Pembahasan no 4
Pseudomonas Aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul,
mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-1,0 µm.
Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat menfermentasikan karbohidrat. Pada uji
biokimia, bakteri ini menghasilkan hasil negatif pada uji [[[indol]], Merah Metil, dan Voges-
Proskauer. Bakteri ini secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman,
dan hewan. P. aeruginosa adalah patogen oportunistik. Bakteri ini merupakan penyebab utama
infeksi pneumonia nosokomial.
Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai, bakteri ini akan menghasilkan
pigmen nonfluoresen berwarna kebiruan, piosianin. Beberapa strain Pseudomonas juga mampu
menghasilkan pigmen fluoresen berwarna hijau, yaitu pioverdin. Pseudomonas aeruginosa
memproduksi katalase, oksidase, dan amonia dari arginin. Bakteri ini dapat menggunakan sitrat
sebagai sumber karbonnya
Pembahasan no 7
Prinsip Protein urin Esbach : Asam pikrat dapat mengendapkan protein dan endapan ini
dapat diukur secara kuantitatif.
Sampel : Urin 24 jam
Interpretasi Hasil
Volume urine = 1,5 L/24jam Tinggi endapan = 0,4 g/L
Protein Loss = 0,4 g/L ´ 1,5 L/24jam = 0,6 g/24jam
Nilai normal yaitu < 0,15 g/24jam.
Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada infeksi
dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi atnoniak akan menyebabkan
urin bersifat basa
Pembahasan no 8
Kristal dalam urin tidak ada hubungan langsung dengan batu di dalam saluran kemih. Kristal
asam urat, kalsium oksalat, triple fosfat dan bahan amorf merupakan kristal yang sering
ditemukan dalam sedimen dan tidak mempunyai arti, karena kristal-kristal itu merupakan hasil
metabolisme yang normal. Terdapatnya unsur tersebut tergantung dari jenis makanan, banyak
makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urin. Di samping itu mungkin didapatkan
kristal lain yang berasal dari obat-obatan atau kristal-kristal lain seperti kristal tirosin, kristal
leucin.
Pembahasan no 12
Isi Postulat Koch :
Organisme (parasit) harus ditemukan dalam hewan yang sakit, tidak pada yang sehat.
Organisme harus diisolasi dari hewan sakit dan dibiakkan dalam kultur murni.
Organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada hewan yang sehat
Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari hewan yang dicobakan tersebut
Pembahasan no 17
alkohol asam : HCL 3% dalam metanol 95%
Pembahasn No 18
Pemeriksaan urin pada ISK : positif Nitrit, leukosit >20, eritrosit, pos leukosir esterase, bakteri
pos
Pembahasan no 21
Pengenceran = 100 : 0,5 = 200 x
Bilik hitung 25 kotak dibagi 16 kotak? Kotak tengah (1 mm2). Vol : 0,1 mm3
Faktor = 200 : 0,1 = 2000
Sel = 148 x 2000 = 296.000 sel/mm3
Pembahasan no 22
Protein urin metoda didih Banng
Prinsip: Protein dalam urin akan membentuk kekeruhan atau gumpalan oleh asam karena
mendekati titik isoelektrik protein dibantu dengan pemanasan, sehingga terbentuk
kekeruhan, butiran, kepingan, atau gumpalan sesuai dengan banyaknya kandungan protein
dalam urin
Reagen (Bang): Na-Acetat 11,8 gram, Asam asetat pekat 5,85 mL, dan aquadest ad 100
mL
Cara Kerja:
