Anda di halaman 1dari 149

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI


MANAJAMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DILIHAT DARI
ASPEK INPUT, PROSES, DAN OUTPUT DI BIRO
KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN AGAMA RI

SKRIPSI

MAUDIAH DWI OKTARI


0706283834

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
DEPOK
DESEMBER 2011

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI


MANAJAMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DILIHAT DARI ASPEK
INPUT, PROSES, DAN OUTPUT DI BIRO KEPEGAWAIAN
KEMENTERIAN AGAMA RI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Ilmu Administrasi

MAUDIAH DWI OKTARI


0706283834

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
DEPOK
DESEMBER 2011

ii

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011
Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
terima kasih kepada:
1) Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;
2) Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si., selaku Ketua Program Sarjana
Reguler/Paralel Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI;
3) Drs. Achmad Lutfi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara FISIP UI, yang telah meluangkan waktu selama empat tahun bagi
penulis untuk berkonsultasi tentang perkuliahan;
4) Drs. Teguh Kurniawan., M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini;
5) Lina Miftahul Jannah S.Sos., M.Si., selaku pembimbing akademis penulis
selama delapan semester ini;
6) Pak Reko, Ibu Sulis, Pak Harjo, Pak Budi, dan Pak Syahruddin di bagian
data dan informasi kepegawaian yang telah menerima saya dengan baik
selama sebulan lamanya melakukan magang di Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian Kementerian Agama;
7) Pihak Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI lainnya yang telah
banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;
8) Orang tua, adik dan keluarga besar saya yang senantiasa selalu mendoakan
saya dan telah memberikan bantuan dukungan material dan moral;
9) Kekasih tercinta Gatra Ridho Pratama yang telah membantu, memotivasi,
dan menyemangati saya;

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


10) Teman-teman Administrasi Negara 2007 yang telah memberikan
dukungan, memotivasi dan menyemangati saya dalam menyelesaikan
skripsi ini, khususnya sahabat-sahabat terdekat saya Icha, Anti, Fika,
Martha, Ridwan, Via, dan Putra.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skipsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 16 Desember 2011

Penulis

vi

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011
ABSTRAK

Nama : Maudiah Dwi Oktari


Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Judul :Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
(SIMPEG) dilihat dari aspek input, proses, dan output di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI

Skripsi ini membahas mengenai analisis pelaksanaan Sistem Informasi


Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari aspek input, proses, dan output
di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan desain deskriptif, dimana peneliti mencoba menggambarkan
fenomena atau gejala yang dalam hal ini adalah analisis pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari aspek input, proses,
dan output di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI. Hasil penelitian
menyebutkan pelaksanaan SIMPEG Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI
belum sepenuhnya terlaksana dengan baik karena dari delapan indikator hanya
empat indikator yang dikategorikan baik. Empat indikator yang sudah
dikategorikan baik adalah indikator kualitas SDM, anggaran pelaksanaan
SIMPEG, SOP/pedoman, dan evaluasi/monitoring dan empat indikator lainnya
yang dikategorikan belum baik adalah indikator fasilitas pendukung, data
dasar/awal, pemeliharaan data, dan laporan akhir data SIMPEG.

Kata kunci: analisis pelaksanaan, Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


(SIMPEG), aspek input, proses, dan output.

viii

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


ABSTRACT

Name : Maudiah Dwi Oktari


Study Program : Public Administration
Title : Implementation of Personnel Management Information System
(SIMPEG) viewed from the aspects of input, process, and output
at Bureau of Personnel Department of Religious RI

This thesis about analysis of Implementation of Personnel Management


Information System (SIMPEG) viewed from the aspects of input, process, and
output at Bureau of Personnel Department of Religious. This is qualitative
research with descriptive design. Reseacher tried to describe phenomenon and fact
about analysis of Implementation of Personnel Management Information System
(SIMPEG) viewed from the aspects of input, process, and output at Bureau of
Personnel Department of Religious. The result is analysis of Implementation of
Personnel Management Information System (SIMPEG) viewed from the aspects
of input, process, and output at Bureau of Personnel Department of Religious have
not optimally yet because of from the eight indicators, four are categorized
as good, and the others are categorized as not good. Four Indicators categorized as
good are human resource quality, budget to implementation, Standard Operating
Procedure/SOP, evaluation/monitoring and four other indicators categorized as
not good are support facilities, database, data maintenance, and data SIMPEG
final report.

Key words: analysis of implementation, Personnel Management Information


System (SIMPEG), aspects of input, process, output

ix

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL .................................................................................................. i


HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................ vii
ABSTRAK .............................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Pokok Permasalahan ..................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
1.4 Signifikansi Penelitian ................................................................................ 10
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................. 10
BAB 2 KERANGKA TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 12
2.2 Kerangka Teori ........................................................................................... 18
2.2.1 Pendekatan Sistem ........................................................................... 19
2.2.2 Sistem Informasi Manajemen .......................................................... 22
2.2.3 Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian .................................... 24
2.3 Operasionalisasi Konsep ............................................................................ 47
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................ 50
3.2 Jenis Penelitian............................................................................................ 51
3.3 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 51
3.4 Teknik Analisis Data ................................................................................... 52
3.5 Narasumber/Informan ................................................................................. 53
3.6 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 53
3.7 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 54
BAB4 ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJAMEN
KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DILIHAT DARI ASPEK INPUT,
PROSES, DAN OUTPUT
4.1 Gambaran Umum Kantor Pusat Kementerian Agama RI .......................... 55
4.2 Gambaran Umum SIMPEG ........................................................................ 61
4.3 Fungsi Utama Penerapan SIMPEG ............................................................ 67
4.4 Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
(SIMPEG) dilihat dari Aspek Input, Proses, dan Output Di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI ....................................................... 69
4.4.1 Input .................................................................................................. 70
4.4.2 Proses ................................................................................................ 82

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


4.4.3 Output ................................................................................................ 90
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................. 100
5.2 Saran ......................................................................................................... 100
DAFTAR REFERENSI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xi

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Statistik Pegawai Kementerian Agama RI Berdasarkan Usia ................. 7


Tabel 2.1 Matriks Perbandingan Penelitian ........................................................... 15
Tabel 2.2 Operasionalisasi Konsep ........................................................................ 49
Tabel 4.1 Data Statistik Pegawai Berdasarkan Jabatan Analis Kepegawaian dan
Pranata Komputer................................................................................. 72

xii

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Organisasi Kementerian Agama RI......................................................56


Bagan 4.2 Organisasi Sekretariat Jenderal............................................................57
Bagan 4.3 Organisasi Biro Kepegawaian...............................................................58

xiii

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Konseptual Suatu Sistem ........................................................ 23


Gambar 2.2 Model SIM SDM ............................................................................... 29
Gambar 2.3 Fungsi SIM SDM dalam MSDM ....................................................... 31
Gambar 2.4 Aspek Utama dalam SIMPEG ........................................................... 32
Gambar 4.1 Tampilan Awal SIMPEG Kementerian Agama RI ............................ 63
Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama ...................................................................... 63
Gambar 4.3 Kartu Induk Pegawai .......................................................................... 64
Gambar 4.4 Data Pegawai – Mutasi Pegawai ........................................................ 65
Gambar 4.5 Riwayat Pegawai ................................................................................ 65
Gambar 4.6 Laporan – Inventarisasi Pegawai ....................................................... 66
Gambar 4.7 Tampilan Laporan SIMPEG .............................................................. 67

xiv

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Mendalam

Lampiran 2 Transkip Wawancara Mendalam

Lampiran 3 Contoh Formulir Data Kepegawaian

Lampiran 4 Petunjuk Teknis Penggunaan SIMPEG

Lampiran 5 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 502 Tahun

2003 Tentang Penetapan Situs (Website) SIMPEG Departemen

Agama

Lampiran 7 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 503 Tahun

2003 Tentang Penetapan Sistem Informasi Manajemen

Kepegawaian Sebagai Sistem Pengelolaan Data dan Informasi

Kepegawaian di Lingkungan Departemen Agama

Lampiran 8 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 504 Thaun

2003 Tentang Pedoman Pengelolaan data dan Informasi

Kepegawaian Di Lingkungan Departemen Agama.

Lampiran 6 Instruksi Menteri Agama RI No. 3 Tahun 2003 Tentang

Pelaksanaan Keputusan Menteri No. 503 Tentang Penetapan

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Sebagai Sistem

Pengelolaan Data dan Informasi Kepegawaian di Lingkungan

Departemen Agama

xv

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


BAB 1
PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, pokok


permasalahan, tujuan penelitian, signifikansi penulisan, dan sistematika penulisan.
Di bawah ini diuraikan secara jelas tentang isi bagian pendahuluan.

1.1 Latar Belakang


Pada suatu organisasi, baik organisasi swasta maupun organisasi publik,
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kekayaan yang paling penting yang
dimiliki oleh suatu organisasi. SDM juga sering disebut sebagai human resource,
tenaga atau kekuatan manusia (energi atau power). Sumber daya yang juga
disebut sumber tenaga, kemampuan, kekuatan, keahlian yang dimiliki oleh
manusia. Manusia juga sebagai perencana, pelaksana, pengendali, dan evaluasi
suatu keberhasilan organisasi (Fathoni, 2000: 11).
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah unsur utama sumber daya manusia
aparatur negara yang mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan negara dan juga
tidak lepas dari peranan PNS dalam meningkatkan roda pemerintahan dan
pembangunan negara (Lembaga Administrasi Negara RI , 2000).
Di instansi pemerintahan di Indonesia, fokus terhadap SDM belum
sepenuhnya dilaksanakan. Wajar jika PNS divonis sebagai instrumen birokrasi
yang paling tidak produktif, menghamburkan uang negara, lamban, korup, dan
inefisien. Citra pelayanan publik juga digambarkan dengan prosedur yang
memakan waktu lama dan berbiaya mahal (Fauzi, 2009)
Selain permasalahan di atas, permasalahan yang sangat umum terjadi
adalah masih banyaknya PNS yang melakukan pelanggaran disiplin yang telah
ditentukan dan penyalahgunaan kewenangan dalam pelaksanaan tugas yang
diberikan (Azizy, 2007). Untuk itu pemerintah harus segera melakukan reformasi
manajemen kepegawaian. Reformasi manajemen kepegawaian secara teoritis
adalah sistem kepegawaian yang baik (Hardijanto, 2003)

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


2

Pengertian tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Presiden Susilo


Bambang Yudoyono mengenai tujuan dari reformasi manajemen kepegawaian
yaitu:

“Untuk menciptakan suatu sistem yang mampu mengembangkan


profesionalisme dan pola karier yang berorientasi pada kinerja dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan organisasi serta dengan
memperhatikan remunerasi yang wajar” (Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara, 2004)

Reformasi manajemen kepegawaian akan mempengaruhi kinerja PNS


dalam melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi dasarnya serta dapat mencapai
tujuan-tujuan ekonomi dan sosial secara umum. Adapun sasaran dari reformasi
manajemen kepegawaian adalah:

“Tersusunnya kebijakan dan pedoman bidang kepegawaian secara


komprehensif yang mencakup aspek perencanaan, pembinaan, dan
pemberhentian PNS yang mampu mendorong peningkatan motivasi,
kinerja, daya saing, dan tumbuhnya budaya PNS yang positif, serta
pelaksanaan prinsip-prinsip akuntabilitas” (Aritonang, 2008).

Terkait dengan berbagai masalah dalam tubuh PNS, maka tercipta suatu
tuntutan bagi pemerintah untuk mengembangkan PNS dengan berbagai usaha
dalam mendukung proses terwujudnya reformasi manajemen kepegawaian
(Kahipdana, 2008). Pengembangan PNS itu sendiri meliputi perencanaan,
pengadaan, pendidikan, penempatan, dan pendayagunaan PNS yang ada. Dalam
pelaksanaannya, walaupun banyak usaha yang telah dikembangkan namun diakui
pemerintah masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan kebijakan
pengembangan PNS yang mantap dan konsisten yang mampu mendukung
terkoordinasinya komponen perencanaan, pengadaan, dan pendayagunaan PNS.
Salah satu yang sangat menentukan hasil rencana kebutuhan PNS adalah
dukungan informasi. Informasi adalah sesuatu yang teramat penting dan berharga
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


3

dalam sebuah organisasi dewasa ini. Informasi yang akurat dan cepat dapat sangat
membantu tumbuh kembangnya sebuah organisasi, maka dari itu, pengelolaan
informasi dipandang penting demi kelancaran sebuah pekerjaan dan untuk
menganalisa perkembangan dari pekerjaan itu sendiri.
Dukungan informasi yang selama ini ada di instansi pemerintahan sering
kali dikeluhkan dan dapat menjadi penghambat berlangsungnya reformasi
manajemen kepegawaian serta dapat mempengaruhi kinerja dan perilaku PNS itu
sendiri. Berbagai persoalan yang muncul yang terkait masalah informasi PNS di
bidang kepegawaian yaitu data PNS yang sering tidak up to date, sehingga jumlah
PNS tidak diketahui secara pasti, dan data yang ada saling berbeda, pemutakhiran
data tidak berjalan sebagaimana mestinya, baik di instansi pusat, maupun daerah.
Permasalahan ini tentu menjadi fatal karena akan sangat merugikan keuangan
negara dan penyelesaian data pegawai yang lambat dan berbelit-belit juga akan
memerlukan banyak waktu. Permasalahan lainnya saat pemberian nota
pertimbangan untuk mutasi kepegawaian seperti kenaikan pangkat, pensiun masih
manual, sehingga sering terjadi kesalahan dalam proses tersebut yang
menyebabkan nomor pertimbangan menjadi ganda atau salah, pengetikan nama
yang salah dan tanggal lahir salah, pada hal ini bertentangan dengan peraturan
kepegawaian yang berlaku. Dengan demikian dapat berakibat pada pemborosan
waktu dan anggaran (Mochtar, 2010).
Secara umum bila membicarakan tentang reformasi manajamen
kepegawainan dalam meningkatkan pengelolaan informasi PNS maka salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). Pembangunan sistem informasi manajamen
kepegawaian dimaksudkan untuk memberikan informasi dan menyediakan data
PNS yang lebih tersusun dengan baik sebagai bahan analisis dalam menunjang
pengambilan keputusan. Dengan kata lain data yang dihasilkan sangat berguna
bagi pimpinan dalam mendukung pengambilan keputusan (Badan Kepegawaian
Daerah, 2009).
Semua proses pengambilan keputusan memerlukan keterpaduan informasi
yang akurat dan terpercaya agar keputusan yang dihasilkan dapat berdaya guna,
salah satunya yaitu pengambilan keputusan dalam bidang kepegawaian. Hal
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


4

tersebut dapat terlaksana dengan adanya upaya dalam mengembangkan sistem


informasi manajemen kepegawaian (Utomo, 2007).
Sistem Informasi manajemen kepegawaian yang lebih dikenal dengan
SIMPEG merupakan salah satu bentuk dari sistem informasi manajemen yang
memiliki perhatian pada masalah kepegawaian. Pengembangan SIMPEG meliputi
pendataan pegawai, pengolahan data, prosedur, tata kerja, sumber daya manusia
dan teknologi informasi untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan
transparan (Gecko, 2008). SIMPEG sebagai inovasi manajemen kepegawaian
dengan memanfaatkan teknologi informasi merupakan transformasi traditional
government yang identik dengan paperbased administration menjadi electronic
government yang dalam praktek lebih dikenal dengan istilah paperless system,
dipahami menjadi salah satu isu kebijakan publik yang hangat dibicarakan saat ini
(BKD Tarakan, 2008) Secara luas dan menyeluruh, SIMPEG menyangkut
perencanaan, pengembangan, pengelolaan dan penggunaan alat bantu teknologi
informasi untuk membantu SDM dalam menyelesaikan seluruh pekerjaan yang
berhubungan dengan pengolahan dan pengelolaan informasi dalam dunia
kepegawaian. Dengan adanya penerapan SIMPEG diharapkan mampu mengatasi
persoalan carut marut pendataan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terjadi selama
ini, sehingga tidak ada lagi PNS yang merasa dirugikan serta dapat meningkatkan
proses pengembangan PNS. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari BKN
mengenai maksud pengembangan SIMPEG, yaitu:

“Untuk meningkatkan pelayanan di bidang kepegawaian dengan


menggunakan program aplikasi komputer, yang berdampak pada
kecepatan, kenyamanan, dan lebih efisien dalam menjalankan tugasnya
untuk melayani masyarakat. Dengan kata lain pelayanan kepegawaian
menjadi lebih cepat, mudah, murah, dan baik. Misalnya pada saatnya naik
pangkat, pegawai harus naik pangkat dan naik gaji”. (Mochtar, 2010)

Salah satu Instansi pemerintah yang telah menerapkan SIMPEG adalah


Biro Kepegawaian Kementerian Agama Republik Indonesia. Dibangunnya
SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI didasarkan kepada
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


5

pesatnya ilmu pengetahuan teknologi khususnya teknologi informasi, serta


tuntutan terhadap kebutuhan data dan informasi untuk keperluan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan memperoleh keakuratan data pegawai dapat
tercapai. SIMPEG telah diterapkan dari tahun 2003 sampai saat ini di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI. Seiring perkembangannya, SIMPEG terus
mengalami perubahan secara bertahap untuk melakukan suatu perbaikan dan
penyempurnaan dalam pengelolaannya. Perbaikan atau penyempurnaan dilakukan
pada tahun 2009 yaitu dengan merubah SIMPEG dari sistem distribusi data
menjadi SIMPEG berbasis web dengan data terpusat (centralize). Perubahan
tersebut dianggap mampu menjadi suatu cara yang terbaik dalam rangka
mewujudkan terlaksananya reformasi manajemen kepegawaian terutama dalam
hal meningkatkan kerja PNS dalam mengelola data kepegawaian (Sulis, 2009).
Peresmian penggunaan SIMPEG dilakukan oleh Menteri Agama pada
tanggal 21 Oktober 2003, dan ditetapkan dalam Keputusan Menteri Agama
Nomor 503 Tahun 2003. Berdasarkan pada Keputusan Menteri Agama tersebut,
SIMPEG sebagai sistem pengelolaan data dan informasi kepegawaian di
lingkungan Departemen Agama (Biro Kepegawaian Depag, 2010). Keputusan
tersebut menjelaskan tentang pengembangan SIMPEG yang memiliki tujuan
untuk memenuhi tuntutan terhadap kebutuhan data dan informasi untuk keperluan
perencanaan, pengembangan, kesejahteraan dan pengendalian pegawai negeri sipil
dengan menciptakan database kepegawaian mulai dari tingkat Kabupaten/Kota,
Propinsi, dan Departemen Agama yang dapat menampung mengolah, menyimpan,
dan mendistribusikan kembali data pegawai (Keputusan Menteri Agama nomor
503 tahun 2003). Dengan demikian SIMPEG dapat digunakan oleh pimpinan
pemerintahan untuk:

“Mengetahui profile PNS menurut golongan atau pendidikan ataupun


fasilitas untuk proses kenaikan pangkat, penetapan NIP, maupun untuk
pensiun yang langsung dapat mencetak nota pertimbangan, ataupun surat
keputusan sehingga dapat menghindari kesalahan ketik yang selama ini
sering terjadi karena data awal langsung diambil dari database”
(Mocthar, 2010)
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


6

Departemen Agama selaku departemen yang mengurusi urusan keagamaan


di pusat, daerah, dan pemberdayaan PNS , baik di pusat dan di daerah merasa
perlu mengembangkan SIMPEG (Mocthar, 2010). SIMPEG dapat memperbaiki
pengelolaan PNS yang menggunakan informasi yang terdapat di dalamnya
sebagai acuan dalam pengambilan keputusan yang tepat dan dapat menunjang
pengembangan PNS (Keputusan Menteri Agama Nomor 504 Tahun 2003). Selain
itu, pengembangan SIMPEG pada lingkungan Kementerian Agama sangat
diperlukan mengingat bahwa sebuah kementerian merupakan wadah koordinasi
antara pemerintah pusat dengan daerah dalam hal pengolahan data dan
pengembangan sistem informasi serta komunikasi (Depkes, 2008).
Salah satu tujuan pengembangan SIMPEG dengan data tersentralisasi di
pusat pada Kementerian Agama diharapkan dapat mencapai keakuratan data
kepegawaian dan pekerjaan yang lebih efisien dapat tercapai. Secara operasional
sistem ini berjalan secara bersama-sama dengan SIMPEG client server yang
hanya diinstal pada kantor pusat (Panduan Penggunaan Aplikasi Simpeg
Kementerian Agama RI, 2008) Adapun modul-modulnya ada sedikit perbedaan
terutama yang berkaitan dengan data master, yang hanya ditampilkan untuk
pengguna di pusat. Ini ditujukan agar tidak terjadi duplikasi data master pada
database. Untuk modul dan laporan yang berhubungan langsung dengan pegawai
dapat diakses oleh semua pengguna baik di pusat atau daerah. Seiring dengan
waktu, modul dan laporan yang ada masih akan terus berkembang sehingga akan
ada penambahan maupun perubahan secara bertahap pada sistem. Sebelum
diterapkannya SIMPEG di Biro Kepegawian Kementerian Agama RI, data-data
pegawai tersusun dengan tidak baik. Hal tersebut dikarenakan data-data pegawai
masih disusun dengan “manual” yang berakibat masih buruk dalam pencapaian
data-data pegawai yang diinginkan, memakan biaya yang banyak, banyak data-
data yang hilang, dan banyak terjadi tindakan KKN (Musyawir, 2010).
Sampai saat ini, keadaan PNS Kementerian Agama RI yang berjumlah
225.905 orang masih belum sempurna keberadaannya, sehingga perlu pengolahan
lebih lanjut agar menghasilkan data yang lebih baik dan akurat. Hal yang sering
dikeluhkan selama ini diantaranya adalah prosedur pengolahan data pegawai yang
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


7

lambat, berbelit-belit, kurang kepastian dan kejelasan, kurang keterbukaan


informasi tentang kenaikan pangkat, penggajian, pensiun dan dalam setiap
pengurusan data pegawai harus melalui beberapa bagian dan proses yang cukup
panjang.

Tabel 1.1
Statistik Pegawai Kementerian Agama RI Berdasarkan Usia
Tingkat Nasional
No Satuan Kerja Jumlah < 30 30 - 39 40 - 49 50 - 57 > 57
1 Dep. Agama Pusat 2799 213 648 1141 746 51
2 Kanwil Provinsi 207116 17110 94226 73872 18158 3750
3 IAIN 5442 195 1901 1830 1074 442
4 STAIN 4342 340 2201 1213 391 197
5 STAKN 361 42 176 106 21 16
6 STAHN 365 63 123 129 41 9
7 STABN 25 7 6 8 2 2
8 Balai Litbang 144 14 59 27 35 9
9 Balai Diklat Keagamaan 769 105 219 269 156 20
10 UIN 4542 211 1726 1594 718 293
Jumlah 225905 18300 101285 80189 21342 4789
Prosentase (%) 100 0.08 0.45 0.35 0.09 0.02

Sumber: Buku Profile Statistik Pegawai Departemen Agama Tahun 2009

Dalam upaya penyempurnaan keadaan PNS dan sebagai penunjang dalam


pengambilan keputusan, Biro Kepegawaian Kementerian Agama menerapkan
pelaksanaan program SIMPEG. Mengingat hal tersebut tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa keberadaan SIMPEG menjadi sesuatu yang sangat penting dalam
mengelola data kepegawaian. Hal demikian telah pula disadari oleh Kepala
Bagian Data dan Informasi Kepegawaian Kementerian Agama sebagai
penanggung jawab pelaksaanaan dan pemanfaatan SIMPEG di Kementerian
Agama RI di mana sejak awal berdirinya SIMPEG dianggap perlu mengingat
jumlah pegawai Kementerian Agama di seluruh Indonesia yang sangatlah banyak
dan masih belum jelas keberadaan data kepegawaiannya. Pada awal berdirinya
SIMPEG memiliki sistem terdistribusi dan masih berbasis desktop. Namun,
seiring perkembangannya SIMPEG Kementerian Agama kemudian mengalami
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


8

perubahan menjadi SIMPEG berbasis web dengan data terpusat pada tahun 2009.
Walau demikian, pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI tidak terlepas dari adanya masalah dan kekurangan di dalamnya.
Berdasarkan wawancara awal dengan Kepala Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI sebagai penanggung
jawab program SIMPEG di Kementerian Agama diungkapkan ada beberapa
masalah dalam pelaksanaan SIMPEG seperti sebagai berikut:
1. Kualitas SDM yang menangani atau yang bertanggung jawab terhadap
program SIMPEG belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan yang
ada di kantor pusat, dikarenkan SDM yang menangani langsung program
SIMPEG rata-rata hampir memasuki usia pensiun dan latar belakang
pendidikan tidak sesuai dengan kebutuham, sehingga mereka hanya
menjalankan tugas sebagai operator namun tidak dapat mengatasi
permasalahan yang ada pada program SIMPEG sehingga tidak produktif
dalam menangani SIMPEG. Maka dibutuhkan adanya tenaga SDM baru
yang lebih berkualitas dalam menangani program SIMPEG, karena semua
proses SIMPEG sangat ditentukan oleh tenaga pelaksana SIMPEG,
khususnya yang berada di kantor pusat.
2. Pengumpulan data yang akan diinput ke SIMPEG masih mengalami
kendala misalnya dalam hal pengaturan waktu. Karena pengiriman data
tidak sesuai jadual yang ditetapkan akhirnya proses pemasukan data dan
pemutakhiran data mengalami keterlambatan, hal tersebut juga akan
menghambat proses dalam pengambilan keputusan dari penentu kebijakan.
3. SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI masih belum
sepenuhnya memenuhi kebutuhan organisasi yang terus berubah dan
berkembang, sehingga belum dapat mengakomodasi kebutuhan data dalam
proses administrasi kepegawaian.
Hal yang telah disebutkan di atas menjadi alasan peneliti mengambil judul
Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
dilihat dari aspek input, proses, dan output di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI. Lebih jauh lagi peneliti mengambil locus pada biro kepegawaian.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


9

Peneliti melihat bahwa pelaksanaan SIMPEG yang terkait masalah kepegawaian


berada pada biro tersebut.
Suatu sistem informasi akan dinilai baik jika pengolahan dan
pengelolaannya didasarkan pada data dan informasi yang valid, akurat, reliable
dan up to date berdasarkan arus umpan balik dalam suatu sistem yang meliputi
input, proses, dan output. Dalam konteks inilah peranan data dan informasi bagi
Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI dalam proses pendataan kepegawaian
dalam mendapatkan keakuratan data dan informasi kepegawaian menjadi sangat
penting karena akan berpengaruh pada pengambilan keputusan pimpinan. Maka
dengan demikian perlu diketahui bagaimana pelaksanaan Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari aspek input, proses, dan output
di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI dan kendala apa saja yang dihadapi
dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu untuk mengetahui hal tersebut, penulis
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari Aspek Input, Proses, dan Output
di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI”.

1.2 Pokok Permasalahan


Pengolahan data kepegawaian mempunyai peran penting dalam
menghasilkan informasi yang diperlukan untuk proses administrasi
kepegawaian/bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan manajemen
pegawai dalam penyusunan formasi kepegawaian/pengangkatan pegawai baru
serta rencana promosi dalam jabatan fungsional/struktural. Data kepegawaian
yang tidak benar/tidak akurat dapat merugikan pegawai dan menghasilkan
informasi yang menyesatkan. Maka perlu dilakukan adanya reformasi manajemen
kepegawaian.
Terlaksananya reformasi manajemen kepegawaian dalam upaya
mengembangkan PNS merupakan faktor yang penting dalam hal penilaian
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan atau kebijakan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi
instansi pemerintah. Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
(SIMPEG) dalam kegiatan penyelenggaran kebijakan e-Government merupakan
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


10

indikator untuk mengukur terlaksananya reformasi manajemen kepegawaian.


Berdasarkan latar belakang dan uraian di atas, pokok permasalahan yang dapat
diambil yaitu: Bagaimana analisis pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari aspek Input, Proses, dan Output di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini yaitu : Diketahuinya analisis pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari Aspek Input, Proses,
dan Output di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI.

1.4 Signifikansi Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara akademis maupun
secara praktis.
1.4.1 Signifikansi Akademis:
Menambah khazanah peneliti mengenai pelaksanaan dari Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari Aspek input, Proses, dan Output
di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI.
1.4.2 Signifikansi Praktis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan terutama bagi PNS di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI dan lembaga pemerintah yang terkait dalam hal pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dalam peningkatan kualitas
pelaksanaan program SIMPEG.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, pokok
permasalahan, tujuan penelitian, signifikansi penulisan, sistematika
penulisan.
BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


11

Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang berisi hasil-
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk menunjukkan
kebaruan tema serta konsep-konsep yang akan diteliti dan
oprerasinalisasi konsep yang berisi gambaran konsep yang akan diteliti.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini berisi metode penelitian dan keterbatasan penelitian.
BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI
MANAJAMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DILIHAT DARI ASPEK
INPUT, PROSES, DAN OUTPUT DI BIRO KEPEGAWAIAN
KEMENTERIAN AGAMA RI
Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI dan analisis antara teori yang digunakan dengan hasil di
lapangan.
BAB 5 PENUTUP
Pada bab ini akan diberikan jawaban secara ringkas mengenai pertanyaan
dalam pokok permasalahan serta saran-saran yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


BAB 2
KERANGKA TEORI

Pada bab ini akan dibahas mengena tinjauan pustaka, kerangka teori, dan
operasionalisasi konsep yang akan digunakan dalam penelitian.

2. 1 Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian mengenai “Analisis Pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari Aspek Input, Proses,
dan Output di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI”, perlu dilakukan
peninjauan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait. Di sini peneliti
mengambil dua penelitian yang terkait dengan tema skripsi peneliti. Penelitian
pertama berjudul “Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) Pada Biro Kepegawaian Departemen Dalam Negeri”
(Apriyansah, 2008). Konsep dalam penelitian ini adalah analisis pelaksaan
SIMPEG. Penelitian yang dilakukan oleh Apriyansah ini bertujuan untuk: 1)
mengetahui pelaksanaan SIMPEG dalam menunjang pengambilan keputusan pada
Biro Kepegawaian Departemen Dalam Negeri 2) Mengetahui kendala yang
dihadapi Biro Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dalam melaksanakan
SIMPEG.
Apriyansah menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti
melakukan penelitian lapangan. Sedangkan metode yang digunakan adalah
metode kualitatif. Dengan metode kualitatif peneliti berupaya untuk meneliti
secara intensif tanpa adanya pembatasan pengukuran. Penelitian Apriyansah
memfokuskan pada pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Departemen
Dalam Negeri. Penelitian yang dilakukan Apriyansah dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan SIMPEG dan berupaya untuk memunculkan
kendala yang dihadapi Biro Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dalam
pelaksanaan SIMPEG. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
adalah studi lapangan dan studi kepustakaan. Melalui data-data serta informasi
yang didapat maka dapat menjelaskan permasalahan penelitian secara objektif.

12 Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


13

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelakasanaan Sistem Informasi


Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) pada Biro Kepegawaian Departemen Dalam
Negeri telah menjangkau ke seluruh Pemerintah Daerah. SIMPEG digunakan
dalam rangka pengolahan data-data pegawai sebagai acuan bagi user dalam
pengambilan keputusan. Komponen-komponen yang menentukan beroperasinya
SIMPEG adalah perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya data, sumber daya
jaringan, dan sumber daya manusia.Kendala-kendala yang dihadapai dalam
pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Departemen Dalam Negeri meliputi
tiga hal utama, keterbatasan anggaran, kesulitan dalam proses pengaksesan pada
lingkungan internal Biro Kepegawaian, dan kualitas SDM-nya masih terkesan
kurang berkualitas dalam pengembangan SIMPEG.
Penelitian kedua berjudul “Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
Investasi Terpadu di Badan Koordinasi Penanaman Modal” (Muslihan,2007).
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Investasi Terpadu di Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah Sistem Informasi
Manajemen Investasi Terpadu telah berjalan dengan baik namun masih memilki
permasalahan di dalamnya yaitu masih kurangnya koordinasi, kualitas, dan
kuantitas sumber daya manusia yang menjalankan sistem tersebut, dan masalah
anggaran yang disediakan masih relatif rendah. Penelitian tersebut menggunakan
pendekatan kualitatif, pada penelitian tersebut data utama yang digunakan berasal
dari wawancara mendalam, dan data pelengkapnnya berasal dari data
kepustakaan.
Dua penelitian sebelumnya memiliki keterkaitan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan, yaitu membahas mengenai sistem informasi manajemen
dan metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dan pada dua penelitian
sebelumnya adalah memiliki persamaan dalam menggunakan tekhnik analisis data
dan tekhnik pengumpulan data yaitu kualitatif. Pada penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui bagaimana pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
(SIMPEG) dilihat dari input, proses, dan output yang dalam pelaksanaan
SIMPEGnya diserahkan kepada Bagian Data dan Informasi Kepegawaian.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


14

Berdasarkan pada penjelasan di atas, terdapat perbedaan antara penelitian


sebelumnya dengan penelitian yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dilihat dari Aspek Input, Proses,
dan Output di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI”. Dalam penelitian ini,
peneliti melihat mengenai bagaimana sistem informasi manajemen kepegawaian
dapat menunjang pengambilan keputusan bagi pimpinan sesuai dengan bidangnya
dilihat dari aspek input, proses, dan output. Pada penelitian sebelumnya Sistem
Informasi Manajemen dianalisis dengan mendalami masalah tekhnologi dan
perangkat pada sistem tersebut, namun pada penelitian ini peneliti melihat faktor
penting lain di luar faktor teknis, yaitu faktor SDM dan organisasinya. Jadi dalam
penelitian ini dapat diketahui bahwa pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI apakah sudah berjalan baik atau belum dilihat dari aspek
input, proses, dan output sebagai perantara bagi pengguna (user) dalam
pengambilan keputusan.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


15

Tabel 2.1

Matriks Perbandingan Penelitian

Nama Peneliti Helmy Apriyansah Ahmad Muslihan Peneliti

Judul Penelitian Analisis Pelaksanaan Sistem Penerapan Sistem Informasi Analisis Pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Manajemen Investasi Terpadu Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) Pada di Badan Koordinasi Kepegawaian (SIMPEG) dilihat
Biro Kepegawaian Penanaman Modal. dari Aspek Input, Proses, dan
Deparetemen Dalam Negeri. Output di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI

Tujuan Penelitian Untuk mendeskripsikan Untuk mengetahui Untuk mendeskripsikan


bagaimana pelaksanaan pelaksanaan Sistem gambaran pelaksanaan
SIMPEG dalam menunjang Informasi Manajemen Sistem Informasi
pengambilan keputusan Investasi Terpadu di Badan Manajemen Kepegawaian
pada Biro Kepegawaian Koordinasi Penanaman (SIMPEG) dilihat dari
Departemen Dalam Negeri Modal Aspek Input, Proses, dan
Output di Biro Kepegawaian
Untuk mengetahui kendala
Kementerian Agama RI

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


16

yang dihadapi Biro


Kepegawaian Departemen
Dalam Negeri dalam
melaksanakan SIMPEG

Pendekatan Penelitian Kualitatif Kualitatif Positivis

Metode Pengumpula Data Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Metode Analisis Data Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Jenis Penelitian Deskriptif Deskriptif Deskriptif

Teknik Pengumpulan Studi lapangan dan studi Studi lapangan dan studi Studi lapangan dan studi
Data literature kepustakaan kepustakaan

Hasil Penelitian Sistem Informasi Manajemen Pelakasanaan Sistem Informasi Pelaksanaan Sistem Informasi
Investasi Terpadu telah Manajemen Kepegawaian Manajemen Kepegawaian
berjalan dengan baik namun (SIMPEG) pada Biro (SIMPEG) dilihat dari aspek
masih memilki permasalahan Kepegawaian Departemen input, proses, dan output belum
di dalamnya yaitu masih Dalam Negeri telah baik karena dari delapan
kurangnya koordinasi, kualitas, menjangkau ke seluruh indikator yang digunakan hanya

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


17

dan kuantitas sumber daya Pemerintah Daerah. SIMPEG empat indikator yang sudah
manusia yang menjalankan digunakan dalam rangka dikategorikan baik, yaitu pada
sistem tersebut, dan masalah pengolahan data-data pegawai indikator kualitas SDM,
anggaran yang disediakan sebagai acuan bagi user dalam anggaran, SOP/pedoman, dan
masih relatif rendah pengambilan keputusan. evaluasi/monitoring. Selain itu,
Komponen-komponen yang hambatan-hambatan yang ada
menentukan beroperasinya juga berkontribusi memberikan
SIMPEG adalah perangkat predikat belum baik untuk
keras, perangkat lunak, sumber pelaksanaan SIMPEG tersebut.
daya data, sumber daya
jaringan, dan sumber daya
manusia.Kendala-kendala yang
dihadapai dalam pelaksanaan
SIMPEG di Biro Kepegawaian
Departemen Dalam Negeri
meliputi tiga hal utama,
keterbatasan anggaran,
kesulitan dalam proses
pengaksesan pada lingkungan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


18

internal Biro Kepegawaian, dan


kualitas SDM-nya masih
terkesan kurang berkualitas
dalam pengembangan
SIMPEG.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


19

2.2 Kerangka Teori


Kerangka teori merupakan suatu acuan yang digunakan sebelum
melakukan penelitian dan merupakan komponen terpenting dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan positivis karena pendekatan positivis menguji teori
yang digunakan oleh peneliti. Melalui kerangka teori dapat terlihat jelas prosedur
yang dijalani sehingga dapat diperoleh gambaran singkat mengenai proses
terjadinya penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teori yang
berhubungan dengan tema penelitian, yaitu pendekatan sistem, sistem informasi
manajemen, dan sistem informasi manajemen kepegawaian.

2.2.1 Pendekatan Sistem


Sistem dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu totalitas himpunan
benda-benda atau bagian-bagian yang satu sama lain berhubungan sedemikian
rupa sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mencapai suatu tujuan
tertentu (Effendy, 1989).
Sistem menurut Muninjaya (1999) adalah suatu rangkaian komponen atau
bagian yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan yang jelas.
Sedangkan Winardi (1999), menyatakan sebuah sistem merupakan suatu
kumpulan orang-orang, sumber-sumber daya, konsep-konsep, dan prosedur-
prosedur yang bertujuan untuk melaksanakan fungsi tertentu yang dapat
diidentifikasi atau untuk mencapai sasaran tertentu.
Teori sistem mengatakan bahwa setiap unsur yang membentuk organisasi
adalah penting dan harus mendapat perhatian yang utuh agar manajer dapat
bertindak lebih efektif. Teori sistem juga mengembangkan konsep sinergi yaitu di
dalam suatu sistem, output dari organisasi akan lebih besar dari pada output
masing-masing komponen atau bagian yang terdapt dalam organisasi tersebut.
Konsep sinergi diartikan sebagai kegiatan bersama dari bagian terpisah tetapi
saling berhubungan dan saling menghasilkan efek total jauh lebih besar dari pada
jumlah bagian secara individu dan terpisah (Murdick et al, 1984). Apabila prinsip
pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan pada waktu penyelenggaraan
pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan
nama pendekatan sistem (Azwar, 1996).

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


20

Menurut Handoko (1997), pendekatan sistem pada manajamen


dimaksudkan untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri
dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan sistem ini memberi
pandangan kepada manajer bahwa organisasi sebagai suatu keseluruhan dan
bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas.
Pendekatan sistem terutama menekankan saling ketergantungan dan saling
keterkaitan antar komponen atau antar bagian, serta saling berinteraksi untuk
mencapai efek sinergis. Suatu sistem tidak terlepas dari lingkungan, karena itu
umpan balik (feedback) bisa berasal dari output tetapi dapat juga berasal dari
lingkungan organisasi mengambil sumber (input) dari sistem yang lebih luas yaitu
lingkungan, memproses sumber tersebut dan mengembalikan dalam bentuk yang
sudah dirubah.
Esensi Pendekatan sistem (Sudjana, 1989) yaitu:
1. Pendekatan sistem merupakan cara berpikir yang kaya akan konsep dan
praktis.
2. Pemikiran sistem bersifat holistik dan kontekstual
3. Pemikiran sistem tidak hanya terfokus pada totalis dan komponen-
komponennya, tetapi juga memperhatikan konteks lingkungan
4. Pendekatan sistem adalah pemikiran yang sistematis dan rasional
5. Berfikir secara kesisteman akan memberikan keputusan yang dihasilkan
dari pemikiran yang sistematis dan rasional
6. Berpikir kesisteman menuntut setiap orang menyadari bahwa suatu sistem
sangat ditentukan oleh berfungsinya subsistem-subsistem secara terpadu
dan menyeluruh dalam bentuk kemitraan dan kolaborasi.
Pendekatan sistem akan menjelaskan:
1. Apa yang harus dikerjakan pertama yang dinyatakan dengan masukan
2. Proses yang akan mengolah masukan menjadi hasil
3. Pencapaian hasil (keluaran)
4. Umpan balik dengan cara membandingkan antara masukan dan hasil.

Ada beberapa konsep kunci dalam pendekatan sistem, yaitu:


1. Masukan (input)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


21

Masukan terdiri dari sekmpulan sumber daya dan energi yang akan
ditransformasikan melalui proses pengubahan sehingga dapat
menghasilkan keluaran (output).
2. Proses
Proses merupakan transformasi masukan menjadi keluaran yang
dipengaruhi oleh lingkungan eksternal.
3. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan unsur di luar organisasi yang relevan
dengan kegiatan organisasi.
4. Keluaran (output)
Keluaran merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi , baik
berupa barang, jasa seperti pealayanan atau produk lain.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik merupakan kunci untuk pengendalian sistem. Umpan balik
menggambarkan informasi yang dikumpulkan sepanjang proses, sehingga
memungkinkan dilakukan pengambilan keputusan tentang perlu tidaknya
dilakukan perubahan.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


22

Adapun arus umpan balik dalam suatu sistem dapat digambarkan sebagai
berikut (Stoners, 1996):

Lingkungan
Eksternal

Input (Sumber Daya): Output:

- Manusia - Barang
Transformasi
- Modal - Jasa
atau
- Teknologi - Lain-lain
Proses pengubahan
- Informasi

Umpan balik

Gambar 2.1 Model Konseptual Suatu Sistem


Sumber : Stoners, 1996

2.2.2 Sistem Informasi Manajemen


Pengertian sistem informasi manajemen sebagai berikut: Menurut Murdick
dan Roos dikutip oleh Effendi (1999), adalah “….. suatu proses komunikasi
dimana informasi masukan (input) direkam, disimpan, dan diperoleh kembali
(diproses) bagi keputusan (output) mengenai perencanaan, pegoperasian, dan
pengawasan”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Kelly, sistem informasi manajemen
adalah “……. Perpaduan sumber manusia dan sumber berlandaskan komputer
yang menghasilkan kumpulan penyimpanan, perolehan kembali, komunikasi, dan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


23

penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efektif dan bagi perencana
bisnis”.
Secara konvensional, Sistem Informasi Manajemen mengandung arti
sebagai suatu pekerjaan yang sistematis seperti pencatatan agenda, kearsipan,
komunikasi diantara manajer dan staf organisasi serta penyajian informasi untuk
pengambilan keputusan” (Kumorotomo, 1996).
Sedangkan Sistem Informasi Manajemen menurut Stoners (1996), adalah
sistem informasi yang menggunakan komputer untuk perencanaan, pembuatan
keputusan, dan pengendalian yang lebih efektif.
Untuk itu informasi perlu dikelola secara sistematis karena informasi
diperlukan baik secara efektif dan efisien dari manajemen tingkat pusat sampai
dengan manajemen tingkat rendah sautu organisasi. Informasi dalam manajamen
terutama penting sekali untuk pengambilan keputusan dari sejumlah alternatif
untuk mencapai tujuan organisasi.
Definisi secara umum dari sistem informasi manajemen adalah sebuah
sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan
keputusan, dan sebuah “data base” (Sutabri, 2005).
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna
bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan
informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk
masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.
Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan
dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi
memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen,
baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan
yang strategis (Sutabri, 2005).
Selain itu, menurut O’brien (2005:443) SIM merupakan sistem informasi
yang dikembangkan untuk pengambilan keputusan manajerial. SIM menghasilkan
produk informasi dan produk informasi inilah yang digunakan untuk memenuhi

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


24

kebutuhan informasi para pengambil keputusan pada tingkat operasional dan


taktis di organisasi. Tujuan utama sistem informasi manajemen ialah membantu
proses manajemen pada suatu organisasi (Gaol, 2008: 18). Dalam organisasi
publik, SIM yang dimaksud lebih menekankan pada proses. Sebagai suatu proses,
SIM terdiri dari beberapa subsistem, antara lain: users, yang meliputi pimpinan
tingkat atas, menengah dan operasional. Subsistem yang lain yakni analis sistem
informasi manajemen (termasuk di dalamnya adalah programmer). Sebagai proses
setiap pembahasan konsep sistem informasi manajemen menghendaki proses
manajemen data, yang meliputi proses pengolahan data baik itu menggunakan
cara manual ataupun menggunakan komputer yang dalam banyak hal efektivitas
dan kompleksitasnya sangat tergantung dari perkembangan teknologi baik
hardware maupun software-nya. Proses selanjutnya adalah proses analisis
informasi dari analisis sistem serta proses pembuatan keputusan itu sendiri.
Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada
dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan
dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian
mempengaruhi lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis
dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya
dalam batas yang dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif,
kemampuan menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.

2.2.3 Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Salah satu unsur pendukung pelaksana fungsi manajemen adalah sebuah
organisasi. Keberadaan dan kelancaran aktifitas pegawai merupakan faktor
terpenting dalam kegiatan organisasi tersebut. Sistem kepegawaian di
pemerintahan atau di perusahaan bertujuan untuk kelancaran tugas organisasi dan
menjadi unsur pendukung untuk kelancaran aktifitas administrasi. Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) sangat penting dalam
memberikan pelayanan kepada seluruh personalia yang ada karena pegawai
merupakan aset penting dalam penyelenggaraan organisasi yang perlu dikelola
dengan baik serta dapat pula digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja
pegawai. Pengelolaan pegawai yang baik dalam lingkup kecil akan meningkatkan
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


25

kinerja pegawai dan dalam lingkup besar akan membawa perbaikan kinerja
pemerintah atau perusahaan secara keseluruhan.
Dalam pemerintahan maupun perusahaan memiliki suatu sistem untuk
mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan tentang sumber daya
manusia, lalu mengubah data tersebut menjadi informasi dan melaporkan
informasi tersebut kepada pengguna atau pemakai. Sistem ini dinamakan Sistem
Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SIM SDM) atau Human Resources
Information System (HRIS). Seperti yang dikemukakan oleh Michael J.
Kavanagh, Hal G. Gueutal, dan Scott I. Tannenbaum (1999:29) dalam bukunya
“Human Resources Information System: Development and Application” bahwa:

Human Resources Information System (HRIS) atau Sistem Informasi


Manajemen Sumber Daya Manusia (SIM SDM) adalah sistem yang
digunakan untuk memperoleh, menyimpan, memanipulasi, menganalisis,
dan mendistribusikan informasi penting mengenai sumber daya manusia.
Sebuah sistem informasi SDM bukan hanya membicarakan masalah
hardware dan software komputer yang saling terkait. Meskipun hardware
dan software komputer dalam sistem informasi SDM merupakan faktor
utama namun juga termasuk orang, bentuk, kebijakan dan prosedur, dan
data. Tujuan dari sistem informasi SDM adalah untuk menyediakan
layanan, dalam bentuk informasi, untuk 'klien', atau pengguna sistem.
Dikarenakan ada berbagai pengguna potensial, fokus informasi dari sistem
informasi SDM adalah untuk memfasilitasi atau mendukung pengambilan
keputusan yang strategis, taktis, dan operasional, untuk menghindari
praktek litigasi, dan atau untuk mendukung operasi sehari-hari dalam suatu
perusahaan.

Menurut penjelasan dari Michael J. Kavanagh, Hal G. Gueutal, dan Scott


I. Tannenbaum (1999:29) di atas dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan
Sistem Informasi Manajemen SDM faktor penting penentu keberhasilan bukan
hanya dari segi perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware) saja,
melainkan juga orang atau SDM yang melaksanakannya, kebijakan terhadap
sistem tersebut, prosedur pelaksanaan, dan juga data yang dibutuhkan untuk
sistem tersebut. Hal tersebut penting diperhatikan karena sistem informasi
manajemen kepegawaian tidak dapat dikatakan berhasil apabila faktor-faktor yang
telah disebutkan tadi masih belum baik atau masih terdapat banyak kendala di
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


26

dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, tujuan dari SIM SDM atau SIMPEG
yaitu dalam rangka memfasilitasi dan mendukung pengambilan keputusan tidak
akan efektif apabila faktor-faktor penting lainnya seperti orang atau SDM yang
melaksanakannya, kebijakan terhadap sistem tersebut, prosedur pelaksanaan, dan
juga data yang dibutuhkan belum baik yang pada akhirnya akan menghasilkan
informasi yang tidak reliable, tidak valid, dan juga tidak up to date.
Pada dasarnya sebuah Sistem Informasi Manajemen memiliki tiga kaki
yang menopang. Kaki pertama yaitu teknologinya yang terdiri dari hardware dan
software, yang kedua adalah SDMnya, dan yang ketiga adalah organisasi,
termasuk di dalam organisasi adalah prosedur pelaksanaan atau SOP/ Pedoman,
kebijakan, dan struktur organisasinya. Ketiga kaki tersebut tidak dapat berjalan
sendiri-sendiri namun harus berjalan beriringan satu dengan yang lainnya. Untuk
itu sebuah Sistem Informasi Manajemen perlu juga memperhatikan faktor penting
diluar faktor teknis, seperti faktor SDM dan organisasinya. Seperti yang
dikemukakan oleh seorang akademisi bidang e-Government dan SIM, Bapak
Dana I. Sansuse sebagai berikut:

“Iya memang suatu sistem informasi itu tidak berdiri sendiri, jadi ada tiga
kaki yang menopang. Satu adalah peoplenya, orang yang dibelakang SIM
itu jadi teknologi itu hanya hardware dan software aja tidak bisa bekerja
kalo ga ada orang dibelakang ini yang ketiga itu organisasinya,
organisasi itu ya yg tadi itu termasuk SOP dan lain sebagainya itu. Nah
tiga ini harus saling mendukung, harus tiga satu kaki, tidak boleh yang
satu ada yang rendah atau tidak selaras ya tidak bisa karena ketiga kaki
ini harus kokoh, klo teknologi aja ya tidak bisa jalan, klo peoplenya bagus
gak ada teknologi ya tidak jalan ini semua tidak dilengkapi dengan SOP
yang bagus, struktur organisasi yang memadai juga ga bisa. Jadi dari
aspek organisasi juga harus mendukung. Nah jadi tiga aspek itu yang
menjadi point penting dalam keberhasilan SIMPEG.” (hasil wawancara
dengan Bapak Dana I. Sansuse, tanggal 10 November 2011)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


27

Human Resource Information System (HRIS) dalam Bahasa Indonesia


dikenal dengan nama Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG),
yaitu berkenaan dengan merancang format-format data kepegawaian dan
mengatur sistem pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pelaporan
informasi kepegawaian yang terdiri dari data pegawai, data jabatan, data
pendidikan, data penghargaan, data pendidikan dan pelatihan, data keluarga, data
kehadiran, dan lain-lain, sehingga dapat dikelola informasi tentang perencanaan
kebutuhan pegawai, penilaian kinerja, pembinaan dan pengembangan karirnya,
kesejahteraan, serta pemberhentian dan kepensiunannya. Adapun nama lain dari
Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia (SIM SDM) adalah Sistem
Informasi Karyawan (SIK), Sistem Informasi Personalia (SIP) dan banyak nama
lainnya.
Menurut Marimin dan Tanjung (2003) SIM SDM adalah prosedur
sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, menarik, dan
memvalidasi data yang dibutuhkan oleh organisasi tentang sumber daya manusia,
aktivitas-aktivitas personalia, dan karakteristik unit organisasi.
SIM SDM memungkinkan organisasi menyimpan data persediaan
keahlian-keahlian (skill inventory) dan persediaan manajemen (manajemen
inventory) sesuai dengan kebutuhan SDM.
Selain menyimpan data persediaan keahlian dan persediaan manajemen,
SIM SDM juga dapat berfungsi sebagai arsip data kepegawaian yang sudah tidak
aktif bekerja. Misalnya, telah memasuki masa pensiun, meninggal dunia, dan
diberhentikan dengan atau tidak hormat. Data pegawai dengan status kepegawaian
tersebut di atas akan tetap terekam/tercatat. Akan tetapi tidak terproses dalam
perencanaan dan pengelolaan kepegawaian.
Sebagai sebuah paket aplikasi kepegawaian, SIM SDM dirancang sesuai
kebutuhan yang ada hubungannya dengan informasi manajemen sumber daya
manusia. Informasi kepegawaian tersebut berdasarkan kriteria tertentu dan
merupakan solusi penataan manajemen pegawai yang efektif, efisien, dan modern
yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan manajemen sumber daya manusia

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


28

yang profesional. Gambaran suatu model SIM SDM dapat dilihat pada gambar
berikut:

Subsistem
Perencanaan
Karyawan
Sistem
Informasi Subsistem
Akuntansi Perekrutan
Sumber
Internal Subsistem
Subsistem Manajemen
Penelitian Karyawan
Database
SDM USER
HRIS
Sumber Subsistem
Tunjangan
Lingkungan Subsistem
Intelejen
Subsistem
SDM
Manfaat

Data Susbsistem
Informasi Pelaporan

Gambar 2.2 Model SIM SDM


Sumber: Mc. Leod, 2001

SIM SDM dapat juga dikatakan sebagai software aplikasi yang bertugas
menangani aliran data pada suatu organisasi secara terpadu yang dapat menangani
proses dari perencanaan pengadaan pegawai, perencanaan dan penanganan
manajemen pegawai, dari mulai pegawai diterima hingga diberhentikan. SIM
SDM juga didukung oleh hardware komputer yang secara spesifik didesain untuk
menyimpan dan melakukan proses segala informasi sumber daya manusia. SIM
SDM dapat melakukan transaksi dengan mudah, secara otomatis dapat melakukan
tugas-tugas administrasi kepegawaian sehingga mengakibatkan efisiensi kerja.
Memilih orang yang tepat untuk duduk pada suatu posisi tertentu di
organisasi, terutama untuk menangani posisi yang sangat strategis bagi organisasi,
sangatlah tidak mudah. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan rekaman
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


29

analisis informasi dari data yang dimiliki orang tersebut sejak masuk organisasi,
sampai dengan merencanakan pendidikan serta kesempatan/tantangan apa yang
perlu diberikan kepada personel bila ia ingin diproyeksikan pada jabatan tertentu.
Di samping itu, diperlukan juga sistem kesejahteraan yang optimal. Sistem
kesejahteraan itu harus sesuai dengan prestasi yang dicapai, agar orang-orang
yang berprestasi dapat tetap dipertahankan kemampuan dan keberadaannya di
suatu organisasi, dan juga meningkatkan kemampuan personel dengan
menentukan pendidikan apa yang dibutuhkan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, diperlukan suatu sistem kepegawaian
yang dapat memenuhi kebutuhan proses/analisis dan informasi yang tepat dan
akurat. Apalagi, pada sebuah organisasi pemerintahan yang mempekerjakan suatu
jumlah tenaga kerja yang relatif besar, terdiri dari banyak eselon, jenjang jabatan
yang bertingkat-tingkat, apalagi termasuk dalam satu departemen yang
sedemikian besar, yang mana mutasi dari satu unit organisasi ke unit organisasi
lain dalam satu kelompok adalah suatu hal yang memungkinkan dan diperlukan.
(Marimin, Tanjung, Prabowo, 2003)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


30

Perekrutan Penerimaan Diklat Pemberhentian Administrasi


Tunjangan

Calon PEGAWAI Pegawai


Pegawai Pensiun

Perusahaan

Manajemen Data

Gambar 2.3 Fungsi SIM SDM dalam MSDM


Sumber: Mc.Leod, 2001

Banyak sekali aspek yang tercakup dalam hal ketenagakerjaan yang harus
diperhatikan, mulai dari saat pegawai itu diterima, jenjang karier, pendidikam,
mutasi, kesejahteraan, prestasi bahkan sampai dengan saat pegawai tersebut
dipensiunkan. Hal inilah yang menjadaikan alasan mengapa diperlukan suatu
sistem kepegawaian yang baik, karena dapat menunjang sistem-sistem lainnya
dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Sistem Informasi Manajamen Kepegawaian (SIMPEG) terbentuk dari
berbagai elemen. Setiap elemen harus berfungsi dengan baik agar dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan atau organisasi. Pada intinya, sistem
merupakan suatu perangkat kegiatan yang mengambil masukan-masukan,
mengubah ke dalam item-item yang berguna, kemudian mengeluarkan item-item
tersebut ke tempat-tempat yang dimanfaatkan.
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2005:534) dalam bukunya
“Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan” menyebutkan bahwa ada
tiga komponen fungsional utama dalam setiap Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG). Komponen-komponen tersebut adalah:
1) Fungsi masukan (input), yaitu memasukkan informasi pegawai ke dalam
SIMPEG. Masukan-masukan dari SIMPEG serupa dengan sistem manual.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


31

Informasi pegawai, kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur SDM, dan


informasi yang berkaitan dengan kepegawaian lainnya harus dimasukkan
dari dokumen-dokumen ke dalam komputer pribadi yang dapat
dihubungkan ke komputer besar (mainframe computer). Informasi dapat
diketik, dibaca secara digital, atau dipindah (scanned) dari dokumen-
dokumen, dimasukkan ke dalam sistem dari komputer-komputer lainnya,
atau diambil dari mesin-mesin lainnya.
2) Fungsi pemeliharaan data. Setelah data dimasukkan ke dalam sistem
informasi, fungsi pemeliharaan data (data maintenance function) akan
diperbarui dan menambahkan data baru ke dalam basis data yang ada.
3) Fungsi Keluaran (output). Fungsi yang paling terlihat jelas dari sebuah
SIMPEG adalah keluaran yang dihasilkan. Untuk menghasilkan keluaran
yang bernilai bagi pemakai-pemakai atau pengguna SIMPEG. SIMPEG
harus memproses keluaran tersebut, membuat kalkulas-kalkulasi yang
diperlukan, setelah itu memformat presentasinya dalam cara yang dapat
dimengerti oleh pengguna SIMPEG yang kemudian diinformasikan pada
penentu kebijakan.

Sama halnya menurut T. Hani Handoko (2001:238) bahwa terdapat tiga


aspek fungsional utama yang harus ada dalam SIMPEG, seperti yang ditunjukkan
dalam gambar berikut:

Masukan Proses Keluaran


(Input) (Pemeliharaan (Output)
Data)

Gambar 2.4 Aspek Utama dalam SIMPEG


Sumber: T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, 2001:238

1) Input/masukan memberikan kemampuan untuk memasukkan informasi


personalia ke dalam SIMPEG, meliputi berbagai prosedur yang diperlukan
untuk mengumpulkan data: siapa yang mengumpulkan, kapan dan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


32

bagaimana data diperoleh, modal (biaya, peralatan, bangunan, dan lain-


lain), pedoman dalam pengelolaan sistem.
2) Proses atau pemeliharaan data. Setelah data diproses oleh fungsi masukan
fungsi pemeliharaan mengelola kualitas data yang disimpan. Fungsi ini
memperbarui, menambah data baru dan menghilangkan data yang sudah
tidak diperlukan pada database.
3) Output/keluaran. Fungsi sistem yang paling jelas adalah kemampuannya
memproduksi keluaran sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi.
Hal ini melitputi laporan-laporan standar dan rutin maupun laporan-
laporan khusus. Keluaran yang disediakan oleh sistem merupakan
penghubung penting antara SIMPEG dengan para pemakainya.

Berdasarkan penjelasan mengenai Sistem Informasi Manajemen


Kepegawaian (SIMPEG) dapat disimpulkan bahwa ada tiga aspek utama yang
diperhatikan dalam pelaksanaan SIMPEG yaitu aspek input, proses, dan output.

