net/publication/325296534
Analisis Penambangan Batu Bara PT. KalTim Prima Coal Kota Sangatta,
Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur
CITATIONS READS
0 10,666
1 author:
Heny Wulandari
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Heny Wulandari on 22 May 2018.
Heny Wulandari
Ilmu Pemerintahan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Henywulandari264@gmail.com
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat besar itu merupakan anugerah dari
Allah SWT, di antara sumber daya alam yang dimiliki Indonesia iyalah bahan tambang. Di
dalam undang – undang Dasar (UUD) Republik Indonesia tahun 1945 pasal 33 ayat 3
dinyatakan sesungguhnya kekayaan sumber daya alam Indonesia di kuasai oleh negara
dan digunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat, sehingga bahan tambang
juga di kuasai oleh negara untuk kemakmuran masyarakat. ( Undang – Undang 1945).
Pertambangan batu bara terbesar di Kalimantan Timur adalah PT. Kaltim Prima Coal
(PT.KCP) yang telah berdiri sejak 1982, perusahaan ini anak dari PT. Bumi Resources di
Sangatta, Kabupaten Kutai Timur. Pembangunan di sektor industri yaitu di bidang
pertambangan batu bara yaitu sesuatu upaya di mana pemerintah berusaha
meningkatkan devisa negara dan ditinjau dari pola kehidupan masyarakat berhubungan
langsung dengan peningkatan kebutuhan barang dan jasa, sumber energi, dan sumber
daya alam. Sektor industri utama di dalam tataan ekonomi global, yaitu pertambangan
batu bara (Bara, Terhadap, & Indonesia, n.d.).
Pemerintah berupaya mempertahankan eksistensi pertambangan di Indonesia
karena dengan adanya penambangan batu bara akan meningkatkan PAD suatu daerah.
Sehingga pemerintah berai untuk menggadaikan nasib masyarakat dan generasi
mendatang. Di Indonesia sendiri tidak memiliki strategi untuk menyelamatkan pelestarian
lingkungan, kepentingan masyarakat/ penduduk lokal, dan pembiaran mineral untuk
generasi yang akan datang. Pemerintah justru terus menerus memberikan izin kepada
perusahaan pertambangan asing/ swasta maupun nasional. Kontribusi industri
pertambangan untuk negara sangatlah rendah, tetapi industri pertambangan ini masih
sangat menjadi primadona bagi negara. Pertambangan ialah suatu bidang usaha yang
sifat kegiatan nya selalu menimbulkan perubahan pada alam lingkungan sekitar. Lahirlah
Undang – Undang No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara
(Minerba) yaitu dengan tegasnya mengatakan pengelolaan pertambangan mineral dan
batu bara akan menjadi wewenang pemerintah pusat. (Undang – Undang No 4 tahun
2009).
Dengan adanya pertambangan batu bara di Sangatta Kabupaten Kutai Timur dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial. Banyak perusahaan yang
mengambil dan menggusur tanah milik masyarakat dan dijadikan tempat bermukimnya
karyawan perusahaan. Selain itu masalah yang di timbulkan oleh penambangan batu
bara tersebut terhadap sosial di mana warga asli Sangatta tidak mendapatkan bagian
dari hasil penambangan batu bara itu sendiri. Terkait dengan lingkungan penambangan
batu bara ini berdampak kepada fungsi sungai, sungai – sungai yang berada di sekitar
penambangan batu bara mengalami pencemaran air, dan penambangan batu bara itu
sendiri juga dapat mencemari tanah dan udara.
Sektor penambangan batu bara PT. Kaltim Prima Coal (PT. KPC) cukup memberi
dapat yang sangat merugikan kepada lingkungan dan masyarakat. Banyak masyarakat
sekitar penambangan yang resah dengan adanya proses penambangan batu bara oleh
PT. KPC banyak menimbulkan masalah mulai dari sengketa tanah perusahaan dengan
masyarakat, kecemburuan sosial dari warga terhadap karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut,dan yang terakhir masalah yang paling di resahkan masyarakat
yaitu kerusakan lingkungan. PT . KPC selaku penambang batu bara tersebut banyak
mendapatkan profit sedangkan masyarakatnya tidak mendapatkan sedikit pun dari hasil
pengerukan dan penjualan batu bara, malah saja masyarakat hanya mendapatkan
dampak negatif dari penambangan batu bara.
