ِ ِ ِ
ِ الف ِهم ِفي ْا
ِ َلكت َ َِ}اَّن َما َهل صـلَّى اهللُ َعـلَ ْي ِه َو َسـلَّ َم
{اب ْ ان قَبلَ ُك ْم بِا ْخت
َ ك َم ْن َك َ ُقَ ْولُه1-
1- Rasulullah Saw bersabda : ‘Sesungguhnya orang yang sebelum kalian mereka celaka
dan binasa disebabkan perselisihan mereka pada kitab Allah’ {HSR. Muslim}
.ود في اقـَْو ِال ِهم وافـْ َع ِال ِهم َ ون المـُجـَ ِاو ُز
َ ون الحـُُد َ ُون الغـَالـ
َ ُالمتـَ َع ِّـمـقـ
ُ ون{ أي
َ ُالمتـَنـَطـِّعـ
ُ }هلك: قوله2-
2- Rasulullah Saw bersada : “Telah celaka dan binasalah orang orang yang keterlaluan”
Yakni Celaka dan binasalah orang orang yang berlebih lebihan dan melampau batas
terhadap Hudud {ketentuan hukum hukum Allah & Sunnah NabiNya} didalam perkataan
ucapan ucapan mereka dan perbuatan amaliyah mereka. {Hadis Shahih Jami’us Shaghir
Oleh Syaikh Nashiruddin Al Baniy}
عليكم بالغلو فانما هلك من كان قبلكم بالغلو: قوله صلى اهلل عليه وسلم3-
3- Rasulullah Saw bersada sabda Rasul saw yang lain : “Jauhilah oleh kalian tentang
berlebih lebihan itu karena sesungguhnya orang orang sebelum kalian celaka dan binasa
sebab mereka berlebih lebihan terhadap Din Allah” { HSR. Muslim dan Shahih Jami’us
Shaghir Oleh Syaikh Nashiruddin Al Baniy}
الك َم ْن قَ ْب ـلََنا ُهَنــا َهال ُكهُ ْم ِفي ال ِّـد ْي ِن بِ ُك ْفـ ِـر ِه ْم ِ اد بِه َ َ ِ}اَّن َـمـا َهل:قوله صلى اهلل عليه وسـلم4-
َ ُ ـك{ اَْل ُم َـر
اهلل صلى اهلل عليه وسلم ِم ْن ِمث ِـل ِف ْع ِـل ِه ْم ِ اع ِهم فَحذ َّر رسو ُل
ِ ِ
ُ َ َ َ ْ َوِا ْبت َد
4- Sabda Rasulullah Saw diatas : ‘Sesungguhnya orang yang sebelum kalian mereka celaka
dan binasa’ Yakni Yang dimaksudkan dengan celaka dan binasa orang yang sebelum kita
disini ialah Ahli kitab Yahudi dan Nasrani yang mereka celaka dan binasa didalam Din
dengan kekufuran {penolakan} mereka terhadap hukum hukum {syari’at} Allah dan
penolakan mereka terhadap Sunnah NabiNya, dan mereka selalu mengada adakan Hudud
Hukum dan syari’at baru {Muhdats / Bid’ah} yang tidak ada dalilnya dari Kitab Allah dan
Sunnah NabiNya, maka Rasulullah Saw memperingatkan dengan keras terhadap ummatnya
yang mukmin jangan seperti perbuatan mereka itu yang selalu mengada adakan syari’at
baru {Muhdats / Bid’ah}” {Minhajul Ilmi, Syarah Shohih Muslim oleh Imam An Nawawi}
Hamba Allah yang ta’at kepada hudud-Nya akan masuk kesurga, dan yang menentang
hudud-Nya akan masuk keneraka, sebagaimana kalam Allah Swt :
صـ ِل ِ
Kalimat ْ ََكل َمـ ةُ اْلف “Ketetapan yang menentukan dari Allah”, maknanya adalah ketetapan
siksaan adzab dari Allah dineraka.itu yang sangat pedih dan lebih dasyat dan kekal dari
pada kebinasaan dan siksaan yang ada didunia.
