Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian dari, oleh, dan untuk guru dengan tujuan
untuk meningkatkan keprofesionalan guru. PTK dapat pula diartikan sebagai
“penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas
secara lebih professional”.Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelas atau di sekolah tempat guru mengajar dengan tujuan perbaikan
dan/atau peningkatan kualitas proses dan praktik pembelajaran. Untuk meningkatkan
keahlian dalam pembelajaran bidang studi, guru diseyogyakan selalu melakukan PTK.
Masalah yang diteliti adalah masalah yang memang penting, menarik perhatian,
dalam jangkauan peneliti dari segi kemampuan, waktu, biaya, dan tenaga. Lingkup
penelitian dapat berkisar pada kurikulum, peserta didik, guru, sarana/ prasarana, dan
penilaian.Masalah pendidikan bidang studibiasanya bersegi banyak, dapat berupa
salah satu atau kombinasi masalah di atas, dan untuk memecahkannya melalui
penelitian masalah tersebut harus dipilah-pilah menjadi sub masalah dan diteliti satu-
persatu. Masalah-masalah yang timbul dalam proses pembelajaran dapat diatasi oleh
guru dengan melakukan PTK.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja model-model dalam penelitian tindakan kelas ?
2. Bagaimana prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ?
3. Bagaimana format penelitian tindakan kelas ?
4. Apa saja komponen usulan penelitian tindakan kelas ?

C. Tujuan
1. Mengetahui model-model dalam penelitian tindakan kelas.
2. Mengetahui prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
3. Mengetahui format penelitian tindakan kelas.
4. Mengetahui komponen usulan penelitian tindakan kelas.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis Menambah wawasan mengenai model dan prosedur pelaksanaan ptk
dan format dan komponen usulan ptk

2. Bagi Pembaca Menambah pengetahuan mengenai model dan prosedur


pelaksanaan ptk dan format dan komponen usulan ptk.
BAB II
PEMBAHASAN

A. MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


1. Model Kurt Lewin
Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai
model penelitian tindakan lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena
dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian
tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan
(observating), d) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut
dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Acting

Planning Observating

Reflecting
Gambar 1 Siklus PTK menurut Kurt Lewin

2. Model Kemmis dan Mc Taggart


Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar
yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya
saja, komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan
sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut merupakan dua
kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan
dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi
juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk
desainnya (Kemmis dan Mc Taggart, 1990:14).

atau
Gambar 2 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart
Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada
hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu
perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai
satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah putaran
kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada
gambar diatas, tampak bahwa didalamnya terdiri dari dua perangkat komponen
yang dapat dikatakan sebagai 2 siklus. Untuk pelaksanaan sesungguhnya, jumlah
siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan.
3. Model John Elliott
Jika diperhatikan desain PTK John Elliott yang tertampang di bawah, tampak
bawah di dalam satu tindakan (acting) terdiri dari beberapa step atau langkah
tindakan, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2 , dan langkah tindakan 3.
Adanya langkah-langkah untuk setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa
di dalam mata pelajaran terdiri dari beberapa pokok bahasan, dan setiap pokok
bahasan terdiri dari beberapa materi, yang tidak dapat diselesaikan dalam satu
kali tindakan. Oleh karenya, untuk menyelesaikan satu pokok bahasan tertentu
diperlukan beberapa kali langkah tindakan, yang terealisasi di dalam kegiatan
belajar-mengajar. Apapun masalah yang akan diangkat dalam penelitian,
hendaknya tetap berada dalam lingkup permasalahan yang dihadapi oleh guru
dalam praktik kesehariannya di kelas dan merupakan sesuatu yang ingin dirubah
atau diperbaiki. Semuanya itu harus simulai dari ide awal, sampai monitoring
pelaksanaan dan efeknya, sesuai dengan bagan di bawah ini, semuanya dalam
bentuk spiral.
Model ini sebenarnya bagus untuk diterapkan di sekolah, namun dalam
kenyataannya belum banyak guru yang memakai model ini. Hal ini dikarenakan
model ini kurang dikenal oleh guru dan sangat sulit penerapannya di lapangan.
Mungkin karena belum terbiasa dan belum banyak dosen membantu
menerapkannya dalam melaksanakan PTK di sekolah.
Gambar 3 Siklus PTK menurut John Elliot

4. Model John Elliott


Pada model ini terdapat 3 langkah tindakan, yaitu langkah tindakan I, langkah
tindakan 2, dan langkah tindakan 3. Adanya ketiga langkah ini dikarenakan pada
pelajaran di kelas terdapat beberapa pokok bahasan, dan setiap pokok bahasan
terdiri dari beberapa materi, yang tidak dapat diselesaikan dalam satu kali
tindakan. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan satu pokok bahasan diperlukan
beberapa kali langkah yang terealisasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Apapun masalah dalam penelitian hendaknya tetap berada dalam lingkup
permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam praktik kesehariannya di kelas dan
merupakan sesuatu yang ingin diubah atau diperbaiki. Semuanya itu harus
dimulai dari ide awal, sampai monitoring pelaksanaan dan efeknya, sesuai dengan
bagan di bawah ini, semuanya tetap dalam bentuk spiral.
Berikut merupakan penjelasan dari model John Elliott:
a) Identifikasi Masalah
Tahap ini bertujuan untuk melihat dan menemukan masalah-masalah
apa aja yang terjadi di sekolah. Hal ini sangat penting karena tahapan
ini merupakan pondasi awal atau acuan awal kegiatan penelitian
kedepannya.
b) Penyelidikan
Tahap ini sebagai kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
masalah yang ditemukan oleh seorang peneliti di sekolah. Berdasarkan
hasil penyelidikan dapat dilakukan pemfokusan masalah yang
kemudian dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasarkan
rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian.
c) Rencana Umum
Bagian inilah yang membedakan model PTK John Elliot dengan
model-model PTK yang lainnya. Rencana umum merupakan
seperangkat rencana awal tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh
seorang peneliti untuk menjawab masalah penelitian yang ditemukan
dikelas atau disekolah.
d) Implementasi Langkah Tindakan 1
Pada tahap ini, seorang peneliti akan menerapkan atau melakukan
perlakuan pada kelas sampel dengan tujuan meningkatkan, mengubah
atau memperbaiki masalah-masalah penelitian yang ditemukan oleh
peneliti di kelas. Tentunya dalam tahap ini, seorang peneliti akan
melakukan perlakuannya didasarkan pada langkah-langkah tindakan
yang direncanakan pada tahap rencana umum.
e) Memonitor Implementasi
Tahap ini bagi seorang peneliti akan melihat dan memantau hasil
pemberian perilaku pada kelas sampel. Peneliti akan mendata dan
mencatat hasil-hasil dari implementasi pada tahap selanjutnya.
f) Penyelidikan
Pada tahapan ini, peneliti akan berusaha untuk mengungkap dan
menjelaskan tentang kegagalan-kegagalan pengaruh. Faktor-faktor apa
aja yang bisa menyebabkan hal tersebut gagal. Tentunya seorang
peneliti akan belajar dari kegagalan dan ketidakberhasilan
implementasi pada tahapan sebelumnya.
g) Merevisi Ide Umum
Pada tahap ini, peneliti berbekal dari data-data yang sudah didapat
pada tahap-tahap sebelumnya akan kembali membuat rencana
penelitian. Tentunya tahapan ini hanya akan dilakukan jika
implementasi telah mengalami kegagalan dan tidak memenuhi harapan
serta tujuan penelitian dari peneliti. Makanya dianggap perlu untuk
melakukan siklus kedua yang diawali dengan merevisi rencana awal.

5. Model Hopkins
Desain ini berpijak pada desain model PTK pendahulunya. Selanjutnya
Hopkins (1993: 191) menyususn desain tersendiri sebagai berikut: mengambil
start – audit – perencanaan konstruk – perencanaan tindakan (target, tugas,
kriteria keberhasilan) – implementasi dan evaluasi: implementasi (menopang
komitmen: cek kemajuan; mengatasi problem) –cek hasil – pengambilan stok –
audit dan pelaporan:
6. Model McKernan

Menurut McKernan ada tujuh langkah yang harus dicermati dalam Penelitian
Tindakan Kelas, yaitu:

1. Analisis situasi (reconnaissance) atau kenal medan

2. Perumusan dan klarifikasi permasalahan

3. Hipotesis tindakan

4. Perencanaan tindakan

5. Penerapan tindakan dengan monitoringnya

6. Evaluasi hasil tindakan

7. Refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya

Pada model PTK McKernan, kita dapat melihat bahwa permulaan siklus I dimulai
dari adanya situasi atau masalah sehingga diperlukan adanya suatu tindakan
perbaikan. Setelah peneliti menyadari adanya kebutuhan untuk memperbaiki
tindakan ini berdasarkan situasi yang dilihatnya secara nyata, maka mulailah
proses perumusan masalah, selanjutnya dilakukan need assessment (asesmen
yang ditujukan untuk menemukan apa sebenarnya kebutuhan yang harus dipenuhi
agar situasi yang yang menjadi masalah tadi daat dipecahkan). Berdasarkan
penelusuran berbagai literatur dan kepustakaan, maka diperoleh suatu hipotesis
ide, yang kemudian dikembangkan dalam bentuk rencana pembelajaran untuk
perbaikan situasi tersebut. Setelah perencanaan dilakukan implementasi
perubahan tindakan berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun secara
seksama. Jika tindakan sudah dilakukan maka kemudian dilakukan lagi tahapan
berikutnya (yang merupakan tahapan terakhir pada siklus I), yaitu mengevaluasi
tindakan yang sudah diimplementasikan tadi.
B. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai
permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam
mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah
memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar.
Prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan fokus permasalahan,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi,
interpretasi, dan analisis, serta refleksi. Apabila diperlukan, pada tahap selanjutnya
disusun rencana tinda lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk
suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-
siklus berikutnya. Sesudah menetapkan pokok permasalahan secara mantap langkah
berikutnya adalah:
o Perencanaan tindakan
o Pelaksanaan tindakan
o Pengumpulan data (pengamatan/observasi)
o Refleksi (analisis, dan interpretasi)
Hasil refleksi siklus pertama akan mengilhami dasar pelaksanaan siklus
kedua. Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada
gambar berikut.
Setelah permasalahan ditetapkan, pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus
pertama yang terdiri atas empat tahap kegiatan. Hasil refleksi siklus pertama akan
dapat diketahui keberhasilan atau hambatan dalam hasil tindakan, peneliti kemudian
mengidentifikasi permasalahannya untuk menentukan rancangan siklus berikutnya.
Kegiatan yang dilakukan dalam siklus kedua mempunyai berbagai tambahan
perbaikan dari tindakan sebelumnya yang ditunjukan untuk mengatasi berbagai
hambatan/ kesulitan yang ditemukan dalam siklus sebelumnya.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, peneliti dapat melanjutkan
dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama. Jika sudah
selesai dengan siklus kedua dan peneliti belum merasa puas, dapat dilanjutkan pada
siklus ketiga, yang tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan
tentang berapa siklus harus dilakukan, namun setiap penelitian minimal dua siklus
dan setiap siklus minimal tiga pertemuan.
1. Penetapan Fokus Permasalahan
Sebelum suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu
ditumbuhkan sikap dan keberanian untuk mempertanyakan, misalnya
tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai selama
ini. Sikap tersebut diperlukan untuk menumbuhkan keinginan peneliti
memperbaiki kualitas pembelajaran. Tahapan ini disebut dengan
tahapan merasakan adanya masalah. Secara umum karaktersitik suatu
masalah yang layak diangkat untuk PTK adalah sebagai berikut.
a. Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan
fakta empirik yang dirasakan dalam proses pembelajaran.
b. Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan diidentifikasi
faktor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor tersebut menjadi dasar
atau landasan untuk menentukan alternatif solusi.
c. Masalah tersebut sangat merisaukan dan mendesak untuk segera
diatasi.
d. Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusi bagi
masalah tersebut melalui tindakan nyata yang dapat dilakukan
guru/peneliti.

Dianjurkan agar masalah yang dipilih untuk diangkat sebagai masalah PTK
adalah yang memiliki nilai yang bukan sesaat, tetapi memiliki nilai strategis bagi
keberhasilan pembelajaran lebih lanjut dan memungkinkan diperolehnya model
tindakan efektif yang dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah serumpun.

Setelah memperoleh sederet permasalahan melalui identifikasi, dilanjutkan


dengan analisis untuk menentukan kepentingan. Analisis terhadap masalah juga
dimaksud untuk mengetahui proses tindak lanjut perbaikan atau pemecahan yang
dibutuhkan. Adapun yang dimaksud dengan analisis masalah di sini ialah kajian
terhadap permasalahan dilihat dari segi kelayakannya.

Analisis masalah dipergunakan untuk merancang tindakan baik dalam bentuk


spesifikasi tindakan, keterlibatan peneliti, waktu dalam satu siklus, indikator
keberhasilan, peningkatan sebagai dampak tindakan, dan hal-hal yang terkait lainya
dengan pemecahan yang diajukan.

Pada tahap selanjutnya, masalah-masalah yang telah diidentifikasi dan


ditetapkan dirumuskan secara jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah
yang jelas memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat.

2. Perencanaan Tindakan
Setelah masalah dirumuskan secara operasional, perlu
dirumuskan alternatif tindakan yang akan diambil. Alternatif tindakan
yang dapat diambil dapat dirumuskan ke dalam bentuk hipotesis
tindakan dalam arti dugaan mengenai perubahan yang akan terjadi
jika suatu tindakan dilakukan. Perencanaan tindakan memanfaatkan
secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman yang
diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian
sebidang. Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan
hipotesis dalam penelitian formal.
Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri atas
kegiatan- kegiatan sebagai berikut.
a. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan
jawaban, berupa rumusan masalah. Umumnya dimulai dengan
menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah,
kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil
terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
b. Mentukan cara yang tepat untuk memperbaiki proses
pembelajaran dengan menjabarkan indikator-indikator
keberhasilan.
c. Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan
dilaksanakan mencakup; (a) Bagian isi mata pelajaran dan
bahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan langkah
pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta (c)
Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen
pengumpul data yang sesuai.
3. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran
yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan penutup diterapkan. Skenario
tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak berlaku wajar. Pada
PTK yang dilakukan guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan
dalam waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan
untuk dapat menyesaikan sajian beberapa pokok bahasan dan mata
pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh aspek-aspek rencana
(skenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK.
a. Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam
pembelajaran X untuk pokok bahasan: A, B, C, dan D.
b. Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok
bahasan, pilih ketua, sekretaris, dll oleh dan dari anggota
kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara
random, dengan cara yang menyenangkan.
c. Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui diskusi
anggota kelompok bekerja/ belajar memahami materi,
menuliskan hasil diskusi dalam OHP untuk persiapan
presentasi.
d. Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompok
menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru sebagai
moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil
pembelajaran.
e. Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok,
lembar OHP hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam
diskusi, serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum (pretes)
dan setelah (postes) tindakan dilak- sanakan.
4. Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data
Tahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat
pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan
sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada
tahapan ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti)
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan
dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian
yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya
terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat
berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan
lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan
siswa, atusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain.
Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis; (b)
rubrik; (c) lembar observasi; dan (d) catatan lapangan yang dipakai
untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam
melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian
tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau pentunjuk lain yang dapat
dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
5. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul,
dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan
yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis,
dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang
dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses refleksi, maka dilakukan
proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi
kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang
sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi
C. FORMAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SISTIMATIKA PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

