Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kesehatan ibu hamil adalah masalah kesehatan yang harus mendapat
prioritas utama dalam pembangunan, karena menentukan kualitas sumber daya
manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya
dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk mendapatkan janin
yang sehat. Kadar hemoglobin (Hb) adalah molekul yang mengandung besi yang
mengikat oksigen dan terdapat di dalam sel darah merah. Kekurangan kadar
hemoglobin yang kurang dari 11 gr/dl pada ibu hamil merupakan permasalahan
yang rentan terjadi selama kehamilan. Kekurangan kadar hemoglobin pada ibu
hamil salah satunya adalah anemia. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah
kesehatan utama di negara berkembang, ratarata kematian yang disebabkan
anemia di Asia diperkirakan 72,6%. (Brabin, 2001). Anemia mengakibatkan
reduksi kapasitas darah untuk membawa oksigen sehingga kapasitas berkurang,
jantung berusaha mengompesasi dengan meningkatkan beban jantung dan fungsi
ventrikel (Lowdermilk, 2013). Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator untuk mengukur derajat kesehatan perempuan. Untuk mengukur tingkat
kematian ibu saat ini merupakan masalah kesehatan utama yang menarik
perhatian dari berbagai sektor (Chowdhury, 2009).
1.2 Rumusan masalah
a. Apakah yang dimaksud dari Konsep Pendidikan kesehatan pada ibu Hamil?
b. Apa yang dimaksud dengan Kehamilan risiko tinggi dan penapisannya?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Konsep Pendidikan kesehatan pada ibu Hamil
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kehamilan risiko tinggi dan
penapisannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Kesehatan pada ibu Hamil dan Bersalin


A. Pengertian
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari bidan
bisa setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan tenang. Serta siap
menghadapi persalinan.
Pendidikan kesehatan pada ibu bersalin untuk meningkatkan kesadaran
dan kemampuan hidup sehat bagi ibu yang akan menghadapi persalinan agar
terwujud derajad kesehatan yang optimal.Diharapkan dengan penyuluhan dan
informasi dari bidan dapat membuat ibu bersalin dapat menjalani persalinannya
dengan tenang.
Peristiwa kelahiran bukan hanya merupakan proses murni fisiologis
belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai dengan komponen-komponen fisiologis.
Tetapi ada perbedaan yang dialami oleh ibu yang satu dengan yang lainnya.
Pengalaman di masyarakat, ada ibu-ibu yang sangat muda melahirkan bayinya,
dan ada juga ibu-ibu yang sangat suka melahirkan bayinya, yang kadang-kadang
sampai mengalami keadaan abnormal seperti operasi.
Untuk itulah perlu dilakukannya Pendidikan kesehatan pada ibu
bersalin yaitu untuk mengantisipasi perasaan cemas pada ibu dalam menghadapi
persalinan.Dilihat secara konsep Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk
mempengaruhi atau mengajak orang lain baik individu, kelompok atau
masyarakat,agar melaksanakan prilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional
pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau
meningkatkan pengetahuan, sikap, san praktek masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

B. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil


            Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk

2
pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga kesehatan
sebaiknya melakukan upaya untuk memPendidikankan tentang kebutuhan nutrisi
ibu hamil tersebut.
1.    Jenis-jenis makanan:
a.    Makanan pokok : karbohidrat sebagai sumber energi
b.    Makanan pembangun : protein untuk tumbang janin
c.    Makanan pelengkap : vitamin dan mineral
d.   Makanan penunjang : lemak
2.    Tambahan gizi yang diperlukan ibu hamil adalah :
a.    Protein : dari 6 gr/hari menjadi 10 gr/hari
b.    Energi / kalori : yang dapat diperolieh dari karbohidrat dan lemak
c.    Vitamin : sebagai pengatur dan pelindung
        Penambahan tersebut diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan janin, persiapan persalinan dan untuk melakukan aktivitas.
Penambahan ini pada trimester pertama belum diperlukan, tetapi pada trimester
dua dan tiga dibutuhkan penambahan nutrisi karena terjadi pertumbuhan dan
perkembangan janin yang cepat.
3.    Tiga jenis makanan yang penting setiap hari dikonsumsi ibu hamil :
a. Zat besi : Untuk mencegah anemia sehingga tidak akan terjadi BBLR,
perdarahan,dll
b.  Kalsium : Untuk pertumbuhan tulang
c. Yodium : Untuk mencegah pembesaran kelenjar gondok pada ibu,
perkembangan lambat sehingga akan terjadi retardasi mental, cebol.
4.    Perubahan yang perlu dipahami ibu hamil :
a.    Tahap I (2 minggu setelah konsumsi)
Gizi yang diperlukan seperti biasa harus terpenuhi, tapi belum
membutuhkan penambahan
b.    Tahap II (minggu ke 2 - minggu ke 8)
Sudah dibutuhkan nutrisi karena pada tahap ini sudah terbentuk jaringan-
jaringan dan organ-organ tubuh janin
c.    Tahap III (minggu ke 8 – lahir)
Untuk persiapan persalinan, laktasi dan kesempurnaan janin

C.  Istirahat

3
  Istirahat bagi ibu hamil untuk meringankan urat syaraf atau mengurangi
aktivitas otot. Wanita hamil butuh istirahat yang cukup, wanita hamil dianjurkan
untuk tidur siang karena udara panas mudah membuat merasa lebih baikan bila
cukup banyak istirahat.
Releksasi tubuh yang sempurna mengatasi ketegangan fisik dan psikis
selama hamil terutama pada saat melahirkan. Releksasi sangat berguna juga bagi
kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
Agar ibu hamil dapat melakukan istirahat yang benar, maka ia perlu
mengetahui bagaimana cara penyegaran tubuh dan sehat yaitu : pertama angkat
tangan, kemudian turunkan, sekali lagi angkat kemudian tarik nafas dan
hembuskan, lakukan dengan santai.
1.    Kegunaan istirahat adalah :
a.    Untuk melepaskan lelah
b.    Memberikan kesempatan pada tubuh untuk membentuk kegiatan baru
c.    Menambah kesegaran untuk melakukan pekerjaan
2.    Cara tidur yang nyaman
             Pertama-tama ibu hamil duduk perlahan, topanglah tubuh dengan tangan
kanan. Kemudian sedikit miringkan badan ke kanan, tangan kiri menyilang ikut
menopang tubuh ibu perlahan-lahan, kemudian ibu hamil bisa tidur dengan
telentang.
             Begitu juga saat bangun, terlebuh dahulu miringkan tubuh ke kanan,
topanglah tubuh dengan tangan kanan. Bangunlah perlahan-lahan dan kemydian
ibu hamil bisa duduk kembali. Kalau perut ibu semakin besar akan sulit untuk
tidur dengan posisi telentang maupun sebaliknya. Untuk itu ibu merasa tidur
dengan posisi miring ke kiri.

D.  Kebutuhan Pakaian
Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi kriteria sebagai berikut
:
1.    Nyaman : pakaian sebaiknya tidak ada penekanan-penekanan pada bagian
tertentu sehingga ibu tidak dapat bebas bergerak
2.  Longgar : bukan berarti pakai baju yang terlalu besar, tapi yang dapat bergerak
bebas
3.  Tidak tebal : pakaian tebal akan menimbulkan rasa panas dan keluarnya

4
keringat sehingga tidak bebas bergerak
4.    Menarik : enak dipandang mata
5.    Menyerap keringat : karena pada ibu hamil banyak keringat, maka dianjurkan
memakai pakaian yang menyerap keringat. Disini ditekankan pada bahan
dasarnya.

E.  Imunisasi
            Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan kematian
bayi karena tetanus. Ia juga dapat mencegah kematian ibu yang disebabkan oleh
tetanus.
            Menurut WHO seorang ibu tidak pernah diberikan imunisasi tetanus,
sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan ( I pada saat kunjungan antenatal I dan II
pada 2 minggu kemudian )
Jadwal pemberian suntikan tetanus adalah :
TT 1 selama kunjungan antenatal I
TT 2 → 4 minggu setelah TT 1
TT 3 → 6 minggu setelah TT 2
TT 4 → 1 tahun setelah TT 3
TT 5 → 1 tahun setelah TT 4
            Karena imunisasi ini sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya
mengetahui dan mendapat informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas
kesehatan harus berusaha program ini terlaksana maksimal dan cepat.

F.  Senam Hamil
             Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan
senam hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran
proses persalina, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan
ini merupakan bakal bagi calon ibu pada saat persalinan.
1.    Tujuan senam hamil adalah :
           Memberikan dorongan serta melatih jasmani dan rohani ibu secara
bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan tenang, sehingga proses
persalinan dapat berjalan lancar dan mudah,Membimbing wanita menuju suatu
persalinan yang fisiologis,Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan

5
proses persalinan,Cara memperoleh kontraksi dan relokasi yang
sempurna,Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan,Dapat mengatur
diri pada ketenangan
2.    Manfaat senam hamil secara teratur :
a.    Memperbaiki sirkulasi darah
b.    Mengurangi pembengkakan
c.    Memperbaiki keseimbangan otot
d.   Mengurangi kram / kejang pada kaki
e.    Menguatkan otot-otot perut
f.     Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan
3.    Syarat mengikuti senam hamil :
a.    Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter / bidan
b.    Lakukan latihan setelah kehamilan 22 minggu
c.    Lakukan latihan secara teratur dan disiplin
4.    Gerakan senam hamil ada 3 tahap :
a.    Kunjungan I ada 4 tahap
b.    Kunjungan II ada 7 tahap
c.    Kunjungan III gabungan kedua tahap tersebut
5.    Gerakan senam hamil pada kunjungan pertama :
a.    Senam untuk kaki
1)      Duduk di kursi dengan kaki dirapatkan dan telapak kaki ditaruh di
lantai
2)   Mengangkat jari-jari kaki secara perlahan lalu diturunkan, berguna
untuk memperkuat otot panggul dan punggung sehingga dapat
menopang tubuh ibu yang semakin besar
b.    Duduk di kursi, silangkan kaki kanan diatas kaki kiri
1)      Gerakkan ujung kaki perlahan-lahan ke atas dan turunkan,
berguna untuk otot pinggang dan panggul
c.    Senam duduk bersila
1)      Duduk bersila
2)      Letakkan kedua telapak tangan di atas lutut
3)      Tekan lutut ke bawah perlahan-lahan, berguna untuk mengurangi
kram kaki karena duduk terlalu lama
d.   Cara tidur yang nyaman

6
1)      Berbaring miring ke kiri dengan kaki ditekuk
6. Gerakan senam hamil pada kunjungan ke dua :
a. Senam posisi telentang
1)        Tidurlah telentang dan tekuk lutut sedikit, jangan terlalu lebar
dan arahkan telapak tangan kebawah dan berada di samping badan
2)        Angkat pinggang secara perlahan-lahan
b.    Senam posisi merangkak
1)        Badan dalam posisi merangkak
2)        Sambil menarik nafas angkat punggung ke atas dengan wajah
menghadap ke bawah, membentuk lingkaran sambil perlahan-lahan
mengangkat wajah, hembuslah nafas. Turunkan punggung kembali
perlahan
c.    Senam untuk lutut
1)        Tidur telentang tekuk kaki kanan, lutut kanan digerakkan
perlahan ke kanan, bergantian
d.   Senam dengan kedua lutut
1)        Senam telentang dengan kedua lutut ditekuk, kedua lutut
digerakkan kekiri dan kanan
e.    Gerakan untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan
1)        Tidur dengan posisi kaki ditekuk, urut perut dengan kedua
tangan dari bawah perut ke payudara
f.     Cara mengejan
1)        Posisi setengah duduk dan kaki direnggangkan
2)        Perlahan-lahan tarik nafas sebanyak 3x pada hitungan ke empat
tarik nafas dan tahan mengejan kearah pantat dan hembuskan
g.    Cara pernapasan saat melahirkan
1)        Dilakukan jika bidan mengatakan tidak usah mengejan lagi
2)        Letakkan kedua tangan di atas dada
3)        Buka mulut lebar-lebar bernapas pendek sambil mengatakan
hah..hah

G.       Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan


            Setiap wanita hamil menghadapi reaksi komplikasi yang bisa engancam
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali

7
kunjungan selama periode antenatal :
1.    1x kunjungan selama Trimester I (sebelum 14 mg)
2.    1x knujungan selama Trimester II (antara mg 14-28)
3.    2x kunjungan selama Trimester III (antara mg 28-36 dan sesuda mg 36)

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasai yang
sangat penting. Tabel di bawah ini memberikan garis-garis besarnya :

Kunjugan Waktu Informasi Penting


TM I Sebelum mg Membangun hubungan saling percaya antara petugas
ke-14 kesehatan dengan ibu hamil
Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan spt tetanus
neonaturum, anemia kekurangan zat besi,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan
untuk menghadapi komplikasi
Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan
kebersihan dan sebagainya)
TM II Sebelum mg Sama seperti di atas ditambah kewaspadaan khusus
ke-28 mangenai preeklamsia (tanya ibu tentang gejala-
gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi
oedema periksa untuk mengetahui proteinuria)
TM III Antara mg ke Sama seperti di atas ditambah palpasi abdominal
28-36 untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
TM III Setelah mg ke- Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi
36 yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di Rumah Sakit
        Ibu hamil tersebut harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bilamana ia
merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir.

