Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENELITIAN

TANGGAPAN SISWA SMAN 11 GARUT MENGENAI


PELECEHAN SEKSUAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata pelajaran Sosiologi
yang di ampu oleh :
Sri Nurliawaty, S.Pd.

Disusun oleh :
1. ARIF AL SHAUMA (04)
2. DESTIRA AZHARA (06)
3. FAJAR RIDWAN (09)
4. M. JORDAN A (18)
5. NADYA Z (23)
6. SOPIA SRI W (34)

XI IPS 3
SMAN 11 GARUT
TAHUN AJARAN 2019 / 2020
KABUPATEN GARUT
LEMBAR PENGESAHAN
TANGGAPAN SISWA SMAN 11 GARUT MENGENAI
PELECEHAN SEKSUAL

Disusun Oleh :
1. Destira Azhara (06)
2. Arif Al Shauma (04)
3. Fajar Ridwan (09)
4. M. Jordan A (18)
5. Nadya Zabillah (23)
6. Sopia Sri Winarti (34)
Kelas : XI IPS 3

Disetujui Oleh :

Guru Mata Pelajaran Wali Kelas

SRI NURLIAWATY, S.Pd. LIA YULIANI, S.Pd. M.Pd.

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan penelitian sebagai tugas dari mata pelajaran Sosiologi dengan judul
“TANGGAPAN SISWA SMAN 11 GARUT MENGENAI PELECEHAN SEKSUAL”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Sosiologi kami Bu Sri Nurliawaty, S.Pd yang telah membimbing kami dalam menulis laporan
penelitian ini.
Demikian, semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Garut, 11 Oktober 2019

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..6
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………… 6
C. Pembatasan Masalah………………………………………………….. 6
D. Perumusan Masalah…………………………………………………… 7
E. Tujuan Penelitian Secara Umum……………………………………… 7
F. Kegunaan Penelitian…………………………………………………... 7
BAB 2 PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS & PERUMUSAN
HIPOTESIS…………………………………………………………………. 8
A. Pengkajian Teori yang Dipergunakan……………………………….. 8
B. Perumusan Hipotesis………………………………………………… 9
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN……………………………………. 10
A. Tujuan Penelitian Secara Operasional………………………………... 10
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………… 10
C. Metode Penelitian…………………………………………………….. 10
D. Pendekatan Penelitian………………………………………………… 10
E. Jenis Penelitian……………………………………………………….. 10
BAB 4 HASIL PENELITIAN………………………………………………. 11
A. Variabel yang Diteliti………………………………………………… 11
B. Teknik Analisis………………………………………………………. 11
C. Hasil Analisis Data…………………………………………………… 11
D. Kesimpulan Pengujian Hipotesis…………………………………….. 17
BAB 5 KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………….. 19
B. Saran………………………………………………………………… 19
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kejahatan di dalam masyarakat semakin hari semakin beragam. Kejahatan jenis apapun
akan selalu terekspos oleh masyarakat dan pemerintah. Tentu kejahatan bukanlah persoalan
yang sederhana. Kejahatan sudah tentu merupakan hal yang negatif dan hal-hal negatif yang
terjadi dan tersebar di dalam masyarakat dapat meruntuhkan nilai-nilai budaya negara kita.
Hal tersebut tentunya juga akan mempengaruhi pola pikir dalam masyarakat. Banyak pihak
yang dirugikan dari tindak kejahatan apapun dan tentunya menimbulkan ketidaktenangan di
dalam masyarakat. Salah satu tindak kejahatan yang meresahkan masyarakat saat ini adalah
kejahatan terkait pelecehan seksual.

Pelecehan seksual saat ini sudah tidak mengenal identitas korban, begitu juga pelaku.
Akhir-akhir ini, korban pelecehan seksual tidak hanya perempuan, tetapi anak-anak, bahkan
juga laki-laki. Tidak peduli apa latar belakang korban, pelaku akan melakukan tindakan
pelecehan seksual kapanpun ada kesempatan. Pelaku tindak pelecehan seksual juga tidak
selalu berbeda jenis kelamin dengan korban, tidak hanya laki-laki terhadap perempuan atau
perempuan terhadap laki-laki, tetapi bisa dilakukan oleh sesama jenis.