I. JUDUL
Judul PTK hendaknya mencerminkan masalah, mencerminkan
tindakan sebagai upaya pemecahan, singkat dan mudah dipahami, hasil
yang diharapkna, dan tempat penelitian. Prinsip yang penting dalam
menentukan judul penelitian tindakan adalah tindakan itu tidak harus
membuat siswa aktif, motivasi tinggi, namun masih ada hal - hal yang perlu
diperhatikan oleh peneliti. Sekali lagi perlu diingat bahwa tindakan tersebut
tidak hanya untuk meningkatkan prestasi belajar saja, tetapi harus ada
tujuan yang mengarah ke proses. Misalnya minat, kreativitas, perhatian,
ketekunan, dan semangat belajar.
II. LEMBAR PERSETUJUAN
III. KATA PENGANTAR
Berisi penjelasan singkat tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam
penelitian, pentingnya penelitian dilakukam, dan pengakuan terhadap
kontribusi pihak - pihak yang ikut serta membantu penelitian.
IV. DAFTAR ISI
Bertujuan untuk memudahkan pembaca mencari bagian yang penting
dan segera untuk ditelusuri berdasarkan topik tersebut berada. Ditulis secara
teratur dan lengkap.

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Peneliti yang akan melakukan penelitian tentu didorong oleh sesuatu
yang mengganggu ketenangan hatinya. Latar belakang dan rumusan masalah
berisi elaborasi dari masalah yang telah dipilih disertai dengan data - data awal
yang mendukung dan pentingnya masalah itu bagi proses belajar dan siswa
secara umum. Pada umumnya, permasalahan yang perlu diatasi adalah
permasalahan yang terkait dengan proses, meskipun yang tampak di
permukaan adalah masalah hasil belajar.
Pada bagian latar belakang juga memuat identifikasi masalah dalam
penelitian. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan identifiikasi masalah
dalam penelitian adalah daftar dari permasalahan yang ada dan muncul
sebelum penelitiannya mulai. Permasalahan yang muncul dalam identifikasi
masalah jauh lebih banyak dibandingkan dengan masalah yang akhirnya
dirumuskan menjadi rumusan masalah.
Selain itu, pada bagian latar belakang masalah juga harus memberikan
batasan masalah yang akan diteliti. Batasan masalah dibuat untuk
memfokuskan penelitian.
b. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian adalah pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti untuk dicari jawabannya melalui penelitian. Rumusan masalah dibuat
berdasarkan batasan masalah, yaitu dari identifikasi masalah yang sudah
dibatasi. Bentuk kalimat bisa pernyataan, pertanyaan, atau gabungan dari
keduannya yang nantinya akan dijawab pada bagian kesimpulan.
c. Tujuan Penelitian
Dalam bentuk frase secara singkat dan jelas, sejalan dengan masalah.
Rumusan tujuan harus operasional dan dapat diukur.
d. Manfaat Hasil Penelitian
Secara singkat manfaat hasil penelitian bagi berbagai pihak (guru,
sekolah, siswa, pengembang kurikulum, dan khasanah ilmu).

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN


HIPOTESIS TINDAKAN

a. Kajian Teoritis ( urutkan variabel dari judul penelitian)


Merujuk pada teori atau konsep - konsep yang dapat menjustifikasi
atau mendukung tindakan yang akan diberikan. Dalam kajian pustaka
penelitian yang bukan PTK, biasanya mengemukakan teori atau ketentuan
yang terkait dengan variabel penelitiannya. Dalam penelitian tindakan,
termasuk PTK, kajian pustaka selain mencarikan dukungan untuk setiap
variabel, yang dalam hal ini objek tindakan (what) dan subjek tindakan
(who) dan model tindakan (how), peneliti juga harus mengaitkan antara
objek tindakan dengan subjek tindakan, objek tindakan dengan model
tindakan, dan subjek tindakan dengan model tindakan. Dengan demikian,
apa yang menjadi kajian pustaka ini sudah lebih terarah dibandingkan
dengan penelitian jenis lainnya. Apa yang dijelaskan dalam Bab II
memang harus banyak karena fungsinya mendukung penelitian
seluruhnya.
Kajian pustaka untuk what adalah teori dan kajian tentang bagaimana
mengaktifkan siswa, dan bagaimana meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar. Teori dan kajian tersebut dapat dicari pada buku - buku psikologi.
Kajian pustaka untuk who yaitu tentag siswa yang sedang belajar, dicari
dalam buku psikologi perkembangan. Kajian pustaka untuk how dapat
dicari di buku - buku yang terkait dengan metode mengajar.
b. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan
antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar tinjauan
pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan hasil - hasil penelitian
terdahulu yang terkait.
c. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan bersifat membantu untuk memulai penelitian, bukan
untuk dipegang, dipedomani, dan diterapkan secara kaku sepanjang
penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

a. Rancangan Penelitian
1. Tempat Penelitian.
Tempat dilaksanakannya penelitian secara riil
2. Waktu Penelitian
Waktu dilaksanakannya penelitian secara riil.
3. Subjek Penelitian
Berisi kondisi aktual atau kondisi riil tentang keadaan subjek
tindaakan.
b. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Desain penelitian adalah penjelasan terhadap pendekatan dan strategi
yang akan diambil untuk memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian dan pencapaian tujuan riset. Rancangan penelitian tidak dapat
digeneralisasi, harus disesuaikan dengan tujuan riset itu sendiri.
Sebagaimana gambaran tentang desain penelitian, berikut ini adalah
beberapa jenis dan rancangan penelitian sesuai dengan tujuan riset antara
lain eksperimen murni, eksperimen semu, korelaso, operasional, kasus,
deskriptif, sejarah, dll. Sementara itu jenis dan rancanagan penelitian
menurut waktunya maka rancangan riset dapat dilakukan dengan cara
sekali waktu, jangka panjang, kilas balik, dan kilas depan.
c. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
1. Prapenelitian
Prosedur hendaknya dirinci langkah penelitian tindakan kelas yang
akan dilakukan mulai dari pelaksanaan, observasi, evaluasi yang
bersifat siklis. Uraikan juga hal - hal yang diperlukan sebelum
pelaksanaan tindakan (penyiapan perangkat pembelajaran berupa
skenario pembelajaran, media, alat dan bahan, instrumen observasi,
evaluasi dan refleksi).
2. Penelitian Tindakan Siklus
Tunjukkan siklus - siklus kegiatan dengan menguraikan
indikator,keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah
ke siklus lain. Untuk memantapkan hasil tindakan, tiapn - tiap siklus
sebaiknya dilaksanakan dalam beberapa kali pertemuan.
d. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut:
 penyebaran angket
 observasi
 wawancara
 tes uji soal
 dll
e. Instrumen Pengumpulan Data
Pengertian instumen disini adalah semua alat yang akan digunakan
untuk mengumpulkan data tentang semua proses pembelajaran, jadi bukan
hanya proses tindakan saja. Selain lembar pengamatan mungkin saja ada
instrumen lain yang diperlukan, misalnya pedoman wawancara, angket
untuk siswa, dan lembar pencermatan untuk mencermati isi kandungan
yang tertuang dalam dokumen. Dokumen yang terkait dengan penelitian
tindakan antara lain presensi, daftar nilai, kumpulan soal yang dibuat oleh
guru, pekerjaan tulis siswa, catatan yang dimiliki siswa, dsb.
Data yang harus direkam dengan lembar pengamatan atau lembar
observasi minimal meliputi (1) kegiatan guru sbeleum mulai tindakan
sampai dengan selesai tindakan dan (2) kegiatan siswa mulai dari
mendengarkan penjelasan guru sampai dengan selesai tindakan, bahkan
selesai evaluasi hasil pembelajaran.

