Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 1 Nomor 1 September 2019

ISSN: 2686-3324

IDENTIFIKASI KEBERAGAMAN BAKTERI PENYEBAB DIARE


PADA ANAK DENGAN METODE KULTUR

Lokita Purnamasari

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Puangrimaggalatung, Sengkang Wajo

email : italokita@gmail.com

Abstract
Diarrhea is endemic to Indonesia and is also a potential disease of extraordinary events often
accompanied by mortality. Diarrhea is the cause of the number one in infant’s mortality. There is a
common symptom of gastrointestinal infections caused of variety pathogens, including bacteria,
viruses and parasites. This research aims to identify the variety of diarrhea causing bacteria in
children using culture methods. This type of research is descriptive research. Sampling of 50
children’s with diarrhea in public health centers in Makassar. The process of testing specimen with
culture method was conducted laboratory of Microbiological RSPTN Hasanuddin University. The
results from 50 samples of diarrhea were obtained variety types of bacteria, namely Escherichia
coli, Klebsiella sp, Enterobacter sp, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris and Alcaligenes faecalis.
The examination by culture method is a conventional method often used by most medical
laboratories.

Keywords: Bacteria, diarrhea, culture method

Abstrak
Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial kejadian
luar biasa yang sering disertai dengan kematian. Diare merupakan penyebab kematian nomor satu
pada bayi dan pada balita. adapun gejala umum dari infeksi gastrointestinal yang disebabkan oleh
berbagai patogen, termasuk bakteri, virus dan parasit. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi keberagam bakteri penyebab diare pada anak dengan menggunakan metode
kultur. Jenis penelitian ini adalah adalah penelitian deskriptif. Pengambilan Sampel sebanyak 50
anak penderita diare di beberapa Puskesmas di kota Makassar. Proses pengujian spesimen dengan
metode kultur dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Hasanuddin. Hasil Penelitian menunjukan bahwa dari 50 sampel diare didapatkan beberapa jenis
bakteri, yaitu Escherichia coli, Klebsiella sp, Enterobacter sp, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris
dan Alcaligenes faecalis. Pemeriksaan dengan metode kultur merupakan metode konvensional
yang sering digunakan oleh kebanyakan laboratorium medis.

Kata Kunci : Bakteri, Diare, Metode Kultur

PENDAHULUAN
Penyakit diare di Indonesia masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang utama. Hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian
terutama pada balita. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian per
tahun pada balita disebabkan oleh diare. Setiap anak mengalami episode serangan diare
rata-rata 3 kali setiap tahun dan lebih dari 80% kematian terjadi pada anak berusia kurang
dari dua tahun. Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan
penyakit potensial kejadian luar biasa yang sering disertai dengan kematian. Jumlah
penderita pada angka kejadian luar biasa diare tahun 2013 menurun secara signifikan

http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/mappadising 57
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 1 Nomor 1 September 2019
ISSN: 2686-3324