Kasus pelecehan seksual di Indonesia cukup besar. Banyak korban pelecehan seksual tidak
melaporkan atau mengaku bahwa ia telah mengalami pelecehan seksual dikarenakan berbagai
alasan. Bebrapa korbanpun tidak merasa lebih baik setelah melaporkan tindak pelecehan
seksual yang terjadi, karena tindak pelecehan seksual juga dapat menyebabkan trauma yang
berkepanjangan. Kurangnya pendidikan seksual atau sex education terhadap warga Indonesia
merupakan salah satu sebab terjadinya pelecehan seksual.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifiksikan beberapa masalah yang
akan dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
a. Kurangnya Sex Education menjadi salah satu factor yang menyebabkan terjadinya
Pelecehan Seksual
b. Tidak hanya perempuan, tetapi laki-laki pun kian menjadi korban pelecehan seksual
c.Korban pelecehan seksual terhadap wanita tidak selalu diakibatkan karena kurangnya
menutupi aurat.
C. PEMBATASAN MASALAH
Mengingat pembahasan mengenai pelecehan seksual sangatlah luas, maka pada
pembahasan kali ini akan dibatasi seputar factor – factor yang mengakibatkan, kaitannya
dengan seks education, dan korban dari pelecehan seksual.

Adapun pembahasan yang spesifik ini bertujuan supaya dalam pembahasan mengenai
pelecehan seksual lebih mudah untuk dipahami.

D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah :

1. Apa pengertian dari pelecehan seksual ?


2. Bagaimanakah pelecehan seksual yang terjadi pada remaja putri ?
3. Bagaimanakah pelecehan seksual yang terjadi pada anak-anak ?
4. Apa saja dampak dari pelecehan seksual ?
5. Bagaimanakah solusinya untuk mencegah terjadinya kekerasan dan pelecehan seksual
?

E. TUJUAN PENELITIAN SECARA UMUM

Untuk menyelesaikan tugas dari Mata Pelajaran Sosiologi.

F. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Dapat mengetahui pengertian dari pelecehan seksual.


2. Dapat mengetahui pelecehan seksual yang terjadi pada remaja putri.
3. Dapat mengetahui Pelecehan Seksual yang terjadi pada anak-anak.
4. Dapat mengetahui dampak dari pelecehan seksual.
5. Dapat mengetahui solusinya untuk mencegah terjadinya Pelecehan Seksual.

