
bermanfaat untuk mengembangkankan dibanding untuk melototin datanya
J: Pelatihan pernah dilakukan, tapi pelatihan langsung yang terkait dengan SIMPEG itu kita
melakukannya dengan cara DDTK (Diklat di Tempat Tugas), jadi gini.. teman-teman
Universitas Indonesia
disini mengalami rotasikan jadi praktis yang masuk ke sini kan ada sekitar 10 orang itu
belum kenal dengan SIMPEG dan itu diadakan DDTK pasang layar di sini sekalian
praktek nah itu untuk memudahkan mereka. Dan setelah itu juga saya langsung turun
tangan untuk melihat langsung kerja mereka, saya ajarin tuh.. karena kadang-kadang
mereka terlalu fokus ngentry padahal dlm SIMPEG itukan ada yg lain seperti misalnya
bagaimana cara memvalidasi data,gmn cara mengeluarkan laporan nah itu mereka gak
paham dan untuk menjalin hubungan dekat caranya saya keliling, lihat mereka sudah
bisa apa, saya tes mereka secara langsung, maksudnya untuk memberi pemahaman
secara mendalam. Jadi dia tuh sebenernya kurang kreatif, karena mereka fikir Cuma
hanya mengentry saja seharusnya jugakan memvalidasi, saya langsung tuh ajarin cara
memvalidasi data, apakah golongan yang masih kosong filednya atau apa. Karena sudah
ada fasilitas validitas. Jadi intinya belum ada tanggung jawab dan kreatifitas di mereka.
Kita seperti mengajarkan anak-anak, tapi maklumlah karenaka mereka tidak berlatar
belakang IT karena buka aja masih takut-takut jangan kan itu untuk menggunakan mouse
aja dia belum paham. Biasanya itu pegawai lama yang tidak pernah bersentuhan
langsung dengan komputer atau internet, tapi kadang-kadang mereka ga mau tanya
karena sungkan, oleh karena itu ya saya turun langsung untuk mendekati mereka agar
mau belajar dan paham tentang SIMPEG. Intinya mereka itu masih kurang kreatif,
dalam arti klo misal di mejanya ga ada kerjaan mereka ga akan mengerjakan apa-apa.
Bukannya punya inisiatif untuk mengecek data di SIMPEG atau memperbaiki data yang
masih belum up date.
T: Sekarang terkait dana ya Bu, ada dana khusus gak untuk pengembangan aplikasi
SIMPEG? Itu asalnya dari mana?
J: Oh kalo kita dari DIPA. Cara memperolehnya gini DIPA itu kan taun berjhalan misal kita
usulkan kya sekarang misal untuk tahun 2012, kita sudah merancang usulan apa saja
yang membutuhkan dana nanti turunnya dari Kementerian Keuangan, dan juga ada daftar
kapan mau melakukannya gitu, jadi terjadual.
J: Ya kita harus liat tergantung pekerjaannya, gtuu.. apa sih pekerjaannya sekarang, kita bisa
saja membuat grand design untuk 5 tahun ke depan jadi selama per tahun apa saja yang
kita inginkan.. jadi pencapaian kinerjanya kelihatan.
Universitas Indonesia
T: Terus terkait masalah sarana bu, apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan
SIMPEG sudah terpenuhi atau belum?
J: Klo sarana kita bertahap, karena disni kita sudah ingin mengadakan peremajaan untuk PC
yang sudah out off date kadang-kadang juga sudah ada yg rusak dan juga sudah lambat
ini jadi sekarang kita sedang lelang pengadaaannya, jadi sekrang kita punya dana 2M
sekian itu akan mengadakan sebanyak 70 PC dengan laptopnya juga dan juga perangkat
lainnya, jadi ini mungkin semua akan diganti pada tahun ini juga, dan masih dalam
proses.
J: Ada yang sebagian bagus jalannya cepat ada yang sebagian kurang bagus yaa suka lemot
gitu lambat jalannya..
J: Kita klo ada kerusakan itu menggunakan dana maintanance, ya kita lihat di cek klo rusah
ya kita ganti atau benarkan dengan dana tersebut, seperti itu
J: Cara mendapatkan data gini, kan SK itu ada banyak, ada yg diproduk di pusat ada yang
di daerah, jadi klo produk pusat itu khusus unit eselon I diberi kewenangan dari golongan
2 sampe ke gol 3/c di unit eselon I masing-masing dan di daerah. Ketika sudah 3/d kesini
itu kewenangan pusat. Jadi kendalanya adalah ketika itu produk daerah tembusannya
tidak diberikan ke kami ke pusat dan di sana tidak di up date itulah datanya jadi selalu
tidak ter up date karena kita tidak punya dasarnya ga punya dokumen jadi mau up date
apa..
J: Ketepatan waktu yaa selalu tidak tepat, iyaa ga bisa..kecuali kita bergerak bersama yaa
yang satker daerah mengupdate datanya begitu juga dipusat itu akan bisa.
Universitas Indonesia
J: SOP, ada ada.. SOPnya Cuma dulu masih pake PMA yang lama kan begitu strukturnya
dirubah SOP harus ganti juga tapi klo untuk penggunaan aplikasi kita udah ada, namanya
JUKNIS, petunjuk teknis.
J: Juknisnya mudah dipahami dan kita taro juga di portal kita, nanti dia bisa ngedownload
dan kemudian diprint.
