Anda di halaman 1dari 12

236| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.

1 Edisi April 2015, 236-247

LKS MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT


BERBASIS MULTIPEL REPRESENTASI MENGGUNAKAN
MODEL SIMAYANG

Ina Putrizal*, Sunyono, Tasviri Efkar


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1

*Corresponding author, tel/fax : 08976023561, email: inaputrizalz@gmail.com

Abstract: Electrolyte and Non-Electrolyte Solution Student Worksheet Based


on Multiple Representations Using SiMaYang Model. This research aimed to
describe the validity (eligibility), practicality, and effectivity of student worksheet
as development product. The research used Research and Development method
and the subject of the research was student worksheet. Student worksheet can be
measured from the results of expert validation. Student worksheet seen from the
results of the feasibility assessment, teacher and students responses. Student
worksheet can be seen from the results of the assessment of student activity, self-
efficacy, and increasing mastery of concepts. The result showed that student
worksheet were valid (eligible), practicable, and effective to develop self-efficacy
and mastering the concept.

Keywords: student worksheet, multiple representations, SiMaYang.

Abstrak: LKS Materi Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit Berbasis Mul-


tipel Representasi Menggunakan Model SiMaYang. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan validitas (kelayakan), kepraktisan, dan keefektivan LKS
yang dikembangkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Research
and Development dengan subyek penelitian yaitu LKS. Kelayakan LKS dapat di-
ukur dari hasil validasi ahli. Kepraktisan LKS dilihat dari penilaian keterlaksana-
an, penilaian guru, dan respon siswa. Keefektivan LKS dapat dilihat dari hasil pe-
nilaian aktivitas siswa, efikasi diri, dan peningkatan penguasaan konsep. Hasil
penelitian diperoleh bahwa LKS valid (layak), praktis, dan efektif digunakan
untuk meningkatkan efikasi diri dan penguasaan konsep.

Kata kunci: LKS, multipel representasi, SiMaYang.

PENDAHULUAN Sebagian besar pelajaran kimia


Kimia didefinisikan sebagai ca- topik-topiknya bersifat abstrak se-
bang dari ilmu pengetahuan alam, hingga sebagai fasilitator guru hen-
yang berkenaan dengan kajian-kajian daknya menyediakan lembar kerja
tentang struktur dan komposisi mate- siswa (LKS) sebagai media pembe-
ri, perubahan yang dapat dialami ma- lajaran. Dengan adanya LKS yang
teri, dan fenomena-fenomena lain dikerjakan baik secara individu mau-
yang menyertai peru-bahan materi pun kelompok oleh siswa, diharap-
(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan kan dapat melatih proses berpikir
FIP-UPI, 2007). dengan mengoptimalkan kemampuan
Putrizal, et al. LKS Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit berbasis Multipel …. |237

imajinasi, sehingga siswa dapat hal perubahan yang tidak dapat di-
membangun konsep dan mendapat amati dengan indera mata, seperti pe-
pengalaman secara langsung.. rubahan struktur atau proses di ting-
Level submikroskopis maupun kat submikroskopis atau molekul
suatu hal yang nyata sama seperti le- imajiner hanya bisa dilakukan mela-
vel makroskopis. Kedua level ter- lui pemodelan (Tasker dan Dalton,
sebut hanya dibedakan oleh skala 2006).
ukuran. Pada kenyataannya level Keberhasilan pembelajaran ki-
submikroskopis sangat sulit diamati mia meliputi konstruksi asosiasi
karena ukurannya yang sangat kecil, mental diantara dimensi makrosko-
sehingga sulit diterima bahwa level pis, mikroskopis, dan simbolis dari
ini merupakan suatu yang nyata. representasi fenomena kimia dengan
Johnstone dalam Meirina (2013). menggunakan modus representasi
Representasi dikategorikan ke yang berbeda (Chang dan Gilbert,
dalam dua kelompok, yaitu represen- 2009).
tasi internal dan eksternal. Repre- Model pembelajaran SiMaYang
sentasi internal diartikan sebagai merupakan model pembelajaran
konfigurasi kognitif individu yang sains berbasis multipel representasi
diduga berasal dari perilaku yang yang dikembangkan dengan mema-
menggambarkan beberapa aspek dari sukkan faktor interaksi (tujuh konsep
proses fisik dan pemecahan masalah, dasar) yang mempengaruhi kemam-
sedangkan representasi eksternal da- puan pembelajar untuk mempresen-
pat digambarkan sebagai situasi fisik tasikan fenomena sains ke dalam ke-
yang terstruktur yang dapat dilihat rangka model IF-SO (Sunyono,
sebagai mewujudkan ide-ide fisik 2012). Tujuh konsep dasar pembe-
(Haveleun dan Zou, 2001). lajar tersebut adalah kemampuan
Menurut pandangan contruc- penalaran pembelajar (Reasoning;
tivist, representasi internal ada di da- R), pengetahuan konseptual pembe-
lam kepala siswa dan representasi lajar (conceptual; C); dan keterampi-
eksternal disituasikan oleh lingkung- lan memilih mode representasi pem-
an siswa (Meltzer, 2005) belajar (representation modes; M)
Banyak representasi dapat me- (Shonborn dan Anderson, 2006).
mainkan tiga peranan utama. Per- Pembelajaran yang menekankan
tama, mereka dapat saling meleng- pada proses imajinasi dapat mem-
kapi; kedua, suatu representasi yang bangkitkan kemampuan representasi
lazim dapat menjelaskan tafsiran ten- pembelajar, sehingga dapat mening-
tang suatu representasi yang lebih ti- katkan kemampuan kreativitas pem-
dak lazim; dan ketiga, suatu kombi- belajar. Kekuatan imajinasi akan
nasi representasi dapat bekerja bersa- membangkitkan gairah untuk me-
ma membantu siswa menyusun suatu ningkatkan keterampilan dan penge-
pemahaman yang lebih dalam ten- tahuan konseptual pembelajar (Haruo
tang suatu topik yang dipelajari et al., 2009).
(Ainsworth, 2008). Model pembelajaran SiMaYang
Kimia melibatkan proses-proses memiliki sintak dengan 4 fase pem-
perubahan yang dapat diamati dalam belajaran (Sunyono,2012). Keempat
hal (misalnya perubahan warna, bau, fase dalam model pembelajaran ter-
gelembung) pada dimensi makrosko- sebut memiliki ciri dengan akhiran
pis atau laboratorium, namun dalam “si” sebanyak lima “si”. Fase-fase
238| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 236-247

