SKRIPSI
Disusun oleh :
Maulana Akbar
NIM. C2B607037
i
PERSETUJUAN PENELITIAN
Studi Pembangunan
Dosen Pembimbing,
ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Studi Pembangunan
Tim Penguji :
Mengetahui,
Pembantu Dekan I
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang
saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat
atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapatan atau pemikiran dari
penulis lain, yang saya akui seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau
tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin itu, atau yang saya
ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti
bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah –
olah hasil pemikiran saya sendiri, bearti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh
( Maulana Akbar )
NIM : C2B607037
iv
ABSTRACT
v
ABSTRAK
vi
Kata Pengantar
Alkhamdulillah, puji syukur bagi Allah SWT yang telah member limpahan
Kabupaten Kudus.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan progam sarjan (S1)
Penulis menyadari, penyusunan skripsi ini tidak mungkin terealisasi tanpa ada
dukungan, bimbingan, saran, serta do’a dari berbagai pihak Selama penyusunan
skripsi ini. Oleh karna itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
1. Bapak Prof. Mohammad Nasir, M.Si,. Akt., Ph.D., selaku Dekan Fakultas
2. Bapak Prof. Purbayu Budi Santosa, MS, selaku dosen pembimbing yang
3. Bapak Prof. Drs. H. Waridin, MS, Ph.D. Selaku dosen wali atas petunjuk
vii
5. Kedua orang tua, H. Suprihadi Al Zamzami dan Hj. Umi Sudarwati atas
cinta dan kasih sayangnya serta doa semangat dan dukungannya yang tak pernah
putus.
6. Mbak Qoim, Mas Ali dan keponakan Ulin nuha yang sealalu mendukung
penulis,serta keluarga besar mbah Kaspuro, mbah Pangat dan Mbah H.Kosnin
Wicaksono, I Made Yogatama Pande Mudara, Ilhamsyah Nor Hadi, Habib Bayu
Teguh Widodo, Lutfi Priambodo, Bagus Ardiyanto, Akbar Sisputro dan teman
semua teman – teman satu anggkatan yang belom bisa di sebut satu persatu.
Wahyu Fajar (WEFU), Dimas, Awal Yanuar, Rabani Seto Kuncoro, Juni
Kurniawan, Aan Kimb, Bambang Prasetyo dan teman – teman yang belum bisa di
9. Teman – teman IESP angkatan 2008, 2009 dan 2010. Cintami Rahmawati,
Via, Pipit, Rini, Dini dan teman – teman yang tidak bisa disebut satu persatu.
10. Tim KKN Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Batang. Prilia
Asokawati, Tyas Ayu Wulandari, Yanuar Rifiyanto, Krisna dan Ebeit Devi S yang
11. Teman – teman kontrakan “Gondang Boys” : Vindy, Fuad, Riska, Acong,
viii
12. Teman – teman rumah di Desa Kalirejo yang tidak bisa disebut satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masi jauh dari sempurna.
Sehimgga informasi tambahan, kritik dan saran untuk pengembangan skripsi ini
lebih lanjut sangatlah penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap skripsi ini
ilmu ekonomi. Sehingga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Wassalammualaiku Wr.Wb
Maulana Akbar
(C2B607037)
ix
DAFTAR ISI
ABTRACT ............................................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 8
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 9
1.4 Sistimatika Penulisan .............................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu ............................................. 12
2.1.1 Ekonomi Pembangunan .......................................................... 12
2.1.2 Pembangunan Pertanian ........................................................... 27
2.1.3 Gambaran Umum PUAP .......................................................... 30
2.1.4 Program PUAP ........................................................................ 32
2.1.5 Tujuan PUAP .......................................................................... 33
2.1.6 Sasaran Progam PUAP ............................................................. 33
2.1.7 Program SLPTT ....................................................................... 34
2.1.8 Sasaran dan Tujuan SLPTT ..................................................... 35
x
xi
Tabel 1.1 Produksi Padi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota 2008 – 2012 (ton)
............................................................................................................................... 5
Tabel 1.2 Produksi Padi Kabupaten Kudus Menurut Kecamatan 2008 – 2012 (ton)
............................................................................................................................... 7
Tabel 4.4 Penetapan Gapoktan Penerima Dana Bantuan Sosial dan Pelaksana
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
akhir ini mendorong Kementerian Pertanian meningkatkan peran serta yang lebih
Pembangunan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting agar
SLPTT (sekolah lapangan pengelola tanaman terpadu) dan program lainnya yang
Petani Pemakai Air (P3A). Terbentuknya suatu kelompok tani di suatu desa
1
2
di mana tujuan awal pembentukan dari koperasi/kelompok tani ini adalah untuk
tentang rapat anggota yaitu pasal 33 ayat 1). Rapat anggota diselenggarakan oleh
Pengurus, 2). Kuorum kehadiran Rapat Anggota diatur dalam Anggaran Dasar,
3). Kuorum kehadiran Rapat Anggota diatur dalam Anggaran Dasar, 4).