T: Kemudian masalah proses entry data, bisakanh ibu menceritakan bagaimana proses entry
data?
J: Mudah sih, pertamakan dia punya user id atau nama pengguna terus ada paswordnya
kemudian tinggal log in tampilan awal itu ada menunya kan nah menu utamanya itu ada
inputanya ada 5, keterangan perorangamn, terus riwayat kabatan, pangkat, keluarga,
alamat. Kemudian bila ada dokumen apa yg kita peroleh seperti SK kenaikan pangkat
kemudian kita up date lagi datanya tapi selama dokumen ada yaa..
J: Kalau proses up date itu biasanya hanya data yang dinamis. Karenakan data-data yang
seperti misal nama, NIP, agama, riwayat keluarga dan TMT masuk pertama itu kan
jarang berubah.
J: Sebenarnya semua sudah ada faslitasnya, jadi tinggal klik aja. Namun kesulitannya
apabila ada permintaan di luar sistem dalam arti kitakan melihat SDL servernya seperti
apa klo tidak ada di SIMPEG kita solusinya kita larikan ke excel kemudian kita olah,
karena itu semua diluar sistem, misalnya ya ibaratkan saja adanya sayur lodeh tapi
mintanya sayur asem jadi yaa kita harus mengatasinya dan menyediakannya dengan cara
lain, kan seperti itu.
J: Klo evaluasi tentang aplikasinya itu sendiri kita terus mengembangkan dengan cara kita
mengakomodir teman-teman dari satker yang lain misalnya contoh yang fungsional guru
itukan di sini tidak ada angka kreditnya, mungkin itu bila diperlukan kita akan buat
fieldnya terus ada juga yang misalnya da guru atau dosen yang punya karya ilmiah nah
Universitas Indonesia
untuk track recordnya dia pernah bikin karya ilmiah atau ga maka fieldnya juga kita akan
tambah, dan datanya juga akan kita link an ke assesmen center yang baru mau dibentuk
J: Kalo perbaikan dan pembinaan kita langsung ke daerah, rencananya diakhir tahun ini
kita langsung mau sosialisasi sistem yang offline di pusat maupun daerah, pembinaan
sekaligus diadakan saat evaluasi yaitu menjelang akhir tahun yang akan kita lakukan ada
4 lokasi dalam waktu dekat ini akan segera dilakukan
T: Terus masalah output bu, bisa ga tolong ibu ceritakan tentang bentuk hasil pelaksanaan
SIMPEG ini, seperti misalnya keakuratan data, kelengkapan data, dan ketepatan waktu?
J: Klo untuk keakuratan data, jujur saya katakan belum 100% baik karena apa mobilitasnya
itukan sangat cepat dan dinamis sekali nah sementara kita agak tersendat dalam hal
laporan, laporan datanya kesini kan jadikan tertinggal teruskan kecuali satker yang
mengalami perubahan itu meng up date. Contoh terjadi pelantikan di daerah untuk eselon
III, nah klo eselon III aja dia dilantik disana tapi klo yang mengajukan SK kita kita masih
bisa ikutin tapi ketika eselon IV kan setempat yang melantik tidak ditembuskan ke sini
ya itu terputus dan di sana tidak di up date. Jadi mereka belum punya rasa peduli
terhadap datanya sendiri.
Universitas Indonesia
Narasumber 2
Nama : Bpk. Mahyudin
Jabatan : Kepala Subbagian Pengelolaan Data Kepegawaian, Kementerian Agama RI
Waktu : Jumat, 27 Mei 2011, pukul 13.30 WIB
Tempat : Kantor Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI
T: Baik Pak kita mulai saja yah, untuk pertanyaan pertama menurut bapak operator
SIMPEG apakah sudah baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas?
T: Tari Pak
J: Oh iyaa mba tarii, jadi seperti ini, klo dilihat dari kuantitas pegawai disini saya rasa
sudah cukup yaah, karena jumlah operator juga sudah sesuai dengan kebutuhan, rata-rata
operator di sini sudah cukup memliki keterampilan yang baik dalam menggunakan
aplikasi SIMPEG, karena menu-menu yang ada di SIMPEG itu sendiri mudah
dipahami dan dimengerti.Tapi kalau untuk programernya saya rasa masih kurang jadi
sepertinya perlu ditambah jumlah untuk programmernya. Seperti itu yaa
T: Pertanyaan selanjutnya, untuk pelatihan yang diadakan itu sendiri terkait pengembangan
pegawai dalam pelaksanaan SIMPEG bagaimana pak? Apakah rutin dilaksanakan atau
bagaimana?
J: Kalau untuk pelatihan di sini dilakukan setiap ada rotasi pegawai dan pekerjaan itu
namanya Diklat di Tempat Tugas (DDTK), tapi kalau untuk pelatihan yang sifatnya
nasional pernah diadakan beberapa kali yang baru-baru saja dilakukan di Gunung Pancar
akhir bulan Mei kemarin..
J: Oh iyaa jd begini mba.. DDTK itu kita lakukan disini di kantor kita yah, diadakannya
DDTK itu tidak rutin tergantung keperluan, misalnya saat ada pegawai baru yang
menggantikan posisi lama atau ketika ada perubahan dan pengembangan SIMPEG. Jadi
kabag disini yang turun tangan langsung untuk melakukan pelatihan, nah jadi kita belajar
dan berlatih bersama saat di DDTK itu. Selain melatih pegawai untuk mengoperasikan
Universitas Indonesia
SIMPEG, di DDTK juga dapat lbh mempererat hubungan atasan dan bawahan, seperti itu
ya mba tari..