tersebut tidak selalu berurutan ber- Magnitude suatu tingkat ketika se-
gantung pada konsep yang dipelajari seorang meyakini usaha atau tindak-
oleh pembelajar, terutama pada fase an yang dapat ia lakukan. Strength
dua (fase eksplorasi-imajinasi). Oleh suatu kepercayaan diri yang ada da-
sebab itu, fase-fase model pembela- lam diri seseorang yang dapat ia
jaran yang dikembangkan dan hasil wujudkan dalam meraih performa
revisi ini tetap disusun dalam bentuk tertentu. Generality sebagai kele-
layang-layang, sehingga tetap dina- luasaan dari bentuk efikasi diri yang
makan Si-5 layang-layang atau di- dimiliki seseorang untuk digunakan
singkat SiMaYang (Sunyono, 2012). dalam situasi lain yang berbeda. Se-
Sunyono (2014) mengembang- makin tinggi efikasi diri individu ma-
kan lebih lanjut model SiMaYang ka semakin tinggi tingkat penyesuai-
tersebut dengan memasukan pende- an diri individu pada situasi yang di-
katan saintifik kedalam sintaknya. hadapi (Bandura, 1997).
Model pembelajaran yang dikem- Hasil penelitian Sunyono (2009)
bangkan tersebut selanjutnya dina- dan Sunyono (2010) menunjukkan
makan model pembelajaran SiMa- bahwa untuk pembelajaran sains
Yang Saintifik atau model SiMa- (misalnya kimia) banyak konsep
Yang Tipe II dengan sintaknya tetap sains yang masih dianggap sulit un-
terdiri atas 4 fase. Perbedaannya tuk diajarkan pada peserta didik. Ke-
terletak pada aktifitas guru dan sis- banyakan guru dalam membelajarkan
wa. Pada model pembelajaran SiMa- konsep-konsep sains tersebut adalah
Yang Tipe II, aktifitas guru dan sis- dengan menanamkan konsep secara
wa disesuaikan dengan pendekatan verbal, latihan-latihan mengerjakan
saintifik (Sunyono, 2014). soal, dan kegiatan praktik laborato-
Model pembelajaran SiMaYang rium sangat jarang dilakukan. Pem-
Tipe II merupakan model pembela- belajaran sains yang berlangsung le-
jaran berbasis multipel representasi bih banyak direpresentasikan dengan
yang memiliki karakteristik sesuai hanya dua representasi, yaitu mak-
dengan landasan teori belajar kon- roskopis dan simbolis atau matema-
struktivisme, teori pemrosesan infor- tis, level submikroskopis tidak disen-
masi, dan teori dual coding tuh sama sekali.
(Sunyono, 2014). Hasil studi pendahuluan menun-
Menurut Bandura (1997) jukkan LKS yang digunakan me-
menjelaskan bahwa self efficacy atau ngambil dari buku dan membeli su-
efikasi diri merupakan persepsi dah jadi dari penerbit, LKS yang di-
individu akan keyakinan kemam- gunakan belum sesuai dengan urutan
puannya melakukan tindakan yang indikator pencapaian kompetensi,
diharapkan. Keyakinan efikasi diri LKS yang digunakan ternyata masih
mempengaruhi pilihan tindakan yang banyak ditemui kesulitan dalam
akan dilakukan, besarnya usaha dan penggunaannya baik dari segi baha-
ketahanan ketika berhadapan dengan sa, materi, dan soal, LKS yang digu-
hambatan atau kesulitan. Individu nakan belum disertai gambar mole-
dengan efikasi diri tinggi memilih kul, diagram, serta perpaduan warna
melakukan usaha lebih besar dan yang menarik, LKS yang digunakan
pantang menyerah. belum disertai pertanyaan untuk me-
Tiga dimensi dari efikasi yaitu ningkatkan efikasi diri siswa, LKS
magnitude, generality dan strength. yang digunakan belum dilengkapi
Putrizal, et al. LKS Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit berbasis Multipel …. |239

dengan interkoneksi diantara 3 level masih belum cukup dalam melaku-


fenomena kimia, yaitu makroskopis, kan tahap selanjutnya.
submikroskopis, dan simbolis, serta Instrumen yang digunakan da-
belum diarahkan untuk pengembang- lam penelitian ini adalah angket ana-
an berpikir dengan mengoptimalkan lisis kebutuhan, instrumen uji validi-
kemampuan imajinasi siswa. tas LKS, lembar observasi keterlak-
Berdasarkan permasalahan di- sanaan LKS, angket penilaian guru,
atas, maka dilaporkan deskripsi vali- angket respon siswa, lembar penga-
ditas (kelayakan), kepraktisan, dan, matan aktivitas siswa, angket efikasi
keefektivan LKS Materi Larutan diri dan instrumen tes penguasaan
Elektrolit dan Non-Elektrolit Ber- konsep.
basis Multipel Representasi Meng- Sumber data dalam penelitian ini
gunakan Model SiMaYang Tipe II”. berasal dari validator, observer, guru
dan siswa. Pada tahap validasi, sum-
METODE ber data diperoleh dari hasil validasi
Metode penelitian yang diguna- kesesuaian isi, konstruksi, dan keter-
kan dalam penelitian ini adalah me- bacaan oleh validator. Pada tahap
tode penelitian dan pengembangan studi pendahuluan, sumber data dipe-
(Research and Development). Menu- roleh dari hasil pengisian angket ana-
rut Sugiyono (2008), metode peneli- lisis kebutuhan satu orang guru kimia
tian dan pengembangan adalah meto- dan angket analisis kebutuhan tiga
de penelitian yang digunakan untuk orang siswa kelas IX dari tiga seko-
menghasilkan produk tertentu, dan lah yaitu SMA Negeri 3 Bandar
menguji keefektivan produk tersebut. Lampung, SMA Perintis 1 Bandar
Menurut Sugiyono (2008) langkah- Lampung, dan SMA Perintis 2 Ban-
langkah penelitian pengembangan dar Lampung. Pada tahap uji coba
terdiri dari sepuluh langkah, yaitu terbatas sumber data diperoleh dari
potensi dan masalah, mengumpulkan hasil lembar observasi keterlaksana-
informasi, desain produk, validasi an LKS oleh observer dan guru ki-
desain, perbaikan desain, uji coba mia, penilaian guru kimia kelas X
produk dilakukan pada kelompok MIA 6, respon siswa, hasil lembar
terbatas, revisi produk, uji coba pe- pengamatan aktivitas siswa, hasil
makaian dilakukan untuk melihat angket efikasi diri siswa, hasil angket
efektivitas produk jika digunakan da- respon siswa, dan hasil tes penguasa-
lam ruang lingkup yang lebih luas an konsep siswa kelas X MIA 6 di
lagi, revisi produk dilakukan apabila SMA Negeri 3 Bandar Lampung.
pemakaian pada skala lebih luas ter- Teknik analisis data angket ana-
dapat kekurangan, dan pembuatan lisis kebutuhan dilakukan dengan
produk massal. 1) mengklasifikasi data; 2) menghi-
Penelitian yang akan dilakukan tung persentase jawaban dengan
dibatasi pada tahap pengembangan rumus:
desain produk yang kemudian diva-
lidasi oleh ahli dan meminta tangga- % J in 
 J i  100 %
N
pan dari guru dan siswa. Setelah itu,
dimana, % J in adalah persentase pilih-
melakukan revisi desain produk dan
uji coba. Hal ini karena keterbatasan an jawaban-i,  J i adalah jumlah
waktu dan kemampuan peneliti yang responden yang menjawab jawaban-
240| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 236-247

i, dan, N adalah jumlah seluruh res- representasi, n adalah jumlah butir


ponden (Sudjana, 2005). soal (Sudjana, 2005).
Teknik analisis data uji validitas,
penilaian guru, dan respon siswa Tabel 2. Tafsiran Persentase Angket
LKS berbasis multipel representasi Persentase Kriteria
menggunakan cara sebagai berikut:
80,1%-100% Sangat tinggi
1) mengkode data; 2) melakukan ta-
bulasi data; 3) memberi skor jawaban 60,1%-80% Tinggi
responden; 40,1%-60% Sedang
Tabel 1. Penskoran 20,1%-40% Rendah
No Pilihan Jawaban Skor 0,0%-20% Sangat rendah
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (ST) 4 Teknik analisis data uji keterlak-
Kurang Setuju 3 sanaan menggunakan cara 1) meng-
3
(KS) hitung persentase keterlaksanaan
4 Tidak setuju (TS) 2 LKS setiap pertemuan dengan meng-
Sangat tidak setuju 1 gunakan rumus sebagai berikut:
5
(STS) % Ji = (ΣJi / N) x 100%
dimana, %Ji adalah persentase keter-
4) mengolah jumlah skor jawaban capaian dari skor ideal untuk setiap
responden; 5) menghitung persentase aspek pengamatan pada pertemuan
jawaban angket pada setiap item de- ke-i, ΣJi adalah jumlah skor setiap
ngan menggunakan rumus sebagai aspek pengamatan yang diberikan
berikut: oleh pengamat pada pertemuan ke-i,

% X in 
 S  100 % N adalah skor maksimal (skor ideal);
2) menghitung rata-rata presentase
S maks ketercapaian untuk setiap aspek pe-
dimana, % X in adalah persentase ja- ngamatan dari dua orang pengamat;
waban angket-i pada LKS berbasis 3) menafsirkan data keterlaksanaan
multipel representasi pada materi la- LKS sebagaimana Tabel 2.
rutan elektrolit dan non-elektrolit, Teknik analisis aktivitas siswa
 S adalah jumlah skor jawaban, dilakukan dengan mengolah data ha-
sil pengamatan oleh pengamat de-
Smaks adalah skor maksimum yang di- ngan langkah-langkah sebagai beri-
harapkan; 6) menghitung rata-rata kut 1) menghitung persentase
persentase angket dengan rumus se- aktivitas siswa untuk setiap pertemu-
bagai berikut: an dengan rumus :
%Xi 
 % X in %Pa = x100%
n dimana, Pa adalah persentase aktivi-
dimana, % X i rata-rata persentase tas siswa dalam belajar di kelas, Fa
angket-i pada LKS berbasis multipel adalah frekuensi rata-rata aktivitas
representasi pada materi larutan siswa yang muncul, Fb adalah freku-
elektrolit dan non-elektrolit, ensi rata-rata aktivitas siswa yang di-
 % X in adalah jumlah persentase amati, 2) persentase aktivitas siswa
yang relevan dan yang tidak relevan
angket-i pada LKS berbasis multipel dengan pembelajaran untuk setiap
pertemuan dan menghitung rata-rata-
Putrizal, et al. LKS Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit berbasis Multipel …. |241

nya, kemudian menafsirkan data de- Teknik analisis data penguasaan


ngan menggunakan tafsiran harga konsep dengan mencari n-Gain
persentase sebagaimana Tabel 2. dengan rumus yang dikemukakan
Teknik analisis data angket efi- Hake (Sunyono,2014 a):
kasi diri menggunakan cara 1) meng- g = x100
kode atau klasifikasi data; 2) membe-
ri skor jawaban responden; =
Kriteria n-Gainnya adalah sebagai
Tabel 3. Penskoran Efikasi Diri berikut: a) pembelajaran dengan nilai
No Pilihan Skor Skor n-Gain “tinggi”, jika gain > 0,7;
Jawaba Positif Negatif b) pembelajaran dengan nilai n-Gain
n “sedang”, jika gain terletak antara
1 SL 5 1 0,3 < gain ≤ 0,7; c) Pembelajaran de-
2 SR 4 2 ngan nilai n-Gain “rendah”, jika gain
3 KD 3 3 ≤ 0,3 (Hake dalam Sunyono, 2014a).
4 P 2 4
5 TP 1 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan: SL(Selalu), SR(Sering), KD(Kadang-
kadang), P(Pernah), TP(Tidak Pernah) Studi pendahuluan
Pada studi pustaka diperoleh li-
3) menghitung persentase jawaban teratur tentang media pembelajaran,
angket pada setiap item dengan kriteria LKS yang baik dan ideal,
menggunakan rumus sebagai berikut: panduan penyusunan LKS yang baik

% X in 
 S  100 % dan ideal, multipel representasi, mo-
del pembelajaran SiMaYang Tipe II
S maks dan, efikasi diri. Pada tahap analisis
dimana, % X in adalah persentase ja- kurikulum didapatkan analisis kon-
waban angket-i pada LKS berbasis sep, analisis KI (Kompetensi Inti),
multipel representasi pada materi la- analisis KD (Kompetensi Dasar),
rutan elektrolit dan non elektrolit, silabus, dan RPP (Rencana Pelaksa-
 S adalah jumlah skor jawaban, naan Pembelajaran).
Studi lapangan dilakukan di kota
Smaks adalah skor maksimum yang Bandar Lampung dengan mengambil
diharapkan; 4) menghitung rata-rata 3 sekolah yaitu SMAN 3 Bandar
persentase angket dengan rumus Lampung, SMA Perintis 1 Bandar
sebagai berikut: Lampung, dan SMA Perintis 2
%Xi 
 % X in Bandar Lampung. Studi lapangan
n dilakukan dengan meminta satu
orang perwakilan guru bidang studi
dimana, % X i adalah rata-rata per- kimia yang mengajar di kelas X
sentase angket-i pada LKS berbasis untuk mengisi angket dan tiga orang
multipel representasi pada materi la- siswa kelas XI perwakilan dari ma-
rutan elektrolit dan non-elektrolit, sing-masing sekolah tersebut.
 % X in adalah jumlah persentase Berdasarkan studi lapangan, di-
angket-i pada LKS berbasis multipel ketahui bahwa LKS yang digunakan
representasi, n adalah jumlah butir mengambil dari buku dan membeli
soal; 5) menafsirkan persentase ang- sudah jadi dari penerbit; LKS yang
ket secara keseluruhan sebagaimana digunakan belum sesuai dengan uru-
Tabel 2 (Sudjana,2005). tan indikator pencapaian kompetensi;
242| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 236-247

LKS yang digunakan ternyata masih materi, serta keterbacaan, maka


banyak ditemui kesulitan dalam dilakukan perbaikan terhadap LKS
penggunaannya baik dari segi baha- yang telah dikembangkan.
sa, materi, dan soal; LKS yang digu- LKS yang sudah diperbaiki
nakan belum disertai gambar mole- sesuai dengan saran-saran validator,
kul, diagram, serta perpaduan warna lalu ditunjukkan kembali ke validator
yang menarik; LKS yang digunakan untuk dimintai persetujuan perbaikan
belum disertai pertanyaan untuk me- validator beserta tandatangan va-
ningkatkan efikasi diri siswa; LKS lidator.
yang digunakan belum dilengkapi
dengan interkoneksi diantara 3 level Evaluasi produk
fenomena kimia, yaitu makroskopis, Evaluasi produk terdiri dari uji
submikroskopis, dan simbolis, serta coba terbatas dan revisi produk sete-
belum diarahkan untuk pengemba- lah uji coba terbatas. Uji coba terba-
ngan berpikir dengan mengoptimal- tas dilakukan dengan untuk mengeta-
kan kemampuan imajinasi siswa. hui kepraktisan dan keefektivan
LKS yang dikembangkan. Kepraktis-
Perencanaan dan pengembangan an dapat dilihat dari keterlaksanaan
produk LKS, penilaian guru dan respon sis-
Berdasarkan informasi yang di- wa. Sedangkan keefektivan dapat di-
dapatkan dari berbagai sumber, maka lihat dari aktivitas siswa, efikasi diri,
rancangan LKS yang dikembangkan dan penguasaan konsep.
terdiri dari empat bagian. Bagian
pertama yaitu bagian Preliminary 1) Kepraktisan
(yang meliputi cover, kata pengantar, Penilaian keterlaksanaan LKS
dan daftar isi). Bagian kedua yaitu yang dikembangkan dilakukan oleh
bagian Pendahuluan (yang meliputi satu orang guru kimia (observer 1)
lembar KI- KD, lembar indikator, kelas X MIA di SMA Negeri 3 Ban-
dan petunjuk penggunaan LKS). Ba- dar Lampung dan teman sejawat (ob-
gian ketiga yaitu bagian Isi (yang server 2). Observasi keterlaksanaan
meliputi kegiatan dalam LKS yaitu dilakukan guna mengetahui tingkat
Lembar Kerja Siswa 1-3). Terakhir keterlaksanaan LKS berbasis multi-
adalah bagian Penutup (yang melipu- pel representasi dengan mengguna-
ti daftar pustaka dan profil pengem- kan model pembelajaran SiMaYang
bang). Tipe II hasil pengembangan.
Validasi ahli terhadap LKS hasil Berdasarkan hasil uji coba yang
pengembangan dilakukan oleh tiga dilakukan, didapatkan persentase ja-
orang validator. Hasil dari validasi waban kedua observer tertera pada
aspek kesesuain isi, konstruksi, dan Tabel 5.
keterbacaan LKS tertera pada Tabel. Pada uji coba terbatas penilaian
4. guru. Penilaian aspek kesesuaian isi,
Berdasarkan saran, masukan dan konstruksi, dan keterbacaan LKS
perbaikkan dari validator terhadap yang dikembangkan dilakukan oleh
beberapa aspek yang dinilai pada satu orang guru kimia kelas X di
LKS berbasis multipel representasi SMA Negeri 3 Bandar Lampung.
dengan menggunakan model pem- Hasil penilaian guru terhadap
belajaran SiMaYang Tipe II seperti LKS yang dikembangkan tertera
aspek konstruksi, kesesuaian isi pada Tabel 6.
Putrizal, et al. LKS Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit berbasis Multipel …. |243

Tabel 4. Hasil Validasi Ahli.


No Aspek yang dinilai Persentase (%) Kategori
1 Kesesuaian isi 81,54% Sangat tinggi
2 Konstruksi 82,12% Sangat tinggi
3 Keterbacaan 86,67% Sangat tinggi

Tabel 5. Hasil Jawaban Observer


Persentase
LKS/pertemuan Kategori
Observer 1 Observer 2 Rata-rata
1 96,59% 86,36% 91,47% Sangat tinggi
2 98,86% 88.64% 93,75% Sangat tinggi
3 100% 93,18% 96,59% Sangat tinggi

Tabel 6. Hasil Penilaian Guru


No Aspek yang dinilai Persentase Kategori
1 Kesesuaian isi 90,77% Sangat tinggi
2 Konstruksi 93,64% Sangat tinggi
3 Keterbacaan 90% Sangat tinggi

Pada uji coba terbatas penilaian rata untuk aspek kemenarikan men-
respon siswa, siswa diminta untuk capai 90,76% rentang tersebut masuk
memberi respon terhadap keterbaca- dalam kategori “sangat tinggi”.
an dan kemenarikan LKS yang telah
dikembangkan. 2) Keefektivan
Respon siswa terhadap keterba- Penilaian aktivitas siswa dilaku-
caan dan kemenarikan LKS berbasis kan melalui observasi selama proses
multipel representasi dengan meng- pembelajaran. Aktivitas siswa yang
gunakan model pembelajaran SiMa- relevan mengalami peningkatan pada
Yang Tipe II pada materi larutan setiap pertemuan. Aktivitas siswa
elektrolit dan non-elektrolit dilaku- yang relevan 81,67% pada pertemu-
kan oleh 25 siswa kelas X MIA 6 di an pertama meningkat menjadi
SMA Negeri 3 Bandar Lampung. 85,50% pada pertemuan kedua selan-
Secara keseluruhan dapat disim- jutnya 89,94% pada pertemuan ke-
pulkan bahwa aspek keterbacaan pa- tiga. Persentase rerata aktivitas sis-
da LKS berbasis multipel representa- wa yang relevan termasuk tinggi yaitu
si dengan menggunakan model pem- 85,70% dan persentase rerata ak-
belajaran SiMaYang Tipe II dapat di- tivitas tidak relevan siswa yaitu
katakan terbaca dengan baik, keterba- 14,30%.
caan mencapai 91,31% rentang terse- Peningkatan penguasaan konsep
but masuk dalam kategori “sangat ting- larutan elektrolit dan non-elektrolit
gi” dapat terlihat melalui n-Gain. Hasil
Secara keseluruhan dapat disim- analisis deskriptif kuantitatif yang
pulkan bahwa aspek kemenarikan yang terdiri dari nilai rerata pretes,
pada LKS berbasis multipel repre- postes, dan n-Gain untuk penguasaan
senttasi dengan menggunakan model konsep tertera pada Tabel 8.
pembelajaran SiMaYang Tipe II da-
pat dikatakan menarik, dimana rata-
244| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 236-247

Tabel 7. Hasil Penilaian Efikasi Diri


No Aspek Efikasi % Awal % Akhir
1 Magnitude 70,55 85,07
2 Strength 67,70 84,48
3 Generality 65,69 86,04

Tabel 8. Hasil Penguasaan Konsep


Uraian Rerata Standar Deviasi
Pretes 45,42 10,99
Postes 80,74 07,03
N-Gain 0,64 00,12

Pada validitas LKS didapatkan mencapai hasil prestasi yang lebih


hasil validitas kesesuain isi, kon- baik. Pada hasil penelitian dengan
struksi, dan keterbacaan LKS yang adanya keyakinan diri pada siswa,
telah divalidasi ahli oleh ketiga vali- siswa menjadi termotivasi dalam
dator masing-masing berkategori mengerjakan soal-soal yang terdapat
“sangat tinggi”, sehingga dapat di- dalam LKS larutan elektrolit dan
simpulkan LKS berbasis multipel non-elektrolit.
representasi menggunakan model Si- Harahap (2008) dalam peneliti-
MaYang Tipe II valid (layak) digu- annya melaporkan berdasarkan hasil
nakan dalam pembelajaran di kelas. analisis dan pengujian hipotesis da-
Dilihat dari keterlaksanaan LKS, pat disimpulkan bahwa adanya hubu-
penilaian guru, dan respon siswa se- ngan yang positif dan signifikan an-
telah belajar, dapat disimpulkan LKS tara efikasi diri siswa terhadap pres-
berbasis multipel representasi meng- tasi belajar kimia siswa. Efikasi diri
gunakan model pembelajaran SiMa- siswa sangat menentukan tingkat dan
Yang Tipe II praktis digunakan da- peningkatan prestasi belajar kimia
lam pembelajaran di kelas dengan siswa karena dengan efikasi diri sis-
kategori “sangat tinggi”. wa akan mampu merencanakan tin-
Dilihat dari peningkatan aktivi- dakan, menampilkan prilaku baru,
tas siswa, efikasi diri, dan penguasa- merespon dengan aktif dan kreatif
an konsep, dapat disimpulkan LKS serta mampu memberikan solusi atau
berbasis multipel representasi meng- memecahkan masalah terhadap per-
gunakan model pembelajaran SiMa- soalan hidup yang sedang dialami
Yang Tipe II efektif digunakan da- siswa maupun tugas yang diberikan
lam pembelajaran di kelas dengan oleh guru. Siswa yang memiliki efi-
kategori ‘tinggi”. kasi diri yang kuat akan mampu ber-
Hasil-hasil penelitian tersebut di tahan dalam situasi sulit dan sangat
atas, nampaknya sejalan dengan te- menyukai tugas-tugas yang menan-
muan Zimmerman (2000) yang me- tang tidak hanya dalam pembelajar-
nyatakan bahwa self-efficacy telah an, sehingga siswa yang memiliki
terbukti responsif terhadap perbaikan efikasi diri yang kuat dapat dipasti-
dalam metode belajar siswa dan pre- kan mampu meraih dan memiliki
diksi hasil prestasi. Keyakinan diri prestasi tinggi.
siswa tentang kemampuan akademik Pada hasil penelitian dengan me-
yang memainkan peran penting dal- ningkatnya efikasi diri siswa
am memotivasi mereka untuk
Putrizal, et al. LKS Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit berbasis Multipel …. |245

mempengaruhi peningkatan kegiatan mempresentasikan pada


penguasaan konsep siswa. fase internalisasi.
Media LKS berbasis multipel Pada LKS yang dikembangkan
representasi mampu meningkatkan adalah materi yang yang bersifat ab-
hasil belajar siswa dengan mening- strak yaitu larutan elektrolit dan non-
katnya penguasaan konsep siswa, elektrolit, terdapat keanekaragaman
meningkatkan motivasi bahkan me- visual terdapat gambar makroskopis,
ningkatkan efikasi (keyakinan) diri submikroskopis, dan dan simbolis,
siswa, penggunaaan media juga siswa juga berperan aktif menggali
dapat mengatasi keterbatasan indera, informasi dan membayangkan de-
ruang, dan waktu dengan menampil- ngan imajinasinya, dan dilatih dalam
kan gambar-gambar makroskopis, berkomunikasi dengan mempresenta-
submikroskopis, dan simbolik. sikan hasil diskusi kelompoknya, se-
Hasil penelitian ini sesuai de- hingga model pembelajaran SiMa-
ngan pendapat yang dikemukakan Yang Tipe II tepat digunakan dalam
oleh Arsyad (2004) sebagaimana LKS berbasis multipel representasi
diungkapkan bahwa diharapkan LKS yang mampu meningkatkan efikasi
dapat memberi manfaat antara lain diri dan penguasaan konsep siswa.
memperjelas penyajian pesan dan in-
formasi sehingga proses belajar se- SIMPULAN
makin lancar dan meningkatkan hasil Berdasarkan hasil penelitian dan
belajar; meningkatkan motivasi sis- pembahasan dapat diambil kesimpul-
wa dengan mengarahkan perhatian an LKS materi larutan elektrolit dan
siswa sehingga memungkinkan siswa non-elektrolit berbasis multipel rep-
belajar sendiri-sendiri sesuai kemam- resentasi menggunakan model SiMa-
puan dan minatnya; penggunaan me- Yang Tipe II valid (layak), praktis,
dia dapat mengatasi keterbatasan in- dan, efektif untuk meningkatkan efi-
dera, ruang, dan waktu; siswa akan kasi diri dan penguasaan konsep
mendapatkan pengalaman yang sama dengan maing-masing berkategori
mengenai suatu peristiwa dan me- “sangat tinggi”, “sangat tinggi”, dan,
mungkinkan terjadinya interaksi “tinggi”.
langsung dengan lingkungan sekitar.
Hasil penelitian juga sejalan de- DAFTAR RUJUKAN
ngan temuan Sunyono (2014) bahwa Ainsworth. 2008. The Educati-
model SiMaYang memiliki ciri-ciri: onal Value of Multiple Representa-
model SiMaYang cocok untuk topik tions when Learning Complex Scien-
sains yang bersifat abstrak, ada ke- tific Concepts. In (Gilbert, J.K.,
anekaragaman visual terdapat gam- Reiner, M., Nakhleh, M. Eds)
bar makroskopis dan submikroskopis Visualisation: Theory and practice in
serta simbolik, pembelajar memiliki science education. U.K., Springer.
peran aktif dalam menelusuri info-
rmasi melalui proses mengamati dan Arsyad, A. 2004. Media Pembe-
membayangkan dengan imajinasi- lajaran. Raja Grafindo. Jakarta.
nya, menekankan aktivitas pembela-
jar baik secara kelompok dan indivi- Bandura. 1997. Self Efficay The
du, guru berperan sebagai mediator, Exercise of Control. W.H Freeman
dan pembelajar diberi kesempatan and Company. New York.
untuk mengkomunikasikan melalui
246| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 236-247

Bandura. 1993. Perceived Self- Meirina, A. 2013. Pengembang-


Efficacy in Cognitive Development an Media Pembelajaran Animasi
and Functioning. Lawrence Erlbaum Berbasis Multipel Representasi pada
Associates, Inc. 28(2), 117-148. Sub Materi Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pergeseran Kesetim-
Chang, M. and Gilbert, J.K. bangan Kimia. Skripsi. Universitas
2009. Towards a Better Utilization of Lampung. Bandar Lampung.
Diagram in Research Into the Use of
Representative Levels in Chemical Nieveen. 1999. Prototyping to
Education. Model and Modeling in Reach Product Quality, In Alker, Jan
Science Education., Multiple Rep- Vander, “Design Approaches and
resentations in Chemical Educations. Tools in Education and Training”.
Springer Science+Business Media Kluwer Academic Pubhlisher.
B.V.55-73. Dordrecht.