Undangan dilakukan dengan surat yang mencantumkan antara lain tanggal, waktu,
petani yang tercatat adalah 293.568 kelompok tani, 1.365 asosiasi tani, 10.527
koperasi tani, dan 272 P4S (pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya).
yaitu Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), pada saat ini dari 5.187 Kecamatan di
para petani secara horizontal, dan dapat dibentuk beberapa unit dalam satu desa.
Kelompok tani juga dapat dibentuk berdasarkan komoditas, areal pertanian, dan
gender.
(BLM) bisa tersalurkan dengan tepat sasaran. Penyaluran dana ini difokuskan
: 2008)
tahun sebelumnya yang terbukti sangat baik kinerja dan hasilnya, antara lain:
ekosistem dan pengendalian hama penyakit tumbuhan secara terpadu, (8) berperan
aktif dalam melahirkan kebijakan makro yang berpihak kepada petani seperti
Jawa Tengah ditujukan untuk mencapai sasaran produksi pangan guna menjaga
untuk pengembangan sektor pertanian, hal ini dapat dilihat dari lahan sawahnya
seluas 996 ribu hektar atau 30,61% dari total luas tanah Jawa Tengah yang sangat
Tabel 1.1
Produksi Padi Jawa Tengah Menurut Kabupaten/Kota 2008 – 2012 (ton)
hal ini disebabkan karena padi masih merupakan makanan pokok masyarakat
Indonesia, seperti terlihat di tabel produksi padi di Jawa Tengah yang tiap
ton pertahunnya.
Kabupaten Kudus yang memiliki luas wilayah 424,16 km² dengan luah
lahan pertanian 42.517 ha, merupakan wilayah terkecil bila dibandingkan dengan
kabupaten lain. Dari tabel 1 produksi padi, dalam kurun waktu 2008 sampai 2012
rata – rata produksi padi di Kabupaten Kudus adalah 137.838,2 ton per tahun.
dapat dilihat dalam Tabel 1.2, Kecamatan Undaan dengan hasil produksi padi
mencapai 60.736 ton pada tahun 2012 merupakan Kecamtan yang memiliki hasil
produksi padi paling tinggi dibanding dengan kecamatan lain. Produksi padi yang
Kabupaten Kudus pada tahun 2008 sesuai dengan progam – progam pemerintah
Tabel 1.2
Produksi Padi Kabupaten Kudus Menurut Kecamatan 2008 – 2012 (ton)
Kecamatan 2008 2009 2010 2011 2012
masing – masing kecamatan terdiri dari beberapa desa / kelurahan dan Gapoktan
Kecamatan Undaan adalah salah satu Kecamatan penghasil padi terbesar dan
lumbung padi di Kabupaten Kudus. Kecamatan Undaan terdiri dari 16 desa, sejak
tahun 2008 di Kecamatan Undaan tercatat kelembagaan usahatani dalam hal ini
Tabel 1.3
semakin terbelit dalam masalah yang menyangkut dengan sarana produksi dari
masa pembibitan sampai masa panen dan kemampuan untuk memenui kebutuhan
Terpadu (SLPTT). PUAP dan SLPTT merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal
usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik lahan, petani penggarap, buruh
tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok
tani pelaksana PUAP dan SLPTT untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi
Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani
(PMT).
diteliti?
Sistematika penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab yang tersusun
sebagai berikut:
sistematika penelitian.
digunakan.
