Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GEOGRAFI

“ANALISIS FENOMENA BANJIR DI SUBANG TAHUN 2013”

Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata pelajaran Geografi
yang diampu oleh Ibu Dra. Heni Heriyani

Disusun oleh:
Wisnu Rahmat Saputra
NIS. 192010069
X MIPA 1

SMAN 1 KARAWANG
Jl. Jenderal Ahmad Yani No.22, Nagasari, Kec. Karawang Barat,
Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41312

www.sman1karawang.sch.id

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
bagi penulis hingga dapat menyelesaikan makalah “Analisis Fenomena Banjir di Subang
Tahun 2013”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Serta terima kasih
kepada Ibu Dra. Heni Heriyani selaku guru pembimbing mata pelajaran Geografi yang telah
memberikan tugas ini. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan baik bagi pembaca maupun penulis sendiri. Penulis
juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Orang tua dan semua
pihak yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga dalam proses
penulisan makalah ini dapat berjalan dengan baik.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Oleh karena
itu penulissangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari pembaca agar
kedepannya bisa lebih baik lagi.

Subang, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
A. Pengertian Banjir...........................................................................................................................
B. Jenis Banjir........................................................................................................................................
C. Faktor Penyebab.............................................................................................................................
D. Dampak dan Banjir.......................................................................................................................
E. Usaha Pengurangan Risiko.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................
A. Lokasi Wilayah Terdampak....................................................................................................
B. Waktu Terjadi Banjir...................................................................................................................
C. Penyebab Banjir..............................................................................................................................
D. Jumlah Korban................................................................................................................................
E. Jumlah Wilayah Terendam....................................................................................................
F. Upaya Penanggulangan............................................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................


A. Kesimpulan.........................................................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Banjir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia banjir /ban·jir / 1 v berair banyak dan deras,
kadang-kadang meluap (tentang kali dan sebagainya)

Sedangkan menurut ilmu yang mempelajari tentang bumi Banjir adalah peristiwa
terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat

Banjir sebenarnya merupakan peristiwa terbenamnya daratan oleh air yang disebabkan
oleh hal-hal tertentu. Yang mana air tersebut menggenangi daratan yang tadinya kering,
bahkan merupakan tempat tinggal masyarakat. Tetapi akhir-akhir ini, fenomena banjir
termasuk kategori bencana alam yang merugikan masyarakat dan pemerintah termasuk
Indonesia.

B. Faktor Penyebab
Banjir merupakan bencana alam yang bisa disebabkan oleh aktifitas alami dari alam
maupun aktivitas manusia yang cenderung merusak bahkan tanpa disadari, berikut ini
adalah faktor penyebab banjir:
1. Topografi Wilayah

Kondisi topografi adalah bentuk permukaan suatu wilayah. Wilayah dengan


topografi rendah atau dataran rendah lebih berisiko mengalami banjir
dibandingkan daerah dataran tinggi. Hal ini sesuai dengan prinsip air, yakni
akan selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.

Banjir umumnya terjadi di daerah hilir kawasan daerah aliran sungai (DAS).
Karena dipastikan daerah hilir memiliki ketinggian yang lebih rendah
dibandingkan daerah hulu.

2. Intensitas Curah Hujan


Curah hujan yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang akan meningkatkan
risiko banjir. Tingginya curah hujan juga dapat dipengaruhi oleh fenomena El
Nino.
Volume air di daratan akan meningkat karena tanah memiliki tingkat
kejenuhan air dalam kadar tertentu. Air hujan yang jatuh ke daratan akan
memenuhi saluran-saluran air, seperti sungai. Jika volume air terlalu banyak,
maka sungai akan meluap dan menimbulkan bencana banjir.
3. Daerah Resapan Air
Area resapan air seperti hutan kota dan ruang terbuka hijau sangatlah
diperlukan khususnya di perkotaan. Area-area tersebut dapat menjadi daerah
resapan air dan mencegah terjadinya banjir.

Namun sayangnya, pembangunan besar-besaran dilakukan tanpa


mempertimbangkan area resapan air. Apabila permukaan tanah tertutupi oleh
beton atau aspal, maka air tidak dapat meresap dan akan menggenang.