J: Kalau perbaikan dan pembinaan kita langsung ke daerah, rencananya diakhir tahun ini
kita langsung mau sosialisasi sistem yang offline di pusat maupun daerah, pembinaan
sekaligus diadakan saat evaluasi yaitu menjelang akhir tahun yang akan kita lakukan ada
4 lokasi dalam waktu dekat ini akan segera dilakukan
T: Oh jadi begitu ya pak.. iya pak.. untuk selanjutnya klo masalah yang sering dihadapi
pelaksana SIMPEG biasanya apa ya pak?
J: Masalah itu yaa.. mungkin masalahnya gini, disinikan banyak juga ya mba, pegawai
yang sudah bisa dibilang sudah memasuki usia senja, jadi mereka-mereka itu kadang
kurang melek tekhnologi dan kendalanya ya kalo dikasih tau juga jadi merasa udh ada
pengalaman kerja jadi agak tidak suka mereka menerima kritik kami, selebihnya sih
bagus yaa ga ada masalahlah
T: Baik Pak, kemudian terkait masalah anggaran atau dana dalam pelaksanaan SIMPEG,
bisa bapak tolong jelaskan dari mana dana diperoleh dan prosesnya seperti apa?
J: Dana itu didapat dari kita mengajukan anggaran ke bagian keuangan, lalu dibuat dan
dimasukkan ke DIPA. Ya kita harus liat tergantung pekerjaan saat ini, gtuu.. atau juga
bisa melihat dari apa aja sih pekerjaannya yang akan dicapai, kita bisa saja membuat
grand design untuk 5 tahun ke depan jadi selama per tahun apa saja yang kita inginkan
dan dicantumkan berapa besarnya biaya yang dibutuhkan.. jadi pencapaian kinerjanya
kelihatan
T: Klo terkait sarana bagaimana pak, apa sarana disini sudah menunjang atau belum?
J: Sarana disini belum terlalu ya, jd masih perlu perbaikan misalnya pada PC-PC yang
bermasalah, ya mungkin itu saja menurut saya
T: Oh begitu ya pak, hmmm klo dilihat dari masalah yang dihadapi operator atau pelaksana
dalam menginput data apa saja ya pak?
Universitas Indonesia
J: Biasanya ya itu kesalahan ketik dalam SIMPEG,….nah itu karena sifat manusia yaa,
mungkin dia melihat a tapi tulisannya b, hal seperti itu yang sering terjadi. Apa
dikarenakan kopian Sknya yang kurang jelas kemudian kita masukin salah, itu mungkin
Universitas Indonesia
Narasumber 3
Nama : Bpk. Yanuar
Jabatan : Ahli SIMPEG Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI
Waktu : Jumat, 27 Mei 2011, pukul 14.30 WIB
Tempat : Kantor Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI
T: Pertama dari masalah input terkait dengan tenaga, kalo menurut Pak Yanuar jumlah
pelaksana program dan aplikasi SIMPEG di sini sudah memadai belum?
J: Program dan operator perlu dibedakan, kalo program itu adalah gimana pengembangan
dan pembuat sistemnya, beda dengan operator, operator itukan pelaksana. Klo
pengembanganya itu klo ditanya berapa banyak orangnya itu mungkin 3 atau 4 orangan
pengembangnya di Kementerian Agama, klo operatornya itu sendiri ada ratusan di
seluruh Indonesia. Tapi klo khusus di pusat itu sekitar 40an.
J: Karena gini SIMPEG itu pertama adalah salah satu program otonomi daerah karena
otonomi daerah lingkup dari pekerjanya secara nasional. Dengan nasional otomatis
jumlah pegawai yang dikelola banyak total sampai saat ini ada 230ribuan lebih, kan klo
kita tidak memiliki sistem atau hanya dengan menggunakan excel biasa itu suatu hal
yang hampir tidak mungkin, agak susah karena disni kita perlu untuk mengoleksi ata dan
juga penting untuk kecepatan dan keakuratan informasi.
J: Fasilitas untuk sementara ini sih untuk kantor pusat sudah cukup ya, karena segala
penunjang itu dibutuhkan oleh di bagian lainlah seperti masalah jaringan didukung oleh
PIMNAS, terus server juga kita punya dana untuk pengadaan server tru untuk
pembangunan aplikasi juga ada. Tapi yang adgak masalah adalah ketika berhubungan
Universitas Indonesia
dengan daerah yaitu daerah itukan kita ga selamanya kualitasnya sama secara
infrastruktur, ada yang koneksinya cepet ada juga yang lambat, ada yang mati lampunya
semingu dua kali seperti itu. Maka itu dikarenakan oleh itu kita coba istilahnya kita coba
mendekati lebih dalam ke mereka solusi apa yang kita tawarkan ke mereka. Tapi di sini
adalah kita membutuhkan solusi dari mereka juga karena mereka sebagai pengguna
disana. Biasanya ada rutin diadakan sosialisasi ketika ada pengembangan sistem yang
baru kita selalu sosialisasi, setelah sosialisasi berapa lama kita ada evaluasi untuk
mengukur seefektif mana sistem itu digunakan\
J: Setahun sekali. Jadi gini tahun ini sosialisasi tahun depan evaluasi. Kita melihat
progresnya selamakurun waktu setahun itu
T: Terus terkait masalah hambatan, biasanya hambtan apa saja yang ditemui?
