Anda di halaman 1dari 15

Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN SYARI’AH PADA MASYARAKAT


PONOROGO
(Analisis Faktor Internal dan Eksternal )

Oleh: Yeni Cahyono


Prodi Ekonomi Pembangunan FE Unmuh Ponorogo
cahyo.ump@gmail.com
Edy Kurniawan
Prodi Teknik Elektro FT Unmuh Ponorogo
kurniawardana@gmail.com

ABSTRACT:
This study aimed to analyze the internal and external factors in
Ponorogonese society that affect the economical development of sharia in
Ponorogo. Methods of data analysis used in this study were the validity
test, reliability test, test of multiple linear regression analysis, t-test and F
test. The population in this study were all customers of Islamic banks.
Because of the study population was quite a lot, then the data collection
sample of 110 respondents used sample random sampling technique. The
results of the analysis showed that from multiple linear regression test, the
obtained value of Adjusted R Square was 0.554, which meant the
independent variables influence a client's decision were about 82.4%, and
17.6% were influenced by the other independent factors beyond the
research. The dominant factor influencing the customer's decision to use a
product of Islamic banks was the motivation of customers that was 53.9%..

Keyword: Syariah Banking, Islamic Economics, Customer Perception,


Motivation, Ponorogo Economy

PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi Islam dan praktek ekonomi Islam secara

internasional maupun nasional tidak bisa dibendung lagi. Di Indonesia, hal

ini ditandai dengan pesatnya kajian dan publikasi mengenai prinsip-prinsip

dan praktek-praktek bank Syariah. Perekonomian Islam dimulai dengan

kehadiran perbankan syariah sebagai lembaga keuangan yang

berlandaskan etika, dengan dasar al Qur’an dan Hadist. Tonggak utama

berdirinya perbankan Syariah adalah beroperasinya Mit Ghamr Local

Saving Bank 1963 di Kairo, Mesir. Saat ini, perkembangan lembaga

keuangan Syariah di dunia maju dengan pesat. Bahkan lembaga

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 147


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

keuangan konvensional yang notabene mengadopsi sistem kapitalis

mengakui keunggulan sistem Syariah.

Di Indonesia, praktek perbankan Syariah bermula pada tahun

1992, yang ditandai dengan beroperasinya Bank Muamalat Indonesia

(BMI) dan merupakan bank pertama yang menerapkan sistem bagi hasil.

Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1998 dan memporak

porandakan sendi sendi perekonomian, sehingga menyebabkan tingkat

suku bunga dan inflasi tinggi. Bank Muamalat sebagai Bank Syariah

merupakan satu-satunya bank yang mampu bertahan dari badai tersebut,

sementara bank-bank konvensional terkena likuidasi.

Terjadinya likuidasi terhadap bank-bank konvensional

membuktikan bahwa perbankan dengan sistem riba (bunga) tidak dapat

mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan selanjutnya terjadi

krisis kepercayaan dari para nasabahnya. Akibatnya, para nasabah

(konsumen) mencari alternatif perbankan yang dapat memberikan

kepercayaan serta keamanan bagi dirinya, dan perbankan Syariah

merupakan suatu sistem alternatif untuk mewujudkan kebutuhan nasabah

tersebut.

Perbankan Syariah berkembang pesat terutama sejak

ditetapkannya dasar-dasar hukum operasional tentang perbankan melalui

UU No 7 tahun 1992, yang kemudian dirubah dalam Undang-Undang No

10 tahun 1998. Undang-undang ini merupakan bentuk penegasan dari

Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk menjamin kelegalan bank

Syariah, dan memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi bank Syariah,

karena di dalamnya dijelaskan bahwa dalam perbankan Indonesia dikenal

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 148


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

sistem (dual banking system), yaitu sistem perbankan konvensional dan

sistem perbankan Syariah.

Sebagai bentuk perwujudan dari kebutuhan masyarakat terhadap

perbankan bersistem Syariah, dan ditegaskannya dual banking system

pada perbankan nasional, dibukalah peluang bagi pengembangan yang

lebih luas terhadap operasional bank Syariah. Bank konvensional yang

membuka bank Syariah antara lain, Bank Susila Bhakti yang sekarang

menjadi Bank Syariah Mandiri, dan belum lama ini mulai beroperasi penuh

sebagai Bank Syariah, Bank Tugu yang mengkonversikan diri menjadi

Bank Syariah Mega Indonesia, selanjutnya Bank IFI, BRI, baik yang

beroperasi dikantor pusat maupun cabang, Bank BNI, Bank Niaga, dan

lainnya.

Sejarah berdirinya perbankan Syariah dengan sistem bagi hasil

didasarkan pada dua alasan utama yaitu pertama, pandangan bahwa

bunga (interest) pada bank konvensional adalah hukumnya haram karena

termasuk kategori riba yang dilarang dalam agama. Kedua, dari aspek

ekonomi, penyerahan risiko usaha terhadap salah satu pihak dinilai

melanggar norma keadilan. Adapun balas jasa modal pada sistem bagi

hasil bank Syariah, diperhitungkan berdasarkan keuntungan dan kerugian

yang diperoleh dengan adanya kesepakatan pada ”akad” dan ini berlaku

pada kreditur maupun debitur.

Sistem perbankan syariah memiliki kesamaan dengan sistem

perbankan konvensional dalam hal mencari keuntungan dan pelayanan

masyarakat dalam bisnis keuangan. Namun keduanya memiliki perbedaan

dalam hal sistem balas jasa yang diberikan kepada para nasabah.

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 149


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

Dengan berpegang pada prinsip-prinsip balas jasanya masing-masing,

kedua sistem perbankan ini bersaing bebas dalam pasar uang dimana

jutaan nasabah diperebutkan dengan berbagai strategi. Fahmi (2006)

menjelaskan bahwa untuk mengambil keputusan terkait dengan hal di

atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain:

1) Nasabah harus membaca lingkungan yang memerlukan keputusan;

2) mengumpulkan informasi situasi yang dihadapi sebanyak mungkin,

terutama dari sudut pandang waktu dan biaya;

3) membentuk persepsi terhadap setiap situasi dengan menggunakan

informasi yang ada;

4) menempatkan setiap situasi dalam kategori yang sesuai dengan

karakteristiknya.

Jika dikaitkan dengan teori tersebut, maka nasabah harus pahami

hal-hal yang berhubungan dengan bank syariah, kemudian ada

ketertarikan dan mengambil keputusan untuk memilih sesuai dengan

karakteristik obyeknya.

Ponorogo adalah kota perdagangan dan agraris yang dibuktikan

dengan luas lahan pertanian sebesar 346,38 km 2 adalah lahan sawah dan

524,57 km2 lahan bukan sawah namun masih bersifat lahan produktif,

seperti yang di jelaskan oleh BPS Ponorogo (2014). Jika dibandingan

dengan luas area Ponorogo keseluruhan sebesar 1.371,78 km 2, maka

luas lahan pertanian Ponorogo adalah 63,49%. Penduduk kota Ponorogo

adalah mayoritas beragama Islam, sebesar 826.131 jiwa dari jumlah

penduduk total 833.142 jiwa. Pada wikipedia (2015) menerangkan,

Ponorogo juga didukung dengan banyaknya pondok pesantren yang

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 150


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

tersebar diberbagai daerah, yaitu sebanyak 63 pesantren. Selain itu,

BAPEDA Ponorogo (2014), Ponorogo juga didukung adanya universitas

dan sekolah tinggi barasis pendidikan agama Islam, kemunculan

perbankan syariah diasumsikan menjadi lebih mudah diterima sehingga

pertumbuhan bisnis perbankan berbasis ajaran Islam ini mulai

berkembang dan semakin diminati.

Dengan banyaknya bisnis perbankan di Ponorogo, masyarakat

memiliki lebih banyak pilihan dalam menginvestasikan dananya. Baik bank

syariah maupun bank konvensional menawarkan begitu banyak produk

layanan bagi para nasabah. Kondisi persaingan bisnis perbankan ini

mendorong setiap bankir untuk mencari berbagai strategi pelayanan

terbaik agar dapat menarik nasabah baru dan mempertahankan nasabah

yang telah ada.

Dalam menentukan strategi pelayanan yang terbaik, Bank syariah

harus mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan

masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah. Dalam menentukan

keputusan, tentu berdasarkan pada alasan-alasan yang menjadi faktor-

faktor relevan untuk mengambil keputusan tersebut. Demikian juga

masyarakat yang mengambil keputusan untuk menjadi nasabah bank

syariah, tentu banyak pertimbangan yang menjadi dasar keputusan akhir.

Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang ini adalah

keputusan untuk berinvestasi di perbankan syariah bukan karena

pemahaman mereka terhadap hukum ekonomi Islam yang adil dan

mengedepankan kebersamaan dan persaudaraan, namun karena faktor

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 151


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

faktor eksternal seperti faktor geologis, pengaruh dari lingkungan dan

produk yang ditawarkan lebih bersifat ekonomis.