dibandingkan tahun 2012 dari 1.654 kasus menjadi 646 kasus. Kejadian luar biasa diare
pada tahun 2013 terjadi di enam provinsi dengan penderita terbanyak terjadi di Jawa
Tengah yang mencapai 294 kasus. Sedangkan angka kematian akibat Kejadian luar biasa
diare tertinggi terjadi di Sumatera Utara yaitu sebesar 11,76% (Kemenkes, 2014).
Usia balita merupakan periode yang cukup berat pada anak karenapada umur ini
kondisi kekebalan atau imun anak masih belum stabil sehingga akan mudah terserang
penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi tersebut adalah diare. Penyakit diare masih
menjadi masalah kesehatan dunia, utamanya di negara yang sedang berkembang. Dampak
dari masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian yang
disebabkan oleh diare, karena penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak khususnya
pada usia balita. Diare pada umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri penyebab
diare berbeda-beda berdasarkan umur, tempat, dan waktu atau musim. Diare adalah gejala
umum dari infeksi gastrointestinal yang disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk
bakteri, virus dan parasit. Bakteri patogen utama yaitu termasuk Escherichia coli, Vibrio
cholera, Shigella, Campylobacter sp dan Salmonella (Walker C et al. 2010).
Diare diartikan sebagai buang air encer atau berair tiga kali sehari atau lebih dan
biasanya berlangsung satu sampai empat kali sehari, baik di sertai lendir, darah, ataupun
tidak sering disertai dengan gejala mual, mules, muntah, nyeri perut, demam dan tanda -
tanda dehidrasi (Farthing, 2006). Penyakit diare dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain hygiene, sanitasi yang buruk, keadaan lingkungan yang padat, perilaku
masyarakat, pelayanan masyarakat, gizi, kependudukan, pendidikan yang meliputi
pengetahuan, dan keadaan sosial ekonomi. Diare dapat tertular pada balita melalui
perantara pengasuh, hal ini disebabkan karena balita masih banyak bergantung pada
pengasuh dan memiliki intensitas waktu yang lama dibanding dengan orang lain. Pengasuh
dalam hal ini dapat berupa orang tua (ibu) atau nenek. pengasuh dapat menjadi perantara
penularan diare pada balita karena PHBS yang masih kurang yaitu kebiasaan mencuci
tangan sebelum merawat dan mempersiapkan segala keperluan balita (Dyah, 2017).
Penyebab kesakitan dan kematian akibat oleh diare tidak dapat diketahui secara
spesifik, hal ini dikarenakan sebagian besar diagnosis yang dilakukan oleh tenaga medis
tidak disesuaikan hasil pemeriksaan laboratorium tetapi hanya berdasarkan pada diagnosis
klinis. Untuk itu pemeriksaan laboratorium sangatlah penting sebagai penunjang dalam
pemeriksaan diare. Kebanyakan laboratorium medis menggunakan metode diagnostik
konvensional seperti kultur dan mikroskopis untuk deteksi bakteri (Richard et al., 2010).
Walaupun menyebabkan gejala berat, dari bakteri yang menginfeksi mungkin terdapat
dalam jumlah sedikit untuk dideteksi dengan mikroskopik secara langsung, dengan
penggunaan metode kultur dapat digunakan untuk memperbanyak jumlah organisme
tersebut, sehingga akan menghasilkan jumlah koloni untuk mempermudah melakukan
identifikasi. Metode pemeriksaan laboratorium merupakan langkah yang penting untuk
mendiagnosis suatu penyakit, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberagaman
bakteri yang menjadi penyebab diare pada anak.

METODE
Desain penelitian dan lokasi
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross
sectional untuk mengidentifikasi keberagaman bakteri penyebab diare pada anak dengan

http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/mappadising 58
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 1 Nomor 1 September 2019
ISSN: 2686-3324

menggunakan metode kultur.


Penelitian dilakukan di Pusat kesehatan masyarakat di Kota Makassar yaitu
Puskesmas perumnas Antang, Barabaraya, Pampang, dan Tamangapa. Pengujian spesimen
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin.

Populasi dan Sampel


Populasi penelitian yaitu semua pasien diare pada anak yang berkunjung ke
puskesmas sebanyak 50 orang.
Sampel penelitian yaitu diare pada anak yang memenuhi syarat sesuai dengan kriteria
yaitu pasien anak dengan usia 0 – 59 bulan dengan gejala buang air encer atau berair , lebih
dari tiga kali dalam sehari dan , bersedia ikut dalam penelitian ini dengan menandatangani
informed concent yang telah dikeluarkan oleh Komite Etik. Sampel rectal swab yang
diambil dimasukkan ke dalam medium transport Cary-Blair dan segera dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian.

Alat dan Bahan


Alat - alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, Erlenmeyer,
gelas ukur, cawan petri, batang ose, rak tabung, bunsen, kapas steril, Laminal Air Flow,
timbangan analitik, neraca analitik, kulkas, perangkat uv.
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah spesimen rectal swab, Tip
rectal swab, kertas label, medium transport Cary-Blair, BHIB, NA, SSA, Mac Conkey
Agar, dan medium untuk uji biokimia.