BAB 2
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS

A. PENGKAJIAN TEORI YANG DIPERGUNAKAN


1. Pengertian Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual
yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran
hingga menimbulkan reaksi negatif: rasa malu, marah, tersinggung dan sebagainya
pada diri orang yang menjadi korban pelecehan. Pelecehan seksual terjadi ketika
pelaku mempunyai kekuasaan yang lebih dari pada korban. Kekuasaan dapat berupa
posisi pekerjaan yang lebih tinggi, kekuasaan ekonomi, "kekuasaan" jenis kelamin
yang satu terhadap jenis kelamin yang lain, jumlah personal yang lebih banyak, dsb.
2. Pelecehan Seksual terjadi pada Remaja Putri
Remaja adalah aset berharga suatu bangsa. Mereka yang nantinya dharapkan
menjadi penerus kelangsungan suatu negara dalam segala hal. Dari data proyeksi
populasi remaja di Indonesia yang dilakukan BKKBN ternyata untuk setiap 5 tahun
ke depan populasi usia ini diperkirakan akan terus mengalami kenaikan jumlah.
Upaya menyejahterakan remaja salah satunya adalah dengan melindungi usia ini dari
segala bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap hak asasi mereka sebagai manusia
sehingga nantinya mereka akan siap sebagai manusia dewasa yang sejahtera secara
fisik, mental dan spiritual.
Kekerasan yang termasuk sering dialami usia remaja, terutama remaja wanita,
adalah kekerasan seksual. Hal ini mencakup segala perlakuan mulai dari pelecehan
sampai perkosaan. Menurut data statistik kejahatan seksual WHO tahun 1993, korban
kejahatan seksual di mayoritas negara-negara di dunia adalah usia di bawah 15 tahun,
berkisar di antara 36-62%.Data di Indonesia belum dapat disimpulkan karena laporan
yang sangat sedikit. Namun wacana di banyak media massa cukup dapat
menyimpulkan bahwa kekerasan seksual pada remaja wanita di Indonesia sangat
memprihatinkan.
3. Pelecehan Seksual terjadi pada Anak – Anak
Menurut WHO (2004 dalam Lidya, 2009) kekerasan terhadap anak adalah suatu
tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik,
emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan
komersial yang secara nyata ataupun tidak dapat membahayakan kesehatan,
kelangsungan hidup, martabat, atau perkembangannya, tindakan kekerasan diperoleh
dari orang yang bertanggung jawab, dipercaya, atau berkuasa dalam perlindungan
anak tersebut. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kekerasan terhadap anak
adalah perilaku salah baikdari orang tua, pengasuh, dan lingkungan dalam bentuk
perlakuan kekerasan fisik, psikis, maupunmental yang termasuk didalamnya
eksploitasi, mengancam, dan lain-lain terhadap anak.
4. Dampak dari Pelecehan Seksual
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh kekerasan seksual. Sebagai remaja yang
masih berkembang, hal ini akan sangat membekas dan meninggalkan efek lama baik
secara fisik atau mental. Angka bunuh diri pada wanita yang mengalami kekerasan
seksual dari pria yang tinggal bersamanya 5 kali lebih besar dibandingkan dengan
wanita yang tidak mengalami hal tersebut. Berbagai penyakit menular seksual dapat
ditularkan melalui kekerasan seksual. Walaupun organ reproduksi remaja wanita
sudah berkembang, kekerasan seksual yang dialami mulai dari manipulasi organ
seksual sampai pemerkosaan dapat melukai organ reproduksi dan menimbulkan
infeksi, penyakit organ reproduksi lainnya, kehamilan yang tidak diinginkan bahkan
aborsi.
Rasa takut dan malu korban akibat intimidasi dan budaya masyarakat
menyebabkan tidak terdeteksinya penyakit dan kehamilan sehingga kadang
ditemukan dalam keadaan lanjut. Problem kesehatan mental yang dihadapi oleh
remaja putri yang mengalami pelecehan dan kekerasan seksual bisa berupa depresi
atau kecemasan yang berlangsung lama, atau sindrom stress pasca trauma. Beberapa
menunjukkan mekanisme mengingkari dengan beralih pada alkohol atau obat
terlarang untuk menghilangkan rasa sakit. Kebanyakan dari mereka mengisolasi diri
mereka dan menarik diri dari lingkungan.
Di antara dampak sosial yang dilami korban adalah menurunnya prestasi
sekolah/kerja, lebih sering absen, tidak mengambil mata kuliah yang diajarkan dosen
tertentu, nilai di menurun, mendapat balas dendam dari pelaku atau teman si pelaku,
kehilangan kehidupan pribadi karena menjadi “yang bersalah”, menjadi objek
pembicaraan, kehancuran karakter/reputasi, kehilangan rasa percaya pada orang
dengan tipe/posisi yang serupa pelaku, kehilangan rasa percaya pada lingkungan
yang serupa, mengalami stress luar biasa dalam berelasi dengan partner, dikucilkan,
pindah universitas/fakultas; kehilangan pekerjaan dan kesempatan mendapat
referensi, kehilangan karir. Di samping itu juga terdapat dampak
psikologis/fisiologis, yaitu: depresi, serangan panik,kecemasan, gangguan tidur,
penyalahan diri, kesulitan konsentrasi, sakit kepala, kehilangan motivasi, lupa waktu,
merasa dikhianati, kemarahan dan hingga pikiran bunuh diri.
5. Solusi untuk mencegah terjadinya Pelecehan Seksual
Cara-cara mencegah pelecehan seksual:
1.      Pelajari persoalan pelecehan seksual.
2.      Mampu bertindak asertif dan berani mengatakan tidak (menolak). 3.     
Menyebarkan informasi tentang pelecehan seksual.
4.      Mau bertindak sebagai saksi.
5.      Membantu korban.
6.      Membentuk kelompok solidaritas.
7.      Mengkampanyekan jaminan keamanan, khususnya bagi perempuan. 8.     
Mengkampanyekan penegakan hukum bagi hak-hak perempuan.
B. PERUMUSAN HIPOTESIS
Menurut kami, sebelum kami melakukan suatu penelitian. Kami beranggapan bahwa
pelecehan seksual ialah hal yang sangat tidak diinginkan oleh seluruh masyarakat, terutama
para pelajar. Tetapi, menurut kami pelecehan seksual masih tetap terjadi di berbagai
kalangan, tidak memandang penampilan, laki-laki, atau perempuan, sepi atau ramai, dewasa
maupun anak-anak. Bahkan, tidak jarang juga terjadi kepada laki-laki, seperti (maaf) cabul.
Dan kita pun berpikir bahwa pelecehan seksual terjadi karena kurangnya Pendidikan seks
atau sex education, dan kurangnya pemahaman dari keluarga.

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN SECARA OPERASIONAL
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pelecehan Seksual.
2. Untuk mengetahui pelecehan seksual yang terjadi pada remaja putri.
3. Untuk mengetahui pelecehan seksual yang terjadi pada anak-anak.
4. Untuk mengetahui dampak dari pelecehan seksual.
5. Untuk mengetahui solusinya untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Tempat : SMAN 11 Garut
Waktu : Selasa, 1 Oktober 2019
C. METODE PENELITIAN ;
i. Penentuan Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah SMAN 11 Garut. Penetapan unit analisis
ini didasarkan pada tanggapan siswa-siswi SMAN 11 Garut mengenai Pelecehan
Seksual.
ii. Subjek Penelitian
1. Farel (X IPS 4)
2. Tegar Haryadi (X IPS 4)
3. Satriani (X MIPA 2)
4. Indri (XI IPS 2)
5. Salah satu siswa (XI MIPA 9)
6. Luki Istikal (XI MIPA 6)
7. Bianca Putri (XII IPS 3)
8. Nabila (XII MIPA 9)
iii. Teknik Pengambilan Sample (contoh)
Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling) Siswa
SMAN 11 Garut.
1. Kelas X
2. Kelas XI
3. Kelas XII
iv. Teknik Pengumpulan data
Wawancara dan Angket
v. Teknik Analisis Data
Penelitian Kualitatif
D. PENDEKATAN PENELITIAN
Menggunakan Pendekatan Kualitatif, mengelaborasi makna sosial dan kultural yang
tidak mudah diukur dengan angka untuk menjelaskan fenomena yang ditelitinya.
E. JENIS PENELITIAN
Penelitian Survei

BAB 4
HASIL PENELITIAN
A. VARIABEL YANG DITELITI
Disini kami menggunakan Variabel Bebas, dimana Penelitian sosial selalu
melibatkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Dalam hubungan antar variabel,
variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Kami pun akan mengaitkan antara pengaruh sex education dengan pelecehan
seksual.
B. TEKNIK ANALISIS
Menggunakan Teknik kualitatif, dimana Teknik ini menggunakan analisis
fenomena yang terjadi di lapangan dikaitkan dengan teori yang ada.
C. HASIL ANALISIS DATA
Analisa nonstatistik sesuai untuk data kualitatif. Analisa ini tidak dilakukan
perhitungan statistik. Kegiatan analisa data dengan cara ini dilakukan dengan
membaca data.
Kami menggunakan Teknik wawancara dan angket.
Wawancara
1. Apakah pelecehan seksual masih sering terjadi di kalangan remaja ? Jika ya / tidak
berikan alasannya !
2. Bagaimana cara menghindari pelecehan seksual menurut anda ?
3. Apakah faktor utama dari pelecehan seksual itu selalu karena kurangnya sex
education ?
4. Apakah sex education itu penting bagi pelajar ? Jika ya / tidak berikan alasannya !
5. Mengapa sex education harus diterapkan menurut sebagian orang ?
6. Bagaimana jika sex education diterapkan dalam bentuk mata pelajaran di
sekolah ?
7. Bagaimana jika anda melihat orang lain yang sedang dilecehkan oleh oknum
tertentu ? Apakah anda akan bertindak ?
8. Menurut anda, apakah oknum dari pelecehan seksual harus diberi hukuman ? Jika
ya / tidak berikan alasannya!
9. Apakah hukuman kebiri pantas didapatkan oleh oknum pelecehan seksual ? Jika
ya / tidak berikan alasannya !
10. Apakah korban pelecehan seksual wanita selalu terjadi karena wanita yang kurang
menutupi auratnya ? Jika ya / tidak berikan alasannya !
Angket
1. Apakah pelecehan seksual selalu diakibatkan karena kurangnya sex education ?
Ya Tidak
2. Apakah perempuan selalu menjadi korban pelecehan seksual ?
Ya Tidak
3. Apakah sering terjadi pelecehan seksual terhadap remaja laki-laki ?
Ya Tidak

4. Semakin maraknya pelecehan seksual, apakah pelecehan seksual masih dapat


diatasi dengan berbagai cara ?
Ya Tidak
5. Apakah korban pelecehan seksual wanita selalu terjadi pada wanita yang kurang
menutupi auratnya ?
Ya Tidak
6. Menurut anda, apakah sex education masih tabu ?
Ya Tidak
7. Apakah sex education itu penting ?
Ya Tidak
8. Apakah anak kecil perlu sex education ?
Ya Tidak
9. Apakah sex education harus diterapkan di sekolah ?
Ya Tidak
10. Apakah di SMAN 11 Garut pernah mengadakan sex education ?
Ya Tidak

JAWABAN
A. Farel (X IPS 4)
Wawancara :
1. Apakah pelecehan seksual masih sering terjadi di kalangan remaja ? Jika ya /
tidak berikan alasannya !
Ya, masih banyak sih kejadiannya. Kita harus segera memberantasnya.
2. Bagaimana jika anda melihat orang lain yang sedang dilecehkan oleh oknum
tertentu ? Apakah anda akan bertindak ?
Sebenarnya sih saya tidak mempunyai keberanian. Tapi setidaknya saya
mempunyai beberapa Teknik untuk melindungi saya sendiri.
3. Apakah sex education penting bagi pelajar ?
Itu sangatlah penting karena kita perlu mempelajarinya supaya generasi kita
tidak terjerumus kepada hal-hal yang buruk di masa depan.
4. Mengapa sex education harus diterapkan menurut sebagian orang ?
Ya seperti jawaban saya tadi, generasi kita terutama mudanya tidak terjerumus
kepada hal-hal yang buruk.
5. Apakah hukuman kebiri pantas didapatkan oleh oknum pelecehan seksual ? Jika
ya / tidak berikan alasannya !
Ya pantas sekali sebab mereka itu seperti ini ya mereka itu menghancurkan masa
depan orang lain jadi mereka sangatlah pantas untuk menerimanya.
Angket :
1. Apakah pelecehan seksual selalu diakibatkan karena kurangnya sex education ?
Ya Tidak
2. Apakah perempuan selalu menjadi korban pelecehan seksual ?
Ya Tidak
3. Apakah sex education itu penting ?
Ya Tidak
4. Menurut anda, apakah sex education masih tabu ?
Ya Tidak
5. Apakah sex education harus diterapkan di sekolah ?
Ya Tidak
B. Tegar Haryadi (X IPS 4)
Wawancara :
1. Menurut anda, apakah oknum dari pelecehan seksual harus diberi hukuman ? Jika
ya / tidak berikan alasannya!
Iya mereka harus diberi hukuman karena mereka tidak pantas untuk hidup.
2. Apakah faktor utama dari pelecehan seksual itu selalu karena kurangnya sex
education ?
Sebenarnya bisa saja, iya juga tapi memang tidak juga, iya.
3. Bagaimana jika sex education diterapkan dalam bentuk mata pelajaran di
sekolah ?
Menurut saya ya karena itu bagus.
4. Bagaimana cara menghindari pelecehan seksual menurut anda ?
Ya tentu saja dengan menutupu aurat bagi kaum hawa.
5. Apakah hukuman kebiri pantas didapatkan oleh oknum pelecehan seksual ? Jika
ya / tidak berikan alasannya !
Pantas sekali, mereka tidak pantas untuk hidup.
Angket :
1. Apakah sering terjadi pelecehan seksual terhadap remaja laki-laki ?
Ya Tidak
2. Apakah korban pelecehan seksual wanita selalu terjadi pada wanita yang kurang
menutupi auratnya ?
Ya Tidak
3. Apakah sex education itu penting ?
Ya Tidak
4. Apakah sex education harus diterapkan di sekolah ?
Ya Tidak
5. Apakah di SMAN 11 Garut pernah mengadakan sex education ?
Ya Tidak
C. Satriani (X MIPA 2)
Wawancara :
1. Apakah pelecehan seksual masih sering terjadi di kalangan remaja ? Jika ya / tidak
berikan alasannya !
Menurut saya, pelecehan seksual masih sering terjadi di kalangan remaja, karena
kurangnya pemahaman tentang sex education.
2. Apakah faktor utama dari pelecehan seksual itu selalu karena kurangnya sex
education ?
Tidak, itu kembali lagi kepada dirinya dan bagaimana sikap dia sendiri.
3. Mengapa sex education harus diterapkan menurut sebagian orang ?
Agar tidak terjadi pelecehan seksual dan hal-hal yang tidak diinginkan
4. Apakah sex education itu penting bagi pelajar ? Jika ya / tidak berikan alasannya !
Penting, agar tidak terjadi hal-hal yang menyimpang bagi pelajar.
5. Bagaimana jika sex education diterapkan dalam bentuk mata pelajaran di
sekolah ?
Bisa saja, kan di mata pelajaran Biologi juga ada.
6. Bagaimana jika anda melihat orang lain yang sedang dilecehkan oleh oknum
tertentu ? Apakah anda akan bertindak ?
Ya saya akan bertindak dan saya akan memberi tahu bahwa hal tersebut itu salah.
Angket :
1. Apakah pelecehan seksual selalu diakibatkan karena kurangnya sex education ?
Ya Tidak
2. Apakah perempuan selalu menjadi korban pelecehan seksual ?
Ya Tidak
3. Apakah sering terjadi pelecehan seksual terhadap remaja laki-laki ?
Ya Tidak
4. Apakah sex education itu penting ?
Ya Tidak
5. Apakah sex education harus diterapkan di sekolah ?
Ya Tidak
D. Indri (XI IPS 2)
Wawancara :
1. Apakah pelecehan seksual masih sering terjadi di kalangan remaja ? Jika ya / tidak
berikan alasannya !
Sering banget
2. Bagaimana cara menghindari pelecehan seksual menurut anda ?
Selain dengan sex education, kita juga harus pilih-pilih dalam berteman ya. Dalam
pergaulan kita harus pilih-pilih teman, kan banyak baik terus ada juga yang
negative. Dan kita harus pilih-pilih yang positif biar kita juga kebawanya positif.
3. Apakah faktor utama dari pelecehan seksual itu selalu karena kurangnya sex
education ?
Engga sih, kan sebagian orang udah ada yang tau juga / udah diajarin sama orang
tuanya. Mereka udah tau tapi mereka masih ngelakuin itu tuh karena faktor dari
lingkungan pergaulan gitu jadi terbawa-bawa. Bisa aja gitu.
4. Apakah sex education itu penting bagi pelajar ? Jika ya / tidak berikan alasannya !
Penting, ya meskipun sex education itu tabu tapi penting yabagi pelajar, karena di
kalangan pelajar masih labil kan, jadi kalo kita udah punya pelajaran tentang seks
ya pasti kita bisa menjauhinya.
5. Mengapa sex education harus diterapkan menurut sebagian orang ?
Karena ya buat jaga-jaga aja gitu, soalnya kalo kita ngga didasari sama
pelajarannya pasti kita kan melakukan kesalahan. Terus kalo kita ga tau apa itu
