Jantung merupakan organ vital yang berfungsi untuk memompa dan mengalirkan
darah ke seluruh tubuh, sehingga organ dan jaringan tubuh dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Namun, beberapa hal bisa menyebabkan gangguan pada
jantung dan membuat organ ini tidak berfungsi secara normal. Nah, mari simak
pembahasan macam-macam penyakit jantung berikut ini.
Ada banyak macam penyakit jantung yang bisa menimpa seseorang. Macam-
macam penyakit jantung tersebut antara lain:
1. Penyakit jantung koroner
Penyempitan arteri ini menyebabkan aliran darah dan oksigen ke jantung menjadi
berkurang, akibatnya organ tersebut tidak dapat berfungsi normal.
Gejala yang muncul dari penyakit ini antara lain nyeri dada, sesak napas, keringat
dingin, dada berdebar, dan mual. Nyeri dada akibat PJK bisa dirasakan menjalar
hingga ke leher, rahang, tenggorokan, punggung, dan lengan. Jika dibiarkan tanpa
penanganan, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi berupa serangan jantung.
Penanganan penyakit jantung koroner (PJK) umumnya melibatkan perubahan pola hidup
yang dapat dikombinasikan dengan obat-obatan atau prosedur medis. Menjalani pola hidup
sehat dapat meningkatkan kesehatan jantung. Contohnya adalah:
Berhenti merokok.
Mengurangi atau berhenti mengonsumsi alkohol.
Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.
Mengurangi stress.
Menjaga berat badan ideal.
Berolahraga secara teratur.
Dokter juga akan meresepkan beberapa jenis obat untuk menangani penyakit jantung koroner,
antara lain:
Pengencer darah – Dokter dapat meresepkan pengencer darah jenis antiplatelet, kecuali pada
pasien dengan gangguan pembekuan darah. Antiplatelet dapat membantu mencegah
pembekuan darah, dan menurunkan risiko angina serta serangan jantung. Contoh obat ini
adalah aspirin dan clopidogrel.
Statin – Statin berfungsi menurunkan kolesterol tinggi, dengan membuang LDL dari darah,
sehingga memperlambat perkembangan penyakit jantung. Contoh obat statin yang biasa
diresepkan adalah atorvastatin dan simvastatin.
Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors) – Jenis obat ini
digunakan untuk mengobati hipertensi, di antaranya captopril dan enalapril.
Angiotensin II receptor blockers (ARB) – Fungsi obat ini sama seperti ACE inhibitors, yaitu
mengatasi hipertensi. Contohnya adalah valsartan dan telmisartan.
Penghambat beta (beta blockers) – Obat ini berfungsi mencegah angina dan mengatasi
hipertensi. Contohnya adalah bisoprolol dan metoprolol.
Nitrat – Nitrat berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung
meningkat, dan jantung tidak memompa darah lebih keras. Salah satu jenis nitrat
adalah nitrogliserin.
Antagonis kalsium – Obat ini bekerja melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah
menurun. Contohnya adalah verapamil dan diltiazem.
Diuretik – Jenis obat ini bekerja mengurangi kadar air dan garam dalam darah melalui urine,
dan melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah menurun.
Bila obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala yang dialami, pasien akan disarankan
untuk menjalani operasi. Dokter juga akan menjalankan operasi bila penyempitan pembuluh
darah disebabkan oleh penumpukan ateroma. Sejumlah tindakan yang dilakukan, antara lain:
Prosedur ini dapat dilakukan secara terencana pada pasien dengan gejala angina, atau sebagai
tindakan darurat pada seseorang yang mengalami serangan jantung.
Bypass jantung
Prosedur ini dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari bagian tubuh lain, untuk
ditempel (dicangkok) ke bagian antara pembuluh darah besar (aorta) dan arteri, dengan
melewati area yang menyempit. Dengan begitu, darah akan mengalir lancar melalui rute baru
tersebut.
Bypass jantung dilakukan dengan membedah dada pasien. Oleh karena itu, prosedur ini
umumnya hanya dilakukan bila terdapat lebih dari satu arteri yang tersumbat.