Isolasi dan identifikasi


Metode kultur
Identifikasi Bakteri adalah proses penentuan jenis bakteri dilakukan dengan cara
kultur. Sampel dalam medium transport Cary-Blair diinokulasikan ke medium pemupuk
yaitu dengan menggunakan medium BHIB dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
Selanjutnya secara steril inokulum diambil sebanyak 1 mata ose kemudian diinokulasikan
ke dalam cawan petri yang berisi medium NA, SSA, Mac Conkey Agar selanjutnya
dinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC kemudian diamati pertumbuhannya. Bakteri yang
telah tumbuh pada media isolasi yaitu dengan pemeriksaan secara mikroskopis untuk
menentukan sifat atau ciri hasil kultur pada media bakteri dan dilanjutkan uji biokimia).

Uji Biokimia
Identifikasi bakteri dilanjutkan dengan tes biokimia yaitu pengujian pada medium
Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Sulfit Indol Motility (SIM), Metil Red (MR), Vogas
Proskauer (VP), uji karbohidrat, uji urease, dan uji sitrat. Kemudian dilakukan identifikasi
bakteri untuk lebih memastikan bahwa yang tumbuh adalah bakteri tersebut, dan
pengamatannya disesuaikan dengan rujukan buku.

HASIL

Berdasarkan hasil penelitian dari 50 sampel yang diperoleh, selanjutnya


dikelompokkan berdasarkan usianya dapat dilihat pada table 1. Anak yang mengalami
diare terbanyak berumur antara umur 12 - 35 bulan sebanyak 29 orang (58%) umur 36 – 59
bulan sebanyak 12 orang (24%) dan sedangkan paling sedikit pada kelompok umur 0 – 11
bulan sebanyak 9 orang (18%).

Table 1 : Distribusi anak penderita diare berdasarkan umur

http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/mappadising 59
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 1 Nomor 1 September 2019
ISSN: 2686-3324

No Umur Jumlah (n) Persentase (%)


1 0 – 11 bulan 9 18%
2 12 – 35 bulan 29 58%
3 36 – 59 bulan 12 24%
Total 50 100%

Pada penelitian ini yaitu jumlah laki-laki dan perempuan hampir sebanding.
Distribusi jumlah anak diare berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2. Anak
laki-laki lebih banyak mengalami diare yaitu sejumlah 28 orang (56%) dibandingkan
dengan anak perempuan yaitu sebanyak 22 orang (44%).

Table 2: distribusi anak penderita berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin Jumlah (n) Persentase (%)


Laki-laki 28 56%
Perempuan 22 44%
Total 50 100%

Sebanyak 50 sampel rektal swab yang diperoleh diinokulasi pada medium BHIB,
selanjutnya diinokulasi pada medium yang tumbuh kemudian dilakukan uji biokimia. Dari
hasil identifikasi bakteri dengan metode kultur ditemukan beberapa jenis bakteri yang
menjadi penyebab diare.

No Nama bakteri Jumlah (n) Persentase (%)


1 Escherichia coli 15 30%
2 Klebsiella sp 14 28%
3 Enterobacter sp 12 24%
4 Proteus mirabilis 4 8%
5 Proteus vulgaris 4 8%
6 Alk. faecalis 1 2%
Total 50 100%

Berdasarkan hasil dari identifikasi bakteri penyebab diare pada anak sebanyak 50
sampel ditemukan beberapa jenis bakteri seperti pada tabel 3 yaitu bakteri Escherichia coli
sebanyak 15 (30%), Klebsiella sp sebanyak 14 (28%), Enterobacter sp sebanyak 12 (24%),
Proteus mirabilis sebanyak 4 (8%), Proteus vulgaris sebanyak 4 (8%), dan bakteri Alk.
Faecalis hanya ada 1 (2%).

http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/mappadising 60
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 1 Nomor 1 September 2019
ISSN: 2686-3324