f. Analisis Data
Pengolahan dan analisi data bertujuan untuk membuat menjadikan data
yang kompleks menjadi lebih sederhana yang dilakukan melalui
pengumpulan data, komputasi, dan analisis.
g. Indikator Keberhasilan Penelitian
Salah satu ukuran keberhasilan penelitian adalah berdasarkan kualitas
hasil dan pembahasan. Hasil dan pembahasn harus menunjukkan bahwa
penelitian telah lengkap, jelas, mudah dimengerti, dan telah menjawab
permasalahan ilmiah yang diperlukan pada saat itu. Hasil dan pembahasan
dapat digunakan untuk membuktikan bahwa penelitian belum pernah
dilakukan orang lain. Hasil yang dikemukakan dalam buku laporan harus
memberikan kontribusi ilmiah, seperti memperkaya pengetahuan,
menguatkan teori yang ada, menolak atau memperbaiki teori lama, dan
paling sedikit untuk penelitian tindakan kelas menunjukkan adanya
perubahan dan perbaikan terhadap apa yang sedang diteliti. Dari hasil dan
pembahasan akan ditemukan hal - hal baru yang belum dapat diperoleh
dari sumber manapun, atau paling sedikit mendukung hasil orang lain
tetapi dengan penjelasan yang logis.
h. Tim Kolaborasi
Disamping dosen sebagai observer, guru sebaiknya juga dipersiapkan
oleh dosen (ketua peneliti) untuk melakukan tindakan dan/atau
melaksanakan observasi proses (perekam kegiatan pembelajaran) dan hasil
dalam PTK. Dalam hal ini peran guru dapat bergantian. Pada suatu saat
dapat sebagai pengajar dan pada saat lain sebagai pengamat. Dalam
rencana pelaksanaan tindakan pada tiap tahapan hendaknya digambarkan
peranan dan intensitas kegiatan masing - masing anggota peneliti, sehingga
tampak jelas tingkat dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebut.
i. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
Buat jadwal kegiatan penelitian yang meliputi perencanaan, persiapan,
pelaksanaan monitoring, seminar dan penyusunan laporan hasil penelitian
dalam bentuk Gant Chart. Jawal kegiatan penelitian disusun sesuai dengan
aturan institusi pemberi data, misalnya selama tiga, enam, atau sembilan
bulan.
j. Rencana Biaya Kegiatan Penelitian
Kemukakan biaya penelitian secara rinci, mengacu pada kegiatan
penelitian. Biaya penelitian meliputi :
1. Honorarium ketua dan anggota peneliti, maksimum 30 % dari
total biaya yang dibutuhkan.
2. Biaya operasional kegiatan penelitian, pembelian bahan habis
pakai yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian sesuai
kebuthan.
3. Biaya perjalanan disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan
termasuk biaya perjalanan anggota peneliti ke tempat
penelitian, kecuali guru tidak dibenarkan mendapat biaya
perjalanan ke sekolahnya sendiir, maksimal 15%
4. Biaya seleksi internal, seminar lokal, publikasi, dan diseminasi
hasil penelitian. Maksimal 10%.
5. Lain - lain pengeluaran seperti pembuatan laporan, foto copy,
pembelian alat tulis maksimal 15%.
DAFTAR PUSTAKA
Penulisan referensi baik untuk di dalam naskah tinjauan pustaka maupun
pustaka acuan mempunyai beberapa model yang dapat diikuti. Bentuk yang
berlaku umum adalah sitasi dalam sistem alfabetis atau berdasrkan penomoran.
LAMPIRAN
Lampiran dapat berupa instrumen - isntrumen penelitian, data mentah, dan
pengolahan data, peta, skema, gambar, dsb.
SISTIMATIKA LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
Ringkasan atau abstrak sebuah penelitian adalah deskripsi yang akurat dalam
menggambarkan penelitian dalam jumlah kata terbatas. Dengan membaca ringkasan
maka pembaca sudah dapat mengetahui cakupan penelitian, dan dapat menunjukkan
isi dari suatu penelitian yang dilaporkan. Informasi yang terdapat dalam ringkasan
akan dapat mengarahkan pembaca membuat kesimpulan apakah perlu atau tidaknya
membaca keseluruhan isi buku laporan peneltian.
Ringkasan atau abstrak harus mengemukakan tujuan dan metode yang
digunakan. Ringkasan sebaiknya mengarahkan pembaca untuk tertarik terhadap isi
laporan. Ringkasan diperbolehkan memasukkan gambar atau ilustrasi untuk
memberikan penekanan dan sebaiknya disusun secara sistematis, singkat, padat, dan
urut.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Masalah

