Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENJASORKES

“ NARKOBA ”

Oleh :

1. Aghfi Ananda Slamet Hidayah


2. Aprilia Maylani
3. Fina Dwi Rahayu
4. Griscela Margareta
5. Hiskia Widi Orpa
6. Vicky Rian Adi Saputa
7. Yanthy Niam Imana

SMA NEGERI 1 DONOROJO

JL. Benteng Portugis Kab. Jepara – Jawa Tengah 59454


DAFTAR ISI

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………
………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar
belakang ............................................................................................................

1.2. Rumusan
masalah ....................................................................................................

1.3.
Tujuan ....................................................................................................................
.......

BAB II MATERI

2.1. Pengertian narkoba ..............................................................................

2.2. Penyebab seseorang mengonsumsi narkoba .............................................

2.3. Gejala yang ditimbulkan setelah mengonsumsi narkoba ...............

2.4. Dampak yang ditimbulkan narkoba ...................................................

2.5. Pencegahan ................................................................................

2.6. Konsekuensi Hukum Bagi Para Pengguna dan Penyebar


Narkoba ..................................................................................................................
....

2.7. Peraturan perundang – undanga .......................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dunia remaja sangat rentan oleh pergaulan bebas. Karena terlalu bebasnya,
sering kali kegiatan mereka sehari-hari tidak terkontrol oleh pihak sekolah.
Jika hal tersebut berlanjut bukan tidak mungkin bahwa akan banyak hal
negatif yang akan menimpa mereka. Salah satunya adalah terjerumusnya
dalam dunia penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba. Di kota-kota besar di
Indonesia, penyebarannya pada kalangan remaja sudah tidak terkendali lagi.
Bandar-bandar narkoba bahkan sudah berani masuk ke lingkungan sekolah.

Jelas saja hal tersebut membuat banyak orang tua merasa resah dan khawatir
atas perkembangan serta pertumbuhan anaknya di luar sana. Mungkin saja di
rumah mereka terlihat biasa-biasa saja atau berkelakuan baik. Namun,
bagaimana perilaku mereka di luar sana. Remaja sebenarnya tahu kalau itu
sangat berbahaya bagi mereka. Namun, tetap saja ada beberapa di antara
mereka yang menggunakannya entah karena ingin coba-coba atau ikut-
ikutan temannya. Tentu kenyataan tersebut sangat mengkhawatirkan karena
remaja adalah generasi penerus bangsa, bagaimana nasib bangsa di masa
mendatang jika banyak generasi penerusnya terlibat penyalahgunaan
narkoba

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian narkoba
2. Jenis-jenis narkoba
3. Peraturan perundang-undangan
4. Apa konsekuensi hukum bagi para pengguna dan penyebar narkoba
5. Penyebab seseorang menggunakan narkoba
6. Gejala yang ditimbulkan saat menggunakan narkoba
7. Dampak yang ditimbulkan setelah penggunaan narkoba
8. Pencegah penyalahgunaan narkoba
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara
konferhensif kepada pembaca tentang bahaya narkoba bagi generasi muda.
Sehingga para generasi muda mengetahui pengaruh buruknya, sebab dapat
merusak masa depan generasi muda yang menjadi tumpuan harapan orang
tua, agama, bangsa dan negara.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.


Istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif. Semua istilah ini, baik “narkoba” ataupun “napza”,
mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan
bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah
senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi
itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang
semestinya.
Pada tahun 2015 terdapat 35 jenis yang dikonsumsi pengguna di Indonesia
dari yang paling murah hingga yang mahal seperti LSD, di dunia terdapat 354
jenis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009).
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam
lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
1. Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko),
opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar
ganja.
2. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta
campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan
tersebut di atas.