ين َمـا لَ ْم َيـ ْأ َذن بِ ِـه اللّـهُ} هـذا اسـتفهام انكـاري اي ال الـه ِ اء َش َر ُعوْا لَهُ ْم ّم َن ال ّـد
ُ {أ َْم لَهُ ْم ُش َر َك: وقوله
ِ ِّ ان اللَّ ِه َر َّ ِ ِ اال اهلل كقوله }لَو َك
ال ُي ْسـأَ ُل.ون َ ُش َع َّما َيصـف ِ ب اْل َعـ ْـر َ ان في ِه َما آلهَةٌ ِإال اللهُ لَفَ َس َدتَا فَ ُس ْب َح َ ْ
ـان ُك ْم َهـ َذا ِذ ْـك ُـر َم ْن َم ِع َي َو ِذ ْـك ُـر َم ْن
َ أَِم اتَّ َخ ُذوا ِم ْن ُدونِـ ِـه ِآلهَـةً ُقـ ْـل َهــاتُوا ُب ْر َهـ. َع َّما َي ْف َع ُل َو ُه ْم ُي ْسأَلُون
ـوحي ِإلَ ْي ِـه
ِ ول ِإال ُنـ ٍ ـك ِم ْن رسـ
ُ َ َ َو َمـا أ َْر َسـْلَنا ِم ْن قَْبِل.ون َ ضـ ُ ق فَهُ ْم ُم ْع ِر َّ ون اْل َح ِ
َ قَْبلي َب ْل أَ ْكثَُر ُه ْم ال َي ْعلَ ُم
{ون ْ َأََّنهُ ال ِإلَهَ ِإال أََنا ف
ِ اع ُب ُد
Dan kalamNya diatas : “Apakah mereka mempunyai sekutu sekutu {sembahan sembahan}
selain Allah, yang sekutu sekutu itu mensyariatkan untuk mereka Dien yang tidak diizinkan
Allah?”, ini kalimat Tanya untuk mengingkari, yakni Tidak ada sekutu sekutu dan segala
yang disembah dan diibadahi dilangit dan dibumi dengan haq selain hanya Allah saja.
Sebagaimana kalamNya yang lain : “Sekiranya ada di langit dan di bumi Ilah Ilah yaitu
sekutu sekutu {sembahan sembahan} selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak
binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
Apakah mereka menjadikan dan mengambil Ilah Ilah sekutu sekutu {sembahan sembahan}
selain-Nya? Katakanlah Ya Muhammad : "Unjukkanlah hujjah kalian! (Al Quran) ini adalah
peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang-orang yang
sebelumku, sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka
berpaling. Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Ilah {sembahan} yang haq melainkan Aku,
Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". {Al Anbiyaa : 22-25}
2
Dia {Allah} telah mensyari'atkan bagi kalian tentang Din apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah Din itu [1] dan janganlah
kalian berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik tentang Din yang
kalian seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada Din itu orang yang dikehendaki-Nya
dan memberi petunjuk kepada (Din)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). {Qs. 42 : 13}
Ket [1]. Yang dimaksud: Din di sini ialah men-Tauhidkan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya,
kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya dan hari akhirat serta mentaati segala HududNya, semua
perintah dan larangan-Nya
ـون ِ ﺍﺭﺴﻝ ﺍﷲ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻠﺭﺴﻞ ﻤﺒﺸﺭﻴﻦ ﻭﻤﻧﺫﺮﻴﻥـ ﻭﻗﻭﻝ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﻠﻰ رسـال مب ِّش ـ ِرين وم ْنـ ِـذ ِر
َ ين لَئال َي ُكـ
َ َُ َ َُ ُ ُ
ِ َّ الرس ِل و َك ِ َّ ِ ِل َّلن
ً ان اللهُ َع ِز ًيزا َحك
يما َ َ ُ ُّ اس َعلَى الله ُح َّجةٌ َب ْع َد
Allah telah mengutus para Rasul yang membawa berita gembira dan yang membawa
peringatan, sebagaimana kalam Allah Swt yang lain : “Rasul-Rasul itu pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah
Allah sesudah diutusnya Rasul-Rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana (Qs 4 : 165)
Untuk menyembah dan mentauhidkan Allah sajalah tujuan diutusnya para Rasul, yang mana