Kahar Al Bahrie “ penggugat bukan hanya penggiat organisasi non pemerintah tetapi
warga lainnya, seperti petani, dosen, mahasiswa, pekerja, dan lain- lainnya.” masyarakat
Samarinda mengalami banyak kerugian akibat dari ekspansi tambang batu bara yang
sudah berdiri sejak tahun 1982 di ibu kota provinsi Kalimantan Timur (lpds.or.id).
Kerugian yang di tanggung oleh masyarakat Samarinda sudah menyentuh berbagai
aspek yaitu, kerusakan lingkungan, pertanian, dan ancaman korban jiwa bekas galian
tambangan batu bara. Dalam catatan Forum Satu Bumi, Kalimantan Timur adalah salah
satu provinsi paling mematikan bagi warganya. Pasalnya, sejak zaman kolonial Belanda,
sekitar 1894, provinsi yang dulu disebut Tanah Borneo ini sudah melakukan ekstraksi
pada alamnya sendiri. Melalui pembongkaran minyak dan gas alam dan hingga saat ini
terjadi, kekayaan alam terus dikeruk. ( www.mongabay ).
1.3 Kriteria
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari
generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan juga harus melihat dari segi
lingkungan ekonomi, dan sosialnya. (To, Development, & World, n.d.)
a. Pertumbuhan ekonomi
Menurut Kuznets dalam Pressman di dalam jurnal Sasana (Hadi, 2009).
“menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan perpaduan efek dari
produktivitas yang tinggi dan populasi yang besar’´.
Todaro menyampaikan ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan
ekonomi dari setiap negara. Ketiga faktor tersebut adalah :
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhimya akan memperbanyak jumlah
angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi, berupa cara baru atau perbaikan cara-cara lama dalam
menangani pekerjaan-pekerjaan.
b. aspek sosial
mengikut sertakan masyarakat berkontribusi dalam semua kegiatan yang ada di
suatu daerah.
c. lingkungan
Ketahanan Lingkungan merupakan upaya menjamin keamanan publik secara
proporsional dari bahaya-bahaya lingkungan yang diakibatkan oleh proses-proses
alamiah atau buatan-manusia, karena keteledoran, kecelakaan, salah-kelola, atau
kesengajaan. Ketahanan lingkungan merupakan bagian dari ketahanan nasional.
Ketahanan lingkungan mengkaji ancaman akibat kejadian lingkungan, kecenderungan
ketahanan nasional dan unsur-unsur kekuatan nasional. ( www.alekkurniawan.com).
b. Penjelasan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mendorong mengajukan gugatan adalah
Jatam (jaringan Advokasi Tambang, Pokja 30, Yayasan BUMI, Bebsic, Dioma, Naladwip.
(Tribun Kaltim). Masyarakat Samarinda telah membuat gerakan untuk menggugat
dampak negatif penambangan, ada beberapa bentuk yang dapat ditempuh sehubungan
dengan hak gugat yang telah di atur dalam Undang – undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). (Kompasiana,).
PT. Kaltim Prima Coal (KPC) di dalam aspek sosial ada membuka lowongan
pekerjaan untuk masyarakat sekitar penambangan. PT Kaltim Prima Coal (KPC)
membangun sinergi dengan Dewan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kutai Timur. Salah
satu bentuknya berupa dukungan KPC terhadap perlengkapan kantor baru
Muhammadiyah. Menyerahkan bantuan berupa Gedung Dakwah Muhammadiyah. AC 6
unit, komputer 3 unit, infocus, kasur 3 buah, bantal 6 buah, guling 6 buah, meja 5 unit,
kursi uchiwa 50 buah, kursi lipat 48, kursi putar 3 buah dan 1 set sofa
(http://www.kpc.co.id).
Dampak sosial yang di terima masyarakat yaitu hak – hak mereka tidak di dengarkan
oleh pemerintah dan PT. Kaltim Prima Coal. PT. KPC juga telah menggusur tanah
masyarakat yang di katakan tanak milik adat. PT. KPC juga telah banyak mematikan para
petani untuk mencari pendapatan, karena lahan yang berdekatan dengan penambangan
akan terkena limbah akhirnya petani mengalami kerugian yang sangat besar.