2.2 Penyebab Seseorang Mengonsumsi Narkoba

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi


perilaku seorang anak menjadi seorang pengguna narkoba. Berdasarkan tiga
komponen model pembelajaran yang dikemukakan oleh Bandura, yaitu
karakteristik biologis dan psikologis dari person (P), the person's behavior (B),
dan the environment (E). Tiga faktor ini saling bergantung, dan masing-masing
faktor saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masing-masing faktor
lainnya.
Beberapa faktor lingkungan yang memungkinkan anak mengkonsumsi narkoba,
yaitu:
1. Keluarga bermasalah atau broken home.
2. Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau
penyalahguna atau bahkan pengedar gelap narkoba.
3. Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau
bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap
narkoba.
4. Sering berkunjung ke tempat hiburan (cafe, diskotek, karaoke).
5. Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur.
6. Lingkungan keluarga yang kurang atau tidak harmonis.
1. Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi,
keterbukaan, perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya.
2. Orang tua yang otoriter.
3. Orang tua atau keluarga yang permisif, tidak acuh, serba boleh, kurang
atau tanpa pengawasan.
4. Orang tua atau keluarga yang super sibuk mencari uang atau di luar
rumah.
5. Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian.
6. Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk, orang tidak dikenal secara
pribadi, tidak ada hubungan primer, ketidakacuan, hilangnya pengawasan
sosial dari masyarakat, kemacetan lalu lintas, kekumuhan, pelayanan
publik yang buruk, dan tingginya tingkat kriminalitas.
7. Kemiskinan, pengangguran, putus sekolah, dan ketelantaran.

2.3 Gejala Yang Ditimbulkan Setelah Mengonsumsi Narkoba

1. Tanda fisik dan kesehatan dari pecandu narkoba


a) Mata memerah, pupil yang mengecil atau lebih besar dari normal
b) Mual muntah
c) Pilek tanpa sebab
d) Sering sakit
e) Keluhan mulut sakit, timbul bintik-bintik di sekitar mulut
f) Sakit kepala
g) ‘Mulut kapas’, sering membasahi bibir atau rasa haus berlebihan
h) Depresi
i) Keringat berlebih
j) Luka di kulit atau memar
k) Sering mimisan, yang terkait dengan obat yang dihisap melalui hidung
(seperti methamphetamine atau kokain)
l) Perubahan nafsu makan atau pola tidur. Kenaikan atau penurunan
berat badan mendadak dan drastis
2. Tanda perilaku dan psikologis dari pengguna narkoba
a) Membolos sekolah, nilai rapor menurun, sering bermasalah di sekolah
b) Motivasi menurun, baik secara akademik maupun ekstrakurikuler,
hobi, olahraga, atau seni
c) Laporan keluhan dari guru atau teman-teman lainnya
d) Kehilangan uang, barang berharga, obat resep, meminjam dan mencuri
uang
e) Menutup diri, berdiam diri, mengisolasi, terlibat dalam aktivitas
mencurigakan
f) Berontak dengan nilai dan prinsip keluarga
g) Memaksa untuk mendapatkan privasi lebih, mengunci pintu, dan
menghindari kontak mata
h) Perubahan mendadak pada hubungannya dengan pacar, teman, tempat
bermain favorit, atau hobinya
i) Selalu terlibat dalam masalah (argumen, pertengkaran, kecelakaan,
aktivitas ilegal)
j) Rutin menggunakan parfum, pembersih ruangan, atau dupa
aromaterapi, untuk menyembunyikan bau asap atau obat-obatan

2.4 Dampak Yang Ditimbukan Narkoba


Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis
narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai.
Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis
maupun sosial seseorang.

►Dampak Fisik:
3. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
4. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:
infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
5. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi,
eksim.
6. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
7. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
8. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
9. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara
lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan
amenorhoe (tidak haid).
10.Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian
jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti
hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis
yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya.
Over dosis bisa menyebabkan kematian.

►Dampak Psikis dan Sosial bagi pemakai narkoba antaralain :


1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
6. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
7. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
8. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejala fisik dan
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk
membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

2.5 Pencegahan

Ada beberapa langkah pencegahan dan penanggulangannya antara lain:


1. Program InformasiDalam hal memberikan informasi sebaiknya dilakukan
secara hati-hati, dan menghindari informasi yang sifatnya sensasional dan
ambisius, karena dalam hal ini justru akan menarik bagi mereka untuk
menguji kebenarannya dan merangsang keberaniannya. Teknik menakut-
nakuti dari segi fisik, psikologis, sosial dan hukum hanya efektif dalam
keadaan sangat terbatas
2. Program Pendidikan EfektifPada program ini bertujuan untuk
pengembangan kepribadian pendewasaan pribadi meningkatkan
kemampuan dalam mengambil keputusan yang bijak, mengatasi tekanan
mental secara efektif, meningkatkan kepercayaan diri, menghilangkan
gambaran negatif mengenai diri sendiri dan meningkatkan kemampuan
komunikasi. Hasil pendidikan ini dapat berupa pengenalan tentang diri,
perilaku asertif, berfikir positif, dan pemecahan masalah secara efektif.
3. Program Penyediaan Pilihan Yang BermaknaKonsep ini bertujuan untuk
mengalihkan penggunaan zat adiktif pada pilihan lain yang diharapkan
dapat memberikan kepuasaan bagi kebutuhan manusiawi yang mendasar
yaitu bio-psiko-sosial-spiritual.Kebutuhan yang dimaksud antara lain
ingin tau kebutuhan mengalami hal-hal baru dalam hidupnya, kebutuhan
terbentuknya identitas diri, kebutuhan akan bebas berfikirdan berbuat,
kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri
serta kebutuhan diri serta kebutuhan diri diterima dalam kelompok.
4. Pengenalan Diri dan Intervensi DiniMengenal dengan baik cirri-ciri anak
yang mempunyai resiko tinggi untuk menggunakan Napza merupakan
suatu langkah yang bijaksana, baik yang berada dalam taraf coba-coba,
iseng, pemakai tetap maupun yang telah ketinggalan, kemudian segera
memberikan dukungan moril dan penanganan,apabila anak mengalami
atau mengghadapi masa krisis dalam hidupnya. Dalam hal ini kerjasama
antara orang tua, guru serta masyarakat sangat penting jika tidak teratasi
segera dirujuk ke tenaga ahli psikolog maupun psikiater.
5. Program Pelatihan Ketrampilan PsikososialProgram latihan ini diterapkan
atas dasar teori belajar, yang mengatakan bahwa gangguan
penyalahgunaan Napza merupakan perilaku yang dipelajari individu
dalam lingkup pergaulan sosialnya.Perilaku ini mempunyai maksud dan
arti tertentu bagi yang bersangkutan.Dalam pelatihan ini terdiri dari dua
golongan yaitu,pertama Psychological Inoculation dalam pelatihan ini
diputar film yang memperlihatkan bagaimana remaja mendapatkan
tekanan dari pergaulannya, kemudian dalam hal ini dikembangkan sikap
remaja untuk menentang dorongan dan tekanan tersebut.Kedua Personal
and Social Skill training kepada remaja dikembangkan suatu ketrampilan
dalam menghadapi problema hidup umum termasuk merokok dan
penyalahgunaan Napza. Ketrampilan ini mengajarkan kepada remaja agar
mampu mengatakan tidak, serta mengembangkan keberanian dan
ketrampilan untuk mengekspresikan kebenaran, sehingga remaja terbebas
dari bujukan atau tekanan kelompoknya.

2.6 Konsekuensi Hukum Bagi Para Pengguna dan Penyebar Narkoba

Pemuatan ancaman hukuman yang telah ditetapkan berdasarkan


perundangan negara Republik Indonesia, sekaligus bagi setiap pihak yang
bertekat memerangi narkoba ataupun pihak yang mendapat ancaman serangan
narkoba benar-benar mengetahui apa saja ancaman hukuman yang diberlakukan
di negara ini bagi pengguna maupun pengedar narkoba.
Ada 6 undang-undang dan perda yang biasa digunakan untuk melakukan
penayidikan tindak pidana Narkoba yakni undang-undang No. 22 tahun 1997
tentang Narkotika, undang-undang no. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika,
undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-undang Bahan
berbahaya dan Perda Kota Tasikmalaya serta Perda Kabupaten Tasikmalaya.
Ketentuan pidana atau ancaman hukuman terhadap penyalahgunaan dan
pengedar gelap narkotika, berikut ini kutipan undang-undang no. 22 tahun 1997
tentang Narkotika dan Undang-undang no. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
yang sering kami lakukan untuk menjerat Pengguna dan Pengedar Narkoba :

UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 1997, TENTANG NARKOTIKA

Pasal 78 ayat 1 (a) dan 1 (b)


Menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan, memiliki, menyimpan,
atau menguasai narkotika golongan I dalam bentuk tanaman atau bukan
tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda
paling banyak Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Pasal 80 ayat 1(a)


Memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi, merakit, atau
menyediakan narkotika golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda
paling banyak Rp.1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah).

Pasal 81 ayat 1 (a)


Membawa,mengirim,mengangkut,atau mentransito narkotika golongan I
dipidana dengan pidana penjara paling lamal 15 (lima belas) tahun dan denda
paling banyak Rp.750.000.000,(tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

Pasal 82 ayat 1 (a)


Mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual,
membeli, menyerahkan, menerima, menjadi perantara dalam jual beli. atau
menukar narkotika golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana seumur
hidup, atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
banyak Rp. 1,000.000.000,-
(satu milyar rupiah).