J: Hambatan itu gini, seperti yang kita tahukan lingkup dari kementerian agama besar
pertama ya dari infrastruktur kedua SDM dan SDM kan gak semuanya merata, mengerti
komputer ga semuanya mengerti komputer,pengolahan data ga semuanya ngerti
mengolah data itu juga yang jadi hambatan cuman dengan adanya sosialisasi dan
evaluasi itu kita jadi lebih bisa mengatasi hambtan itu karena dapat mengakomodir atau
meningkatkan performance mereka supaya bisa kita ratakan agar sama semua.
J: Ya itu tadi, kita mengadakan kya semacam sosialisasi dan evaluasi itu secara rutin dan
rencana juga ke depan kita akan buka kya semacam hotline, ketika mereka ketemu sama
suatu masalah kita coba untuk membantunya secara langsung atau tidak langsung, klo
kita bisa datang ke sana kita ke sana tapi klo gak yaudh kita coba remote dalam arti
memberikan pengarahan dr jarak jauh
T: Kita sih mengharapkan semua kordinasi terjalin dengan baik. Inikan ada bagian2nya satu
biro ada 4 bagian dan dari 4 bagian itu dapat terkordinasi dengan baik, yang kedua terkait
dengan daerah supaya hubungan dengan daerah terjalin dengan baik juga karena kendla
yang ada biasanya maslah komunikasi
Universitas Indonesia
J: Terkait masalah data itu sendiri masalah yang selama ini dihadapai seperti apa?
T: Kita di sini pake sistem centralized dengan webbase terpusat dalam arti mereka di daerah
itukan menggunakan sistem dengan dasar yang ada di sini jadi ketika mereka meng up
date data otomatis di pusat udah langsung ada.. Jadi ga ada duplikasi pekerjaan
J: Nah, itu juga kita ada rutin kita buat dalam bentuk petunjuk teknis/juknis penggunaan
sistemnya dan itu mudah untuk dipahami karena kita publikasi ke mereka dan kita taro
juga di website
T: Selanjutnya masalah proses entry data, bisa bapak tolong ceritakan proses entry data?
J: Oke, proses entry data sebenarnya simpel ya. Inikan berhubungan dengan data pegawai,
data pegawai itukan ada data statis dan dinamik data statisnya data tetap klo dinamik data
yang selalu berubah. Data statis biasanya data tentang riwayat hidup pegawai seperti
nama, tanggal lahir, agama, klo dinamik misal masalah jabatan, pangkat, pelatihan
pendidikan, itukan riwayat yang selalu berubah. Dan proses entrynya juga simpel, ada
semua petunjuknya, pencarian datanya berdasarkan nama, berdasarkan NIP atau
informasi lainnya.
T: Terus dalam proses entry data suka terjadi kesalahan atau tidak?
J: Nah itu karena sifat manusia yaa, mungkin dia melihat a tapi tulisannya b, hal seperti itu
yang sering terjadi. Apa dikarenakan kopian Sknya kurang jelas kemudian kita masukin
salah, itu mungkin. Cuman, kita biasanya ada rutin terkait masalah validasi data.
J: Jadi gini kita ada beberapa sudut pandang untuk perbaikan ya, pertama dari sistem dan
Sumber Daya Manusianya dibentuk misalkan dari masukan-masukan dari user atau gak
sumber dayanya bagaimana dia maunya seperti apa, klo sudah dapat masukan langkah
selanjutnya kemudian kita perbaiki, klo manusianya kita usahakan untuk meningkatkan
kualitas mreka dari pelatihan dan pendidikan
T: Kemudian terkait masalah ooutput atau hasil dari pengolahan data SIMPEG, bila dilihat
dari kelengkapan data, keakuratan data, dan ketepatan waktunya bagaimana?
Universitas Indonesia
J: Yah, karena SIMPEG ini adalah sistem yang sudah online dan terpusat dimana
sebelumnya itu terdistribusi, nah sekarang online jadinya kita baru mulai lagi nih dalam
arti mereka untuk selalu melengkapi datanya yaitu kita berikan user ID ke mereka semua
dan mereka melengkapi datanya.
Universitas Indonesia
Narasumber 4
Nama : Bpk. Teguh Sarwono
Jabatan : Kepala Bagian Assesmen dan Pengembangan Pegawai, Kementerian Agama
RI
Waktu : Kamis, 09 Juni 2011, pukul 11.00 WIB
Tempat : Kantor Bagian Assesmen dan Pengembangan Pegawai, Kementerian Agama RI
T: Bagaimana pendapat bapak, apakah laporan atau data dari aplikasi SIMPEG sudah
mengakomodasi informasi yang dibutuhkan, khususnya di bagian assesmen dan
pengembangan kepegwaian ini?