BAB V Penutup, merupakan bab terakhir yang berisi simpulan dan saran
TELAAH PUSTAKA
hipotesis dan landasan dalam melakukan analisis penelitian ini. Dasar teoristis
Penerimaan.
sejenisnya atau yang memiliki tema hampir sama secara empiris, maka dilengkapi
golongan yaitu aliran-aliran Klasik, Karl Marx, Schumpeter, Neo Klasik, dan Post
12
13
A. Aliran Klasik
mekanisme yang lebih baik sehingga produktivitas tenaga kerja dapat bertambah.
kapital (capital stock). Keadaan ini akan memajukan tingkat teknologi dan
memperbesar jumlah uang yang beredar sehingga tingkat upah dapat naik dan
a) Adam Smith
akumulasi kapital terlebih dahulu dan akumulasi kapital ini berasal dari dana
tabungan. Smith juga menitikberatkan pada “luas pasar”. Pasar harus seluas
luasnya pasar sehingga pasar terdiri dari pasar dalam negeri dan pasar luar negeri.
artinya bila ada pasar yang cukup dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja
akan terjadi dan akan menaikkan tingkat produktivitas tenaga kerja. Kenaikan
penduduk. Jadi spesialisasi yang semakin besar membutuhkan pasar yang semakin
luas and dorongan untuk membuat alat-alat baru makin bertambah. Dilain pihak
15
naiknya produktivitas akan mengakibatkan tingkat upah naik dan ada akumulasi
berhenti.
b) David Ricardo
kapitalis, golongan buruh dan golongan tuan tanah. Golongan kapitalis adalah
golongan yang memimpin produksi dan memegang peranan yang penting karena
nasional lebih besar lagi. Contohnya: golongan buruh dan golongan tuan tanah.
yang terbesar dalam masyarakat. Golongan tuan hanya menerima sewa saja dari
akumulasi kapital terus menerus terjadi, maka tanah yang subur menjadi kurang
jumlahnya atau semakin langka. Akibatnya berlaku hukum tambah hasil yang
keuntungan mereka semakin menurun hingga sampai pada tinkat keuntungan yang
normal saja.
16
pendapatan perkapita, upah selalu tetap pada tingkat batas, laba menurun dan
sewa meningkat. Hal ini dikarenakan oleh semakin langkanya sumberdaya tanah,
Pendapatan nasional dibagi menjadi tiga bagian yaitu upah, sewa, dan
dan penerimaan neto (net revenue). Penerimaan bruto adalah nilai pasar dari
barang-barang akhir yang dibuat dalam suwatu waktu tertentu. Penerimaan neto
ekonomi apabila digunakan untuk akumulasi kapital. Bila penerimaan neto ini
penerimaan neto yang merupakan keuntungan ini akan semakin berkurang karena
unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan. Tetapi kenaikan jumlah
perkembangan yang lain tentu tidak menaikan pendapatan dan tidak menaikan
mendorong mereka untuk terus berproduksi, tetapi keadaan ini sifatnya hanya
kapital untuk investasi yang terus menerus. Kapital akan diterima orang sebagai
sangat sederhana seperi alat-alat dari batu. Alat-alat tersebut bukan milik
kebutuhannya sendiri. Tetapi makin lama orang sedikit demi sedikit mengetahui
alat-alat produksi yang lebih baik (dari besi). Perbaikan alat-alat produksi tersebut
dibutuhkan orang lain untuk membantu dan ada hubungan produksi antara orang-
b. Masyarakat perbudakan
terbentuknya masyarakat perbudakan. Cara kerja ini keuntungan para pemilik alat
produksi semakin besar karena budak-budak hanya diberi sekedar naskah supaya
dapat bekerja dan tidak mati. Pembagian kerja dan spesialisasi semakin jauh
c. Masyarakat feodal
mana kaum bangsawan memiliki alat-alat produksi yang paling utama yaitu tanah.
19
Hubungan produksi dalam sistem feodal merubah cara-cara kehidupan sosial. Ada
dua golongan kelas dalam masyarakat feodal yaitu klas feodal yang terdiri dari
tuan tanah yang lebih berkuasa dalam hubungan sosial dan klas buruh yang
raja yang membutuhkan pasar yang lebih luas karena peoduksi selalu bertambah.
bertambah.
d. Masyarakat sosialis
milik sosial (social ownership). Hubungan kerja adalah hubungan kerja sama dan
saling membantu di antara buruh yang bebas dari unsur eksploitasi. Sistem ini
e. Masyarakat kapitalis
kapitalis memperkerjakan klas buruh yang tidak mau menjual tenaganya karena
perkembangan yang pesat akan alat produksi karena adanya keuntungan yang
besar.
20
kesadaran manusia. Setiap tingkat keadaan ekonomi dan sosial masyarakat dengan
klas yang berakhir dengan runtuhnya fase tersebut dan timbul fase berikutnya
yang sifatnya lebih tinggi dari pada fase sebelumnya. Perkembangan sistem
kapitalis, kapitalisme tidak saja akan mengalami stagnasi tetapi akan mengalami
kecil akan bangkrut. Yang tersisa hanya perusahaan besar saja. Karena perusahan
yang satu menggabung dengan yang perusahaan lain supaya tidak bangkrut karena
persaingan.
a. Akumulasi
b. Kesengsaraan
menggabungkan diri pada para buruh. Buruh menjadi semakin banyak jumlahnya
dan semakin kuat. Karena penawaran buruh semakin banyak, maka upah dapat
ditekan dan mereka masih dapat didesak oleh kaum kapitalis. Akibatnya
c. Krisis
demikian kapitalis akan mendorong: (1) Semakin sengsaranya kaum buruh, (2)
C. Aliran Neo-Klasik
menghubungkan nilai pad saat ini dan saat yang akan datang. Pendapat neo-klasik
perkembangan ekonomi.
tingginya tingkat investasi. Tingkat bunga rendah, maka investasi akan tinggi dan
penemuan baru yang mengurangi penggunaan tenaga buruh atau relatif lebih
kenaikan skala produksi yang tergantung pada sumber-sumber dan efisiensi dari
hasil dari adanya mesin-mesin yang lebih luas, managemen yang lebih baik dan
cabang yang saling membantu satu sama lain demi kelancaran produksi, timbul
23
manusia untuk mengatasi terbatasnya pertumbuhan itu dan selalu akan ada
Namun deviden dan bunga yang dibayar lebih dari deviden dan
credior).
(mature-creditor).
D. Teori Schumpeter
bahan-bahan dan tenaga yang ada atau yang dapat dicapai menghasilkan barang
dengan metode lain (inovasi). Inovasi dapat berbentuk lima hal yaiu:
sehingga tidak dapat diperhitungjan dulu dan akan timbul keraguan dalam
menaikan keuntungan atau standar hidup untuk dapat menang dalam persaingan
pola yang ada dan menciptakan sesuatu yang baru.etapi kemajuan teknologi
diserahkan atai dilakukan oleh para ahli dalam industri besar. Pemasaran dan dan
pengurusan kegiatan yang baru sudah diatur sepenuhnya. Inovasi tidak lagi
dilakukan oleh orang tertentu namun merupakan pekerjaan rutin yang dipimpin
oleh manager yang ahli dalam perusahaan besar. Jadi fungsi wiraswasta menjadi
usang.
Jadi kapitalisme akan runtuh karena dasar dari kapitalisme ini sudah melemah.
mereka. Tetapi dalam kapitalise yang sudeh maju, kaum industri dan
E. Analisis Post-Keynesian
dan kesempatan kerja dalam jangka panjang, yang menganalisa fluktasi jangka
yang mantap (steady growth) pada tingkat pendapatan dalam kesempatan kerja
rupa sehingga dapat mencegah terjadinya kemacetan yang lama atau terus
menerus.
27
yang cukup penting dalam hal kontribusinya terhadap PDB maupun dalam
yang luas dalam pembangunan ekonomi ke depan, baik dalam bentuk investasi
pertanian yang dapat memberikan sumbangan yang nyata pada upaya mengatasi
nilai tambah, daya saing, dan ekspor komoditi pertanian, serta (4) peningkatan
(Deptan, 2008).
sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari
Ilmu ekonomi pertanian merupakan cabang ilmu yang masih sangat muda.
Kalau ilmu ekonomi modern dianggap lahir dengan penerbitan buku Adam Smith
yang berjudul Wealth of Nations pada tahun 1776 di Inggris, maka ilmu ekonomi
pertanian baru dilahirkan pada awal abad ke-20 atau akhir abad ke-19 dengan
1. Merupakan salah satu bagian atau cabang dari ilmu pertanian, yaitu bagian atau
pertanian. Bagian ini berkembang menjadi dua bagian, terdiri dari : (a) Ilmu
2. Bagi para mahasiswa Fakultas Ekonomi, ilmu ekonomi pertanian tidak lain
daripada ilmu ekonomi, yaitu ilmu ekonomi yang diterapkan pada bidang
pertanian. Dengan dasar-dasar teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro, tata
buku, statistik dan lain-lain, maka para mahasiswa mempelajari penerapan segala
29
nasional.
kedua aspek pandangan di atas. Ilmu ekonomi pertanian akan berkembang dan
yang akan merupakan suatu alat analisa ilmiah untuk membahas dan mendalami
kemasyarakatan (social science), yaitu ilmu yang mempelajari perilaku dan upaya
serta hubungan antar manusia. Perilaku yang dipelajari bukanlah hanya mengenai
Menurut A.T Mosher (1965) ada lima hal yang harus tersedia (syarat
mutlak) dalam pembangunan pertanian, diantaranya (1) adanya pasar untuk hasil-
30
hasil usaha tani, (2) teknologi yang senantiasa berkembang, (3) tersedianya bahan-
bahan dan alat produksi secara local, (4) adanya perangsang produksi bagi petani,
diantaranya (1) pendidikan pembangunan, (2) kredit produksi, (3) kegiatan gotong
royong petani, (4) perbaikan dan perluasan tanah pertanian, dan (5) perencanaan
anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga
tani. Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan
Gapoktan juga didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra
tani. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Gapoktan sebagai penyalur
prosedur yang harus dipenuhi bagi mereka yang akan memanfaatkan bantuan
tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran dan
pemanfaatan PUAP berjalan lancar, aman dan terkendali, maka dibentuk suatu tim
kota.
kabupaten kota dalam bentuk pelatihan. Pembinaan pelaksanaan PUAP oleh tim
pembina provinsi kepada tim teknis kabupaten/kota difokuskan antara lain pada
PUAP. Selanjutnya pembinaan pelaksanaan PUAP oleh tim teknis kabupaten atau
kota kepada tim teknis kecamatan dilakukan dalam format pelatihan peningkatan
pusat PUAP melalui pertemuan reguler dan kunjungan lapangan ke provinsi dan
Provinsi hingga kepada tim teknis PUAP kecamatan dilakukan dengan cara
awasi secara optimal dan intensif sehingga pada akhirnya mencapai sasaran yang
Program dilaksanakan pada tahun yang sama yakni tahun 2008 dengan
modal usaha bagi petani anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani
Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani.
potensi wilayah;
peternak (pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani; dan
34
Hamparan sawah milik petani peserta progam penerapan PTT disebut hamparan
Sekolah lapangan seolah – olah menjadi petani peserta sebagai murid dan
pemandu lapang. Namun pada sekolah lapang tidak dibedakan antara guru dan
murid karena aspek kekeluargaan lebih di utamakan, sehingga antara guru dan
SLPTT juga mempunyai kurikulum, evaluasi pra dan pasca kegiatan, dan
peserta yang mencakup nama dan luas sawah garapan, pembukaan, dan studi
Satu unit SLPTT padi inbrida dilaksanakan pada hamparan lahan sawah seluas 25
Untuk padi hibrida, satu unit SLPTT dilaksanakan pada lahan sawah seluas 15 ha.
diperkirakan 1,58 juta ha. Strategi ini diharapkan dapat memperluas penyebaran
sebagai training of master trainer (TOMT) PL1 terdiri atas penyuluh pertanian,
Tanaman (PBT) tingkat provinsi yang telah dilatih di tingkat nasional (Balai
dari peneliti ke petani peserta dan kemudian berlangsung difinisi secara alamiah
SLPTT kepada petani di sekitarnya, seirimg dengan perjalanan waktu dan tahapan
wadah dan sebagai norma. Lembaga atau institusi adalah seperangkat aturan,
yaitu : kelembagaan sebagai suatu aturan main (rule of the game) dalam interaksi
(Hayami dan Kikuchi, 1987) Kelembagaan sebagai aturan main diartikan sebagai
sekumpulan aturan baik formal maupun informal, tertulis maupun tidak tertulis
sebagai suatu organisasi, dicirikan oleh adanya tiga komponen utama (Pakpahan,
yang dimiliki oleh seseorang atau pihak tertentu terhadap sumberdaya, factor
produksi, barang dan jasa. Dalam suatu organisasi, batas kewenangan menentukan
ekonomi. Konsep property right atau hak kepemilikan muncul dari konsep hak
(right) dan kewajiban (obligation) dari semua masyarakat perserta yang diatur
oleh suatu peraturan yang menjadi pegangan, adat dan tradisi atau consensus yang
mengatur hubungan antar anggota masyarakat. Oleh karena itu, tidak ada seorang
pun yang dapat mengatakan hak milik atau penguasaan apabila tidak ada
implikasi yakni, hak seseorang adalah kewajiban orang lain dan hak yang
memperoleh sumberdaya.
38
proses pengambilan keputusan. Keputusan apa yang diambil dan apa akibatnya
dapat dilakukan dengan sistem jejaring kerjasama yang setara dan saling
menguntungkan.
dua kelompok yaitu : pertama, lembaga formal seperti pemerintah desa, BPD,
KUD, dan lain-lain. Kedua, kelembagaan tradisional atau lokal. Kelembagaan ini
merupakan kelembagaan yang tumbuh dari dalam komunitas itu sendiri yang
kebiasaan dan cara-cara hidup yang telah lama hidup dalam komunitas seperti
tersebut, maka lembaga di perdesaan yang saat ini memiliki kesamaan dengan
(Gapoktan).
distribusi manfaat, untuk itu unsur kelembagaan perlu diperhatikan dalam upaya
kelembagaan petani dan ekonomi desa sangat terbantu dalam hal mengatur silang
hubungan antar pemilik input dalam menghasilkan output ekonomi desa dan
sebagaikumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa
(pria atauwanita) maupun petani taruna (pemuda atau pemudi), yang terikat secara
anggota.
terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi
desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.
tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan
Amir Mutaqin ANALISIS KINERJA - Mengkaji keragaan - Penelitian ini - Lembaga Pertania Sehat telah melaksanakan semua fungsi dari empat subsistem agribisnis padi
KELEMBAGAAN dan kinerja menggunakan sehat.
AGRIBISNIS DAN kelembagaan metode kuantitatif - Subsistem agribisnis hulu padi sehat dalam penyediaan input pupuk kimia
agribisnis padi sehat masih tergantung pada kelembagaan dari luar LPS
EFISIENSI TEKNIK dan kualitatif.
pada petani binaan .
USAHATANI PADI LPS. - Penerapan teknologi budidaya padi sehat oleh petani binaan LPS belum sepenuhnya sesuai dengan
(Kasus Petani Binaan - program statistik anjuran LPS dan tidak seragam antar petaninya.
Lembaga Pertanian - Mengkaji aplikasi regresi dan - Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi padi sehat petani binaan LPS adalah
Sehat, Kab. Bogor, teknologi yang program Frontier tenaga kerja, begitu pula variable dummy berupa jenis varietas dan system jarak tanam juga
Jawa Barat) dilakukan di tingkat versi 4.1 berpengaruh positif dan nyata.
petani binaan LPS.
- Tingkat efisiensi teknik rata-rata petani binaan LPS cukup tinggi dengan pengaruh terhadap variasi
- Menganalisis pruduksi cukup besar.
efisiensi teknik dari
proses produksi
usahatani padi sehat
petani binaan LPS
43
kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antara subsektor.
Basos SLPTT sangat ditentukan pada keberhasilan pengelolaan dana tersebut oleh
dana tersebut. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk melihat
keberhasilan PUAP dan Bansos SLPTT yaitu dengan mengukur dan menilai
dampak dari program PUAP dan Basos SLPTT serta peranannya dalam
Bansos SLPTT.
tertutup dan lambat dalam merespon perubahan yang terjadi di dunia luar. Kedua,
terjadi ketidakadilan harga yang diterima oleh petani. Ketiga, petani memiliki
pendidikan yang dimiliki petani dan keterbatasan atas kepemilikan lahan garapan
44
terutama sawah. Keempat, yang merupakan masalah paling dasar bagi sebagian
besar petani adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani.
karena lembaga keuangan perbankan dan non perbankan menerapkan prinsip 5-C
pertanian yang tidak semua persyaratan yang diminta dapat dipenuhi oleh setiap
petani.
Bantuan dana PUAP dan Bansos SLPTT ini disalurkan melalui Gapoktan sebagai
program PUAP dan Bansos SLPTT perlu dievaluasi untuk menilai apakah ada
dampak yang berarti dari pemanfaatan dana bantuan tersebut. Penilaian dilakukan
dengan melihat indikator keberhasilan PUAP dan Bansos SLPTT, salah satunya
menyalurkan dana PUAP dan Bansos SLPTT kepada petani secara efektif.
SLPTT dilihat dari pihak Gapoktan sebagai penyalur dari pihak petani sebagai
pengguna.
