Anda di halaman 1dari 52

DISEMINASI AWAL

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN

MAWAR RSUD H. ANDI SULTHAN DENG RADJA

BULUKUMBA

OLEH :
KELOMPOK III
ERVINA PUTRI EFENDI
REZKY YULIANA
DEWI MUSFIRA HASAL
SARISKA DEWI
YULI ANRIANI
NURLENI
NURUL FATIMAH WAHDA
AWAL WAHYUDI

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan hidayahnya sehingga penulisan proposal Manajemen Keperawatan ini dapat

terselesaikan tepat pada waktunya. Dan tak lupa pula penulis kirimkan salam dan

shalawat atas junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini sangat jauh dari

kesempurnaan untuk itu segala bentuk sumbangsih dari pembaca menjadi

harapan besar dalam menyempurnakan laporan Manajemen Keperawatan ini

karena tidak jarang penulis menemukan kesulitan-kesulitan dalam hal penyusunan

laporan terutama disebabkan oleh kurangnya sarana dan mutu referensi.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada preceptor lahan dan

institusi dan rekan-rekan mahasiswa profesi Ners STIKES Panrita Husada

Bulukumba atas kritikan dan saran dalam penyusunan proposal manajemen

keperawatan.

Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga instansi

Rumah Sakit khususnya pada ruang Perawatan Mawar Rsud H. Andi Sulthan

Daeng Radja.

Bulukumba, Agustus 2020

LEMBAR PENGESAHAN

ii
PROPOSAL PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANGAN PERAWATAN MAWAR RSUD
H. ANDI SULTHAN DAENG RADJA
BULUKUMBA
TAHUN 2020

Disusun Oleh :

KELOMPOK III

Proposal Ini Telah Disetujui


Tanggal Agustus 2020

Preceptoor Klinik Preceptoor Institusi

Ina Nisrina Bahri, S.Kep, Ns, M.Kep Haerani, S.Kep, Ns, M.Kep

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 4
1. Tujuan Umum................................................................................. 4
2. Tujuan Khusus................................................................................ 4
C. Manfaat Penelitian................................................................................ 6
1. Bagi Ruangan ................................................................................. 6
2. Bagi Rumah Sakit .......................................................................... 7
3. Bagi Mahasiswa ............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8
A. Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang Praktek ............................ 8
B. Pengumpulan Data ...............................................................................15
C. Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) ...............41
D. Identifikasi Masalah ............................................................................43
E. Prioritas Masalah .................................................................................43
F. Rencana Strategis .................................................................................44
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................45
B. Saran ....................................................................................................46
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui

anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

profesional. Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan

professional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat

fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan

pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan

dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan

konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu,

berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut,

manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam

pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan

tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan

perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan

memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2015).

Proses manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat

pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana yang

mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan

keperawatan. Untuk melaksanakan proses manajemen diperlukan

keterampilan teknik, keterampilan hubungan antar manusia, dan keterampilan

konseptual (Meirawaty, 2019).

2
Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO mengumumkan wabah sebuah

corona virus baru (COVID-19) sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

yang Meresahkan Dunia. Untuk menanggapi COVID-19, diperlukan kesiapan

dan tanggapan yang bersifat kritis seperti memperlengkapi tenaga kesehatan

dan manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dengan informasi, prosedur, dan

alat yang penting agar dapat aman dan efektif bekerja. Tenaga kesehatan

berperan penting dalam memberikan tanggap terhadap wabah COVID-19 dan

menjadi tulang punggung pertahanan suatu Negara untuk membatasi atau

menanggulangi penyebaran penyakit.

Di garis terdepan, tenaga kesehatan memberikan pelayanan yang

dibutuhkan pasien suspek dan terkonfirmasi COVID-19, yang sering kali

dijalankan dalam keadaan menantang. Petugas berisiko lebih tinggi terinfeksi

COVID-19 dalam upayanya melindungi masyarakat lebih luas. Petugas dapat

terpapar bahaya seperti tekanan psikologis, kelelahan, keletihan mental atau

stigma. WHO menyadari tugas dan tanggung jawab besar ini serta pentingya

melindungi tenaga fasilitas layanan kesehatan.

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat

(Permenkes, 2018).

RSUD. H. A. Sulthan Daeng Radja Bulukumba merupakan rumah

sakit tipe B. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan dari Wilayah

Kabupaten Bulukumba dan Kebupaten Lainnya. Rumah sakit ini memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu baik sehingga selalu

3
dilakukan pembenahan baik dari segisarana/prasarana, sumber daya manusia

serta jenis pelayanan yang diberikan selain itu pula banyak tantangan yang

dihadapi oleh rumahSakit Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba

dan untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut diperlukan komitmen

terhadap semua pihak baik fungsional maupun pihak manajemen. Salah satu

strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan

keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan

adanya factor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan

pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien

terhadap pelayanan keperawatan.

Ruang rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan

termasuk pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan

dimana semua tenaga termasuk perawat bertanggung jawab dalam

penyelesaian masalah kesehatan klien. Layanan keperawatan yang ada di

Rumah Sakit masih bersifat okupasi Artinya, tindakan keperawatan yang

dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur, pelaksanaan tugas berdasarkan

instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan pada tanggung jawab

moral serta tidak adanya analisis dan sintesis yang mandiri tentang asuhan

keperawatan. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan restrakturing,

reengineering, dan redesigning system pemberian asuhan keperawatan melalui

pengembangan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) yang

diperbaharui dengan SP2KP (Nursalam, 2015).

Kondisi-kondisi tersebut diperlukan upaya perubahan dalam

manajemen pelayanan keperawatan di rumah sakit. Sehingga Rumah Sakit

4
mampu berdaya saing dan tingkat kepuasan pasien akan pelayanan mampu

untuk ditingkatkan. Berdasarkan hal di atas mahasiswa program Studi Profesi

(Ners) Stikes Panrita Husada Bulukumba akan melakukan suatu program

praktek dengan lingkup manajemen keperawatan di Ruang Mawar RSUD H.

Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori

dalam aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan

manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan

di ruang rawat inap Mawar RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja

Bulukumba.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan

manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :

a. Melaksanakan pengkajian di ruang rawat inap keperawatan

b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen

keperawatan

c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam

bentuk:

1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan

professional di ruangan antara lain:

a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan

b) Mampu membuat kebijakan kerja diruangan

5
c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek

keperawatan profesional diruangan

d) Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman

keperawatan diruangan dalam menerapkan model praktek

keperawatan profesional.

2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model

praktek keperawatan professional antara lain :

a) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek

keperawatan professional

b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang

model praktek keperawatan professional

c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model

praktek keperawatan professional

3) Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan

model praktek keperawatan professional antara lain :

a) Mampu menerapkan pemberian motivasi

b) Mampu melakukan supervisi

c) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik

d) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :

(1) Operan

(2) Pre Conference

(3) Post Conference

(4) Ronde Keperawatan

(5) Supervisi Keperawatan

6
(6) Discharge Planning

(7) Dokumentasi Keperawatan.

4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di

ruangan model praktek keperawatan professional antara lain :

a) Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate),

yaitu pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu

tertentu

b) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu

rata-rata lama rawat seorang pasien

c) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari

tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi

berikutnya

d) Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial

e) Mampu menghitung Kejadian cedera

f) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keparawatan

g) Mampu melakukan Survey masalah baru

h) Mampu menganalisis kepuasan perawat, pasien dan

keluarga.

C. Manfaat

Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan

akan memberikan manfaat kepada :

7
1. Bagi Ruangan

Dapat mengetahui cara meningkatkan pelayanan keperawatan yang

dapat meningkatkan kualitas/mutu pemberian asuhan keperawatan kepada

pasien/konsumen yang dijalankan sesuai aturan atau standar.

2. Rumah Sakit

Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai

bahan masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu

manajerial pelayanan rumah sakit.

3. Mahasiswa

a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip

manajemen keperawatan di lapangan.

b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal

penerapan manajemen keperawatan.

c. Dapat menambah ilmu dan pengetahuan yang nyata dalam

pengaplikasian ilmu manajemen keperawatan serta dapat menjadi acuan

bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian terkait dengan

kompetensi manajemen keperawatan.

8
BAB II

TINJAUN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit dan Ruang Pratek

1. Sejarah Singkat

Rumah Sakit Umum Bulukumba didirikan pertama kali pada tahun

1969 yang terletak di Jl. Dr. Soetomo No. 1 Bulukumba bergabung dengan

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba. Sesuai dengan tuntutan

perkembangan kebutuhan RSU, kemudian dibangunlah Rumah Sakit

Umum Baru yang berlokasi di  Jl. Serikaya No. 17 diwilayah Kecamatan

Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba di atas lahan seluas 5 ha, dengan luas

bangunan 15.000 m2.

Pada tanggal 18 Maret 1987 seluruh pelayanan rawat inap dan

rawat jalan dipindahkan di lokasi Rumah sakit Umum baru dan diresmikan

penggunaannya oleh Menteri Kesehatan  Republik Indonesia yang saat itu

dijabat oleh Bapak Suwarjono Surjaningrat,  dengan status rumah sakit

tipe “D”.

Pada tahun 1990, Rumah Sakit Umum Bulukumba ditingkatkan

lagi kelasnya menjadi rumah sakit tipe “C” berdasarkan Peraturan Daerah

No. 1 Tahun 2007, tanggal 17 Januari 2007 berganti nama menjadi RSUD.

H. Andi Sulthan Daeng Radja (Pahlawan Nasional Kabupaten

Bulukumba) yang diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan yang saat

itu dijabat oleh Bapak H. M. Amin Syam.

9
Rumah Sakit Pusat Rujukan Region Selatan-selatan dalam

regionalisasi system rujukan pelayanan kesehatan (PerGub Sulawesi

Selatan No. 15 Tahun 2008)

Pada Tahun 2015 Rumah Sakit Umum Daerah Bulukumba

ditingkatkan lagi kelasnya menjadi rumah sakit Tipe B sesuai dengan

keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0196/2015 tanggal 4

Februari 2015, yang memberikan pelayanan kesehatan, pelayanan

pendidikan, pelatihan dan penelitian serta pengambilan ilmu pengetahuan

di bidang kesehatan. Tahun 2017 terakreditasi KARS versi 2012 dengan

peringkat PARIPURNA.

Sejak Rumah Sakit Umum Daerah Bulukumba berdiri mulai tahun

1969 dengan nama Rumah Sakit Umum Bulukumba hingga tahun 2012

dengan nama Rumah Sakit Umum H. Andi Sulthan Daeng Radja

Bulukumba telah beberapa kali mengalami pergantian direktur yang

dimulai dari:

a. Tahun 1969 – 1983 : dr. H. Mudassir

b. Tahun 1983 – 1987 : dr. MK. Effendi Pulungan

c. Tahun 1987 – 1989 : dr. H. Haeruddin Panggara, Sp.A

d. Tahun 1989 – 1993 : dr. H. AH. Simadiah, MHA

e. Tahun 1993 – 1995 : dr. Hj. Nadia Hamid

f. Tahun 1995 – 2006 : dr. H. Rusni Sufran, M.Kes

g. Tahun 2006 – 2011 : dr. Andi Diamarni Gandhis, MARS.

h. Tahun 2011 – 2013 : H.Abd.Gaffar, M. Epid.

i. Tahun 2013 – 2017 : dr. H Wahyuni AS, MARS

10
j. Tahum 2017 – Sekarang : dr. H. Abdur Rajab H, MM (Plt. Direktur)

2. Falsafah, Motto, Visi Misi Rumah Sakit

a. Falsafah

RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba merupakan Rumah

Sakit Rujukan Region Selatan Provensi Sulawesi Selatan yang

menganut nilai-nilai ramah, amanah, ahlak yang baik, profesional dan

ikhlas dengan motto kepuasan anda tujuan kami yang mengembangkan

6 M untuk meweujudkan RS rujukan yang berkualitas profesional dan

sejahtera

b. Motto

Motto RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja yaitu:

“Kepuasan Anda Tujuan Kami”

c. Visi

Rumah Sakit sebagai sebuah institusi yang menyelenggarakan

pelayanan jasa sebagai produk utamanya. Dalam penyelenggaraan

pelayanan tersebut, maka kualitas, keamanan dan kenyamanan menjadi

inti dari hasil produknya. Disisi lain, rumah sakit menghadapi tuntutan

masyarakat yang semakin kompleks dan kritis serta adanya persaingan

global. Sehingga rumah sakit memerlukan semangat atau spirit serta

harapan yang diinginkan dalam menjaga eksistensi dan

perkembangannya. Untuk itu RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja

menetapkan Visinya sebagai berikut :

“Rumah Sakit H. Andi Sulthan Daeng Radja menjadi Rumah Sakit

rujukan yang berkualitas, professional dan sejahtera”

11
d. Misi

Untuk mancapai Visi Rumah Sakit maka di perlukan Misi yang

harus di laksanakan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan cepat, tepat, nyaman dan terjangkau oleh

masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal.

2. Melayani sesuai dengan standar pelayanan yang dilandasi etika

profesi.

3. Meningkatkan program peningkatan mutu pelayanan Rumah sakit

secara berkesinambungan.

4. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah

Sakit melalui pendidikan dan pelatihan.

5. Mengembangkan sistem informasi berbasis teknologi.

6. Mewujudkan kesejahteraan karyawan yang lebih baik.

3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

a. Kedudukan

Kedudukan RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba

pada peraturan Bupati Bulukumba Nomor 48 tahun 2019 bagian 2

pasal 3 adalah

1) UPT Rumah Sakit Umum Daerah H. A. Sulthan Dg Radja

berkedudukan sebagai unsur pelaksana tugas teknis operasional

pada Dinas Kesehatan.