J: Ini harus saya yg jawab ya? Iya, karena gini klo menurut saya, saya melihatnya karena
bagian assesmen dan pengembangan kepegawaian inikan baru terbentuk sedangkan
aplikasi SIMPEG itu sendiri sudah ada, artinya aplikasinya harus disesuaikan semestinya
karena sekarang ini belum ada penunjangnya untuk bagian assesmen ini.. gitu.. karena
aplikasinya sudah ada duluan tapi bagian assesmennya baru muncul. Kan artinya
aplikasinya harus disesuaikan.. jadi ya seperti itu
T: Menurut bapak, apakah sebelum dibuat laporan bagian pelaksanaan menanyakan terlebih
dahulu keluaran seperti apa yang ingin didapat dari produk/hasil pelaksanaan program
SIMPEG?
J: Klo selama ini yg sudah ada mungkin yaa rutinitas pekerjaan disini mungkin seperti SK
izin belajar, seperti itu..kemudian waktu itu ada satya lencana terus sekarang pindah ke
bagian perundang-undangan. Nah itu tadi yg saya blgkan sistem itu harusnya
berkembang , memang belum dapat dikatakan sempurna karenakan memang harus di
update terus..
J: Untuk sekarang saya kira sudah memenuhi ya karenakan mereka sendiri yang mengurus
SIMPEG sudah ada kegiatan up date data atau pemutakhiran data secara berkala hanya
saja untuk kebutuhan struktur organisasi yang baru mungkin klo secara datanya sudah
Universitas Indonesia
ada Cuma mungkin implementasi ke bagian-bagian yang baru terbentuk belum, karena
kembali lagi ke sistemnya harus di up date, kan gituu.. karena bila data sudah ada tapi
tidak bisa dimanfaatkan jugakan percuma kan jadinya.. yaaa jadi saya kira sejauh ini,
SIMPEG dengan sistem online sudah cukup baik yaa konsepnya yaitu untuk
memudahkan dalam pengambilan keputusan yang terkait masalah kepegawaian, ya
misalnya saja ingin melakukan diklat pegawai itukan butuh data-data tentang PNS yang
memenuhi syarat untuk didiklatkan, di SIMPEG itukan seharusnya sudah tersedia semua
datanya, namun hanya saja di sini masih ada beberapa yang belum terlengkapi data-
datanya
T: Bagaimana harapan bapak untuk pengembangan SIMPEG di masa yang akan datang?
J: Harapannya yaa betul2 harus sistemnya mengitkuti kebutuhan kita karenakan tujuan dari
pembuatan itukan seperti itu memudahkan pekerjaan. Gtu..
T: Klo dilihat dari kordinasi pegawainya bagaimana, apakah sudah baik atau belum?
J: Saya kira cukup baik karena user-user disini juga dapat mengikuti..seperti itu
T: Yang terakhir saran apa saja yang bapak ingin sampaikan untuk pengembangan
pelaksanaan program SIMPEG?
J: Saran saya mungkin harus diperhatikan untuk pengembangan sistemnya sendiri, jangan
datanya aja yang terus dimutakhirkan gitu tapi dari sisi sistemnya juga haru
dimutakhirkan..
T: Kan saat ini sistemnya sudah online dan terpusat, dengan sistem yang seperti itu apakah
belum dapat dikatakan baik?
J: Secara konsep sebetulnya sudah jalan, tapi mungkin untuk lebih detailnya, detail
kebutuhan bagi setiap bagian di kepegawaian ini sepertinya belum, karena memang juga
kitakan punya bagian yang baru beberpa bagian yang baru jadi ya itu td semua harus
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
Universitas Indonesia
Narasumber 5
Nama : Bpk. Syahrudin
Jabatan : Kepala Sub Bagian Assesmen Jabatan Fungsional, Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI
Waktu : Kamis, 09 Juni 2011, pukul 13.30 WIB
Tempat : Kantor Bagian Assesmen dan Pengembangan Pegawai, Kementerian Agama RI
T: Bagaimana pendapat bapak, apakah laporan atau data dari program SIMPEG sudah
mengakomodasi informasi yang dibutuhkan?
J: Belum sepenuhnya. Ya karena beberapa permintaan kita terkait dengan kebutuhan kita
belum sepenuhnya di penuhi atau reportingnya belum valid.
J: Kebutuhan misalnya kitakan mau mengadakan pendiklatan, itukan kita butuh 1. PNS
yang akan didiklatkan 2. PNS yang sudah didiklatkan 3. PNS yang didiklatkan khusus,
nah data-data ini ternyata belum terlengkapi yang ada di SIMPEG
J: Kalo reporting karena saya juga pernah di sana itu sebenarnya sudah ada dan tersedia
semua sesuai kebutuhan bahkan di sana ada tenaga maintenance untuk menginput
reporting baru yang kita butuhkan Cuma kelemahannya mungkin tenaga-tenaga untuk
pengelola yang mengisi reporting tersebut itu adanya keterbatasan bahan yang harus di
entry. Klo SIMPEGkan ada input, proses, dan output yakan, nah dalam prosesnya itu
sudah lumayan bagus SIMPEG, namun untuk masalah inputnya itu masih sangat
terbatas. Ternyata dengan sistem online juga dapat dikatakan belum berhasil karena
keterbatasan infrastruktur dan SDM pengelola data atau operatornya kurang termotivasi
karena tidak diberikannya kompensasi yang baik atau seperti apa, banyak sekali
permasalahan terkait input dalam SIMPEG, seperti itu..
T: Bagaimana pendapat bapak tentang hasil pelaksanaan program SIMPEG dilihat dari
ketersediaan data, kelengkapan data, dan keakuratan data?