2.2.3.1 Masukan/ Input


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya menurut Veithzal Rivai dan
Ella Jauvani Sagala (2005:534) dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan” menyebutkan bahwa ada tiga komponen fungsional
utama dalam setiap Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).
Komponen yang paling utama adalah masukan (input), yaitu memasukkan
informasi pegawai ke dalam SIMPEG. Masukan-masukan dari SIMPEG serupa
dengan sistem manual. Informasi pegawai, kebijakan-kebijakan dan prosedur-
prosedur SDM, dan informasi yang berkaitan dengan kepegawaian lainnya harus
dimasukkan dari dokumen-dokumen ke dalam sistem informasi manajemen
kepegawaian. Selain itu masukan/input juga didukung oleh faktor lain,
diantaranya adalah kualitas SDM pelaksana atau pengelola SIMPEG, anggaran
pelaksanaan SIMPEG, fasilitas pendukung, dan SOP/Pedoman pelaksanaan
SIMPEG.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


33

a. Kualitas SDM
Trewatha dan Newport (1982) mendefinisikan organisasi sebagai sebuah
struktur sosial, yang didesain guna mengoordinasi kegiatan dua orang atau lebih,
melalui suatu pembagian kerja, dan hierarki otoritas, guna melaksanakan
pencapaian tujuan umum tertentu (Winardi, 2007:53). Menurut Daft (1992)
organisasi adalah sebuah entitas sosial yang berorientasi pada tujuan dengan suatu
sistem kegiatan yang terstruktur dan mempunyai batas-batas yang bisa
teridentifikasi (Sobirin, 2009:6). Suatu organisasi harus memiliki sumber daya
manusia yang handal agar mampu mencapai tujuan organisasi dengan efisien dan
efektif. Salah satu konsekuensi pandangan bahwa sumber daya manusia
(selanjutnya disingkat SDM) merupakan resources yang paling strategis yang
terdapat dalam organisasi adalah investasi insani yang merupakan investasi
terpenting yang mungkin dilakukan oleh organisasi (Siagian, 1998:153). Kualitas
SDM dalam suatu organisasi akan menentukan keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya. Dalam konsep Sistem Informasi Managemen Kepegawaian
(SIMPEG), kualitas SDM dapat dilihat dari:
Pengembangan Pegawai (Training of Personel)
Sebagai investasi insani dalam organisasi, sumber daya manusia perlu
dikembangkan. Fitz-enz (1984) membedakan pengembangan SDM sebagai
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan adalah presentasi dari konsep-konsep dan
informasi kepada seseorang dengan tujuan untuk menanamkan knowledge
sedangkan training adalah latihan secara interaktif dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan skills dan kompetensi dalam bidang tenaga kerja (Badan
Kebijakan Fiskal, 2009: 614). Menurut Schuler dan Jackson (1996) metode
pendidikan dan latihan (selanjutnya disingkat diklat) terbagi menjadi tiga bagian.
Pertama adalah on-the-job-training (OnJT). Sumber daya manusia (SDM) peserta
program diklat ini memperhatikan rekan sejawat mereka dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan yang nantinya akan menjadi tanggung jawab mereka. Keuntungan
metode ini terletak pada efektivitasnya karena materi program diklat diberikan
secara nyata dan langsung dipraktekkan. Namun akan kurang sesuai jika

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


34

pesertanya terlampau banyak karena dapat mengganggu penyelesaian pekerjaan


yang menjadi objek program diklat.
Kelompok kedua disebut onsite training (OST) yang menjadi alternatif
bagi OnJT karena OST dilaksanakan setelah jam kerja dengan tetap
mempertahankan situasi kerja yang sesungguhnya. Keuntungannya terletak pada
keleluasaan para peserta untuk bertanya, mencoba tanpa takut mengganggu
penyelesaian pekerjaan yang menjadi objek diklat dan dapat menampung peserta
lebih banyak. Kelompok ketiga adalah off-the-job-training (OfJT) yang dapat
menjadi alternatif apabila OnJT dan OST tidak memungkinkan atau tidak
diperlukan (Soetjipto dkk, 2008: 26). Robbins (1996:253-254) menyatakan bahwa
pelatihan on-the-job dapat dilakukan langsung pada saat bekerja, mencakup rotasi
kerja, magang, tugas belajar, dan program mentoring formal, sehingga seringkali
mengundang keberatan dari pihak manajemen karena mengganggu kerja.
Pelatihan off the job merupakan sebaliknya, dilakukan di luar waktu kerja dengan
cakupan biasanya berupa kuliah kelas, seminar, program belajar sendiri, dan
kursus.
Perencanaan Tenaga/Sumber Daya Manusia
Pegawai atau karyawan merupakan sumber daya yang dimiliki organisasi
dan harus dipekerjakan secara efisien , manusiawi, dan efektif. Untuk itu suatu
organisasi perlu membuat rencana sebaik-baiknya tentang pegawai yang
dibutuhkan, bagaimana merekrutnya, dimana pegawai tersebut akan ditempatkan,
bagaimana ia akan dibina, dan seterusnya.
Siagian (1994), mengemukakan “Perencanaan Sumber Daya Manusia
adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen
organisasi/perusahaan guna tersedianya tenaga yang tepat untuk menduduki
berbagai kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dan akan ditetapkan”.
Selanjutnya Handoko (1997), menyatakan “Perencanaan Sumber Daya
Manusia adalah estimasi organisasi secara sistemik permintaan dan penawaran
tenaga kerja di waktu yang akan datang”.
Perencanaan dapat diibaratkan sebagai inti manajemen karena perencanaan
membantu untuk mengurangi ketidakpastian di waktu yang akan datang, sehingga

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


35

memungkinkan para pengambil keputusan untuk menggunakan sumberdaya-


sumberdaya mereka yang terbatas secara tepat.
Siagian (1994), menyebutkan sedikitnya terdapat enam manfaat yang
dapat diambil dari perencanaan sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut:
1. Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada dalam
organisasi secara lebih baik.
Untuk dapat memanfaatkan SDM yang ada secara lebih baik, maka perlu
dilakukan inventarisasi SDM yang sudah ada dalam organisasi yang meliputi:
a. Jumlah tenaga kerja yang ada
b. Kualifikasi tenaga kerja
c. Masa Kerja
d. Pengetahuan/keterampilan yang dimiliki
e. Bakat yang masih perlu dikembangkan
f. Minat pekerja yang bersangkutan terutama yang berkaitan dengan
pekerjaan diluar tugas pekerjaan saat ini.
Hasil inventaris tersebut dapat berguna dalam rangka pemanfaatan SDM,
dan juga berguna untuk:
a. Promosi
b. Peningkatan kemampuan melaksanakan tugas
c. Mutasi dengan sifat tugas dan jabatan yang sama dengan sebelumnya
d. Mutasi dengan sifat tugas dan jabatan berbeda namun eselon dan
hierarki sama.
2. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang sudah ada
Dalam hal ini peningkatan disiplin kerja, keterampilan, dan penyesuaian-
penyesuaian tertentu dapat menigkatkan produktivitas tenaga kerja yang sudah
ada. Perlu diketahui bahwa diklat yang diselenggarakan oleh organisasi tidak
dapat menjamin penigkatakanproduktivitas bila program diklat tidak didahului
oleh kajian kebutuhan diklat (Training needs)
3. Pemenuhan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan di masa datang
Pemenuhan di sini baik dalam arti jumlah maupun kualifikasi untuk
mengisi berbagai aktivitas kelak. Untuk itu diperlukan estimasi setempat tentang

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


36

perubahan-perubahan yang diperkirakan akan terjadi terutama pada hal-hal yang


akan berdampak pada organisasi/perusahaan.
4. Penanganan informasi ketenagakerjaan dan pemanfaatannya
Penanganan informasi ketenagakerjaan yang dimaksud adalah yang
mencakup hal-hal:
a. Masa kerja setiap pekerja
b. Status perkawinan dan jumlah tanggungan
c. Jabatan yang pernah dipangku
d. Tangga karir yang pernah dinaiki
e. Jumlah penghasilan
f. Pendidikan dan pelatihan yang pernah ditempuh
g. Keahlian dan keterampilan khusus yang dimiliki pegawai
h. Informasi lain mengenai pegawai
Pemilihan informasi ini juga berguna bagi satuan-satuan kerja dalam
memberikan pelayanan pada anggota nya seperti perencanaan karir.
5. Rencana SDM merupakan dasar bagi penyusunan program kerja yang
menangani SDM dalam organisasi
Salah satu aspek program kerja perencanaan SDM adalah pengadaan
tenaga kerja baru. Pengadaan tenaga kerja baru ini dimaksudkan untuk
memperkuat dan meningkatkan hasil kerja dari tenaga kerja yang sudah ada serta
untuk meningkatkan kemampuan organisasi secara keseluruhan guna mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Tanpa perencanaan SDM, sukar untuk
menyusun program kerja yang realistik. Oleh karena itu, perenc anaan SDM
merupakan dasar bagi penyusunan program kerja yang menangani SDM dalam
organisasi.

b. Anggaran Pelaksanaan SIMPEG

Katz (1965) mengemukakan bahwa “adequate and coordinated budgeting


must provide for meshing together budgeting and development plan formulation
activities” (Anggaran yang memadai dan terkoordinasi harus tersedia untuk
menghubungkan anggaran dan kegiatan formulasi perencanaan pembangunan
secara bersama-sama) (Misdyanti, 1993:72). Syamsi (1986: 138) menyatakan
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


37

bahwa anggaran pada hakikatnya merupakan rencana untuk berbagai macam dan
tingkat kegiatan yang dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu
biasanya satu tahun. Anggaran menurut Suparmoko (2000: 47) ialah suatu daftar
atau pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara yang
diharapkan dalam jangka waktu tertentu yang biasanya adalah satu tahun,
sedangkan penganggaran adalah proses penerjemahan rencana aktivitas ke dalam
rencana keuangan.
Dalam organisasi publik, ketaatan terhadap alokasi anggaran menjadi
perhatian utama manajemen. Sebagai sebuah instrumen penting dalam proses
manajemen, anggaran atau penganggaran memiliki fungsi antara lain sebagai
fungsi perencanaan. Sebagai alat perencanaan, penganggaran memaksa
manajemen untuk merencanakan masa depan, paling tidak dalam aspek keuangan
(Suparmoko, 2000: 29-30).
Pada sebuah sistem anggaran merupakan faktor penting yang menentukan
apakah sebuah sistem dapat dilaksanakan atau tidak. Dikarenakan untuk
menjalankan sebuah sistem anggaran adalah hal utama yang perlu dipersiapkan.
Anggaran pada Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) diperlukan
untuk membuat sistem itu sendiri, merawat sistem, mengembangkan sistem,
kegiatan pengembangan kualitas tenaga pelaksana/SDM, memenuhi kebutuhan
fasilitas atau sarana dan prasarana pendukung sistem, dan untuk kompensasi
tenaga pelaksana/SDM.

c. Fasilitas Pendukung
Pengertian fasilitas berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (2002: 415)
adalah sesuatu yang dapat membantu memudahkan pekerjaan, tugas dan
sebagainya. Sehingga dapat dismpulkan bahwa fasilitas Sistem Informasi
Managemen Kepegawaian (SIMPEG) adalah segala sesuatu yang dapat
membantu memudahkan pelaksana SIMPEG dalam memanfaatkan SIMPEG.
Fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan SIMPEG yaitu berupa perangkat
komputer, printer, dan sejumlah fasilitas lain yang memadai dan memberikan
kemudahan bagi pelaksanaan SIMPEG itu sendiri.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


38

d. Data Dasar/Data Awal


Istilah data dan informasi sering kali digunakan secara bergantian. Ada
yang menyebut data, padahal informasi, sebaliknya ada yang mengatakan
informasi, padahal data. Beberapa batasan mengenai data akan terlihat sebagai
berikut:
Kaitan data dan informasi dikemukakan oleh Davis (1999): “Information
is data that has been processed into a form that is meaningful to the recipient and
is of real or perceived value is current or prospective decisions” yang berarti
“Informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang
mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi
keputusan saat itu atau keputusan mendatang”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa data adalah bahan mentah
yang diproses untuk menyajikan informasi.
Menurut Siagian (1990) “….. ada perbedaan konsepsial yang cukup
prinsipil antara data dan informasi. Perbedaan tersebut adalah dengan mengatakan
bahwa data adalah “bahan baku” yang harus diolah sedemikian rupa sehingga
berubah sifatnya menjadi informasi. Perbedaan ini penting untuk disadari oleh
karena sesungguhnya data tidak mempunyai nilai apa-apa untuk mengambil
keputusan. Hanya informasilah yang mempunyai nilai, dalam arti bahwa
informasi akan memudahkan seorang pimpinan untuk mengambil keputusan”.
Stoners (1996) mendefinisikan, “Data adalah angka atau fakta yang
merupakan bahan mentah atau belum dianalisis”.
Data merupakan sumber informasi bagi kepentingan manajemen, sebab
data dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengetahuan, perkiraan,
pertimbangan, dan keputusan. Terutama dalam pengambilan keputusan yang
banyak dilakukan oleh para manajer harus didukung oleh data yang mempunyai
kualitas yang baik, objektif, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Gasperz (1998) mengemukakan bahwa data yang baik dan berkualitas
mempunyai beberapa sifat sebagai berikut:
1. Dapat dipercaya kebenarannya (reliable), misalnya metode pengumpulan
data harus baik dan mengggunakan metode ilmiah, sedangkan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


39

pengelolaannya harus dengan ketelitian yang tinggi jika perlu


dipergunakan komputer.
2. Tepat waktunya (up to date), misalnya tidak ketinggalan jauh, sebab
kejadian-kejadian itu cepat sekali mengalami perubahan dengan
perkembangan waktu dan teknologi.
3. Harus dapat menggambarkan keseluruhan persoalan (comprehensive),
misalnya persoalan tidak dapat dilihat secara parsial atau sepotong-
sepotong.
Pada dasarnya proses input pengumpulan data awal atau data dasar
SIMPEG adalah tahap yang paling dasar dalam pengumpulan informasi yang
berhubungan dengan sistem kepegawaian. Dalam proses ini dilakukan
pengumpulan informasi yang berhubungan dengan kelengkapan atau pelengkap
dari proses administrasi umum yang berhubungan dengan seorang personel.
Adapun proses yang termasuk di dalamnya adalah proses perekamanan data
umum kepegawaian seperti:
a) Biodata pegawai
b) Sejarah kepangkatan
c) Sejarah jabatan
d) Sejarah pendidikan formal
e) Sejarah pendidikan perjenjangan
f) Sejarah pendidikan substansial
g) Keahlian berbahasa asing
h) Penggunaan fasilitas perusahaan
i) Sejarah kunjungan ke luar kota atau ke luar negeri
j) Daftar keluarga
k) Sejarah hukuman dan penghargaan yang diperoleh
l) Memo khusus

e. SOP/Pedoman SIMPEG
Standard Operating Procedure (SOP) merupakan suatu rangkaian
instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan atau proses rutin yang
terdapat pada suatu perusahaan. Pengembangan dan penerapan dari SOP
merupakan bagian penting dari keberhasilan sistem kualitas dimana SOP
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


40

menyediakan informasi untuk setiap individu dalam perusahaan untuk


menjalankan suatu pekerjaan, dan memberikan konsistensi pada kualitas dan
integritas dari suatu produk atau hasil akhir. Pada intinya, dengan melakukan
penerapan SOP maka perusahaan dapat memastikan suatu operasi berjalan sesuai
dengan prosedur yang ada (Stup, 2001).
SOP menjelaskan secara terperinci proses kerja yang berlangsung secara
rutin yang harus diterapkan atau diikuti dalam suatu perusahaan. Penulisan
dokumen dalam SOP perlu diterapkan untuk menghasilkan sistem kualitas dan
teknis yang konsisten dan sesuai dengan kebutuhan, dan untuk mendukung
kualitas data informasi pada perusahaan. Penerapan SOP akan membantu
perusahaan untuk mempertahankan kualitas kontrol dan menjaga kualitas proses-
proses pada perusahaan untuk tetap stabil, dan memastikan perusahaan tetap
mematuhi peraturan pemerintah.
SOP merupakan tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu
proses kerja. SOP juga menggambarkan hubungan dan interaksi antar fungsi dan
antar departemen, dan digunakan untuk mendefinisikan tanggung jawab dan
wewenang. SOP berisi apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus melakukan
dalam suatu proses yang akan dilakukan atau diikuti oleh setiap anggota dalam
perusahaan. Tujuan utama dari penerapan SOP adalah agar tidak terjadi kesalahan
dalam pengerjaan suatu proses kerja yang dirancang pada SOP. Dari setiap teori
yang telah dikemukakan, diketahui bahwa tujuan dari SOP adalah untuk
memudahkan dan menyamakan persepsi semua orang yang memanfaatkannya,
dan untuk lebih memahami setiap langkah kegiatan yang harus dilaksanakannya
(Stup, 2001).
Selain SOP dalam pelaksanaan SIMPEG juga dibutuhkan adanya petunjuk
teknis atau juknis pelaksanaan SIMPEG, juknis tersebut diperlukan agar
pelaksana SIMPEG dapat memahami alur pelaksanaan SIMPEG. Petunjuk teknis
harus dituluis secara jelas dan mudah dipahami dan dimengerti pelaksana
SIMPEG.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


41

2.2.3.2 Proses

Menurut Sudjana (1989), proses dalam suatu sistem merupakan


transformasi masukan menjadi keluaran. Proses tersebut dalam Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) yaitu bagaimana melakukan pemeliharaan
terhadap data yang ada di SIMPEG dan juga melakukan kegiatan evaluasi
terhadap pelaksanaan SIMPEG, baik dari sistem maupun dari SDM pelaksana.
Proses ini menentukan keberhasilan output dari SIMPEG, karena melalui proses
tersebut maka dapat dipastikan apakah hasil dari pelaksanaan atau pengolahan
data di SIMPEG menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh penentu
kebijakan dalam rangka pengambilan keputusan di bidang kepegawaian.

a. Pemeliharaan Data
Menurut T. Hani Handoko (2001:238) fungsi pemeliharaan data yaitu
setelah data diproses oleh fungsi masukan fungsi pemeliharaan mengelola kualitas
data yang disimpan. Fungsi ini memperbarui, menambah data baru dan
menghilangkan data yang sudah tidak diperlukan pada database. Pemeliharaan
data pada Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) adalah kegiatan
perekaman hasil pengisian formulir data kepegawaian sebagai data awal/ data
dasar dari SIMPEG, pemutakhiran data kepegawaian yang telah ada dilakukan
apabila ada perubahan data sebelumnya, misalnya adanya kenaikan jabatan/
pangkat maka data perlu dimutakhirkan agar data menjadi up to date. Selain itu
dalam pemeliharaan data juga perlu dilakukan kegiatan analisis hasil pengolahan
data SIMPEG. Pengolahan atau analisis data merupakan langkah yang sangat
penting dalam proses ini. Karena data hanya merupakan bahan mentah yang tidak
mempunyai nilai intrinsik sebelum ditangani dan ditempatkan dalam
hubungannya yang berarti kemudian diolah menjadi informasi yang siap pakai
dan berguna bagi orang lain sebagai si penerima atau pengguna informasi. Seperti
diketahui, pengolahan atau analisis data adalah manipulasi atau transformasi
simbol-simbol seperti angka dan abjad untuk tujuan meningkatkan kegunaanya.
Kegiatanya terdiri dari: Pengklarifikasian, Penyortiaran, Penghitungan
Pengikhtisaran. Tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam analisis
data, diantaranya adalah: Pertama: informasi harus memiliki ciri-ciri kelengkapan,

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


42

keandalan, keakurasian dan dapat dipercaya. Kedua: para analis data harus
mengetahui siapa yang akan menjadi pengguna dan untuk apa informasi itu
digunakan. Ketiga: ada informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak tertentu dalam
organisasi sebagai bahan yang karena pertimbangan tertentu masih memerlukan
pengolahan atau analisis lebih lanjut.

b. Evaluasi dan Monitoring


Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Suharsimi
Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama
evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi
pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan.
Evaluasi dalam pelaksanaan SIMPEG perlu dilakukan bukan hanya untuk
mengevaluasi sistem melainkan juga evaluasi terhadap kinerja personel pelaksana
SIMPEG. Sistem penilaian yang baik dalam menilai kinerja personel adalah
pengkajian dan umpan balik. Dalam melakukan pengkajian, digunakan kriteria-
kriteria dasar yang telah ditrentukan sebelumnya oleh manajemen. Selain itu juga
berdasarkan hasil kajian yang umumnya dilakukan oleh suatu tim. Hal ini dapat
diinformasikan dan didiskusikan bersama dengan personel tersebut untuk
mengetahui apresiasi lebih lanjut mengenai cara pengkajian dan harapannya
dalam melaksanakan suatu pekerjaan, dalam hal ini menjalankan SIMPEG.
Diharapkan dengan dilakukannya evaluasi, dapat diperoleh suatu sistem yang
lebih objektif, yang mengacu pada fakta-fakta yang telah ditentukan sebelumnya.

2.2.3.3 Output
Fungsi yang paling terlihat jelas dari sebuah SIMPEG adalah keluaran
yang dihasilkan. Untuk menghasilkan keluaran yang bernilai bagi pemakai-
pemakai atau pengguna SIMPEG. SIMPEG harus memproses keluaran tersebut,
membuat kalkulas-kalkulasi yang diperlukan, setelah itu memformat

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


43

presentasinya dalam cara yang dapat dimengerti oleh pengguna SIMPEG yang
kemudian diinformasikan pada penentu kebijakan berupa laporan (Sudjana 1989).
Pengeluaran data atau informasi di sini adalah memindahkan dari bagian
sistem informasi manajemen ke bagian yang memerlukan terutama para pembuat
kebijakan, sebagai pemakai informasi atau dengan kata lain adalah penelusuran
atau penyajian data untuk digunakan oleh setiap orang yang berhak dan perlu
mengakses informasi dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang singkat.
Pentingnya penulusuran yang mudah dan pengambilan atau penyajian dari tempat
penyimpanan dengan cepat terlihat dari dua hal, yaitu untuk disampaikan kepada
para pengambil keputusan dan sebagai bahan bagi pihak-pihak lain dalam
perusahaan untuk diproses lebih lanjut. Penting untuk menekanakan bahwa cara
penyimpanan informasi haruslah berdasarkan suatu sistem yang dipahami oleh
para petugas yang bertanggung jawab untuk itu, sehingga lancar tidaknya
penelusuran tidak tergantung hanya pada seseorang. Dengan demikian informasi
akan benar-benar mendukung proses manajerial yang efektif dan efisien.
Pengeluaran data ini dapat berupa penyajian dalam bentuk laporan yang tampil di
layar monitor ataupun laporan dalam bentuk print out, dengan pendekatan-
pendekatan yang direncanakan dapat memberikan bantuan dalam rangka
memudahkan kegiatan manajemen.
a. Hasil Akhir Pengolahan Data SIMPEG
Hasil akhir dari pelaksanaan atau pengolahan data SIMPEG yaitu berupa
informasi berbentuk laporan-laporan yang dimanfaatkan oleh pimpinan untuk
menentukan kebijakan di bidang kepegawaian.
Pengertian informasi menurut Azhar Susanto (2004: 40) ”informasi adalah
hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat”. Menurut Gordon B.
Davis (1999: 28), ”Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk
yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat
ini atau mendatang”. Zulkifli Amsyah (2005: 5) menyatakan ”informasi adalah
data yang sudah diolah dengan cara tertentu sesuai dengan bentuk yang
diperlukan”.
Mc Leod (2001: 145) berpendapast bahwa informasi dikatakan berkualitas
jika data tersebut bersifat relevan, akurat, tepat pada waktunya dan lengkap.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


44

1. Relevan artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang


dibutuhkan. Apabila kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi, maka
informasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai
tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut.
2. Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Pengujian terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil
pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama data tersebut dianggap
akurat.
3. Tepat waktu artinya informasi harus tersedia pada saat yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah sebelum situasi krisis menjadi tidak
terkendali atau kesempatan menghilang. Informasi yang datang pada
penerima tidak boleh terlambat karena informasi yang sudah usang tidak
mempunyai nilai lagi.
4. Lengkap artinya bahwa informasi yang diperoleh menyajikan gambaran
lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian.

Komaruddin (2001: 30), mengemukakan bahwa suatu informasi itu


dianggap berguna apabila informasi tersebut :
1. Relevan. Relevansi informasi dinilai dari : (a) Nilai prediktif (predictive
value) agar dapat digunakan untuk meramalkan kinerja di waktu yang
akan datang. (b) Nilai umpan balik (feedback value) agar dapat
memberikan penilaian terhadap status kinerja berdasarkan standar. (c)
Tepat waktu (timeliness) agar informasi itu tersedia pada saaat dibutuhkan
2. Dapat Diandalkan. Keterandalan (reliability) informasi terganrung pada :
(a) Verifiabilitas (verifiability) agar kebenarannya dapat dibuktikan (b)
Netralitas (neutrality) yang tinggi sehingga informasi itu obyektif, tidak
bias, dan tidak berpihak. (c) Dapat dipercaya (faithfullness) karena dapat
mengandalkan keadaan yang sebenarnya
3. Dapat Dibandingkan. Informasi itu signifikan (bermakna) dan bermutu
untuk digunakan oleh para pembuat keputusan jika mempunyai daya untuk
dibandingkan (comparable)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


45

4. Seragam. Keseragaman (uniformity) dalam metode pencarian, penerimaan,


penyimpanan, penganalisisan dan penyajian diperlukan agar informasi itu
dapat dibandingkan

Gelinas (Azhar Susanto, 2004: 41) mengusulkan ciri-ciri informasi yang


lebih detail yaitu efektivitas, efisiensi, confidensial, integritas, ketersediaan,
kepatuhan dan kebenaran.
Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan mendapatkannya.

2.2.4 Manfaat Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) memberikan
sarana pengumpulan, peringkasan, dan penganalisisan data yang berhubungan erat
dengan manajemen kepegawaian dan perencanaan pegawai. Kebutuhan informasi
yang berhubungan dengan fungsi-fungsi kepegawaian sangatlah banyak. Sebagai
contoh, penilaian suplai pegawai melibatkan penyimpanan catatan-catatan tentang
para pegawai yang ada di seluruh perusahaan. Aktivitas-aktivitas rekrutmen,
seleksi, pelatihan dan pengembangan, manajemen karir, kompensasi, dan
hubungan pegawai juga menuntut informasi yang tepat waktu dan akurat untuk
pengambilan keputusan. Jika informasi tidak relevan dengan rencana-rencana
strategis bisnis perusahaan atau rencana-rencana strategis pemerintahan, maka
informasi tersebut tidak dimasukkan dalamn SIMPEG.
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2005:503), mengemukakan
sembilan manfaat khusus dari Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
(SIMPEG) yang meliputi:

1. Memeriksa kapabilitas-kapabilitas pegawai saat ini guna mengisi


kekosongan-kekosongan yang diproyeksikan dalam organisasi.
2. Menyoroti posisi-posisi yang para pemegang jabatannya perkirakan akan
dipromosikan, akan pensiun, atau akan diberhentikan.
3. Menggambarkan pekerjaan-pekerjaan yang spesifik atau kelas-kelas
pekerjaaan.
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


46

4. Mempelajari komposisi usia, suku, jenis kelamin dari berbagai pekerjaan


dan kelas pekerjaan guna memastikan apakah semua itu sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
5. Mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan rekruitmen, seleksi, pelatihan dan
pengembangan dalam rangka memastikan penempatan yang tepat bagi
pegawai-pegawai yang bermutu ke dalam jenis pekerjaan.
6. Perencanaan SDM untuk mengantisipasi pergantian-pergantian jabatan
atau promisi.
7. Laporan-laporan penggajian pegawai untuk memperoleh informasi
menyangkut seberapa besar pegawai digaji, besarnya tunjangan, biaya-
biaya kompensasi, dan biaya-biaya finansial dari setiap kenaikan-kenaikan
atau perubahan-perubahan gaji.
8. Riset SDM untuk melaksanakan penelitian dalam permasalahan, seperti
mutasi pegawai, ketidakhadiran pegawai, dan menemukan tempat yang
paling produktif guna mencapai calon-calon baru.
9. Penilaian kebutuhan pelatihan untuk menganalisis kinerja individu dan
menentukan pegawai-pegawai mana yang yang memerlukan pelatihan
lebih lanjut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manfaat-manfaat SIMPEG


meliputi: (1) Memeriksa kapabilitas-kapabilitas pegawai, (2) Menyoroti posisi-
posisi yang para pemegang jabatan, (3) Menggambarkan pekerjaan-pekerjaan
yang spesifik, (4) Mempelajari komposisi usia, suku, jenis kelamin dari berbagai
pekerjaan dan kelas pekerjaan, (5) Mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan
rekruitmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan, (6) Perencanaan SDM, (7)
Laporan-laporan penggajian pegawai, (8) Riset SDM untuk melaksanakan
penelitian dalam permasalahan, (9) Penilaian kebutuhan pelatihan.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


47

2.3 Operasionalisasi Konsep


Definisi operasional dalam penelitian diperlukan untuk menjelaskan
variabel–variabel dalam suatu penelitian. Definisi operasional memberikan
gambaran bagaimana variabel atau konstrak tersebut diukur.
Mohammad Nazir mengemukakan definisi operasional adalah suatu
definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara
memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut” (
Nazir, 2000)
Pada penjabaran teori yang dilakukan, peneliti menggunakan teori dari
Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2005:534) dalam bukunya “Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan” menyebutkan bahwa ada tiga
komponen fungsional utama dalam setiap Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) meliputi input, proses, dan output. Dari ketiga
komponen tersebut dapat dilihat kesuksesan atau keberhasilan pelaksanaan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).
Berdasarkan teori tersebut, peneliti akan menggambarkan pelaksanaan
SIMPEG dilihat dari aspek input, proses, dan output di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI yang akan dijadikan dimensi dalam Operasionalisasi
Konsep. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui apakah pelaksanaan SIMPEG
dilihat dari aspek-aspek tersebut sudah baik atau belum. Selain itu, indikator yang
satu dengan yang lain memiliki keterkaitan sehingga keberhasilan dalam
pelaksanaan SIMPEG tergantung pada indikator-indikaor tersebut.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


48

Tabel 2.2
OPERASIONALISASI KONSEP

Konsep Variabel Kategori Dimensi Indikator Sub Indikator

Pelaksanaan Pelaksanaan - Sudah Input Sumber Daya Kualitas SDM dalam


Sistem Sistem baik Manusia/ pelaksanaan SIMPEG
Informasi Informasi Tenaga Adanya upaya pengembangan
Manajemen Manajemen - Belum Pelaksana kualitas SDM
Kepegawaian Kepegawaian baik
(SIMPEG) (SIMPEG) Anggaran Tersedianya anggaran yang
Pelaksanaan cukup untuk pelaksanaan
SIMPEG SIMPEG
Kesesuaian perencanaan
anggaran dengan realisasi

Fasilitas Tersedianya sarana dan


pendukung prasarana penunjang
pelaksanaan program SIMPEG
Jumlah fasilitas,
sarana/prasarana yang
memadai

Data dasar Ketepatan waktu memperoleh


data dasar
Keakuratan data dasar yang
diperoleh

SOP/Pedoman Tersedianya SOP pelaksanaan


SIMPEG
Tersedianya petunjuk teknis
pengoperasian SIMPEG untuk
memudahkan pelaksana

Pemeliharaan Adanya perekaman hasil


Proses
Data pengisian formulir data
kepegawaian
Pemutakhiran data
kepegawaian yang telah ada
Kegiatan analisis hasil
pengolahan data SIMPEG

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


49

Evaluasi/monit Dilakukannya evaluasi


oring terhadap pelaksanaan SIMPEG
secara rutin
Dilakukannya kegiatan
pengembangan kualitas SDM,
sarana, sistem dan prosedur
terhadap pelaksanaan
pengelolaan data SIMPEG

Output Laporan akhir Ketepatan informasi yang


SIMPEG diperoleh
Menghasilkan laporan yang
reliable
Kesesuaian antara laporan
yang dihasilkan dengan
kebutuhan pimpinan untuk
mengambil suatu keputusan
kebijakan

Sumber: diolah peneliti, 2011

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


BAB 3
METODE PENELITIAN

3. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara yang memandu peneliti tentang
urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan (Nazir, 1988:51). Dalam penelitian
ini, metode penelitian terdiri dari pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik
pengumpulan data, lokasi penelitian, teknik analisis data dan
narasumber/informan penelitian.