2) UPT Rumah Sakit Umum Daerah H. A. Sulthan Dg Radjadipimpin

oleh Direktur yang berada di bawahdan bertanggungjawab kepada

Kepala Dinas.

12
b. Tugas

Tugas RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba pada

peraturan Bupati Bulukumba Nomor 48 tahun 2019 bagian 3 pasal 4

yaitu UPT Rumah Sakit Umum Daerah H. A. Sulthan Dg Radja

mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas dalam urusan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

c. Fungsi

Fungsi RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba pada

peraturan Bupati Bulukumba Nomor 48 tahun 2019 bagian 3 pasal 4

yaitu

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian

pelayanan kesehatan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

13
4. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan

RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radaj memberikan beragam jenis

pelayanan medis dan Pelayanan Penunjang antara lain :

a. Pelayanan Medis

1) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)

2) Pelayanan Instalasi Rawat jalan

1. Poliklinik Spesialis Anak

2. Poliklinik Spesialis Interna

3. Poliklinik Spesialis THT (Telinga Hidung & Tenggorokan)

4. Poliklinik Spesialis Mata

5. Poliklinik Spesialis kebidanan/kandungan

6. Poliklinik Spesialis Bedah

7. Poliklinik Spesialis Kulit dan kelamin

8. Poliklinik Spesialis Saraf/Neuro

9. Poliklinik Spesialis Penyakit Jiwa

10. Poliklinik Spesialis Jantung

11. Poliklinik Spesialis Nyeri

12. Poliklinik Spesialis Gizi

13. Poliklinik Spesialis Paru

14. Poliklinik VCT (Voluntary Counselling and Testing)

15. Poliklinik Geriatri

16. Poliklinik MCU (Medical Check Up)

17. Poliklinik Gigi

18. Poliklinik CTKI (Calon Tenaga Kerja Indonesia)

14
3) Pelayanan Rawat Inap

4) Pelayanan Bedah Sentral

5) Pelayanan Intensive care Unit

6) Pelayanan CVCU

7) Pelayanan Kebidanan dan Kandungan

8) Pelayanan Perinatologi

9) Pelayanan Anastesi

b. Pelayanan Penunjang Medis

1) Laboratorium

2) Radiologi

3) Farmasi/Apotek

4) Fisioterapi

5) BDRS

6) HD (Hemodealisis)

c. Pelayanan Penunjang Non Medis

1) Rekam Medik

2) Gizi

3) Kesehatan lingkungan

4) Keamanan RS

5) Laundry

6) CSSD

7) Ambulance

8) Kamar Jenazah.

15
B. Pengumpulan Data

1. Data Umum

a. Tenaga dan Pasien (M1-Man)

Diruang Mawar RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja saat ini

memiliki 2 dokter, 21 perawat terdiri dari 1 Kepala Ruangan, 1

Perawat Perimer, 20 Perawat Pelaksana dan 1 bagian administrasi.

Adapun beberapa informasi terkait tenaga perawat di ruangan Mawar

sebagai berikut:

1) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2.1 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan


Jenis Kelamin di Ruangan Mawar Tahun 2020
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 0 0
2 Perempuan 21 100
Jumlah 21 100
Sumber Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 2.1 di atas, semua tenaga keperawatan di

perawatan mawar berjenis kelamin perempuan.

2) Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 2.2 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan


Tingkat Pendidikan di Ruangan Mawar Tahun 2020
No Pendidikan Jumlah Presentase
1 Profesi Ners 9 42,9
2 S1 Keperawatan 7 33,3
3 D3 Keperawatan 5 23,8
Jumlah 21 100
Sumber Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 2.2 diatas, sebagian besar (42,9%)

ketenagaan di ruang perawatan memilki jenjang pendidikan Profesi

Ners. Untuk tingkat pendidikan S1 Keperawatan adalah sebesar

(33,3%), dan tingkat pendidikan D3 Keperawatan yaitu (23,8%).

16
Hal ini belum sesuai, dikarenakan berdasarkan pembagian tenaga

keperawatan berdasarkan intermountain health care seharusnya

komposisi tenaga keperawatan yang diperlukan yakni 58%

profesi Ners atau sejumlah 58% x 21 = 12 orang, sehingga

diperlukan adanya tambahan tenaga keperawatn dengan latar

belakang pendidikan Profesi Ners.

3) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan status kepegawaian

Tabel 2.3 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan


Status Kepegawaian di Ruangan Mawar Tahun 2020
No Status Kepegawaian Jumlah Presentase
1 PNS 3 14,2
2 Non PNS 18 85,8
Jumlah 21 100
Sumber Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 2.3 di atas, tenaga keperawatan yang

berstatus PNS yaitu 14,2% dan berstatus Non PNS yaitu 85,5%.

4) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan masa kerja

Tabel 2.4 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan


Masa Kerja di Ruangan Mawar Tahun 2020
No Masa Kerja Jumlah Presentase
1 < 5 tahun 4 19
2 5 - 10 tahun 10 47,7
3 > 10 tahun 7 33,3
Jumlah 21 100
Sumber Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 2.4 di atas, sebagian besar (47,7%)

tenaga keperawatan di ruang perawatan mawar memiliki

pengalaman kerja 5 - 10 tahun, dan (33,3%) memiliki pengalaman

>10 tahun, dan (19%) memiliki pengalaman kerja < 5 Tahun.

Pembagian masa kerja dalam 3 kategori berdasarkan hasil

17
pembagian oleh Wasis (2006) dalam buku Pedoman Riset Praktis

Untuk Profesi Perawat.

5) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan yang pernah

mengikuti pelatihan yang di selenggarakan didalam maupun diluar

Rumah Sakit

Tabel 2.5 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan yang


pernah mengikuti pelatihan yang di selenggarakan
didalam maupun diluar Rumah Sakit
di Ruangan Mawar Tahun 2020
No Masa Kerja Jumlah Presentase
1 Pernah 14 66,7
2 Tidak Pernah 7 33,3
Jumlah 21 100
Sumber Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 2.4 di atas, sebagian besar (33,3%)

tenaga keperawatan di Ruang Perawatan Mawar belum mengikuti

pelatihan terkait dengan keperawatan anak dan (66,7%)

diantaranya pernah mengikuti pelatihan keperawatan anak, namun

seluruh perawat yang ada diperawatan mawar pernah mengikuti

pelatihan BTCLS. Hal ini berarti bahwa masih kurangnya tenaga

perawat yang mengikuti pelatihan, pengembangan diri berupa

pelatihan sangatlah penting hal ini dikarenan dengan adanya

pelatihan perawat dapat mengembangkan serta meningkatkan

pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini didukung oleh Hariandja

(2002) yang menjelaskan bahwa pelatihan merupakan upaya untuk

mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk

mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian, juga

meningkatkan keterampilan khusus seseorang. Seorang perawat,

baik perawat manajer ataupun perawat pelaksana tentunya harus

18
berubah sesuai dengan dinamika waktu dan tuntutan pelayanan

keperawatan yang semakin kompleks sehungga diperlukan

pelatihan dan pengembangan perawat agar kemampuan kognitif,

efektif, dan psikomotornya sesuai dengan kebutuhan areanya.