Universitas Indonesia
J: Seperti yang saya katakan semula untuk program SIMPEG itu sampai saat ini masih
banyak kendalanya karena tadi yang saya sebutkan, SDMnya masih belum termotivasi
jadi dampaknya untuk masalah keakuratan dan kelengkapan datanya ya masih kurang
baik. Seperti itu..
T: Kemudian, sejauh mana informasi yang dihasilkan dari pelaksanaan program SIMPEG
dapat menunjang/ meningkatkan pelayanan proses kepegawaian khususnya di bagian
assesmen dan pengembangan pegawai ini?
I: Diharapkan menunjang, tapi sampai saat ini pada kenyataannya kalo dilihat dari aplikasi
harusnya secara otomatiskan harus terlaksananya otomatisasi untuk reporting tapi
kenyataanya dalam berbagai kasus reporting data itu masih diperlukan pengolahan data
secara manual yang seharusnya SIMPEG hanya dengan satu klik dapat semua data
ternyatakan tidak membutuhkan waktu berhari-hari baru bisa membuat misalnya buku
statistik atau apa gtuu
T: Saran itu bapak untuk pengembangan SIMPEG apa saja pak untuk di masa yang akan
datang?
J: Ya saran saya, itu SIMPEG harus di evaluasi total secara keseluruhan jadi bisa
ditemukankan penyakit-penyakitnya apa saja, apakah penyakitnya di aplikasi, SDMnya
atau apanya.. sebetulnya kalau kita bicara untuk SIM, Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian itu ada beberapa aspek yang pertama adalah manusianya, yang kedua
adalah manusianya, yang ketiga adalah sistemnya. Nah sistemnya itu yang saya lihat ada
gangguan karena maintanance nya itu kurang maksimal, misalnya ada beberapa alat yang
usianya udah 5 tahun, 7 tahun itu tidak di upgrade klo untuk prosesnya, kordinasi
terhadap para pengolah data sangat lemah dimana pengolah data itu masih menjadi
asumsi publik itu tidak penting atau mindsetnya itu masih buruk dan bagaimana cara
meningkatkan motivasi mereka untuk mengolah data. Nah itu yang terutama harus dicari
jalan keluarnya seperti misal pemberian reward atau kompensasi lebih buat mereka
Universitas Indonesia
seperti misal dia diberikan jabatan fungsional sebagai pranata komputer sehingga kinerja
dia meningkat, terus SDMnya.. kadang2 kita sudah membina SDM sedemikan rupa tau-
tau dia udah pinter ditarik sama instansi lain atau unti lain kemudian yang di sini abis
jadinya. Jadi ya memang harus semua di evaluasi gak bisa cuma dari satu aspek saja.
Universitas Indonesia
Narasumber 6
Nama : Bpk. Dana Indra Sensuse
Jabatan : Akademisi/ Dosen E-Government dan Kepala Lab E-Government Fasilkom UI
Waktu : Kamis, 10 November 2011, pukul 15.00 WIB
Tempat : Ruang Dosen Fasilkom UI
T: Syarat-syarat data yang memiliki manfaat dan dikatakan baik utk pengambilan keputusan
pimpinan itu seperti apa si pak?
Universitas Indonesia
J: Informasi yang baik itu ada lima aspek, satu adalah akurasi, yang kedua adalah currently,
currently itu adalah seberapa update datanya itu , misalnya correct si correct tp klo ga
update misalnya udh 10 tahun ga diupdate itukan gimana, yang ketiga adalah relevansi,
datanya relevan terhadap permasalahan, kemudian availabilitynya itu ketersediaan, jadi
klo kita butuh data itu dengan mudah data itu tersedia, tersedia, jadi mungkin saja data
itu akurat semua baik tp tidak available artinya jika mau diambil gtu datanya tapi tidak
tahu karena bingung dimana lokasinya, availabilitynya jadiya misalnya seperti ini oke
kita tahu dia punya data bagus tapi waktu kita gunakan gak tau minta kemana ada
dimana. Kemudian adalah realibility, seberapa dapat dipercayanya informasi tersebut.”
T: Sayakan pernah membaca buku ya pak buku Human resource information system, nah
itu mengatakan bahwa secara teknis itu yaitu hardware dan software mendukung
keberhasilan SIM itu hanya sekian persen, selebihnya adalah faktor2 lain yaitu SDM,
data, dan prosedurnya. Nah menurut bapak sendiri dari pernyataan itu seperti apa pak?
J: Iya memang suatu sistem informasi itu tidak berdiri sendiri jadi ada tiga kaki yang
menopang satu adalah peoplenya, orang yang dibelakang SIM itu jadi teknologi itu
hanya hardware dan software aja tidak bsa bkerja kalo ga ada orang dibelakang ini yang
ketiga itu organisasinya, organisasi itu ya yg tadi itu termasuk SOP dan lain sebagainya
itu. Nah tiga ini harus saling mendukung, harus tiga satu kaki, tidak boleh yang satu ada
yang rendah atau tidak selaras ya tidak bisa karena ketiga kaki ini harus kokoh, klo
teknologi aja ya tidak bisa jalan, klo peoplenya orang bagus gak ada teknologi ya tidak
jalan ini semua tidak dilengkapi dengan SOP yang bagus, struktur organisasi yang
memadai juga ga bisa. Jadi dari aspek organisasi juga harus mendukung. Nah jadi tiga
aspek itu yang menjadi point penting itu.