Harahap, D. 2008. Analisis Hu- Schonborn, K.J., and Anderson,


bungan Antara Efikasi Diri Siswa T.R. 2006. A Model of Factors
Dengan Hasil Belajar Kimianya. Determining Studens’ Ability to
Skripsi. UMTS. Padangsimpuan. Iinterpret External Representations in
Biochemistry. Inter J of Sci Educ.
Haruo, O., Hiroki, F., & 31,(2). 193-232.
Manabu, S., 2009. Development of a
lesson model in chemistry through Sudjana, N. 2005. Metode Sta-
“Special Emphasis on Imagination tistika Edisi keenam. PT. Tarsito.
leading to Creation” (SEIC). Chem. Bandung.
Educ. J. (CEJ). 13 (1). 1-6.
Sugiyono. 2008. Metode Pene-
Heuvelen, V. and Zou. X.L. litian Kuantitatif Kualitatif dan R &
2001. Multiple Representations of D. Alfabeta. Bandung.
Work-energy Processes. Am. J. of
Phys. 69(2). 184. Sunyono, Wirya, I.W.,
Suyadi,G., dan Suyanto,. E., 2009.
Johnstone, A. H. 1993. The De- Pengembangan Model Pembelajaran
velopment of Chemistry Teaching: A Kimia Berorientasi Keterampilan
Changing Response to Changing Generic Sains pada Siswa SMA di
Demand. J. Chem. Educ. 70(9). 701- Provinsi Lampung. Laporan
705. Penelitian Hibah Bersaing Tahun I –
dikti, Jakarta.
Marzuki. 1997. Metodologi
Riset. Fakultas Ekonomi UII. Sunyono, Wirya, I.W.,
Yogyakarta. Suyadi,G., dan Suyanto,. E., 2010.
Pengembangan Model Pembelajaran
Meltzer, E.D. 2005. Relation Kimia Berorientasi Keterampilan
Between Students’ Problem-Solving Generic Sains pada Siswa SMA di
Performance and Representational Provinsi Lampung. Laporan
Format. Am. J. of Phys. 73.(5). 463. Penelitian Hibah Bersaing Tahun II
– dikti, Jakarta.
Putrizal, et al. LKS Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit berbasis Multipel …. |247

Sunyono. 2012. Analisis Model Treagust, D.F., Chittleborough,


Pembelajaran Berbasis Multipel Rep- G.D., & Mamiala. 2003. The role of
resentasi dalam Membangun Model submicroscopic and symbolic
Mental Stoikiometri Mahasiswa. La- representations in chemical explana-
poran Hasil Penelitian Hibah Diser- tions. Inter. J. Sci. Educ. 25(11). .
tasi Doktor_2012. Lembaga Peneliti- 1353-1368.
an Universitas Negeri Surabaya.
Widjajanti, E. 2008. Kualitas
Sunyono. 2012. Buku Model Lembar Kerja Siswa. Makalah Semi-
Pembelajaran Berbasis Multipel nar Pelatihan penyusunan LKS untuk
Representasi (Model SiMaYang). Guru SMK/MAK pada Kegiatan Pe-
Aura Publishing. Bandar lampung. ngabdian Kepada Masyarakat Juru-
san Pendidikan FMIPA Universitas
Sunyono. 2014. Model Pembela- Negeri Yogyakarta.
jaran Berbasis Multipel Representasi
dalam Menumbuhkan Model Mental Widodo, A. 2013. Pengembang-
dan Meningkatkan Penguasaan Kon- an Lembar Kerja Siswa Berbasis Ke-
sep Kimia Dasar Mahasiswa. terampilan Proses Sains pada Materi
Disertasi. Pascasarjana Universitas Asam Basa. (Skripsi). Universitas
Negeri Surabaya: tidak diterbitkan. Lampung. Bandar Lampung.

Sunyono dan Yulianti, D. 2014. Zimmerman, B. 2000. Self-


Pengembangan Model Pembelajaran Efficacy: An Essential Motive to
Kimia SMA Berbasis Multipel Rep- Learn. Contemporary Educ. Psycho.
resentasi dalam Menumbuhkan Mo- 25.82-91.
del Mental dan Meningkatkan Pen-
guasaan Konsep Kimia Siswa Kelas
X. Laporan Penelitian Hibah Ber-
saing Tahun I. Lembaga Penelitian
Universitas Lampung.

Tasker, R & Dalton, R. 2006.


Research Into Practice: Visualizati-
on of the Molecular World Using
Animations. Chem. Educ. Res. Prac.
7. 141-159.

Tim Pengembang Ilmu Pendi-


dikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan Bagian III:
Pendidikan Disiplin Ilmu. Penerbit
Imtima. Bandung.

Tim Penyusun. 2011. Format


Penulisan Karya Ilmiah Universitas
Lampung. Penerbit Universitas
Lampung. Bandarlampung.

Anda mungkin juga menyukai