Dengan hal ini maka perawat ruangan perawatan anak perlu

diikutkan dalam berbagai jenis pelatihan terutama mengenai

pelatihan manajemen ataupun PPI (Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi) guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuan perawat

sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia.

b. M2- Bangunan, Sarana dan Prasarana (Material)

1) Bangunan

Bentuk bangunan ruangan perawatan Mawar berbentuk

permanen dan berada dilantai dua. Dimana pada lantai dua terdiri

dari ruangan Kepala Ruangan, Ners Station, Ruang pertemuan,

Apotik, kamar perawat, 6 kamar perawatan.

Ruang perawatan observasi terdiri dari 6 kamar yang terdiri

dari kelas I, II, III dan HCU. Kelas I terdiri dari 2 tempat tidur,

kelas II terdiri dari 3 tempat tidur, kelas III terdiri dari 7 tempat

tidur dan HCU terdiri dari 5 tempat tidur

19
2) Sarana dan Prasarana

KBBI menyatakan bahwa sarana adalah segala sesuatu

yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau

tujuan. Dan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan

penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,

pembangunan, proyek).

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh ruangan Mawar

Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja

khususnya pada bagian Perawatan Mawar terdiri dari :

1. Ruangan Kepala ruangan teridiri dari 9 buah kursi, 2 buah

lemari, 3 meja. Timbangan, Handrap.

2. Ners Station terdiri dari 2 buah kipas,1 iphone, kursi, 1 kulkas,

1 TV, 1 Komputer, 2 Tempat Sampah, Matras, 1 Kesek kaki, 4

Kursi Tunggu.

3. Ruangan Pertemuan terdiri dari 2 Meja, 4 Kursi.

4. Ruang Perawatan terdiri dari Tempat sampah infeksius Non

infeksius, 7 Handrub, 45 Tempat Tidur, 3 Rostur, 3 Brangkar,

45 Lemari, 45 Tiang Infus

20
5. Ruang HCU : Suction, O2, SpO2, Troly Emergency, Srim

pump

6. Alat-alat Kesehatan : Tensimeter, Termometer, spO2, Pengliht,

Spatel, Kassa, Kapas, Alkohol, Cairan Infus, Spoit, Plester,

Gunting, Pinset.

7. Depo : Obat-obatan

c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3/Methode)

Metode pemberian asuhan keperawatan adalah merupakan

suatu tindakan keperawatan atau proses dalam praktek keperawatan

yang diberikan secara langsung kepada klien atau pasien untuk

memenuhi kebutuhan obyektif klien sehingga dapat mengatasi masalah

yang sedang dihadapinya, dan asuhan keperawatan dilaksanakan

berdasarkan kaidah-kaidah ilmu keperawatan. Metode Pemberian

Asuhan Keperawatan yang diterapkan dalam ruang perawatan Mawar

adalah MPKP.

d. Pembiayaan (M4/Money)

a. Ada pendapatan dari jasa medik untuk pasien BPJS Kesehatan,

BPJS Ketenagakerjaan, Umum.

b. Tiap perawat memperoleh remunerasi dari BLUD rumah sakit serta

insentif jaga perbulan.

e. Pemasaran (M5/Marketing)

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu

dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang dan jasa dalam

upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

21
Pemasaran dilakukan oleh bagian PKRS (Promosi Kesehatan rumah

sakit) RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja.

2. Data Khusus

a. Fungsi Perencanaan

Perencanaan (planning), merupakan fungsi dasar dari

manajemen dan semua fungsi dalam manajemen tergantung dari fungsi

perencanaan. Maksudnya fungsi-fungsi yang lain dari manajemen

tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya perencanaan yang baik.

Hal ini sesuai dengan definisi perencanaan dari Swansburg dan

Swansburg (1999), bahwa perencanaan adalah proses berkelanjutan

yang diawali dengan menetapkan tujuan, dan kemudian

melaksanakannya sesuai dengan proses, memberikan umpan balik dan

melakukan modifikasi rencana jika diperlukan. Lebih lanjut

Swansburg dan Swansburg (1999) menjelaskan bahwa perencanaan

merupakan proses berfikir atau proses mental dalam membuat

keputusan dan peramalan yang berorientasi pada masa yang akan

datang (Mugianti,2020).

1) Visi

Visi adalah pernyataan singkat dan tujuan yang menyatakan

organisasi itu di bentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu

di rumuskan sebagai landasan perancanaan organisasi. Untuk itu

Ruang Perawatan Mawar RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja

menetapkan Visinya sebagai berikut :

22
“Menjadikan Ruangan Mawar Sebagai Ruang Yang

Prima, Unggul, Profesional Dalam Memberikan Asuhan

Keperawatan Yang Holistik”

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Visi

ruangan sudah ada dan berdasarkan observasi di dapatkan sudah

ada visi khusus untuk ruangan mawar.

Berdasarkan hasil kuesioner 94,1% perawat yang selalu

melaksanakan tugas yang sesuai dengan visi Rumah Sakit yang ada

dan 5,9 perawat yang sering melaksanakan tugas yang sesuai

dengan visi Rumah Sakit yang ada.

2) Misi

Misi suatu organisasi menggambarkan manfaat keberadaan

organisasi tersebut. Misi ini bagi organisasi merupakan suatu alat

atau cara untuk mengalahkan setiap individu dalam organisasi

tersebut untuk berperan secara poduktif. Untuk mancapai Visi

Ruang Perawatan Mawar maka di perlukan Misi yang harus di

laksanakan adalah sebagai berikut :

a) Memberikan asuhan keperawatan yang optimal dari tahap

preinteraksi, interaksi, terminasi dan dokumentasi

b) Mempertahakan dan melindungi keamanan, kenyamanan

pasien dan keluarga

c) Meningkatkan sumber daya manusia melatuhan pelatihan in

house training dan refresh ilmu

23
d) Meningkatkan dan mempertahankan kebersihan, kerapihan

ruangan

e) Meningkatkan kesejahteraan petugas

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Misi

ruangan sudah ada dan berdasarkan observasi di dapatkan sudah

ada misi khusus untuk ruangan mawar.

Berdasarkan hasil kuesioner 94,1% perawat yang selalu

melaksanakan tugas yang sesuai dengan misi Rumah Sakit yang

ada dan 5,9 perawat yang sering melaksanakan tugas yang sesuai

dengan misi Rumah Sakit yang ada.

3) Standar operasional prosedur

Standar operasional prosedur merupakan suatu pedoman

atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan

fungsi dan alat penilaian kinerja instansi. SOP dibuat dan di

dokumentasikan secara tertulis yang memuat prosedur kerja secara

rinci dan sistematis (poter harry, 2015).

Berdasarkan wawancara kepala ruangan bahwa standar

operasional tersebut di perawatan mawar sudah ada dan

dilaksanakan secara rutin sebagai pedoman pada perawat dalam

melaksanakan prosedur keperawatan.

