Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan dari IOM (Institute of Medicine) 1999 secara terbuka menyatakan bahwa paling
sedikit 44.000 bahkan 98.000 pasien meninggal di rumah sakit dalam satu tahun akibat dari
kesalahan medis (medical errors) yang sebenarnya dapat dicegah. Penelitian Bates (JAMA, 1995,
274; 29-34) menunjukkan bahwa peringkat paling tinggi kesalahan pengobatan (medication
error) padaa: tahap ordering (49%), diikuti tahap administration management (26%), pharmacy
management (14%), transcribing (11%). Laporan diatas telah menggerakkan sistem kesehatan
dunia untuk mengubah paradigma pelayanan kesehatan menuju keselamatan pasien (patient
safety). Gerakan ini berdampak juga terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia melalui
pembentukan KKPRS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit) pada tahun 2004. Berdasarkan
Laporan Peta Nasional Insiden Keselamatan Pasien (Konggres PERSI Sep 2007). “kesalahan
dalam pemberian obat menduduki peringkat pertama (24,8%) dari 10 besar insiden yang
dilaporkan. Jika disimak lebih lanjut, dalam proses penggunaan obat yang meliputi prescribing,
transcribing, dispensing dan administering, dispensing menduduki peringkat pertama”. Dengan
demikian keselamatan pasien merupakan bagian penting dalam risiko pelayanan di rumah sakit
selain risiko keuangan (financial risk), risiko property (property risk), risiko tenaga profesi
(professional risk) maupun risiko lingkungan (environment risk) pelayanan dalam risiko
manajemen.

Bahkan akrditasi dunia the Join Commission on Accrediation of Healthcare


Organizations (JCAHO) mesyaratkan tentang kegiatan keselamatan pasien berupa identifikasi
dan evaluasi hendaknya dilakukan untuk mengurangi risiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu manajemen resiko?


2. Apa tujuan manajemen resiko?
3. Apa saja jenis-jenis manajemen resiko?
4. Apa saja komponen manajemen resiko?
5. Apa itu patient safety?
6. Apa tujuan patient safety?
7. Apa saja sasaran patient safety?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa itu manajemen resiko


2. Untuk mengetahui apa tujuan manajemen resiko
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis manajemen resiko
4. Untuk mengetahui apa saja komponen manajemen resiko
5. Untuk mengetahui apa itu patient safety
6. Untuk mengetahui apa tujuan patient safety
7. Untuk mengetahui apa saja sasaran patient safety

1.4 Manfaat Penelitian

Penulisan ini bermanfaat untuk diri sendiri untuk menambah wawasan tentang, serta bagi
para pembaca yang ingin mengetahui dan memahami tentang manajemen resiko dan patient
safety baik pengertian manajemen resiko, tujuan manajemen resiko, jenis-jenis manajemen
resiko, komponen manajemen resiko, pengertian patient safety, tujuan patient safety dan sasaran
dari patient safety.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

manajemen risiko adalah suatu cara, metode, atau ilmu pengetahuan yang mempelajari
berbagai jenis risiko. Bagaimana risiko itu terjadi dan mengelola risiko tersebut dengan tujuan
agar terhindar dari kerugian, atau usaha untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran dan usaha seorang manajer untuk mengatasi kerugian secara rasional agar
tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017, keselamatan pasien


adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.Keselamatan pasien
dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi pasien dari sesuatu yang tidak diinginkan selama
proses perawatan.

Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap orang terutama dalam
pelayanan kesehatan agat memperolah pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman.

3.2 Saran

Agar pemerintah lebih memperhatikan dan meningkatkan upaya keselamatan pasien


dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih bermutu dan aman dengan
mengeluarkan dan memperbaiki aturan mengenai keselamatan pasien yang mengacu pada
perkembangan keselamatan pasien (patient safety) internasional yang disesuaikan dengan
kondisi yang ada di Indonesia.

Menyadari bahwa kelompok 1 jauh dari kata sempurna, kedepannya kelompok 1 akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber serta
referensi buku yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Diharapkan juga
pada kelompok selanjutnya agar dapat menyempurnakan dan mengembangkan materi iniagar
pengetahuan yang di dapat lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Sirait, Normaria Mustiana , Aries Susanty. 2015. Analisis Risiko Operasional Berdasarkan
Pendekatan EnterpriseRisk Managemen (ERM) Pada Perusahaan Pembuatan Kardus Di
CV Mitra Dunia PALLETINDO. Jurnal Riset akuntansi dan bisnis. 13(2) : 141

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamata
Pasien
Nasution, Puteri Citra Cinta Asyura. 2018. Keselamatan Pasien (Patient Safety). Skripsi.
Universitas Sumatera Utara
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/Viii/2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Workshop Nasional Keselamatan Pasien dan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Diakses
pada http://sirs.yankes.kemkes.go.id/sp2rs/home.php pukul 15.00WIB
Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006
1
T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Yogyakarta:BPFE.
2
H. Malayu Hasibuan. 1993. Manajemen Perbankan. Jakarta: CV Haji Masagung.
3
Ernie Tisnawati Sule. 2010. Pengantar manajemen. Jakarta: Kencana, 2010.
4
Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Bogor: Ghalia Indonesia
5
Iban Sofyan. 2005. Manajemen Risiko. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai