Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI PRIMER DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS SIKUMANA KOTA KUPANG

Elsa D.C Amaral1), Sebinus Kedang, S.Kep, Ns., M.Kep2) dan Maryati A. Barimbing, S.Kep.,Ns3)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Citra Husada Mandiri Kupang Propinsi Nusa Tenggara
Timur, Kode Pos:

Abstrak
Hipertensi sering disebut sebagai pembunuh diam-diam atau silent killer karena gejala awal
berupa asimtomatis, tetapi dapat mengakibatkan kerusakan yang permanen pada organ-organ tubuh
vital. Salah satu tindakan non farmakologi yang dapat membantu menurunkan tekanan darah adalah
latihan relaksasi otot progresif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh
latihan relaksasi otot progresif terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi primer di
Puskesmas Sikumana Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pra-experimental,
dengan rancangan penelitian One-Grroup Pre-Post Test Desain yang dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Sikumana Kota Kupang. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling dengan 40
responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terjadi penurunan tekanan darah pada responden. Dimana sebelum dilakukan latihan relaksasi otot
progresif sebagian besar responden memiliki tekanan darah kategori hipertensi ambang batas, dan
setelah dilakukan latihan relaksasi otot progresif sebagian besar responden memiliki tekanan darah
kategori normal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan relaksasi otot progresif berpengaruh
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian ini,
disarankan agar latihan relaksasi otot progresif dapat diterapkan dalam implentasi asuhan
keperawatan pada pasien hipertensi.

Kata Kunci: Tekanan Darah, Hipertensi, Relaksasi Otot Progresif.

Abstract
Hypertension is often called the silent killer or a silent killer because early symptoms such as
asymptomatic, but can result in permanent damage to organs vital. Salah a non-pharmacological
measures which can help lower blood pressure is mucle relaxation exercises progresif, adapun
purpose of this study was to analyze the effect of progressive muscle relaxation exercises to decrease
blood pressure in patients with primary hypertension in the clinic Sikumana Kupang City. This study
uses the pre – experimental type research with the study design is done in the working area of
puskesmas Sikumana kupang city. Sample of 40 respondents were selected with consecutive sampling
technique. The result showed that a decline in blood pressure on the respondent. Wherein prior to
progressive muscle relaxation exercises most of the respondents had a blood pressure of hypertensive
category thresholds and after progressive muscle relaxation exercises most of the respondents had a
normal blood pressure categories. Conclusions of this study is a progressive muscle relaxation
exercise effect to the decrease in blood pressure in patients with hypertension, based on the result of
this study, suggested that progressive muscle relaxationexercises can be applied in the
implementation of nursing care in patients with hypertension.

Keywords: Blood pressure,hypertens,progressive relaxation mucle

1
A. PENDAHULUAN tekanan darah. Dalam pengobatan hipertensi
ada dua cara yaitu pengobatan farmakologik.
Hipertensi sampai saat ini masih dan nonfarmakologik.
merupakan tantangan besar di Pada pengobatan farmakologik jenis
Indonesia.Betapa tidak, hipertensi merupakan golongan obat yang biasa diberikan adalah
kondisi yang sering ditemukan pada semua diuretik yang dapat mengurangi curah jantung,
orang. Disamping itu pengontrolan hipertensi beta bloker, penghambat ACE, antagonis
belum adekuat meskipun obat-obatan yang kalsium, yang dapat mencegah vasokonstriksi
efektif banyaktersedia [1]. Secara umum [3].
hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa Terapi non farmakologi adalah dengan
gejala dimana tekanan yang abnormal tinggidi menjalani gaya hidup sehat meliputi Olahraga
dalam arteri menyebabkan meningkatnya atau aktivitas serta berusaha mengurangi stres
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal misalnya dengan teknik relaksasi fisik berupa
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal pernapasan diafragma, relaksaasi otot secara
[2]. Hipertensi merupakan penyakit yang progresif, pelatihan otogenik dan teknik
banyak dijumpai dimuka bumi ini. Penyakit ini relaksasi mental berupa meditasi dan yoga [4].
dikenal sebagai the silent killer atau pembunuh Terapi non farmakologi mengajarkan kepada
tersembunyi karena pada banyak kasus tidak individu cara dalam mengubah perilaku
timbul gejala hingga terjadi komplikasi serius. mereka untuk mengubah respons fisik terhadap
Hipertensi primer adalah suatu kondisi dimana stres, serta meningkatkan gejala seperti
terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat tegangan otot, gangguan gastrointestinal, nyeri,
dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor dan gangguan tidur. Respon relaksasi
dari lingkungan [3] merupakan bagian dari penurunan umum
Menurut Joint National Committee on kognitif, fisiologis, dan stimulasi perilaku.
Prevention, Detection, Evaluation, and Proses relaksasi memperpanjang serat otot,
Treatment on High Blood Pressure VII (JNC mengurangi pengiriman impuls neural ke otak,
VII), hampir satu miliar penduduk dunia atau 1 dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga
dari 4 orang dewasa mengidap hipertensi sistem tubuh lainya. Penurunan denyut
(Prasetyaningrum, 2014).Gambaran ditahun jantung, frekuensi pernapasan, dan tekanan
2013 dengan menggunakan unit analisis darah [4].
individu menunjukan bahwa secara nasional Penelitian yang dilakukan terhadap
25,8% penduduk Indonesia menderita penyakit partisipan yang menderita hipertensi di kota
hipertensi. Jika saat ini penduduk indonesia Malang diberi perlakuan mendapat latihan
sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat relaksasi otot progresif selama 15 menit setiap
65.048.110 jiwa yang menderita hipertensi. latihan, sehari dua kali latihan dan dilakukan
Suatu kondisi yang cukup mengejutkan. untuk selama 6 hari dan ternyata dapat menurunkan
provinsi Nusa Tenggara Timur dari data yang tekanan darah sistolik 16,65 mmHg dan
diambil dari hasil Riskesdas nasional (2013) tekanan darah diastolik mengalami penurunan
didapat data pasien hipertensi yang didiagnosa sebesar 3,8 mmHg.
oleh tenaga kesehatan mempunyai prevalensi Pengaruh Latihan Yoga Terhadap
hipertensi yang tertinggi (4,4%). Berdasaarkan Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di
studi pendahuluan yang dilakukan oleh Panti Wreda Pengayoman Dan Panti Wreda
peneliti di Puskesmas Sikumana Kupang untuk Omega Semarang didapatkan hasil penurunan
tiga bulan terakhir didapatkan penderita tekanan darah sistolik sebesar 32,4 mmHg dan
hipertensi pada bulan agustus sebanyak 122 tekanan diastolik sebesar 13,38 mmHg [5].
orang, bulan september 269 orang dan bulan Relaksasi otot progresif adalah suatu
oktober sebanyak 201 orang. metode relaksasi melalui dua proses yaitu
Tekanan darah yang terlampau tinggi menegangkan dan merilekskan otot tubuh.
membuat jantung memompa lebih keras yang Latihan ini adalah salah satu dari yang paling
akhirnya mengakibatkan gagal jantung sederhana dan mudah dipelajari. Berdasarkan
(decompensatio), serangan otak (stroke), uraiandiatas dan pentingnya mengontrol
infark jantung (myocard infarction) dan cacat tekanan darah agar selalu stabil, maka peneliti
pada ginjal serta pembuluh darah. Pengobatan tertarik mengambil judul “Pengaruh Latihan
pada hipertensi bertujuan untuk mengurangi Relaksasi Otot Progresif terhadap Penurunan
morbiditas dan mortalitas dan mengontrol Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Primer

2
di Wilayah kerja Puskesmas Sikumana Kota SD sebanyak (42,5%), SMP (25%) dan SMA
Kupang” sebanyak (32,5%).

B. METODE PENELITIAN Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan


Jenis penelitian yang digunakan dalam pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana
penelitian ini adalah pra-experimental, dengan Kota Kupang
rancangan penelitian One-Group Pre-Post Test Pekerjaan F %
Desain. Ciri penelitian ini adalah IRT 12 30
mengungkapkan hubungan sebab akibat PNS 7 17,5
dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. SWASTA 10 25
Kelompok subjek diobservasi sebelum PENSIUNAN 6 15
dilakukan intervensi , kemudian diobservasi Tidak Bekerja 5 12,5
lagi setelah intervensi. Total 40 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa
C. HASIL DAN PEMBAHASAN responden berdasarkan pekerjaan yang
1. Hasil terbanyak terbanyak adalah pada IRT sebanyak
Data Umum (30%) dan yang paling sedikit adalah yang
Karakteristik responden berdasarkan umur, tidak bekerja sebanyak (12,5%).
jeneis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
kebiasaan merokok. Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan riwayat
keluarga yang menderita hipertensi di Wilayah
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis Kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang
kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana
Kota Kupang
Keluarga F %
Jenis Kelamin F % Orang tua 18 45
Laki-Laki 15 37,5 Saudara 6 15
Perempuan 25 62,5 Tidak ada 16 40
Total 40 100 Total 40 100

Berdasarkan data pada tabel 1 di Tabel 5. Menunjukkan bahwa


atas, diketahui bahwa sebagian besar responden keluarga yang menderita hipertensi
responden adalah perempuan yaitu sebanyak yang mempunyai riwayat dari orang tua
62,5%. sebanyak 45%, dari saudara kandung sebanyak
15% dan tidak mempunyai riwayat keluarga
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan usia di yang menderita hipertensi sebanyak 40%.
Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota
Kupang Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan
Umur F % kebiasaan merokok di Wilayah Kerja Puskesmas
40 – 55 tahun 15 37,5 Sikumana Kota Kupang
55 – 65 tahun 25 62,5 Kebiasaan Merokok F %
Total 40 100 Ya 8 20
Berdasarkan data pada tabel 2 Tidak 32 80
menunjukkan bahwa responden terbanyak Total 40 100
pada usia 55-65 tahun (62,5%) dan paling
sedikit pada usia 40-45 tahun (37,5%). Tabel 6 Menunjukkan bahwa
sebagian besar responden tidak memiliki
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan kebiasaan merokok (80%), sedangkan yang
pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas memiliki kebiasaan merokok hanya (20%).
Sikumana Kota Kupang.
Pendidikan F % Data khusus
SD 17 42,5
SMP 10 25 Tabel 7 Distribusi Tekanan Darah Responden
SMA 13 32,5 Sebelum Di Berikan Latihan Relaksasi Otot
Total 40 100 Progresif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana
Kota Kupang
Berdasarkan data pada tabel 3
diketahui bahwa yang mempunyai pendidikan

24
Kategori Tekanan meningkatkan risiko menderita hipertensi
F % kerena akan meningkatkan risiko kelebihan
Darah
Normal 0 0 berat badan, sehingga dengan adanya
Hipertensi Ambang pemberian latihan relaksasi otot progresif ini
23 57 dapat menurunkan tekanan darah dan
Batas
Hipertensi 17 43 menambah aktivitas [6].
Total 40 100
b. Tekanan darah sebelum diberikan
intervensi
Tabel 7 Menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan setelah
sebelum diberikan latihan relaksasi otot
diberikan latihan relaksasi otot progresif pada
progresif responden yang memiliki tekanan
40 responden terjadi penurunan tekanan darah
darah kategori hipertensi ambang batas (57%)
yaitu tekanan darah normal (52,5%), hipertensi
dan yang mempunyai hipertensi sebanyak
ambang batas (40%) dan yang mengalami
(42,5%), dan tidak ada responden yang
hipertensi adalah (7,5%). Hal ini sesuai
memiliki tekanan darah kategori normal.
dengan teori [4] bahwa latihan relaksasi otot
progresif mengajarkan individu bagaimana
Tabel 4.8 Distribusi tekanan darah setelah
beristirahat dengan efektif dan mengurangi
latihan relaksasi otot progresif di Wilayah
ketegangan pada tubuh. Relaksasi otot
Kerja Puskesmas Sikumana Kupang.
progresif adalah metode untuk membantu
Kategori F %
menurunkan ketegangan sehingga otot tubuh
Normal 23 57,5 menjadi rilek. Relaksasi otot progresif
Hipertensi Ambang 10 25 bertujuan menurunkan kecemasan stres, otot
Batas tegang dan kesulitan tidur. Hal ini
Hipertensi 7 17,5 didukung oleh peneliti lain yang dikemukkan
Total 40 100 oleh [8]. bahwa respon relaksasi bekerja lebih
dominan pada sistem parasimpatik, sehingga
Tabel 8 menunjukkan bahwa setelah menggendor saraf yang tegang. Saraf simpatik
diberikan latihan relaksasi otot progresif berfungsi untuk mengendalikan pernapasan
responden yang memiliki tekanan darah dan denyut jantung untuk tubuh menjadi rileks.
normal sebanyak (57,5%), hipertensi ambang Ketika respon relaksasi dirasakan oleh tubuh,
batas maka akan memperlambat detak jantung
sehingga dalam memompa darah ke seluruh
2. Pembahasan tubuh menjadi efektif dan tekanan darah pun
a. Tekanan darah sebelum diberikan menurun. Peneliti setuju dengan pendapat
intervensi diatas bahwa latihan relaksasi otot progresif
Hasil penelitian menunjukkan, sebelum sangat efektif dalam membantu menurunkan
diberikan latihan relaksasi otot progresif, tekanan darah karena respon relaksasi bekerja
responden yang memiliki Hipertensi ambang lebih dominan pada sistem parasimpatik
batas sebanyak 23 orang (57,5%) dan sehingga sistem parasimpatik akan
Hipertensi sebanyak 17 orang (42,5%). memperlambat denyut jantung yang
Hipertensi primer adalah suatu kondisi dimana mengakibatkan tekanan darah menurun.
terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat
dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor c. Pengaruh latihan relaksasi otot progresif
lingkungan. Seiring berubahnya gaya hidup terhadap penurunan tekanan darah
yang mengikuti era globalisasi kasus Hasil penelitian di atas sesuai dengan
hipertensi terus meningkat. Faktor-faktor yang hipotesis penelitian yaitu ada pengaruh latihan
menyebabkan hipertensi yaitu usia, keturunan, relaksasi otot progresif terhadap penurunan
jenis kelamin, berat badan, atau kelebihan tekanan darah pada pasien hipertensi primer di
berat badan, kurangnya melakukan olahraga, Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kupang.
merokok, konsusmsi alkohol, konsumsi garam Hasil ini dibuktikan dengan uji wilcoxon
berlebih, konsumsi kafein dan stres [7]. didapat p _ value = 0,000 maka p ≤ 0,05.
Orang yang tidak biasa melakukan aktivitas Penelitian yang dilakukan oleh Sheu dkk
fisik memiliki terkena hipertensi sebesar 4,73 (2003) tentang efek latihan relaksasi otot
kali disbanding orang yang melakukan progresif terhadap tekanan darah dan
aktivitas Peneliti setuju dengan pendapat kecemasan pada pasien hipertensi di rumah
diatas bahwa kurangnya aktivitas fisik akan sakit terhadap 40 responden dengan latihan

25
relaksasi selama 20 menit setiap kali latihan, menurunkan frekuensi jantung dan
dan dilakukan selama satu minggu menurunkan tekanan darah.
menunjukkan adanya penurunan rata-rata
tekanan darah sistolik 5,44 mmHg dan tekanan D. SIMPULAN
darah diastolik 3,48 mmHg. Sedangkan efek Berdasarkan hasil dan uraian pada
setelah latihan setelah empat minggu pembahasan di atas, maka disimpulkan ada
penurunan tekanan darah sistolik adalah 5,1 pengaruh latihan relaksasi otot progresif
mmHg dan tekanan diastolik 3,6 mmHg serta terhadap penurunan tekanan darah pada pasien
menurunkan persepsi kecemasan klien. Hal hipertensi primer di Wilayah Kerja Puskesmas
ini juga didukung oleh penelitian dengan Sikumana.
menggunakan desain quasi eksperimen, pada
40 responden yang dibagi menjadi dua DAFTAR PUSTAKA
kelompok yaitu kelompok perlakuan dan
kontrol dengan teknik pengambilan sampel [1] Infodatin (2013). Hipertensi. Link URL
secara convinience. Hasil yang diperoleh balitbangkes.kemenkesfiles/article20
selama 1minggu adalah setelah latihan 30 13 diakses tanggal 18/10/2015jam
menit terjadi penurunan nadi yaitu 1,95 sampai 15:30 WITA..
3 kali/menit dengan rata-rata penurunan [2] Ananta (2012). Waspada Gejala
2,35x/menit. Tekanan darah menurun dari 3,7 Penyakit Mematikan. Tugu Publisher
sampai 6,5 mmHg dengan rata-rata penurunan [3] Pudiastuti, R. (2011). Penyakit Pemicu
5,44 mmHg [8]. Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika
Saraf simpatis bekerja meningkatkan Putra & Prasetyo (2014). Alat
rangsangan atau memacu oragan-organ tubuh, Kesehatan Untuk Praktik Klinik &
memacu menigkatkan jantung dan pernafasan SOP. Nuha Medika
serta menimbulkan serta menimbulkan [4] Potter & Perry. (2010). Fundamental
penyempitan pembuluh darah perifer dan Keperawatan. Jakarta: Salemba
pembesaran pembuluh darah pusat, Medika.
menurunkan temperatur dan daya tahan kulit [5] Oktavia, D. (2008). Pengaruh Latihan
serta akan menghambat proses degestif dan Yoga Terhadap Penurunan Tekanan
seksual. Saraf parasimpatis bekerja Darah Pada Lansia Di Panti
menstimulasi naiknya semua fungsi yang Wreda Pengayoman Dan Panti
diturunkan oleh sistem saraf simpatis. pada Wreda Omega Semarang.
waktu orang mengalami ketegangan dan Ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.
kecemasan yang bekerja adalah sistem saraf php/ilmukeperawatan/article/%286%
simpatis sehingga denyut jantung, tekanan 21 13/133/Diakses tanggal
darah, jumlah pernafasan, aliran darah ke otot 11/11/2015 jam 11.00 Wita.
dan dilatasi pupil sering meningkat. Relaksasi [6] Sudiarto. (2011). Pengaruh Terapi
bertujuan menurunkan sistem saraf simpatis, Relaksasi Meditasi Terhadap
meningkatkan aktivitas parasimpatis, Penurunan Tekanan Darah Pada
menurunkan metabolisme, menurunkan Lansia Dengan Hipertensi Di
tekanan darah dan denyut nadi, menurunkan Wilayah Binaan Rumah Sakit
konsumsi oksigen. Beberapa perubhan akibat EmanuelKlempok Banjarnegara.
teknik relaksi adalah menurunkan tekanan Jos.unsoed.ac.id/index.php/keperawa
darah, menurunkan frekuensi jantung, tan/article/download/276/120/
mengurangi disritmia dan mengurangi Diakses Tanggal 11/11/2015 jam
ketegangan otot. Peneliti sependapat dengan 11.20 WITA
penelitian-penelitian sebelumnya bahwa [7] Casey &Benson. (2012). Menurunkan
penurunan tekanan darah pada 40 responden Tekanan Darah, Panduan Harvard
diakibatkan pemberian latihan relaksasi otot Medical Scholl. Jakarta: Bhuana
progresif. Dengan latihan relaksasi otot IlmuPopuler.
progresif akan menghasilkan respon yang [8] Harmono D. (2010). Pengaruh Latihan
memerangi stres ketika responden melakukan Relaksasi Otot Progresif Terhadap
latihan relaksasi otot progresif maka aksi Penurunan Tekanan darah Pada
hipotalamus akan menyesuaikan dan terjadi Kien Hipertensi Primer Di Kota
penurunan aktifitas sistem saraf simpatis Malang.ejournal/http://www/springer
sehingga dapat mengurangi ketegangan otot, link.comDiaksestanggal 25/11/2015
jam 14:00 WITA.

26

Anda mungkin juga menyukai