Anda di halaman 1dari 5

2.2.

Oksidasi Asam Lemak Jenuh


Lemak dalam tubuh tidak hanya berasal dari makanan yang mengandung lemak,
tetapi dapat pula berasal dari kerbohidrat dan protein. Hal ini dapat pula terjadi karena
hubungan antara metabolisme karbohidrat lemak dan protein asam amino. Asam lemak yang
terjadi pada proses hidrolisis lemak, mengalami proses oksidasi dan menghasilkan asetil
koenzim A. Salah satu hipotesis yang dapat diterima ialah bahwa asam lemak terpotong 2
atom karbon setiap kali oksidasi. Oleh karena oksidasi terjadi pada atom karbon β, maka
oksidasi tersebut dinamakan β oksidasi. Sebagai contoh asam heksanoat mengalami proses
oksidasi yang terdiri atas beberapa tahap sebagaimana yang tampak pada gambar 2.1.
Dari gambar tersebut dilihat bahwa tahap-tahap reaksi yang terjadi, yaitu
pembentukan heksanoil KoA (reaksi 1), pembentukan senyawa tidak jenuh dengan cara
oksidasi (reaksi 2), hidrasi (reaksi 3), oksidasi (reaksi 4) dan pemecahan menjadi asetil KoA
dan butiril KoA (reaksi 5). Reaksi 2 sampai dengan reaksi 5 terulang lagi untuk butiril KoA,
yang menghasilkan 2 molekul asetil KoA. Tahap-tahap reaksi tersebut akan dibahas satu
persatu secara umum.
1. Pembentukan asil KoA dari asam lemak R-CH2CH2COOH berlangsung dengan katalis
enzim asil KoA sintesa disebut juga tiokinase dalam dua tahap, yaitu:

Mula-mula asam lemak bereaksi dengan ATP dan enzim membentuk kompleks enzim-
asiladenilat. Molekul asiladenilat terdiri atas gugus asli yang berikatan dengan gugus
fosfat pada AMP, molekul ATP dalam reaksi ini diubah menjadi AMP dan pirofosfat.
Kemudian asil AMP bereaksi dengan koenzim A membentuk asil KoA. Pirofosfat dengan
segera terhidrolisis menjadi 2 gugus fosfat. Reaksi ini yang menyebabkan pembentukan
asil KoA berlangsung dengan baik.
Gambar 2.1. Penguraian asam heksanoat menjadi asetil KoA
2. Reaksi kedua ialah reaksi pembentukan enoil KoA dengan era oksidasi. Enzim asil KoA
dehidrogenase berperan sebagai katalis dalam reaksi ini. Perlu diperhatikan bahwa reaksi
ini mempunyai kesamaan dengan reaksi pembentukan asam fumarat dari asam suksinat
pada siklus asam sitrat. Koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi ini ialah FAD yang
berperan sebagai akseptor hidrogen. Dua molekul ATP dibentuk untuk tiap pasang
elektron yang ditransportasikan dari molekul FADH2 melalui sistem transpor elektron.

3. Dalam reaksi ketiga ini, enzim enoil KoA hidratase merupakan katalis yang menghasilkan
L-Hidroksiasil koenzim A. Reaksi ini ialah reaksi hidrasi terhadap ikatan rangkap antara
C-2 dan C-3.
4. Reaksi keempat adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil koenzim A menjadi
ketoasil koenzim A. Enzim L-Hidroksiasil koenzim A dehidrogenase merupakan katalis
dalam reaksi ini dan melibatkan NAD+ yang direduksi menjadi NADH. Proses oksidasi
kembali NADH ini melalui transpor elektron dapat membentuk tiga molekul ATP.

5. Tahap kelima adalah reaksi pemecahan ikatan C-C, sehingga menghasilkan asetil
koenzim A dan asil koenzim A yang mempunyai jumlah atom C dua lebih pendek dari
molekul semula.