Keputusan nasabah untuk berinvestasi dengan sistem syariah

tersebut, tentunya tidak begitu saja muncul tanpa adanya informasi dalam

bentuk pengetahuan yang akurat, terkait dengan metode perbankan

syariah tersebut. Hal itu menjadi faktor penentu keputusan nasabah untuk

mengambil manajemen perbankan syariah sebagai media berinvestasi.

Pengaruh dari lingkungan memiliki peran yang dominan untuk

mempengaruhi keputusan nasabah tersebut. Namun faktor-faktor internel

juga memiliki andil yang cukup besar juga sebagai penentu keputusan dan

pemahaman sistem keuangan syariah pada masyarakat Ponorogo.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa, telah terjadi

fenomena yang bersifat bertolak belakang antara pemahaman masyarakat

terhadap sistem ekonomi syariah dengan tindakan memilih bank syariah,

dengan di buktikan berdasarkan alasan-alasan pengambilan keputusan

untuk berinvestasi pada lembaga keuangan syariah. Potensi untuk

menjadi nasabah pada masyarakat Ponorogo telah didukung kehidupan

religius yang kuat dengan dibuktikan berdasarkan banyak pondok

pesanren dan perguruan tinggi yang berbasiskan Islam, namun ternyata

belum tentu mendukung perkembangan perekonomian Islam masyarakat

di daerah Ponorogo. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menggali data

lebih dalam lagi yang dideskripsikan pada rumusan masalah berikut; 1)

Faktor-faktor internal dan ekternal apa saja yang menjadi penentu pada

masyarakat Ponorogo terhadap berkembangnya perekonomian Islam di

Ponorogo secara umum; 2) Faktor-faktor dominan apa saja yang

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 152


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

mempengaruhi masyarakat Ponorogo terhadap perkembangan

perekonomian Islam pada masyarakat Ponorogo.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan

penelitian di atas, maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah faktor-

faktor internal dan ekternal pada masyarakat Ponorogo yang menjadi

nasabah Bank Syariah di Ponorogo.

Jenis penelitian ini berupa deskriptif kuantitatif yaitu penelitian

yang mengukur kekuatan hubungan antar dua variabel atau lebih.

Pendekatan yang digunakan dalam peneltian ini adalah pendekatan

survey yaitu kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya

mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap penelitian

dengan maksud untuk status, gejala menemukan kesamaan status

dengan cara membandingkan dengan standart yang sudah dipilih atau

ditentukan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan daftar pertanyaan (questionnaire),

diberikan kepada masyarakat yang telah menjadi nasabah bank syariah

yang ada di Ponorogo dengan mengambil sampel yang bervariatif,

dengan penyebaran kuesioner kepada sampel yang diambil secara cluster

random sampling. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup,

dimana peneliti telah menyediakan jawaban yang dapat dipilih oleh

responden. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan, dilakukan uji

hipotesis dengan menggunakan program SPSS 22.00 untu diketahui

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 153


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat Ponorogo dalam

perkembangan ekonomi syariah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan progran

SPSS versi 22.0 dan menghasilkan output berikut ini:

Tabel 1. Analisis Regresi Linier Barganda Model Summary

Model Summary
Adjusted
Model R R Square R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .916 .839 .823 .790

a. Predictors: (Constant), PEMBELAJARAN, LOKASI, PRODUK,


ORANG/PEGAWAI, HARGA, BUKTI FISIK, MOTIVASI, PROMOSI, PROSES,
PERSEPSI
Sumber: Hasil Olah Data (SPSS 22.0)

Besarnya angka R square (r2) adalah 0,839. Angka tersebut digunakan

untuk melihat besarnya pengaruh variabel produk, harga, promosi, lokasi,

orang / pelayanan, proses, bukti fisik, motivasi, persepsi, pembelajaran

terhadap variabel Keputusan Nasabah dengan cara menghitung koefisien

(KD) dengan menggunakanrumus berikut:

KD = r2 x 100%

KD = 0,839 x 100%

KD = 83,9%

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel independen

terhadap variabel Persepsi (perantara) secara gabungan adalah 83%,

sedangkan sisanya sebesar 17% (100%-83%) dipengaruhi oleh faktor

lain.

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 154


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

Uji f

Tabel 2. Hasil Uji f

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 315.904 5 63.181 97.220 .000b

Residual 67.587 104 .650

Total 383.491 109

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN NASABAH


b. Predictors: (Constant), PEMBELAJARAN, LOKASI, PRODUK,
ORANG/PEGAWAI, MOTIVASI

Sumber: Hasil Olah Data (SPSS 22.0)

Berdasarkan hasil analisis uji f diperoleh nilai f hitung sebesar 97,220

> 2,30 dengan probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 maka H 0 ditolak. Hal ini

menjelaskan bahwa produk, lokasi, orang atau pelayanan, motivasi dan

pembelajaran bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan nasabah dalam menggunakan produk syariah, dan

menyatakan H1 terbukti.

Uji t

Tabel 3. Hasil Uji t

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) .028 .500 .057 .955

PRODUK -.158 .054 -.178 -2.891 .005

LOKASI -.175 .053 -.199 -3.331 .001

ORANG/PEGAWAI .359 .078 .332 4.579 .000

MOTIVASI .539 .083 .517 6.523 .000

PEMBELAJARAN .425 .071 .421 5.938 .000


a. Dependent Variable: KEPUTUSAN NASABAH
Sumber: Hasil Olah Data (SPSS 22.0)

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 155


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda dapat dibuat

persamaan regresi sebagai berikut:

Y=0,028 + (-0,158) + (-0,175) + 0,359 + 0,539 + 0,425

Model regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai konstan adalah 0,028 artinya keputusan masyarakat dalam

menggunakan produk syariah secara bersama sama dipengaruhi oleh

variabel produk, lokasi, orang / pelayanan, motivasi dan pembelajaran

sebesar 0,028.

2. Nilai koefisien regresi variabel produk adalah sebesar -0,158, artinya

pengaruh variabel produk terhadap keputusan nasabah adalah negatif.

Hal ini menjelaskan bahwa setiap kenaikan produk satu satuan maka

keputusan nasabah akan turun sebesar 0,158.

3. Nilai koefisien regresi variabel lokasi adalah sebesar -0,175, artinya

pengaruh variabel lokasi terhadap keputusan nasabah adalah negatif.

Hal ini menjelaskan bahwa setiap kenaikan nilai lokasi sebesar satu

satuan, maka keputusan nasabah akan turun sebesar 0,175.

4. Nilai koefisien regresi variabel orang / pelayanan adalah sebesar 0,359,

artinya pengaruh variabel orang/pelayanan terhadap keputusan

nasabah adalah positif. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi

variabel orang / pelayanan maka keputusan nasabah akan meningkat

sebesar 0,359.

5. Nilai koefisien regresi variabel motivasi adalah sebesar 0,539, artinya

pengaruh variabel motivasi terhadap keputusan nasabah adalah positif.

Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel motivasi maka

keputusan nasabah akan meningkat sebesar 0,539.

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 156


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

6. Nilai koefisien regresi variabel pembelajaran adalah sebesar 0,425,

artinya pengaruh variabel pembelajaran terhadap keputusan nasabah

adalah positif. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel

pembelajaran maka keputusan nasabah akan meningkat sebesar

0,425.

7. Dari kelima variabel tersebut, motivasi adalah yang paling dominan

mempengaruhi keputusan nasabah, karena nilai koefisiennya paling

tinggi yaitu sebesar 0,539.

Dari hasil perhitungan konstanta (a) pada tabel 3, yaitu sebesar 0,028 dan

koefisien regresi linier berganda produk sebesar -0,158, lokasi sebesar -

0,175, orang/pegawai sebesar 0,359, motivasi sebesar 0,539 dan

pembelajaran sebesar 0,425 sehingga dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji pengaruh Produk terhadap nasabah produk bank syariah

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai thitung (-2,891) < ttabel (1,981)

tingkat signifikasi 0,005 < 0,05, maka variabel produk memiliki

pengaruh negatif terhadap keputusan nasabah secara signifikan. Hal ini

membuktikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Uji pengaruh lokasi terhadap nasabah produk bank syariah

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai thitung (-3,331) < ttabel (1,981)

tingkat signifikasi 0,001 < 0,05, maka H0 berarti variabel lokasi memiliki

pengaruh negatif terhadap keputusan nasabah secara signifikan.

3. Uji pengaruh orang/pelayanan terhadap nasabah produk bank syariah

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai thitung (4,579) > ttabel (1,981)

tingkat signifikasi 0,000 < 0,05, maka variabel orang memiliki pengaruh

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 157


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

positif terhadap keputusan nasabah secara signifikan. Hal ini

membuktikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

4. Uji pengaruh motivasi terhadap nasabah produk bank syariah

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai thitung (6,523) < ttabel (1,981)

tingkat signifikasi 0,000 < 0,05, maka H0 berarti variabel motivasi

memiliki pengaruh terhadap keputusan nasabah secara signifikan.

5. Uji pengaruh pembelajaran terhadap nasabah produk bank syariah

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai thitung (5,938) < ttabel (1,981)

tingkat signifikasi 0,000 < 0,05, maka H0 berarti variabel pembelajaran

memiliki pengaruh terhadap keputusan nasabah secara signifikan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dengan melakukan analisis faktor-

faktor internal dan ekternal masyarakat Ponorogo dalam menggunakan

produk bank syariah guna mengetahui pengaruhnya terhadap

perkembangan perekonomian syariah di ponorogo, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Faktor produk dan faktor lokasi memiliki pengaruh negatif terhadap

keputusan nasabah dalam memilih perbankan syariah. Artinya

masyarakat Ponorogo masih belum memahami atau belum tertarik

untuk mengenal produk-produk bank syariah. Variabel

orang/pelayanan, motivasi dan pembelajaran memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan produk

bank syariah.

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 158


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

2. Dari kelima faktor tersebut, faktor yang paling dominan

adalah faktor motivasi yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam

menggunakan produk bank syariah dengan dibuktikan besar koefisien

6,523.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Variabel motivasi merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya

terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan produk bank

syariah, sehingga sebaiknya faktir motivasi lebih diperhatikan dan di

tingkatkan dalam bentuk masukkan dan dukungan dari lingkungan

apabila ingin meningkatkan perkembangan perekonomian syariah di

kota Ponorogo.

2. Bagi pelaku perbankan syariah, disarankan untuk meningkatkan

sosialisasi dan pelayanan terhadap konsumen atau calon konsumen

dalam hal ini adalah nasabah terkait dengan informasi produk-produk

perbankan syariah. Hal ini didukung oleh variabel pembelajaran pada

nasabah yang juga memiliki pengaruh signifikan setelah variabel

motivasi.

3. Selain pelayanan, motivasi dan pembelajaran yang mampu

mempengaruhi keputusan nasabah sehingga meningkatkan

perkembangan syariah di Ponorogo, maka peneliti berikutnya perlu

mengadakan penelitian dengan menambah variabel-variabel yang lain

dan lebih lengkap guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 159


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

nasabah bank syariah, misalnya variabel psikologi dan lingkungan dan

lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta:
Gajah Mada Universitas Press, 2009.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta:


Gema Insani Press, 2001.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

BAPPEDA Ponorogo, Pembangunan Ponorogo dalam angka 2014


(Ponorogo: BAPPEDA Ponorogo, 2014), 105-106.

BPS Ponorogo, http://ponorogokab.bps.go.id/index.php?hal=publikasi


_detil&id=141. Pada 02 Maret 2015 pukul 08:30.

Fahmi Basyaib, Teori Pembuatan Keputusan (Jakarta: Gramedia


Widiasarana Indonesia, 2006),

Hartono, Jogiyanto. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE,


2011.

http://storage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/BankIndonesia/BPSESJatim
indonesia.pdf, pada 5 Maret 2015.

Huda, Nurul dan Mohamad Heykal. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan


Teoretis dan Praktis. Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Iqbal, Hasan. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : PT Bumi


Aksara, 2006.

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana prenada Media Group,


2011.

Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta:


Rajawali Press, 2004.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :


Erlangga, 2003.

Lubis K, Suhrawardi. ”Hukum Ekonomi Islam”, Jakarta: Penerbit Sinar


Grafika, 2000.

Margono, S. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Marzuki. Metodologi Riset, BPFE UII Yogyakarta: Yogyakarta, 2002.

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 160


Yeni Cahyono, Perkembangan Ekonomi Syari’ah

Muhammad. Sistem dan Prosedur Oprasional Bank Islam, Yogyakarta: UII


Press, 2000.

Neneng Nelvi, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah


Dalam Memilih Bank Syariah yang mengambil lokasi penelitian di
BNI Syariah Yogyakarta, Yogyakarta, 2015.

Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas


Brawijaya dan Bank Indonesia. Potensi, Referensi, dan Perilaku
Masyarakat Terhadap Bank Syariah: Studi Pada Wilayah Propinsi
Jawa timur. Malang: 2000.

Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. Penelitian Tarapan. Yogyakarta: Gajah


Mada Universitas, 1996.

Simamora, Bilson. Panduan riset perilaku konsumen. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama, 2008.

Sholihin, Ahmad Ifham. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama, 2010.

Sudjana, S. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah - Skripsi - Tesis –


Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001.

Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga-Lembaga


Terkait. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Umar, Husein. Riset Pemasanan dan Perilaku Konsumen. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama, 2005.

M U A D D I B Vol.06 No.02 Juli-Desember 2016 e-ISSN 2540-8348 161

Anda mungkin juga menyukai