Berdasarkan observasi Standar operasional prosedur di

ruangan mawar terdiri dari:

f) SPO Pemasangan Infuse

g) SPO Mengukur Tekanan Darah

24
h) SPO Mengukur Suhu Badan

i) SPO Ganti Verband

j) SPO Menilai Tingkat Kesadaran Menggunakan GCS

k) SPO Memandikan Pasien

l) SPO Menyutik

m) SPO Pemberian Nutrisi Enteral

n) SPO Pemberian Nutrisi Parental

o) SPO Mencuci Rambut

p) SPO Memotong Kuku

q) SPO Infuse Pump

r) SPO Fisioterapi Nafas

s) SPO Elektro Kardio Grafi (EKG)

t) SPO Pemberian Obat Per NGT

u) SPO Penggunaan Masker

v) SPO Penggunaan Syringe Pupm

w) SPO Perawatan Decubitus

x) SPO Persiapan Pasien Yang Akan Pulang

y) SPO Spooling Chateter Urine

z) SPO Pemasangan I.V Chateter

aa) SPO Pemasangan Dan Perawatan NGT

bb) SPO Pemasangan Chateter Uring

cc) SPO Nebulasi

Berdasarkan hasil kuesioner presepsi perawat menunjukkan

70,6% perawat yang selalu bekerja dengan berpedoman pada

25
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah tersedia dan

29,4% perawat yang sering bekerja dengan berpedoman pada

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah tersedia.

4) Standar asuhan keperawatan

SAK (standar asuhan keperawatan) merupakan suatu uraian

pernyataan tingkat kinerja yang di inginkan sehingga kualitas

rendah, proses dan hasil dapat di nilai. Standar asuhan keperawatan

pernyataan kualitas yang diinginkan dan di nilai dalam pemberian

asuhan keperawatanterhadap pasien (Agus, 2017).

Dari hasil wawancara pada kepala ruangan mengatakan

bahwa standar asuhan keperawatan sudah ada. pada saat dilakukan

pengkajian sudah terdapat asuhan keperawatan dan dari hasil

observasi menunjukkan bahwa standar asuhan keperawatan

diruangan mawar sudah ada.

Berdasarkan hasil kuesioner 94,1% perawat yang selalu

melaksanakan asuhan keperawatan berpedoman pada standar

asuhan keperawatan (SAK) yang sudah ada dan 5,9 perawat yang

sering melaksanakan asuhan keperawatan berpedoman pada

standar asuhan keperawatan (SAK) yang sudah ada.

5) Standar kinerja

Standar kinerja merupakan suatu standar yang dapat nenilai

suatu kualitas pelayanan keperawatan pada pasien. Di gunakannya

standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi

perawat yang melaksanakan tindakan keperawatan (Agus, 2017)

26
Berdasarakan wawancara dengan kepala ruangan standar

kinerja sudah ditetapkan yaitu Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Berdasarkan hasil kuesioner 94,1% perawat yang selalu berusaha

konsisten dalam bekerja dengan mengikuti Standar Kinerja di

rumah sakit dan 5,9 perawat yang sering berusaha konsisten dalam

bekerja dengan mengikuti Standar Kinerja di rumah sakit

b. Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu pengelompokan aktivitas untuk

mencapai tujuan, penugasan, suatu kelompok tenaga keperawatan

untuk menentukan cara dari pengkordinasian aktivitas yang tepat. Baik

secara horisontal maupun vertikal dan bertanggungjawab untuk

mencapai tujuan organisasi (Suarli dan Bahtiar, 2012).

1) Struktur organisasi

Struktur organisasi merupakan komponen dalam suatu

organisasi yang menunjukan ada pembagian kerja dan menunjukan

bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan

atau di koordinasikan. Dari hasil wawancara kepala ruangan di

dapatkan bahwa di ruang perawatan mawar memiliki struktur

organisasi yang dipasang di dinding ruangan perawatan mawar

tetapi struktur tersebut struktur lama. Struktur yang baru sudah ada

tetapi belum dipasang.

Berdasarkan hasil observasi terdapat struktur organisasi di

ruangan mawar yang terpasang di dinding. Berdasarakan hasil

27
kuesioner 100% perawat memahami struktur organisasi yang ada

di ruangan.

2) Uraian tugas

Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruangan,

uraian tugas diruang keperawatan mawar RSUD Sulthan Daeng

Radja sudah di tetapkan dan berjalan secara optimal.

a) Kepala Ruangan

(1) Menyusun visi dan misi ruangan

(2) Menyusun rencana jangka pendek : harian, bulanan dan

tahunan

(3) Membuat jadwal dinas

(4) Membuat struktur ruangan

(5) Melakukan supervise

(6) Memimpin operan

(7) Menciptakan iklim motivasi

(8) Mengatur pendelegasian

28
(9) Melakukan supervisi.

b) Perawat Primer

(1) Menerima pasien baru sesuai prosedur

(2) Melakukan pengkajian keperawatan, menentukan diagnose

dan rencana tindakan keperawatan

(3) Melakukan kosultasi pelayanan asuhan keperawatan kepada

kepala ruangan

(4) Melakukan evaluasi keperawatan harian pasien

(5) Mendampingi dokter dan mencatat program dokter

c) Ketua Tim

(1) Membuat tujuan dan rencana perawatan

(2) Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan

(3) Mendampingi dokter selama visite

(4) Malaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien pada

dokter penanggung jawab

(5) Memelihara peralatan medis agar selalu siap pakai

(6) Membuat laporan harian

(7) Melaksanankan operan

d) Perawat pelaksana

(1) Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien

Berdasarkan hasil kuesioner 100% perawat selalu

melakukan tugas sesuai dengan uraian tugas yang ditentukan oleh

ruangan

3) Pengaturan Jadwal Dinas

29
Pengaturan jadwal dinas dilakukan oleh kepala ruangan,saat

ini sudah ada pengaturan jadwal dinas dan berjalan secara optimal

diruang perawatan mawar dan dibuat dalam satu tahun sekali

sehingga perawat sudah mengetahui dan sudah siap untuk

melakukan dinas. Jadwal dinas perawat dibuat oleh kepala ruangan

pada hari terakhir yang lebih tepat pada minggu terakhir dinas pada

bulan selanjutnya dia bekerja dengan ketua tim. Setiap tim

mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan malam serta

ada yang lepas dinas (Triwibowo, 2013).

Dari hasil wawancara kepada kepala ruangan jadwal dinas

yaitu terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan ada yang lepas dinas (

libur ) yang dibuat setiap bulan oleh kepala ruangan mawar.

Berdasarkan hasil kuesioner Persepsi perawat menunjukan

bahwa sebanyak 76,5% pengaturan shif yang ada dalam ruangan

selalu berdasarkan pada tingkat ketergantungan klien, sering

17,6%, kadang-kadang 5,9% pengaturan shif ruangan berdasarkan

pada tingkat ketergantungan klien.