45
Gambar 2.1
GAPOKTAN
PUAP dan
SLPTT
2.2.1 Kinerja
Kinerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang
atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Kinerja
merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak
dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui
dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional3. Menurut Cascio
(1992 : 267 ), penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang
46
sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu
kelompok.
diukur dari kemampuan lembaga tersebut dalam menyalurkan dan mengelola dana
modal untuk kegiatan usahanya. Penilaian keefektivan ini dapat dilihat dari dua
sudut pandang yang berbeda yaitu dari sisi penilaian kinerja Gapoktan dalam
menyalurkan dana PUAP kepada anggotanya dan dari sisi persepsi anggota atau
(penyaluran dana PUAP) dengan melihat kinerja aktivitas dapat diketahui dengan
(petani), dalam artian beragamnya sektor yang menerima bantuan kredit. Semakin
PUAP). Frekuensi pinjaman ini dilihat dari banyaknya trsansaksi, dalam hal ini
4. Persentase Tunggakan
(mudah, sedang, sulit), realisasi kredit (cepat, sedang, lambat), biaya administrasi
(ringan, sedang, berat), tingkat bunga (ringan, sedang, berat), pelayanan dan jarak
alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang dilakukan oleh peroranga
48
diusahakan oleh seseorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang
batasan tersebut dapat diketahui bahwa usahatani terdiri atas manusia petani
(bersama keluarganya), tanah (bersama dengan fasilitas yang ada diatasnya seperti
bidang pertanian yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan
kegiatan usahanya. Karena dalam kegiatan itu petani yang bertindak sebagai
pengelola, pekerja, dan sebagai penanam modal pada usaha tersebut, maka
mempunyai kegunaan bagi petani maupun bagi pemilik faktor produksi, yaitu (1)
faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain penggunaan input, teknik
bercocok tanam dan teknologi. Sedangkan faktor eksternal seperti cuaca, iklim,
hama dan penyakit. Lebih jelas lagi Hernanto, 1989 dalam Hendra 2005
49
menyatakan bahwa dalam usahatani ada empat unsur pokok penting yang
1. Lahan/Tanah
merupakan jenis modal yang sangat penting. Lahan usahatani dapat berupa tanah
dengan cara membuka lahan sendiri, membeli, menyewa, bagi hasil, pemberian
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam usahatani adalah tenaga kerja manusia. Tenaga kerja
manusia dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak dimana
pengalaman, tingkat kesehatan dan faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan.
Tenaga kerja ini dapat berasal dari dalam maupun dari luar keluarga. Dalam teknis
membandingkan tenaga kerja pria sebagai ukuran baku, yakni : 1 pria = 1 Hari
Kerja Pria (HKP); 1 wanita = 0.8 HKP dan 1 anak = 0.5 HKP.
50
3. Modal
berlangsung. Sumber modal diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit,
tenaga kerja dan modal dalam proses produksi pertanian untuk tujuan
ada dua pola usahatani yang sangat pokok yaitu pola usahatani lahan basah dan
lahan kering. Sedangkan bentuk usahatani terdapat tiga jenis yang menunjukkan
bagaimana suatu kondisi diusahakan yaitu : (1) bentuk khusus dimana petani
hanya mengusahakan satu jenis usaha dari sebidang tanah, (2) bentuk tidak khusus
yaitu usahatani yang terdiri dari berbagai cabang usaha pada berbagai bidang
tanah, dan (3) bentuk campuran yaitu usahatani yang memadukan beberapa
51
cenderung bersaing dan batas pemisahan antara cabang usahatani kurang jelas.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Produksi
Produksi adalah jumlah total produksi padi dalam satu musim panen,
dalam hal ini perbendingan jumlah produksi sebelum dan susdah ada gapoktan.
2. Penerimaan
Penerimaan adalah jumlah total penerimaan oleh petani dalam satu musim
panen, dalam hal ini perbendingan jumlah penerimaan sebelum dan susdah ada
gapoktan.
3. Keuntungan
musim tanam, dalam hal ini perbendingan jumlah keuntungan sebelum dan susdah
ada gapoktan.
4. Luas Lahan
Luas lahan adalah luas lahan yang digunakan petani untuk menanam padi
oleh setiap petani dalam sekali musim tanam untuk padi. Satuan yang digunakan
52
53
5. Bibit
Bibit adalah pemakaian bibit padi yang digunakan oleh setiap petani dalam
sekali musim tanam, dalam hal ini perbendingan jumlah penggunaan bibit
sebelum dan susdah ada gapoktan. Satuan yang digunakan adalah kilogram (kg).
6. Pupuk
Pupuk adalah pemakaian pupuk yang digunakan oleh setiap petani untuk
menanam padi dalam sekali musim tanam untuk padi, dalam hal ini perbendingan
7. Pestisida
dalam usahatani padi sekali musim tanam untuk padi, dalam hal ini perbendingan
jumlah pestisida sebelum dan susdah ada gapoktan. Satuan yang digunakan adalah
nilai (rp).
Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dipakai oleh setiap petani
dalam usahatani padi sekali musim tanam untuk padi, mulai dari mengolah tanah,
penanaman, pemeliharaan sampai panen baik dari dalam keluarga maupun dari
luar keluarga. Tenaga kerja yang digunakan tidak dibedakan atas jenis kelamin.
Satuan yang digunakan adalah harian orang kerja (HOK) dengan anggapan satu
9. Pendapatan Usahatani
dikurangi seluruh biaya yang dikorbankan sebelum dan sesudah ada GApoktan
Populasi atau universe adalah jumlah jumlah keseluruhan dari unit analisa
yang ciri-cirinya akan diduga. Sementara, sampel adalah unit yang akan diteliti
penanam padi baik dilahan milik sendiri maupun menyewa dari prmilik lahan.
Kabupaten Kudus.
lain.
55
5. Letak lokasi yang selalu dialiri air setiap tahunnya sehingga cocok
perlu lagi mengalami menghitung, sebab dalam rumus itu, ukuran sample (n’) bisa
penelitian, sampai saat ini penulis belum bisa memperoleh keterangan yang
Rumus Slovin:
dimana :
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
56
diketahui :
n:?
N : 1248
e : 0.1
jawab :
1550
1+1550.(0.1)²
1550
1551.0,01
n : 99,935
Jadi jumlah sampel yang diteliti adalah 100 dengan membulatkan nila n.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
dengan para responden yaitu petani (anggota Gapoktan) serta kepada pengurus
Gapoktan atau Poktan. Responden dalam penelitian ini akan difokuskan pada
petani (anggota Gapoktan) yang telah menerima bantuan PUAP dan SLPTT di
meliputi BPS Pusat, BPS Kabupaten Kudua, Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Kudus. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari penelusuran
Penelitian ini sendiri hanya dibatasi pada tiga jenis usaha budidaya
tanaman pangan (padi). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:
dan datadata sekunder yang terkait dengan penelitian ini, baik dari laporan-
tertulis dari responden sesuai dengan tujuan penelitian, dengan cara melakukan
Tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden maupun pihak
mengambil beberapa sampel. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
wawancara dengan pihak Gapoktan yang ada di kecamatan atau desa yang
dengan jelas seperti apa program yang dijalankan GAPOKTAN telah digulirkan
oleh Departemen Pertanian dan sudah sampai sejauh mana program tersebut
program yang dijalankan GAPOKTAN untuk para petani miskin pemilik atau
penggarap yang menjadi anggota kelompok tani peserta program yang dijalankan
Usaha Bersama (RUB), maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dana BLM
menggunakan analisis ini dapat dilihat bagaimana perubahan yang terjadi pada
lahan yang digarap oleh petani kelompok maupun individu yang telah
mendapatkan dana PUAP dan bansos pertanian serta SLPTT dengan kondisi lahan
terdiri dari berbagai macam konsep mulai dari peningkatan pengetahuan petani
pengoptimalisasi lahan yang ada. Dari hasil yang diterima oleh petani inilah yang
menjadi salah satu indikator dari keefektivan dari program yang dijalankan
GAPOKTAN.
Analisis pendapatan usahatani padi dilakukan pada satu musim yakni pada
musim tanam sebelum adanya program yang dijalankan GAPOKTAN dan pada
P = TP – (Bt + Btt)
Dimana :
income), merupakan nilai produk total usahatani dalam periode tertentu, baik yang
dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan diperoleh dari hasil kali antara
jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual produk tersiebut. Sementara itu
pengeluaran total usahatani (total farm expenses) terdiri dari biaya tunai dan biaya
apabila rasio output terhadap inputnya lebih menguntungkan dari usaha lain.
Return and Cost Ratio (R/C Ratio) merupakan perbandingan antara nilai output
penerimaan yang diperoleh dari setiap satuan uang yang dikeluarkan dalam proses
pendapatan atas biaya tunai dan analisis pendapatan atas biaya total. Menurut
BT = Bt + Btt
Dimana :
61
adalah :
1. Jika R/C rasio dari sebelum dan setelah adanya program yang
2. Jika R/C rasio dari sebelum dan setelah adanya program yang
pendapatan sebelum dan sesudah adanya program PUAP, akan dilakukan dengan
gapoktan.
= Standar deviasi
62
n = Jumlah observasi
db = Derajat Bebas
sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Sementara itu hipotesis akhir adalah
H0 : μ1 = μ2 atau μD = μ1- μ2 = 0
Dimana :
Kriteria Uji :