D. Manfaat Hasil Penelitian

Bab II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAM HIPOTESIS


TINDAKAN
A. Kajian Teoritis

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

Bab III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Tempat Penelitian

2. Waktu Penelitian

3. Subjek Penelitian

B. Desain Penelitian Tindakan Kelas

C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

1. Prapenelitian

2. Penelitian Tindakan Siklus

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Instrumen Pengumpulan Data

F. Analisis Data

G. Indikator Keberhasilan Penelitian

H. Tim Kolaborasi

I. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

J. Rencana Biaya Kegiatan Penelitian

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian disajikan data yang dikelompokkan berdasarkan jenis
instrumen yan digunakan. Penyajian data dimulai dari data yang berupa angka
terlebih dahulu. Data dari lembar pengamatan pada umumnya berupa angka.
Data angka tersebut diikuti dengan data angka juga yang berasal dari angket.
Data dari pencermatan dokumen biasanya berupa kalimat - kalimat penjelasan
sehingga disajikan tetap dalam kalimat atau paragraf. Kemudian data
wawancara, jelas bahwa datanya berupa rangkaian kalimat. Dengan demikian,
peneliti akan mudah menjelaskan data penelitian karena sudah ditata secara
runtut, dari kuantitatif dulu baru disusul dengan data kualitatif.
Banyak peneliti yang keliru menyajikan dan menganalisis data. Kelirunya
adalah data penelitian itu disajikan dan dianalisis instrumen per instrumen. Jika
dilakukan seperti itu, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menyimpulkan,
apalagi kalau datanya cukup banyak.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Peneliti tetap perlu melakukan pembahasan walaupun penyajian da analisis
data sudah dilakukan. Pembahasan berbeda dengan penyajian dan analisis data.
Membahasnya berawal dari menganalisis data kemudian melihat keadaan positif
dan negatif dari kejadian hasil penelitian. Jika kesimpulannya positif maka
peneliti boleh merasa sedikit tenang, tetapi juga masih perlu ada pembahasan
dengan cara menguatkan berdasarkan teori yang sudah ditulis pada Bab II.
Apabila hasilnya negatif, dalam arti apabila hasil tersebut tidak sesuai yang
diharapkan, kita harus mencari penyebabnya apa. Kita menggunakan teori lagi,
hal yang berlawanan, artinya dengan teori lain yang berlawanan.
Ketidaktercapaian harapan tersebut mungkin ada faktor lain yang tidak
diharapkan. Kalau ada faktor lain, wajib untuk mengemukakannya, tetapi itupun
tidak boleh berteori, melainkan harus ada teori yang mendukung argumentasi
peneliti.

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan atau kesimpulan dalam laporan penelitian merupakan hal


yang sangat penting kedudukannya karena dalam simpulan, tertulis apa saja
yang peneliti peroleh selama mengumpulkan data. Semua pertanyaan pada
rumusan masalah terjawab pada bagian ini.
B. Saran

Jika simpulan dilambangkan sebagai kaki kanan, maka saran merupakan


kaki kirinya. Artinya, orang yang sehat mempunyai kaki kanan dan kaki kiri
yang sinkron, artinya sama tapi berlawanan arah.