Transplantasi jantung
Tindakan ini dilakukan jika kerusakan jantung sudah sangat parah, dan sudah tidak dapat lagi
diatasi dengan obat. Tranplantasi jantung dilakukan dengan mengganti jantung yang rusak,
dengan jantung yang sehat dari pendonor.
2. Serangan jantung
Serangan jantung adalah kondisi darurat yang terjadi saat pasokan darah ke jantung
terhambat secara total, sehingga sel-sel otot jantung mengalami kerusakan.
Serangan jantung biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
Gejala yang muncul biasanya berupa nyeri dada, sesak napas, dan keringat dingin.
Jika tidak segera ditangani, serangan jantung bisa menyebabkan kerusakan
permanen pada organ tersebut. Bila kerusakan makin meluas, penderita serangan
jantung dapat mengalami henti jantung mendadak.
Pasien harus duduk beristirahat dan berusaha tetap tenang. Ia dapat duduk di kursi, di lantai,
atau bersandar pada dinding. Duduk di lantai membuat mereka lebih tidak berisiko
mengalami cedera jika pingsan.
Longgarkan semua pakaian.
Jika sudah pernah diresepkan obat nitrogliserin sebelumnya oleh dokter, segera berikan.
Caranya pemberiannya dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
Jika pasien tidak memiliki riwayat perdarahan atau pun alergi, pasien dapat
diberikan aspirin 325 mg untuk dikunyah. Hindari memberikan apa pun melalui mulut,
kecuali nitrogliserin atau obat lain yang sudah pernah diresepkan sebelumnya.
Segera hubungi UGD atau rumah sakit terdekat.
Segera lakukan RJP (resusitasi jantung paru) setelah menghubungi UGD, jika pasien tidak
sadar atau tidak merespons. Lakukan RJP lebih dulu selama satu menit sebelum mengontak
UGD jika pasien adalah balita atau anak-anak.
Panggil bantuan terdekat jika Anda merasa panik. Tetapi jangan sekali-sekali meninggalkan
pasien sendirian.
Berikan persuasi positif sambil menunggu ambulans datang.
Jangan menunggu hingga gejala berlalu untuk memanggil bantuan. Juga jangan membujuk
pasien untuk menganggap bahwa gejalanya adalah hal biasa.
3. Aritmia
Aritmia adalah gangguan pada irama jantung. Irama jantung pada penderita aritmia
bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan. Aritmia terjadi ketika
rangsangan listrik yang mengatur detak jantung terganggu, sehingga jantung tidak
bekerja dengan baik.
Penyakit ini bisa saja tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi, sebagian pasien
dengan penyakit jantung ini dapat mengalami keluhan cepat lelah, pusing, nyeri
dada, dada berdebar, dan serasa ingin pingsan.
4. Kardiomiopati
Penyakit ini bisa disebabkan oleh kelainan genetik atau faktor keturunan, sehingga
penderitanya terlahir dengan kondisi ini. Selain karena kelainan genetik,
kardiomiopati juga bisa terjadi akibat penyakit jantung koroner, gagal jantung,
hipertensi, atau penuaan.
Pada tahap awal, kardiomiopati sering kali tidak menimbulkan gejala. Biasanya
tanda dan gejala baru akan muncul ketika kondisi ini sudah masuk ke tahap yang
berat atau ada penyakit lain yang menyertainya.
Gejala yang dapat muncul pada kardiomiopati adalah pembengkakan pada kaki,
nyeri dada, sesak napas yang lebih berat setelah beraktivitas, mudah lelah, serta
batuk-batuk.
5. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi jantung yang terlalu lemah untuk memompa darah ke
seluruh tubuh. Bila berlangsung dalam jangka panjang, gagal jantung dapat memicu
komplikasi serius yakni henti jantung, edema paru, gagal hati, dan gagal ginjal.
Gejala utama gagal jantung meliputi sesak napas dan batuk-batuk terutama saat
berbaring, nyeri dada setelah beraktivitas fisik, cepat lelah, serta pembengkakan
pada tungkai dan pergelangan kaki.