sex education nya kita kan ga tau orang mau ngelecehin atau ngga nya. Kalua
udah tau, udah ngerti tentang seks bebas / kenakalan remaja pasti kan kita bisa
menjauhi nya. Itu kan buat jaga-jaga.
6. Bagaimana jika sex education diterapkan dalam bentuk mata pelajaran di
sekolah ?
Kalo mata pelajaran di sekolah sih jangan dulu yah, soalnya kalo di sekolah ya
masih malu-malu gitu. Sex education nampilin apa si, jadi kalo di sekolah mah sih
jangan dulu lah. Dimulai dari orang tua dulu kalo sex education.
7. Bagaimana jika anda melihat orang lain yang sedang dilecehkan oleh oknum
tertentu ? Apakah anda akan bertindak ?
Ya, saya akan coba melerai nya terlebih dahulu tetapi jika tidak bisa / mempan
saya akan melaporkan hal tersebut ke pihak yang berwajib.
8. Menurut anda, apakah oknum dari pelecehan seksual harus diberi hukuman ? Jika
ya / tidak berikan alasannya!
Ya harus dong, harus banget. Soalnya pelecehan seksual itu kan masalah gitu. Jadi
kalo si ketua oknum pelecehan seksual itu dibiarin pasti lebih banyak orang yang
dilecehin
9. Apakah hukuman kebiri pantas didapatkan oleh oknum pelecehan seksual ? Jika
ya / tidak berikan alasannya !
Menurut saya sih pantas banget ya, soalnya biar ngga terulang kembali gitu.
E. Salah satu siswa (XI MIPA 9)
Wawancara :
1. Apakah pelecehan seksual masih sering terjadi di kalangan remaja ? Jika ya / tidak
berikan alasannya !
Alhamdulillah, tidak ada
2. Apakah sex education itu penting bagi pelajar ? Jika ya / tidak berikan alasannya !
Menurut saya dikutip dari sekolah menengah atas seks education itu sangatlah
diwajibkan karena sudah beranjak ke dewasa jika mulai dikenalkan harus di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, maksud dari diimplementasikan
disini adalah untuk sebagai pengetahuan saja.
3. Bagaimana jika sex education diterapkan dalam bentuk mata pelajaran di
sekolah ?
Menurut saya, di dalam mata pelajaran kurang penting, tapi lebih baik di
terapkannya di organisasi/ekskul.
4. Bagaimana jika anda melihat orang lain yang sedang dilecehkan oleh oknum
tertentu ? Apakah anda akan bertindak ?
Untuk laki laki seharusnya bertindak harus menjaga perempuan dan apabila
perempuan lebih baik berteriak.
5. Apakah hukuman kebiri pantas didapatkan oleh oknum pelecehan seksual ? Jika
ya / tidak berikan alasannya !
Saya belum bisa menyimpulkan karena masih perancangan dan belum di sah kan
oleh peraturannya.
F. Luki Istikal (XI MIPA 6)
Angket :
1. Apakah pelecehan seksual selalu diakibatkan karena kurangnya sex education ?
Ya Tidak
2. Apakah perempuan selalu menjadi korban pelecehan seksual ?
Ya Tidak
3. Apakah sering terjadi pelecehan seksual terhadap remaja laki-laki ?
Ya Tidak
4. Semakin maraknya pelecehan seksual, apakah pelecehan seksual masih dapat
diatasi dengan berbagai cara ?
Ya Tidak
5. Apakah korban pelecehan seksual wanita selalu terjadi pada wanita yang kurang
menutupi auratnya ?
Ya Tidak
6. Menurut anda, apakah sex education masih tabu ?
Ya Tidak
7. Apakah sex education itu penting ?
Ya Tidak
8. Apakah anak kecil perlu sex education ?
Ya Tidak
9. Apakah sex education harus diterapkan di sekolah ?
Ya Tidak
10. Apakah di SMAN 11 Garut pernah mengadakan sex education ?
Ya Tidak
G. Bianca Putri (XII IPS 3)
Wawancara :
1. Bagaimana cara menghindari pelecehan seksual menurut anda ?
Yang pertama pelecehan seksual terjadi bukan karena faktor baju aja. Jadi
siapapun yang menggunakan baju apapun baik terbuka maupun tertutup, mau
sopan ataupun ga sopan yang jelas dia harus bisa menjaga diri dan hindari tempat-
tempat yang gelap yang membuat mereka bakal gampang dideketin sama laki-laki
yang mesum.
2. Apakah faktor utama dari pelecehan seksual itu selalu karena kurangnya sex
education ?
Yang pertama bisa, karena yang tadi apabila tidak ada pemahaman yang jelas
tentang sex education pasti orang-orang akan menggampangkan adanya pelecehan
seksual dan juga lebih mengutamakan hawa nafsu daripada Pendidikan-
pendidikan yang di otak.
3. Apakah sex education itu penting bagi pelajar ? Jika ya / tidak berikan alasannya !
Sex education itu penting bagi pelajar karena pada saat adanya sex education akan
membuat masyarakat-masyarakat umum termasuk pelajar yang tadinya awam
akan pembelajaran sex education menjadi tahu dan mereka dapat mencegah yang
Namanya sex bebas.
4. Bagaimana jika sex education diterapkan dalam bentuk mata pelajaran di
sekolah ?
Kalo aku pribadi setuju karena apabila bukan dari sekolah pasti orang tua akan
merasa awam kalo dari sekolah pasti anak-anak dapat merasakan pembelajaran
yang sama. Ga ada yang merasa kurang ataupun lebih.
5. Bagaimana jika anda melihat orang lain yang sedang dilecehkan oleh oknum
tertentu ? Apakah anda akan bertindak ?
Yang pertama kalau dari pribadi saya akan melihat kondisi sekeliling gimana kalo
misalnya sekelilingnya memungkinkan untuk mengambil tindakan kaya ada
orang-orang yang bisa membantu lebih baik kita bertindak. Tapi kalo emang
misalkan sekelilingnya ga bisa lebih baik berteriak untuk mengambil orang-orang
sekitar agar kondisi ramai dulujadi ga ada keributan yang lebih lagi karena
ditakutkan adanya keributan yang dibuat oleh si pelaku itu sendiri.
6. Menurut anda, apakah oknum dari pelecehan seksual harus diberi hukuman ? Jika
ya / tidak berikan alasannya!