Pasal 84 ayat 1 (a)


Memberikan narkotika golongan I untuk digunakan orang lain. dipidana dengan
pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.
750.000.000,
(tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

Pasal 85 ayat 1 (a)


Menggunakan narkotika golongan I bagi dirinya sendiri,dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun.

Pasal 86 ayat 1 (a)


Orang tua atau wali pencandu yang belum cukup umur, yang sengaja tidak
melapor, dipidana dengan pidana penjara kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau denda paling banyak Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).
Pasal 88 ayat 1 (a)
Pecandu narkotika yang telah cukup umur dan dengan sengaja tidak melaporkan
diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah).

Pasal 88 ayat 2
Keluarga pecandu narkotika sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang dengan
sengaja tidak melaporkan pecandu narkotika tersebut dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah).

Pasal 92
Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menghalang-halangi atau
mempersulit penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan perkara tindak pidana
nakotika di muka sidang pengadilan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah).

UNDANG-UNDANG NO. 05 TAHUN 1997, TENTANG PSIKOTROPIKA

Pasal 60 ayat 1 (a)


Memproduksi atau mengedarkan psikotropika dalam bentuk obat yang tidak
terdaftar pada department yang bertanggung jawab dibidang kesehatan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp. 200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah).

Pasal 60 ayat 2
Menyalurkan psikotropika, dipidana penjara paling lama 5(lima) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

Pasal 60 ayat 3
Menerima penyaluran psikotropika, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dan pidana
denda paling banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

Pasal 6 ayat 4 dan 5


Menyerahkan dan menerima penyerahan psikotropika, dipidana paling lama 3
(tiga) tahun
dan pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

Pasal 62
Barang siapa tanpa hak memiliki, menyimpan dan membawa psikotropika,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dengan pidana
denda paling vbnayk Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).
Pasal 63
Melakukan pengangkutan psikotropika tanpa dilengkapi dokumen
pengangkutan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
dengan pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

Pasal 64 ayat (a dan b)


Menghalang-halangi penderita syndrome ketergantungan untuk mengalami
pengobatan dan atau perawatan pada fasilitas rehabilitasi atau
menyelenggarakan fasilitas rehabilitasi tanpa memiliki izin, dipidana denga
penjara paling lama la (satu) tahun denga pidana denda paling bvanyak Rp.
20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).

Pasal 65
Tidak melaporkan penyalahgunaaan dan atau pemilikan psikotropika secara
tidak sah, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1(satu) tahu dengan
pidana denda paling banyak Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).

2.2 Peraturan Perundang-undangan

Perundangan yang mengatur tentang narkoba, antara lain:


1. UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika.
2. UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika.
3. UU No. 7 tentang pengesahan konvensi PBB tentang peredaran gelap
narkotika dan psikotropika 1988.
4. UU No. 8 Tahun 1996 tentang pengesahan konvensi psikotropika 1971.

1. Landasan hukum narkoba

a) UN Convention Againts The Illicit Trafic In Narcotic Drugs And


Psycotropics Subtances 1988
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika
c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika
d) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1997 tentang
Pengesahan Konvensi PBB tentang Pemberantasan Peredaran Gelap
Narkotika dan Psikotropika 1988
e) Undang-Undang No. 8 Tahun 1996 tentang Pengesahan Konvensi
Psikotropika 1971
f) Keputusan Presiden RI No. 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika
Nasional. Inpres RI No. 3 Tahun 2002 tentang Penanggulangan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika,
Prekusor, dan Zat Adiktif lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

 https://pintubelajarcerdas.blogspot.com/2016/10/kesehatan-materi-penjas-
kelas-10-sma.html
 http://humamlawoffice.blogspot.com/2014/05/ancaman-hukuman-bagi-
pecandu-dan.html?m=1
 https://bnn.go.id/pencegahan-penyalahgunaan-napza/
 https://hellosehat-
com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/parenting/tips-parenting/ciri-
pengguna-narkoba-kapan-harus-waspada/amp/?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE
%3D#aoh=15787369369903&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https
%3A%2F%2Fhellosehat.com%2Fparenting%2Ftips-parenting%2Fciri-
pengguna-narkoba-kapan-harus-waspada%2F
 https://m.brilio.net/creator/13-penyebab-penyalahgunaan-narkoba-yang-
patut-diwaspadai-fc9c8c.html
 https://communication.binus.ac.id/2019/01/22/dampak-penggunaan-
narkoba-bagi-generasi-muda-2/

Anda mungkin juga menyukai