mereka memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan ancaman, dan Allah telah
menurunkan bersama mereka kitab yang benar sebagai wahyu dari Allah agar para Rasul
memutuskan perkara diantara manusia dengan kitab itu apa yang mereka perselisihkan,
Dan Nuh selaku Rasul pertama, yang meneima wahyu untuk mengajak ummatnya kembali
mentauhidkan Allah. Setelah mereka menyekutukan Allah dengan menyembah Thaghuut
dan menyembah ahli kubur. Sebagaimana kalamNya yang lain :
ِ اهيم وإِ س ـمِ ِ ِ ِِ ِ النبِي ٍ ـك َك َـمـا أ َْو َح ْيَنــا ِإلَى ُنـ
َ ِإَّنا أ َْو َح ْيَنــا ِإلَ ْيـ
اق
َ يل َوإِ ْس ـ َح
َ اع َ َّ ـوح َو
َ ْ َ َ ِّين م ْن َب ْعــده َوأ َْو َح ْيَنــا إلَى إ ْبـ َـر
ِ
وراً ان َوآتَْيَنا َد ُاو َد َزُب
َ ون َو ُسلَ ْي َم
َ ون َس َو َه ُار َ يسى َوأَُّي
ُ وب َوُي َ األسَباط َو ِع ْ وب َو َ َُوَي ْعق
Sesungguhnya Kami telah memberi wahyu kepadamu {Muhammad] sebagaimana Kami
telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-Nabi yang kemudiannya, dan Kami telah
memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa,
Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud. {Qs. 4 : 163}
Dan kalamNya yang lain :
Ibnu Qoiyim menghendaki dengan ini, bahwa tauhid tidak sempurna melainkan dengan
beribadat hanya kepada Allah saja dan tidak menyekutukannya serta menjauhi segala
thoghuut. Kata “Thoghuut“ musytaq {pecahan} dari kata “Thogho atau Thughyan, yakni
segala sesuatu yang melampaui batas hukum syari’at Allah, diantaranya “Ghuluw ‘anis
syai’in” {berlebih-lebihan dari sesuatu}, dan seperti kata Thogho , dalam kalam Allah
Dan Fir’aun ini Raja yang sangat durhaka, dan melampaui batas, bahkan dia mengatakan
dirinya : “Akulah Rab kalian semua yang paling tinggi”. Orang yang menyeru manusia
tunduk pada dirinya dalam kekuasaannya, dan segala intruksinya wajib dipatuhi, meskipun
bertentangan dengan aqidah tauhid dan peribadatan kepada Allah, orang yang seperti ini
sama dengan Fir’aun. sebagaimana kalam Allah dalam Qs. An Nazi’at : 21-26}
ـال ِـ
اآلخ َـر ِة َ َخ َذهُ اللَّهُ َن َكـ ْ ـال أََنــا َرُّب ُك ُم
فَأ َـ.األعلَى َ فَقَـ.ـادى
َ فَ َح َشـ َر فََنـ. ثَُّم أ َْدَبـ َـر َي ْسـ َعى.صـى
َ ب َو َع
َّ
َ فَ َكــذ
ك لَ ِع ْب َرةً ِل َم ْن َي ْخ َشى َ ِإ َّن ِفي َذِل.َواألولَى
Tetapi Fir'aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian dia berpaling seraya berusaha
menantang (Musa). Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru
memanggil kaumnya. Seraya berkata:"Akulah Rab kalian yang paling tinggi". Maka Allah
mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Rabnya).
Maka semua Ashnam dan Autsan {berhala-berhala, Pemimpin, dan dukun} yang diibadahi,
yang diseru selain Allah adalah Thoghuut. Dan Ulama suu’ yang mengajak kepada syirik
atau kekufuran atau mengajak kepada bid’ah, atau menghalalkan apa yang Allah haramkan,
dan sebaliknya mengharamkan apa yang Allah halalkan maka mereka itu adalah Thoghuut.
Dan orang yang menolak dan berpaling dari syari’at islam dan sunnah Rasulullah Saw
4
adalah Thoghuut. Dan semua sifat yang ghuluw yang melampaui had dan hududul-lahi
{yaitu batas ketentuan hukum hukum Allah} dan Sunnah Rasul-Nya, dalam aqidah,
ubudiyah, syari’ah, itu adalah Thoghuut.
Dan kalam Allah Swt yang artinya : “Mereka menjadikan orang-orang alimnya {mengikuti
hukumnya} dan rahib-rahib mereka sebagai Ilah selain Allah dan Al Masih putera Maryam,
padahal mereka hanya disuruh menyembah Allah yang Esa, tidak ada Ilah selain Dia. Maha
suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. {Qs. At Taubah : 31}
Maka mereka menjadikan orang Alim , Rahib-Rahibnya sebagai Ilah yang diikuti hukum dan
pendapatnya, dan mereka menyembah Orang Alim dan Rahibnya. Maka Adi bin Hatim
{seorang mantan nasrani} berkata kepada Rasulullah Saw : Sesungguhnya mereka tidak
pernah menyembah orang Alim dan rahib rahib mereka, maka Rasulullah Saw bersabda :
tidak, bahkan Orang Alim Dan Para Rahib mereka mengharamkan apa yang halal atas
mereka, dan menghalalkan apa yang haram bagi mereka, lantas mereka mengikuti
ketetapan hukum dari Orang Alim dan Rahib mereka, maka demikian itulah mereka telah
beribadat dan menyembah mereka {HSR. Turmizi, Baihaqiy, Thabrani, Ibnu Abi Hatim}
Maka bila kita isthinbathkan apa yang telah Rasul Saw nisbahkan mereka yang mengikuti
pendapat, ketetapan hukum selain dari Allah dan Rasul-Nya, dan kasus ahli kitab tersebut
yang mana Rasul Saw menegaskan bahwa mereka menyembah dan beribadat kepada
orang Alim dan Rahib mereka , disebabkan mereka bertaqlid kepada apa yang mereka
tetapkan, dengan demikian iman mereka tidak benar dan tidak sah karena mereka
berhukum dengan hukum thoghuut yang mereka ridho’i, begitu juga ummat Muhammad
Saw, Lihat kalam Allah Swt : {Qs. An Nisa Ayat : 60 – 61}
Dan iman seseorang itu tidak dianggap benar dan tidak sah, kecuali memenuhi tiga
perkara, yaitu :
Bid’ah itu adalah : “Thariqah {jalan yang dijalani} َ ِه َي: ُ اَْلبِ ْد َعـ ـ ـ ـ ـ ـ ة-1
ط ِر ْيـقَـ ـ ـ ـ ـ ـ ـةُ في الـ ـ ـ ـ ـ ــدين
yang diada-adakan atau dibuat buat didalam
Dien {agama} yang dipandang menyamai مخترعـ ـ ـ ـ ــة تضـ ـ ـ ـ ــاهى الشـ ـ ـ ـ ــرعية يقصـ ـ ـ ـ ــد
syari’at, dimaksud dengan mengerjakannya
untuk mencapai kedekatan diri didalam
beribadat kepada Allah Swt” {Kitab Al I’tishom,
بالسـ ـ ـ ــلوك عليهـ ـ ـ ــا المبالغـ ـ ـ ــة في التعبـ ـ ـ ــد هلل
Imam Asy Syathibi,dan Kreteria Bid’ah dan
Sunnah, Prof. DR. Hasbi Ash Shiddiqi} سبجانه
6
Raa’iq}
Dalam hal ini segala bid’ah dalam Dien {agama} adalah sesat tidak ada bid’ah yang
hasanah didalam Dien, oleh karena itu Sufyan Ats Tsauri {seorang Tabi’in, ahli hadis}
berkata : “Iblis dan syaitan lebih mencintai ahlul bid’ah dalam beribadahnya daripada orang
yang maksiyat” Karena orang yang melakukan maksiyat cendrung Taubat, tetapi melakukan
bid’ah dalam ibadah tidak cendrung taubat, karena perkara amal ibadat itu dianggapnya baik
Allah Swt berfirman :
ِ ِونهم َع ِن ال َّسـب
يل ْ ُ َ صـ ُّد ٌ ط ًانا فَهُـ َـو لَـهُ قَـ ِـر
ُ َوإِ َّنهُ ْم لََي.ين ْ ش َع ْن ِذ ْـك ِـر ال َّـر ْح َم ِن ُنقَي
َ ِّض لَــهُ َشـ ْي ُ َو َم ْن َي ْع
ون َ ون أََّنهُ ْم ُم ْهتَ ُد
َ َوَي ْح َسُب
Siapa saja yang berpaling dan menolak dari pengajaran Allah Yang Maha Pemurah, maka
Kami adakan baginya syaitan {yang cendrung membisikkannya berbuat syirik dan bid’ah}
maka syaitan itulah yang menjadi teman setianya yang selalu menyertainya. Dan
sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar
{Al Qur’an & Sunnah NabiNya} dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.
{Az Zukhruf : 36-37}
Ulama Ahli Ushul menta’rifkan Sunnah dalam Isthilah syara’ Terminologi, ada dua :
ِ ُّـنةُ ِهي
ٌض ٌّد بِ ْد َعة َّ اَلس: ول ِ ال اَ ْهـ ُل ْا
ِ لعْلِم وْاالُص َ َق
َ ُ َ
Para ahli Ilmu dan Ushulul hadis berkata : “Sunnah itu adalah lawannya bid’ah”.
7
Para ahli Ilmu dan ushulul hadis telah memakai kata Sunnah untuk menjadi lawan kata
Bid’ah. Sedangkan ahli Fiqh tidak. Jadi makna Ta’rif Sunnah yang benar dan yang diakui
oleh ahli hadis dan ahli ushul sejak masa Nabi dan Sahabatnya, sedangkan makna Ta’rif
sunnah oleh ahli Fiqh datang kemudian dibelakang sesudah masa Sahabat dan Tabi’in.
1. {ٌ}وا ِج َبة.
َ Yaitu Kewajiban 2. {ٌ}مأَ َك َدة.
ُ Yaitu Perintah 3. {ٌوب ة
َ }م ْن ُد.
َ Yaitu Anjuran
untuk mengerjakan suatu Anjuran untuk mengerjakan untuk mengerjakan suatu
perintah ibadah fardhu dan suatu ibadat yang sangat amalan yang dicontohkan
hukum hukum syar’i secara dianjurkan oleh Nabi saw Nabi Saw namun jika
mutlaq, jika ditinggalkan namun jika ditinggalkan ditinggalkan tidak berdosa
berdosa besar {akan tidak berdosa {tidak disiksa} {tidak disiksa} {seperti shalat
disiksa}. Dan jika ditolak {seperti shalat Rawatib, dll} dhuha’, saum senin dan
dan dinafikan kafir murtad kamis, dll}
Kewajiban kita dari segala yang diperintahkan Nabi Saw dalam ibadat dan hukum hukum
syar’i secara mutlaq harus dikerjakan, hal ini sesuai dengan perintah ayat dan hadis, serta
kaedah ushul :
8
“Dasar dasar landasan sunnah menurut kami adalah berpegang dengan apa yang dipegang
atasnya Sahabat Rasulullah Saw” {Syarah Ushul Ahli Sunnah : 1/156}
َصـ ـ ـلَّى اهللُ َعلَ ْيـ ـ ِـه َو َسـ ـ ــلَّ َم فَال ِ ِ َ ـل ِعَبـ ـ
ُّ ُكـ ـ: ـال
َ اب َر ُسـ ـ ـول اهلل
ُ صـ ـ ـ َح
ْ َـادةُ لَ ْم َي ـ ْف َعـ ـ ـ ـْلهَا ا َ َع ْن ُح َذ ْيـ ـ ــفَةُ قَ ـ ـ7-
{وها }رواه ابو داود َ ُتَ ـ ْف َـعـل
7- Dari Huzaifah dia berkata : “Setiap Ibadat yang tidak pernah dilakukan oleh Sahabat
Rasulullah saw maka janganlah kalian melakukannya” {HR.. Abu Daud}
Dan empat Imam Fuqaha telah berkata :
9
الر ُج ُل َعلَى ْاآلثَ ِار َي ْنَب ِغى اَ ْن َّيـتَ ِه َّم َعلَى ْا ِال ْسالَِم َ ف ِا َذا
َّ ط َع َن ِ َالسل
َّ ال اَ ْهـ ُل السَُّّن ِة ِم َن
َ َق
Abul Qasim Al Ashbahani berkata : Telah berkata Ahlus Sunnah dari kaum salaf, “apabila
seseorang mencerca atau menghina Atsar dan Sunnah Nabi Saw, maka sudah pantas
baginya untuk diragukan ke-Islamannya” {Kitab Al Hujjah Fii bayanil Mahajjah : 2 / 428}
Dan sudah jelas Ta’rif Sunnah dan Bid’ah, bahwa bid’ah dan Sunnah dua perkara yang
sangat berbeda, dan tidak boleh Sunnah tercampur dengan bid’ah, begitu banyak ayat dan
hadis menyuruh kita untuk berpegang dengan sunnah dan menolak bid’ah. Dan banyak
para ulama Ahlus Sunnah dari kalangan salafus shalih serta yang mengikuti manhaj mereka
mencerca pelaku bid’ah, bahkan, orang yang sudah mengetahui sunnah tetapi tidak mau
mengamalkannya dan tetap konsisten dengan perbuatan Muhdats dan Bid’ahnya, maka
layak baginya diragukan Nilai Iman dan Islamnya. Maka untuk pelaku Muhdats / Bid’ah serta
yang wala’ {loyal} kepada mereka akan mendapatkan laknat dari Allah, Malaikat, Para Nabi,
dan Ummatnya yang Ittibaa’ dengan sunnahnya {HSR. Bukhori dan Muslim}, sebab
hakikatnya mereka termasuk golongan Nifaq, yang telah merusak ushulul Islam yang
dibawa oleh Nabi saw. !!! Hadanal-lahu waiyaka ‘Ajmain.
Maka oleh karena itu wajib mengikuti sunnah Rasulullah Saw dan Atsar Sahabat, serta ta’at
kepada mereka menjadi suatu keharusan, dan yang menolak keta’atan kerpada Rasulullah
Saw, menjadi kafir, sebagaimana dalil dalil dibawah ini :
صـِل ِه َّ ِ ِّ ِ ِ ِول ِم ْن َب ْعـ ِـد ـمـا تََبَّي َن لَـهُ اْلهـ َـدى وَيتَّبِـع َغ ْيـر سـب
َ يل اْل ُم ْـؤ ِمن
ْ ين ُن َوله َمـا تَ َـولى َوُن َ َ ْ َ ُ َ َ الر ُس ِ و َم ْن ُي َش ِاق
َّ ق َ
ِ تم
.ص ًيرا َ َجهََّن َم َو َس
َ ْ اء
Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan
yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruk tempat kembali. {Qs. An Nisaa’ : 115}
1-Wajib mengimani seluruh nash nash Al Kitab dan االيمانُ بجميع نصوص الكتاب والسنة
As Sunnah”
3-Tidak ada Nasakh {penghapusan} didalam ال نسخ في اآلخبار وال في اصول الدين
Khobar {berita berita} dan Ushulud-Din”
4-Wajib mengembalikan suatu perselisihan kepada رد التنازع الى الكتاب والسنة
Al Qur’an dan As Sunnah”
5-Wajib menolak adanya pertentangan antara nash- درء التعـــارض بين نصـــوص الكتـــاب
nash Al Qur’an dan As Sunnah”
والسنة
6-Tidak ada pertentangan antara Naqli {wahyu} dan درء التعارض بين النقل والعقل
Aqli {akal sehat}”
8-Dzohir nash nash dapat dipahami oleh ظواهـــــرـ النصــــوص مفهومــــة لــــدي
Mukhathab {objek pembicara}”
المخاطبين
9-Wajib mengimani ayat ayat mutasyabbihat dan االيمان بالمتشابه والعمل بالمحكمـ
mengamalkan ayat ayat yang muhkam”
10-Pemahaman para Salafus Shalih merupakan حجيــة فهم الســلف الصــالح للنصــوص
hujjah dalam memahami nash nash Al Qur’an dan
nash nash As Sunnah”
الكتاب والسنة
َواعْ َتصِ مُوا ِب َحب ِْل هَّللا ِ َجمِيعًا َوال َت َفرَّ قُوا
Dan berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali Allah, {Al Qur’an dan As Sunnah
NabiNya} dan janganlah kalian bercerai berai {Qs. Ali Imran : 103}
11
Dan Rasulullah Saw telah menyatakan agar ummatnya harus berpegang kepada Kitab Allah
dan sunnahnya, supaya mereka selamat.
ﻟﻗﺪ> ﺗﺭﻜﺕ> ﻓﻴﻜﻡ> ﺷﻴﺄﻴﻦ> ﺍﺤﺩ> ﻫﻤﺎ> ﻜﺘﺎﺐ> ﺍﷲ> ﻫﻮ> ﺤﺑﻝ> ﺍﷲ> ﻭﻤﻥ> ﺍﺘﺒﻌﻬﺎ> ﻜﺎﻥ> ﻋﻠﻰ> ﺍﻟﻬﺪﻯ> ﻭ> ﻤﻦ
ﺘﺮﻜﻬﺎ ﻜﺎﻦ ﻋﻟﻰ ﺍﻟﺿﻼﻟﺔ
Sesungguhnya aku telah meninggalkan kepada kalian dua hal salah satunya adalah kitab
Allah dia adalah tali Allah, dan siapa saja yang mengikutinya adalah dia senantiasa berada
diatas Huda {petunjuk yang benar}, dan siapa saja yang meninggalkannya maka dia
senantiasa berada diatas kesesatan {HSR. Muslim}
ِ ِ ِ
ِ ْالف ِهم ِفي ا
ِ َلكت َ ِا َّن َما َهلَ َك َم ْن َك
اب ْ ان قَبلَ ُك ْم ِبا ْخت
SYARAH
HADIS
BINASALAH
ORANG
YANG
12
TA’LIM BA’DA SUBUH DIMASJID AL UKHUWAH PALM SEMI TANGGAL : 14-5-2016
13