Menurut aku harus dikasih hukuman. Karena yang pertama pelaku sudah
melanggar hak asasi manusia juga ya terus yang kedua akan menimbulkan trauma
yang berat bagi si korban jadi para pelaku yang melakukan tindak pelecehan sex
terhadap orang lain itu akan benar-benar harus dikasih ganjaran biar tahu
menghargai kehidupan orang lain.
7. Apakah hukuman kebiri pantas didapatkan oleh oknum pelecehan seksual ? Jika
ya / tidak berikan alasannya !
Menurut aku hukuman kebiri pantas dilakukan apabila si pelaku benar-benar
melakukan hal yang salah kalau misalkan hanya sekedar panggilan-panggilan
berbau seksual ga perlu sampai di kebiri tapi harus tetap diberi hukuman.
H. Nabila Febriani (XII MIPA 9)
1. Apakah pelecehan seksual selalu diakibatkan karena kurangnya sex education ?
Ya Tidak
2. Apakah perempuan selalu menjadi korban pelecehan seksual ?
Ya Tidak
3. Apakah sering terjadi pelecehan seksual terhadap remaja laki-laki ?
Ya Tidak
4. Semakin maraknya pelecehan seksual, apakah pelecehan seksual masih dapat
diatasi dengan berbagai cara ?
Ya Tidak
5. Apakah korban pelecehan seksual wanita selalu terjadi pada wanita yang kurang
menutupi auratnya ?
Ya Tidak
6. Menurut anda, apakah sex education masih tabu ?
Ya Tidak
7. Apakah sex education itu penting ?
Ya Tidak
8. Apakah anak kecil perlu sex education ?
Ya Tidak
9. Apakah sex education harus diterapkan di sekolah ?
Ya Tidak
10. Apakah di SMAN 11 Garut pernah mengadakan sex education ?
Ya Tidak