4. Aliran Sungai
Kelancaran aliran air pada selokan dan sungai juga menjadi faktor terjadinya
banjir atau tidak. Sungai serta parit yang dipenuhi oleh sampah yang
menumpuk akan menghambat aliran air, sehingga air akan meluap ke daratan.

5. Kondisi Hutan

Hutan memberikan banyak manfaat bagi manusia dan lingkungan, termasuk


dalam mengendalikan banjir. Pohon-pohon yang tumbuh di hutan berperan
untuk menahan dan menyerap air.

Jika kondisi hutan rusak dan gundul, baik karena alih fungsi lahan dan
penebangan liar, maka akan berakibat kepada volume air pada aliran sungai
bagian hilir.

6. Sistem Tata Kelola

Pengelolaan daerah aliran sungai dan tata kota yang keliru dapat menyebabkan
bencana banjir. Pemerintah harus mengatur dan menindak tegas segala sesuatu
yang memberikan efek negatif bagi lingkungan dan meningkatkan risiko
banjir, misalnya pembangunan pemukiman di bantaran sungai, pengawasan
proyek waduk, dan sebagainya.

C. Dampak Banjir
Banjir merupakan bencana alam yang dapat menimbulkan dampak ataupun masalah
baik bagi pemerintah maupun masyarakat yang mengalaminya secara langsung,
berikut ini adalah dampaknya;
1. Masalah Kesehatan
Air kotor dalam jumlah banyak menggenang, masalah kesehatan pun tidak dapat
dihindari. Berbagai bakteri dan virus yang mengakibatkan gangguan kesehatan
lebih mudah menyebar dan menyerang siapa saja, khususnya bagi lansia dan anak-
anak.

2. Kerugian Ekonomi
Terjadinya kerusakan pada rumah dan barang-barang yang ada di dalamnya
ternyata menimbulkan kerugian ekonomi. Di beberapa daerah yang merupakan
tempat strategis bahkan bisa memperlambat perputaran roda ekonomi.

3. Sulitnya Air Bersih


Ketika terjadi bencana banjir, jumlah air bersih akan berkurang karena
terkontaminasi oleh partikel ataupun lumpur yang terbawa banjir. Padahal air
bersih sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti ini.

4. Aktivitas Warga Terhambat


Terhambatnya aktivitas warga menjadi hasil lain yang mungkin paling terasa saat
kondisi ini melanda. Dampak banjir bagi masyarakat yang paling sederhana
adalah terendamnya rumah sehingga membuat mereka harus melakukan
penanganan terlebih dahulu sebelum beraktivitas.
5. Muncul Korban Jiwa
Adapun dampak negatif banjir yang paling parah, yakni munculnya korban jiwa.
Munculnya korban sebagai dampak banjir bandang sering kali dikarenakan
terseret arus atau luapan air yang tak terprediksikan.

D. Jenis Banjir
Peristiwa banjir yang terjadi tentunya bermacam-macam tergantung pada penyebabnya.
Oleh karena itu, terjadinya banjir dilihat dari penyebabnya terbagi menjadi beberapa
jenis,  antara lain:

1. Banjir Air

Banjir air merupakan banjir yang sering sekali terjadi saat ini. Penyebab dari
banjir ini adalah kondisi air yang meluap di beberapa tempat, seperti sungai, danau
maupun selokan. Meluapnya air dari tempat-tempat tersebut yang biasanya
menjadi tempat penampungan dan sirkulasinya membuat daratan yang ada di
sekitarnya akan tergenang air. Banjir ini biasanya terjadi karena hujan yang begitu
lama sehingga sungai, danau maupun selokan tidak lagi cukup untuk menampung
semua air hujan tersebut.

