Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MUTU LAYANAN KEBIDANAN DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN INC DI PUSKESMAS


DAN TUGAS BIDAN SEBAGAI PENGELOLA
DAN KEPALA RUANGAN
DI RUMAH SAKIT

Oleh :

KADEK DIAN ADELIA PRATIWI WARTANA

P07124217018

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEBIDANAN

2020
INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEBIDANAN INC DI PUSKESMAS DAN

TUGAS BIDAN SEBAGAI PENGELOLA DAN KEPALA RUANGAN DI

RUMAH SAKIT

A. Indikator Mutu Pelayanan INC Pada Ibu Bersalin di Puskesmas


1. Pengertian Indikator dan Mutu Pelayanan Bidan
a. Pengertian

Indikator adalah tolak ukur yang menunjukkan tercapai tidaknya suatu


standar pelayanan kesehatan. Tercapai/tidaknya suatu standar, dapat diukur
dengan menggunakan instrumen atau suatu daftar tilik.
Mutu adalah kesesuaian terhadap kebutuhan, bila mutu rendah
merupakan hasil dari ketidaksesuaian. Mutu pelayanan kesehatan adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi (Sriyanti,
2016).
Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan kebidanan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan serta
penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan pofesi yang telah
ditetapkan.
Sehingga dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Indikator Mutu
Pelayanan Kebidanan adalah suatu tolak ukur untuk tercapainya suatu standar
yang sesuai dengan kode etik kebidanan sehingga dapat memuaskan setiap
pemakai jasa pelayanan kebidanan
b. Indikator Mutu Pelayanan INC Pada Ibu Bersalin di Puskesmas
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks. Masa
kehamilan di mulai dari konsepsi dan janin turun ke dalam jalan lahir.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui
jalan lahir. Persalinan dalam kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin ( Indrayani, 2013).
Untuk melihat apakah pelaksanaan pelayanan INC di Puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan dasar berjalan sesuai dengan yang
direncanakan, maka dilakukan penilaian kinerja dengan menggunakan
beberapa indikator. Adapun indikator mutu pelayanan INC di Puskesmas
meliputi :

Indikator Kriteria Standar


Tidak ada - Bidan mampu melaksanakan Kematian
kematian management persalinan neonatal 1 per
neonatal aman 100 kelahiran
- Menggunakan partograf
sebagai alat pantau kemajuan
persalinan
- Bidan melalukan P10 dalam
pemantauan persalinanBidan
mampu mengenali bulin resti
- Bidan mampu mengenali
tanda gawat janin
- Bidan mampu menangani
kegawatan pada neonatal
Tidak ada - Bidan mampu mengenali Kematian
kematian bulin tanda-tanda bulin resti maternal satu
maternal - Bidan mampu melakukan pertahun
tindakan kegawatan maternal
sesuai SOP
- Bidan mampu melaksanakan
SOP Persalinan aman
Tidak ditemukan - Petugas mampu melakukan Keselamatan
komplikasi pengkajian terhadap pasien pasien yang
pemberian khususnya yang berhubungan mendapat
antibiotik dengan riwayat alergi therapy
- Petugas melakukan prosedur antibiotik
sebelum pemberian antibiotik
- Petugas mampu mengenali
tanda- tanda alergi antibiotik

Bidan harus mematuhi dan menjadikan indikator mutu pelayanan


persalinan ini sebagai acuan dalam penerapan asuhan kebidanan sehingga
dapat tercapainya pelayanan yang berkualitas dan dapat mengangkat
derajat kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia.

c. Monitoring (Input, Proses, dan Output/Outcome) Bidan saat


memberikan Pelayanan Asuhan Kebidanan INC Pada Ibu Bersalin di
Puskesmas
a. Input
Komponen input adalah ketersedianya sumber daya yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Sumber daya dapat
dibagi kedalam 2 kelompok yaitu sumber daya manusia dan sumber
daya non manusia, yang terdiri dari sumber daya fisik, sumber daya
finansial, serta sumber daya sistem dan teknologi. Sumber-sumber
daya yang diperlukan dan merupakan penilaian terhadap komponen
input pelayanan bidan pada INC di Puskesmas, yaitu:
Adapun secara garis besar komponen input yang dimaksud didasarkan
dari tujuan sebagai berikut:
1. Pertolongan persalinan dgn prinsip APN
2. Posisi yg nyaman bagi ibu bersalin
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
4. Dan mempersiapkan diri bila terjadi persalinan beresiko.
Adapun secara terperinci hal-hal yang perlu disiapkan dalam
proses input ini dapat dilihat dari tabel berikut ini :

1. Persiapan a. Persiapan 1) Kebersihan lingkungan terjamin


Sumberdaya Non Ruangan dengan prinsip PI.
Manusia 2) Tempat tidur yang layak untuk proses
persalinan
3) Tersedia ruangan yang cukup luas
untuk proses persalinan
4) Penerangan yang cukup
b. Persiapan Alat a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Monoarual
d. Jam yang mempunyai detik
e. Termometer
f. Partus Set
g. Heacting set
h. Bahan habis pakai ( injeksi oksitosin,
lidokain, kapas, kasa,detol/lisol)
i. Set kegawatdaruratan
j. Bengkok
k. Tempat sampah basah,kering dan tajam
l. Waskom besar
m. Washlap
2. Persiapan a. Persiapan Bidan 1) Menggunakan APD lengkap
Sumberdaya 2) Rencana kelahiran harus cukup
Manusia fleksibel untuk memperhitungkan hal-
hal yang tidak terduga.
3) Partograf dan dokumen-dokumen ibu
agar jika ada kegawatdaruratan dapat
dilakukan rujukan dengan segera.
4) Pengetahuan dan keterampilan bidan
dalam melakukan pelayanan INC.
b. Persiapan 1) Persiapan donor darah
Pasien dan 2) Transportasi
keluarga 3) Dana
4) Pendamping persalinan
5) Baju ganti ibu
6) Kain panjang
7) Pembalut
8) Handuk
9) Perlengkapan pakaian bayi dan selimut
bayi
10) Perlengkapan pakaian ibu
11) Mengatur posisi ibu saat melahirkan
12) Memberi kenyamanan pada ibu
13) Informed consent pada ibu dan keluarga
setiap memberikan asuhan atau
pelayanan.
b. Proses

Proses adalah semua kegiatan sistem, meliputi: persiapan


bahan, tempat dan kelompok penduduk sasaran yang dilakukan oleh
Bidan Puskesmas setempat, yang meliputi tahapan proses pada
penyelenggaraan pelayanan INC di Puskesmas. Dilihat dari standar
pelayanan persalinan dari standar 9-12 yaitu:

1. Standar 9 : asuhan persalinan kala I


2. Standar 10: Persalinan kala II yang aman
3. Standar 11: Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
4. Standar 12: Penanganan kala II dengan gawat janin melalui
episiotomi.
Adapun proses dalam pelayanan INC oleh bidan di Puskesmas
yaitu ;
1) Asuhan Persalinan Kala I
Tujuannya yaitu untuk memberikan pelayanan kebidanan yang
memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman.
Bidan perlu mengingat konsep tentang konsep sayang ibu, rujuk
bila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian penting
lainnya yang dapat membahayakan kondisi ibu bersalin maupun
janin atau bayi yang akan dilahirkan. Dalam memberikan asuhan
kala I yang perlu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya:
a) Selalu memberikan informed consent baik pada ibu dan keluarga
pendamping sebelum melakukan tindakan asuhan.
b) Melakukan penilaian secara tepat kapan persalinan dimulai 
c) Mampu memberikan asuhan yang memadai dengan
memperhatikan kebutuhan ibu dan bayi yang akan dilahirkan
d) Terampil dalam melakukan pertolongan persalinan
e) Menghargai hak dan pribadi ibu serta tradisi setempat.
f) Mengizinkan adanya pendamping
2) Asuhan Persalinan Kala II
Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu
maupun bayi dalam tugasnya dalam melakukan pertolongan
persalinan yang bersih dan aman dengan menghargai hak ibu
sebagai pribadi maupun tradisi yang dimiliki ibu serta
memberikan ruangan bagi ibu dengan mengizinkan adanya
pendamping persalinan. Bidan harus selalu siap siaga dalam
melakukan asuhan INC agar nantinya dapat mengambil keputusan
sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan. Hal-hal yang
menjadi perhatian bidan pada saat memberikan asuhan intranatal
kala II antara lain, sebgai berikut :
a) Ingat tiga bersih, yaitu bersih alat,bersih tempat
persalinan, pengikatan, dan pemotongan tali pusat
b) Pimpin ibu mengejan apabila ada keinginan untuk mengejan,
tuntun ibu mengejan secara baik dan benar.
c) Hindari intervensi apabila tidak dibutuhkan
d) Terapkan konsep sayang ibu
e) Lakukan pengambilan keputusan sesegera mungkin apabila
diperlukan rujukan dan selalu memberitahukan keluarga
maupun pendamping ibu terhadap hal-hal yang dibutuhkan bila
akan melakukan rujukan.

3) Asuhan Persalinan Kala III

Bertujuan untuk mencegah kejadian perdarahan dan


kegawatdaruratan lainnya, karena penyebab salah satu kematian
pada ibu. Asuhan persalinan kala III diberikan untuk membantu
mengeluarkan plasenta dan selaput janin secara lengkap, dalam
hal ini fungsi bidan utama yaitu melakukan asuhan dengan
memerhatikan standar asuhan yang baik dan benar guna
mengurangikejadian perdarahan pasca persalinan dan mencegah
terjadinya komplikasi salah satunya terjadinya
retensio plasenta. Hal-hal yang menjadi perhatian bidan pada
saat memberikanasuhan intranatal kala III adalah sebgai berikut :

a) Persiapan bahan :

Perhatikan penyimpanan oksitosin, Penyimpanan


oksitosin harus dalam lemari es pada suhu 2-8oC dan
hindarkan dari paparan cahaya secara langsung. Pada suhu
30oC oksitosin dapat bertahan selama 1 bulan, pada suhu
40oC oksitosin dapat bertahan selama 2 minggu.

b) Persiapan Ibu dan asuhan yang diberikan oleh bidan yang


harus diperhatikan:

Perhatikan tanda-tanda pelepasan plasenta. Tanda-tanda


pelepasan plasenta adalah fundus naik dan
berkontraksidengan baik, keluarnya darah dari vagina, serta
tali pusat memanjang.

Pada saat melahirkan pasenta, jangan mendorong


fundus dan menarik tali pusat secra berlebihan.Ingat Dorso
Kranial dan jangan menarik tali pusat berlebihan. Lakukan
penanganan tali pusat dengan hati-hati. Selalu perhatikan
keadaan ibu. Hentikan pegangan tali pusat apabila ibu
mengeluh nyeri atau tali pusat tertahan

c) Tidak dianjurkan untuk memberikan Ergometrin dan


Metergin,sebelum bayi lahir.

d) Apabila merasa tidak yakin plasenta tidak dapat dilahirkan


dengan lengkap, ikuti prosedur tetap penatalaksanaan
plasenta rest, bila perlu rujuk.
1) Asuhan Persalinan Kala IV

Asuhan persalinan kala IV merupakan asuhan yang mencakup


pada pengawasan satu sampai dua jam setelah plasenta lahir. Pada
kala ini tidak menutup kemungkinan terjadi perdarahan dan atonia
uteri. Hal-hal yang harus diperhatikan pada asuhan persalinan kala
IV,yaitu sesuai dengan isi partograf dan keluhan ibu seperti
kontraksi uterus, perdarahan, kantong kemih, adanya luka, keadaan
plasenta dan selaputnya harus lengkap, tanda-tanda vital, keadaan
bayi.

c. Output/Outcome
Standar luaran atau standar outcome atau hasil pelayanan
kesehatan ialah hasil pelayanan kesehatan yg dilaksanakan sesuai
standar yankes. Kriteria outcome digunakan ant lain :
- Kesiapan bidan
- Kepuasan pasien
- Pengetahuan pasien
- Fungsi pasien
- Indikator kesembuhan, kematian, komplikasi, dll
Dari kriteria yang sudah dipaparkan dalam keberhasilan suatu
proses persalinan, tidak hanya dilihat dari kesiapan bidan yaitu dapat
dilihat dari keramahan bidan dalam melakukan asuhan INC, kesiapan
obat-obatan, kebersihan lingkungan sekitar ruangan persalinan di
Puskesmas, maupun penampilan bidan yang menolong persalinan
sangat perlu diperhatikan. Selain kesiapan bidan, juga harus didukung
dari kesiapan ibu. Dalam asuhannya bidan harus menjunjung asuhan
sayang ibu dengan baik, maka dari itu outcome yang akan didapatkan
juga akan baik salah satu asuhan sayang ibu yang dapat dilakukan
yaitu memfasilitasi keluarga sebagai dukungan bagi ibu saat bersalin di
Puskesmas.
Dengan adanya kesinambungan antara kesiapan ibu dengan
kesiapan pasien dapat menciptakan persalinan yang lancar, aman, dan
ada kepuasan baik antara ibu dan bidan dan secara otomatis maka
outcome yang akan didapatkan baik juga.

B. Tugas bidan sebagai pengelola KIA di Puskesmas


Dalam peran bidan sebagai pengelola, tugas bidan dibagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut :
1 Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan
untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja
dengan melibatkan masyarakat atau pelayan meliputi :
a. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan
terutama yang berhubungan dengan ibu dan anak untuk meningkatkan
dan mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
b. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan
masyarakat.
c. Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader,dukun atau petugas
kesehatan lain dalam    melaksanakan program atau kegiatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA) serta KB.
d. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya ibu dan anak (KIA) serta KB.
e. Mengerjakan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan
memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi-potensi yang
ada.
f. Menggerakan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya
dengan memanfaatkan potensi potensi yang ada.
g. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan keamanan praktik
professional melalui pendidikan, pelatihan, magang dan kegiatan-
kegiatan dalam kelompok profesi.
h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
2 Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor
lain di wilayah kerja melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader
kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada dibawah bimbingan dalam
wilayah kerjanya meliputi :
a. Bekerjasama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim
dalam memberikan asuhan
b. Membina hubungan baik dengan dukun, kader, kesehatan atau PLKB
dan masyarakat.
c.  Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
d. Membina kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan
dengan kesehatan.
Adapun yang dapat saya lihat mengenai tugas bidan sebagai sebagai
pengelola KIA yaitu :
1. Melakukan pelayanan KIA/KB di ruangan.
2. Melakukan tugas bidan sebagai konseling dan melakukan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dan keluarga berencana.
3. Mengelola dokumen-dokumen dan berkas-berkas terkait Ruang
KIA.
4. Menjaga kebersihan lingkungan di ruang KIA.
5. Menulis dokumen-dokumen pasien KIA seperti kohort.
6. Mengikuti rapat sebagai kepala ruangan.
7. Menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman, nyaman,
dan etis
8. Melakukan rujukan dan menyiapkan dokumen rujukan untuk ibu
hamil dengan kegawatdaruratan.
9. Berkolaborasi dengan kepala ruangan lain di Puskesmas dalam
memberikan asuhan terpadu ibu hamil.

C. Tugas bidan sebagai Kepala Ruangan di Rumah Sakit

Uraian tugas bidan sebagai kepala kamar bersalin di Rumah Sakit:


1. Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan kesehatan di ruang rawat.
2. Menganalisis dan menetapkan kebutuhan tenaga bidan di Ruangan yang
menjadi tanggung jawabnya.
3. Melaksanakan pelayanan di ruang bersalin.
4. Melakukan visite pasien mendampingi dokter.
5. Mengatur cuti petugas setempat.
6. Membuat program-program operasional dan strategis dalam pelayanan.
7. Menandatangani surat dan dokumen yang perlu disiapkan berkaitan dengan
tugas sebagai kepala ruangan.
8. Mengawasi serta melaksanakan peraturan/ kebijakan yang berlaku di rumah
sakit.
9. Merencanakan, mengatur dan mengendalikan tenaga bidan serta tenaga lainnya
di ruang rawat agar bekerja dengan berdaya guna dan berhasil guna.
10. Membimbing, melaksanakan, mengawasi pelaksanaan asuhan kebidanan, serta 
pencatatan dokumen medik sesuai dengan standar yang ditetapkan.
11. Mengatur penempatan pasien di ruang rawat.
12. Melaksanakan pengawasan terhadap disiplin petugas petugas dalam lingkup
Ruang Bersalin
13. Meneliti dan mengawasi permintaan dan pemberian obat, makanan, alat-alat
ruangan, serta sarana lainnya.
14. Merencanakan keperluan perlengkapan peralatan yang mendukung kualitas 
pelayanan keperawatan di ruangan.
15. Mendampingi dokter dan meneruskannya kepada perawat penanggung  jawab.
16. Menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis antara bidan dengan 
perawat, bidan dengan dokter dan petugas kesehatan lainnya, serta bidan
dengan keluarga pasien.
17. Menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan etis.
18. Mengadakan rapat berkala dengan perawat penanggung jawab dan tenaga 
pelaksana lainnya.
19. Membuat SOP baru dan Merepisi SOP diruangan masing masing jika di
anggap  perlu.
20. Mengawasi dan membimbing mahasiswa yang praktik di ruangannya.
21. Menghadiri rapat rumah sakit yang sudah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Irwandy.2017. Uraian Tugas Kepala Ruang VK.


https://id.scribd.com/document/356052054/Uraian-Tugas-Kepala-Ruang-Vk
(diakses tanggal 18 Agustus 2020)

Karwati, dewi.dkk.2010. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas).


Jakarta:CV.Trans Info Media

Kurniawan, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta:Pusdik SDM Kesehatan

Laila, Alif. 2019. Asuhan Kebidanan INC (Intra Natal Care). Politekkes Yapkesbi
Sukabumi.

Sriyanti, C. (2016). Mutu Layanan Kebijakan Layanan Kesehatan Komprehensif. 237.

Anda mungkin juga menyukai