H. Tanda-tanda Dini Bahaya / Komplikasi pada Kehamilan Muda


1.    Perdarahan Pervaginam
a.    Abortus

8
             Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum usia kehamialan 22minggu.
Jenis abortus :
1)   Abortus spontan
a)    Abortus imminens
Tanda / gejala :  perdarahan sedikit, nyeri abdomen
Penanganan     : tirah baring, jangan melakukan aktifitas fisik
berlebihan, hubungan sex dihentikan sementara, jika perdarahan
berhenti lakukan ANC, jika perdarahan berlangsung nilai kondisi
janin / USG
b)    Abortus insipiens
Tanda / gejala :   perdarahan banyak, nyeri karena kontraksi uterus
kuat, ada pembukaan, besarnya uterus sesuai dengan usia
kehamilan.
Penanganan    :  kuretase
c)    Abortus incomplete
Tanda / gejala : perdarahan banyak, ada pembukaan, ada teraba sisa
jaringan, uterus berkontraksi
Penanganan   : kuretase
d)   Abortus complete
Tanda / gejala : uterus lebih kecil dari usia kehamilan, perdarahan
sedikit tapi nyeri perut bagian bawah, telah terjadi
pengeluaran hasil konsepsi, perdarahan akan berhenti 10
hari bila berlanjut menjadi endometritis
Penanganan : tidak perlu evaluasi lagi, observasi untuk melihat adanya
perdarahan, pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu.
2)   Abortus provokatus
Abortus medisinalis : melihat adanya komplikasi pada ibu
Abortus kriminalis : disengaja dengan alat dan obat
3)   Abortus septik : adanya komplikasi pada ibu
4)   Missed abortion
Apabila janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2
bulan atau lebih.
Tanda           : rahim semakin mengecil, buah dada mengecil kembali,
amenorrhoe berlangsung terus

9
Penanganan : di Rumah Sakit

b.    Kehamilan Mola
Patologi : sebagian dari vili berubah menjadi gelembung-gelembung berisi
cairan jernih
Tanda dan gejala :
1.    Perdarahan sedang banyak
2.    Serviks terbuka
3.    Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
4.    Hyperemesis lebih lama
5.    Kram perut bagian bawah
6.    Tidak ada tanda-tanda adanya janin
7.    Keluar jaringan seperti anggur
Penanganan : Segera dikeluarkan karena bernahaya.

c.    Kehamilan Ektopik
            Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh  diluar endometrium kavum uteri.
Gejala : amenorhoe, nyeri perut, perdarahan pervaginam sedikit, syok
karena hypovolemia, nyeru palpasi dan nyeri pada toucher, tumor dalam rongga
panggul, gangguan kencing, Hb menurun.

2.    Hyperemesis Gravidarum
Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil.
a.    Ringan
Tanda / gejala :
1)   Mual muntah terus menerus
2) Penderita lemah, tidak mau makan, BB menurun, tekanan darak
menurun
3)   Nadi cepat ≥100x/menit
4)   Nafas agak cepat
5)   Nyeri epigastrium, bibir dan lidah kering
6)   Turgor kulit menurun
Penanganan : rawat jalan dengan diet sering ngemil, minum vitamin B6,

10
tinggi karbohidrat rendah lemak.
b.    Sedang
Tanda / gejala :
1)   Mual muntah yang hebat
2)   Lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek
3)   Lidah kering dan kotor, nafas bau aseton
4)   Nadi kecil dan cepat, suhu naik, tekanan darah & BB menurun
5)   Dehidrasi, ikterus ringan, mata cekung.
c.    Berat
Tanda / gejala :
1)   KU jelek
2)   Kesadaran menurun
3)   Nadi kecil, halus dan cepat
4)   Dehidrasi berat, ikterus
5)   Suhu badan meningkat, TD & BB turun
3.    Nyeri Perut Bagian Bawah
→ Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang
Diagnosis nyeri perut bagian bawah :
a.    Kista ovarium
Gejala dan tanda : nyeri perut, tumor adreksa pada PD, rasa tumor di
perut bawah, perdarahan vaginal ringan
b.    Apendisitis : radang umbai cacing usus buntu
Gejala : nyeri perut bawah, demam, nyeri lepas
c.    Sintitis : disuria, sering berkemih, nyeri perut
d.   Pielonefritis : infeksi akut saluran kemih dengan gejala disuria, demam
tinggi, sering berkemih, nyeri perut
e.    Peritronitis : radang selaput perut dalam rongga panggul, dengan gejala
demam, nyeri perut bawah, bising usus negatif
f.  Kehamilan ektopik : tandanya nyeri perut, ada perdarahan sedikit,
serviks tertutup, uterus sedikit besar dan lunak

I.  Tanda-tanda Dini Bahaya / Komplikasi Ibu dan Janin pada


KehamilanLanjut
1.    Perdarahan Pervaginaan

11
             Disebut juga PerdarahanAntepartum, yaitu perdarahan yang terjadi
setelah kehamilan 28 minggu (TM III), biasanya lebih banyak dan lebih
berbahaya dari perdarahan kehamilan sebelum 20 minggu.
Pada TM III perdarahan disebabkan oleh :
a.    Placenta Previa
Adalah Placenta yang implantasi disekitar segmen-segmen bawah rahim,
sehingga dapat menutupi sebagian / seluruh pembukaan jalan lahir.
Penyebabnya :
1)   Keadaan endometrium kurang baik
2)   Myoma Uteri
3)   Curretase berulang-ulang

