Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGERTIAN PLASMATRON PADA


TEKNOLOGI PLASMA DAN OZON BESERTA
PRINSIP KERJANYA

Oleh :

Agung Rismanto (2016090118)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAMULANG

PAMULANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Judul makalah ini
adalah “Pengertian plasmatron pada teknologi plasma dan ozon beserta prinsip
kerjanya” sebagai salah satu tugas E-learning pada pertemuan 3 dalam mata kuliah
Teknologi plasma dan ozon, dimana di dalamnya membahas tentang Pengertian
plasmatron dan Prinsip kerjanya. Saya berharap nilai tugas saya bisa bertambah
sehingga nilai saya bisa menjadi jauh lebih baik dan mendapatkan nilai A pada
matakuliah ini.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun penulis menyadari jika ada kekurangan dari hasil makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang
telah membaca makalah ini. Semoga tulisan ini memberi informasi yang berguna
bagi peningkatan dan pengembangan keilmuan teknik kimia.

Tangerang, 25 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB 1 ..................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Lata Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................... 2

BAB 2 ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Paham Plasma .............................................................................................. 3

2.1.1 Pengertian Plasma ................................................................................ 3

2.1.2 Klasifikasi Plasma ................................................................................. 4

2.2 Paham Plasmatron ...................................................................................... 6

2.2.1 Pengertian Plasmatron ......................................................................... 6

2.3 Sejarah Uji Coba Plasmatron .................................................................... 6

2.3.1 Kegunaan Plasmatron .......................................................................... 7

2.3.2 Design ..................................................................................................... 8

2.4 Aplikasi Teknologi Plasma Pada Pengolahan Limbah ............................ 9

2.4.1 Pengolahan Limbah Gas atau Polusi Udara ...................................... 9

ii
2.4.2 Pengolahan Limbah Cair ................................................................... 10

BAB 3 ................................................................................................................... 12

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 12

Kesimpulan .......................................................................................................... 12

Saran .................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Lata Belakang

Banyak masyarakat yang belum paham dan mengerti megenai


plasmatron dalam masalah peningkatan efisiensi pada Pembakaran bahan
bakar fosil dalam mesin-mesin bermotor, pabrik-pabrik pembangkitan daya,
industri kimia, dan juga rumah tangga merupakan sumber utama emisi gas-gas
berbahaya, seperti NOx dan CO. Dalam jangka panjang, sebagian penggunaan
bahan bakar fosil akan digantikan oleh teknologi sel bahan bakar yang dapat
mengatasi emisi gas-gas berbahaya tersebut. Namun dalam jangka pendek,
pengolahan gas-gas buang yang berbahaya dari berbagai aktivitas masih
menjadi keharusan untuk memenuhi kebijakan emisi gas buang.

Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di


perkotaan. Gas buang motor bensin mengandung nitrogen oksida (NO),
nitrogen dioksida (NO2) dan dalam jumlah yang kecil secara keseluruhan
dinamakan NOx, karbon monoksida (CO), dan senyawa organik yang tidak
terbakar dalam hidrokarbon. Kemajuan substansial dalam kontrol emisi
diperlukan untuk memenuhi peraturan yang ada dan yang diusulkan baik untuk
pengapian pada mesin pembakaran internal dan teknologi aftertreatment
diperlukan untuk memenuhi tujuan kualitas lingkungan masa depan.
Plasmatron dapat digunakan dalam mengonversi energi dengan hubungannya
dengan mesin mutakhir dapat memberikan peluuang baru dalam melakukan
pengurangan emisi . Konvertor pada plasmatron dapat memberikan respon
yang cepat, cara kompak untuk mengubah berbagai bahan bakar hidrokarbon
(bensin, gas alam dan bahan bakar diesel) kedalam gas kaya hydrogen.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di jelaskan di atas maka


rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan plasmatron ?

2. Bagaimana plasmatron dapat digunakan dan dapat bekerja ?

3. Dimanakah Plasmatron dapat digunakan ?

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan paham apa yang di maksud dengan plasmatron

2. Memahami prinsip kerja plasmaton

3. Menambah pengetahuan penggunaan plasmatron

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Paham Plasma

2.1.1 Pengertian Plasma

Plasma didefinisikan sebagai jenis materi keempat setelah padatan, cair


dan gas. Plasma ditemukan pada tahun 1928 oleh ilmuwan Amerika, Irving
Langmuir (1881-1957) dalam eksperimennya melalui lampu tungsten filamen.
Plasma dapat dikatakan sebagai atom yang kehilangan elektron-elektronya
karena seluruh atau beberapa elektron dari orbit atom terluar telah terpisah dari
atom atau molekul, sehingga dihasilkan kumpulan ion dan elektron yang tidak
lagi terikat satu sama lain. Proses pelepasan elektron dari atom dibutuhkan
energi dalam bentuk panas, listrik maupun cahaya, dimana partikel-partikel
akan terionisasi sehingga akan dihasilkan plasma.

Plasma terbentuk karena adanya ionisasi fluida yang ada disekitar


elektroda dan adanya perbedaan tegangan yang sangat tinggi antara kedua
elektroda. Mekanisme pembentukkan plasma adalah sebagai berikut:

1. Atom netral atau molekul dalam media pada perbedaan tegangan

yang sangat tinggi akan terionisasi menghasilkan ion positif dan

elektron bebas.

2. Elektroda akan memisahkan dan mencegah penggabungan ion

positif dan elektron serta menggerakkan elektron menuju elektroda

positif.

3. Elektron yang mengumpul pada elektroda akan bergerak dengan

kecepatan yang sangat tinggi dan energi yang sangat besar dan

menumbuk atom netral sehingga terjadi proses ionisasi, disosiasi,

dan eksitasi.

3
Teknologi plasma memiliki beberapa kelebihan yaitu pembuatan
peralatan dan perawatan yang murah dan mudah, memiliki efektivitas
penguraian yang cukup tinggi, dan ramah lingkungan. Aplikasi plasma yang
telah dikenal luas diantaranya teknologi plasma dalam AC dan TV, teknologi
plasma pada pengolahan sampah,dan teknologi plasma untuk mengolah limbah
cair atau gas.

2.1.2 Klasifikasi Plasma

Berdasarkan perbedaan temperatur partikel pembentukan suatu gas


yang diionisasi sehingga melepaskan elektronnya, plasma dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Plasma Termal

Plasma termal adalah jenis plasma yang memiliki suhu


partikel gas setara atau nyaris sama dengan suhu elektronnya
(Tgas=Telektron), dan memiliki densitas yang tinggi. Suhu
elektron dan partikel gas berada dalam keadaan kesetimbangan
akibat adanya pemanasan. Plasma termal membutuhkan listrik
dengan tegangan yang sangat tinggi yaitu >1kW yang akan
menyebabkan kenaikan suhu yang sangat tinggi pula pada
elektron dan spesi netral menjadi sekitar 5.000–10.000 K. Contoh
plasma termal adalah plasma dari arus DC atau radio frequency
(RF) inductivelycoupled discharges (Kogelschatz 2004)

2. Plasma Non-Termal

Plasma non-termal merupakan jenis plasma yang memiliki


suhu gas lebih rendah dari suhu elektronnya (Tgas< Telektron)
dan memiliki densitas energi yang lebih rendah. Pada plasma non-
termal, hanya elektronnya yang bersuhu tinggi(>5000K),
sedangkan suhu bulk tidak naik secara signifikan (Yan ZC, et al
2006). Karena hanya elektron yang tereksitasi, sehingga daya
listrik yang dibutuhkan hanya beberapa ratus Watt (T. Paulmier
and L.Fulcheri 2005). Suhu elektron plasma non-termal dapat
mencapai sekitar 1eV (elektron volt) atau sekitar 10.000

4
K,sedangkan suhu patikel gas berada pada sekitar suhu ambient.
Plasma non-thermal disebut sebagai plasma non-equilibrium
karena suhu bulk-nya berbeda jauh dengan suhu elektron. Suhu
bulk yang hampir sama dengan temperatur ruang menyebabkan
plasma non-termal lebih banyak digunakan untuk berbagai
aplikasi.

Plasma non-termal dapat menghasilkan spesi-spesi radikal


bebas yang sangat mudah bereaksi dengan senyawa lain. Sebagai
contoh gas O2 yang terlarut dalam larutan umpan akan terurai
menjadi dua buah atom O+. Oksigen radikal akan menjadi sangat
reaktif dan dapat membentuk ozon (O3) apabila oksigen radikal
tersebut bereaksi dengan molekul O2 lain. Keberadaan spesi-
spesi aktif memungkinkan untuk melakukan suatu proses cukup
pada permukaan material sehingga lebih praktis dan efisien.
Contoh dari plasma non-termal diantaranya adalah Aurora
Borealis dan Aurora Australis. Berdasarkan pembangkitan atau
mode pembuatannya (generating mode), rentang temperatur dan
ukuran elektroda plasma non-termal diklasifikasikan dalam 5
kategori (L. Zuo, et.al 2003) yaitu, glow discharge plasma, corona
discharge plasma, dielectric barrier discharge(DBD) plasma,
radio frequency(RF) discharge plasma, dan microwave discharge
plasma.

5
2.2 Paham Plasmatron

2.2.1 Pengertian Plasmatron

1. Plasmatron adalah "reformator minyak" di atas kapal yang mengubah


berbagai bahan bakar menjadi gas kaya hidrogen berkualitas tinggi.
Menambahkan jumlah gas yang relatif sedikit ke bensin yang
memberitenaga pada mobil atau knalpot kendaraan diesel diketahui
memiliki manfaat untuk mengurangi emisi polutan.
2. Plasmatron berplasma sebuah atom gas dengan kenaikan temperatur
yang bahkan lebih besar, mulai jatuh elektron, kemudian berubah
menjadi ion. Campuran gas suhu tinggi ini di beri nama plasma.
3. Plasmatron adalah teknologi untuk penyalaan pada proses
pembakaran dengan menggunakan listrik dengan daya yang tinggi.
Udara dengan tekanan tinggi di lewatkan pada plasmatron akan
membentuk suatu flame putih. Dengan flame tersebut maka buuk
batubara dan air primer akan mengalami pemanasan awal sebelum
mencapai terbakar di ujung burner denan kondisi tersebut maka
campuran batubara dan udara akan mudah terbakar di ujung burner.
4. Plasmatron adalah alat pembangkit plasma dengan aplikasi rangkaian
ELKA-TT, disebut juga sebagai plasmatron (inverter pembangkit
plasma).

2.3 Sejarah Uji Coba Plasmatron

Suatu alat yang dinamakan plasmatron secara drastis dapat mengurangi


asap yang berasal dari kendaraan bermotor. Alat tersebut telah diuji coba di
Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan diharapkan dapat dibeli
dengan harga murah serta sesuai (compatible) dengan peralatan mesin
kendaraan yang ada pada saat ini. Peneliti MIT mengatakan bahwa pertama
kali plasmatron dipasang pada mesin mobil komersial kemudian diuji coba
selama dua minggu. Para penemu alat tersebut mengatakan bahwa hasil uji
coba memperlihatkan pengurangan polusi yang sangat besar terutama
pengurangan Nitrogen Oksida (NO2) dari 2.700 ppm tanpa plasmatron,
menjadi tinggal 20 ppm setelah menggunakan plasmatron.

6
Daniel R.Cohn, Ketua Divisi Teknologi Plasma dari Plasma Science and
Fusion Center (PSFC), mengatakan bahwa penemuan tersebut merupakan
suatu era baru bagi pengurangan polusi kendaraan bermotor. Menurut Cohn:
“Sukses perpaduan antara plasmatron dengan mesin mobil, membuat langkah
selanjutnya untuk pengujian di jalan raya”. Menurut para peneliti, plasmatron
bekerja Seperti proses penyulingan minyak/oil refineryyakni mengkonversikan
berbagai bahan bakar kedalam gas yang kaya akan hidrogen berkualitas tinggi.
Bahan bakar yang diinjeksikan kedalam plasmatron dibuka ke aliran listrik
yang merubah bahan bakar dan udara disekitarnya kedalam plasma. Plasma
mempercepat laju reaksi dan menghasilkan gas yang kaya akan hidrogen.
Walaupun alat tersebut pada saat ini telah digunakan dalam aplikasi industri,
namun yang digunakan di industri jauh lebih besar dibandingkan dengan versi
MIT selain lebih boros energi dalam mengoperasikannya.

Dr.Cohn menegaskan bahwa merekalah yang pertama kali


mengembangkan plasmatron dalam ukuran kecil dan dengan daya yang
rendah, yakni lebih kecil dari satu kilowatt. Lebih lanjut Dr.Cohn
menambahkan bahwa mereka pulalah yang pertama kali mengaplikasikan
dengan menambahkan alat tersebut ke mesin mobil untuk mengurangi polusi
kendaraan bermotor. Langkah selanjutnya adalah memasang plasmatron pada
kendaraan sebenarnya yang beroperasi di lapangan. Nantinya para peneliti
mengharapkan dapat menerapkan pemakaian plasmatron tersebut pada bus.
Walaupun pengujian yang dilakukan pada saat ini menggunakan mesin dengan
bahan bakar bensin, para peneliti mengatakan bahwa penemuan mereka
berlaku juga bagi bahan bakar diesel dan biofuels. Para peneliti mempunyai
lima patent yang berhubungan dengan plasmatron."Pelitian tersebut disponsori
oleh “DOE Office of Heavy Vehicle Technologies."

2.3.1 Kegunaan Plasmatron

1. kemampuan untuk menciptakan suhu sangat tinggi yang tidak dapat


dicapai oleh pembakaran bahan baku.

2. ketersediaan kontrol daya, mulai dan selesai.

3. ukuran kecil dan peralatan efisiensi besar.

7
2.3.2 Design

Secara struktural, generator plasma adalah ruang tertutup.


Dinding konduktif bagian dalam melakukan peran anoda, memiliki
pendingin air eksternal jika terlalu panas. Peran anoda dapat
melakukan sendiri bahan yang akan diproses, tetapi dalam hal ini ia
harus menghantarkan listrik dengan baik. Di dalam bilik dipasang
sebuah simpul untuk memasok gas pembentuk plasma (argon,
nitrogen, hidrogen, metana, oksigen, dll.). Katoda adalah elektroda
tungsten atau grafit, dipasang di pusatnya.

Dalam plasmatron busur listrik dengan dampak langsung dari


gas yang dinyalakan busur dari elektroda ke benda kerja, dalam
perangkat dengan dampak tidak langsung dari elektroda ke bagian
keluaran nozzle. Karena tekanan besar di ruang dan pembukaan
sempit nozzle membakar plasma darinya dengan kecepatan yang
secara signifikan melebihi kecepatan suara. Sebagai aturan, busur
nyala plasma dilengkapi dengan setidaknya satu katoda dan satu
anoda, didukung oleh sumber DC.

Gas disuplai di bawah tekanan melalui saluran spiral untuk


membakar jet di pintu keluar adalah yang paling singkat. Aliran
pembakaran yang lebih padat mempengaruhi medan induktif yang
dihasilkan oleh solenoid atau kumparan induktif.

Nosel itu sendiri dan elektroda katodik mengacu pada bahan


habis pakai. Mereka menghabiskan satu hari kerja (7-8 jam) dan
merupakan pengganti satu kali. Sayangnya, ada batasan ketebalan
lembaran yang akan dipotong. Biasanya hingga 10 mm (model paling
kuat, hingga 20 mm)

Beberapa dari mereka dapat memutar elektroda atau busur yang


dibentuk oleh mereka. Kadang-kadang digunakan elektrolit katoda,
berilium, zirkonium, dan elektroda hafnium. Untuk sirkulasi yang
baik dari cairan pendingin di burner adalah saluran khusus. Pemotong
plasma dapat bekerja dengan gas inert dan pengoksidasi dan campuran

8
khusus. Tergantung pada bahan bakarnya mereka memiliki perbedaan
struktural kecil.

Plasmatron frekuensi tinggi beroperasi berdasarkan prinsip


kapasitif induktif, sehingga mereka tidak memerlukan anoda dan
katoda, mereka tidak memerlukan kontak wajib busur listrik dengan
gas. Kemudian obor menjadi semacam resonator. Gas itu membakar
langsung arus frekuensi tinggi (HFC), melewati dinding bilik, dibuat
dari bahan non-konduktif. Produsen burner menggunakan kaca kuarsa
atau keramik tempered ini, dan perlindungan yang diperlukan
terhadap overheating memastikan insulasi gas-dinamis dan pendingin
udara. Struktur internal burner ini lebih mudah, lebih kecil dan lebih
ringan, tetapi hanya dapat digunakan untuk memotong bahan tipis
(hingga 3 mm)

2.4 Aplikasi Teknologi Plasma Pada Pengolahan Limbah

Penggunaan plasma untuk berbagai tujuan khususnya yang berkaitan


dengan bidang pengolahan limbah telah mengalami kemajuan pesat. Berikut
ini akan dijelaskan beberapa aplikasi plasma tersebut.

2.4.1 Pengolahan Limbah Gas atau Polusi Udara

Aplikasi plasma untuk mengolah gas buang industri seperti NOx,


SOx, NH3, CO2, dan dioxin telah banyak digunakan pada berbagai jenis
industri. Plasma yang banyak digunakan dalam pengelolaan polusi udara
adalah plasma non-termal jenis corona discharge plasma dan dielectric
barrier discharge (DBD). Berbagai penelitian dalam proses penyisihan
gas polutan seperti NOx, SOx, dan CO2 menggunakan jenis plasma
tersebut telah banyak dilakukan untuk menghasilkan kondisi operasi
yang optimum dan hasil yang efisien.

Prinsip teknologi plasma dalam menyisihkan gas NOx dan SOx


menggunakan corona discharge plasma cukup sederhana. Gas buang
yang dimasukkan ke dalam reactor kemudian dikontakkan dengan

9
plasma yang dibangkitkan pada bagian tubedan nozzle, dimanatubedan
nozzleini terletak pada channels. Aksi-reaksi pada ion dan elektron dalam
plasma seperti reaksi ionisasi, eksitasi, dan disosiasi dengan udara bebas
akan merbentuk spesi-spesiaktif atau radikal bebas seperti Ozon, OH●,
O•, dan H•yang sangat mudah bereaksi dengan senyawa-senyawa yang
ada disekitarnya. Spesi-spesi aktif yang terbentuk ini kemudian bereaksi
dengan gas NOx atau Sox dan akan menguraikan gas-gas polutan
tersebut.

Selain untuk mengolah limbah gas buangan pabrik, teknologi


plasma juga banyak digunakan untuk mengendalikan atau mengurangi
kadar NOx yang timbul dariasap kendaraan hasil pembakaran bensin atau
solar kendaraan bermotor.

2.4.2 Pengolahan Limbah Cair

Sistem pengolahan limbah cair konvensional umumnya di gunakan


cara kombinasi antara pemakaian chlorine serta sistem kondensasi,
sedimentasi, dan filtrasi, sedangkan untuk pengolahan limbah organik
banyak dipergunakan mikrobiologi, karbon aktif atau membran filtrasi.
Teknologi yang kemudian dikenal dan masih berkembang sampai saat
ini untuk mengatasi keterbatasan metode-metode yang sudah ada dalam
pengolahan limbah cair adalah teknologi plasma.

Teknologi plasma banyak digunakan untuk mengolah limbah cair,


yang mengandung bahan pencemar seperti amonia, trichloroethylene,
dan berbagai jenis zat warna (dye).Teknologi plasma merupakan salah
satu alternatif teknologi pengolahan limbah yang mempunyai beberapa
kelebihan, diantaranya proses penguraian senyawa organik berlangsung
sangat cepat, serta menghasilkan spesies aktif yang dapat menguraikan
hampir seluruh senyawa organik (Sugiarto 2002). Teknologi plasma
dapat dipergunakan secara langsung dalam proses pengolahan limbah
cair, yaitu dengan cara membuat plasma di dalam air. Proses
pembuatannya hampir sama dengan plasma yang dibuat di udara, namun
pembuatan plasma dalam air memerlukan energi sedikit lebih besar

10
dibandingkan pembuatan plasma di udara. Penyebab tingginya
kebutuhan energy dalam pembuatan plasma dalam air yaitu karena air
merupakan materi yang dapat mengalirkan arus listrik. Pembentukan
plasma dalam air membutuhkan tegangan yang lebih rendah dari pada
tegangan yang diperlukan pada plasma gas, namun memerlukan arus
listrik (ampere) yang lebih tinggi.

Plasma dalam air dapat menyebabkan timbulnya berbagai proses


reaksi fisika dan kimia. Proses fisika disebabkan oleh adanya electron
beam dan shockwave, sedangkan proses kimia terjadi karena
terbentuknya radikal bebas (OH●, O•, dan H•), dan spesi-spesi aktif
seperti sinar ultraviolet, H2O2 dan O3. Radikal bebas dan spesi-spesi
yang mudah bereaksi tersebut merupakan oksidan kuat yang dapat
mengoksidasi berbagai polutan dan membunuh bakteri dalam limbah
cair. Panas yang dihasilkan oleh plasma dapat pula mendukung berbagai
proses oksidasi yang terjadi

11
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Plasmatron dapat meningkatkan efisiensi pembakaran dan dapat
melakukan pembakaran melebihi suhu pembakaran bahan baku, mengurangi
emisi pada saat pembakaran NO.

Saran
Apabila anda bekerja ataupun melakukan penelitian mengenai plasmatron

apabila sinar dapat terlihat oleh mata maka jangan sampai dilihat oleh mata

langsung dengan telanjang dan gunakan obat tetes mata khusus yang di anjurkan

untuk agar tidak munculnya serabut pada mata anda

12
Daftar Pustaka

Bromberg L, Cohn DR, Rabinovich A, Alexeev N. Plasma catalytic

reforming of methane. Int J Hydrogen Energy 1999;24:1131.

Bromberg L, Rabinovich A, Alexeev N, Cohn DR. Plasma reforming of

diesel fuel, plasma science and fusion center report. Presented at

the National Meeting of the American Chemical Society,

Annaheim, CA, March 1999

Destaninggara Tresna K.P. 2009. Studi Gasifikasi Plasma Nontermal

untuk Pengolahan Limbah Padat Organik Menggunakan

Plasmatron dan Generator Plasma HVT (Skripsi). Depok:

Universitas Indonesia.

Green JB, Bromberg L, Cohn DR, et al., Experimental evaluation of SI

engine operation supplemented by hydrogen rich gas from a

compact plasma boosted reformer. Presented at the

GovernmentIndustry Meeting, June 2000, Washington, DC,

USA; SAE-2000-01-2206; also PSFC Report JA-99-32

November 1999.

13

Anda mungkin juga menyukai