T: Kemudian pertanyaan berikutnya adalah, strategic planning seperti apa pak agar dapat
membangun SIMPEG yang baik dan berhasil?
J: Yaa yang pertama tentu planning disesuaikan dengan kebutuhan, kebutuhan satu.. ya klo
di daerah misal kebutuhan daerah itu sendiri, mau kemana arahnya pemerintahannya..
biasanya aplikasi sistem itu diarahkan kemana tujuan organisasi itu jadi klo misalnya
ganti pimpinan ni yaa, ganti bupati nah bupati itukan biasanya membangun suatu apa
namanya program naah mau saya bawa kemana nih kabupaten saya ini, kemudian yaa
dibawa, kan begitu, nah harusnya sistem informasi itu harus mendukung arah pencapaian
yang sudah ditetapkan oleh bupati itu jadi kebutuhan si itu harusnya selaras sesuai
Universitas Indonesia
dengan kebutuhan organisasi atau pemerintahan itu sendiri, mau kemana pemerintahan
itu misal untuk 5 tahun kedepan, nah itu harusnya didukung oleh SI, ohh saya mau si
seperti inisaya butuh apa, nah itusecara strtategis menentukan kebutuhan itu harus
melihat dari kebutuhan dari pada ini pemerintahan itu ya kedepannya apa yang mereka
haraqpkan, jangan sampai nanti arah pemerintahanannya kesana, tp sistem yang
dikembangkan berbeda arahnya.. nah itu tidak mendukung seperti itu tidak selaras, nah
itu jadi harus ada keselarasan.
T: Yang bapak tahu selama ini hambatan apa saja yang dihadapi SIMPEG
J: Begini, kalo simpeg itu di daerah terutama yaaa ada SIMPEG yang dibuat sendiri ada
SIMPEG yang dari pusat, jadi Badan Kepegawaian Nasional itu apa namanya BKN itu
ida tuh punya aplikasi SIMPEG juga namanya dikirim ke daerah mereka suruh pasang
tapi aplikasi ini sebenranya tidak ada manfaat bagi daerah karena apa, hanya sebagai
beban buat daerah kenapa tujuan pusat inikan supaya mereka memberika laporan kepada
pusat secara cepat untuk laporan, sistem pelaoparan misal orang naek pangkat dilaporkan
ke pusat supaya data base di pusat tuh cepat dan terup date dengan diberikannya Sistem
tersebut cecara cuma-cuma.
T: Nah tapi sistem ini tidak mencukupi untuk kebutuhan SDM di lokal karena sangat
terbatas, jadi misalnyakalo untuk orang mutasi atau orang izin cuti ga bisa dengan sistem
ini. Padahal sistem cutikan juga bagian dari SIMPEG ga bisa hal tsb di handle misalnya
siapa orang yang mau cuti mau tau boleh gak cuti lagi, kan dg sistem nanti kecek, ohh ini
sudah melebihi batas cuti,nah itu sistemnya ga bisa, sistemnya hanya mendukung apa
perubahan2 yang ada di daerah misalnya mutasi dari 3a menjadi 3b itu dikirim ke pusat
supaya data base nya update nah ini kadang2 pemerintahan daerah tuh biasanya bangun
sistemn sendiri yaitu SMPEG yang diluar ini, yang apa yang untuk keperluan dia sendiri
dia butuh laporan apa gitu karena misalnya dia butuh laporan apa sistem ini ga bisa
menghasilkan laporan harus buat sendiri. Nah ini kadang2 susahnya begitu klo di daerah
itu kadang2 mereka merupakan kaki dari pemerintahan pusat. Jadi hambatannya adalah
klo simpeg di daerah satu adalah teknologi sendiri dan SDMnya itu yang klasik.
Permaslaahn klasik di daerah itu SDMnya karena yang mengerti komputer itu terbatas,
tidak semua bisa. Kadang2 orang yang mengerti komputer begitu sudah ngerti dipindah
ke tempat lain di mutasi gtu loh, jadi itu kosong lagi, jadi selalu di daerah terkena rotasi,
misalnya gtu anda jadi kepala belum tentu 2 tahun lagi itu tetap disitu jd selalu begitu,
Universitas Indonesia
yang tadinya bagus di pindahin kemana, trs jd ga ada org lagi.. Klo di swastakan gak
mungkin orang bertahun2 disitu sehingga dia capable mlakukan pekerjaan itu, nah
itubedanya private company dengan public, jadi SDMnya ga pernah bagus karena mutasi
terus itu, nah jadi makanya harus dicari jalan keluar permasalahan itu. Yang kedua
infrastrukturnya kurang memadai gtu yaa, ga punya uang untuk membangun sistem yang
bagus harusnyakan sistem inikan tidak hanya bagiian kepegawaian yang bisa memakai
mestinya dinas yang lain boleh make donk misalnya klo sayakan pengen update pegawai
saya bisa akses sistem ini gtu, nah pemerintah ga punya jaringan yang bisa untuk itu..