3.1 Pendekatan Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan positivisme.
Pendekatan positivisme berakar pada paham ontologi realisme yang
menyatakan bahwa realitas berada (exist) dalam kenyataan dan berjalan sesuai
dengan hukum alam (natural law). Penelitian berupaya mengungkap
kebenaran realitas yang ada, dan bagaimana realitas tersebut senyatanya
berjalan.
Pendekatan melalui paradigma positivisme bertujuan untuk menguji
sebuah teori atau menjelaskan sebuah pengalaman melalui observasi dan
pengukuran dalam rangka meramalkan dan mengontrol kekuatan-kekuatan di
sekitar manusia. Positivisme berasumsi bahwa fenomena sosial dapat diteliti
dengan cara yang sama dengan fenomena alam dengan menggunakan
pendekatan yang bebas nilai dan penjelasan sebab-akibat sebagaimana halnya
dalam penelitian fenomena alam (Emzir, 2008).
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada penggalian informasi
secara mendalam tentang gambaran pelaksanaan dan pemanfaatan SIMPEG
berbasis web dengan data terpusat di Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian, Biro Kepegawaian, Kementerian Agama RI. Selain itu juga
pada penelitian ini dimaksudkan untuk memunculkan kendala yang dihadapi
oleh Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Biro Kepegawaian,
Kementerian Agama RI dalam pelaksanaan SIMPEG berbasis web dengan
data terpusat.

50 Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


51

3.2 Jenis Penelitian


Dalam jenis penelitian terdapat beberapa pembagian tipe penelitian,
berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dimensi waktu, dan teknik
pengumpulan data. Penelitian yang didasarkan teknik pengumpulan data akan
dibahas secara terpisah.
Berdasarkan tujuannya, penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau
fenomena (Prasetyo dan Jannah, 2005). Penelitian deskriptif ini tujuannya
adalah menggambarkan kondisi “apa adanya” dalam suatu situasi tertentu.
Pada penelitian ini, peneliti berupaya untuk memberi gambaran secara detail
mengenai pelaksanaan SIMPEG berbasis web dengan data terpusat di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI.
Dari manfaatnya, penelitian ini merupakan jenis penelitian murni karena
munculnya tema dan proses penelitian merupakan kebutuhan intelektual bagi
peneliti. Sehingga di dalamnya memiliki nilai kebebasan bagi peneliti untuk
memilih permasalahan dan subjek penelitian. Sedangkan dilihat dari dimensi
waktu, jenis penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian cross sectional,
dimana dalam melakukan penelitian dilakukan pada satu waktu tertentu dan
tidak akan dilakukan penelitian di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan
(Prasetyo dan Jannah, 2005). Walaupun dilakukan pada satu waktu tertentu
bukan berarti terbatas pada satu hari, tetapi dilakukan dalam beberapa hari
atau minggu karena berbagai situasi dan keadaan untuk mengumpulkan data
pada waktu yang berbeda.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah teknik penelitian untuk mencari dan
menentukan informasi yang sesuai dengan topik penelitian. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi yang dapat menjelaskan
permasalahan penelitian secara objektif (Moleong, 2000). Dalam penelitian
ini, teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah studi lapangan dan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


52

studi kepustakaan. Sedangkan jenis data dalam penleitian ini terbagi menjadi
dua, yaitu berdasarkan data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data utama dalam penelitian ini yang
dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan informan yang mengerti
dan melaksanakan SIMPEG berbasis web dengan data terpusat. Teknik
wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara yang berfokus yaitu
wawancara yang berstruktur yang biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang tidak mempunyai struktur tertentu namun tetap pada pokok
permasalahan yang ada (Koentjaraningrat, 1997). Alat bantu yang digunakan
adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara berupa poin-poin
pertanyaan yang akan diajukan untuk masing-masing pihak yang terkait
dengan tema penelitian ini.
Selanjutnya adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari data kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, jurnal, serta
laporan dan dokumen-dokumen yang terkait dengan permasalahan penelitian
sehingga peneliti dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan
komprehensif mengenai SIMPEG berbasis web dengan data terpusat di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI.

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis informasi dalam
penelitian ini adalah teknik kajian isi/analisis isi (conten analisys), merupakan
teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan
karakterisitik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis (Moleong,
2000). Dengan bantuan matrik ringkasan hasil wawancara mendalam,
informasi yang berhasil dikumpulkan kemudian dikelompokkan ke dalam
kategori yang sama dengan topik bahasan yang tertuang dalam pertanyaan
penelitian dan tujuan penelitian. Proses analisis dilakukan secara bertahap
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai macam sumber.
Melakukan transkip data yaiitu mencatat data apa adanya segera setelah data
dikumpulkan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


53

2. Pengelompokkan data sesuai subtopik


3. Mengkategorikan data atau memberikan tanda pada data yang mempunyai
karakterisitik atau pola yang sama menurut metode pengumpulan data
4. Meringkas data dengan membuat matrik ringkasan data

3.5 Narasumber/Informan
Narasumber/informan pada penelitian ini adalah beberapa pihak yang
peneliti anggap mempunyai kemampuan dan kompetensi untuk menjelaskan
hal-hal yang berkaitan dengan tema penelitian. Berikut informan yang terkait
dengan pelaksanaan SIMPEG di lingkungan Kementerian Agama RI:
a. Kelompok Pelaksana Program SIMPEG:
- Para pegawai sebagai pelaksana atau operator program SIMPEG
- Kepala Bagian Data dan Informasi Kepegawaian , sebagai pelaksana
teknis program SIMPEG di seluruh Kementerian Agama RI
b. Kelompok Pengguna Data SIMPEG:
- Para Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian, sebagai pengguna laporan
atau data SIMPEG yang akan membuat analisis/evaluasi/telaah untuk
memenuhi informasi bagi penentu kebijakan
c. Kelompok Penentu Kebijakan
- Kepala Biro Kepegawaian
- Sekretaris Jenderal, sebagai penentu kebijakan dalam pengambilan
keputusan untuk bidang administrasi kepegawaian Kementerian Agama RI
d. Pakar/ahli aplikasi SIMPEG

3.6 Lokasi Penelitian


- Lokasi penelitian adalah di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI, Jl.
Lapangan Banteng , Jakarta Pusat, Indonesia.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


54

3.7 Keterbatasan Penelitian


1. Peneliti hanya melihat pelaksanaan SIMPEG dilihat dari aspek input,
proses, dan output pada tahun 2011 saja tanpa membandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya
2. Penelitian ini hanya melihat mengenai pelaksaan SIMPEG dilihat dari
aspek input, proses, dan output saja tanpa mendalami hal-hal yang
lainnya

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


BAB 4
PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJAMEN KEPEGAWAIAN
(SIMPEG) DILIHAT DARI ASPEK INPUT, PROSES, DAN OUTPUT DI
BIRO KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN AGAMA RI

Pada bab ini, akan dijelaskan secara umum mengenai gambaran Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dan organisasi yang
mengelolanya. Selain itu, dalam bab ini juga peneliti akan memaparkan analisis
hasil penelitian berdasarkan konsep-konsep yang digunakan.

4.1 Gambaran Umum Kantor Pusat Kementerian Agama RI


4.1.1 Visi dan Misi Organisasi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010,
Kementerian Agama RI berkewajiban untuk mencapai Visi 2010-2014 sebagai
berikut:

“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas,


mandiri dan sejahtera lahir batin."

Adapun Misi dari Kementerian Agama adalah:


1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah, perguruan tinggi agama,
pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji
5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa.
(Keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2010)

4.1.2 Visi dan Misi Biro Kepegawaian-Sekretariat Jenderal Kementerian


Agama RI
Visi :
“Mewujudkan kepegawaian yang profesional”

55 Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


56

Misi :
1. Meningkatkan kualitas kinerja, kompetensi dan profesionalitas
pegawai.
2. Meningkatkan sistem informasi manajemen kepegawaian yang
berbasis web.
3. Mewujudkan pelayanan prima di bidang kepegawaian.
4. Melaksanakan urusan pengangkatan, mutasi, pemberhentian dan
pemensiun pegawai.
4.1.3 Struktur Organisasi Instansi

Bagan 4.1 Organisasi Kementerian Agama RI


Sumber: www.kemenag.go.id

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


57

Bagan 4.2 Organisasi Sekretariat Jenderal


Sumber: www.kemenag.go.id

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


58

Bagan 4.3 Organisasi Biro Kepegawaian


Sumber: www.kemenag.go.id

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


59

4.1.4 Organisasi
Secara fungsional, Sekretariat Jenderal Kementerian agama mempunyai
tugas dan fungsi :
Tugas:
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi
implementasi tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada semua unit organisasi di lingkungan Departemen Agama
Fungsi:
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi :
menetapkan Visi, Misi dan Kebijakan di bidang Administrasi;
mengkordinasikan kegiatan dan penyiapan Visi, Misi dan Kebijakan
Departemen;
penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan administrasi umum yang
meliputi perencanaan, keuangan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan,
pendayagunaan sumber daya, hukum dan kerjasama luar negeri, informasi
keagamaan dan hubungan masyarakat serta kerukunan umat beragama
untuk mendukung kelancaran implementasi tugas dan fungsi Departemen;
penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan
Kementerian kordinator, Kementerian Negara, Departemen lain, Lembaga
Pemerintah Non Departemen dan Lembaga lain yang terkait;
implementasi tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

Sedangkan secara struktural, Sekretariat Jenderal di Kementerian Agama


RI terdiri atas enam biro, yaitu Biro Perencanaan, Biro Kepegawaian, Biro
Keuangan dan BMN, Biro Organisasi dan Tata Laksana, Biro Hukum dan
Kerjasama Luar Negeri, serta Biro Umum. Biro-biro tersebut terbagi lagi menjadi
beberapa bagian dibawahnya dan bagian-bagian tersebut terbagi pula menjadi
subbagian-subbagian.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


60

Adapun tugas dan fungsi dari Biro Kepegawaian adalah:


Tugas :
Menyelenggarakan pelayanan dan pembinaan administrasi kepegawaian
berdasarkan kebijakan Sekretaris Jenderal.
Fungsi :
1. Penyiapan bahan rumusan visi, misi dan kebijakan di bidang
kepegawaian
2. Pembinaan dan pengkordinasian di bidang pengelolaan administrasi
kepegawaian Departemen Agama;
3. Perencanaan kebutuhan dan formasi, implementasi perekrutan, serta
pembinaan perundang-undangan kepegawaian;
4. Pembinaan dan pengembangan karier dan prestasi kerja pegawai;
5. Pelayanan di bidang pengangkatan, kepangkatan dan pemensiunan
pegawai;
6. Penyusunan dan penyajian data dan informasi kepegawaian serta
pelayanan tata usaha dan rumah tangga biro;
7. Implementasi tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Jenderal.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Biro Kepegawaian dibantu oleh
para Kepala Bagian.

Selanjutnya, masuk ke pembahasan mengenai Bagian Data dan Informasi


Kepegawaian yang merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap proses
pengelolaan data pegawai. Secara garis besar, Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian mempunyai tugas Melaksanakan pembinaan dan pengelolaan
dokumentasi, statistik dan informasi kepegawaian berdasarkan sasaran, program
dan kegiatan yang ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian. Rencana kegiatan
kepegawaian perlu ditunjang dengan data dan statistik pegawai. Oleh karenanya
data dan statistik sangat penting artinya bagi perencanaan, implementasi,
pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan berbagai kegiatan disegenap aspek
kepegawaian
Dalam rangka implementasi tugasnya, Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


61

1. Pengelolaan tata naskah dan data kepegawaian;


2. Pencatatan, pengolahan, penyajian data dan informasi kepegawaian

Bagian Data dan Informasi Kepegawaian terdiri dari :


a. Subbagian Pengelolaan Data Kepegawaian
b. Subbagian Sistem Informasi Kepegawaian;
c. Subbagian Tata Naskah
.
4.2 Gambaran Umum SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian Agama
RI
Tugas pokok Bagian Data dan Informasi Kepegawaian adalah
melaksanakan pengelolaan dokumentasi, statistik dan informasi kepegawaian
sebagaimana di amanatkan dalam pasal 42 Peraturan Menteri Agama RI Nomor 3
Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama.
Sebagaimana diketahui bahwa hampir semua rencana kegiatan
kepegawaian perlu ditunjang dengan data dan statistik pegawai. Oleh karenanya
data dan statistik sangat penting artinya bagi perencanaan, implementasi,
pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan berbagai kegiatan disegenap aspek
kepegawaian. Kekeliruan, ketidak akuratan dan timbulnya berbagai bias dalam
penyajian data dan statistik akan sangat berisiko bagi pengambil kebijakan dalam
kepegawaian khususnya pada saat penyusunan anggaran belanja pegawai.
Bagian Data dan Informasi Kepegawaian merupakan pusat data dalam
proses pengolahan data menggunakan aplikasi SIMPEG dan sejak tahun 2009
untuk Biro Kepegawaian menerapkan SIMPEG Webbase dengan basis data yang
tersentralisasi.
Kepada satuan organisasi/satuan kerja di lingkungan Departemen Agama
diberikan hak akses untuk mengolah data pada satuan organisasi/satuan kerja
masing-masing. Adanya data dan informasi kepegawaian yang akurat sangat
membantu penilaian pencapaian sasaran, penilaian kinerja dan sebagai rujukan
perumusan kebijakan implementasi program selanjutnya, oleh karena itu data
yang akurat, terpercaya, objektif dan konsisten sangat diperlukan. Kunci
keberhasilan ini terletak pada bagaimana metode pengumpulan data, manajemen

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


62

data, keunggulan sumberdaya pengelolaannya (kompetensi personal) dan


kelembagaan dan pengelolanya (eksistensi).
Untuk itu maka diperlukan para pengelola SIMPEG yang mempunyai
kompetensi tinggi yang menguasai ilmu, teknik maupun analisis dalam
pengelolaan data dan informasi kepegawaian. Petugas tersebut berjenjang mulai
dari tingkat kabupaten/kota, provinsi sampai di tingkat pusat, semuanya harus
mempunyai kemampuan, kualitas dan integritas dalam pengelolaan data
kepegawaian.
Latar belakang diadakannya SIMPEG itu sendiri di Kementerian Agama
menurut informan yang sama seperti di atas adalah sebagai berikut:

“Karena gini SIMPEG itu pertama adalah salah satu program otonomi
daerah karena otonomi daerah lingkup dari pekerjanya secara nasional.
Dengan nasional otomatis jumlah pegawai yang dikelola banyak total
sampai saat ini ada 230ribuan lebih, kan klo kita tidak memiliki sistem
atau hanya dengan menggunakan excel biasa itu suatu hal yang hampir
tidak mungkin, agak susah karena disni kita perlu untuk mengoleksi ata
dan juga penting untuk kecepatan dan keakuratan informasi” (hasil
wawancara dengan Bapak Yanuar, tanggal 14 Juni 2011)

4.2.1 Aplikasi-aplikasi dalam SIMPEG


Aplikasi merupakan sarana yang akan digunakan dalam pengolahan data-
data pegawai, baik di Kementerian Agama RI pusat maupun di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota,
IAIN, UIN, STAIN, dan Balai Diklat. Aplikasi dalam program SIMPEG dibangun
dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi mengenai data-data kepegawaian
pada Kementerian Agama RI.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


63

Berikut adalah tampilan aplikasi program SIMPEG pada Kementerian


Agama RI:

Login Form

Gambar 4.1 Tampilan Awal SIMPEG Kementerian Agama RI


sumber: Implementasi SIMPEG di Kementerian Agama RI

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, dapat telihat bahwa pada tampilan awal
SIMPEG terdapat tampilan Login Form dimana untuk mengoperasikan SIMPEG
diharuskan untuk memasukkan account yang dimiliki.
Setelah user memasukkan accountnya, baru muncullah tampilan menu
utama dalam program SIMPEG, seperti yang dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama


sumber: Implementasi SIMPEG di Kementerian Agama RI
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


64

Berdasarkan pada Gambar 4.2 dapat terlihat bahwa pada menu utama
dalam program SIMPEG terdapat menu seperti data pegawai, daftar laporan, dan
surat-surat. Pada menu data pegawai terdapat file identitas pegawai, CPNS, PNS,
Lokasi Kerja, jabatan terakhir, pangkat terakhir, gaji pokok terakhir, pendidikan
terakhir, pengalaman kerja sebelumnya, keterangan fisik, dan foto.
Menu dan pembacaan data pegawai sangat tergantung dengan hak akses
dari pengguna (user) SIMPEG di Kementerian Agama. Pengguna terbagi dari dua
level akses yaitu:
1. Administrator : hak akses tertinggi pada sistem, dapat melakukan insert, edit,
delete data dan dapat membuka seluruh data pegawai di seluruh satuan kerja.
Administrator meliputi analis pegawai yang berada di kantor pusat
Kementerian Agama tepatnya di Bagian Data dan Informasi Manajemen
Kepegawaian, Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI.
2. Sub admin : dapat melakukan insert, edit, delete data pada satuan kerja
tempatnya bekerja beserta satuan kerja dibawahnya. Sub admin meliputi
analisis pegawai yang berada di kantor wilayah (kanwil) Kementerian Agama
RI.
Tampilan pada menu utama yang berisi data pegawai dapat terlihat
dibawah ini:

Gambar 4.3 Kartu Induk Pegawai


Sumber: Implementasi SIMPEG Kementerian Agama RI

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


65

Berdasarkan pada Gambar 4.3 di atas file-file pada data induk merupakan
hasil dari pengolahan data-data pokok pegawai yang dientry oleh pengelola
SIMPEG atau analis pegawai berdasarkan sumber data yang diperoleh (Surat
Keputusan, surat keterangan lain) yang merupakan database bagi instansi.
Kemudian adalah contoh tampilan dalam menu data pegawai lainnya, yaitu

Gambar 4.4 Data Pegawai – Mutasi Pegawai


Sumber: Implementasi SIMPEG Kementerian Agama RI

B
Gambar 4.5 Riwayat Pegawai
Sumber: Implementasi SIMPEG Kementerian Agama RI

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


66

Berdasarkan pada Gambar 4.5 di atas, dapat terlihat bahwa di dalam menu
data riwayat keluarga, pendidikan, dan riwayat pegawai. User dapat melihat
secara terperinci data riwayat pegawai sesuai dengan yang diinginkannya. Data-
data tersebut merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh pegawai yang
bersangkutan berdasarkan sumber data yang ada.
Data yang dihasilkan oleh program SIMPEG biasanya berbentuk daftar
laporan yang berisi tentang daftar pegawai-pegawai pada Kementerian Agama RI.
Data-data tersebut terdapat pada menu daftar laporan yg terdapat pada tampilam
gambar di bawah ini:
Tampilan Daftar Laporan

Gambar 4.6 Laporan – Inventarisasi Pegawai


Sumber : Implementasi SIMPEG Kementerian Agama RI

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


67

Gambar 4.7 Tampilan Laporan SIMPEG


Sumber: Implementasi SIMPEG Kementerian Agama RI

Daftar laporan merupakan hasil yang diperoleh dari pengolahan data-data


pegawai melalui SIMPEG. Berdasarkan gambar 4.7 di atas, daftar laporan
merupakan daftar yang memuat semua data-data yang dimiliki oleh pegawai yang
bekerja di Kementerian Agama RI. Daftar laporan biasanya digunakan oleh
pimpinan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. Data-data berbentuk
laporan tersebut akan berguna dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan
karena data-data tersebut memuat hal-hal yang terkait dengan pegawai
Kementerian Agama RI.

4.3 Fungsi Utama Penerapan SIMPEG di Kementerian Agama RI


Salah satu tujuan pengembangan SIMPEG di Kementerian Agama
diharapkan dapat mencapai keakuratan data kepegawaian dan pekerjaan yang
lebih efisien dapat tercapai. Secara operasional sistem ini berjalan secara bersama-
sama dengan SIMPEG client server yang hanya diinstal pada kantor pusat
(Panduan Penggunaan Aplikasi Simpeg Kementerian Agama RI, 2008) Adapun
modul-modulnya ada sedikit perbedaan terutama yang berkaitan dengan data
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


68

master, yang hanya ditampilkan untuk pengguna di pusat. Ini ditujukan agar tidak
terjadi duplikasi data master pada database. Untuk modul dan laporan yang
berhubungan langsung dengan pegawai dapat diakses oleh semua pengguna baik
di pusat atau daerah. Seiring dengan waktu, modul dan laporan yang ada masih
akan terus berkembang sehingga akan ada penambahan maupun perubahan secara
bertahap pada sistem. Sebelum diterapkannya SIMPEG di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI, data-data pegawai tersusun dengan tidak baik. Hal
tersebut dikarenakan data-data pegawai masih disusun dengan “manual” yang
berakibat kurang efisiennya waktu dalam pencapaian data-data pegawai yang
diinginkan, memakan biaya yang banyak, dan banyak data-data yang hilang
(Musyawir, 2010).
Oleh karena itu dengan dibangunnya SIMPEG memiliki fungsi dan
manfaat agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja pemerintahan
yang pada akhirnya dapat mendukung pengambilan keputusan pimpinan. Seperti
yang dipaparkan oleh Bapak Dana I. Sensuse, akademisi bidang e-Government
sebagai berikut:

“jadi pemerintahan selama ini tidak efisien artinya pekerjaan-pekerjaan


di pemerintahan dikerjakan secara manual maka itu efisiensinya sangat
rendah, nah dari situ karena menggunakan sistem informasi ini salah
satunya SIMPEG diharapkan mereka dapat meningkatkan efisiensi,
tujuannya adalah efisiensi artinya yang tdnya pekerjaan dilakukan secara
manual, sekarang digunakan menggunakan dgital, jadi lebih cepat lagi,
yang tadinya menulis skrg ga ush pake di scan jd langsung yg tadinya
diketik sekarang tinggal tek keluar laporanngaya. Jadi yang pertama itu
untuk meningkatkan efisiensi, nah yang kedua itu efektifitas agar supaya
efektif pencapaian sasaran itu. Selama ini tidak efektif mungkin karena
kualitas datanya jelek di pemerintahan itu dinas satu dengan dinas yang
lain kualitas datanya sangat rendah dan bagaimana seorang pimpinan
bisa mengambil keputusan kalo data di masing-masing itu jelek. Nah perlu
diperbaiki dengan menggunakan sistem informasi itu sehingga kualitasnya
menjadi baik maka seorang pimpinan bisa mengambil keputusan dengan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


69

baik pula.” (hasil wawancara dengan Bapak Dana I. Sansuse, tanggal 10


November 2011)

4.4 Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian


(SIMPEG) dilihat dari Aspek Input, Proses, Dan Output Di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI
Pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI
merupakan suatu sarana untuk mengolah data kepegawaian di lingkungan
Kementerian Agama RI. SIMPEG itu sendiri erat kaitannya dengan implementasi
e-Government yang dicanangkan pemerintah dalam rangka memperbaiki kinerja
organisasi. Oleh karena itu, implementasi SIMPEG tersebut merupakan suatu
bentuk pengaplikasian dari implementasi e-Government. Dalam proses
implementasi SIMPEG, komponen-komponen implementasinya sama dengan
komponen dalam menjalankan sistem informasi, yaitu terdiri dari hardwae,
software, brainware, netware, dan database. Pelaksanaan SIMPEG merupakan
suatu contoh dari proses pemanfaatan teknologi informasi yang akan membantu
dalam pengolahan data-data kepegawaian. Jadi, pelaksanaan SIMPEG di Biro
Kepegawaian Kementerian Agama RI bertujuan dalam melakukan proses
penyederhanaan akses informasi kepegawaian dan telah memanfaatkan kemajuan
dalam bidang teknologi.
Secara umum pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI bertujuan untuk mencari data-data pegawai dalam hubungannya
dengan pengambilan keputusan, seperti yang dikemukakan oleh pakar/ahli
SIMPEG di Kementerian Agama RI sebagai berikut:

“SIMPEG itukan kepanjangan dari Sistem Informasi Manajemen


Kepegawaian yang intinya adalah bagaimana memenej data. Dimana
data itu terkoleksi dalam satu tempat dapat di akses, dapat dikeluarkan
dalam bentuk informasi, seperti itu. Nahh dari informasi itulah sebagai
kebijakan untuk mengambil keputusan” (hasil wawancara dengan Bapak
Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


70

Berdasarkan temuan di lapangan selama penelitian, ada beberapa hal yang


menjadi penentu apakah dalam pelaksanaan SIMPEG pada Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI sudah baik atau belum yang peneliti uraikan berdasarkan
dimensi input, proses dan output sebagai berikut:

4.4.1 Input
Menurut Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala (2005:534) dalam
bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan” menyebutkan
bahwa ada tiga komponen fungsional utama dalam setiap Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). Komponen yang paling utama adalah
masukan (input), yaitu memasukkan informasi pegawai ke dalam SIMPEG.
Masukan-masukan dari SIMPEG serupa dengan sistem manual. Informasi
pegawai, kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur SDM, dan informasi yang
berkaitan dengan kepegawaian lainnya harus dimasukkan dari dokumen-dokumen
ke dalam sistem informasi manajemen kepegawaian. Selain itu masukan/input
juga didukung oleh faktor lain, diantaranya adalah kualitas SDM pelaksana atau
pengelola SIMPEG, anggaran pelaksanaan SIMPEG, fasilitas pendukung, dan
SOP/Pedoman pelaksanaan SIMPEG.