1. Memasukkan 5 mL urin ke dalam tabung reaksi
2. Menambahkan 0,5 mL pereaksi Bang
3. Mencampurkan sampai homogen dan dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit.
Pembahasan no 25
Media seleksif Vibrio Cholera adalah
media yg mengandung garam
TCBS (Thiosulfat Citrat Bilesalt Sukrosa Paling utama
mineral untuk sumber energi
Allkaline Taurocjolate tellurite (karbon dan nitrogen)
Aranson agar
Monsul agar
MCA (untuk bakteri gram negatif)
Sifat koloni : bulat, rata, cembung
Morfologi dan fisiologis
Bentuk Koma / batang bengkok
Gram negative (merah)
Gerak positif (motil) dg flagel monotrik
Spora negative
Aerob atau anaerob fakultatif
Sifat biokimia : Meragi Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Manitol (Indol M/M), Gas dan H 2S
negatif
Antigen : H (flagel) dan O (somatik), memiiki enterotoksin
Pembahasan no 27
Media selektif salmonella : SSA (bulat, keabuan, cembung, rata)
Sifat biokimia Typhy :
Meragi glukosa, maltose, manitol, tidak meragi Laktosa, sukrosa (Indol M/K)
Gas Negatif
H2S positif (sedikit)
Sifat biokimia Paratyphy :
Meragi glukosa, maltose, manitol, tidak meragi Laktosa, sukrosa (Indol M/K)
Gas Positif
Paratyphy A : H2S Negatif Paratyphy B dan C : H2S positif banyak
Morfologi
Gram negative batang
Spora negative
Motil (SCA positif) dengan flagel peritrik
Aerob atau fakultatif anaerob
Pembahasan no 28
Prinsip Pemeriksaan ALT :
L alanine + αketoglutarate ALT Pyruvate + L glutamate
Pyruvate + NADH + H+ LDH L lactate + NAD+ + H2O
Prinsip Pemeriksaan AST :
L aspartate + αketoglutarate ALT Pyruvate + L glutamate
+
Oxaloacetate + NADH + H MDH L malate + NAD+ + H2O
Pembahasan no 36
Sampel urin yang ditunda akan menyebabkan bakteri mercerai ureum membentuk amoniak
sehingga urin menjadi basa.
Pembahasan no 37
Perhitungan MCV
Pembahasan no 38
Bakteri meragi laktosa : E. coli dan Klebsiella.
E. coli pada MCA : warna merah muda
Klebsiela pada MCA : warna keabuan
E. coli memiliki patogenitas diare seperti disentri yang disebabkan Shigella (feses dg
mukus)
Pembahasan no 40
Pengenceran = 10 : 0,5 = 20x
Vol Bilik hitung = 16 kotak (4 x 1 mm2 x 0,1 mm) = 0,4 mm3
Faktor = 20 / 0,4 = 50
Leukosit = 52 x 50 = 2.600 sel/mm3
Pembahasan no 42
1. Rhematoid Faktor berupa antibody yang bereaksi dg human antibodi
Metode rapid slide aglutinasi
Prinsip : Ag yg merupakan suspensi partikel latex yang dilapisi gamma globulin
manusia akan membentuk aglutinasi dengan factor rhematoid dalam serum
pasien.
RF adalah IgM/IgG yang membentuk complex dengan Ab yang terdeposit pada sinofial.
Sampel : Serum unhemolisis, unlipemik, stabil 24 jam 2-80C.
Sensitifitas 8 iu/ml. dilakukan pengenceran hingga 1/32 = kadar 256 iu/ml.
Sifilis adalah T. pallidum yang masuk ke dalam tubuh melalui jaringan kulit kelamin dapat
merusak jaringan tubuh. Ag tsb dianggap benda asing sehingga tubuh membentuk Ab yang
disebut Reagin dan T. pallidum juga membentuk Ab spesifik
Ab Trep dapat disebabkan jaringan yg rusak sehinga dapat menghasilkan positif palsu,
sedangkan Ab non Trep langsung dibentuk karna adanya bakteri.
Pembahasan no 43
Vena yang tepat umtuk pengambilan darah
vena mediana cubiti
vena cephalica
vena basilica
Pemasangan Touniquet 2-3 inchi/ 5-10 cm/ 4–5 jari di atas vena yang akan dipungsi).
Pembendungan tidak lebih dari 1 menit
Pembahasan no 46 (Hematologi)
Hemoglobin
o Metode : Talquist, Sahli, CuSO4, cyanmeth Hb
o Reagen drabkin yaitu KCN, K3Fe(CN)6 fungsinya untuk oksidasi Hb menjadi meth Hb
o Prinsip : Darah diencerkan dengan reagen drabkin, Hb akan dioksidasi menjadi meth
Hb oleh
K3Fe(CN)6 lalu diubah menjadi Hb sianida oleh KCN yang diukur serapannya pada pj
gelombang 540 nm. Hasil dibandingkan dengan kurva standar atau dengan factor
pengkali.
Hematokrit (PCV/packed cell volume)
o Metode Mikro Ht, Makro Ht
o Darah dengan antikoagulan
o Prinsip : Darah dengan antikoagulan pada pipa kapiler atau tabung disentrifug pada
kecepatan dan waktu tertetu. Pemadatan eritrosit dinyatakan dalam %.