Asil koenzim A yang terbentuk pada reaksi tahap 5, mengalami metabolisme lebih
lanjut melalui reaksi tahap 2 hingga tahap ke 5 dan demikian seterusnya sampai rantai C
pada asam lemak terpecah menjadi molekul-molekul asetil koenzim A. Selanjutnya asetil
koenzim A dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat atau
digunakan untuk reaksi-rekasi yang memerlukan asetil koenzim A.
Dari tahap 1 sampai tahap ke 5, tampak bahwa semua substrat adalah derivat dari asil
koenzim A. Terbentuknya asil koenzim A dari asam lemak memerlukan energi yang
diperoleh dari ATP. Perubahan ATP menjadi AMP berarti ada dua buah ikatan fosfat
berenergi tinggi yang digunakan untuk membentuk asetil koenzim A. Semua enzim yang
bekerja dalam reaksi-reaksi tersebut terdapat pada mitokondria, sehingga energi yang
ditimbulkan dapat disimpan lebih efisien.
Energi yang dihasilkan dari oksidasi asam heksanoat hingga terbentuk CO2 dan H2O
melalui siklus asam sitrat dapat dihitung sebagai berikut :
Pada oksidasi glukosa dihasilkan 36 ikatan berenergi tinggi, jadi asam lemak dengan
jumlah atom C yang sama dengan glukosa, menghasilkan energi lebih banyak.

Asam lemak yang mempunyai jumlah atom C genap (2n) akan teroksidasi menjadi n
molekul asetil koenzim A. Untuk asam lemak yang mempunyai jumlah atom C ganjil,
maka hasil oksidasinya ialah beberapa molekul asetil koenzim A dan satu molekul
propionil koenzim A. Propionil koenzim A dapat diubah menjadi suksinil koenzim A
melalui beberapa reaksi berikut.

Propionil koenzim A diubah menjadi D-metilmalonil koenzim A dengan karboksilasi


yang menggunakan HCO3- dan ATP. Propionil koenzim A karboksilase adalah suatu
enzim-biotin yang menjadi katalis dalam reaksi tersebut. Kemudian isomer D dari
metilmalonil koenzim A segera membentuk isomer L dengan katalis enzim metilmalonil
KoA rasemase.

L-metilmalonil koenzim A ini pada reaksi berikutnya diubah menjadi suksinil koenzim
A, dengan enzim metilmalonil KoA mutase sebagai katalis dan deoksiadenosilkobalamin
sebagai koenzim (koenzim B12).
2.2. Oksidasi Asam Lemak Tidak Jenuh

Seperti pada asam lemak jenuh, tahap pertama oksidasi asam lemak tidak jenuh
adalah pembentukan asilkoenzim A selanjutnya molekul asil koenzim A dari asam lemak
tidak jenuh tersebut mengalami pemecahan melalui proses β oksidasi seperti molekul asam
lemak jenuh, hingga terbentuk senyawa sis-sis-asil KoA atau trans-sis-asil KoA, yang
tergantung pada letak ikatan rangkap pada molekul tersebut. Untuk mendapatkan
gambaran yang menyeluruh dari proses oksidasi ini, akan diberikan contoh oksidasi asam
linoleat. Tahapan reaksi dalam oksidasi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2.

Linoleil KoA yang terbentuk pada tahap pertama, kemudian dipecah melalui proses β
oksidasi, sehingga menghasilkan 3 molekul asetil KoA dan Δ3sis-Δ6-sis-dienoil KoA, yang
oleh enzim isomerase diubah menjadi Δ2-trans- Δ6-dienoil KoA. Senyawa ini kemudian
mengalami proses α oksidasi sehingga menghasilkan 2 molekul asetil KoA dan Δ2-sis-
enoil KoA yang oleh enzim hidratase diubah menjadi D(-) β-hidroksiasil KoA dan
selanjutnya mengalami peroses epimerisasi yang dibantu oleh enzim epimerase
membentuk L(+)β- hidroksiasil KoA. Senyawa ini kemudian mengalami proses β oksidasi
dan dengan terbentuknya 4 molekul asetil KoA maka selesailah rangkaian reaksi kimia
pada proses oksidasi asam linoleat tersebut. Dari 1 molekul asam linoleat terbentuk 9
molekul asetil KoA.

Anda mungkin juga menyukai