4.4.1.1 Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)


Organisasi adalah sebuah entitas sosial yang berorientasi pada tujuan
dengan suatu sistem kegiatan yang terstruktur dan mempunyai batas-batas yang
bisa teridentifikasi. Suatu organisasi harus memiliki SDM yang handal agar
mampu mencapai tujuan organisasi dengan efisien dan efektif sehingga kualitas
SDM dalam organisasi perlu diperhatikan. Kualitas SDM suatu organisasi dapat
dilihat dari pengembangan pegawai yang dilakukan seperti pendidikan dan
pelatihan, dan perencanaan SDM.
Pegawai merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang selalu ada dalam
suatu kegiatan organisasi. SIMPEG merupakan Sistem Informasi yang dalam
pelaksanaanya memerlukan dukungan tenaga yang memadai, baik dalam
keterampilannya di bidang komputer maupun di bidang kepegawaian.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


71

Apabila dilihat dari indikator kualitas SDM, tenaga pelaksana SIMPEG di


Bagian Data dan Informasi Kepegawaian Biro Kepegawaian Kementerian Agama
latar belakang pendidikan pegawai dinilai cukup memenuhi syarat untuk dijadikan
sebatas operator SIMPEG. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan dari informan
dalam penelitian ini, berikut kutipan penjelasannya:

“Kalau saya liat kompetensi di sini beragam yaa ada yg berstrata ada
yang tingkat programer tapi rata-rata di sini itu lulusan SMA dan DIII
komputer. Kebetulan ada yang baru masuk itu programmer ya itu kalau
untuk mengatasi masalah SIMPEG itu mereka bisa mengatasi tapi kalau
kawan-kawan yang lain mereka itu sifatnya hanya dia sebagai operator,
nah operator itukan bisa oleh semua minimal SMA, karena perintah-
perintahnya sangat mudah dan menggunakan bahasa indonesia.” (hasil
wawancara dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan salah seorang informan yang


mengatakan bahwa:

“Rata-rata operator di sini sudah cukup memliki keterampilan yang baik


dalam menggunakan aplikasi SIMPEG, karena menu-menu yang ada di
SIMPEG itu sendiri mudah dipahami dan dimengerti.Tapi kalau untuk
programernya saya rasa masih kurang jadi sepertinya perlu ditambah
jumlah untuk programmernya” (hasil wawancara dengan Bapak
Mahyudin, tanggal 27 Mei 2011)

Berdasarkan pada pernyataan di atas maka dapat diketahui bahwa tenaga


pengelola SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian Agama pada umumnya
adalah lulusan SMA dan DIII Komputer. Kebanyakan dari pegawai hanya
menjalankan tugas sebatas operator SIMPEG. Jumlah operator SIMPEG yang
kemudian disebut dengan analis kepegawaian di kantor pusat Kementerian Agama
RI sebanyak 45 orang dan programmar atau kemudian disebut dengan pranata

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


72

komputer hanya terdapat satu orang. Berikut data statistik pegawai berdasarkan
jabatan tingkat nasional:

Tabel 4.1
Data Statistik Pegawai Berdasarkan Jabatan Analis Kepegawaian dan
Pranata Komputer Tingkat Nasional

No Satuan Kerja Analis Kepegawaian Pranata Komputer

1 Dep. Agama Pusat 45 1

2 Kanwil Provinsi 291 121

3 IAIN 7 1

4 STAIN 6 12

5 STAKN 0 3

6 STAHN 0 0

7 STABN 0 0

8 Balai Litbang 0 0

9 Balai Diklat 2 20
Keagamaan
10 UIN 232 0

Grand Total 583 158

Sumber: Buku Profile Statistik Pegawai Departemen Agama Tahun 2010

Pada umumnya pegawai telah mendapatkan pelatihan pengetahuan dan


keterampilan teknis pelaksanaan program SIMPEG baik pelatihan secara langsung
di tempat kerja maupun pelatihan dan pendidikan yang dilakukan secara nasional.
Sumber daya manusia dalam sebuah organisasi perlu dikembangkan
mengingat bahwa SDM merupakan faktor utama penentu keberhasilan suatu
organisasi. Pengembangan SDM dapat dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan adalah presentasi dari konsep-konsep dan informasi kepada
seseorang dengan tujuan untuk menanamkan knowledge sedangkan training
Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


73

adalah latihan secara interaktif dimana tujuannya adalah untuk mengembangkan


skills dan kompetensi dalam bidang tenaga kerja. Metode pendidikan dan latihan
(diklat) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu on the job training, on site training, dan
off the job training. Untuk mengembangkan SDM pengelola SIMPEG ada diklat-
diklat yang diikuti. Penyelenggara diklat-diklat ini adalah unit pembina yaitu
Sekretariat Jenderal Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI. Diklat yang
diselenggarakan antara lain meliputi diklat khusus untuk pelaksana di kantor pusat
dan diklat yang diadakan di luar kota yang pesertanya adalah baik pelaksana di
pusat maupun di kantor wilayah (kanwil) Kementeria Agama RI secara nasional.
Pendidikan dan pelatihan yang pernah diadakan yaitu pada saat awal
dibangunnya SIMPEG, bila terjadi perubahan pada sistem dan ketika terjadi rotasi
pekerjaan pegawai. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan bagi pelaksana
SIMPEG sudah cukup baik, seperti yang dikemukakan oleh seorang informan
sebagai berikut:

“Pelatihan pernah dilakukan, tapi pelatihan langsung yang terkait dengan


SIMPEG itu kita melakukannya dengan cara DDTK (Diklat di Tempat
Tugas), jadi gini.. teman-teman disini mengalami rotasikan jadi praktis
yang masuk ke sini kan ada sekitar 10 orang itu belum kenal dengan
SIMPEG dan itu diadakan DDTK pasang layar di sini sekalian praktek
nah itu sangat membantu sekali” (hasil wawancara dengan Ibu
Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Informasi tersebut diperkuat oleh informan lainnya dalam penelitian ini.


Berikut kutipan penjelasannya:

“Kalau untuk pelatihan di sini dilakukan setiap ada rotasi pegawai dan
pekerjaan itu namanya Diklat di Tempat Tugas (DDTK), tapi kalau untuk
pelatihan yang sifatnya nasional pernah diadakan beberapa kali yang
baru-baru saja dilakukan di Gunung Pancar akhir bulan Mei kemarin”
(hasil wawancara dengan Bapak Mahyudin, tanggal 27 Mei 2011)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


74

Berdasarkan pernyataan di atas, maka Kementerian Agama RI dalam


mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi pelaksana SIMPEG sudah cukup baik.
Diklat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Pusat ini termasuk dalam
off the job training dan on the job trainig karena penyelenggaraan diklat ini
dilakukan di luar waktu kerja dan juga pada waktu kerja atau Diklat di Tempat
Kerja (DDTK). Diklat di tempat kerja dilaksanakan setiap ada perubahan pada
sistem atau penambahan modul pada SIMPEG. DDTK dilakukan langsung saat
waktu kerja dan di tempat kerja, penyelenggaranya adalah penanggung jawab
pelaksanaan SIMPEG Kemenag yaitu Kepala Bagian Data dan Informasi
Manajemen Kepegawaian yang turun langsung untuk mendiklat peserta atau
pegawainya. Hal tersebut dinilai efektif karena dengan DDTK, pegawai sebagai
pelaksana SIMPEG dapat secara langsung memahami dan mengerti materi pada
diklat tersebut karena dapat secara langsung mengoperasikannya.

4.4.1.2 Anggaran Pelaksanaan SIMPEG


Anggaran yang memadai dan terkoordinasi harus tersedia agar
penyelenggaraan kegiatan yang direncanakan dapat berjalan lancar. Anggaran
merupakan rencana untuk berbagai macam dan tingkat kegiatan yang dinyatakan
dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Dalam proses
manajemen anggaran merupakan sebuah instrumen penting karena memiliki
fungsi perencanaan sehingga mampu memprediksikan kebutuhan untuk
penyelengaraan kegiatan.
Anggaran yang dialokasikan atau diterima untuk pelaksanaan SIMPEG di
Biro Kepegawaian Kementerian Agama pada pengajuan anggaran di tahun
sebelumnya. Anggaran yang didapat digunakan untuk operasional program
SIMPEG, antara lain untuk pengadaan perlengkapan, komputer, alat tulis, biaya
pemeliharaan dan pengembangan software serta honor tenaga pengelola.
Anggaran untuk pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Kemenag RI
didapat dari anggaran pelaksanaan program Kemenag dalam DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran). Daftar isian pelaksanaan anggaran merupakan dokumen
pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri Agama serta disahkan oleh
Direktur Jenderal Keuangan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


75

dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan


pencairan dana atas beban APBN. Pada DIPA terdapat dua dokumen yang
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu dokumen
pelaksanaan anggaran yang disusun Kementerian Agama Pusat dan dokumen
surat pengesahan DIPA yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Keuangan
atas nama menteri keuangan selaku bendahara umum negara.
DIPA Kementerian Agama, meliputi belanja pegawai, belanja barang,
belanja modal, belanja bantuan sosial dan belanja lain-lain termasuk di dalamnya
sudah disusun anggaran untuk kebutuhan Pelaksanaan SIMPEG. Di Kementerian
Agama satu DIPA dapat meliputi beberapa satker pada masing-masing
provinsi/Kantor Wilayah. DIPA untuk pelaksanaan SIMPEG sendiri mulanya dari
bagian Data dan Informasi Manajemen Kepegawaian, Biro Kepegawaian
Kementerian Agama yang kemudiah akan disetujui oleh kepala Biro Keuangan.
Dalam mengisi daftar yang akan dimasukan dalam DIPA, direncanakan terlebih
dahulu tentang kebutuhan apa saja dalam pelaksanaan SIMPEG yang dijabarkan
dalam progam kerja. Setelah itu baru disusun anggaran yang dibutuhkan untuk
membiayai kebutuhan yang diperlukan. Jadi kebutuhan-kebutuhan dalam
pelaksanaan SIMPEG Biro Kepegawaian tercantum dalam DIPA sehingga
kegiatan pelaksanaan SIMPEG didasarkan pada program kerja dan sesuai dengan
yang tercantum dalam DIPA. Untuk merencanakan anggaran dan memperoleh
anggaran tersebut sudah sesuai dengan harapan dan realisasinya. Sebagaimana
dikemukakan oleh Ibu Sulistyowati berikut ini:

“Anggaran pelaksanaan SIMPEG di dapat dari DIPA (Daftar Isian


Penggunaan Anggaran). Cara memperolehnya mudah, jadi gini DIPA itu
kan taun berjalan misal kita usulkan kaya sekarang misal untuk tahun
2012, kita sudah merancang usulan apa saja yang membutuhkan dana
untuk SIMPEG nanti turunnya dari Bagian Keuangan, dan juga ada
daftar kapan mau melakukannya gitu jadi semua terjadual.” (hasil
wawancara dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


76

Anggaran yang akan direncanakan dan dibutuhkan untuk tahun berikutnya


berdasarkan pada kebutuhan anggaran pada tahun ini. Anggaran juga dapat
direncanakan tergantung pekerjaan yang akan dilakukan. Dengan perencanaan
anggaran yang dibuat dapat mengukur pencapaian kinerja dalam pelaksanaan
SIMPEG. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan seorang informan sebagai
berikut:

“Dana itu didapat dari kita mengajukan anggaran ke bagian keuangan,


lalu dibuat dan dimasukkan ke DIPA. Ya kita harus liat tergantung
pekerjaan saat ini, gtuu.. atau juga bisa melihat dari apa aja sih
pekerjaannya yang akan dicapai, kita bisa saja membuat grand design
untuk 5 tahun ke depan jadi selama per tahun apa saja yang kita inginkan
dan dicantumkan berapa besarnya biaya yang dibutuhkan.. jadi
pencapaian kinerjanya kelihatan” (hasil wawancara dengan Bapak
Mahyudin, tanggal 27 Mei 2011)

Dilihat dari indikator anggaran menurut para informan anggaran atau dana
dalam pendukung pelaksanaan SIMPEG di Kantor pusat Kementerian Agama RI
sudah baik dalam hal memperoleh dana dan jumlah dana yang diberikan juga
sudah dapat mendukung program SIMPEG misalnya seperti pengadaan kegiatan
pelatihan dan pendidikan, evaluasi, pengembangan sistem, pengadaan peralatan,
dan sebagainya.

4.4.1.3 Fasilitas pendukung


Indikator selanjutnya yaitu fasilitas pendukung yang digunakan dan
dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program SIMPEG seperti misalnya
komputer, alat tulis, printer, fax, dan sebagainya.
Fasilitas merupakan sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan dan tugas
seseorang atau dapat dikatan sebagai faktor penting dalam penunjang suatu
pekerjaan. Fasilitas pendukung tentunya harus memiliki kualitas yang baik dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Fasilitas yang tidak
memiliki jumlah dan kualitas yang baik tidak akan dirasaka manfaatnya sebagai

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


77

penunjang pekerjaan melainkan sebaliknya akan menjadi penghambat suatu


pekerjaan.
Dalam pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian Agama,
fasilitas pendukung dalam menunjang SIMPEG dikatakan masih belum baik
dilihat dari jumlah dan kondisinya.
Melalui hasil pengamatan peneliti selama sebulan melakukan magang di
Bagian Data dan Informasi Kementerian Agama terlihat bahwa kondisi komputer
atau PC untuk pelaksana SIMPEG masih banyak PC yang kondisinya kurang
baik, seperti misalnya lemot, masalah pada keyboard yang sudah banyak yang
rusak, jumlah printer yang sangat kurang, karena hanya terdapat satu printer untuk
40 buah PC. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan seorang informan
sebagai berikut:

“Kalau komputer yang ada itu ya sebagian bagus jalannya cepat tapi
kebanyakan yang kurang bagus yaa suka lemot gitu lambat jalannya.
Kalau printer itu jumlahnya kurang, karena yang tersedia di sini hanya
satu printer, maka sering menhambat dalam menghasilkan laporan dari
SIMPEG” (hasil wawancara dengan Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)

Namun untuk mengatasi masalah di atas sejumlah rencana untuk


peremajaan fasilitas yang dibutuhkan sebagai penunjang pelaksanaan program
SIMPEG telah di rencanakan dalam waktu dekat. Seperti pernyataan dari
penanggung jawab pelaksanaan SIMPEG Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian sebgai berikut:

“Kalau sarana kita bertahap, karena disni kita sudah ingin mengadakan
peremajaan untuk PC yang sudah out off date karena sudah banyak yg
rusak dan juga sudah lambat ini. Jadi sekarang kita punya dana 2M
sekian itu akan mengadakan sebanyak 70 PC dengan laptopnya juga dan
juga perangkat dan peralatan lainnya, jadi ini mungkin semua akan
diganti pada tahun ini juga, dan masih dalam proses” (hasil wawancara
dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


78

Untuk selanjutnya terkait masalah jaringan internet. Dalam pelaksanaan


SIMPEG berbasis web, hal utama yang sangat perlu diperhatikan adalah terkait
masalah jaringan internet. Hal tersebut dapat menentukan cepat atau lambatnya
proses pengelolaan data di SIMPEG.
Di kantor pusat Kementerian Agama sendiri, terkait masalah jaringan
internet dikatakan sudah cukup baik karena sudah didukung di bagian lain. Maka
setiap masalah yang terkait dengan sistem jaringan internet (netware) sudah ada
bagian yang mengatasinya. Bagian tersebut yaitu Pusat Informasi dan Kehumasan
(PINMAS). Bila terjadi gangguan pada jaringan internet yang mengatasi langsung
adalah bagian PINMAS. Hal tersebut dikatakan oleh seorang informan berikut:

“Fasilitas untuk sementara ini sih untuk kantor pusat sudah cukup ya,
karena segala penunjang itu dibutuhkan oleh di bagian lainlah seperti
masalah jaringan didukung oleh PINMAS, terus server juga kita punya
dana untuk pengadaan server trus untuk pembangunan aplikasi juga ada.
Tapi yang adgak masalah adalah ketika berhubungan dengan daerah
yaitu daerah itukan kita ga selamanya kualitasnya sama secara
infrastruktur, ada yang koneksinya cepet ada juga yang lambat, ada yang
mati lampunya seminggu dua kali seperti itu. Maka itu dikarenakan oleh
itu kita coba istilahnya kita coba mendekati lebih dalam ke mereka solusi
apa yang kita tawarkan ke mereka. Tapi di sini adalah kita membutuhkan
solusi dari mereka juga karena mereka sebagai pengguna disana.
Biasanya ada rutin diadakan sosialisasi ketika ada pengembangan sistem
yang baru kita selalu sosialisasi, setelah sosialisasi berapa lama kita ada
evaluasi untuk mengukur seefektif mana sistem itu digunakan” (hasil
wawancara dengan Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)

Dari hasil pengamatan peneliti diketahui bahwa jumlah komputer di


Bagian Data dan Informasi sebagai pelaksana program SIMPEG di kantor pusat
kementerian agama RI sejumlah operator yang ada yaitu 40 unit dengan kondisi
yang beragam. Namun rata-rata kondisi dari komputer yang tersedia masih kurang

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


79

baik, misalnya lambat dalam beroperasi, kondisi keyboardnya yang sudah buruk,
dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jumlah printer hanya tersedia satu printer
saja, jadi semua terhubung dalam satu printer tersebut. Sedangkan sarana lain
seperti alat tulis, kertas, rak khusus penyimpan berkas atau laporan data sudah
cukup memadai. Terkait masalah jaringan internet di kantor pusat sendiri sudah
cukup baik karena sudah ada bagian lain yang mendukung bagi setiap perbaikan
dan masalah-masalah yang terjadi pada jaringan. Namun masalah yang sering
muncul adalah ketika berhubungan dengan SIMPEG di daerah. Jaringan internet
di daerah masih sangat buruk maka sering menghambat kerja di kantor pusat
karena data yang dibutuhkan dari daerah sering terjadi keterlambatan.

4.4.1.4 Data dasar


Indikator selanjutnya adalah data dasar/data awal dalam proses input data
di aplikasi SIMPEG. Indikator ini menilai seberapa baik kelengkapan, dan
ketepatan waktu pelaksana SIMPEG dalam memperoleh data awal.
Pada dasarnya proses input pengumpulan data awal atau data dasar
SIMPEG adalah tahap yang paling dasar dalam pengumpulan informasi yang
berhubungan dengan sistem kepegawaian. Dalam proses ini dilakukan
pengumpulan informasi yang berhubungan dengan kelengkapan atau pelengkap
dari proses administrasi umum yang berhubungan dengan seorang personel.
Data merupakan sumber informasi bagi kepentingan manajemen, sebab
data dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengetahuan, perkiraan,
pertimbangan, dan keputusan. Terutama dalam pengambilan keputusan yang
banyak dilakukan oleh para manajer harus didukung oleh data yang mempunyai
kualitas yang baik, objektif, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Gasperz (1998) mengemukakan bahwa data yang baik dan berkualitas
mempunyai beberapa sifat sebagai berikut:
1. Dapat dipercaya kebenarannya (reliable), misalnya metode pengumpulan
data harus baik dan mengggunakan metode ilmiah, sedangkan
pengelolaannya harus dengan ketelitian yang tinggi jika perlu
dipergunakan komputer.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


80

2. Tepat waktunya (up to date), misalnya tidak ketinggalan jauh, sebab


kejadian-kejadian itu cepat sekali mengalami perubahan dengan
perkembangan waktu dan teknologi.
3. Harus dapat menggambarkan keseluruhan persoalan (comprehensive),
misalnya persoalan tidak dapat dilihat secara parsial atau sepotong-
sepotong.

Menurut informasi pelaksana program SIMPEG di kantor pusat


Kementerian Agama RI, ketersediaan data tergantung pengiriman data dari unit-
unit utama, yang pada umumnya tidak lengkap dan pengirimannya sangat lama,
seperti yang disampaikan informan sebagai berikut:

“Cara mendapatkan data gini, kan SK itu ada banyak, ada yg diproduk di
pusat ada yang di daerah, jadi kalau produk pusat itu khusus unit eselon I
diberi kewenangan dari golongan 2 sampe ke gol 3/c di unit eselon I
masing-masing dan di daerah. Ketika sudah 3/d kesini itu kewenangan
pusat. Jadi kendalanya adalah ketika itu produk daerah tembusannya
tidak diberikan ke kami ke pusat dan di sana tidak di up date itulah
datanya jadi selalu tidak ter up date karena kita tidak punya dasarnya ga
punya dokumen jadi mau up date apa dan untuk memperoleh data itu
dibutuhkan waktu yang sangat lama” (hasil wawancara dengan Ibu
Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Data awal dari input data dalam program SIMPEG di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI didapat dari data yang bersifat statis dan data dinamik.
Data statis adalah data yang jarang berubah yaitu data riwayat hidup pegawai
yang terdiri dari Nama, NIP, Tempat Tanggal Lahir, Agama, TMT pertama
masuk, jenis kelamin dan sebagainya. Data dinamik berupa SK-SK yaitu SK
kenaikan pangkat, SK. mutasi, riwayat pendidikan dan pelatihan dan sebagainya.
Data yang bersifat dinamik memiliki kendala dan masalah yang lebih banyak dari
perolehan data statis karena masih kurangnya koordinasi yang baik antara pusat
dan daerah.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


81

Data dinamik merupakan data yang sifatnya berubah dan akan selalu
terjadi up date data setiap kali ada perubahan data yang terjadi. Kurang
terciptanya koordinasi yang baik antara pusat dan daerah akan mengakibatkan
ketidak up date-an data sehingga data yang seharusnya sudah dirubah atau di up
date mengalami keterlambatan, sehingga data tersebut tidak akan dapat
menghasilkan informasi yang tepat dan up to date karena data dinamik pada
SIMPEG itu cepat sekali mengalami perubahan seiring dengan perubahan
organisasi yang terjadi.

4.4.1.5 SOP/Pedoman
Standard Operating Procedure (SOP) merupakan suatu rangkaian
instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan atau proses rutin yang
terdapat pada suatu perusahaan. Pengembangan dan penerapan dari SOP
merupakan bagian penting dari keberhasilan sistem kualitas dimana SOP
menyediakan informasi untuk setiap individu dalam perusahaan untuk
menjalankan suatu pekerjaan, dan memberikan konsistensi pada kualitas dan
integritas dari suatu produk atau hasil akhir. Pada intinya, dengan melakukan
penerapan SOP maka perusahaan dapat memastikan suatu operasi berjalan sesuai
dengan prosedur yang ada (Stup, 2001).
SOP/pedoman pada pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI mudah mudah dipahami dan mudah untuk dilaksanakan,
seperti yang dikemukakan oleh seorang informan sebagai berikut:

“SOP, ada ada.. SOPnya Cuma dulu masih pake PMA yang lama kan
begitu strukturnya dirubah SOP harus ganti juga tapi kalau untuk
penggunaan aplikasi kita udah ada, namanya JUKNIS, petunjuk teknis
dan sangat mudah dipahami oleh pelaksana SIMPEG” (hasil wawancara
dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan salah seorang informan lainnya


yang mengatakan bahwa:

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


82

“Juknisnya mudah dipahami dan kita taruh juga di portal ropeg ,jadi kita
bisa ngedownload dan kemudian diprint” (hasil wawancara dengan Bapak
Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)

Dari hasil telaah dokumen diketahui bahwa ada dua jenis SOP/pedoman
dari pelaksanaan SIMPEG yang pertama SOP/pedoman yang berisi tentang
kegiatan program SIMPEG, mulai dari kebijaksanaan, prosedur, langkah kerja
yang harus dilakukan dalam melakukan kegiatan SIMPEG, baik di pusat maupun
di daerah. SOP/pedoman kedua yaitu semacam petunjuk teknis penggunaan
aplikasi SIMPEG, petunjuk teknis tersebut tersebut memuat tentang petunjuk
pengoperasian program aplikasi SIMPEG dan juknis tersebut tersedia juga di
portal biro kepegawaian Kementerian Agama RI (www.ropeg.kemenag.go.id),
jadi bagi siapa saja yang memerlukannya bisa mendownload di portal tersebut.
Dilihat dari susunannya sudah cukup baik dan dah dipahami karena sangat jelas
petunjuk-petunjuk yang diberikan.
Namun seiring dengan banyaknya perubahan kebijakan termasuk jabatan
fungsional yang bertambah jenisnya, sehingga SOP/pedoman harus terus
diperbaharui dan harus disertai dengan pengembangan software aplikasi SIMPEG.
Seperti yang dikemukakan oleh salah seorang informan sebagai pengguna data
SIMPEG yaitu sebagai berikut:

“kalau menurut saya, saya melihatnya karena bagian assesmen dan


pengembangan kepegawaian inikan baru terbentuk sedangkan aplikasi
SIMPEG itu sendiri sudah ada, artinya aplikasinya harus disesuaikan
semestinya karena sekarang ini belum ada penunjangnya untuk bagian
assesment ini.. gitu.. karena aplikasinya sudah ada duluan tapi bagian
assesmentnya baru muncul. Kan artinya aplikasinya harus disesuaikan”
(hasil wawancara dengan Bapak Teguh Sarwono, tanggal 09 Juni 2011)

4.4.2 Proses
Proses dalam suatu sistem merupakan transformasi masukan menjadi
keluaran. Proses tersebut dalam Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


83

(SIMPEG) yaitu bagaimana melakukan pemeliharaan terhadap data yang ada di


SIMPEG dan juga melakukan kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan SIMPEG,
baik dari sistem maupun dari SDM pelaksana. Proses ini menentukan
keberhasilan output dari SIMPEG, karena melalui proses tersebut maka dapat
dipastikan apakah hasil dari pelaksanaan atau pengolahan data di SIMPEG
menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh penentu kebijakan dalam rangka
pengambilan keputusan di bidang kepegawaian.

4.4.2.1 Pemeliharaan Data


Menurut T. Hani Handoko (2001:238) fungsi pemeliharaan data yaitu
setelah data diproses oleh fungsi masukan kemudian fungsi pemeliharaan
mengelola kualitas data yang disimpan. Fungsi ini memperbarui, menambah data
baru dan menghilangkan data yang sudah tidak diperlukan pada database.
Pemeliharaan data pada Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
adalah kegiatan perekaman hasil pengisian formulir data kepegawaian sebagai
data awal/ data dasar dari SIMPEG, pemutakhiran data kepegawaian yang telah
ada dilakukan apabila ada perubahan data sebelumnya, misalnya adanya kenaikan
jabatan/ pangkat maka data perlu dimutakhirkan agar data menjadi up to date.
Selain itu dalam pemeliharaan data juga perlu dilakukan kegiatan analisis hasil
pengolahan data SIMPEG. Pengolahan atau analisis data merupakan langkah yang
sangat penting dalam proses ini. Karena data hanya merupakan bahan mentah
yang tidak mempunyai nilai intrinsik sebelum ditangani dan ditempatkan dalam
hubungannya yang berarti kemudian diolah menjadi informasi yang siap pakai
dan berguna bagi orang lain sebagai si penerima atau pengguna informasi. Seperti
diketahui, pengolahan atau analisis data adalah manipulasi atau transformasi
simbol-simbol seperti angka dan abjad untuk tujuan meningkatkan kegunaanya.
Kegiatanya terdiri dari: Pengklarifikasian, Penyortiaran, Penghitungan
Pengikhtisaran. Tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam analisis
data, diantaranya adalah: Pertama: informasi harus memiliki ciri-ciri kelengkapan,
keandalan, keakurasian dan dapat dipercaya. Kedua: para analis data harus
mengetahui siapa yang akan menjadi pengguna dan untuk apa informasi itu
digunakan. Ketiga: ada informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak tertentu dalam

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


84

organisasi sebagai bahan yang karena pertimbangan tertentu masih memerlukan


pengolahan atau analisis lebih lanjut.
Perekaman hasil pengisian formulir data kepegawaian menjelaskan
mengenai proses input/memasukkan data di aplikasi SIMPEG. Dokumen-
dokumen yang diperlukan untuk dimasukkan ke SIMPEG sebelumnya harus
dikirim terlebih dahulu ke bagian data dan informasi kepegawaian biro
kepegawaian sebagai pelaksana program SIMPEG. Pada umumnya proses
pemasukan data tergantung dengan ketersediaan dokumen yang perlu diinput ke
aplikasi SIMPEG dan juga tergantung pada data yang masuk agar dapat
menghasilkan data yang tepat dan akurat. Masalah yang terjadi dalam proses entry
data yaitu terkait masalah lamanya pengiriman dokumen yang perlu dientry ke
SIMPEG. Namun bila dilihat dari cara dalam proses entrynya sudah cukup
mudah. Seperti yang diutarakan oleh seorang informan berikut:

“Proses input data atau entry data tergolong mudah, pertamakan dia
punya user id atau nama pengguna terus ada paswordnya kemudian
tinggal log in tampilan awal itu ada menunya kan nah menu utamanya itu
ada inputanya ada 5, keterangan perorangamn, terus riwayat kabatan,
pangkat, keluarga, alamat. Kemudian bila ada dokumen apa yg kita
peroleh seperti SK kenaikan pangkat kemudian kita up date lagi datanya
tapi selama dokumen ada yaa, karena masalah yang ada yaitu lamanya
pengiriman dokumen ke kita, jadi ya itu dia penghambatnya” (hasil
wawancara dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan salah seorang informan yang


mengatakan bahwa:

“oke, proses entry data sebenarnya simpel ya. Inikan berhubungan


dengan data pegawai, data pegawai itukan ada data statis dan dinamik
data statisnya data tetap kalau dinamik data yang selalu berubah. Data
statis biasanya data tentang riwayat hidup pegawai seperti nama, tanggal
lahir, agama, kalau dinamik misal masalah jabatan, pangkat, pelatihan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


85

pendidikan, itukan riwayat yang selalu berubah. Dan proses entrynya juga
simpel, ada semua petunjuknya, pencarian datanya berdasarkan nama,
berdasarkan NIP atau informasi lainnya.” (hasil wawancara dengan
Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)

Masalah yang sering ditemui terhadap input atau entry data awal ke
SIMPEG yaitu dari manusianya sendiri dan juga tergantung dari dokumen yang
masuk. Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh seorang informan berikut:

“….nah itu karena sifat manusia yaa, mungkin dia melihat a tapi
tulisannya b, hal seperti itu yang sering terjadi. Apa dikarenakan kopian
Sknya yang kurang jelas kemudian kita masukin salah, itu mungkin.”
(hasil wawancara dengan Bapak Mahyudin, tanggal 27 Mei 2011)

Pada umumnya proses input atau pemasukan data tergantung pada


ketepatan waktu pengiriman dokumen, kelengkapan data, dan tenaga pelaksana
agar dapat menghasilkan informasi yang benar dan akurat. Di Kantor pusat
Kementerian Agama sendiri proses input atau pemasukan data di SIMPEG belum
baik karena data yang masuk belum lengkap dikarenakan lamanya pengiriman
dokumen ke pusat. Oleh karena itu dibutuhkan koordinasi yang baik antar satker
di pusat dan daerah agar kendala-kendala yang ada dapat diatasi dengan baik.
Sedangkan untuk pelaksanaan input atau cara entry datanya sendiri
tergolong mudah karena dalam menu-menu yang tersedia di SIMPEG mudah
dipahami dan juga menggunakan bahasa indonesia. Namun dibutuhkan ketelitian
tenaga pelaksana sehingga data yang masuk benar-benar akurat.
Proses selanjutnya pada pelaksanaan SIMPEG adalah proses pemutakhiran
data atau up date data kepegawaian yang telah ada. Proses pemutakhiran data
berdasarkan SK-SK pegawai seperti pemindahan, pensiun, kenaikan pangkat yang
dikirim dari Kementerian Agama.
Dari hasil wawancara dengan pelaksana SIMPEG di kantor pusat
kementerian agama diketahui bahwa proses pemutakhiran data sudah cukup baik
dilaksanakan hanya saja kendalanya yaitu sama seperti masalah seelumnya

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


86

keterlambatan pengiriman dokumen. Seperti yang dikemukakan oleh seorang


informan sebagai berikut:

“……kalau proses up date itu biasanya hanya data yang dinamis.