Lingkungan
Pencemaran air
Pencemaran tanah
Aktivitas penambangan yang dilakukan oleh PT. Kaltim Prima Coal telah membuat
tanah di Sangatta Kabupaten Kutai Timur menjadi tercemar. Adanya lubang – lubang
raksasa yang menganga, air asam tambang, dan logam tailing. Galian bekas
pertambangan yang di biarkan mengangan, jarak lubang tambang dengan permukiman
masyarakat atau penduduk sudah terlalu dekat. Padahal, menurut Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No 04 Tahun 2012 tentang indikator ramah lingkungan untuk usaha
atau kegiatan penambangan terbuka batu bara adalah 500 meter, tetapi yang terjadi di
kecamatan sengatta jarak pertambangan itu hanya 50 meter dari rumah penduduk
(https://www.kompasiana). Banyaknya kasus kematian karena lubang bekas galian
pertambangan tersebut setiap tahun pasti memakan korban. Pada tahun 2015 saja ada
15 korban jiwa. Sedang pada tahun 2016 ada 27 korban jiwa (https://www.kompasiana).
Kurangnya memperhatikan kelestarian lingkungan, masih kurangnya perhatian
pemerintah dan masyarakat terhadap lingkungan tersebut, masyarakat dan pemerintah
mudah tergiur atas iming – iming yang telah di janjikan oleh perusahaan tersebut. Sering
terjadi banjir di kota Samarinda. PT. Kaltim Prima Coal itu sendiri sehabis menambang
batubara tersebut tidak melakukan penanaman kembali, tetapi bekas penambangan itu di
biarkan menjadi lubang raksasa yang menganga.
Pencemaran udara
Selain dampak terhadap air dan tanah, penambangan batu bara ini juga dapat
mencemari udara dan kualitas udara sekitar penambangan. Adanya peledakan untuk
mengali batu bara, pengangkutan hasil batu bara melalui jalan – jalan umum dan aktivitas
penambangan lainnya. dengan seperti itu debu sangat banyak terjadi dan
membahayakan masyarakat sekitar penambangan. Apalagi saat musim kemarau datang
debu - debu akan terasa. Banyak masyarakat yang terkena penyakit infeksi saluran
pernapasan. Jeleknya kualitas udara yang di ciptakan oleh penambangan batu bara
tersebut.
Masyarakat juga harus lebih peduli terhadap lingkungan di sekitar dan perusahan
pertambangan tersebut sama juga harus bisa memahami lingkungan di sekitarnya agar
terjadi timbal balik ( masyarakat dan perusahaan tersebut sama – sama saling
menguntungan. Perusahaan pertambangan juga harus memahami SOP. Menurut
(Hakim, 2013) untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan, manusia harus
melakukan upaya pelestarian lingkungan. Beberapa contoh upaya yang dapat dilakukan
antara lain: . 1. Menanam kembali hutan yang gundul. 2. Memperbanyak area hijau. 3.
Mengatur pembuangan, pengelolaan, dan pendaur-ulangan sampah. 4. Menggunakan
konsep “green building” ketika membangun bangunan. 5. Menghentikan dan menghindari
eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam. 6. Memberikan sanksi yang tegas
terhadap pelaku pencemaran dan pengrusakan lingkungan. 7. Melakukan analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL). 8.Mengajarkan dan mengkampanyekan pola
hidup ramah lingkungan kepada masyarakat. (Purnomo, 2016)
d. Kesimpulan
PT. KalTim Prima Coal iyalah perusahaan pertambangan Batu Bara di Kota
Samarinda tepatnya di Kecamatan Sangatta Kabupaten Kutai Timur. Perusahaan adalah
perusahaan penambangan terbesar di Samarinda. Setiap harinya perusahaan
pertambangan batubara ini mengeruk kekayaan alam yang ada di Sangatta. Mereka
selalu mengekspor batubara secara berlebihan dan tidak dibatasi. Dapat dilihat
penambangan batu bara yang terjadi di Sangatta Kabupaten Kutai Timur belum menjadi
pembangunan berkelanjutan.