Gejala yang muncul beragam, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.
Beberapa contoh gejalanya adalah napas pendek dan cepat, nyeri dada, kulit
membiru, berat badan menurun, serta tumbuh kembang anak terlambat. Gejala ini
bisa terlihat sejak bayi lahir. Namun pada beberapa kasus, gejalanya baru terdeteksi
saat penderita sudah mencapai usia remaja atau menjelang dewasa.
Penyakit katup jantung terjadi ketika katup jantung tidak bisa membuka atau
menutup dengan sempurna, sehingga terjadi bendungan atau hambatan pada aliran
darah. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh akan terganggu.
Penderita penyakit ini bisa jadi tidak merasakan gejala apa pun dalam jangka waktu
lama. Saat gejala muncul, penderitanya akan mengalami sesak napas, nyeri dada,
cepat lelah, detak jantung tidak beraturan, dan pembengkakan di bagian tubuh
tertentu, seperti tungkai dan perut.
Penyakit katup jantung bisa terjadi sejak lahir akibat faktor keturunan atau baru
terjadi saat usia anak-anak dan dewasa akibat penyakit lain, misalnya demam
reumatik atau endokarditis. Beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan
penyakit katup jantung adalah penyakit Kawasaki, penyakit jantung koroner,
serangan jantung, dan kardiomiopati.
8. Endokarditis
Endokarditis adalah infeksi pada jaringan ikat yang melapisi dinding dan katup
jantung. Infeksi ini terjadi ketika kuman dari bagian tubuh lain, seperti mulut dan kulit,
masuk ke dinding jantung melalui aliran darah.
Bakteri atau jamur yang menyebabkan endokarditis bisa masuk melalui luka pada
tubuh atau luka di mulut, pemasangan kateter, pemakaian jarum yang tidak steril
untuk tato atau tindik, dan penggunaan NAPZA suntikan.
Gejala endokarditis yang sering muncul adalah demam dan menggigil, sesak napas,
dan nyeri dada saat menarik napas, keringat berlebih pada malam hari,
pembengkakan pada tungkai atau perut, serta terdengar bising jantung atau bunyi
jantung tidak normal.
9. Tumor jantung
Tumor jantung adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada dinding jantung. Tumor
dapat bersifat kanker (ganas) atau non-kanker (jinak). Tumor ini dapat tumbuh di
dinding otot jantung atau lapisan pelindung jantung (perikardium).
Jika ukurannya semakin besar, otot ini bisa mendesak dinding jantung dan
menyebabkan jantung sulit memompa darah. Sering kali tumor jantung tidak
menunjukan gejala. Meski begitu, sebagian penderita tumor jantung bisa
menunjukkan gejala ringan hingga berat.
Gejalanya bisa meliputi sesak napas, pembengkakan di kaki, jantung berdebar tidak
beraturan, kelelahan, tekanan darah rendah, pusing, pingsan, dan penurunan berat
badan.
Adakah Hal Lain yang Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung?
Hipertensi.
Diabetes.
Kolesterol tinggi.
Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Berat badan berlebih atau obesitas.
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering merokok, jarang berolahraga.
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya infeksi HIV, menggunakan
obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, atau menjalani pengobatan
kemoterapi.
Info Terkait
Kesehatan
Hidup Sehat
Diskusi Terkait
Hallo dokter, saya mau nanya. Jadi saya punya kebiasaan buruk, saya tidur biasanya sudah larut
sampai jam 03.00 an, dan bangun pukul...
1 Balasan
Oleh: Kustantini
Siang, Dok. Saya pasien jantung telah melakukan coroangiography dengan hasil LM normal, LAD
mitstenosis 30%, musclebridging ringan, LCX normal, RCA normal, kesimpulan:...
1 Balasan
Selamat malam dok. Saya ingin menanyakan kondisi saya. Yang pertama, tangan kiri saya beberapa
hari ini terasa pegel/capek. Apakah ada kaitannya dengan...
1 Balasan
Selanjutnya
Dokter Terkait