Karenakan data-data yang seperti misal nama, NIP, agama, riwayat
keluarga dan TMT masuk pertama itu kan jarang berubah. Dan selama ini
prosesnya sudah cukup baik hanya saja kembali lagi ke maslaah
pengiriman dokumen ke kita, ya misalnya terkait masalah kenaikan
pangkat, kalau SKnya yang diberikan ke kita lama sampainya ya otomatis
pemutakhiran data tenatang kenaikan pangkat juga akan terhambat”
(hasil wawancara dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Kegiatan pemutakhiran data dilakukan untuk memutakhirkan data yang


sudah ada. Dengan adanya perubahan data seorang pegawai yaitu yang terdiri dari
data-data yang sifatnya dinamik seperti pensiun, mutasi pegawai, kenaikan
pangkat, dan sebagainya, diharapkan data yang tersedia selalu akurat. Pada
kenyataanya kegiatan ini tidak terjadual seperti yang direncanakan karena
keterlambatan pengiriman data. Hal ini yang menjadikan data di SIMPEG sering
tidak akurat. Sama halnya dengan proses entry data masalah pemutakhiran atau up
date data juga tergantung pada data yang tersedia selama yang berkepentingan
memberikan data terbaru pasti akan segera dilakukan up date datanya.
Proses selanjutnya adalah kegiatan analisis hasil pengolahan data
SIMPEG. Data SIMPEG yang ada perlu diolah, dianalisis untuk dijadikan suatu
informasi agar dapat digunakan bagi yang berkepentingan. Data SIMPEG akan
lebih mempunyai arti apabila data tersebut telah diolah menjadi suatu informasi
yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang membutuhkan.
Analisis data pada SIMPEG tidak mengalamai masalah karena pengguna
data sudah bisa langsung melihat report pada aplikasi SIMPEG. Seperti yang
dikatakan oleh seorang informan berikut:

“…sebenarnya semua sudah ada faslitasnya, jadi tinggal klik aja. Namun
kesulitannya apabila ada permintaan di luar sistem dalam arti kitakan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


87

melihat SDL servernya seperti apa kalau tidak ada di SIMPEG kita
solusinya kita larikan ke excel kemudian kita olah.” (hasil wawancara
dengan Bapak Mahyudin, tanggal 27 Mei 2011)

Proses analisis data SIMPEG sudah tergolong baik dalam pelaksanaanya.


Karena dalam aplikasi sudah tersedia semua fasilitasnya, namun untuk beberapa
permintaan yang tidak tersedia dalam aplikasi maka perlu diolah menggunakan
software biasa yaitu menggunakan excel.
Namun untuk menghasilkan suatu informasi yang benar dan pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara tepat maka diperlukan adanya data yang legkap
dan akurat.

4.4.2.2 Evaluasi/ monitoring


Selanjutnya adalah kegiatan evaluasi/monitoring yang dilakukan oleh
pimpinan terhadap program SIMPEG. Evaluasi dibutuhkan dalam setiap kegiatan
suatu organisasi, karena dengan evaluasi dapat ditemukan masalah-masalah apa
saja yang terkait dalam pencapain tujuan program suatu organisasi.
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama
evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna
bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil
berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan atau dengan pengertian lain evaluasi
merupakan kegiatan monitoring dan penilaian yang dilakukan terhadap hasil kerja
suatu kegiatan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Evaluasi bisa dilakukan
secara langsung atau melalui laporan kegiatan yang dilaksanakan secara
keseluruhan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap pencapaian hasil.
Dari hasil wawancara dari para penanggung jawab pelaksanaan SIMPEG
dan pelaksana SIMPEG diketahui bahwa evaluasi terus dilakukan demi memenuhi
kebutuhan pelayanan pegawai dan kebutuhan organisasi. Seperti yang diutarakan
oleh informan berikut:

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


88

”kalau evaluasi tentang aplikasinya itu sendiri kita terus mengembangkan


dengan cara kita mengakomodir teman-teman dari satker yang lain
misalnya contoh yang fungsional guru itukan di sini tidak ada angka
kreditnya, mungkin itu bila diperlukan kita akan buat fieldnya terus ada
juga yang misalnya da guru atau dosen yang punya karya ilmiah nah
untuk track recordnya dia pernah bikin karya ilmiah atau ga maka
fieldnya juga kita akan tambah, dan datanya juga akan kita link an ke
assesmen center yang baru mau dibentuk.” (hasil wawancara dengan Ibu
Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Evaluasi yang terkait dengan masalah pelaksanaan SIMPEG itu sendiri rutin
dilakukan setiap akhir tahun, seperti yang dikemukakan oleh informan berikut:

“Evaluasi diadakan setahun sekali. Jadi gini awal tahun ini sosialisasi
akhir tahun evaluasi. Kita melihat progresnya selama kurun waktu
setahun itu” (hasil wawancara dengan Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei
2011)

Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan


evaluasi terhadap pelaksanaan SIMPEG di Kementerian Agama sudah baik karena
dilakukan secara rutin dan evaluai terhadap aplikasinya sendiri selalu disesuaikan
dengan kebutuhan yang ada.
Selain melakukan evaluasi terhadap pelaksnaan SIMPEG diperlukan juga
kegiatan pengembangan kualitas SDM, sarana, sistem dan prosedur terhadap
pelaksanaan pengelolaan data SIMPEG. Kegiatan tersebut juga dikatakan sebagai
langkah perbaikan yaitu merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil kerja, kegiatan ini dapat berupa pengarahan langsung terhadap
SDM, dalam bentuk pelatihan, peningkatan terhadap sarana, terhadap
SOP/pedoman pelaksanaan program SIMPEG dalam rangka mencapai tujuan.
Langkah-langkah perbaikan dalam rangka pengembangan kualitas SDM,
sarana, sistem dan prosedur terhadap pelaksanaan pengelolaan data SIMPEG di

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


89

kantor pusat Kementerian Agama RI sudah cukup baik dilakukan. Hal tersebut
sejalan dengan pernyataan seorang infoman, berikut kutipannya:

“Jadi gini ada beberapa sudut pandang untuk perbaikan ya, pertama dari
sistem dan Sumber Daya Manusianya dibentuk misalkan dari masukan-
masukan dari user atau gak sumber dayanya bagaimana. maunya seperti
apa, klo sudah dapat masukan langkah selanjutnya kemudian baru
diperbaiki, klo manusianya selalu diusahakan untuk meningkatkan
kualitas dari pelatihan dan pendidikan” (hasil wawancara dengan Ibu
Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Kantor pusat Kementerian Agama, selain memiliki tugas mengembangkan


SDM dan sistem yang terkait dengan SIMPEG di kantor pusat itu sendiri mereka
juga berkewajiban melakukan pembinaan dan langkah perbaikan di daerah. Maka
sejumlah langkah telah dilakukan dan terus akan dilakukan sejalan dengan
perkembangan sistem dan usaha dalam rangka meningkatkan kualitas SDM bukan
hanya di pusat saja namun juga di daerah-daerah. Eperti yang diutarakan oleh
seorang informan yaitu Kepala Bagian Informasi dan Data Kepegawaian
Kementerian Agama RI sebagi penanggung jawab pelaksanaan SIMPEG yaitu
sebagai berikut:

“Kalau perbaikan dan pembinaan kita langsung ke daerah, rencananya


diakhir tahun ini kita langsung mau sosialisasi sistem yang offline di pusat
maupun daerah, pembinaan sekaligus diadakan saat evaluasi yaitu
menjelang akhir tahun yang akan kita lakukan ada 4 lokasi dalam waktu
dekat ini akan segera dilakukan.” (hasil wawancara dengan Bapak
Mahyudin, tanggal 27 Mei 2011)

Langkah perbaikan dalam suatu program akan sangat baik jika dilakukan,
misalnya melalui pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan sarana
dan perbaikan SOP/Pedoman agar pelaksanaan program dapat terlaksana dengan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


90

lebih baik. Selama ini langkah perbaikan yang dilakukan di Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI sudah berjalan baik. Saat ini Biro Kepegawaian akan
mengembangkan sistem offline di pusat dan di daerah dan akan diadakan
sosialisasi terkait dengan sistem tersebut.

4.4.3 Output
Fungsi yang paling terlihat jelas dari sebuah SIMPEG adalah keluaran
yang dihasilkan (Sudjana 1998). Untuk menghasilkan keluaran yang bernilai bagi
pemakai-pemakai atau pengguna SIMPEG. SIMPEG harus memproses keluaran
tersebut, membuat kalkulas-kalkulasi yang diperlukan, setelah itu memformat
presentasinya dalam cara yang dapat dimengerti oleh pengguna SIMPEG yang
kemudian diinformasikan pada penentu kebijakan berupa laporan.
Pengeluaran data atau informasi di sini adalah memindahkan dari bagian
sistem informasi manajemen ke bagian yang memerlukan terutama para pembuat
kebijakan, sebagai pemakai informasi atau dengan kata lain adalah penelusuran
atau penyajian data untuk digunakan oleh setiap orang yang berhak dan perlu
mengakses informasi dengan cara yang mudah dan dalam waktu yang singkat.
Pentingnya penulusuran yang mudah dan pengambilan atau penyajian dari tempat
penyimpanan dengan cepat terlihat dari dua hal, yaitu untuk disampaikan kepada
para pengambil keputusan dan sebagai bahan bagi pihak-pihak lain dalam
perusahaan untuk diproses lebih lanjut. Penting untuk menekanakan bahwa cara
penyimpanan informasi haruslah berdasarkan suatu sistem yang dipahami oleh
para petugas yang bertanggung jawab untuk itu, sehingga lancar tidaknya
penelusuran tidak tergantung hanya pada seseorang. Dengan demikian informasi
akan benar-benar mendukung proses manajerial yang efektif dan efisien.
Pengeluaran data ini dapat berupa penyajian dalam bentuk laporan yang tampil di
layar monitor ataupun laporan dalam bentuk print out, dengan pendekatan-
pendekatan yang direncanakan dapat memberikan bantuan dalam rangka
memudahkan kegiatan manajemen.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


91

4.4.3.1 Laporan Data SIMPEG


Pada akhirnya suatu sistem akan menghasilkan hasil dari pengolahan data
yang berbentuk laporan tertulis baik merupakan analisis data, berupa laporan
individual maupun rekapitulasi data. Hasil tersebut diperoleh dari output
pelaksanaan SIMPEG yang bermanfaat bagi masukan para pengguna data
SIMPEG di bagian kepegawaian untuk menunjang pekerjaan yang berhubungan
dengan administrasi kepegawaian. Di Biro Kepegawaian Kementerian Agama
sendiri terdapat tiga bagian utama yang memanfaatkan data SIMPEG diantaranya
adalah Bagian Assesmen dan Pengembangan Pegawai, Bagian Mutasi Pegawai,
dan Bagian Perencanaan dan Penghargaan Pegawai.
Dari hasil wawancara dengan para pengguna data SIMPEG, laporan/data
dari program SIMPEG belum sepenuhnya mengakomodasi informasi yang
dibutuhkan, seperti yang dikemukakan oleh seorang informan sebagai berikut:

“Belum sepenuhnya ya, karena beberapa permintaan kita terkait dengan


kebutuhan kita belum sepenuhnya di penuhi atau reportingnya belum
valid” (hasil wawancara dengan Bapak Syahrudin, tanggal 09 Juni 2011)

Laporan/data yang disediakan dari pelaksana SIMPEG dirasa masih


kurang cukup mengakomodasi dilihat dari berbagai kasus yang pernah
ditemukan terkait masalah administrasi kepegawaian. Hal tersebut diperkuat
oleh pernyataan seorang informan berikut:

“….kebutuhan di bagian kitakan misalnya kita mau mengadakan


pendiklatan, itukan kita butuh yang pertama data PNS yang akan
didiklatkan, PNS yang sudah didiklatkan, dan PNS yang didiklatkan
khusus, nah data-data ini ternyata belum terlengkapi yang ada di
SIMPEG” (hasil wawancara dengan Bapak Teguh Sarwono, tanggal 09
Juni 2011)

Seiring dengan perkembangan dan perubahan organisasi yang terjadi,


aplikasi SIMPEG juga harus terus dikembangkan dan disesuaikan dengan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


92

perubahan tersebut. Apabila tidak terus dikembangkan dan diperbaharui maka


tidak akan dapat sepenuhnya menunjang kebutuhan pemanfaat data SIMPEG,
seperti yang dikemukakan oleh seorang informan berikut:

“…karena gini klo menurut saya, saya melihatnya karena bagian


assesmen dan pengembangan kepegawaian inikan baru terbentuk
sedangkan aplikasi SIMPEG itu sendiri sudah ada, artinya aplikasinya
harus disesuaikan semestinya karena sekarang ini belum ada
penunjangnya untuk bagian assesmen ini.. gitu.. karena aplikasinya sudah
ada duluan tapi bagian assesmentnya baru muncul, jadi yaa kita
merasakan masih belum sepenuhnya dapat memanfaatkan laporan dari
SIMPEG untuk kebutuhan kita di sini” (hasil wawancara dengan Bapak
Syahrudin, tanggal 09 Juni 2011)

Menurut penjelasan dari para pengguna data SIMPEG di kantor pusat


Kementerian Agama, maka dapat disimpulkan bahwa masukan atau input bagi
pengguna data SIMPEG sebagai pihak yang memanfaatkan data SIMPEG untuk
kebutuhan kepegawaian secara umum mengatakan masih belum dapat
mengakomodasi secara keseluruhan kebutuhan para pengguna data. Di samping
itu perubahan organisasi yang terjadi juga perlu diiringi dengan perkembangan
sistem dari SIMPEG itu sendiri agar laporan dari hasil pengolahan data SIMPEG
dapat membantu bagian kepegawaian untuk mendapatkan data atau laporan
tentang kepegawaian, sehingga pekerjaan yang terkait dengan masalah
kepegawaian dapat lebih efektif dan efisien.
Hasil akhir dari pengolahan data SIMPEG dapat dilihat dari tiga hal utama
yaitu terkait masalah keakuratan data, kelengkapan data, dan ketepatan waktu.
Terkait ketiga hal tersebut peneliti menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
SIMPEG di kantor pusat Kementerian Agama RI hasil dari pengolahan datanya
belum baik. Hal tersebut diutarakan oleh beberapa informan sebagai pelaksana
SIMPEG yaitu sebagai berikut:

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


93

”Klo untuk keakuratan data, jujur saya katakan masih belum akurat
karena mobilitasnya itukan sangat cepat dan dinamis sekali nah
sementara kita agak tersendat dalam hal laporan, laporan datanya kesini
kan jadikan tertinggal teruskan kecuali satker yang mengalami perubahan
itu meng up date. Contoh terjadi pelantikan di daerah untuk eselon III,
nah klo eselon III aja dia dilantik disana tapi klo yang mengajukan SK
kita, maka kita masih bisa ikutin tapi ketika eselon IV kan setempat yang
melantik tidak ditembuskan ke sini ya itu terputus dan di sana tidak di up
date. Jadi mereka belum punya rasa peduli terhadap datanya sendiri”
(hasil wawancara dengan Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan salah seorang dalam penelitian ini,
berikut kutipannya:

“….seperti yang saya katakan semula untuk program SIMPEG itu sampai
saat ini masih banyak kendalanya karena tadi yang saya sebutkan,
SDMnya masih belum termotivasi jadi dampaknya untuk masalah
keakuratan dan kelengkapan datanya ya masih kurang baik” (hasil
wawancara Bapak Yanuar, tanggal 27 Mei 2011)

Untuk masalah ketepatan waktu juga masih belum baik. Pernyataan


tersebut didukung oleh pernyataan salah seorang informan yang mengatakan
bahwa:

“Ketepatan waktu yaa selalu tidak tepat, iyaa ga akan bisa tepat waktu
kecuali kita bergerak bersama yaa yang satker daerah mengupdate
datanya begitu juga dipusat itu baru akan bisa” (hasil wawancara dengan
Ibu Sulistyowati, tanggal 27 Mei 2011)

Dari pernyataan-pernyataan informan di atas maka dapat dikatakan bahwa


pelaksanaan SIMPEG di Kantor Pusat Kementerian Agama RI dirasa masih
belum baik dalam hal perolehan hasil laporan atau output. Faktor-faktor yang

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


94

menjadi penghambatnya adalah pertama masalah kurangnya kordinasi antara


pusat dan daerah dan motivasi SDM yang masih rendah.
Apabila dari telaah dokumen yang dilakukan peneliti dapat diketahui
bahwa menu laporan/data SIMPEG di Kementerian Agama cukup banyak. Ada
beberapa macam laporan/data yang dihasilkan dari program SIMPEG antara lain
sebagai berikut:
1. Laporan data dan riwayat pegawai
2. Laporan data pegawai menurut status kepegawaian, jenis kelamin,
perkawinan, dan agama
3. Laporan data pegawai menurut golongan/ruang gaji
4. Laporan data pegawai menurut tingkat pendidikan
5. Laporan data jenis jabatan berdasarkan kelamin, golongan gaji, usia,
dan diklat kepemimpina
6. Laporan data pegawai menurut usia
7. Laporan data jabatan struktural berdasarkan eselon, diklat, dan
golongan dan ruang
8. Laporan data pegawai yang pensiun, berhenti, dan meninggal dunia
berdasarkan golongan gaji
9. Laporan daftar nama PNS berdasarkan tingkat pendidikan dan diklat
10. Laporan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Pegawai Negeri Sipil
11. Laporan data kebutuhan pegawai pemegang jabatan fungsional tertentu
12. Laporan data kebutuhan pegawai pemegang jabatan fungsional umum
13. Laporan daftar inventarisasai pegawai pemegang jabatan structural
14. Laporan data historis pejabat/pegawai (untuk bahan rapat baperjakat)
15. Laporan daftar cpns peserta diklat prajabatan tk. I, II, dan III
16. Laporan daftar pegawai yang telah mencapai 4 tahun atau lebih dalam
pangkat terakhir
17. Laporan daftar pejabat struktural yang telah 3 tahun atau lebih dalam
jabatan yang dipangkunya
18. Laporan daftar pegawai yang akan memasuki batas usia pension
19. Laporan daftar pegawai yang akan mendapatkan Kenaikan Gaji
Berkala (KGB)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


95

20. Laporan daftar pegawai yang telah mendapat mutasi kenaikan pangkat
21. Laporan daftar pegawai yang mutasi jabatan/tempat bekerja
22. Laporan daftar nama Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
23. Laporan daftar nama yang telah mendapat mutasi pendidikan
24. Laporan daftar pegawai yang sudah pensiun dan berhenti

Laporan/data produk atau hasil SIMPEG akan sangat bermanfaat apabila


dapat disajikan dengan tertata rapi dan lengkap serta sesuai dengan kebutuhan
pengguna data sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan. Pada
kenyataannya laporan yang tersedia belum memenuhi standar laporan yang baik
karena masih terdapat beberapa data yang belum lengkap dan keakuratan datanya
juga belum baik dan belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan dalam proses
administrasi kepegawaian di Kementerian Agama RI.
Walaupun SIMPEG dirasa memiliki manfaat yang cukup baik dalam
proses pengambilan keputusan, namun dalam pelaksanaan SIMPEG di
Kementerian Agama RI masih terdapat kelemahan di dalamnya yang terkait
masalah kelengkapan data SIMPEG, seperti yang dikemukakan oleh informan
berikut:

”saya kira sejauh ini, SIMPEG dengan sistem online sudah cukup baik
yaa konsepnya yaitu untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan
yang terkait masalah kepegawaian, ya misalnya saja ingin melakukan
diklat pegawai itukan butuh data-data tentang PNS yang memenuhi syarat
untuk didiklatkan, di SIMPEG itukan seharusnya sudah tersedia semua
datanya, namun hanya saja di sini masih ada beberapa yang belum
terlengkapi data-datanya” (hasil wawancara dengan Bapak Teguh
Sarwono, tanggal 09 Juni 2011)

Davis (1999), mengemukakan bahwa informasi adalah data yang telah


diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan
mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan
mendatang.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


96

Penentu kebijakan sangat membutuhkan informasi dari analisis


laporan/data SIMPEG sebagai salah satu informasi dalam pengambilan keputusan
yang dibutuhkan penentu kebijakan melalui pelaksanaan program SIMPEG yang
diperoleh baik secara harian, bulanan, maupun tahunan.
Menurut para penentu kebijakan sebagai informan dalam penelitian ini,
laporan/ hasil pengolahan data dari proses analisis masih belum baik karena masih
terdapat kendala-kendala di dalamnya, kendala tersebut yaitu masih belum
memadainya fasilitas yang ada di SIMPEG untuk kebutuhan pekerjaan baru dan
terkait masalah data, masih banyak ditemukan data-data yang kelengkapannya
kurang serta laporannya juga masih sering terlambat.
Ada lima aspek yang perlu ada bila informasi dari hasil SIMPEG dapat
dikatakan baik, yaitu seperti yang diutarakan oleh Bp. Dana I. Sensuse sebagai
berikut:

“Informasi yang baik itu ada lima aspek, satu adalah akurasi, yang kedua
adalah currently, currently itu adalah seberapa update datanya itu ,
misalnya correct si correct tp klo ga update misalnya udh 10 tahun ga
diupdate itukan gimana, yang ketiga adalah relevansi, datanya relevan
terhadap permasalahan, kemudian availabilitynya itu ketersediaan, jadi
klo kita butuh data itu dengan mudah data itu tersedia, tersedia, jadi
mungkin saja data itu akurat semua baik tp tidak available artinya jika
mau diambil gtu datanya tapi tidak tahu karena bingung dimana
lokasinya, availabilitynya jadiya misalnya seperti ini oke kita tahu dia
punya data bagus tapi waktu kita gunakan gak tau minta kemana ada
dimana. Kemudian adalah realibility, seberapa dapat dipercayanya
informasi tersebut.”

Sejauh mana pelaksanaan program SIMPEG di kantor pusat Kementerian


Agama dapat menunjang / meningkatkan pelayanan proses
kepegawaian/perencanaan kepegawaian dapat diketahui dari penjelasan informan
berikut:

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


97

”…diharapkan menunjang, tapi sampai saat ini pada kenyataannya kalo


dilihat dari aplikasi harusnya secara otomatiskan harus terlaksananya
otomatisasi untuk reporting tapi kenyataanya dalam berbagai kasus
reporting data itu masih diperlukan pengolahan data secara manual yang
seharusnya SIMPEG hanya dengan satu klik dapat semua data
ternyatakan tidak membutuhkan waktu berhari-hari baru bisa membuat
misalnya buku statistik atau apa gtuu” (hasil wawancara dengan Bapak
Syahrudin, tanggal 09 Juni 2011)

Harapan terhadap pengembangan SIMPEG di masa yang akan datang


seperti yang dikemukakan oleh para pelaksana dan pengguna data SIMPEG yaitu
sebagai berikut:

“Kita sih mengharapkan semua kordinasi terjalin dengan baik. Inikan ada
bagian-bagiannya di biro kepegawaiankan ada 4 bagian dan dari 4
bagian itu dapat terkordinasi dengan baik, yang kedua terkait dengan
daerah supaya hubungan dengan daerah terjalin dengan baik juga karena
kendala yang ada biasanya maslah komunikasi” (hasil wawancara dengan
Bapak Teguh Sarwono, tanggal 09 Juni 2011)

“Harapan lainnya yaitu betul-betul harus sistemnya mengikuti kebutuhan


kita karenakan tujuan dari pembuatan itukan seperti itu memudahkan
pekerjaan. Gtu..” (hasil wawancara dengan Bapak Teguh Sarwono,
tanggal 09 Juni 2011)

“ya harapannya harusnya bisa menuju pelayanan primakan? Sesuai


dengan reformasi birokrasi yaitu dimana klo konsumen atau yang
membutuhkan data itu dapat diberikan data yang cepat, lengkap, akurat,
akuntabel, reliable, seperti itu” (hasil wawancara dengan Bapak
Syahrudin, tanggal 09 Juni 2011)

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


98

Saran dari para pengguna data SIMPEG, sebagai berikut:

“ya saran saya, itu SIMPEG harus di evaluasi total secara keseluruhan
jadi bisa ditemukankan penyakit-penyakitnya apa saja, apakah
penyakitnya di aplikasi, SDMnya atau apanya.. sebetulnya kalau kita
bicara untuk SIM, Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian itu ada
beberapa aspek yang pertama adalah manusianya, yang kedua adalah
manusianya, yang ketiga adalah sistemnya. Nah sistemnya itu yang saya
lihat ada gangguan karena maintanance nya itu kurang maksimal,
misalnya ada beberapa alat yang usianya udah 5 tahun, 7 tahun itu tidak
di upgrade klo untuk prosesnya, kordinasi terhadap para pengolah data
sangat lemah dimana pengolah data itu masih menjadi asumsi publik itu
tidak penting atau mindsetnya itu masih buruk dan bagaimana cara
meningkatkan motivasi mereka untuk mengolah data. Nah itu yang
terutama harus dicari jalan keluarnya seperti misal pemberian reward
atau kompensasi lebih buat mereka seperti misal dia diberikan jabatan
fungsional sebagai pranata komputer sehingga kinerja dia meningkat,
terus SDMnya.. kadang2 kita sudah membina SDM sedemikan rupa tau-
tau dia udah pinter ditarik sama instansi lain atau unit lain kemudian
yang di sini abis jadinya. Jadi ya memang harus semua di evaluasi gak
bisa cuma dari satu aspek saja.” (hasil wawancara dengan Bapak
Syahrudin, tanggal 09 Juni 2011)

“saran saya mungkin harus diperhatikan untuk pengembangan sistemnya


sendiri, jangan datanya aja yang terus dimutakhirkan gitu tapi dari sisi
sistemnya juga harus dimutakhirkan” (hasil wawancara dengan Bapak
Teguh Sarwono, tanggal 09 Juni 2011)

Laporan/data pelaksanaan program SIMPEG dianalisis sebagai bahan


informasi bagi pimpinan yang membutuhkan, untuk digunakan sebagai masukan
dalam pengambilan keputusan.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


99

Analisis data SIMPEG akan bermakna apabila didukung oleh data yang
lengkap dan akurat. Menurut penjelasan dari informan sebagai pengguna data
SIMPEG, pada proses analisis data para pengguna kadang kala menemui
hambatan karena data-data tersedia masih belum lengkap dan adanya
keterlambatan data. Di sisi lain, seiring dengan perubahan organisasi maka
diperlukan adanya up date pada program SIMPEG, dikarenakan perkembangan
teknologi harus terus disesuaikan dengan kebutuhan organisasi agar pekerjaan
dalam bidang administrasi kepegawaian di Biro Kepegawaian Kementerian
Agama RI dapat berlangsung secara efisien dan efektif. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa produk/hasil laporan/data SIMPEG yang sudah ada sangat
menunjang dan meningkatkan pelayanan proses kepegawaian.
Oleh karena itu terkait masalah yang ada para pengguna data SIMPEG
memiliki harapan untuk perkembangan dan kemajuan SIMPEG di hari yang akan
datang. Harapan-harapan tersebut tentu saja tidak akan terwujud tanpa adanya
kesadaran untuk memperbaiki dari setiap pihak yang terlibat baik dari pelaksana
SIMPEG, pengguna data SIMPEG, dan penentu kebijakan.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Setelah melakukan pembahasan atas hasil penelitian pada bab sebelumnya
dengan melihat dari tiga aspek yaitu input, proses, dan output dan delapan
indikator, maka kesimpulannya adalah pelaksanaan SIMPEG Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI dilihat dari aspek input, proses, dan output dan delapan
indikator dikatakan belum baik. Dari delapan indikator yang diukur hanya empat
indikator yang dikategorikan pelaksanaannya sudah baik yaitu indikator kualitas
SDM, anggaran pelaksanaan SIMPEG, SOP/pedoman, dan evaluasi/monitoring.
Empat indikator lainnya yaitu fasilitas pendukung, data dasar/awal, pemeliharaan
data, dan laporan akhir data SIMPEG dikategorikan belum baik karena masih
terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya. Kekurangan tersebut
meliputi masih belum memadainya fasilitas yang ada di SIMPEG untuk
kebutuhan pekerjaan baru dan terkait masalah data, masih banyak ditemukan data-
data yang kelengkapannya kurang serta laporannya juga masih sering terlambat.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran dari peneliti untuk
perbaikan pelaksanaan SIMPEG di Biro Kepegawaian Kementerian Agama RI
yaitu perlu adanya peremajaan pada komputer yang kondisinya buruk,
kelengkapan data dan pengiriman data awal atau data dasar pelaksanaan SIMPEG
agar tidak terlambat perlu ditingkatkan melalui sosialisasi kepada semua pihak
yang terlibat agar terjadi kordinasi yang baik dalam hal perolehan data awal, perlu
dilakukannya evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program
SIMPEG yang sedang berjalan dengan membuat SOP/pedoman yang berisi
standar untuk menilai apakah sudah sesuai dengan tujuan atau belum, dan
memperbaiki kualitas data yang dianggap masih belum lengkap dan akurat.

100 Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


DAFTAR REFERENSI

BUKU:
Amsyah, Zulkifli. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Gramedia

Azizy, Abdilah Qodri A. 2007. Change Management Dalam Reformasi Birokrasi.


Jakarta: Gramedia

Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan. 2009. Era Baru Kebijakan Fiskal:
Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Cetakan ke


tujuh. Jakarta: PT Gramedia.

Denhardt, Robert B. 2007. Public Administration: An action Orientation. Orlando:


Harcourt Inc.

Effendy, O, U. 1999. Sistem Informasi Manajemen. Cetakan ketiga. Bandung:


Mandar maju.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta:


Raja Grafindo Perkasa

Fathoni, Abdurrahmat. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka


Cipta.

Gaol,Chr Jimmy L. 2008. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi.


Jakarta: PT. Grasindo

Gasperz, V. 1988. Sistem Informasi Manajemen (Suatu Pengantar). Bandung: CV


Arnico

Handoko, T Hani. 1997. Manajemen. Cetakan kedua belas Bandung: BPFE.

Handoko, T Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.


Yogyakarta: BPFE

Kavanagh, Michael. J., Gueutal, Hal. G., & Tannenbaum. 1990. Human resource
Information Systems: Development and Application. Boston: PWS-KENT
Publishing Company

Koentjaraningrat. 1997. Metode – Metode Penelitian Masyarakat. Edisi 3. Jakarta:


Gramedia Pusaka Utama.

Kumorotomo, Wahyudi. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Jogjakarta: Gajah


Mada University Press.

Marimin., Tanjung, Hendri., & Haryo Prabowo. 2003. Sistem Informasi


Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Mc. Leod, Raymond dan Schell, George. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
PT. Indeks

Misdayanti. 1993. Fungsi Pemerintah Daerah Dalam Pembuatan Peraturan Daerah.