Pembagian Plasenta Previa :


totalis (seluruhnya), marginalis (pinggir), parsialis (sebagian)
Gejala dan tanda :
1)   Perdarahan tanpa nyeri
2)   Paerdarahan berulang-ulang
3)   Kepala anak Sangay tinggi
4)   Sering terjadi kelainan letal
5)   Pada PD terasa jaringan
6)   Darah berwarna merah sejajar dengan bekuan (terjadi pembukaan
pembuluh darah)
7)   Dapat terjadi estela miksi dan defekasi, aktifitas fisisk kontraksi, brakston
hicks, koitus.
Penanganan :
→ Bidan yang menghadapi plasenta previa dapat mengambil sikap dengan
melakukan rujukan ke tempat pertolongan yang mempunyai fasilitas cukup
b.    Solusio Placenta
→ Terlepasnya placenta sebelum waktunya dengan implantasi pada
kehamilan TM III
Etiologi :
→ Hypertensi, tali pusat pendek, trauma, tekanan rahim membesar pada vena
cava inferior, hydramnion gemelli, MP, usia lanjut. Defisiensi asam folik.
Tanda-tanda :

12
1)   Perdarahan disertai nyeri
2)   Perdarahan segar disusul dengan partus
3)   Warna darah merah kehitaman
4)   Palpasi sukar karena rahim keras
5)   Fundus uteri makin lama makin naik
6)   Bunyi jantung biasanya tidak ada
7)   Pada PD teraba ketuban yang tegang terus menerus.
2.    Sakit Kepala yang hebat, Penglihatan Kabur, Bengkak pada Wajah &
Tangan
a.    Hypertensi
Tanda :
1)   Tekanan Darah 140/90 mmHg
2)   Sistolik meningkat 30 mmHg dan Diastolik meningkat 15 mmHg
b.   Preeklamsia
→ Penyakit kehamilan yang disebabkan oleh kehamilan itu sendiri
Klasifikasi :
1)   Preeklamsia ringan
Tanda : TD 140/90 mmHg, oedema kaki, jari tangan &
muka/kenaikan BB 1 Kg atau lebih perminggu, protein urin +1 atau +2 pada
urin kateter
2)   Preeklamsia berat
Tanda : TD 160/110 mmHg atau lebih, protein urin 5 gr atau lebih perliter,
oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc/24 jam
Keluhan subjektif :
→ Nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, oedema paru dan
sianosis, gangguan kesadaran
Pencegahan :
1)   Pemeriksaan antenatal yang teratur
2)   Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklamsi kalau
ada faktor-faktor predisposisi
3)   Berikan penjelasan tentang menfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta
pentingnya mengatur diet rendah garam.
c.    Eklamsia
→ Kelanjutan preeklamsia berat menjadi eklamsi dengan tambahan gejala

13
kejang-kejang / koma.
Kejang-kejang pada eklamsi terdiri dari tingakat :
1)   Stadium invasi awal
a)    Berlangsung 30 – 35 detik
b)   Tangan dan kelopak mata bergetar
c)    Mata terbuka dengan pandangan kosong
d)   Kepala diputar ke kiri/ke kanan
2)   Stadium kejang kronik
a)    Seluruh otot badan menjadi kaku,wajah kaku
b)   Tangan menggenggam dan kaki membengkak kedalam
c)    Pernafasan terhenti
d)   Muka mulai kelihatan sianosis
e)    Lidah dapat tergigit
f)    Mata melotot
g)   Muka kelihatan kongesti dan sianosis
h)   Stadium ini berlangsung kirr – kira 20 – 30 detik
3)   Stadium kejang kronik
a)    Semua otot bekerja berulang – ulang dalam waktu cepat
b)   Mulut terbuka dan menutup
c)    Keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit
d)   Mata melotot
e)    Muka kelihatan kongesti dan sianosis
f)    Berlangsung selama 1 – 2 menit
4)   Stadium koma
a)    Lamanya ketidaksadaran (koma) itu berlangsung selama beberapa menit
sampai berjam – jam
b)   Selama serangan TD meningkat
c)    Nadi cepat
d)   Suhu naik sampai 40 derajat celcius
Penanganan :
→ Menghindari tejadinya kejang berulang, mengurangi koma, meningkatkan
jumlah di uresis.
3.    Keluarnya Cairan Pervaginam
a.    KPD

14
→ Pecahnya ketuban sebelum inpartu bila pembukaan pada PP <>
Etiologi :
→ Belum jelas sehingga preventif tidak dapat dilakukan. Oleh karena
itu menganjurkan ibu menjaga kebersihannya terutama bagi perineum
Patogenesis :
1)   Selaput ketuban terlalu tipis
2)   Infeksi
3) Faktor predisporsi : MP, malposisi, disproporsi (ketidakseimbangan antara
panggul dengan janin), servix incompeten
4)   KPD artifisial
Gejala dan tanda :
1)   Keluarnya cairan ketuban
2)   Ketuban pecah tiba-tiba
3)   Cairan tampak di introitus
4)   Tidak ada His dalam 1 jam
Penanganan : rujuk
b.   Amnionitis
Gejala dan tanda :
1)   Cairan vagina berbau
2)   Demam menggigil
3)   Nyeri perut, uterus nyeri
4)   Nadi cepat
5)   Perdarahan pervaginam sedikit-sedikit
c.    Vaginitis
Gejala dan tanda :
1)   Cairan vagina berbau
2)   Tidak ada riwayat KPD
3)   Gatal, keputihan, nyeri perut
4)   Disuria
4.    Gerak Janin tidak Terasa
→ Ibu tidak merasakan lagi gerakan janin pada usia kehamilan 22
minggu atau selama persalinan.
a.    Gawat janin
1)   Gerakan janin tidak ada

15
2)   DJJ abnormal (<> 100/menit)
3)   Cairan ketuban bercampur mekonium
b.    Kematian janin
→ Kematian hasil konsepsi yang masih berada dalam uteri tanpa
memandang umur kehamilannya.
Sebab-sebab kematian janin :
1)   Toxemia gravidarum
2)   Penyakit infeksi
3)   Kelainan bawaan yang berat
Gejala :
1)   DJJ tidak terdengar lagi
2)   Rahim tidak membesar
3)   Fundus uteri makin turun
4)   Pergeseran anak tidak teraba lagi
5)   Palpasi tidak jelas
Penanganan / penatalaksanaan :
1)   Meningkatkan ANC
2)   Perbaikan teknik resusitasi
3)   Meningkatkan pemeriksaan kesehatan
4)   Mengatasi bentuk infeksi perinatal
5.    Nyeri Perut yang Hebat
→ Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan . 22 minggu
a.    Ruptura uteri
Cara terjadinya :
1)   Ruptur uteri spontan
a)    Terjadi spontan dan sebagian besar pada persalinan
b)   Terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulkan
ketegangan segmen bawah rahim yang berlebihan
2)   Ruptur uteri traumatik
a)    Terjadi pada persalinan
b)   Timbulnya ruptur uteri, karena tindakan seperti ekstraksi, forsep, vakum
3)   Ruptur uteri pada bekas luka uterus
a)    Terjadinya spontan
b)   Bekas SC

16
c)    Bekas operasi pada uterus
Gejala-gejala :
1)   Nyeri yang hebat
2)   Terjadi robekan dalam perutnya
3)   Akibat ruptur menimbulkan : syok dengan nadi cepat, kecil, pernafasan
cepat dan pendek, TD menurun, tampak anemis
4)   Palpasi abdomen dapat dirasakan : janin dibawah dinding rahim, perut
terasa sakit, sangat nyeri, teraba uterus yang berkontraksi
5)   Setelah terjadi infeksi dapat menjadi terasa nyeri, suhu meningkat
6)   Pada PD dijumpai : bagian terendah mudah didorong ke atas, terdapat
perdarahan melalui vagina, dapat diraba tempat robekan pada dinding uterus.

J.     Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi


            Persiapan persalinan yaitu rencana tindakan yang dibuat oleh ibu,
anggota keluarga dan bidan
Komponen rencana persalinan :
1.    Membuat rencana persalinan
            Berupa tempat bersalin, tenaga kesehatan yang terlatih, bagaimana
berhubungan dengan tenaga kesehatan, yransportasi, teman dalam persalinan,
serta biaya untuk persalina
2.    Rencana pembuat keputusan
            Disini dibicarakan siapa yang bertindak sebagai pengambil keputusan
utama, pembuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada.
3.    Mempersiapkan sistem transpor
            Dimana tempat bersalin, cara menjangkau tingkat asuhan lebih lanjut,
fasilitas kesehatan untuk merujuk, mendapatkan dana, dan persiapan donor darah
4.    Membuat rencana atau pola menabung
            Anjurkan keluarga menabung, sehingga jika diperlukan dapat diambil
langsung, bidan bekerjasama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat
5.    Mempersiapkan barang-barang untuk persalinan
Berupa pakaian ibu dan palaian bayi

K.    Persiapan Laktasi
            Payudara adalah sumber ASI yang merupakan makanan utama bagi

17
bayi yang perlu diperhatikan dalam persiapan laktasi adalah :
1.    Bra harus sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya menyokong
payudara dari bawah, bukan menekan dari depan.
2.    Sebaliknya ibu hamil masuk dalam kelas ”bimbingan persiapan
menyusui”
3.    Penyuluhan (audio-visual) tentang :
a.    Keunggulan ASI dan kerugian susu botol
b.    Manfaat rawat gabung
c.    Perawatan bayi
d.   Gizo ibu hamil dan menyusui
e.    Keluarga berencana,dll
4.    Dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi persalinan dan
keyakinan dalam keberhasilan menyusui
5.    Pelayanan pemeriksaan payudara dan senam hamil
            Persiapan psikologis untuk ibu menyusui berupa sikap ibu
dipengaruhi oleh faktor-faktor :
1.    Adat istiadat / kebiasaan / kebiasaan menyusui di daerah masing-masing
2.    Pengalaman menyusui sebelumnya / pengalaman menyusui dalam
keluarga / tidak
3.    Pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan yang diinginkan atau tidak
4.    Dukungan dari tenaga kesehatan, teman atau kerabat dekat.
            Langkah-langkah yang harus diambil dalam mempersiapkan ibu
secara kejiwaan untuk menyusui adalah :
1.    Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses
dalam menyusui bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui
adalah proses alamiah yang hampir semua ibu berhasil menjalaninnya. Bila ada
masalah, petugas kesehatan akan menolong dengan senang hati
2.    Keyakinan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu botol / formula
3.    Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai
pengalaman menyusui sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain
4.    Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam
keluarga, ibu harus dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayinya,
sehingga perlu adanya pembagian tugas dalam keluarga
5.    Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan tenaga kesehatan

18
harus dapat memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu
sehingga keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang
dihadapinya.

L. Dukungan Psikologis
Lingkup psikologis meliputi:
1.    Support keluarga
2.    support tenaga kesehatan
3.    rasa aman dan nyaman
4.    Persiapan menjadi orang tua, dan persiapan sibling.
            Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap
pola kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang
dan empati) pada wanita hamil dan aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber
daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri
dan asuhan kebidanan). Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh suami bersama
keluarga ibu atau bidan sebagai tenaga kesehatan melalui Pendidikan kesehatan.
            Pada ibu yang primipara, kehamilan merupakan suatu pengalaman
yang baru. Sehingga ibu tersebut memerlukan suatu informasi yang berhubungan
dengan kehamilannya. Bagi petugas kesehatan berkewajiban menyampaikan
informasi-informasi yang diperlukan oleh ibu. Sehingga ibu dapat memahami
keadaaannya dan dapat melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya

2.2 Kehamilan Risiko Tinggi


A. Pengertian
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada
janin dalam kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan,
ketidak nyamanan dan ketidak puasan. Dengan demikian untuk mengahadapi
kehamilan atau janin risiko tinggi harus diambil sikap proaktif, berencana dengan
upaya promotif dan preventif. Sampai pada waktunya, harus diambil sikap tepat
dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya dipilih ibunya saja.
Keadaan yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu secara tidak langsung
disebut sebagai faktor risiko, semakin banyak faktor risiko yang ditemukan pada
kehamilan maka semakin tinggi pula risikonya.Komplikasi pada saat kehamilan

19
dapat dikategorikan dalam risiko kehamilan, sebanyak 90% penyebab kematian
terjadi karena komplikasi obstetric yang tidak terduga saat kehamilan, saat
persalinan atau pasca persalinan dan 15% kehamilan diperkirakan berisiko tinggi
dan dapat membahayakan ibu dan janin.

B. Kriteria Kehamilan Berisiko


Kehamilan berisiko terbagi menjadi tiga kriteria yang dituangkan
dalam bentuk angka atau skor. Angka bulat yang digunakan dalam penilaian yaitu
2, 4 dan 8 pada setiap variabel dan kemudian dijumlahkan menjadi total skor
akhir. Berdasarkan total skor kehamilan berisiko dibedakan menjadi:
a.Kehamilan Risiko Rendah (KRR)
Kehamilan risiko rendah dimana ibu seluruh ibu hamil berisiko
terhadap kehamilanya untuk ibu hamil dengan kehamilan risiko rendah
jumlah skor 2 yaitu tanpa adanya masalah atau faktor risiko. Persalinan
dengan kehamilan risiko rendah dalam dilakukan secara normal dengan
keadaan ibu dan bayi sehat, tidak dirujuk dan dapat ditolong oleh bidan.
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)
Kehamilan risiko tinggi dengan jumlah skor 6 - 10, adanya satu atau
lebih penyebab masalah pada kehamilan, baik dari pihak ibu maupun bayi
dalam kandungan yang memberi dampak kurang menguntungkan baik bagi
ibu atau calon bayi. Kategori KRT memiliki risiko kegawatan tetapi tidak
darurat.
c. Kehamilan Risko Sangat Tinggi (KRST)
Kehamilan risiko sangat tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12. Ibu
hamil dengan dua atau lebih faktor risiko meningkat dan memerlukan
ketepatan waktu dalam melakukan tidakan rujukan serta pertolongan
persalinan yang memadai di Rumah Sakit ditantangani oleh Dokter
spesialis.19 Hasil penelitian menunjukan bahwa KRST merupakan kelompok
risiko terbanyak penyebab kematian maternal

C. Pengelompokan faktor risiko tinggi kehamilan


a. Faktor risiko tinggi menjelang kehamilan. Faktor genetika yaitu faktor
keturunan dan faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh pendidikan dan
sosial.

20
b. Faktor risiko tinggi yang bekerja selama hamil atau keadaan yang dapat
merangsang kehamilan.Kebiasaan ibu seperti merokok, minum minuman
alkohol, kecanduan obat dll. Penyakit yang mempengaruhi kehamilan
misalnya hipertensi gestasional, toksemia gravidarum.
c. Faktor risiko saat persalinan
d. Faktor risiko pada neonatus.

D. Batasan Faktor Risiko


a. Ada Potensi Gawat Obstetri (APGO)
merupakan banyak faktor atau kriteria – kriteria risiko kehamilan. Ibu hamil
primi muda, primi tua, primi tua sekunder, anak terkecil ≤ 2 tahun, Tinggi Badan
(TB) ≤ 145 cm, riwayat penyakit, kehamilan hidramnion dan riwayat tindakan ini
merupakan faktor fisik pertama yang menyebabkan ibu hamil berisiko.
1) Primi muda ibu yang hamil pertama kali pada usia ≤ 16 tahun, dimana pada
usia tersebut reproduksi belum siap dalam menerima kehamilan kondisi rahim
dan panggul yang masih kecil, akibat dari ini janin mengalami gangguan. Disisi
lain mental ibu belum siap menerima kehamilan dan persalinan. Bahaya yang
terjadi jika usia terlalu muda yaitu premature, perdarahan anterpartum,
perdarahan post partum. Hasil penelitian disalah satu Rumah Sakit, ibu hamil
yang dikategorikan dalam primi muda sangat rendah yakni hanya mencapai angka
1,7%.22 Faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi
persalinan adalah ibu yang berumur < 20 tahun.
2) Primi tua
a) Lama perkawinan ibu ≥ 4 tahun dan mengalami kehamilan pertama setelah
masa pernikahan dan pasangan tidak mengguanakan alat kontrasepsi KB.
b) Pada umur ibu ≥ 35 tahun dan mengalami kehamilan. Usia tersebut
dikategorikan usia tua, ibu dengan usia tersebut mudah terserang penyakit,
kemungkinan mengalami kecacatan untuk bayinya dan Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR), cacat bawaan sedangkan komplikasi yang dialami oleh ibu
berupa pre-eklamsi, mola hidatidosa, abortus.19 Menurut hasil penelitian usia
≥ 35 tahun kemungkinan 2,954 kali mengalami komplikasi persalinan
3) Primi tua sekunder, ibu yang mengalami kehamilan dengan jarak
persalinan sebelumnya adalah ≥ 10 tahun. Dalam hal ini ibu tersebut seolah
menghadapi kehamilan yang pertama lagi. Kehamilan dapat terjadi pada ibu

21
yang mempunyai riwayat anak pertama mati atau ibu yang mempunyai anak
terkecil hidup berumur 10 tahun, serta pada ibu yang tidak menggunakan KB.
4) Anak terkecil ≤ 2 tahun, ibu yang mempunyai anak pertama terkecil ≤ 2
tahun namun tersebut telah mengalami kehamilan berikutnya. Jarak
kehamilan ≤ 2 tahun kondisi rahim belum kembali seperti semula selain itu
ibu masih dalam proses menyusui. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu
perdarahan setelah bayi lahir, bayi lahir namun belum cukup umur sehingga
menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) < 2.500.25 Jarak
kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5 tahun mempunyai kemungkinan 1,25 kali
mengalami komplikasi persalinan, ibu hamil yang pemeriksaan kehamilannya
kurang kemungkinan mengalami 0,396 kali komplikasi pada saat persalinan,
ibu dengan deteksi dini kehamilan risiko tinggi kategori kurang kemungkinan
0,057 kali mengalami komplikasi persalinan.
5) Multigrande yaitu Ibu yang pernah mengalami persalinan sebanyak 4 kali
atau lebih, komplikasi yang mungkin terjadi seperti anemia, kurang gizi, dan
kekendoran pada dinding rahim. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
kelainan letak janin, persalinan lama, perdarahan pasca persalinan, dan rahim
robek pada kelainan letak lintang.Sedangkan grandemultipara adalah ibu
yang pernah melahirkan lebih dari 6 kali atau lebih baik bayi dalam keadaan
hidup atau mati.
6) Usia ibu hamil 35 tahun atau lebih . ibu hamil pada usia ini dapat
menglami komplikasi seperti Ketuban Pecah Dini (KPD), hipertensi, partus
lama, partus macet dan perdarahan post partum. Komplikasi tersebut
mungkin dialami oleh ibu hamil pada usia tersebut dikarenakan organ jalan
lahir sudah tidak lentur dan memungkinkan mengalami penyakit.19 Kejadian
kehamilan risiko tinggi dipengaruhi oleh umur dan paritas. Kehamilan resiko
tiinggi mayoritas berumur ≥ 35 tahun dan terjadi pada grandemultipara.
menurut hasil penelitian di Kota Yogyakarta faktor resiko ibu hamil di adalah
anemia (33.1%), usia yang terlalu muda dan tua (24.7%), Lila<23.5 (21.7%),
grandemultigravida (9%), tinggi badan kurang dari 145 cm (7.2%), riwayat
abortus lebih dari sekali (4.2%).
7) Tinggi Badan (TB) 145 cm atau kurang komplikasi yang mungki terjadi
yaitu ukuran panggul ibu sebagai jalan lahir sempit namun ukuran kepala
janin tidak besar atau ketidak sesuaian antara janin dan jalan lahir.

22
Kemungkinan ukuran panggul ibu normal, sedangkan ukuran kepala janin
besar. Komplikasi yang terjadi yaitu BBLR, prematur, bayi mati dalam
kandungan (IUFD).
8) Ibu hamil dengan riwayat obstetric jelek dengan kondisi: Ibu hamil kedua
dimana kehamilan pertama mengalami keguguran,meninggal di dalam
kandungan, lahir dalam keadaan belum cukup umur, lahir mati, dan lahir
hidup kemudian mati pada usia ≤ 7 hari, kehamilan sebelumnya pernah
keguguran sebanyak ≥ 2 kali. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan
kehamilan dan meninggalnya janin dalam kandungan pada ibu adalah adanya
penyakit seperti ; diabetes mellitus, radang saluran kencing, dan lain-lain.
9) Persalinan yang lalu dengan tindakan Persalinan ditolong oleh alat bantu
seperti: cunam/forcep/vakum, uri manual (manual plasenta), pemberian
infus / tranfusi pada saatproses persalinan dan operasi sectio caesars pada
persalinan.
b. Ada Gawat Obstetri tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
Beberapa penyakit ibu hamil yang dikategorikan sebagai gawat obstetri yaitu:
anemia, malaria pada ibu hamil, penyakit TBC, payah jantung, diabetes
militus, HIV/AIDS, toksoplasmosis.
1) Pre-eklamsia ringan, tiga gejala preeklamsi yaitu oedema pada muka,
kaki dan tungkai, hipertensi dan urin protein positif. Komplikasi yang dapat
terjadi seperti kejang, IUFD, dan IUGR.
2) Kehamilan kembar (gemeli) dengan jumlah janin 2 atau lebih.
Komplikasi yang terjadi seperti hemoroid, prematur, BBLR, perdarahan
antepartum.
3) Hidramnion atau kelebihan jumlah air ketuban dari normalnya (> 2
liter).19 Faktor yang mempengaruihi hidramnion adalah penyakit jantung,
spina bifida, nefritis, aomali kongenital pada anak, dan hidrosefalus.
4) Intra Uteri Fetal Deat (IUFD) dengan tanda-tanda gerakan janin tidak
terasa lagi dalam 12 jam, perut dan payudara mengecil, tidak terdengar
denyut jantung.
5) Hamil serotinus usia kehamilannya ≥ 42 minggu. Pada usia tersebut
fungsi dari jaringan uri dan pembuluh darah akan menurun. Maka akan
menyebabkan ukuran janin menjadi kecil, kulitnya mengkerut, berat badan
bayi saat lahir akan rendah, dan kemungkinan janin akan mati mendadak

23
dalam kandungan dapat terjadi.
6) Letak sungsang keadaan dimana letak kepala janin dalam rahim berada
di atas dan kaki janin di bawah. Kondisi ini dapat menyebabkan bayi sulit
bernapas sehinga menyebabkan kematian dan letak lintang. Letak janin dalam
rahim pada usia kehamilan 8 sampai 9 bulan melintang, dimana kepala berada
di samping kanan atau kiri ibu. Bayi yang mengalami letak lintang tidak bisa
melahirkan secara normal kecuali dengan alat bantu. Bahaya yang dapat
terjadi apabila persalinan tidak dilakukan dan ditangani secara benar dapat
terjadi robekan pada rahim ibu dan ibu dapat mengalami perdarahan, infeksi,
syok, dan jika fatal dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janin.
b. Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO Adanya ancaman nyawa ibu dan
bayi yaitu perdarahan antepartum, dan pre-eklasmi atau eklamsi.

E. Faktor penyebab terjadinya risiko tinggi


a. Faktor non medis Faktor non medis penyebab terjadinya kehamilan risiko
tinggi yaitu kemiskinan, ketidaktahuan, pendidikan rendah, adat istiadat, tradisi,
kepercayaan, status gizi, sosial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan,
kesadaran untuk memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan saranan
kesehatan yang serba kekurangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan, pendapatan ibu dan pemeriksaan Antenatal Care
(ANC) dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK). Terdapat hubungan
antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.
b. Faktor medis Penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan
plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit neonatus dan kelainan
genetik.

B. Pendapatan Keluarga
Salah satu parameter faktor ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh
dari keluarga. Pendapatan merupakan suatu tingkat penghasilan yang diperoleh
dari pekerjaan pokok dan sampingan dari keluarga. Pendapatan keluarga yang
memadai akan menunjang tingkat kesehatan ibu hamil. Hal ini disebabkan karena
biaya penghidupan yang tinggi sehingga ibu hamil harus menyediakan dana yang
diperlukan.
Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat

24
pada wilayah analisis.Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan
wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Sesuai
dengan keputusan Gubernur Jawa Tengah tentang UMK (Upah Minimum Kota)
atau UMR (Upah Minimum Regional).
Menurut Tinker dan Koblinsky (1994), timbulnya masalah gizi pada ibu hamil
dengan kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan sosial dari
ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
konsumsipangan, umur, paritas, dan sebagainya. Pengukuran lingkar lengan atas
(LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK)
Wanita Usia Subur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan
atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan status gizi Kurang Energi
Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran
LILA<23.5 cm (SKRT 2001). Deteksi KEK dengan ukuran LILA yang rendah
mencerminkan kekurangan energi dan protein dalam intake makanan sehari-hari
yang biasanya diiringi juga dengan kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi.

C. Pendidikan
Pendidikan adalah proses alamiah yang merupakan suatu proses
pengalaman atau informasi diperoleh dari hasil belajar yang terjadi pada setiap
manusia. Pendidkan diartikan suatu proses dalam mengembangkan kemampuan
sikap dan tingkah laku, diaman semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin
baik pula pengetahuanya.
Menurut UU RI No 20 tahun 2003, ditinjau dari sudut tingkatannya jalur
pendidikan sekolah dari: pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD),
Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan kejuruan
serta Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendidikan
tinggi meliputi akademi, institusi, sekolah tinggi dan universitas.

D. Antenatal Care (ANC)


Asuhan antenatal care merupakan serangkaian kegiatan pemantauan
kehamilan rutin yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.Kunjungan antenatal care

25
dilakukan sedini mungkin semenjak ibu hamil merasa dirinya hamil untuk
mencegah adanya komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi
dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai.Kunjungan antenatal
care bagi ibu hamil normal direkomendasikan untuk mendapat pelayanan
antenatal minimal empat kali kunjungan selama kehamilan.Satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester
ketiga.
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
kunjungan ibu hamil yaitu pengetahuan, sikap negatif. Peran bidan saat
kunjungan, kepercayaan dan dukungan dari keluarga. Dukungan dari petugas
kesehatan. Keterjangkauan. Media informasi dan penerapan standar.
1. Kunjungan Pertama (K1) Asuhan kehamilan kunjungan awalan (K1) adalah
kontak ibu hamil pertama kali dengan petugas kesehatan. Tujuannya yaitu untuk
mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan kesehatan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Kontak pertama kali oleh ibu hamil dengan tenaga
kesehatan harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya
sebelum minggu ke 8.46 Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat
pelayanan antenatal care oleh tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Angka kematian ibu yang masih tinggi dapat diturunkan dengan peran
ibu dalam melakukan kunjungan pertama (K1) yang berkaitan dalam
mewujudkan sasaran pembanguan kesehatan, segingga perlu terjalin hubungan
antara pemerintah dengan masyarakat.Cara yang tepat dalam mementukan tingkat
kesehatan ibu dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan uji skrining.
Adapun indikator yang digunakan sebagai standar pembanding sesuai kemajuan
kehamilan diantaranya adalah catatan dasar tentang tekanan darah, nilai darah,
urinalisis, dan data-data yang menunjang mengenai pertumbuhan serta
perkembangan janin. Standar minimal pelayanan antenatal dikenal sebagai 10 T
yang terdiri dari: Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
ukur lingkar lengan atas (LILA), ukur tinggu fundus uteri (TFU), penentuan letak
janin dan hitung denyut jantung janin (DJJ), pemberian imunisasi tetanus toksoid
(TT) lengkap, pemberian tablet zat besi minimal 120 hari selama kehamilan, tes

26
terhadap penyakit menular seksual HIV/AIDS dan malaria, temu wicara atau
konseling dan tata laksana.
2. Kunjungan Ke-4 (K4)
Asuhan kehamilan kunjungan ulang (K4) adalah kontak ibu hamil
dengan petugas kesehatan pada trimester III untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan atau pelayanan kesehatan sesuai dengan standar. Cakupan K4
berpengaruh terhadap deteksi dini kehamilan berisiko yang berarti semakin baik
cakupan K4 bidan maka semakin baik pula deteksi dini kehamilan berisiko tinggi
yang dilakukan oleh bidan. Kunjungan antenatal dapat dilakukan lebih dari empat
kali sesuai dengan kebutuhan ibu hamil seperti adanya keluhan, penyakit lainya
dan gangguan kehamilan dan kunjungan ini termasuk dalam K4. Menurut hasil
penelitian ada pengaruh antara cakupan K4 dengan deteksi dini risiko tinggi
kehamilan.Masalah kesehatan ibu selama kehamilan dapat dideteksi melalui
kunjungan K1 maupun K4, masalah kesehatan selama kehamilan yang
mempengaruhi ibu dan bayi biasanya disebabkan oleh komplikasi kehamilan itu
sendiri, kondisi yang memburuk selama kehamilan, dan efek gaya hidup tidak
sehat.

27
28
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
            Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi atau mengajak
orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat,agar melaksanakan prilaku
hidup sehat.
            Lingkup Pendidikan kesehatan terhadap ibu hamil meliputi Nutrisi,
Istirahat, Pakaian, Mobilisasi & Body mekanik, Exercise/senam hamil, Imunisasi,
Kunjungan pemeriksaan kehamilan, Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi pada
kehamilan muda dan lanjut. Juga diberikan Pendidikan kesehatan tentang
Persiapan persalinan dan kelahiran dan Persiapan laktasi. Lingkup psikologis
meliputi Support keluarga, support tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman
            Pendidikan kesehatan pada ibu melahirkan meliputi beberapa aspek yaitu:
Mengkaji Kesejahteraan Wanita Selama Persalinan, Prosedur Rutin, Nutrisi,
Tempat Melahirkan, Nyeri Persalinan, Memantau Janin Selama Persalinan,
Kebersihan.

B.  Saran
            Makalah ini kami buat agar mahasiswa mengetahui bagaimana melakukan
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil dan bersalin. Dalam makalah ini juga masih
banyak terdapat kesalahan, baik dalam penulisan maupun pemaparan materinya.
Saran dan kritik dari pembaca sangat kami butuhkan. 

29
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiati, Yuni ; Heni P.W ; dan Sujiyatini. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu
Hamil). Cetakan Keempat. Yogyakarta : Fitramaya.
Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Cetakan Pertama.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Sumarah ; Yani Widyastuti ; dan Nining Wiyati. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Cetakan Ketiga. Yogyakarta : Fitramaya.
Suryani, Eko ; Hesty Widyasih. 2010. Psikologi Ibu dan Anak. Cetakan V. Yogyakarta :
Fitramaya
Diposkan oleh Midwifery blog di 08.08

30

Anda mungkin juga menyukai