D. KESIMPULAN PENGUJIAN HIPOTESIS


Setelah kami melakukan penelitian yang berupa wawancara dan angket.
Disimpulkan bahwa hipotesis yang kami utarakan dengan hasil penelitian pelecehan
seksual yang terkait dengan sex education ini adalah terbukti BENAR karena para
narasumber banyak yang satu pendapat dengan hipotesis kami, bahwa sex education
menjadi faktor utama terjadinya pelecehan seksual, perempuan umumnya menjadi
korban pelecehan seksual dibandingkan dengan laki-laki. Tetapi, laki-laki bisa
menjadi korban. Cara mengatasi hal tersebut dengan mempelajari Pendidikan yang
berbau dengan seks atau disebut juga dengan sex education. Sex education disini
sangat berpengaruh penting, anak kecil pun perlu akan Pendidikan seks atau sex
education. Seharusnya sex education diterapkan dan dipelajari sejak dini. Seharusnya
di setiap sekolah. Tetapi, pembelajaran sex education tidak cukup dari orang tua saja,
dari luar lingkungan keluarga pun perlu seperti di sekolah. Baik dalam bentuk mata
pelajaran maupun kajian.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari penelitian yang kami lakukan, pengetahuan akan pelecehan seksual yang
terkait dengan sex education di SMAN 11 Garut masih rendah jika dilihat dari
tanggapan-tanggapan siswa-siswi kelas X, XI dan XII.
Kejahatan di dalam masyarakat semakin hari semakin beragam. Kejahatan jenis
apapun akan selalu terekspos oleh masyarakat dan pemerintah. Pelecehan seksual saat
ini sudah tidak mengenal identitas korban, begitu juga pelaku. Akhir-akhir ini, korban
pelecehan seksual tidak hanya perempuan, tetapi anak-anak, bahkan juga laki-laki.
Tidak peduli apa latar belakang korban, pelaku akan melakukan tindakan pelecehan
seksual kapanpun ada kesempatan.
Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual
yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran
hingga menimbulkan reaksi negatif: rasa malu, marah, tersinggung dan sebagainya
pada diri orang yang menjadi korban pelecehan. Korban pelecehan seksual bisa terjadi
kepada perempuan dan anak-anak. Dan menimbulkan beberapa dampak seperti mental
terganggu, percaya diri menurun, dan banyak yang melakukan seks bebas.
Pelecehan seksual pun bisa terjadi karena salah satu faktornya ialah kurangnya
Pendidikan seks atau sex education.
B. Saran
1. Seharusnya di sekolah ada kajian, seperti keputrian.
2. Setiap hari jum’at diadakan kajian seks education di sekolah untuk membahas hal-
hal yang terkait dengan seks dan agar para siswa-siswa lebih memahami dan dapat
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Selain sex education, para siswa-siswi diharuskan memiliki kemampuan bela diri.
4. Karena remaja masih pada labil, remaja disarankan untuk selalu mengunjungi BK
untuk meminta beberapa saran.
5. Beri hukuman yang ketat kepada para oknum / pelaku pelecehan seksual.

TANDA TANGAN ANGGOTA KELOMPOK


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai