Anda di halaman 1dari 9

STUDI PEMBUATAN SABUN CAIR MANGROVE (Sonneratia alba) PADA

KOMUNITAS WANITA PESISIR GRIYA KARYA TIARA KUSUMA

RUNGKUT, SURABAYA

ARTIKEL PRAKTEK KERJA LAPANG

TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

Oleh :

ARVIAN MUHAMMAD N.

NIM. 0710830047

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012
STUDI PEMBUATAN SABUN CAIR MANGROVE (Sonneratia alba) PADA

KOMUNITAS WANITA PESISIR GRIYA KARYA TIARA KUSUMA

RUNGKUT, SURABAYA

Artikel Praktek Kerja Lapang sebagai salah satu syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarja Perikanan dan Ilmu Kelautan Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya.

Oleh :

ARVIAN MUHAMMAD N.

NIM. 0710810001

Mengetahui Menyetujui

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Happy Nursyam. MS) (Prof. Dr. Ir. EDDY SUPRAYITNO.MS)
NIP : 19600322 198601 1 001 NIP: 19591005 198503 1 004
Tanggal: Tanggal:
STUDI PEMBUATAN SABUN CAIR MANGROVE (Sonneratia alba) PADA

KOMUNITAS WANITA PESISIR GRIYA KARYA TIARA KUSUMA

RUNGKUT, SURABAYA

(Arvian M N1, Eddy Suprayitno2)


Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
ABSTRAK
Senyawa saponin dari tumbuhan adalah glikosida dari triterpene dan steroid, yang larut dalam air dan
mempunyai kemampuan membentuk buih sabun bila dikocok di air. Secara alami senyawa tersebut terdapat
pada tumbuhan mangrove dan dapat digunakan sebagai sabun cair. Materi yang digunakan pada penelitian ini
adalah buah Sonneratia alba. Dari hasil analisa laboratorium didapatkan data pH sabun cair sebesar 4,12 yang
bila dibandingkan dengan produk perlindungan kulit dengan keasaman 3-6 sabun cair ini dapat membantu
memmulihkan kondisi awal kulit dengan cepat. Berat jenis sebesar 1,0269 g/mL yang masih dalam batas
aman sesuai SNI (1996) sehingga sabun dengan mudah larut dalam air dan tidak meninggalkan residu di
permukaan kulit atau lingkungan.Viskositas sabun cair sebesar 35,30 centipoise yang jauh lebih kental
daripada sabun cair di pasaran yang dengan viskositas 7,6 centipoise. Tanpa kandungan alkali bebas
didalamnya menjadikan sabun cair lebih aman digunakan karena tidak merubah kulit menjadi basa.

Kata Kunci: Sabun cair, Sonneratia alba

ABSTRACT
Saponin from the plant is a glycoside of triterpene and steroid, which is soluble in water and have
the ability to form foam when shaken in water. These compounds naturally found in mangrove plants and can
be used as liquid soap. Material that used in this study is Sonneratia alba. Result of laboratory analysis
showed that acidity of liquid soap is 4.12, which is when compared with skin protection products with the
acidity of the liquid soap 3-6 will help restore the initial condition of the skin quickly. Scale density 1.0269 g
/ mL which is within the limits of SNI (1996) it makes this soap dissolves easily in water and leaves no
residue on the skin or environment. Viscosity 35.30 centipoise is much more condensed than liquid soap that
apear on market with a viscosity of 7.6 centipoise. Without free alkali contained in it makes more secure in
use because it does not change the skin to become alkaline.

Keywords : Liquid soap, Sonneratia alba

1
: Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
2
: Dosen Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