4) Pengaturan Daftar Pasien

Daftar pasien merupakan daftar yang berisi nama pasien,

nama dokter, nama perawat, penanggung jawab pasien, dan alokasi

perawat saat menjalankan dinas ditiap shif. Diruang perawatan

mawar terdapat daftar pasien yang menjadi tanggung jawab

perawat selama 24 jam.

30
Dari hasil wawancara kepada kepala ruangan mawar

pengaturan daftar pasien terlampir dalam buku laporan pasien.

Berdasarkan observasi terdapat buku laporan pasien yang ditulis

pershif.

5) Pengorganisasian Perawatan klien

Dari hasil wawancara Pengorganisasian perawatan klien

dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab saat dinas dan

menjadi tanggung jawab bersama dalam satu dinas.

6) Sistem Perhitungan Tenaga

Penetapan jumlah tenaga keperawatan merupakan suatu

proses membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak

tenaga yang dibutuhkan dan dengan kriteria seperti apa pada suatu

unit untuk setiap shiftnya. Untuk penetapan ini ada beberapa rumus

yang dikembangkan oleh para ahli. Selain untuk menetapkan

rumus ini juga dapat digunakan untuk menilai dan membandingkan

apakah tenaga yang ada saat ini cukup, kurang atau berlebih.

Rumus untuk perhitungan tenaga keperawatan di RSUD H. Andi

Sulthan Daeng Radja mengunakan Depkes RI yaitu tergantung

jumlah tempat tidur 1 : 1

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan

bahwa jumlah tenaga keperawatan yang ada diruang perawatan

Mawar 21 perawat. diantaranya kepala ruangan 1 orang, perawata

primer 1 orang, ketua tim 4 orang dan perawat pelaksana sebanyak

15 orang.

31
Berdasarkan hasil kuesioner Persepsi perawat menunjukan

bahwa sebanyak 70,6% jumlah tenaga keperawatan yang ada di

ruangan selalu sesuai dengan beban kerja, 5,9% sering, 23,5%

kadang-kadang sesuai dengan beban kerja. Beban kerja yang

dimaksud adalah sebanding tidaknya jumlah perawat dengan

jumlah pasien yang dirawat.

c. Fungsi Pengarahan

Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam

terselenggaranya roda organisasi pelayanan kesehatan. Seorang

manajer keperawatan harus dapat mengelola SDM agar dapat bekerja

efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

melalui fungsi penggerakan (Mugianti, 2016).

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam

kepemimpinan yang mengikat. Para bawahan digerakkan supaya

mereka bersedia menyumbangkan tenaganya untuk secara bersama-

sama mencapai tujuan suatu organisasi. Pengarahan dalam organisasi

bersifat sangat komplek karena menyangkut manusia dengan berbagai

tingkah lakunya yang berbeda-beda (Mugianti, 2016)

1) Operan

Komunikasi dalam operan jaga merupakan komunikasi

dengan menyampaikan informasi mengenai pasien secara khusus

melalui satu pemberi perawatan ke lainnya, dari satu tim pemberi

pelayanan keselanjutnya, atau dari pemberi perawatan ke keluarga

pasien yang bertujuan dalam perawatan lanjutan dan keselamatan

32
pasien. Informasi yang diberikan merupakan informasi yang

konsisten melalui kondisi dari pasien, kondisi perubahan pasien

saat ini , kondisi perubahan pasien pada saat ini, pengobatan yang

berkelanjutan dan perubahan yang mungkin terjadi atau kompilasi

(WHO,2014).

Operan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah

handover, dalam istilah lain operan/timbang terima memiliki

beberpa istilah yaitu handover, handoffs, shift report, signout,

signover, cross coverage, overhand, report nursing (Nursalam,

2015). Handover merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan

menerima suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien

(Triwibowo, 2013).

Operan pasien merupakan teknik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima suatu (laporan) yang berkaitan

dengan keadaan pasien. Pada saat operan atau timbang terima

anatarperawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang

kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang sudah dan yang

belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien.

Perawat melakukan operan atau timbang terima bersama dengan

perawat lainnya dengan cara berkeliling ke setiap pasien dan

menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien

(Nursalam2015).

Operan jaga dilakukan oleh perawat primer (perawat

penanggung jawab) dan disertakan perawat assosiet (perawat

33
pelaksanana) pada dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan

lisan. Informasi yang disampaikan saat pertukaran dinas yang

dilakukan dua atau tiga kali sesuai dengan shift yang digunakan

dirumah sakit pada setiap ruang (Nursalam,2015). Laporan tersebut

merupakan komunikasi yang bertujuan untuk memindahkan

informasi untuk menunjang keselamatan pasien sesuai dengan

pelaksanaan asuhan keperawatan, laopran tersebut berisi biodata

pasien, jenis penyakit, TTV/tanda-tanda vital, keadaan umum,

rencana tindakam, tindakan yang telakh dan akan dilakukan

(Nursalam, 2015).

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Ruangan bahwa

sistem operan diruang perawatan mawar dilakukan disetiap

ruangan pasien walaupun masih masa pandemi covid-19, berbeda

dengan ruangan lain yang operan dilakukan dinurse station saja.

Berdasarakan hasil kuesioner menunjukan bahwa sebanyak

100% yang selalu ada program operan antara shif yang jelas.

2) Pre dan Post Conference

Pre Conference adalah komunikasi kepala primer dan

perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan

pada shift tersebut yang dipimpin oleh ka primer atau penanggung

jawab primer. Jika yang dinas pada primer tersebut hanya 1 (satu)

orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah

rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari

kepala primer dan penanggung jawab primer. Post

34
Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat

pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum

operan kepada shift berikutnya. Isinya adalah hasil asuhan

keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak

lanjut). Post conference dipimpin oleh kepala primer atau

penanggung jawab primer (Sitorus Ratna, 2016).

Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan bahwa

sistem pre dan post conference diruang perawatan mawar telah

dilaksanakan secara rutin.

Berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan 100% perawat

selalu mengikuti pre post conference

3) Motivasi kepeada perawat

Motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi

yang mendorong yang timbul dari dalam diri individu, tingkah laku

yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir

daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi adalah bagian

fundemental dari kegiatan manajemen sehingga semua kegiatan

organisasi tidak akan berfaedah jika anggota yang ada didalam

organisasi tersebut menyumbangkan usaha guna memenuhi tugas

yang dibebankan kepadanya (Suyanto, 2018).

Berdasarkan wawancara dengan Kepala ruangan untuk

perawat ialah reword berupa pujian baik antar tim ataupun individu

perawat pelaksana itu sendiri, selain dari itu perawata juga

diberikan remonerasi tambahan pada perawat yang disiplin dan

35
memiliki kinerja yang baik, dan reword yang diberikan juga

biasanya dikaitkan dengan jenjang pendidikan.

4) Pendelegasian

Penendelegasian adalah bagian dari manajemen yang

memerlukan latihan manajemen professional dan dikembangkan

untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab secara

structural.(Swanbrug. 2010).