karena itukan biayanya mahal, nah jadi mereka kadang-kadang untuk kabupaten provinsi
miskin tidak mampu mebuat itu,klo yang kaya si tidak masalah membuat sistem itu. Jadi
anggaran juga penting dalam membangun SIMPEG. Permasalahan yang ketiga adalah
leadership dari pada pimpinan itu, ya misal pimpinan daerahkan orang yang ngerti IT
maka apabila mengajukan anggaran utk pembangunan sistem, mereka akan merasa
keberatan, untuk apa si sistem itu? Tuh udah ada komputernya, kurang apa lagi..jadi dia
gak ngerti yang disebut sistem informasi itu untuk apa. Kemudian kebijakan sistem
informasi itu sendiri. Suatu sistemkan harus punya dan didukung oleh surat2 keputusan
sehingga nanti jalannya sistem itu orang ga takut karena sudah ada landasan hukumnya,
karenakan org pemerintahan itu untuk melangkah takut, salah ga yaa klo saya melakukan
ini jangan karena salah saya dituntut dimasukan penjara. Kan kadang2 org pemerintahan
takut utk melakukan sesuatu yang ga ada pondasi hukumnya oleh karena itu perlu dibuat
payung hukum untuk aplikasi sistem gtu, misalnya surat keputusan bupati ytentang
SIMPEG semua harus dijabarkan siapa yang bertanggung jawab
T: Ooh begitu pak, iya baik pak, selanjutnya pak sekarangkan SIMPEG sudah banyak yang
berbasis web ya Pak menurut bapak kelebihan dan kekurangan SIMPEG berbasis web itu
apa pak?
J: Kelebihanya satu, bisa diakses dimana-mana jadi misalnya komputernya itu ada di dinas
kepegawain, dukcapil namanya nah sekarang klo dlu pegawai dari dinas lain datang
kesni melakukan entry data dsini nah sekarang ga perlu dia tinggal berbasis web ya di
buka dimana aja bisa diakses, ngentry data dimana-mana jg bisa asal dia pny password
dan username itu jadi lebih fleksibel lebih nyaman gtu yaa. Kelemahannya satu tentunya
dalam arti performance securitynya kadang2 kurang baik/ lemah, dalam soal jaringan
masalah securitykan selalu jadi masalah dalam hal ini, apalagi berbasi internet, ada aja
masalah yang muncul, data yang ilang kemudian apalagi eee., selain security
Universitas Indonesia
permasalahannya adalah eee performance lambatt, jadi tampilannya kurang, jadi masukin
data tuh butuh 5 menit.
T: Yang tadi menyangkut masalah hambatan-hambatan klo menurut bapak upaya apa si pak
yang seharusnya perlu dilakukan oleh pemerintah?
J: Satu adalah melalkukan upaya strategi tentunya, yaitu perlu adanya suatau perencanaan,
strategi di bidang SI jadi di pemerintahan tuh harus punya rencana strategisnya ke depan,
aplikasi apa yang harus dibangun, kemudian termasuk perencanaan SDMnya disitu
seharusnya sudah direncanakan SDMnya butuh berapa jangan sistemnya aja, tp
kebutuhan SDMnya harus difikirkan,aplikasinya juga termasuk. Di sistem nanti
infrastrukturnya, jaringannya dibutuhkan apa saja nanti supaya nanti kedepan itu oia
aplikasi ini harus jalan di atas jaringan ini jadi sudah direncanakan dari awal
infrastrukturnya, sistem aplikasinya, SDMnya, kemudian tata kelolanya, kebijakan-
kebijakan itu harus sudah ada disiapkan, tata kelolanya gtu nah itu yang penting,
planning jadi aspek planningnya itu yang sangat penting dan tentunya semua itu harus
didukung opleh pimpinan, harus ada dukungan leadership, mangement support, klo
pimpinannya ga support yaa ga akan jalan, planningnya bagus tp ga disupport oleh
pimpinan ya ga akan jalan. Jadi pimpinan harus memberikan dukungan terhadap itu, nah
dukungan itu bisa dalam bentuk anggaran, jadi klo pimpinannya mendukung biasanya
anggarannya besar, klo pimpinannya gak mendukung terhadap si ya agak kecil klo
anggaran kecil org bisa apa si untuk membayar internetnya aja sekian juta belum lagi
orang masukin datanya sudah abis.. jadi itu yang harus difikirkan.
T: Perbedaan simpeg dengan data terpusat dan terdistribusi seperti apa pak?
J: Oh klo terpusat itu semua ada di satu tempat yaitu di pusat, klo distribusi itu datanya di
bagi2 ke masing2, misalnya ini indonesia barat, supaya klo terpusat tuh kadang2
jangkauannya lama gtu, lebih baik ada teknik yang dipisah saja nih berdasarkan
geografis, tergantung apa ya terserah.. jadi semua itu nanti terintegrasi datanya itu satu
sama yg lain, ini terdistribusi artinya dan itu dipisah2 tergantung produk a misalnya,
tergantung produk b dsb.. ketimbang semua data disimpan di pusat dipecah2 dalam
beberapa produk. Bisa berdasarkan produk, atau wilayah suoaya nanti beban pusatnya
berkurang. Jadi semua tergantung kebutuhan, perlunya terpusat atau terdistribusi. Jadi
ada kelemahnnya masing2, tapi sekarang trennya itu sekarang terpusat, tapi entah
Universitas Indonesia
terpusatnya secara fisik atau non fisik. Kitakan ga tau dibelakang sistem itu nyimpen
datanya seperti apa, dan dimana.,
Universitas Indonesia