Jakarta: Bumi Aksara

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan Kedua belas.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Muninjaya, A.A. Gde. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Murdick, et,al. 1984. Information System for Modern Management. Prentice Hall of
Private Limeted.

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Edisi 3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dan


Manajerial Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat

Prasetyo, Bambang dan Lina M. Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif.


Jakarta: Rajawali Pers

Rivai, Veithzal., & Sagala, Eva Jauvani. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Pers

Robbins, Stephen. P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi jilid


dua (Hadyana Pujaatmaka, Penerjemah). Jakarta: PT Prenhallindo

Samsudi, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia

Sastradipoera, Komarudin. 2001. Asas-Asas Manajemen Perkantoran. Bandung:


Kappa Sigma

Siagian, P Sondang. 1990. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan.


Cetakan keempat belas. CV H Mas Agung.

Siagian, P Sondang. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi


Aksara.

Soetjipto, Budi.W, Sahala Harahap dan Kristanto M.A. 2008. HR EXCELLENCE


2007: Kisah Sukses Para Kampiun Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat

Stoners. 1996. Manajemen, Penerjemah Aleksandro. Jakarta: PT Prehallindo.

Stup, Richard. 2001. Standard Operating Procedures: A Writing Guide. Dairy


Alliance: Penn State University

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Sudjana, Nana. 1989. Pendekatan Sistem Bagi Administrator Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru.

Suparmoko, M. 2000. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek, Edisi Kelima,
Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen Konsep Dan Pengembangan
Edisi Tiga. Bandung: Lingga Jaya

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Andi Offset

Syamsi, Ibnu. 1986. Pokok-pokok Kebijaksanaan, Perencanaan Pemrograman, dan


Penganggaran Pembangunan Tingkat Nasional dan Regional. Jakarta: CV
Rajawali

Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan publik: Konsep dan Aplikasi Analisis
Proses Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedya.

Widyahartono, Bob. 1991. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:


Pustaka Binaman Pressindo Jakarta

Winardi. 1999. Pengantar Ilmu Manajemen (Suatu Pendekatan Sistem). Bandung:


Nova.

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yokyakarta: Media
Pressindo.

INTERNET:
Aritonang, Deytri. 2008. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Sinar Harapan.
http://www.sinarharapan.co.id, diunduh tanggal 13 November 2010 pukul
22.00 WIB

Azizy, Abdillah. 2007. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur Pemerintahan.


http://www.komapo.org, diunduh tanggal 17 November 2010 pukul 19.30
WIB

Badan Kepegawaian Daerah. 2010. Pelatihan Web Programming untuk SIMPEG.


http://bkd.tarakankota.go.id, diunduh tanggal 13 November 2010 pukul 20.30
WIB

Badan Kepegawaian Negara. 2009. Menata Sistem Kepegawaian. http://bkn.go.id,


diunduh tanggal 7 Februari 2011 pukul 16.30 WIB

Departemen Kesehatan. 2008. Pemanfaatan SIM di Depkes. http://www.depkes.go.id,


diunduh tanggal 13 November 2010 pukul 20.40 WIB

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Gecko. 2008. Pengantar Sistem Informasi Manajemen Pegawai.
http://www.gecko.web.id, diunduh tanggal 7 Februari 2011 pukul 16.40 WIB

Hardijanto. 2003. Konsep dan Tantangan Reformasi Manajemen Kepegawaian.


http://www.filepedeef.co.cc, diunduh tanggal 14 Februari 2011 pukul 08.30
WIB

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 2004. Reformasi Manajemen


Kepegawaian. http://www.menpan.go.id, diunduh tanggal 22 April 2011 pukul
22.00 WIB

Mochtar. 2010. Pengembangan SIMPEG. http://www.bkn.go.id, diunduh tanggal 7


Februari 2011 pukul 17.00 WIB

Musyawir. 2010. Manajemen Kepegawaian Departemen Agama.


http://www.kemenag.go.id, diunduh tanggal 7 Februari 2011 pukul 15.40 WIB

Sulis. 2009. Sosialisasi Webbase SIMPEG Departemen Agama Tahun 2009.


http://www.ropeg.depag.go.id, diunduh tanggal 18 Januari 2011 pukul 09.30
WIB

Utomo, Budi. 2007. Pengembangan SIMPEG. http://www.depag.go.id, diunduh


tanggal 18 Januari 2011 pukul 09.45 WIB

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:
Keputusan Menteri Agama Nomor 503 Tahun 2003
Keputusan Menteri Agama Nomor 504 Tahun 2003
Undang-Undang Republik Indonesia Pokok Kepegawaian No.43 Tahun 1999
Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 1985
Undang-Undang No.8 Tahun 1974

SKRIPSI:
Apriyansah, Helmy. 2008. Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) Pada Biro Kepegawaian Deparetemen Dalam
Negeri. Skripsi Sarjana. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia.

Muslihan, Ahmad. 2007. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Investasi Terpadu


di Badan Koordinasi Penanaman Modal. Skripsi Sarjana. Depok: Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011
Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011
Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ANALISIS PELAKSANAAN


SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG)
DILIHAT DARI INPUT, PROSES, DAN OUTPUT DI BIRO
KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN AGAMA RI

Pedoman Wawancara untuk Pelaksana Program SIMPEG


1. Tenaga pelaksana program SIMPEG
2. Pelatihan dalam pelaksanaan program SIMPEG
3. Masalah yang dihadapi sehubungan dengan tenaga pelaksanaan program
SIMPEG
4. Dana untuk pelaksanaan program SIMPEG
5. Masalah yang dihadapi sehubungan dengan dana/anggaran pelaksanaan
program SIMPEG
6. Saranan yang tersedia untuk pelaksanaan program SIMPEG
7. Cara mendapatkan data di unit kerja dalam pelaksanaan program SIMPEG
8. Masalah yang dihadapi sehubungan dengan pengumpulan data dalam
pelaksanaan program SIMPEG
9. SOP/Pedoman tentang prosedur pelaksanaan program SIMPEG
10. Masalah yang dihadapi mengenai SOP/Pedoman yang ada
11. Proses entry data dalam pelaksanaan program SIMPEG
12. Masalah yang dihadapi dalam proses entry data dalam pelaksanaan
program SIMPEG
13. Proses up date data dalam pelaksanaan program SIMPEG
14. Kegiatan analisis data SIMPEG
15. Kegiatan evaluasi pelaksanaan program SIMPEG
16. Kegiatan pembinaan pelaksanaan program SIMPEG
17. Hasil akhir pelaksanaan program SIMPEG

Pedoman Wawancara untuk Pengguna Data SIMPEG


18. Laporan/ data dari program SIMPEG yang dihasilkan pelaksana SIMPEG
19. Hasil pelaksanaan program SIMPEG
- Ketersediaan dokumen data

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 1

- Kelengkapan data
- Keakuratan data
20. Informasi yang dihasilkan dari pelaksanaan program SIMPEG terhadap
peningkatan pelayanan proses kepegawaian/perencanaan kepegawaian
21. Harapan terhadap pengembangan pelaksanaan program SIMPEG di masa
yang akan datang
22. Saran untuk pengembangan pelaksanaan program SIMPEG

Pedoman Wawancara untuk Penentu Kebijakan


23. Keluaran produk/hasil dalam pelaksanaan program SIMPEG
- Informasi yang dibutuhkan
- Format laporan/data yang ada
24. Laporan data yang sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan
keputusan di bidang kepegawaian
25. Harapan terhadap pengembangan keluaran produk/hasil pelaksanaan
program SIMPEG di masa yang akan datang
26. Saran dalam memenuhi harapan terhadap pengambangan keluaran
produk/hasil pelaksanaan program SIMPEG

Pedoman Wawancara untuk Pakar/Ahli SIMPEG


27. Definisi SIMPEG
28. Latar belakang dibangunnya SIMPEG di instansi pemerintah
29. Tujuan, manfaat, dan sasaran pelaksanaan program SIMPEG di instansi
pemerintahan

Pedoman Wawancara untuk Akademisi bidang E-Government/ SIMPEG

30. Pentingnya E-Government dalam perkembangan jaman tekhnologi terhadap


pemerintahan itu sendiri
31. Definisi Sistem Informasi Manajemen
32. Definisi SIMPEG
33. Latar belakang pelaksanaan program SIMPEG di instansi pemerintahan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 1

34. Tujuan, manfaat dan sasaran pelaksanaan program SIMPEG di instansi


pemerintahan
35. Di samping faktor teknis dalam pelaksanaan SIMPEG, seberapa pentingnyakah
faktor organisasi atau SDM dalam pengelolaan SIMPEG
36. Hambatan-hambatan apa saja yang biasanya dihadapi dalam pelaksanaan
program SIMPEG di instansi pemerintahan
37. Upaya yang perlu ditempuh dalam mengatasi hambatan yang muncul
dalam pelaksanaan program SIMPEG di instansi pemerintahan
38. Harapan untuk pelaksanaan program SIMPEG di instansi pemerintahan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

TRANSKIP WAWANCARA MENDALAM ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM


INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN SIMPEG DILIHAT DARI ASPEK
INPUT, PROSES, DAN OUTPUT DI BIRO KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN
AGAMA RI

Keterangan:
T: Pertanyaan pewawancara
J: Jawabaan dari narasumber

Narasumber 1
Nama : Hj. Sulistyowati, S.H, M.pd
Jabatan : Kepala Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI
Waktu : Jumat, 27 Mei 2011, pukul 10.00 WIB
Tempat : Kantor Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI

T: Yang pertama, dari masalah tenaga itu terkait masalah kuantitas dan kualitas pegawai
yang diserahi tanggung jawab terhadap pelaksanaan program SIMPEG. Menurut ibu
apakah tenaga pelaksana telah mencukupi yang ada di bagian data dan informasi
kepegawaian?

J: Belum. Klo secara ini belum karena khusus SIMPEG yang dikelola banyak sekitar
230.340 orang sedangkan disini personil secara keseluruhan hanya 40 orang, walaupun
kan tadi disini bilangnya sistemnya berbasis web klo prinsip dari berbasis webkan semua
satker bisa mengakses simpeg dan harus meng up dae data tapi pada kenyataannya tidak
dilaksanakan itu yang membuat kita kesulitan untuk memperoleh data yang terkini, ya itu
kesulitannya di sana. Nah itu dari segi SDM tapi klo dari segi tugasnya memang semua
satker seharusnya melakukan peng up date an data. Dan pada saat kita membangun
aplikasi SIMPEG dulukan riwayatnya dari yang terdistribusi dulukan, sekarang sudah
terpusat itu kita sudah siapkan SDMnya masing-masing 2 orang dengan pendidikan
minimal D3 di kanwil 2 orang, klo untuk UPT seperti UIN, IYIN itu satu orang itu kita
merekrut pada tahun 2005 namun pd pelaksanaannya banyak kendala dg terdistribusi

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

ternyata sulit untuk mengintegrasikan data akhirnya kita ganti konsep pada tahun 2009
itu menjadi terpusat dengan web, namun pada saat dirubah menjadi web dengan data
terpusat ada lagi kendalanya yaitu jaringan internetnya. Nah sekarang ini udah agak
bagus karena sudah disupport dari PIMNAS (Pusat Informasi dan Humas) jadi
bandwitch lebih cepat. Untuk mengatasi kendala-kendala itu yang pertma jaringan yang
kedua SDMnya udah gtukan lambat. Maka sekarang kita lg bikin konsep SIMPEG yang
online dan offline, jd di SIMPEG offline bisa mngerjakan tanpa internet dulu, jadi nanti
ada aplikasi yg tersedia utk restore dan back up data, jadi stelah dy ngentry diback up
datanya kemudian di upload ke pusat nah itu salah satu untuk mengatasi kendalanya. Klo
di pusat nanti kita tinggal mengolah datanya bila sudah 100% terupdate kita tinggal
mengolah datanya sebagai sajian data atau informasinya kita buat seperti apa. Jadi tidak
berkutat pada entry data seharusnya di pusat itu.

T: Bila dilihat dari kualitas SDMnya bagaimana bu?

J: Kalo kualitas itukan terkait dengan kompetensinya yaa? Kalo saya liat kompetensi di sini
beragam yaa ada yg berstrata ada yang tingkat programer kebetulan baru masuk ya itu
klo untuk mengatasi masalah SIMPEG itu mereka bisa mengatasi tapi klo kawan-kawan
yang lain mereka itu sifatnya hanya dia sebagai operator, nah operator itukan bisa oleh
semua minimal SMA, karena perintah-perintahnya sangat mudah dan menggunakan
bahasa indonesia. Nah itu fungsinya kawan-kawan yg lain ya hanya memperkuat saja,
walaupun disitu sudah dibagi-bagi yaa tugas fungsinya yang khusus mengelola data yang
mengurus aplikasinya terus juga yang tata naskah tapi karena datanya ini yang diolah
banyak mereka punya tanggung jawab pada wilayah masing-masing

T: Pembagian wilayahnya seperti apa bu?

J: Pembagian wilayah kita lihat ohh dy bagian data yang di bagian programernya maka kita
kasih wilayahnya kecil karena kenapa, karena dia akan memikirkan jauh lebih besar dari
yang lain bukan masalah entry data saja, umpanya seperti itu, karena dia lebih
bermanfaat untuk mengembangkankan dibanding untuk melototin datanya

T: Selanjutnya terkait masalah pelatihan bu, pernah diadakan pelatihan bu?

J: Pelatihan pernah dilakukan, tapi pelatihan langsung yang terkait dengan SIMPEG itu kita
melakukannya dengan cara DDTK (Diklat di Tempat Tugas), jadi gini.. teman-teman

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

disini mengalami rotasikan jadi praktis yang masuk ke sini kan ada sekitar 10 orang itu
belum kenal dengan SIMPEG dan itu diadakan DDTK pasang layar di sini sekalian
praktek nah itu untuk memudahkan mereka. Dan setelah itu juga saya langsung turun
tangan untuk melihat langsung kerja mereka, saya ajarin tuh.. karena kadang-kadang
mereka terlalu fokus ngentry padahal dlm SIMPEG itukan ada yg lain seperti misalnya
bagaimana cara memvalidasi data,gmn cara mengeluarkan laporan nah itu mereka gak
paham dan untuk menjalin hubungan dekat caranya saya keliling, lihat mereka sudah
bisa apa, saya tes mereka secara langsung, maksudnya untuk memberi pemahaman
secara mendalam. Jadi dia tuh sebenernya kurang kreatif, karena mereka fikir Cuma
hanya mengentry saja seharusnya jugakan memvalidasi, saya langsung tuh ajarin cara
memvalidasi data, apakah golongan yang masih kosong filednya atau apa. Karena sudah
ada fasilitas validitas. Jadi intinya belum ada tanggung jawab dan kreatifitas di mereka.
Kita seperti mengajarkan anak-anak, tapi maklumlah karenaka mereka tidak berlatar
belakang IT karena buka aja masih takut-takut jangan kan itu untuk menggunakan mouse
aja dia belum paham. Biasanya itu pegawai lama yang tidak pernah bersentuhan
langsung dengan komputer atau internet, tapi kadang-kadang mereka ga mau tanya
karena sungkan, oleh karena itu ya saya turun langsung untuk mendekati mereka agar
mau belajar dan paham tentang SIMPEG. Intinya mereka itu masih kurang kreatif,
dalam arti klo misal di mejanya ga ada kerjaan mereka ga akan mengerjakan apa-apa.
Bukannya punya inisiatif untuk mengecek data di SIMPEG atau memperbaiki data yang
masih belum up date.

T: Sekarang terkait dana ya Bu, ada dana khusus gak untuk pengembangan aplikasi
SIMPEG? Itu asalnya dari mana?

J: Oh kalo kita dari DIPA. Cara memperolehnya gini DIPA itu kan taun berjhalan misal kita
usulkan kya sekarang misal untuk tahun 2012, kita sudah merancang usulan apa saja
yang membutuhkan dana nanti turunnya dari Kementerian Keuangan, dan juga ada daftar
kapan mau melakukannya gitu, jadi terjadual.

T: Untuk besarnya dana yang diperoleh, apakah mencukupi atau tidak?

J: Ya kita harus liat tergantung pekerjaannya, gtuu.. apa sih pekerjaannya sekarang, kita bisa
saja membuat grand design untuk 5 tahun ke depan jadi selama per tahun apa saja yang
kita inginkan.. jadi pencapaian kinerjanya kelihatan.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

T: Terus terkait masalah sarana bu, apakah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan
SIMPEG sudah terpenuhi atau belum?

J: Klo sarana kita bertahap, karena disni kita sudah ingin mengadakan peremajaan untuk PC
yang sudah out off date kadang-kadang juga sudah ada yg rusak dan juga sudah lambat
ini jadi sekarang kita sedang lelang pengadaaannya, jadi sekrang kita punya dana 2M
sekian itu akan mengadakan sebanyak 70 PC dengan laptopnya juga dan juga perangkat
lainnya, jadi ini mungkin semua akan diganti pada tahun ini juga, dan masih dalam
proses.

T: kondisinya sendiri bagaimana bu saat ini?

J: Ada yang sebagian bagus jalannya cepat ada yang sebagian kurang bagus yaa suka lemot
gitu lambat jalannya..

T: Masalah kerusakan apa ada penanggung jawabnya atau bagaimana bu?

J: Kita klo ada kerusakan itu menggunakan dana maintanance, ya kita lihat di cek klo rusah
ya kita ganti atau benarkan dengan dana tersebut, seperti itu

T: Cara mendapatkan data untuk SIMPEG bagaimana bu?

J: Cara mendapatkan data gini, kan SK itu ada banyak, ada yg diproduk di pusat ada yang
di daerah, jadi klo produk pusat itu khusus unit eselon I diberi kewenangan dari golongan
2 sampe ke gol 3/c di unit eselon I masing-masing dan di daerah. Ketika sudah 3/d kesini
itu kewenangan pusat. Jadi kendalanya adalah ketika itu produk daerah tembusannya
tidak diberikan ke kami ke pusat dan di sana tidak di up date itulah datanya jadi selalu
tidak ter up date karena kita tidak punya dasarnya ga punya dokumen jadi mau up date
apa..

T: Klo masalah ketepatan waktu bu?

J: Ketepatan waktu yaa selalu tidak tepat, iyaa ga bisa..kecuali kita bergerak bersama yaa
yang satker daerah mengupdate datanya begitu juga dipusat itu akan bisa.

T: Apakah SOP tersedia dalam pelaksanaan SIMPEG?

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

J: SOP, ada ada.. SOPnya Cuma dulu masih pake PMA yang lama kan begitu strukturnya
dirubah SOP harus ganti juga tapi klo untuk penggunaan aplikasi kita udah ada, namanya
JUKNIS, petunjuk teknis.

T: Kemudian untuk JUKNIS apa mudah dipahami ?

J: Juknisnya mudah dipahami dan kita taro juga di portal kita, nanti dia bisa ngedownload
dan kemudian diprint.

T: Kemudian masalah proses entry data, bisakanh ibu menceritakan bagaimana proses entry
data?

J: Mudah sih, pertamakan dia punya user id atau nama pengguna terus ada paswordnya
kemudian tinggal log in tampilan awal itu ada menunya kan nah menu utamanya itu ada
inputanya ada 5, keterangan perorangamn, terus riwayat kabatan, pangkat, keluarga,
alamat. Kemudian bila ada dokumen apa yg kita peroleh seperti SK kenaikan pangkat
kemudian kita up date lagi datanya tapi selama dokumen ada yaa..

T: Terus bagaimana dengan proses up date data bu?

J: Kalau proses up date itu biasanya hanya data yang dinamis. Karenakan data-data yang
seperti misal nama, NIP, agama, riwayat keluarga dan TMT masuk pertama itu kan
jarang berubah.

T: Terus masalah analisis data, yang bertanggung jawab siapa bu?

J: Sebenarnya semua sudah ada faslitasnya, jadi tinggal klik aja. Namun kesulitannya
apabila ada permintaan di luar sistem dalam arti kitakan melihat SDL servernya seperti
apa klo tidak ada di SIMPEG kita solusinya kita larikan ke excel kemudian kita olah,
karena itu semua diluar sistem, misalnya ya ibaratkan saja adanya sayur lodeh tapi
mintanya sayur asem jadi yaa kita harus mengatasinya dan menyediakannya dengan cara
lain, kan seperti itu.

T: Sekarang masalah evaluasi SIMPEGnya bu, pernah diadakan evaluasi?

J: Klo evaluasi tentang aplikasinya itu sendiri kita terus mengembangkan dengan cara kita
mengakomodir teman-teman dari satker yang lain misalnya contoh yang fungsional guru
itukan di sini tidak ada angka kreditnya, mungkin itu bila diperlukan kita akan buat
fieldnya terus ada juga yang misalnya da guru atau dosen yang punya karya ilmiah nah

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

untuk track recordnya dia pernah bikin karya ilmiah atau ga maka fieldnya juga kita akan
tambah, dan datanya juga akan kita link an ke assesmen center yang baru mau dibentuk

T: Kemudian terkait masalah langkah perbaikan, bagaimana melakukan langkah perbaikan


dalam pelaksanaan SIMPEG?

J: Kalo perbaikan dan pembinaan kita langsung ke daerah, rencananya diakhir tahun ini
kita langsung mau sosialisasi sistem yang offline di pusat maupun daerah, pembinaan
sekaligus diadakan saat evaluasi yaitu menjelang akhir tahun yang akan kita lakukan ada
4 lokasi dalam waktu dekat ini akan segera dilakukan

T: Terus masalah output bu, bisa ga tolong ibu ceritakan tentang bentuk hasil pelaksanaan
SIMPEG ini, seperti misalnya keakuratan data, kelengkapan data, dan ketepatan waktu?

J: Klo untuk keakuratan data, jujur saya katakan belum 100% baik karena apa mobilitasnya
itukan sangat cepat dan dinamis sekali nah sementara kita agak tersendat dalam hal
laporan, laporan datanya kesini kan jadikan tertinggal teruskan kecuali satker yang
mengalami perubahan itu meng up date. Contoh terjadi pelantikan di daerah untuk eselon
III, nah klo eselon III aja dia dilantik disana tapi klo yang mengajukan SK kita kita masih
bisa ikutin tapi ketika eselon IV kan setempat yang melantik tidak ditembuskan ke sini
ya itu terputus dan di sana tidak di up date. Jadi mereka belum punya rasa peduli
terhadap datanya sendiri.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

Narasumber 2
Nama : Bpk. Mahyudin
Jabatan : Kepala Subbagian Pengelolaan Data Kepegawaian, Kementerian Agama RI
Waktu : Jumat, 27 Mei 2011, pukul 13.30 WIB
Tempat : Kantor Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI

T: Baik Pak kita mulai saja yah, untuk pertanyaan pertama menurut bapak operator
SIMPEG apakah sudah baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas?

J: Jadi seperti ini ya mba siapa namanya?

T: Tari Pak

J: Oh iyaa mba tarii, jadi seperti ini, klo dilihat dari kuantitas pegawai disini saya rasa
sudah cukup yaah, karena jumlah operator juga sudah sesuai dengan kebutuhan, rata-rata
operator di sini sudah cukup memliki keterampilan yang baik dalam menggunakan
aplikasi SIMPEG, karena menu-menu yang ada di SIMPEG itu sendiri mudah
dipahami dan dimengerti.Tapi kalau untuk programernya saya rasa masih kurang jadi
sepertinya perlu ditambah jumlah untuk programmernya. Seperti itu yaa

T: Pertanyaan selanjutnya, untuk pelatihan yang diadakan itu sendiri terkait pengembangan
pegawai dalam pelaksanaan SIMPEG bagaimana pak? Apakah rutin dilaksanakan atau
bagaimana?

J: Kalau untuk pelatihan di sini dilakukan setiap ada rotasi pegawai dan pekerjaan itu
namanya Diklat di Tempat Tugas (DDTK), tapi kalau untuk pelatihan yang sifatnya
nasional pernah diadakan beberapa kali yang baru-baru saja dilakukan di Gunung Pancar
akhir bulan Mei kemarin..

T: Bisa dijelaskan untuk DDTK yang bapak maksud tadi?

J: Oh iyaa jd begini mba.. DDTK itu kita lakukan disini di kantor kita yah, diadakannya
DDTK itu tidak rutin tergantung keperluan, misalnya saat ada pegawai baru yang
menggantikan posisi lama atau ketika ada perubahan dan pengembangan SIMPEG. Jadi
kabag disini yang turun tangan langsung untuk melakukan pelatihan, nah jadi kita belajar
dan berlatih bersama saat di DDTK itu. Selain melatih pegawai untuk mengoperasikan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

SIMPEG, di DDTK juga dapat lbh mempererat hubungan atasan dan bawahan, seperti itu
ya mba tari..

T: Kalo terkait masalah pembinaan pegawai bagaimana Pak?

J: Kalau perbaikan dan pembinaan kita langsung ke daerah, rencananya diakhir tahun ini
kita langsung mau sosialisasi sistem yang offline di pusat maupun daerah, pembinaan
sekaligus diadakan saat evaluasi yaitu menjelang akhir tahun yang akan kita lakukan ada
4 lokasi dalam waktu dekat ini akan segera dilakukan

T: Oh jadi begitu ya pak.. iya pak.. untuk selanjutnya klo masalah yang sering dihadapi
pelaksana SIMPEG biasanya apa ya pak?

J: Masalah itu yaa.. mungkin masalahnya gini, disinikan banyak juga ya mba, pegawai
yang sudah bisa dibilang sudah memasuki usia senja, jadi mereka-mereka itu kadang
kurang melek tekhnologi dan kendalanya ya kalo dikasih tau juga jadi merasa udh ada
pengalaman kerja jadi agak tidak suka mereka menerima kritik kami, selebihnya sih
bagus yaa ga ada masalahlah

T: Baik Pak, kemudian terkait masalah anggaran atau dana dalam pelaksanaan SIMPEG,
bisa bapak tolong jelaskan dari mana dana diperoleh dan prosesnya seperti apa?

J: Dana itu didapat dari kita mengajukan anggaran ke bagian keuangan, lalu dibuat dan
dimasukkan ke DIPA. Ya kita harus liat tergantung pekerjaan saat ini, gtuu.. atau juga
bisa melihat dari apa aja sih pekerjaannya yang akan dicapai, kita bisa saja membuat
grand design untuk 5 tahun ke depan jadi selama per tahun apa saja yang kita inginkan
dan dicantumkan berapa besarnya biaya yang dibutuhkan.. jadi pencapaian kinerjanya
kelihatan

T: Klo terkait sarana bagaimana pak, apa sarana disini sudah menunjang atau belum?

J: Sarana disini belum terlalu ya, jd masih perlu perbaikan misalnya pada PC-PC yang
bermasalah, ya mungkin itu saja menurut saya

T: Oh begitu ya pak, hmmm klo dilihat dari masalah yang dihadapi operator atau pelaksana
dalam menginput data apa saja ya pak?

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

J: Biasanya ya itu kesalahan ketik dalam SIMPEG,….nah itu karena sifat manusia yaa,
mungkin dia melihat a tapi tulisannya b, hal seperti itu yang sering terjadi. Apa
dikarenakan kopian Sknya yang kurang jelas kemudian kita masukin salah, itu mungkin

T: Klo masalah pada SIMPEGnya sendiri apa tuh pak?


J: Sebenarnya semua sudah ada fasilitasnya, jadi tinggal klik aja. Namun kesulitannya
apabila ada permintaan di luar sistem dalam arti kitakan melihat SDL servernya
seperti apa kalau tidak ada di SIMPEG kita solusinya kita larikan ke excel kemudian
kita olah

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

Narasumber 3
Nama : Bpk. Yanuar
Jabatan : Ahli SIMPEG Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI
Waktu : Jumat, 27 Mei 2011, pukul 14.30 WIB
Tempat : Kantor Bagian Data dan Informasi Kepegawaian, Kementerian Agama RI

T: Pertama dari masalah input terkait dengan tenaga, kalo menurut Pak Yanuar jumlah
pelaksana program dan aplikasi SIMPEG di sini sudah memadai belum?

J: Program dan operator perlu dibedakan, kalo program itu adalah gimana pengembangan
dan pembuat sistemnya, beda dengan operator, operator itukan pelaksana. Klo
pengembanganya itu klo ditanya berapa banyak orangnya itu mungkin 3 atau 4 orangan
pengembangnya di Kementerian Agama, klo operatornya itu sendiri ada ratusan di
seluruh Indonesia. Tapi klo khusus di pusat itu sekitar 40an.

T: Klo menurut Bapak definisis SIMPEG itu apa ya pak?

J: SIMPEG itukan kepanjangan dari Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang


intinya adalah bagaimana memenej data. Dimana data itu terkoleksi dalam satu tempat
dapat di akses, dapat dikeluarkan dalam bentuk informasi, seperti itu. Nahh dari
informasi itulah sebagai kebijakan untuk mengambil keputusan.

T: Apa latar belakang diadakannya SIMPEG itu sendiri di Kementerian Agama?

J: Karena gini SIMPEG itu pertama adalah salah satu program otonomi daerah karena
otonomi daerah lingkup dari pekerjanya secara nasional. Dengan nasional otomatis
jumlah pegawai yang dikelola banyak total sampai saat ini ada 230ribuan lebih, kan klo
kita tidak memiliki sistem atau hanya dengan menggunakan excel biasa itu suatu hal
yang hampir tidak mungkin, agak susah karena disni kita perlu untuk mengoleksi ata dan
juga penting untuk kecepatan dan keakuratan informasi.

T: Kalo masalah fasilitas yang ada di pusat bagaimana?

J: Fasilitas untuk sementara ini sih untuk kantor pusat sudah cukup ya, karena segala
penunjang itu dibutuhkan oleh di bagian lainlah seperti masalah jaringan didukung oleh
PIMNAS, terus server juga kita punya dana untuk pengadaan server tru untuk
pembangunan aplikasi juga ada. Tapi yang adgak masalah adalah ketika berhubungan

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

dengan daerah yaitu daerah itukan kita ga selamanya kualitasnya sama secara
infrastruktur, ada yang koneksinya cepet ada juga yang lambat, ada yang mati lampunya
semingu dua kali seperti itu. Maka itu dikarenakan oleh itu kita coba istilahnya kita coba
mendekati lebih dalam ke mereka solusi apa yang kita tawarkan ke mereka. Tapi di sini
adalah kita membutuhkan solusi dari mereka juga karena mereka sebagai pengguna
disana. Biasanya ada rutin diadakan sosialisasi ketika ada pengembangan sistem yang
baru kita selalu sosialisasi, setelah sosialisasi berapa lama kita ada evaluasi untuk
mengukur seefektif mana sistem itu digunakan\

T: Berapa tahun sekali evaluasi diadakan?