Dilihat dari 3 pilar pertumbuhan ekonomi, aspek sosial, dan lingkungan. Dilihat dari
pertumbuhan ekonominya PT. KPC sendiri hanya memberikan bagian kepada
pemerintah daerah saja tidak ke masyarakat, dan masyarakat asli Kutai timur. Dilihat dari
aspek sosial PT. KPC telah ada melakukan kerja sama Muhammadiyah, dan
memberikan pendidikan kepada masyarakat, tetapi masih banyak masyarakat sekitar
yang tidak didengar hak – haknya. Dilihat dari lingkungan PT. KPC sendiri tidak
memperhatikan lingkungan sehabis penambang batu bara. Masih banyaknya lubang
yang menganga, dan pencemaran air yang terjadi , pencemaran udara yang merugikan
masyarakat sekitar.
Disini pemerintah harus memberi sangsi kepada perusahaan yang telah melanggar
izin pembangunan karena dapat mengganggu kenyaman masyarakat, kesehatan,
bahkan dapat mematikan perekonomian masyarakat di sekitar pertambangan tersebut.
Pemerintah harus tegas memberitahu kepada perusahaan untuk melakukan reboisasi
atau penanaman pohon kembali dan menutup lubang – lubang bekas galian agar tidak
memakan korban.
Daftar Pustaka
To, I., Development, S., & World, A. N. U. (n.d.). Introduction to sustainable development 1.
Hadi, S. (2009). Analisis Dampak Pertumbuhan Ekonomi, Kesenjangan Antar Daerah Dan
Tenaga Kerja Terserap Terhadap Kesejahteraan Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Tengah Dalam Era Desentralisasi Fiskal. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 16(1), 50–
69.
Hidayat, W., Rustiadi, E., & Kartodihardjo, H. (2015). Dampak Pertambangan Terhadap
Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaian Peruntukan Ruang (Studi Kasus
Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan). Jurnal Perencanaan Wilayah Dan
Kota, 26(2), 130–146. https://doi.org/10.5614/jpwk.2015.26.2.5
Purnomo, eko priyo 2016. (2016). Implementasi CRS (Corporate Social Responsibility) PT.
Agung Perdana Dalam Mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan. Jurnal Ilmu
Pemerintahan & Kebijakan Publik, 3(2), 204–225.
Undang – Undang No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara
https://regional.kompas.com/read/2015/11/19/21411981/Masih.150.Lubang.Tambang.Batub
ara.Menganga.di.Samarinda (diakses 30 maret 2018WIB)
https://regional.kompas.com/read/2015/01/16/17005751/Limbah.PT.Kaltim.Prima.Coal.Cem
ari.Sungai.Sangatta. (diakses 31 maret 2018 WIB)
http://industri.bisnis.com/read/20170629/44/666775/sangatta-kota-tempat-tambang-batu-
bara-terbuka-terbesar-di-dunia (diakses 1mei 2018 )
http://lpds.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=692:derita-warga-tambang-
batu-bara&catid=32:climatereporter&Itemid=46 (diakses 4 mei 2018)
http://www.mongabay.co.id/2017/03/27/masyarakat-kalimantan-timur-menderita-akibat-
lingkungan-yang-rusak/ (diakses 4 Mei 2018)
https://finance.detik.com/infografis/d-3417754/ri-punya-cadangan-batu-bara-24-miliar-ton-
yang-masih-perawan (diakses 5 Mei 2018 )
http://www.mongabay.co.id/2013/07/06/mui-samarinda-tambang-batubara-merusak-
lingkungan-haram/ ( diakses 7 Mei 2018)
http://kaltim.tribunnews.com/2012/01/11/lima-lsm-di-samarinda-siapkan-tiga-gugatan-soal-
tambang (diakses 7 Mei 2018)
https://www.kompasiana.com/kotijah/gerakan-masyarakat-samarinda-menggugat-dampak-
tambang_550dd4dd813311b92cbc5fbe (diakses 11 Mei 2018)
https://id.scribd.com/document/174725966/Teknik-Penambangan-Batubara-Dan-
Permasalahannya ( diakses 12 mei 2018).