Anda di halaman 1dari 13

RAHASIA KEJENIUSAN BANGSA

YAHUDI

Kalau anda membenci negara Vatikan, lalu anda mengumumkannya ke banyak orang,
secara tidak langsung anda mengajak bermusuhan seluruh pemeluk agama Katolik.
Karena disitulah pusatnya agama Katolik.

Begitu pula kalau anda membenci negara Tibet, anda mengajak ribut pemeluk agama
Budha. Karena dinegara itu hampir seluruh warga negaranya memeluk agama Budha.

Tapi kalau anda membenci dan mencaci maki negara Israel alias bangsa Yahudi,
dijamin anda sependapat bahkan didukung oleh masyarakat dunia lainnya.

Karena bangsa Yahudi memang pembuat onar dan demen amat dengan perbuatan
menindas dan menganiaya.

Herannya “ bangsa cuman secuil gitu doank kok gak ada yang bisa ngelarang dan
ngeberantasinnya ya ??? “

Mana PBB dan seluruh organisasi kemanusiaan dunia ?

Jawabannya Cuma satu kalimat saja :

Karena bangsa Yahudi adalah salah satu bangsa yang menguasai dunia karena
kecerdasan dan kelicikannya baik dari segi sains, bisnis, maupun teknologi.

Mana ada yang berani coba ???

Saya tidak membahas dari segi liciknya bagaimana, tapi saya akan membahas dari segi
Kenapa Orang-Orang Yahudi itu pintar sehingga bisa menguasai dunia ??!!!

Dan yang PALING PENTING-nya : Bagaimana kita bisa menirunya ???!!!


(seluruh bangsa Indonesia wajib baca artikel ini nich )
Sebelum anda baca artikel ini lebih lanjut….saya kasih tau nih ya artikel ini panjaaaaang
dan butuh konsentrasi khusus.

Baca artikel ini sampai selesai. Baru anda boleh melanjutkan kegiatan anda tadi. Oke ??

Oia sebelum benar-benar dimulai,artikel ini rampung setelah megumpulkan 4 sumber


materi yang saya dapatkan :

1. Artikel Dr Stephen Carr Leon tentang Thesis Phd-nya yang dibuatnya menurut
pengamatannya selama 8 tahun di Israel.
2. Seminar Quantum Life Transformation yang saya ikuti dengan pembicara Adi W
Gunawan.
3. ( #1 The Re-Educator & Mind Navigator ).Buku di Gramedia yang menguak tentang
kebusukan bangsa Yahudi.
4. Buku Born To Be Genius.
5. Pembicara Ibu Roesmiati Soepandji di seminar QLT juga ( Ibu dari Jaksa Agung yang
sekarang ; Hendarman Soepandji )

Okeh kita mulai !

Dr Stephen Carr Leon menghabiskan masa 3 tahun di Israel untuk menjalani


housemanship di beberapa rumah sakit disana.

Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan
tesisnya, yaitu, “ Mengapa Yahudi Pintar? ”

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari
untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu
pintar?

Kenapa Tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau
hasil usaha sendiri? ( pertanyaan yang sama dalam benak saya, kenapa setiap orang
sukses tak lepas dari bangsa Yahudi lagi bangsa Yahudi lagi ! )

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya.

Dengan tekadnya yang bulat maka dimulailah pengamatannya itu.


Masa Kehamilan sang ibu.

Begitu wanita Israel yang mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung anak, maka
langsung sang ibu tersebut sering bernyanyi dan bermain piano dan juga membeli
buku matematika.

Bermain piano dan bernyanyi bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati bawaan si
bayi tersebut ketika lahir. Dengan bernyanyi dan bermain piano,maka sang ibu akan
merasakan ketenangan.

Diharapkan sang bayi akan memiliki karakter bawaan yang tenang dan berfikir
matang ketika menghadapi masalah hidup nantinya.

Sedangkan mengerjakan soal matematika bertujuan untuk mengembangkan


kecerdasan otak bayi yang ada dalam kandungannya.

Agar anak mereka terlahir dengan otak jenius.


Dan para ibu Yahudi yang tengah mengandung, terus menerus mengerjakan soal
matematika yang ada sampai tiba saat melahirkan. Kadang mereka mengerjakan
bersama suaminya dan bertanya kepada saudara-saudaranya bila ada soal yang terasa
sulit.

Artinya…mereka tidak melatih kecerdasan otak anak mereka dari kecil, dari balita, dari
umur 3 bulan, tapi dari sejak di dalam kandungan !

Sebuah perencanaan yang dalam sekali !

Cara makan :

Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama
susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala (sekali lagi, tanpa
kepala!) bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-
kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak
dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak
perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan.
Sama seperti kebiasaan orang Jepang yang jenius juga dalam kerajinan memakan
daging ikan )

Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. Menjadi semacam
kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen
menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan
yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau
fillet),” ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di
satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus
dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.

Prinsip : “ kalau sudah makan ikan, tidak boleh ada daging yang dimakan bersamaan “
ternyata sama dengan prinsip makan nya Rasullullah S.A.W, manusia terjarang
sakit sedunia.

Mereka juga akan makan buah-buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan
terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah-buahan
dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti)
dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.

Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Ternyata makan nasi dahulu baru buah, akan menyebabkan buah busuk. Karena proses
pencernaan makanan di dalam perut kita itu memakan waktu yang lama. Sehingga
akan membuat buah mengalami antrian yang panjang sampai akhirnya dia keburu
busuk duluan.

( Pernah membiarkan apel yang sudah terkelupas khan ? lama-lama akan kuning dan
bisa membusuk khan ? itu hanya didiamkan dan terkena udara loh…bagaimana kalau
dicampur olahan makanan di dalam perut kita ? Sudah pasti busuk duluan sebelum
dapat diproses. Jadi istilah “makan buah setelah makan nasi” sebagai pencuci
mulut itu SALAH. Makan buah sebelum makan nasilah yang benar, bukan setelah
makan nasi. Percuma. )
Anak-Anak Yahudi :

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat


memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam,
diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Kacang Badam = Kacang Almond, atau Buah Almond, mirip dengan Buah Persik dan
Aprikot, hanya saja daging buahnya dibuang saat dipanen, sehingga hanya menyisakan
bijinya, karena itu disebut sebagai kacang.

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata-rata mereka


memahami tiga bahasa: Hebrew, Arab dan Inggris.

(Ternyata mempelajari sesuatu yang baru itu menyeimbangkan kedua belah otak
kita. Contohnya ya seperti mempelajari bahasa yang berbeda – beda )

Sejak kecil pula mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu
kewajiban.

Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah
tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran
banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

Musik yang mereka dengarkan ya musik yang bisa menambahkan kecerdasan otak
mereka. Yaitu musik yang lagak-lagak bethoven gitu deh.

( Ternyata sesuai dengan yang dikatakan Adi W Gunawan di buku Born To BE Genius )

Masa kanak-kanak :

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis
perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen,
“Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan
6 tahun kebelakang!” katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari
pelajaran tadi, olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka.
Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak
fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Saya pernah membaca buku ( saya lupa judulnya ) yang mengatakan : kalau anak-anak
yang jago dalam hal olahraga, biasanya mereka mempunyai kemampuan
mengambil keputusan yang cepat, karena otak mereka terlatih bergerak cepat,
terlepas dari bagus atau tidaknya prestasi mereka disekolah.

Sekolah Tinggi :

Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk


menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan
memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke
jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yg diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Dr Stephen Carr Leon sungguh
terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi.

Di akhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Dan mereka


harus mempraktekannya.
Anda hanya akan lulus jika tim Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan
sebanyak $US 1 juta!

Anda terperanjat?

Itulah kenyataannya. Entrpreneurship dan networking digelorakan.

Oh iya…

Merokok bagi mereka adalah sesuatu yang tabu.

Bila Anda diundang makan di rumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa
sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda
merokok di luar rumah mereka.
Menurut ilmuwan Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel
utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan
perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan
dari saintis gen dan DNA Israel.

smoking-kills-gun-l

Jadi merokok merupakan sesuatu yang kejam dan menjijikan bagi orang Israel !
Perbuatan terkutuk dan kejam bagi mereka mungkin. Karena bukan saja merusak
gen untuk keturunannya, tapi juga merusak gen orang-orang yang ikut
menghirupnya.

Hei bandingkan dengan Indonesia !!!

Di jalanan, di angkot, di mall-mall, di warteg, di kampus, bahkan di beberapa TERAS


MASJID yang pernah saya kunjungi. ( Aoa coba di tempat ibadah, malah ada perusak
generasi bangsa, yang namanya rokok)

Kalau mau negeri ini berubah dan anak bangsa kita cerdas-cerdas, hilangkan rokok !

Jangan menyalahkan pemerintah dulu dech… para orang miskin jangan cuma bisa
menuntut pemerintah banyak melakukan korupsi dech… Rokok dulu tuh hilangin !
(Uang rokok mendingan buat beli beras )

Jadi mahasiswa jangan belagu ikutan demo-demo dech, kalau masih gelantungan di bis
sambil ngebulin asap rokok ! Apalagi kalo masih anak sekolahan !

Para ustad-ustad di pesantren tolong dilepas tuh sorban, kalo masih ngebulin asap
rokok ! ( ustad yang gak ngerokok jangan ngamuk ya…)

Kalau anda perokok yang jadi tersinggung dengan bagian diatas, Silahkan saja, itu
kalau anda bisa memberikan contoh bangsa yang sukses dan maju dengan disertai
budaya merokok yang mewabah.

Tidak bakalan ada.

Okeyh…
Mari kita bersama-sama simpulkan kenapa bangsa Yahudi bisa sangat amat sangat
cerdas sehingga bisa menguasai dunia, baik dari segi kepintaran, teknologi, maupun
perekonomian.

1. Melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya


bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses dan ketekunan
dalam membina generasi penerus.
( kesimpulan Dr Stephen Carr Leon)

2. Para orang tua bangsa Yahudi mengerti bahwa melatih anak menjadi cerdas, bukan
saat anak mereka umur belasan tahun ataupun masih kecil, tapi saat anak mereka
masih di dalam kandungan ! Mereka mengerti baik karakter dan kepintaran
anak, tergantung dari aktivitas apa yang para ibu lakukan sewaktu
mengandung anak tersebut.
( Ini kesimpulan saya dari perkataan Ibu Roesmiati Soepandji )

3. Mereka mengharamkan rokok!!!

Oia sebagai tambahan saja. ini saya lampirkan daftar orang – orang dari bangsa Yahudi
yang memenangkan berbagai nobel di berbagai ilmu di dunia ini. Supaya omongan saya
tentang bangsa Yahudi itu pintar memang ada buktinya. :)

Daftar peraih nobel Yahudi dari berbagai disiplin ilmu :

Literatur

1910 – Paul Heyse


1927 – Henri Bergson
1958 – Boris Pasternak
1966 – Shmuel Yosef Agnon
1966 – Nelly Sachs
1976 – Saul Bellow
1978 – Isaac Bashevis Singer
1981 – Elias Canetti
1987 – Joseph Brodsky
1991 – Nadine Gordimer
2002 – Imre Kertesz
2005 – Harold Pinter
Kedamaian Dunia

1911 – Alfred Fried


1911 – Tobias Asser
1968 – Rene Cassin
1973 – Henry Kissinger
1978 – Menachem Begin
1986 – Elie Wiesel
1994 – Shimon Peres
1994 – Yitzhak Rabin
1995 – Joseph Rotblat

Kimia

1905 – Adolph Von Baeyer


1906 – Henri Moissan
1910 – Otto Wallach
1915 – Richard Willstaetter
1918 – Fritz Haber
1943 – George Charles de Hevesy
1961 – Melvin Calvin
1962 – Max Ferdinand Perutz
1972 – William Howard Stein
1972 – C.B. Anfinsen
1977 – Ilya Prigogine
1979 – Herbert Charles Brown
1980 – Paul Berg
1980 – Walter Gilbert
1981 – Ronald Hoffmann
1982 – Aaron Klug
1985 – Herbert A. Hauptman
1985 – Jerome Karle
1986 – Dudley R. Herschbach
1988 – Robert Huber
1989 – Sidney Altman
1992 – Rudolph Marcus
1998 – Walter Kohn
2000 – Alan J. Heeger
2004 – Irwin Rose
2004 – Avram Hershko
2004 – Aaron Ciechanover

Ekonomi

1970 – Paul Anthony Samuelson


1971 – Simon Kuznets
1972 – Kenneth Joseph Arrow
1973 – Wassily Leontief
1975 – Leonid Kantorovich
1976 – Milton Friedman
1978 – Herbert A. Simon
1980 – Lawrence Robert Klein
1985 – Franco Modigliani
1987 – Robert M. Solow
1990 – Harry Markowitz
1990 – Merton Miller
1992 – Gary Becker
1993 Rober Fogel
1994 – John Harsanyi
1994 – Reinhard Selten
1997 – Robert Merton
1997 – Myron Scholes
2001 – George Akerlof
2001 – Joseph Stiglitz
2002 – Daniel Kahneman
2005 – Robert J. Aumann

Medis

1908 – Elie Metchnikoff


1908 – Paul Erlich
1914 – Robert Barany
1922 – Otto Meyerhof
1930 – Karl Landsteiner
1931 – Otto Warburg
1936 – Otto Loewi
1944 – Joseph Erlanger
1944 – Herbert Spencer Gasser
1945 – Ernst Boris Chain
1946 – Hermann Joseph Muller
1950 – Tadeus Reichstein
1952 – Selman Abraham Waksman
1953 – Hans Krebs
1953 – Fritz Albert Lipmann
1958 – Joshua Lederberg
1959 – Arthur Kornberg
1964 – Konrad Bloch
1965 – Francois Jacob
1965 – Andre Lwoff
1967 – George Wald
1968 – Marshall W. Nirenberg
1969 – Salvador Luria
1970 – Julius Axelrod
1970 – Sir Bernard Katz
1972 – Gerald Maurice Edelman
1975 – David Baltimore
1975 – Howard Martin Temin
1976 – Baruch S. Blumberg
1977 – Rosalyn Sussman Yalow
1977 – Andrew V. Schally
1978 – Daniel Nathans
1980 – Baruj Benacerraf
1984 – Cesar Milstein
1985 – Michael Stuart Brown
1985 – Joseph L. Goldstein
1986 – Stanley Cohen [& Rita Levi-Montalcini]
1988 – Gertrude Elion
1989 – Harold Varmus
1991 – Erwin Neher
1991 – Bert Sakmann
1993 – Richard J. Roberts
1993 – Phillip Sharp
1994 – Alfred Gilman
1994 – Martin Rodbell
1995 – Edward B. Lewis
1997 – Stanley B. Prusiner
1998 – Robert F. Furchgott
2000 – Eric R. Kandel
2002 – Sydney Brenner
2002 – Robert H. Horvitz

Fisika

1907 – Albert Abraham Michelson


1908 – Gabriel Lippmann
1921 – Albert Einstein
1922 – Niels Bohr
1925 – James Franck
1925 – Gustav Hertz
1943 – Gustav Stern
1944 – Isidor Issac Rabi
1945 – Wolfgang Pauli
1952 – Felix Bloch
1954 – Max Born
1958 – Igor Tamm
1958 – Il’ja Mikhailovich
1958 – Igor Yevgenyevich
1959 – Emilio Segre
1960 – Donald A. Glaser
1961 – Robert Hofstadter
1962 – Lev Davidovich Landau
1963 – Eugene P. Wigner
1965 – Richard Phillips Feynman
1965 – Julian Schwinger
1967 – Hans Albrecht Bethe
1969 – Murray Gell-Mann
1971 – Dennis Gabor
1972 – Leon N. Cooper
1973 – Brian David Josephson
1975 – Benjamin Mottleson
1976 – Burton Richter
1978 – Arno Allan Penzias
1978 – Peter L Kapitza
1979 – Stephen Weinberg
1979 – Sheldon Glashow
1988 – Leon Lederman
1988 – Melvin Schwartz
1988 – Jack Steinberger
1990 – Jerome Friedman
1992 – Georges Charpak
1995 – Martin Perl
1995 – Frederick Reines
1996 – David M. Lee
1996 – Douglas D. Osheroff
1997 – Claude Cohen-Tannoudji
2000 – Zhores I. Alferov
2003 – Vitaly Ginsburg
2003 – Alexei Abrikosov

[/sociallocker] Jika anda suka dan merasakan manfaat artikel ini, anda bisa membantu
membenahi bangsa ini dengan berbagi artikel ini lewat facebook anda.

Anda mungkin juga menyukai