J: Setahun sekali. Jadi gini tahun ini sosialisasi tahun depan evaluasi. Kita melihat
progresnya selamakurun waktu setahun itu

T: Terus terkait masalah hambatan, biasanya hambtan apa saja yang ditemui?

J: Hambatan itu gini, seperti yang kita tahukan lingkup dari kementerian agama besar
pertama ya dari infrastruktur kedua SDM dan SDM kan gak semuanya merata, mengerti
komputer ga semuanya mengerti komputer,pengolahan data ga semuanya ngerti
mengolah data itu juga yang jadi hambatan cuman dengan adanya sosialisasi dan
evaluasi itu kita jadi lebih bisa mengatasi hambtan itu karena dapat mengakomodir atau
meningkatkan performance mereka supaya bisa kita ratakan agar sama semua.

T: Kalo upaya untuk mengatasi hambatan itu bagaimana?

J: Ya itu tadi, kita mengadakan kya semacam sosialisasi dan evaluasi itu secara rutin dan
rencana juga ke depan kita akan buka kya semacam hotline, ketika mereka ketemu sama
suatu masalah kita coba untuk membantunya secara langsung atau tidak langsung, klo
kita bisa datang ke sana kita ke sana tapi klo gak yaudh kita coba remote dalam arti
memberikan pengarahan dr jarak jauh

T: Terus dr Pak Yanuar sendiri harapan kedepannya dalam pelaksanaan SIMPEG di


Kementerian Agama seperti apa?

T: Kita sih mengharapkan semua kordinasi terjalin dengan baik. Inikan ada bagian2nya satu
biro ada 4 bagian dan dari 4 bagian itu dapat terkordinasi dengan baik, yang kedua terkait
dengan daerah supaya hubungan dengan daerah terjalin dengan baik juga karena kendla
yang ada biasanya maslah komunikasi

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

J: Terkait masalah data itu sendiri masalah yang selama ini dihadapai seperti apa?

T: Kita di sini pake sistem centralized dengan webbase terpusat dalam arti mereka di daerah
itukan menggunakan sistem dengan dasar yang ada di sini jadi ketika mereka meng up
date data otomatis di pusat udah langsung ada.. Jadi ga ada duplikasi pekerjaan

T: Klo SOP atau pedoman pelaksanaan SIMPEG itu bagaimana?

J: Nah, itu juga kita ada rutin kita buat dalam bentuk petunjuk teknis/juknis penggunaan
sistemnya dan itu mudah untuk dipahami karena kita publikasi ke mereka dan kita taro
juga di website

T: Selanjutnya masalah proses entry data, bisa bapak tolong ceritakan proses entry data?

J: Oke, proses entry data sebenarnya simpel ya. Inikan berhubungan dengan data pegawai,
data pegawai itukan ada data statis dan dinamik data statisnya data tetap klo dinamik data
yang selalu berubah. Data statis biasanya data tentang riwayat hidup pegawai seperti
nama, tanggal lahir, agama, klo dinamik misal masalah jabatan, pangkat, pelatihan
pendidikan, itukan riwayat yang selalu berubah. Dan proses entrynya juga simpel, ada
semua petunjuknya, pencarian datanya berdasarkan nama, berdasarkan NIP atau
informasi lainnya.

T: Terus dalam proses entry data suka terjadi kesalahan atau tidak?

J: Nah itu karena sifat manusia yaa, mungkin dia melihat a tapi tulisannya b, hal seperti itu
yang sering terjadi. Apa dikarenakan kopian Sknya kurang jelas kemudian kita masukin
salah, itu mungkin. Cuman, kita biasanya ada rutin terkait masalah validasi data.

T: Langkah perbaikan yang pernah dilakukan seperti apa?

J: Jadi gini kita ada beberapa sudut pandang untuk perbaikan ya, pertama dari sistem dan
Sumber Daya Manusianya dibentuk misalkan dari masukan-masukan dari user atau gak
sumber dayanya bagaimana dia maunya seperti apa, klo sudah dapat masukan langkah
selanjutnya kemudian kita perbaiki, klo manusianya kita usahakan untuk meningkatkan
kualitas mreka dari pelatihan dan pendidikan

T: Kemudian terkait masalah ooutput atau hasil dari pengolahan data SIMPEG, bila dilihat
dari kelengkapan data, keakuratan data, dan ketepatan waktunya bagaimana?

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

J: Yah, karena SIMPEG ini adalah sistem yang sudah online dan terpusat dimana
sebelumnya itu terdistribusi, nah sekarang online jadinya kita baru mulai lagi nih dalam
arti mereka untuk selalu melengkapi datanya yaitu kita berikan user ID ke mereka semua
dan mereka melengkapi datanya.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

Narasumber 4
Nama : Bpk. Teguh Sarwono
Jabatan : Kepala Bagian Assesmen dan Pengembangan Pegawai, Kementerian Agama
RI
Waktu : Kamis, 09 Juni 2011, pukul 11.00 WIB
Tempat : Kantor Bagian Assesmen dan Pengembangan Pegawai, Kementerian Agama RI

T: Bagaimana pendapat bapak, apakah laporan atau data dari aplikasi SIMPEG sudah
mengakomodasi informasi yang dibutuhkan, khususnya di bagian assesmen dan
pengembangan kepegwaian ini?

J: Ini harus saya yg jawab ya? Iya, karena gini klo menurut saya, saya melihatnya karena
bagian assesmen dan pengembangan kepegawaian inikan baru terbentuk sedangkan
aplikasi SIMPEG itu sendiri sudah ada, artinya aplikasinya harus disesuaikan semestinya
karena sekarang ini belum ada penunjangnya untuk bagian assesmen ini.. gitu.. karena
aplikasinya sudah ada duluan tapi bagian assesmennya baru muncul. Kan artinya
aplikasinya harus disesuaikan.. jadi ya seperti itu

T: Menurut bapak, apakah sebelum dibuat laporan bagian pelaksanaan menanyakan terlebih
dahulu keluaran seperti apa yang ingin didapat dari produk/hasil pelaksanaan program
SIMPEG?

J: Klo selama ini yg sudah ada mungkin yaa rutinitas pekerjaan disini mungkin seperti SK
izin belajar, seperti itu..kemudian waktu itu ada satya lencana terus sekarang pindah ke
bagian perundang-undangan. Nah itu tadi yg saya blgkan sistem itu harusnya
berkembang , memang belum dapat dikatakan sempurna karenakan memang harus di
update terus..

T: Selanjutnya bagaimana pendapat Bapak tentang hasil pelaksanaan program SIMPEG


dilihat dari ketersediaan data, apakah sudah mudah dan cepat dalam memperoleh data,
kelengkapan data, dan keakuratan data apakah sudah memenuhi standar?

J: Untuk sekarang saya kira sudah memenuhi ya karenakan mereka sendiri yang mengurus
SIMPEG sudah ada kegiatan up date data atau pemutakhiran data secara berkala hanya
saja untuk kebutuhan struktur organisasi yang baru mungkin klo secara datanya sudah

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

ada Cuma mungkin implementasi ke bagian-bagian yang baru terbentuk belum, karena
kembali lagi ke sistemnya harus di up date, kan gituu.. karena bila data sudah ada tapi
tidak bisa dimanfaatkan jugakan percuma kan jadinya.. yaaa jadi saya kira sejauh ini,
SIMPEG dengan sistem online sudah cukup baik yaa konsepnya yaitu untuk
memudahkan dalam pengambilan keputusan yang terkait masalah kepegawaian, ya
misalnya saja ingin melakukan diklat pegawai itukan butuh data-data tentang PNS yang
memenuhi syarat untuk didiklatkan, di SIMPEG itukan seharusnya sudah tersedia semua
datanya, namun hanya saja di sini masih ada beberapa yang belum terlengkapi data-
datanya

T: Bagaimana harapan bapak untuk pengembangan SIMPEG di masa yang akan datang?

J: Harapannya yaa betul2 harus sistemnya mengitkuti kebutuhan kita karenakan tujuan dari
pembuatan itukan seperti itu memudahkan pekerjaan. Gtu..

T: Klo dilihat dari kordinasi pegawainya bagaimana, apakah sudah baik atau belum?

J: Saya kira cukup baik karena user-user disini juga dapat mengikuti..seperti itu

T: Yang terakhir saran apa saja yang bapak ingin sampaikan untuk pengembangan
pelaksanaan program SIMPEG?

J: Saran saya mungkin harus diperhatikan untuk pengembangan sistemnya sendiri, jangan
datanya aja yang terus dimutakhirkan gitu tapi dari sisi sistemnya juga haru
dimutakhirkan..

T: Kan saat ini sistemnya sudah online dan terpusat, dengan sistem yang seperti itu apakah
belum dapat dikatakan baik?

J: Secara konsep sebetulnya sudah jalan, tapi mungkin untuk lebih detailnya, detail
kebutuhan bagi setiap bagian di kepegawaian ini sepertinya belum, karena memang juga
kitakan punya bagian yang baru beberpa bagian yang baru jadi ya itu td semua harus
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

Narasumber 5
Nama : Bpk. Syahrudin
Jabatan : Kepala Sub Bagian Assesmen Jabatan Fungsional, Biro Kepegawaian
Kementerian Agama RI
Waktu : Kamis, 09 Juni 2011, pukul 13.30 WIB
Tempat : Kantor Bagian Assesmen dan Pengembangan Pegawai, Kementerian Agama RI

T: Bagaimana pendapat bapak, apakah laporan atau data dari program SIMPEG sudah
mengakomodasi informasi yang dibutuhkan?

J: Belum sepenuhnya. Ya karena beberapa permintaan kita terkait dengan kebutuhan kita
belum sepenuhnya di penuhi atau reportingnya belum valid.

T: Kebetuhan seperti apa saja misalnya pak?

J: Kebutuhan misalnya kitakan mau mengadakan pendiklatan, itukan kita butuh 1. PNS
yang akan didiklatkan 2. PNS yang sudah didiklatkan 3. PNS yang didiklatkan khusus,
nah data-data ini ternyata belum terlengkapi yang ada di SIMPEG

T: Kemudian pertanyaan selanjutnya, menurut bapak apakah sebelum dibuatkan laporan


bagian pelaksanaan menanyakan terlebih dahulu keluaran seperti apa yang ingin di dapat
dari produk/hasil pelaksanaan SIMPEG?

J: Kalo reporting karena saya juga pernah di sana itu sebenarnya sudah ada dan tersedia
semua sesuai kebutuhan bahkan di sana ada tenaga maintenance untuk menginput
reporting baru yang kita butuhkan Cuma kelemahannya mungkin tenaga-tenaga untuk
pengelola yang mengisi reporting tersebut itu adanya keterbatasan bahan yang harus di
entry. Klo SIMPEGkan ada input, proses, dan output yakan, nah dalam prosesnya itu
sudah lumayan bagus SIMPEG, namun untuk masalah inputnya itu masih sangat
terbatas. Ternyata dengan sistem online juga dapat dikatakan belum berhasil karena
keterbatasan infrastruktur dan SDM pengelola data atau operatornya kurang termotivasi
karena tidak diberikannya kompensasi yang baik atau seperti apa, banyak sekali
permasalahan terkait input dalam SIMPEG, seperti itu..

T: Bagaimana pendapat bapak tentang hasil pelaksanaan program SIMPEG dilihat dari
ketersediaan data, kelengkapan data, dan keakuratan data?

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

J: Seperti yang saya katakan semula untuk program SIMPEG itu sampai saat ini masih
banyak kendalanya karena tadi yang saya sebutkan, SDMnya masih belum termotivasi
jadi dampaknya untuk masalah keakuratan dan kelengkapan datanya ya masih kurang
baik. Seperti itu..

T: Kemudian, sejauh mana informasi yang dihasilkan dari pelaksanaan program SIMPEG
dapat menunjang/ meningkatkan pelayanan proses kepegawaian khususnya di bagian
assesmen dan pengembangan pegawai ini?

I: Diharapkan menunjang, tapi sampai saat ini pada kenyataannya kalo dilihat dari aplikasi
harusnya secara otomatiskan harus terlaksananya otomatisasi untuk reporting tapi
kenyataanya dalam berbagai kasus reporting data itu masih diperlukan pengolahan data
secara manual yang seharusnya SIMPEG hanya dengan satu klik dapat semua data
ternyatakan tidak membutuhkan waktu berhari-hari baru bisa membuat misalnya buku
statistik atau apa gtuu

T: Bagaimana harapan bapak terhadap pengembangan pelaksanaan program SIMPEG di


masa yang akan datang?

J: Ya harapannya harusnya bisa menuju pelayanan primakan? Sesuai dengan reformasi


birokrasi yaitu dimana klo konsumen atau yang membutuhkan data itu dapat diberikan
data yang cepat, lengkap, akurat, akuntabel, reliable, seperti itu

T: Saran itu bapak untuk pengembangan SIMPEG apa saja pak untuk di masa yang akan
datang?

J: Ya saran saya, itu SIMPEG harus di evaluasi total secara keseluruhan jadi bisa
ditemukankan penyakit-penyakitnya apa saja, apakah penyakitnya di aplikasi, SDMnya
atau apanya.. sebetulnya kalau kita bicara untuk SIM, Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian itu ada beberapa aspek yang pertama adalah manusianya, yang kedua
adalah manusianya, yang ketiga adalah sistemnya. Nah sistemnya itu yang saya lihat ada
gangguan karena maintanance nya itu kurang maksimal, misalnya ada beberapa alat yang
usianya udah 5 tahun, 7 tahun itu tidak di upgrade klo untuk prosesnya, kordinasi
terhadap para pengolah data sangat lemah dimana pengolah data itu masih menjadi
asumsi publik itu tidak penting atau mindsetnya itu masih buruk dan bagaimana cara
meningkatkan motivasi mereka untuk mengolah data. Nah itu yang terutama harus dicari
jalan keluarnya seperti misal pemberian reward atau kompensasi lebih buat mereka

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

seperti misal dia diberikan jabatan fungsional sebagai pranata komputer sehingga kinerja
dia meningkat, terus SDMnya.. kadang2 kita sudah membina SDM sedemikan rupa tau-
tau dia udah pinter ditarik sama instansi lain atau unti lain kemudian yang di sini abis
jadinya. Jadi ya memang harus semua di evaluasi gak bisa cuma dari satu aspek saja.

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

Narasumber 6
Nama : Bpk. Dana Indra Sensuse
Jabatan : Akademisi/ Dosen E-Government dan Kepala Lab E-Government Fasilkom UI
Waktu : Kamis, 10 November 2011, pukul 15.00 WIB
Tempat : Ruang Dosen Fasilkom UI

T: Menurut bapak pengertian Sistem informasi mananajemen apa ya pak?

J: Sistem informasi adalah sekumpulan komponen-komponen yg saling berinteraksi satu


sm lain yang digunakan utk mencapi suatu tujuan tertentu jadi selalu memiliki goal atau
tujuan dan selalu memiliki input, proses dan output, jadi itu yg disebut SI adalah suatu
apa namanya, suatau teknologi utk mendukung busnis proses,.. dalam hal ini bisnis
proses kepegawaian dari pegawai itu diterima sampai pegawai itu pensiun itukan suatu
siklus, yaa dari mulai diterima, kemudian ada pelatihan, promosi, sampai orang itu
pensiun dan siklus tersbut didukung oleh suatu sistem yang disebut sistem informasi

T: Pentingnya SIM di pemerintahan itu bagaimana pak?

J: Oia.. jadi pemerintahan selama ini tidak efisien artinya pekerjaan-pekerjaan di


pemerintahan dikerjakan secara manual maka itu efisiensinya sangat rendah, nah dari situ
karena menggunakan sistem informasi ini salah satunya SIMPEG diharapkan mereka
dapat meningkatkan efisiensi, tujuannya adalah efisiensi artinya yang tdnya pekerjaan
dilakukan secara manual, sekarang digunakan menggunakan dgital, jadi lebih cepat lagi,
yang tadinya menulis skrg ga ush pake di scan jd langsung yg tadinya diketik sekarang
tinggal tek keluar laporanngaya. Jadi yang pertama itu untuk meningkatkan efisiensi,
nah yang kedua itu efektifitas agar supaya efektif pencapaian sasaran itu. Selama ini
tidak efektif mungkin karena kualitas datanya jelek di pemerintahan itu dinas satu
dengan dinas yang lain kualitas datanya sangat rendah dan bagaimana seorang pimpinan
bisa mengambil keputusan kalo data di masing-masing itu jelek. Nah perlu diperbaiki
dengan menggunakan sistem informasi itu sehingga kualitasnya menjadi baik maka
seorang pimpinan bisa mengambil keputusan dengan baik pula

T: Syarat-syarat data yang memiliki manfaat dan dikatakan baik utk pengambilan keputusan
pimpinan itu seperti apa si pak?

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

J: Informasi yang baik itu ada lima aspek, satu adalah akurasi, yang kedua adalah currently,
currently itu adalah seberapa update datanya itu , misalnya correct si correct tp klo ga
update misalnya udh 10 tahun ga diupdate itukan gimana, yang ketiga adalah relevansi,
datanya relevan terhadap permasalahan, kemudian availabilitynya itu ketersediaan, jadi
klo kita butuh data itu dengan mudah data itu tersedia, tersedia, jadi mungkin saja data
itu akurat semua baik tp tidak available artinya jika mau diambil gtu datanya tapi tidak
tahu karena bingung dimana lokasinya, availabilitynya jadiya misalnya seperti ini oke
kita tahu dia punya data bagus tapi waktu kita gunakan gak tau minta kemana ada
dimana. Kemudian adalah realibility, seberapa dapat dipercayanya informasi tersebut.”

T: Sayakan pernah membaca buku ya pak buku Human resource information system, nah
itu mengatakan bahwa secara teknis itu yaitu hardware dan software mendukung
keberhasilan SIM itu hanya sekian persen, selebihnya adalah faktor2 lain yaitu SDM,
data, dan prosedurnya. Nah menurut bapak sendiri dari pernyataan itu seperti apa pak?

J: Iya memang suatu sistem informasi itu tidak berdiri sendiri jadi ada tiga kaki yang
menopang satu adalah peoplenya, orang yang dibelakang SIM itu jadi teknologi itu
hanya hardware dan software aja tidak bsa bkerja kalo ga ada orang dibelakang ini yang
ketiga itu organisasinya, organisasi itu ya yg tadi itu termasuk SOP dan lain sebagainya
itu. Nah tiga ini harus saling mendukung, harus tiga satu kaki, tidak boleh yang satu ada
yang rendah atau tidak selaras ya tidak bisa karena ketiga kaki ini harus kokoh, klo
teknologi aja ya tidak bisa jalan, klo peoplenya orang bagus gak ada teknologi ya tidak
jalan ini semua tidak dilengkapi dengan SOP yang bagus, struktur organisasi yang
memadai juga ga bisa. Jadi dari aspek organisasi juga harus mendukung. Nah jadi tiga
aspek itu yang menjadi point penting itu.

T: Kemudian pertanyaan berikutnya adalah, strategic planning seperti apa pak agar dapat
membangun SIMPEG yang baik dan berhasil?

J: Yaa yang pertama tentu planning disesuaikan dengan kebutuhan, kebutuhan satu.. ya klo
di daerah misal kebutuhan daerah itu sendiri, mau kemana arahnya pemerintahannya..
biasanya aplikasi sistem itu diarahkan kemana tujuan organisasi itu jadi klo misalnya
ganti pimpinan ni yaa, ganti bupati nah bupati itukan biasanya membangun suatu apa
namanya program naah mau saya bawa kemana nih kabupaten saya ini, kemudian yaa
dibawa, kan begitu, nah harusnya sistem informasi itu harus mendukung arah pencapaian
yang sudah ditetapkan oleh bupati itu jadi kebutuhan si itu harusnya selaras sesuai

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

dengan kebutuhan organisasi atau pemerintahan itu sendiri, mau kemana pemerintahan
itu misal untuk 5 tahun kedepan, nah itu harusnya didukung oleh SI, ohh saya mau si
seperti inisaya butuh apa, nah itusecara strtategis menentukan kebutuhan itu harus
melihat dari kebutuhan dari pada ini pemerintahan itu ya kedepannya apa yang mereka
haraqpkan, jangan sampai nanti arah pemerintahanannya kesana, tp sistem yang
dikembangkan berbeda arahnya.. nah itu tidak mendukung seperti itu tidak selaras, nah
itu jadi harus ada keselarasan.

T: Yang bapak tahu selama ini hambatan apa saja yang dihadapi SIMPEG

J: Begini, kalo simpeg itu di daerah terutama yaaa ada SIMPEG yang dibuat sendiri ada
SIMPEG yang dari pusat, jadi Badan Kepegawaian Nasional itu apa namanya BKN itu
ida tuh punya aplikasi SIMPEG juga namanya dikirim ke daerah mereka suruh pasang
tapi aplikasi ini sebenranya tidak ada manfaat bagi daerah karena apa, hanya sebagai
beban buat daerah kenapa tujuan pusat inikan supaya mereka memberika laporan kepada
pusat secara cepat untuk laporan, sistem pelaoparan misal orang naek pangkat dilaporkan
ke pusat supaya data base di pusat tuh cepat dan terup date dengan diberikannya Sistem
tersebut cecara cuma-cuma.

T: Nah tapi sistem ini tidak mencukupi untuk kebutuhan SDM di lokal karena sangat
terbatas, jadi misalnyakalo untuk orang mutasi atau orang izin cuti ga bisa dengan sistem
ini. Padahal sistem cutikan juga bagian dari SIMPEG ga bisa hal tsb di handle misalnya
siapa orang yang mau cuti mau tau boleh gak cuti lagi, kan dg sistem nanti kecek, ohh ini
sudah melebihi batas cuti,nah itu sistemnya ga bisa, sistemnya hanya mendukung apa
perubahan2 yang ada di daerah misalnya mutasi dari 3a menjadi 3b itu dikirim ke pusat
supaya data base nya update nah ini kadang2 pemerintahan daerah tuh biasanya bangun
sistemn sendiri yaitu SMPEG yang diluar ini, yang apa yang untuk keperluan dia sendiri
dia butuh laporan apa gitu karena misalnya dia butuh laporan apa sistem ini ga bisa
menghasilkan laporan harus buat sendiri. Nah ini kadang2 susahnya begitu klo di daerah
itu kadang2 mereka merupakan kaki dari pemerintahan pusat. Jadi hambatannya adalah
klo simpeg di daerah satu adalah teknologi sendiri dan SDMnya itu yang klasik.
Permaslaahn klasik di daerah itu SDMnya karena yang mengerti komputer itu terbatas,
tidak semua bisa. Kadang2 orang yang mengerti komputer begitu sudah ngerti dipindah
ke tempat lain di mutasi gtu loh, jadi itu kosong lagi, jadi selalu di daerah terkena rotasi,
misalnya gtu anda jadi kepala belum tentu 2 tahun lagi itu tetap disitu jd selalu begitu,

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

yang tadinya bagus di pindahin kemana, trs jd ga ada org lagi.. Klo di swastakan gak
mungkin orang bertahun2 disitu sehingga dia capable mlakukan pekerjaan itu, nah
itubedanya private company dengan public, jadi SDMnya ga pernah bagus karena mutasi
terus itu, nah jadi makanya harus dicari jalan keluar permasalahan itu. Yang kedua
infrastrukturnya kurang memadai gtu yaa, ga punya uang untuk membangun sistem yang
bagus harusnyakan sistem inikan tidak hanya bagiian kepegawaian yang bisa memakai
mestinya dinas yang lain boleh make donk misalnya klo sayakan pengen update pegawai
saya bisa akses sistem ini gtu, nah pemerintah ga punya jaringan yang bisa untuk itu..
karena itukan biayanya mahal, nah jadi mereka kadang-kadang untuk kabupaten provinsi
miskin tidak mampu mebuat itu,klo yang kaya si tidak masalah membuat sistem itu. Jadi
anggaran juga penting dalam membangun SIMPEG. Permasalahan yang ketiga adalah
leadership dari pada pimpinan itu, ya misal pimpinan daerahkan orang yang ngerti IT
maka apabila mengajukan anggaran utk pembangunan sistem, mereka akan merasa
keberatan, untuk apa si sistem itu? Tuh udah ada komputernya, kurang apa lagi..jadi dia
gak ngerti yang disebut sistem informasi itu untuk apa. Kemudian kebijakan sistem
informasi itu sendiri. Suatu sistemkan harus punya dan didukung oleh surat2 keputusan
sehingga nanti jalannya sistem itu orang ga takut karena sudah ada landasan hukumnya,
karenakan org pemerintahan itu untuk melangkah takut, salah ga yaa klo saya melakukan
ini jangan karena salah saya dituntut dimasukan penjara. Kan kadang2 org pemerintahan
takut utk melakukan sesuatu yang ga ada pondasi hukumnya oleh karena itu perlu dibuat
payung hukum untuk aplikasi sistem gtu, misalnya surat keputusan bupati ytentang
SIMPEG semua harus dijabarkan siapa yang bertanggung jawab

T: Ooh begitu pak, iya baik pak, selanjutnya pak sekarangkan SIMPEG sudah banyak yang
berbasis web ya Pak menurut bapak kelebihan dan kekurangan SIMPEG berbasis web itu
apa pak?

J: Kelebihanya satu, bisa diakses dimana-mana jadi misalnya komputernya itu ada di dinas
kepegawain, dukcapil namanya nah sekarang klo dlu pegawai dari dinas lain datang
kesni melakukan entry data dsini nah sekarang ga perlu dia tinggal berbasis web ya di
buka dimana aja bisa diakses, ngentry data dimana-mana jg bisa asal dia pny password
dan username itu jadi lebih fleksibel lebih nyaman gtu yaa. Kelemahannya satu tentunya
dalam arti performance securitynya kadang2 kurang baik/ lemah, dalam soal jaringan
masalah securitykan selalu jadi masalah dalam hal ini, apalagi berbasi internet, ada aja
masalah yang muncul, data yang ilang kemudian apalagi eee., selain security

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

permasalahannya adalah eee performance lambatt, jadi tampilannya kurang, jadi masukin
data tuh butuh 5 menit.

T: Yang tadi menyangkut masalah hambatan-hambatan klo menurut bapak upaya apa si pak
yang seharusnya perlu dilakukan oleh pemerintah?

J: Satu adalah melalkukan upaya strategi tentunya, yaitu perlu adanya suatau perencanaan,
strategi di bidang SI jadi di pemerintahan tuh harus punya rencana strategisnya ke depan,
aplikasi apa yang harus dibangun, kemudian termasuk perencanaan SDMnya disitu
seharusnya sudah direncanakan SDMnya butuh berapa jangan sistemnya aja, tp
kebutuhan SDMnya harus difikirkan,aplikasinya juga termasuk. Di sistem nanti
infrastrukturnya, jaringannya dibutuhkan apa saja nanti supaya nanti kedepan itu oia
aplikasi ini harus jalan di atas jaringan ini jadi sudah direncanakan dari awal
infrastrukturnya, sistem aplikasinya, SDMnya, kemudian tata kelolanya, kebijakan-
kebijakan itu harus sudah ada disiapkan, tata kelolanya gtu nah itu yang penting,
planning jadi aspek planningnya itu yang sangat penting dan tentunya semua itu harus
didukung opleh pimpinan, harus ada dukungan leadership, mangement support, klo
pimpinannya ga support yaa ga akan jalan, planningnya bagus tp ga disupport oleh
pimpinan ya ga akan jalan. Jadi pimpinan harus memberikan dukungan terhadap itu, nah
dukungan itu bisa dalam bentuk anggaran, jadi klo pimpinannya mendukung biasanya
anggarannya besar, klo pimpinannya gak mendukung terhadap si ya agak kecil klo
anggaran kecil org bisa apa si untuk membayar internetnya aja sekian juta belum lagi
orang masukin datanya sudah abis.. jadi itu yang harus difikirkan.

T: Perbedaan simpeg dengan data terpusat dan terdistribusi seperti apa pak?

J: Oh klo terpusat itu semua ada di satu tempat yaitu di pusat, klo distribusi itu datanya di
bagi2 ke masing2, misalnya ini indonesia barat, supaya klo terpusat tuh kadang2
jangkauannya lama gtu, lebih baik ada teknik yang dipisah saja nih berdasarkan
geografis, tergantung apa ya terserah.. jadi semua itu nanti terintegrasi datanya itu satu
sama yg lain, ini terdistribusi artinya dan itu dipisah2 tergantung produk a misalnya,
tergantung produk b dsb.. ketimbang semua data disimpan di pusat dipecah2 dalam
beberapa produk. Bisa berdasarkan produk, atau wilayah suoaya nanti beban pusatnya
berkurang. Jadi semua tergantung kebutuhan, perlunya terpusat atau terdistribusi. Jadi
ada kelemahnnya masing2, tapi sekarang trennya itu sekarang terpusat, tapi entah

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


Lampiran 2

terpusatnya secara fisik atau non fisik. Kitakan ga tau dibelakang sistem itu nyimpen
datanya seperti apa, dan dimana.,

Universitas Indonesia

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Maudiah Dwi Oktari


Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Oktober 1989
Alamat : Jl. Gotong Royong, RT 007/01 No. 19 A
Kel. Baru Kec.Ps.Rebo Jakarta Timur
13790
Nomor telepon, surat elektronik : 085692798177, tari_line@yahoo.co.id
Nama Orang Tua: Ayah : Juhana
Ibu : Sri Yulianti

Riwayat Pendidikan Formal:


SD : SDN Baru 03 Pagi Jakarta. Lulus tahun 2001
SMP : SMPN 179 Jakarta. Lulus tahun 2004
SMA : SMAN 98 Jakarta. Lulus tahun 2007
S1 : Universitas Indonesia, 2007-2011

Analisis pelaksanaan..., Maudiah Dwi Oktari, FISIP UI, 2011

Anda mungkin juga menyukai