2. Banjir Cileuncang

Banjir ini sebenarnya hampir sama dengan banjir air. Tetapi banjir cileuncang ini
terjadi karena hujan yang derat dengan debit/aliran air yang begitu besar.
Sedemikian sehingga air hujan yang sangat banyak ini tidak mampu mengalir
melalu saluran air (drainase) sehingga air pun meluap dan menggenangi daratan

3. Banjir Rob (Laut Pasang)

Banjir laut pasang atau dikenal dengan sebutan banjir rob merupakan jenis banjir
yang disebabkan oleh naiknya atau pasangnya air laut sehingga menuju ke daratan
sekitarnya. Banjir jenis ini biasanya sering menimpa pemukiman bahkan kota-kota
yang berada di pinggir laut, seperti daerah Muara Baru di ibukota Jakarta.
Terjadinya air pasang ini di laut akan menahan aliran air sungai yang seharusnya
menuju ke laut. Karena tumpukan air sungai tersebutlah yang menyebabkan
tanggul jebol dan air menggenangi daratan.

4. Banjir Bandang

Banjir bandang merupakan banjir yang tidak hanya membawa air saja tapi
material-material lainnya seperti sampah dan lumpur. Biasanya banjir ini
disebabkan karena bendungan air yang jebol. Sehingga banjir ini memiliki tingkat
bahaya yang lebih tinggi daripada banjir air. Bukan hanya karena mengangkut
material-material lain di dalamnya yang tidak memungkinkan manusia berenang
dengan mudah, tetapi juga arus air yang terdakang sangat deras.

5. Banjir Lahar

Banjir lahar merupakan jenis banjir yang disebabkan oleh lahar gunung berapi
yang masih aktif saat mengalami erupsi atau meletus. Dari proses erupsi inilah
nantinya gunung akan mengeluarkan lahar dingin yang akan menyebar ke
lingkungan sekitarnya. Air dalam sungai akan mengalami pendangkalan sehingga
juga akan ikut meluap merendam daratan.
6. Banjir Lumpur

Banjir ini merupakan jenis banjir yang disebabkan oleh lumpur. Salah satu contoh
identic yang masih terjadi sampai saat ini adalah banjir lumpur Lapindo di
Sidoarjo, Jawa Timur. Banjir lumpur ini hampir menyerupai banjir bandang, tetapi
lebih disebabkan karena keluarnya lumpur dari dalam bumi yang kemudian
menggenangi daratan. Tentu lumpur yang keluar dari dalam bumi tersebut berbeda
dengan lumpur-lumpur yang ada di permukaan. Hal ini bisa dianalisa dari
kandungan yang dimilikinya, seperti gas-gas kimia yang berbahaya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lokasi Wilayah Terdampak


Wilayah yang terdampak banjir di kabupaten Subang ada 12 kecamatan, Ke-12
Kecamatan itu yakni Pabuaran, Patokbeusi, Ciasem, Blanakan, Sukasari, Pamanukan,
Legonklon, Puskanagara, Pusakajaya, Compreng, Biong, dan Tambakdahan.
Selain merenedam pemukiman warga, banjir juga merusak ratusan hektar sawah
produktif tanaman padi di wilayah Pantura. Beruntung, hingga saat ini belum
dilaporkan terdapat korban jiwa. Dari pantauan, akibat banjir besar itu melumpuhkan
aktivitas warga. Warga yang pemukimannya terendam disibukkan dengan
menyelamatkan barang-barang berharga.

B. Waktu Terjadi Banjir


Banjir yang merendam sebagian kecamatan dikabupaten subang ini terjadi pada awal
tahun 2013.

C. Penyebab Banjir

Zona-zona banjir terakumulasi pada topografi yang lebih rendah dari sekitarnya (area
lembahan) yang dekat dengan area pertemuan 2 aliran sungai (junction) dan area
belokan sungai (meandering). Kedua area tersebut merupakan area potensi terjadi
luapan sungai ketika volume dan debit air melebihi kapasitas sungai yang mengalami
pendangkalan akibat sedimentasi dan penyempitan lebar sungai di sekitar
pemukiman.

Area tangkapan air (catchment) yang berada di sekitar Desa Kadawung, Chambulu,
Karangmukti, Wantilan, dan Marengmangyang merupakan hulu dari sungai-sungai di
Kabupaten subang ini sebagian besar merupakan area pesawahan tadah hujan dengan
vegetasi yang sangat minim bahkan tidak ada. Jenis catchment seperti ini ketika
terjadi hujan deras yang cukup lama, menyebabkan akumulasi air akan langsung
disalurkan ke sungai-sungai bertipe dendritik tersebut tanpa ada area resapan air yang
baik di area hulu karna tidak adanya vegetasi (pohon-pohon) yang dapat berfungsi
sebagai area resapan air.

Kurangnya area resapan akan menyebabkan tingginya proses sedimentasi di


sepanjang aliran sungai sehingga proses pendangkalan akan cepat pula. Material
Sedimen sungai (pasir&lempung) biasanya terakumulasi pada area meandering
sungai sehingga area ini biasanya mengalami akumulasi sedimen yang lebiih banyak
dibanding area sungai lainnya. Maka sangat penting untuk menjaga area meandering
tetap memiliki lebar sungai yang cukup luas untuk mengakomodasi penumpukan
sedimen tersebut. Ketika area menadering ini dijadikan area pemukiman, maka akan
menambah sempit lebar zona meander sungai akibat tempat buangan sampah dan
lainnya. Padahal area belokan sungai (meandering) merupakan area potensial
terjadinya luapan sungai ketikan volume dan debit air melebihi kapasitas sungai,
maka tidak heran pemukiman disekitar area meandering akan mengalami kebanjiran.
Tipe sungai di Kab. Subang bagian utara ini sebagian besar bertipe dendritik,
sehingga akan banyak zona pertemuan 2 aliran sungai (junction) yang juga
merupakan area potensi luapan sungai.

Dari peta persebaran zona-zona potensi banjir, terlihat bahwa potensi banjir berada
pada area-area belokan sungai (meandering) dan area pertemuan 2 aliran sungai
(junction) yang dekat dengan pemukiman warga. Selain itu zona potensi banjir juga
terakumulasi pada area lembahan atau area dengan topografi yang rendah dibanding
area sekitarnya. Hal ini terjadi karena ketika luapan sungai terjadi pada area junction
dan meandering, maka luapan air akan mengalir ke area yang lebih rendah
(lembahan) yang kemudian air tersebut terakumulasi disana dan terjadilah banjir.

D. Jumlah Korban
Banjir menerjang ribuan rumah di kawasan Pantai Utara (Pantura). Ribuan rumah
warga yang tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Ciasem terendam banjir. Di Desa
Ciasemtengah 650 rumah, Desa Ciasemhilir 400 rumah, Desa Pinangsari 150 rumah,
Desa Jatibaru 20 rumah, Desa Ciasemgirang 100 rumah, dan Desa Dukuh 150 rumah.
Banjir juga menerjang 500 rumah di Kecamatan Pagaden, 900 rumah di Kecamatan
Legon Kulon, dan 500 rumah di Kecamatan Pamanukan. sedikitnya 1.784 rumah di
Kecamatan Pabuaran terendam banjir. Yang terparah di Desa Pabuaran mencapai
1.000 rumah, Di Desa Salamjaya 511 rumah. Sedangkan di Desa Siluman dan Desa
Pringkasap masing-masing 150 rumah. Adapun di Desa Karanghegar 21 rumah, dan
dua rumah di Desa Kadawung.

Selain itu, tercatat ada dua korban tewas akibat terseret banjir, masing-masing
bernama Umar Kiki, 60 tahun, dan Sujai, 10 tahun. Mereka berasal dari dua
kampung berbeda.
E. Jumlah Wilayah Terendam
Banjir ini merendam sebagian kecamatan di kabupaten Subang bagian utara,
diantaranya; Kecamatan Ciasem (Desa Ciasemtenga, Desa Ciasemhili, Desa
Pinangsari, Desa Jatibaru, Desa Ciasemgirang, dan Desa Dukuh.), Kecamatan
Pabuaran (Desa Pabuaran, Di Desa Salamjaya Desa Siluman dan Desa Pringkasap,
Karanghegar dan Desa Kadawung.), Banjir juga menerjang di Kecamatan Pagaden,
Kecamatan Legon Kulon, dan Kecamatan Pamanukan.

F. Upaya Penanggulangan
Untuk menanggulanginya Satuan Pelaksana (Satlak) bencana pada 22 januari 2013
mengirimkan bantuan ke 4 lokasi kecamatan yang terkena dampak banjir yaitu Kec.
Pamanukan, Kec. Blanakan, Legonkulon dan Kec. Sukasari. Bantuan yang disalurkan
berupa makanan cepat saji, mie instan, air mineral, kopi dan obat-obatan serta
keperluan yang dibutuhkan oleh para pengungsi. Bantuan tersebut bersumber dari
sumbangan 16 SKPD dinas, badan dan instansi pemerintah di Kabupaten Subang.

Mantan Bupati Subang, Ojang Sohandi menghimbau kepada seluruh komponen


masyarakat untuk ikut membantu meringankan korban bencana khususnya bencana
banjir. Karena menurutnya, diperkirakan banjir menjadi ancaman sepanjang curah
hujan yang masih tinggi hingga bulan Februari 2013 mendatang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pemaparan yang sudah saya jelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa banjir
yang terjadi di kabupaten subang khususnya bagian utara tergolong sebagai bencana
banjir yang cukup parah. Banjir tersebut telah merendam sebagian besar kecamatan di
Kabupaten Subang. Peristiwa banjir ini disebabkan karena beberapa faktor, antara
lain: curah hujan yang tinggi dan pendangkalan dasar sungai. Bencana banjir ini
selain merusak rumah warga juga merusak puluhan hektar lahan pertanian milik
warga.

Memang untuk bantuan yang datang dari pemerintah setempat ketika bencana banjir
terjadi cepat sampai ke masyarakat, karena bencana banjir ini merupakan bencana
yang sering terjadi setiap tahunnya. Untuk penanggulan banjir agar tidak terjadi perlu
dilakukan upaya konkrit penanganan banjir di Subang, seperti normalisasi sungai dan
pembangunan tanggul secara permanen.

B. Saran

Semoga dengan dibuatnya makalah ini bisa bermanfaat, baik untuk pembaca maupun
penulis. Sebagai manusia yang telah diberikan kesempatan untuk hidup dan
memanfaatkan alam sekitar, kita haruslah menjaga alam. kita bisa mulai dari hal kecil
seperti tidak membuang sampah sembarangan. Dengan membuang sampah
sembarangan, selain akan membuat lingkungan tidak asri, tetapi juga dapat membuat
saluran air menjadi tersumbat yang merupakan awal dari bencana banjir dapat terjadi.
Selain masyarakat yang menjaga alam pemerintah juga perlu melakukan usaha untuk
mengendalikan bencana banjir, misalnya dengan membangun bendungan atau
melakukan pengerukan dasar sungai serta membangun tanggul untuk menahan air
banjir.
DAFTAR PUSTAKA

https://kbbi.web.id/banjir

https://rimbakita.com/banjir/

Prudential. 2017. “5 Dampak Banjir Bagi Masyarakat yang Perlu Diketahui”


https://www.prudential.co.id/id/Informasi-untuk-Anda/artikel-asuransi-jiwa/5-dampak-banjir-
bagi-masyarakat-yang-perlu-diketahui/

Redaksi Ilmugeografi. “Jenis Jenis Banjir – Pengertian – Penjelasan dan Penyebabnya“


https://ilmugeografi.com/bencana-alam/jenis-jenis-banjir

Kompasiana. 2014. “Analisis Banjir Subang Jawa Barat”


https://www.kompasiana.com/ino_gf08_ugm/551fbef8813311611e9df85a/analisis-banjir-
subang-jawa-barat

Tempo.co. 2013. “Dua Orang Tewas Dalam Bencana Banjir di Subang”


https://nasional.tempo.co/read/455730/dua-orang-tewas-dalam-bencana-banjir-di-
subang/full&view=ok

Tintahijau. 2014. “12 Kecamatan di Subang Lumpuh Dikepung Banjir“


http://www.tintahijau.com/megapolitan/peristiwa/5677-12-kecamatan-di-subang-lumpuh-
dikepung-banjir

humas Jawa Barat. 2020. “Ini Dia Solusi Atasi Banjir Subang”
https://jabarprov.go.id/index.php/news/36736/2020/02/27/Ini-Dia-Solusi-Atasi-Banjir-
Subang

Reporter Jabar 2013 “Plt. SEKDA: SEGERA LAKUKAN PENANGANAN BENCANA“


http://www.reporterjabar.com/2013/01/plt-sekda-segera-lakukan-penanganan.html

Anda mungkin juga menyukai