Jumlah Eritrosit
o Reagen Hayem / Gower (As asetat lasial dan Na Sulfat) / Formalsitrat (Larutan
isotonis menjaga bentuk eri)
o Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan isotonik dg perbandingan tertentu
sehingga menjaga bentuk eri. Sel dihitung menggunakan B.H. dan mikroskop
pembesaran obj 40 x.
o Pengenceran : 100x (darah batas 1 pengencer batas 101) / 200x (darah batas 0,5)
Jumlah Leukosit
o Reagen Turk untuk melisiskan sel tidak berinti (eri dan Tc)
o Prinsip : Darah diencerkan dengan larutan turk. Asam asetat glasial melisiskan sel
tidak berinti dan leukosit akan terwarnai oleh gentian violet 1% Sel dihitung
menggunakan B.H. dan mikroskop pembesaran obj 10 x.
o Pengenceran : 10x (darah batas 1 pengencer batas 11) / 20x (darah batas 0.5) /25x
Jumlah trombosit
o Direk
Reagen Amonium oxalate 1 % / Rees Ecker (Formalin dan BCB)
Prinsip : Darah diencerkan denga rees ecker akan melisiskan leukosit dan tidak
melisiskan eritrosit dan terwarnai oleh BCB. Jumlah Tc dihitung dh B.H. dan
mikroskop obj 40x. Sedangkan Amonium oxalate 1 % dapat melisiskan eritrosit tetapi
tidak memberi warna.
Indirek (Fonio)
Prinsip : SAD diwarnai dengan wright/giemsa, dihitung jumlah Tc dalam 1000 eritrosit
pembesaran obj 100x.
Jumlah Tc per µl darah = (jml Tc SAD : jml eri SAD) x jml eri per µl darah
LED
o Metode : wetergren, wintrobe
o Reagen pengencer Na sitrat 3,8 %/ 0,1 M / NaCl 0,85 %
o Prinsip : Kemngukur kecepatan pengendapan eritrosit dengan pembentukan
rouleaux dengan mengukur jarak plasma.
o Fase : agregasi, pengendapan, pemadatan
Retikulosit
o Reagen BCB (Brom Cresol Blue 1% dalam metyl alcohol/ NaCl fis) / New Metylen
Blue
o Prinsip : SAD diwarnai dengan NMB/BCB (pewarnaan supravital) akan mewarnai
ribosom dan sisa RNA pada retikulosit. Sel dihitung per 1000 eritrosit pembesaran
obj 100x.
o Perhitungan = jm reti SAD : jml eri SAD x 100%
o Jml sesungguhnya = % reti : 100 x jml eritrosit per µl darah
Eosinofil
o Reagen Eosin 2 % (Aceton 5-10% untuk menghambat lisisnya leko dan aquadest
untuk melisiskan eri)
o Prinsip : Darah diencerkan dengan pengencer, membuat granula eosinofil yg bersifat
basa menyerap zat warna eosin yg bersifat asam. Sel lain akan lisis, eosinofil
dihitung pad B.H. fuch rosental dengan mikroskop obj 100x.
o Vol Fuch rosental = 1 mm2 x 16 kotak x 0,2 mm (tinggi)
o Pengenceran 10x / 20x
Pembahasan no 51 (Urinalisa)
Protein
o Metode
- Asam Sulfosalisilat 20 % : 8 tetes + 2 ml urin
- Asam Asetat 6% : 4 tetes + 2/3 tabung urin
- Heller : 3 ml Asam nitrat
- Didih Bang (Na asetat dan as asetat glasial) : 0,5 ml + 5 ml urin
- Osgood : untuk protein bence jones
o Prinsip : protein membentuk gumpalan dalam suasana asam
Glukosa
o Metode Benedict (8 tetes + 5 ml urin)
o Metode Fehling (2 ml + 0,5 ml urin )
o Prinsip : Glukosa urin akan mereduksi ion cupri menjadi ion cupro dalam suasana basa
Keton
o Metode Rothera ross
o Prinsip : Na nitropusida bereaksi dengan keton dalam urin pada suasana basa
membentuk cincin ungu
o Caker : 5 ml urin + sepucuk rothera (Na nitripusida) + 1-2 ml NH4OH
Urobilin
o Metode Schlesinger (seng asetat dalam alkohol)
o Urobilin dg Schlesinger membentuk fluoresens hijau.
o Sampel urin yang lama, urobilinogen akan dioksidasi oleh iodium membentuk urobilin.
Sehingga positif urobilin negative urobilinogen.
Urobilinogen
o Metode erlich / Wallace diamond (dimetilaminobenzaldehid dan HCL pekat)
o Prinsip : Urobilinogen urin dg erlich membentuk warna merah dalam suasana asam.
o Caker : 10 ml urin + 1 ml erlich, lihat samar merah jika merah pekat lanjutkan
pengenceran
o Normal : pengenceran 1:20 positif 1:40 negatif
Bilirubin
o Metode Harrison, Reagen : BaCl 10% dan Fuchet (FeCl)
Prinsip : Bilirubin urin diendapkan oleh BaCl lalu dioksidasi oleh FeCl dalam suasana
asam menghasilakn biliverdin hijau.
Caker : 5 ml urin + 5 ml BaCl saring Presipitat + Fouchet
o Metode Smith Rossin, Reagen : Iodium 1 % (oksidator bilirubin)
Caker : 3 ml urin + iodium Dilihat cincin hijau pada batas cairan.
Pembahasan no 52
Anemia sideroblastik : disebabkan kelainan kromosom x atau pengaruh obat/kemoterapi.
Dan disebabkan defisiensi zat besi
Anemia megaloblastik : garna gangguan sintesis asam bukleat DNA pada defisiensi vit
B12 / asam folat
Anemia defisiensi besi
Anemia aplastick : kegagalan sumsum tulang memproduksi sel disebabkan kongenital.
DItemukan kelainan eri makrositik, penurunan trombo, ganulosit dan limfosit, MCV,
meningkat
Anemia hemolitik dibagi dua jenis, intrinsic dan ekstrinsik
Intrinsik : kongenital seperti thalassemia dengan gambaran anemia sel sabit
Ektrinsik : karna penghancuran akibat infeksi, tumor, leukemia
Pembahasan no 53
100 sel trombosit dalam 1.000 eritrosit, dengan jumlah eritrosit 4.000.000 sel/ul.
100 /1000 x 4jt = 400.000 sel/ul
Pembahasan no 54
Tes Rivalta : untuk membedakan transudate – eksudat
100 ml aquadest + 1 tetes asam asetat glasial. Kekeruhan menunjukan positif
Tes Pandy : pemeriksaan protein dalam LCS dengan larutan fenol jenuh
Nonne Apelt : pemeriksaan globulin dalam LCS dengan larutan ammonium sulfat jenuh
Pembahasan no 57 (mikologi)
Aseksual
Blastosprora
- Terbentuk karna pertunasan (di ujung sel/ septum hifa) disebut sel ragi bertunas
- Ex: Candida, Criptococcus, Saccharomyces
Arthrospora
- Terbentuk karna fragmentasi hifa, spora berbentuk bulat/ lonjong / seperti rantai
- Diameter spora = hifa
- Ex: Geotrichum, Oidiodendron, Monilla sitophila
Klamidiospora
- Dibentuk dari pelebaran hifa (terminal, lateral, interkaler)
- Ex: Epydhermaphyton floccosum, Candida albicans dan tropicalis
Sporangiospora
- Dibentuk dari sporangium
- Ex: Rhizopus, Absidia, Mucor
Konidiospora
- Dibentuk dari ujung sterigma yg terfragmentasI, spora tersusun seperti rantai, bulat
- Ex: Aspergilus, Penicillium, Paecilomyces, Scopulariopsis
Aleuriospora
- Dibentuk langsung dari konidiofor. Dibagi menjadi makro (multisel) dan mikro (unisel)
- Makrokonidia : Dermaphyton (Curvularia, Mikrosporum gypseum, Mikrosporum
canis) dan Epydhermaphyton
- Mikrokonidia : Tricophyton rubrum
Seksual
Zigospora
- Zigot yg dibentuk dari fusi dua hifa sejenis. Zigot bersisi spora
- Ex: Basiodiobolus
Arkospora
- Dibentuk dari dua jenis hifa membentuk kantung jernih (askus), berisi 4-8
askuspora memanjang seperti pisang
- Ex : Piedra hortai
Pembahasan no 59
Pengenceran = 100 x Vol B.H 0,1 mm2 faktor = 1000 x 300 sel = 300.000 sel/ul
Pembahasan no 63
E. coli pada media MCA : bulat, merah muda, cembung, rata, kering
E. coli pada media EA : hijau methalik / kilat logam, dst
Meragi semua gula, SCA neg, TSIA K/K gas + H2s neg, motil
Pembahasan no 70
Prinsip Kreatinin metode Jaffe : Kreatini dalam serum bereaksi dengan larutan pikrat bersifat
alkalis membentuk warna kemerahan. Warna yg terbentuk sebanding dengan kadar kreatinin
pada panjang gelombang 510 nm.
Pembahasan no 103
Pengenceran =1000 : 10 = 100x Faktor = 100x10=1000
3
Vol BH = 0,1 mm
Tc = 300 x 1000 = 300.000 sel/ul
Pembahasan no 107
Pengawet urin :
Toluent : dapat menghambat pertumbuhan bakteri, 2-5 ml untuk urin 24 jam. Untuk px
keton dan glukosa
Thymol : butir untuk urin 24 jam. Dapat mempertahankan kadar glukosa
Formalin : 1-2 ml untuk urin 24 jam untuk px sedimen
Asam sulfat pekat : untuk px ca, nitrogen, dapat menjaga pH urin < 4,5
Na carbonat untuk px urobilinogen, 5 gr untuk urin 24 jam