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS


D. KOMPONEN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Komponen – komponen Proposal PTK
1. Pendahuluan
Langkah pertama sebelum membuat proposal PTK adalah identifikasi
masalah. Dari proses identifikasi masalah tersebut, guru selaku pelaku PTK
dituntut untuk mempunyai inisiatif pemecahan masalah yang berhasil
diidentifikasi. Inisiatif untuk mengatasi masalah tersebut yang nantinya akan
diangkat menjadi Judul PTK. Identifikasi masalah bisa dilakukan dengan
mendaftar beberapa permasalahan yang dirasakan atau dihadapi oleh guru,
kemudian menyaringnya hingga menemukan masalah yang dirasa paling
mendesak atau krusial untuk diatasi. Setelah masalah sudah ditemukan,
kemudian langkah selanjutnya adalah mencari penyebab atau akar dari
permasalahan tersebut. Kemudian bertolak dari akar permasalahan tersebut,
peneliti harus bisa menemukan ide atau inisiatif untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Ide atau inisiatif tersebut yang akan diangkat menjaadi
judul penelitian.
a) Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berisi pemaparan atau deskripsi
mengenai permasalahan yang sedang terjadi. Biasanya peneliti
mengemukakan fakta yang seharusnya terjaadi dengan fakta yang ada
di lapangan. Sehingga tampak adanya kesenjangan atau permasalahan
yang mendesak atau krusial untuk segera diatasi. Setiap permasalahan
yang diangkat harus ditunjukkan bukti-bukti empirisnya. Pada bagian
ini juga dikemukakan mengenai ide orisinil peneliti untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Ide tersebut harus didukung dengan
argumentasi dan berlandaskan pada teori yang relevan. Pada bagian ini
harus langsung menukik pada focus penelitian, agar tidak terkesan
bertele-tele. Juga perlu dituliskan mengenai tindakan untu kemngatasi
permasalahan tersebut.
b) Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah ringkasan dari sekian banyak masalah
yang dituliskan pada bagian latar belakang masalah. Rumusan masalah
harus berupa kalimat pertanyaan yang tepat. Rumusan masalah juga
harus mengandung ide penliti yang akan digunakan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Jadi rumusan masalah bukan sekedar kalimat
tanya yang sifatnya umum, tetapi telah terumuskan secara spesifik.
c) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian harus mengacu pada rumusan masalah agar
tujuan penelitian konsisten dan sejalan dengan rumusan masalah. .
Artinya tujuan penelitian hanya untuk menjawab rumusan masalah.
Tujuan penelitian adalah untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru
di dalam kelas.
d) Manfaat Penelitian
Karena hakikat PTK dalah untuk meningkatkan proses dan
hasil belajar siswa, hendaknya dalam mencantumkan manfaat
penelitian lebih menitikberatkan pada apa yang akan diperoleh siswa
setelah menggunakan hasil penelitian ini. Guru atau peneliti juga boleh
menambahkan manfaat lain baik bagi peneliti sendiri maupun sekolah
sebagai institusinya. Tetapi, hendaknya tidak berlebihan dalam
mencantumkan manfaat untuk guru atau sekolah. Pada hakikatnya
manfaat PTK adalah untuk siswa.
2. Kajian Teori dan Tinjauan Pustaka
a. Kajian Teori
Kajian teori digunakan untuk membelah khasanah teoritis yang
digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian, sedangkan tinjauan
pustaka digunakan untuk menunjukkan keaslian penelitian. Dalam
melakukan kajian teori, guru harus menemukan beragam teori yang
mendukung ide untuk bertindak. Kajian teori juga membahas semua
variabel yang terdapat pada judul penelitian dari sudut pandang
teoritik.
b. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah bekal untuk mencapai tujuan
penelitian dengan melakukan tinjauan pustaka, peneliti memiliki
konsep keilmuan dan teknik pelaksanaanya. Tinjauan pustaka tidak
hanya berisi mengenai pengertian-pengertian, tetapi ditunjukkan
adanya hubungan sebab akibat. Pada bagian ini peneliti juga
menuliskan review terhadap penelitian-penelitian yang relevan
sebelumnya. Jadi selain melakukan kajian teori, peneliti juga harus
mencari dan membaca laporan-laporan PTK yang telah ada,
khususnya yang judulnya satu jenis. Semakin banyak penelitian
sejenis yang dikemukakan, semakin baik. Setelah melakakukan kajian
pustaka secara mendalam, peneliti harus menunjukkan bahwa
penelitian yang diangkat adalah benar-benar asli dan bukan plagiat.
Jika dalam tinjauan pustaka ditemukan jenis penelitian yang serupa,
maka penelitian boleh melanjutkan sesuai dengan apa yang
disarankan pada kesimpulan penelitian sebelumnya tersebut.
3. Metode Penelitian Tindakan Kelas
Metode penelitian dalam PTK adalah rencana penelitian yang akan
dilakukan. Jadi, metode dalam PTK tidak lagi berupa penjelasan teoretis,
tetapi berupa rancangan secara praktis, dan konkret.
a. Setting Penelitian
Menggambarkan lokasi dan kelompok siswa atau subyek yang
dikenai tindakan. Tidak ada sampel populasi dalam PTK, jadi satu
kelas secara keseluruhan.
b. Sasaran Penelitian
Adanya target bahwa akan terjadi perubahan melalui tindakan
yang akan dilakukan guru. Target disini bukan semata-mata hasil
tetapi proses pembelajaran.
c. Rencana Tindakan
Gambaran real secara detail mengenai rencana tindakan yang
akan dilakukan peneliti. Yang dimaksud rencana bukanlah tahapan
atau siklus PTK, melainkan benar-benar rencana tindakan real tentang
hal-hal yang akan dilakukan peneliti dari awal hingga akhir.
d. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan peneliti dalam merekam data atau
informasi yang dibutuhkan. Secara umum, bagian ini menjelaskan
tentang informasi yang menyangkut indicator yang terdapat dalam
tindakan. Semua informasi tersebut harus disajikan secara
meyakinkan dengan mengemukakan cara peneliti dalam merekam
peristiwa pembelajaran siswa tersebut. Pada bagian ini peneliti juga
mengemukakan refleksi yang akan dilakukan dan cara mengetahui
hasil belajar siswa.
e. Analisis Data
Analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa
besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar
siswa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model-model dalam penelitian tindakan kelas diantaranya adalah Kurt Lewin,
Kemmis dan Mc Taggart, Dave Ebbut, John Elliot, Hopkins, dan McKeman.
Berdasarkan beberapa desain model PTK seperti yang dicontohkan di atas,
model yang paling mudah dipahami dan dilaksanakan untuk PTK, yaitu model
Kurt Lewin dan Model Kemmis & McTaggart. Adapun prosedur dari
pelaksanaan PTK yaitu penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengumpulan data dan refleksi. Selain dari prosedur,
format penyusunan proposal PTK yaitu pada sistimatika berisi judul, lembar
persetujuan, kata pengantar, daftar isi. Pada daftar isi bab I berisi pendahuluan,
bab II berisi kajian teoritis, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan, bab III
berisi metodologi penelitian, daftar pustaka, dan lampiran. Selanjutnya
komponen-komponen proposal PTK, yang pertama adalah pendahuluan yang
terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Yang kedua berupa kajian teori dan tinjauan pustaka, yang
ketiga metode penelitian yang berisi setting penelitian, sasaran penelitian,
rencana tindakan, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Taniredja, dkk. 2011. PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK


PENGEMBANGAN PROFESI GURU Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: ALFABETA
CV.

Situmorang, Manihar. 2019. PENELITIAN TINDAKAN KELAS Strategi Menulis


Proposal, Laporan, dan Artikel Ilmiah. Depok : PT.RajaGrafIndo Persada.

Arikunto, Suharsini. 2011. Penelitian Tindakan 2010. Yogyakarta : Aditya Media.

Anda mungkin juga menyukai