I. Pendahuluan Untuk membersihkan badan dan perabot


rumah tangga, zaman dahulu biasa
digunakan minyak zaitun dan cairan buah- keringat, dan mencegah masalah bau badan
buahan, yang dicampur dengan abu dari (Kusantati, 2008).
bermacam-macam tumbuhan. Sabun Dengan beraneka ragamnya ekosistem
belumlah dikenal pada waktu itu. Sabun mangrove di wilayah pesisir Surabaya lebih
adalah hasil hidrolisis lemak dalam suasana tepatnya di kecamatan Rungkut, maka kami
alkalis, yang menghasilkan gliserol dan berinisiatif untuk mengetahui tentang
garam alkali. Sabun merupakan zat pemanfaatan potensi mangrove untuk
pembersih, karena mempunyai sifat produksi sabun cair. Hal ini berdasar pada
pengemulsi (emulgator) dan dapat hasil penelitian oleh Correl et al, (1955)
menurunkan tegangan permukaan zat cair yang menyatakan bahwa mangrove kaya
(surface tension) (Iskandar, 1974). akan senyawa steroid, saponin, flavonoid
Sabun adalah garam alkali dari asam- dan tannin. Senyawa saponin dari tumbuhan
asam lemak dan telah dikenal secara umum adalah glikosida dari triterpene dan steroid,
oleh masyarakat karena merupakan yang larut dalam air dan mempunyai
keperluan penting di dalam rumah tangga kemampuan membentuk buih sabun bila
sebagai alat pembersih dan pencuci. Banyak dikocok di air.
sabun merupakan campuran garam natrium Di daerah Kedung Baruk, Rungkut
atau kalium dari asam lemak yang dapat Surabaya terdapat Komunitas Wanita Pesisir
diturunkan dari minyak atau lemak dengan Griya Karya Tiara Kusuma yang melakukan
direaksikan dengan alkali (seperti natrium pelestarian dan pengolahan mangrove. Salah
atau kalium hidroksida) pada suhu 80 – satu produk yang dihasilkan komunitas ini
adalah sabun cair mangrove yang disebut
1000C melalui suatu proses yang dikenal
dengan sirvega. Proses pengolahan sabun
dengan saponifikasi. Lemak akan
cair dari buah Sonneratia alba. di Sentra
terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol
Mangrove Wonorejo, Rungkut Surabaya ini
dan dan sabun mentah. (Anonymous, 2007).
masih berskala home industri. Tetapi usaha
Sabun mandi yang terbuat dari ramuan
ini memiliki prospek yang sangat bagus
tradisional mempunyai berbagai manfaat
karena sekarang sudah mulai tumbuh
yang baik bagi kulit tubuh, seperti sabun
kesadaran masyarakat terhadap konservasi
mandi yang memiliki kandungan minyak
lingkungan. Berangkat dari latar belakang
zaitun, tabir surya, ekstra bunga tanjung,
inilah, maka diperlukannya suatu studi lanjut
ekstrak bunga kenanga, menthol, biji kasturi,
mengenai proses pembuatan sabun cair
ekstrak bunga sekar sari. Sabun mandi yang
berbahan Sonneratia alba. Oleh sebab itu
memiliki ramuan-ramuan tradisional tersebut
perlu dilakukan Praktek Kerja Lapang di
memiliki fungsi untuk melembutkan,
Kelurahan Wonorejo Kecamatan Rungkut
melembabkan, mencegah kekeringan,
Kota Surabaya Jawa Timur.
melindungi dari sinar ultra violet, meredakan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja
gatal-gatal, mencegah timbulnya biang
Lapang ini adalah:
1. Untuk memperoleh keterampilan mengklasifikasikan data yang diperoleh dari
teknis tentang proses pembuatan sabun cair berbagai teknik pengambilan data
mangrove berbahan buah prepat laut pada (Surakhmad, 1994). Tujuan dari pelaksanaan
komunitas wanita pesisir griya karya tiara metode deskriptif adalah untuk memaparkan
kusuma Kec. Rungkut, Surabaya. secara sistematik, faktual dan akurat
2. Untuk memperoleh pengetahuan tentang mengenai fakta dan sifat dari suatu populasi
metode pengolahan serta pemanfaatan tertentu dan data dikumpulkan sesuai tujuan
potensi buah prepat laut (Sonneratia dan secara rasional kesimpulan diambil dari
alba) untuk produk non pangan. data yang berhasil dikumpulkan (Marzuki,
3. Mengetahui cara pemanfaatan ekosistem 1986).
mangrove tanpa mengganggu eksistensi
III. Hasil dan Pembahasan
mangrove, khususnya di Kelurahan
3.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja
Kedung Baruk Surabaya.
Lapang
4. Merubah cara pandang masyarakat
Lokasi praktek kerja lapang atau sentra
terhadap hutan mangrove secara umum.
pengolahan mangrove ini terletak di Wisma
Dimana, apabila dikembangkan sebagai
Kedungasem Indah J-28, Kedung Baruk,
komoditas industri dengan bahan baku
Rungkut, Surabaya. Daerah Rungkut ini
diperoleh tanpa merusak, maka
secara geografis berada di daerah tepian
pengembangan dan pelestarian
pantai sebelah utara kota Surabaya. Luas
ekosistem mangrove akan dapat dipacu.
Wilayah Kecamatan Rungkut adalah
5. Memberikan pilihan kepada masyarakat
3.416.611 Ha dari luas wilayah Kota
akan kehadiran sabun cair berbahan
Surabaya, dengan ketinggian 9 meter di atas
alami.
permukaan laut dan terdiri dari 6 kelurahan ,
Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini
dengan batas desa sebelah utara.
dilaksanakan di Kelurahan Kedung Baruk
Dilihat dari kondisi geografisnya,
Kecamatan Rungkut Kota Surabaya Jawa
Kecamatan Rungkut menempati 3.416.611
Timur, pada bulan Mei – Juni 2010.
Ha dari luas wilayah Kota Surabaya dan
memiliki potensi perikanan dan kelautan
II. Materi dan Metode
karena pada wilayah bagian timur berada di
Materi yang digunakan dalam Praktek
sepanjang pantai Selat Madura.
Kerja Lapang ini adalah adalah pengamatan
proses produksi, pengamatan penerapan 3.2 Sabun Cair Sonneratia alba
sistem sanitasi dan hygiene mulai dari awal Secara umum terdapat 3 bentuk sabun
sampai akhir proses pembuatan Sabun Cair yang beredar di kalangan masyarakat,
Sonneratia alba. diantaranya sabun cair, sabun lunak dan
Metode yang digunakan dalam Praktek sabun keras. Namun dari segi bentuk, produk
Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif. sabun cair lebih banyak memberi
Metode deskriptif adalah metode keuntungan bagi penggunanya. Kirk, R.E.,
penyelidikan yang menuturkan dan (1980) menyatakan bahwa sabun cair
merupakan produk yang lebih banyak dimiliki sabun cair, sehingga dapat
disukai dibandingkan sabun padat oleh dievaluasi mutu sabun cair tersebut. Evaluasi

Hasil Uji ini dilakukan dengan melakukan uji di


Kriteria
Satuan Laboratoriu laboratorium sesuai dengan parameter SNI
Uji SNI
m 06-4085-1996 meliputi pH, alkali bebas,
Keadaan
berat jenis dan sifat lain yang belum masuk
-Warna Khas Khas
di dalam standar SNI tetapi merupakan
- Bentuk Cairan Cairan
pH - 8-11 4,12 parameter yang menarik konsumen yaitu
Alkali Maks. 0,1 - mengenai viskositas atau tingkat kekentalan
%
Bebas dari produk sabun cair.
Berat 1,01-1,10 1,0269
g/mL Tabel 1. Data Hasil Uji Laboratorium
Jenis
Viskositas poise - 35,30
masyarakat sekarang ini, karena sabun cair 3.3.1 Analisa pH
lebih higienis dalam penyimpanannya dan pH merupakan salah satu indikator
lebih praktis dibawa kemana-mana. penting pada sabun karena menentukan
Bila ditinjau dari segi bahan yang kelayakan dan keamanan untuk digunakan
digunakan, hampir seluruh bahan baku yang pada kulit. Hasil uji laboratorium terhadap
digunakan dalam pembuatan Sabun cair produk sabun cair mangrove pada Praktek
Sonneratia alba ini didapat dengan mudah Kerja Lapang memiliki nilai pH 4,12 yang
dari alam dan lingkungan sekitar rumah. berarti nilai pH-nya lebih rendah dari nilai
Dengan begitu sedikit sekali kemungkinan standar SNI (8-11), hal ini diakibatkan
penggunaan bahan kimia dan memperkecil penambahan air jeruk nipis 10ml yang
pula terjadinya pencemaran pada mengandung asam dalam proses
lingkungan. Correl, et al. (1955), yang pembuatannya sehingga dapat menurunkan
menyatakan mangrove kaya akan senyawa pH dari produk sabun cair mangrove.
steroid, saponin, flavonoid dan tannin. pH kulit yang normal pada manusia
Senyawa saponin dari tumbuhan adalah sekitar 4,5 dan 6 dengan rata-rata pada 5,5.
glikosida dari triterpene dan steroid, yang Keragaman pH tergantung dari tubuh
larut dalam air dan mempunyai kemampuan masing-masing. untuk mempertahankan
membentuk buih sabun bila dikocok di air. kesehatan kulit, keasaman pH sekitar 5,5.
Penggunaan saponin sebagai deterjen alam ketika kita mencuci kulit dengan air pH 6-9
dan racun ikan telah dikenal oleh masyarakat atau mencuci produk dengan pH 7-11, pH
tradisional. kulit akan meningkat dan ini membutuhkan
waktu untuk kulit mengembalikan ke kondisi
3.3 Analisa Laboratorium awal sebagai perlindungan mantel asam.
Analisa terhadap sifat sabun cair yang Oleh karena itu, di sarankan untuk
dihasilkan setelah dilakukan peningkatan perlindungan kulit dengan keasaman pH 3-6
kapasitas bertujuan untuk mengetahui dapat membantu memulihkan kondisi awal
karakteristik sifat fisik dan kimia yang kulit dengan cepat (Madara,2009).
3.3.1 Analisa Alkali Bebas dengan kemampuan sabun untuk
Alkali bebas merupakan alkali di didegradasi, sehingga tidak mencemari
dalam sabun yang tidak terikat sebagai lingkungan (Kartiningsih dan Rahmat,2006).
senyawa yang kompleks (Kamikaze, 2001). 3.3.4 Analisa Tingkat Viskositas
Kelebihan alkali di dalam sabun disebabkan Viskositas tidak termasuk salah satu
konsentrasi alkali di dalam sabun yang standar SNI, tetapi merupakan salah satu
terlalu pekat atau penambahan alkali yang faktor penting bagi konsumen ketika
berlebih saat penyabunan. Alkali bebas yang memilih sabun cair. Hal ini berkaitan dengan
berlebih akan menyebabkan kerusakan kulit persepsi konsumen bahwa produk sabun cair
dan iritasi kulit lainnya (WHO,1990). yang rendah viskositasnya akan cenderung
Hasil uji laboratorium pada sabun cair boros untuk digunakan (Mariana, 2006).
mangrove tidak menunjukkan adanya alkali Hasil uji laboratorium terhadap
bebas dalam produk tersebut, hal ini viskositas sabun cair mangrove
disebabkan karena tidak adanya penambahan menunjukkan nilai 35,30 Centipoise. Jika
alkali saat proses pembuatannya, dan hanya dibandingkan dengan hasil penelitian yang
penambahan garam dapur yang digunakan dilakukan oleh Ubaidillah (2008) yang
sebagai bahan pengisi sabun cair mangrove. membandingkan sabun cair produksi skala
Sehingga sabun cair mangrove ini lebih kecil dengan sabun cair yang ada dipasaran
aman terhadap kulit karena tidak merubah “Nossy” yang memiliki nilai viskositas 7,6
pH kulit menjadi basa jika digunakan. centipoise, sabun cair mangrove lebih
memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi
3.3.3 Berat Jenis
dan berarti sabun cair mangrove lebih kental
Pada standar uji SNI nilai berat jenis
daripada sabun yang ada dipasaran “Nossy”.
yang ditetapkan pada sabun cair berkisar
Sabun yang kental lebih disukai oleh
1,01-1,10. Sedangkan sabun cair mangrove
konsumen, karena dianggap lebih hemat
memiliki nilai berat jenis 1,0269 gr/ml , yang
dalam penggunaannya.
berarti nilai berat jenis sabun mangrove
3.3.5 Karakteristik Fisik
masih berada dalam ambang batas yang
Menurut Soekarto (1985), masalah
ditentukan di dalam SNI. Sabun yang baik
pada produk akhir meliputi banyak aspek
adalah sabun yang memiliki berat jenis di
antara lain; mutu produk, daya simpan,
atas 1 karena sabun tersebut lebih mudah
pengkelasan mutu dan pemasaran. Perhatian
larut di dalam air sehingga tidak
utama adalah agar produk akhir dapat
meninggalkan sisa atau residu di permukaan
diterima oleh konsumen dan dapat
kulit atau lingkungan.
dipasarkan. Penerimaan terhadap produk
Perubahan berat jenis dari sabun
akhir merupakan petunjuk yang memberikan
dipengaruhi oleh berat jenis bahan tambahan
harapan bahwa produk tersebut dapat
yang digunakan. Selain itu berat jenis sabun
dipasarkan. Berikut ini merupakan beberapa
juga mempengaruhi kelarutan di dalam air.
aspek yang menggambarkan karakteristik
Kelarutan sabun di dalam air berhubungan
fisik dari sabun cair mangrove.
3.4 Kenampakan Produk sabun cair Sonneratia alba dapat
Kenampakan produk menyangkut diperoleh dengan mudah dilingkungan
beberapa hal, seperti warna, tekstur, aroma, sekitar, sehingga dimungkinkan
ukuran, serta kemasan. Pada produk sabun memiliki nilai ekonomis yang baik.
cair mangrove ini setidaknya terdapat tiga 3. Proses sortasi menentukan
parameter yang berkaitan langsung dengan kualitas sabun yang akan diperoleh,
tingkat penerimaan pada konsumen antara kerena buah yang masih muda dianggap
lain warna, aroma dan kemasan. Warna yang mengasilkan sedikit sari-sari buah.
dihasilkan dari rangkaian proses yang 4. Tanpa adanya penambahan
dilakukan tanpa adanya penambahan zat bahan kimia berbahaya, produk ini dapat
pewarna menghasilkan warna kekuningan dikategorikan sebagai produk yang
yang jernih dan khas. Dengan penambahan ramah lingkungan.
perasan jeruk nipis turut memberi pengaruh
4.2 Saran
pada hasil akhir produk yang memiliki
Guna memperbaiki mutu produk,
aroma segar dan khas. Pengemasan yang
diperlukan adanya system sanitasi dan
baik dapat dikatakan hampir selalu memberi
hygiene yang baik serta menerapkan SOP
pengaruh baik terhadap tingkat penerimaan
(Standard Operating Procedure) yang
produk pada konsumen, dengan
nantinya akan meningkatkan efisiensi proses
menggunakan bahan pengemas berupa botol
produksi.
plastik jenis PET (Polyethylene
terephthalate) dan disertai dengan pelabelan
jenis produk yang menarik diharapkan Daftar Pustaka
mampu mencapai salah satu tujuan produksi
yaitu memberikan pilihan kepada masyarakat Correll, D.S., B.G.Schubert, H.S. Gentry and
W.D. Hawley. 1955. The search for
akan kehadiran sabun cair berbahan alami. plant precursors of cortisone.
Economic Botany Journal Vol 52 :
307-375.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Iskandar, Y. 1974. Biokimia. Seri penun-tun
kuliah, bag. 1. Inst. For Personality
Berdasar studi dan pengamatan pada and Educat. Res. Yayasan Dharma
proses pembuatan sabun cair Sonneratia Graha Jakarta, 149 hal.

alba oleh komunitas wanita pesisir griya Kamikaze, D. 2001. Studi Awal Pembuatan
karya tiara kusuma dapat diambil beberapa Sabun Menggunakan Campuran
Lemak Abomen Sapid an Curd Susu
kesimpulan mengenai : Afkir. Skripsi. Jurusan Ilmu Produksi
1. Buah Sonneratia alba memiliki Ternak. Fakultas Peternakan IPB.
Bogor. Hal 7-10
potensi untuk dimanfaatkan sebagai
sabun cair dan digolongkan kedalam Kartiningsih, D.Rahmat.2006. Formulasi
Sediaan Sabun Mandi Cair dari Jus
usaha diversifikasi sabun organik. Lidah Buaya (Aloe barbadensis
2. Bahan – bahan yang Mill). Jurnal Ilmu Kefarmasian
Indonesia.Fakultas Farmasi
dipergunakan dalam proses pembuatan Universitas Pancasila Jakarta
Kirk, R.E., 1980. Encyclopedia of Chemical
Technology, 3rd Vol 9. John Wiley
and Sons. New Yoek. Hal 21-22

Kusantati, Herni, Pipin Tresna Prihatin,


Winwin Wiana. 2008.Tata
Kecantikan Kulit untuk SMK Jilid
.Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.

Marzuki. 1986. Metodologi Riset. Bagian


Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta

Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian


Ilmiah Dasar. Tarsito. Bandung

Anda mungkin juga menyukai