Laporan Kasus Tasia Rozakiah
Laporan Kasus Tasia Rozakiah
Disusun Oleh :
Tasia Rozakiah L
NIM. 1508153951
Pembimbing :
dr. Kurniaji, Sp.An
STATUS PASIEN
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN AHMAD PEKANBARU
Identitas pasien
Nama : Tn. LS
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status : Menikah
No RM : 01033637
Tanggal masuk RS :
Tanggal operasi : 17 Januari 2020
ANAMNESIS
(autoanamnesis di ruang pre-medikasi, 17 Januari 2020)
Keluhan utama :
Nyeri dada sebelah kanan sejak 2 minggu SMRS
2 minggu SMRS pasien juga mengeluhkan batuk. Batuk tidak berdahak dan tidak
berdarah. keluhan demam pada malam hari dan keringat pada malam hari disangkal.
Pasien juga mengeluhkan penurunan nafsu makan, berat badan pasien turun dalam
waktu 1 bulan dari 55 kg menjadi 47 kg. Keluhan tidak disertai dengan sesak nafas.
AMPLE
A : Tidak ada riwayat alergi obat-obatan dan makanan
M : Riwayat mengkonsumsi obat-obatan (-)
P : Asma (-), hipertensi (-), DM (-), TB(-)
L : Pasien terakhir makan dan minum pukul 02.00 WIB
E : Pasien mengeluhkan nyeri dada sebelah kanan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : komposmentis
Tekanan darah : 136/94 mmHg
Nadi : 87 kali/menit
Napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 oC
SaO2 : 98%
Berat badan : 47 kg
Tinggi badan : 162 cm
IMT : 17,93 (underweight)
A. Airway
Pasien dapat berbicara dengan lancar, tidak terdapat kelainan pada leher, tidak
ada suara nafas tambahan (gurgling, stridor, snoring), hembusan nafas dapat
dirasakan.
Penilaian LEMON:
L (Look) : Gigi dan lidah pasien tidak besar, tidak terdapat
trauma wajah.
E (Evaluation) : Jarak antara gigi seri pasien 3 jari.
Jarak tulang tiroid dengan dagu 3 jari.
Jarak benjolan tiroid dengan dasar mulut 2 jari.
M (Mallapati score) : Classification II
5
B. Breathing
Frekuensi nafas 18x/menit, gerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi
iga dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan, vocal fremitus melemah pada
hemithoraks kanan, perkusi redup pada hemithoraks kanan, suara nafas
vesikular (menurun/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
C. Circulation
Akral hangat, tidak pucat, frekuensi nadi 87x/menit, reguler, tegangan dan
pengisian penuh, CRT < 2 detik, tekanan darah 136/94 mmHg, terpasang IV
line dengan cairan Ringer Laktat 20 tetes/menit
D. Disability
Kesadaran composmentis, GCS 15 (E4V5M6)
Pupil isokor 2 mm / 2 mm, refleks cahaya (+/+)
E. Exposure
Pasien memakai baju operasi dan diselimuti.
Pemeriksaan kepala
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), udem palpebral (-/-),
pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
Mulut : oral ulcer (-), sianosis (-), mukosa kering (-), gigi palsu (-), bibir
pucat (-)
Leher : tidak tampak adanya benjolan dan pembesaran kelenjar getah bening
6
Pemeriksaan thoraks
Inspeksi : dinding dada simetris, gerakan dinding dada asimetris, dada kiri
tertinggal dari dada kanan, tidak ada retraksi iga dan penggunaan
otot-otot bantu pernapasan. Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : vokal fremitus melemah pada hemithoraks kanan. Iktus cordis
teraba pada SIK V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : redup pada lapangan paru kanan dan sonor pada lapang paru kiri,
batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi : suara nafas vesikular (menurun/+),), ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
bunyi jantung S1 dan S2 normal regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, scar (-), venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) 16x/menit
Perkusi : timpani pada lapangan abdomen
Palpasi : supel, defans muskuler (-), nyeri tekan (-), teraba massa (-), hepar
dan lien tidak teraba.
Pemeriksaan ekstremitas :
CRT< 2 detik, akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Pemeriksaan penunjang
Darah rutin ()
HB : 11,7 mg/dl
HT : 32,6 %
Leukosit : 13.800/uL
Eritrosit : 3,44 jt/uL
Trombosit : 350.000/uL
MCV : 76,2
MCH : 26,7
AST : 41
ALT : 96
Na : 141
Cl : 107
Gula darah sewaktu : 110 mg/dL
DIAGNOSIS:
- Tumor Paru Kanan jenis (?) TxNxM1B (colli sinistra)
TINDAKAN: Bronchoscopy
STATUS ASA:
ASA II
PERSIAPAN ANESTESI
Persiapan Pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur rencana tindakan anestesi (GA)
Pasien diminta puasa 6 jam sebelum operasi
Pasien dipastikan tidak ada gigi goyang dan melepaskan semua perhiasan
ataupun besi-besi yang menempel pada tubuh pasien
Pada pasien dipasangkan akses intravena dengan IV cateter no. 18 G dan
pastikan cairan menetes lancar
Pakaian pasien dilepas dan diganti dengan baju operasi
Pasien diposisikan tidur terlentang
8
Persiapan Alat
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selang penghubung (connector),
face mask, tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas O 2 dan N2O
terhubung dengan sumber sentral, mengisi vaporizer sevoflurane dan
isoflurane.
Mempersiapkan STATICS yaitu:
Scope (Stetoskop dan laringoskop)
Tube/ETT jenis Non king-king nomor 6,5; 7 ; 7,5 dan Spuit 20 cc)
Airway (Guedel)
Tape/hipafix (plester)
Introducer
Connector
Suction
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3, 5 dan 10 cc
Alat infus
Persiapan Obat
Fentanyl 100 mcg
Propofol 100 mg
Atracurium besylate 20 mg
Dexametason 5 mg
Dexketoprofen 50 mg
Sulfas atropine 0,25 mg
Oksigen 2 L/menit
Sevoflurane 2 Vol. %
9
Tahapan anestesi
1. Premedikasi
(-)
2. Induksi
- Bolus Fentanyl : (1-3 mcg) x 47 kg = 47-141 mcg 100 mcg; Fentanyl
100 mcg/2cc.
- Bolus propofol : (2-2,5 mg) x 47 kg = 94-117,5 mg 100 mg/10 cc,
selanjutnya cek respon reflek bulu mata pasien hingga dapat hasil respon
(-)
3. Oksigenasi
- Alirkan O2 5 L/menit melalui face mask, dan alirkan kearah depan wajah
pasien
4. Muscle Relaxant
- Bolus atracurium 0,3-0,6 mg x 47 kg = (14,1-28,2) → 20 mg
5. Ventilasi
Kuasai patensi jalan nafas pasien, dengan memposisikan ekstensi kepala,
gunakan oropharynx tube untuk mencegah sumbatan lidah pada jalan nafas
pasien.
Pasang guedel dan face mask, dan berikan aliran O2 2 L/menit ditambah
dengan aliran N2O 2L/menit dan aliran Sevoflurance 2 Vol %. Pasien
diberikan ventilasi secara manual dengan frekuensi nafas 16x/menit selama
3 menit. Setelah memastikan saturasi pasien baik, lanjutkan dengan
laringoskopi.
10
6. Laringoskopi
Lepaskan face mask dan guedel
Pasang blade pada gagang laringoskop dan pegang laringoskop dengan
tangan kiri
Masukan laringoskop ke dalam mulut pasien dari sisi kanan, singkirkan
lidah ke kiri, posisikan kepala pasien ekstensi, telusuri lidah pasien hingga
terlihat epiglottis dan plica vocalis
7. Intubasi
Masukan ETT no 7,5 dengan tangan kanan ke arah plica vocalis
Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi
Pastikan ETT telah masuk ke trakea dengan cara lihat pergerakan dinding
dada simetris dan auskultasi paru dengan suara nafas yang sama kuat pada
lapangan paru kanan dan kiri saat memompa balon.
Fiksasi interna ETT dengan mengembangkan balon ETT menggunakan
udara dan spuit 20 ml dan fiksasi eksterna dengan menggunakan plester.
Tutup mata pasien dengan plester
Masukkan kasa pada mulut pasien
Ubah setting mesin anestesi dari manual spontan ke IPPV spontan dengan
VT 500 ml/menit dan RR 12x/ menit
8. Maintenance
O2 2L/menit dan N2O 2L/menit
Sevoflurane 2 Vol %
Pemberian bolus Dexametason 5 mg dan Dexketoprofen 50 mg
9. Kebutuhan Cairan
Kebutuhan cairan basal (Maintenance) : 4ml/kg/jam x 10kg = 40 ml/jam
2ml/kg/jam x 10kg = 20 ml/jam
11
10. Ekstubasi
Berikan Sulfas Atropin 0,25 mg + neostigmin 0,5 mg secara IV.
Pastikan pasien bernafas spontan dan teratur
Melakukan suction slem pada airway pasien
Menutup aliran sevoflurane dan N2O, dan meninggikan O2 sampai 6
L/menit
Mengempeskan balon ETT, lepaskan plester fiksasi ETT, cabut ETT, dan
segera pasang face mask dengan oksigen 6 L/menit
Ekstensikan kepala pasien dan pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
11. Recovery
o Drip Ketorolac 1x30 mg