Pendelegasian yang baik bergantung pada keseimbangan

antara tiga komponen utama, yaitu tanggung jawab, kemampuan,

dan wewenang. Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa

tanggung jawab terhadap penerimaan suatu tugas. Kemampuan

(accountability) adalah kemampuan seseorang dalam

melaksanakan tugas yang didelegasikan. Wewenang (authority)

adalah pemberian hak dan kekuasaan kepada delegasi untuk

mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpahkan.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala ruangan untuk

pendelegasian tugas biasanya diberikan oleh yang mampu

bertanggung jawab seperti katim.

Format pendelegasian secara tertulis

5) Supervise

Supervisi menurut (Rowe, dkk 2017) adalah kegiatan yang

menjadi tanggung jawab manajer untuk memberikan dukungan,

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai

kelompok, individu atau tim. Supervisi secara umum adalah

36
pengarah serta pengendalian kepada tingkat karyawan yang berada

di bawahnya dalam suatu organisasi atau kelompok.

Supervisi adalah jika dilihat dari sudut etimologi, supervisi

berasal dari kata “super” dan kata “vision” yang dimana masing-

masing kata itu berarti atas dan juga penglihatan.

Supervisi pengajaran merupakan kegiatan pengawasan

yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi yang memungkinkan

terciptanya pelaksanaan pelayanan yang lebih baik. Supervisi

dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam

manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasai pilar

profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Supervisi menurut

Nursalam (2015) merupakan suatu bentuk dari kegiatan

manajemen keperawatan yang bertujuan pada pemenuhan dan

peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada

kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam

melaksanakan tugas.

Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut

: Komite keperawatan melakukan pengawasan terhadap Kepala

bidang keperawatan melakukan pengawasan terhadap Kasie rawat

inap dan rawat jalan melakukan pengawasan terhadap Kepala

ruangan Mawar melakukan pengawasan terhadap Perawat primer I,

Perawat primer II melakukan pengawasan terhadap Perawat

Assosait I, Perawat Assosait II.

37
Berdasarakan wawancara dengan kepala ruangan supervisi

pernah terjadwal tetapi saat ini supervisi kadang dilakukan dengan

tidak terjadwal.

Berdasarkan hasil kuesioner menunjukan bahwa sebanyak

29,4% perawat selalu bekerja dengan tenang, 58,8% yang sering

bekerja dengan tenang dan 11,8% yang kadang-kadang bekerja

dengan tenang karena setiap saat ada kegiatan supervisi untuk

menunjukan hal yang baik kepada perawat.

d. Pengendalian

Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau

pengontrolan. Fayol (1998) mendefinisikan pengontrolan adalah

“Pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan

rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta

prinsip-prinsip yang ditentukan”. Tujuan pengontrolan adalah untuk

mengidentifikasi kekurangan dan kesalahan agar dapat dilakukan

perbaikan. Pengontrolan penting dilakukan untuk mengetahui fakta

yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera direspons dengan

cepat dengan cara duduk bersama (Mugianti, 2016).

1) Indikator Mutu

Indikator Mutu merupakan suatu proses pemenuhan

kebutuhan dan harapan konsumen baik internal maupun eksternal

dan suatu proses perbaikan yang bertahap dan terus menerus

(Suarli dan Bahtiar, 2012).

38
Mutu pelayanan keperawatan merupakan suatu pelayanan

yang menggambarkan produk dari pelayanan keperawatan itu

sendiri yang meliputi secara biologis, psikologis, sosial, dan

spiritual pada individu sakit maupun yang sehat dan dilakukan

sesuai standar keperawatan (Asmuji, 2012).

Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan, penilaian

indikator mutu diruang perawatan Mawar yaitu perhitungan BOR,

ALOS, dan TOI dilakukan oleh petugas CM.

Berdasarkan observasi : Perhitungan BOR, ALOS, dan TOI

yang dilakukan pada bulan Agustus mulai tanggal 10-35 agustus

didapatkan hasil :

a. BOR

Bed occupancy rate adalah persentase pemakaian

tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini

memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan

tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap

baik adalah 80 - 90 % sedangkan standar nasional BOR adalah

70 - 80 %. Dengan rumus perhitungan BOR sebagai berikut :

Jumla h h ari perawatan


BOR= X 100 %
Jumla h tempat tidur X periode

68
BOR= X 100 %
22 X 6

68
BOR= X 100 %
132

39
= 51,5%

Berdasarkan hasil pehitungan yang didapatkan sesuai

rumus yang diatas pada bulan agustus Tahun 2020 presentase

pemakaikan tempat tidur diruang perawatan Mawar yaitu

51,5%, artinya tidak sesuai atau tidak ideal dengan standar

nasional BOR yaitu 70-80%.

b. ALOS

Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama

rawat seorang pasien.Indikator ini di samping memberikan

gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran

mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu

yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih

lanjut).Secara umum ALOS yang ideal antara 6-9 hari.

Dengan rumus perhitungan ALOS sebagai berikut :

Jumlahlama rawat
ALOS=
Jumlah pasien keluar (hidup+ meninggal)

68
ALOS=
23

ALOS=2,9 %

Berdasarkan hasil analisis ALOS / rata-rata lama rawat

pasien diruangan mawar pada bulan Agustus yaitu 3 hari, hal

ini berarti belum masuk dalam kategori ideal kerana tidak

sesuai dengan standar nasional ALOS yaitu antara 6-9 hari.

c. TOI

40
Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari tempat

tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya.

Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi

penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong hanya

dalam waktu 1 - 3 hari.

Dengan rumus perhitungan TOI sebagai berikut :

(Jumla h tempat tidur X periode)−hari perawatan


TOI=
Jumla h pasien keluar( hidup+ meninggal)

(22 X 6)−68
TOI=
23

132−68
TOI =
23

64
TOI=
23

TOI=2,78

= 3 Hari

Dari hasil perhitungan sesuai rumus diatas presentase

rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi

keberikutnya pada perawatan mawar yaitu 3 hari, jadi

perhitungan TOI termasuk kategori ideal karena idealnya

tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari.

2) Audit dokumentasi keperawatan

Menurut Keliat dan (Akemat, 2014) audit dokumentasi

adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang

telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Dalam Model Praktik

Keperawatan Profesional (MPKP), kegiatan audit dilakukan oleh

41
kepala ruangan dengan memeriksa rekam medik setiap pasien yang

telah pulang atau meninggal. Hasil audit tersebut direkapitulasi

dalam satu bulan. Pada akhir penilaian, rekapitulasi nilai dibuat

sebagai laporan hasil pelaksanaan evaluasi.

Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan

mengatakan setiap pasien yang pulang dan meninggal dilakukan

pemeriksaan dokumen.

3) Survey Tingkat Kepuasan

a) Survey Tingkat Kepuasan pasien

Berdasarkan hasil kuesioner 100% pasien merasa puas

dengan perawatan yang diberikan oleh perawat di ruangan

mawar

b) Survey Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien

Berdasarkan hasil kuesioner 100% keluarga pasien

merasa puas dengan perawatan yang diberikan oleh perawat di

ruangan mawar

C. Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)

1. Strength / Kekuatan

a) RS berada di lokasi yang strategis.

b) Ruangan Perawatan Mawar dipimpin oleh Kepala Ruangan dengan

tingkat pendidikan S1 Ners

c) Terdapat banyak tenaga medis profesional dengan disiplin ilmu

masing-masing.

42
d) Memiliki tenaga perawat yang berpendidikan S1+Ners sebanya 9

orang dan S.Kep sebanyak 7 orang, berpendidikan D III Keperawatan

sebanyak 5 orang.

e) Jumlah kapasitas tempat tidur secara keseluruhan adalah 48 buah yang

terdiri dari TIM A dan Tim B, namun saat ini yang digunakan hanya

22 buah tempat tidur, karena perawatan untuk laki-laki digunakan

untuk sementara ruangan melati. adapun bagian ruangan yang

digunakan yaitu :

1) Kelas I terdiri dari 2 kamar dengan 2 tempat tidur

2) Kelas II terdiri dari 3 kamar dengan 3 tempat tidur

3) Kelas III terdiri dari 1 kamar dengan 7 tempat tidur

4) HCU terdiri dari 1 kamar dengan 5 tempat tidur

f) Hubungan antar perawat terjalin dengan baik

g) Tersedianya Nurse Station diruangan

h) Sudah diterapkan model MPKP

i) Memiliki standar asuhan keperawatan

j) Memiliki standar operasional prosedur

k) Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift

l) Discharge planning sudah dilakukan saat pasien pulang

m) Mutu pelayanan sudah terlaksana sesuai ketentuan rumah sakit

2. Weakness / Kelemahan

a) Struktur organisasi sudah ada diruangan perawatan mawar, namun itu

merupakan struktur organisasi yang lama dan struktur organisasi yang

baru belum dipasang

43
b) Belum terdapat identitas pasien, nama dokter dan perawat yang

bertanggung jawab pada tempat tidur pasien

c) Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan manajemen rumah sakit

namun waktu yang pelaksanaan tidak menentu

d) Perhitungan BOR, ALOS, TOI, angka infeksi nosokomial dan angka

cedera tidak dilakukan oleh kepala ruangan melainkan bagian CM

sesuai yang telah ditetapkan Rumah Sakit.

e) Kurangnya perawat yang pernah mengikuti pelatihan sementara

banyak perawat yang masa kerjanya sudah lebih dari 5 tahun

3. Oppurtunity / Peluang

a) Adanya kebijakan untuk melanjutkan pendidikan

b) Ada Mahasiswa Ners yang melakukan praktik Manajemen dalam

keperawatan

c) Ada hubungan kerja sama dengan lembaga/institusi lainnya.

d) Rumah Sakit sebagai sarana pendidikan.

e) Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

f) Adanya komunikasi yang baik antar perawat dengan pasien dan

keluarga.

4. Threat / Ancaman

a) Adanya persaingan antar rumah sakit dalam memberikan

pelayanan keperawatan.

b) Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari

masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang lebih baik.

44
c) Kebijakan pemerintah dalam peningkatan standar mutu

pelayanan kesehatan.

D. Identifikasi Masalah

Setelah dilakukan pengkajian dan analisa data, maka ditemukan

masalah-masalah manajemen di Ruang Perawatan Vip Bissappu, diantaranya :

1. Belum ada identitas pasien, nama dokter dan perawat yang bertanggung

jawab pada tempat tidur pasien

2. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan manajemen rumah sakit

namun waktu yang pelaksanaan tidak menentu

E. Prioritas Masalah

1. Belum ada identitas pasien, nama dokter dan perawat yang bertanggung

jawab pada tempat tidur pasien

2. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan manajemen rumah sakit

namun waktu yang pelaksanaan tidak menentu

F. Rencana Strategis

Adapun rencana strategis yang dapat dilakukan dari beberapa masalah

manajemen yang ditemukan adalah sebagai berikut :

i. Membuat identitas pasien, nama dokter dan perawat yang bertanggung

jawab pada tempat tidur pasien

ii. Mendiskusikan kegiatan supervise dengan kepala ruangan

45
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui

anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara

profesional. Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan

professional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat

fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan

pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait serta saling berhubungan

dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar manusia dan

konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu,

berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut,

manajemen keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam

pengembangan keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan

tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan

perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan

memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2015).

Setelah melaksanakan kegiatan praktek kepemimpinan dan manajemen

keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja

Bulukumba yang dimulai dengan penyebaran kuisioner, wawancara dan

observasi diruang perawatan Mawar, terdapat beberapa masalah yang ditemui

yaitu sebagai berikut :

1. Belum ada identitas pasien, nama dokter dan perawat yang bertanggung

jawab pada tempat tidur pasien

46
2. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan dan manajemen rumah sakit

namun waktu yang pelaksanaan tidak menentu

B. Saran

Demikianlah yang dapat penulis paparkan terkait laporan praktek

kepemimpinan dan manajemen keperawatan sebagai bahan desiminasi awal,

tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan laporan

ini,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang

ada, insya Allah adapun kritikan saran akan penulis perbaiki kembali guna

melengkapi laporan praktek kepemimpinan dan manajemen keperawatan

selanjutnya. Semoga laporan ini dapat berguna, khususnya bagi penulis, rumah

sakit, perawat dan juga pasien dan keluarga.

47
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi. Jogjakarta:

Arruzz Media.

Lilis N. Tambun. 2019. Pentingnya Manajemen Perencanaan Dalam Proses

Keperawatan.

Mamik. 2015. Manajemen Keperawatan. Sidoarjo : Zifatama Jawara

Meirawaty, Gina. 2019. Field Experience :Manajemen Strategis Pada Proses

Manajemen Keperawatan. Mkk: Volume 2 No 2.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Peraturan Menteri Kesehatan, 2018

Potter, Perry. 2015. Fundamental Of Nursing: Consep, Proses And Practice. Edisi

7. Vol. 3. Jakarta : EGC

Rowe, R.C. Et Al. 2017. Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 5th Ed, The

Pharmaceutical Press, London.

Sitorus Ratna, Yulia. 2016. Model Praktik Keperawatan Profesional Di Rumah

Sakit. Jakarta. EGC.

Sri Mugianti. 2016. Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Pratek Keperawatan.

Kemenkes RI

Suarli, S Dan Bahtiar. 2012. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan

Praktis. Jakarta: Erlangga

Suyanto. 2018. Mengenal Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan.

Jogjakarta : Mitra & Cendikia Press.

Swansburg. 2010. Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat

Klinis (Alih Bahasa Samba Suharyati). Jakarta : EGC.

48
Triwibowo. 2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit. Jakarta:

TIM.

WHO. Maternal Mortality: World Health Organization; 2014.

49

Anda mungkin juga menyukai