PEMBAHASAN

Pemeriksaan pada sampel diare anak untuk mendeteksi bakteri yang menjadi
penyebab diare anak sebanyak 50 sampel yang dikumpulkan dari beberapa puskesmas
sesuai dengan kriteria yaitu anak usia 0-59 bulan yang mengalami buang air encer lebih
dari 3 kali sehari dan belum komsumsi obat/antibiotik. Berdasarkan hasil pada
pemeriksaan kultur ditemukan beberapa jenis bakteri yang menjadi penyebab diare pada
anak yaitu Escherichia coli, Klebsiella sp, Enterobacter sp, Proteus mirabilis, Proteus
vulgaris dan Alk. Faecalis.
Seperti pada penelitian Muttakin (2016) yaitu Penelitian identifikasi jenis bakteri
aerob penyebab diare pada anak usia 1 - 18 bulan di RSUD Ulin Banjarmasin, dengan
menggunakan metode kultur. Jenis bakteri aerob penyebab diare pada anak – anak yitu
antara lain Eschericia coli, Salmonella, Shigella, Klebsiella Sp, dan Vibrio cholera.
Beberapa bakteri patogen utama penyebab diare yaitu termasuk E. coli, Vibrio cholera,
Shigella spp, Campylobacter sp dan Salmonella spp. (Christa L. et al. 2010). Menurut
Youssef M (2000), dalam penelilitiannya menemukan beberapa jenis bakteri, parasit dan
virus yang menyebabkan diare pada anak usia dibawah 5 tahun di RS Princess Rahma
Jordania. Jenis bakteri, parasit, dan virus yang diidetifikasi yaitu sebagai berikut
Escherichia coli, Shigella spp, Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Campylobacter coli,
dan Cryptosporidium spp. Penelitian serupa oleh Bakri (2015) Jenis bakteri yang berhasil
diidentifikasi pada sampel feses dengan metode kultur yaitu bakteri Enterobacter
agglomeran sebanyak 16 isolat, bakteri Alcaligenes faecalis sebanyak 1 isolat, bakteri
Escherichia coli O157:H7 sebanyak 9 isolat, bakteri Klebsiella sp sebanyak 1 isolat, dan
bakteri Proteus vulgaris sebanyak 1 isolat.
Dari jumlah penderita diare anak yang banyak pada kelompok umur 0 – 59 bulan.
penderita diare terbanyak berumur antara umur 12 - 35 bulan sedangkan paling sedikit
pada kelompok umur 0 – 11 bulan paling sedikit dibandingkan dengan umur anak laiinya,
hal ini disebabkan karena umur bayi tersebut masih mendapat ASI ekslusif, yang dapat
membentuk kekebalan dari ASI. Sehingga bayi yang minum ASI dinilai lebih jarang sakit,
ASI dinilai mampu melindungi bayi dari. berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh
bakteri, virus, dan lainnya. Pada penelitian ini anak umur 1 tahun ke atas lebih banyak
mengalami diare karena pada umur ini anak sedang sedang mengalami perkembangan
secara bertahap sehingga apabila diberikan makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan
sistem pencernaan anak tidak berkembang dengan baik dan bisa menyebabkan diare. Anak
pada kelompok umur ini dapat terkena infeksi bakteri penyebab diare pada saat bermain di
lingkungan yang kotor serta melalui cara hidup yang kurang bersih.
Pada penelitian ini penderita diare pada anak laki-laki lebih banyak dibandingkan
dengan anak perempuan karena biasanya anak laki-laki lebih aktif dan lebih banyak
bermain di luar rumah dengan permainan yang bermacam-macam. Sedangkan anak
perempuan biasanya bermain di rumah. Kegiatan bermain yang banyak dan bermain di
lingkungan yang kotor dapat menurunkan kondisi fisik tubuhnya dengan cepat seperti
penurunan sistem kekebalan tubuh, sehingga akan lebih lebih beresiko terkena penyakit
termasuk diare.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya diare yaitu kondisi lingkungan,
kontaminasi makanan dan minuman, suplai air bersih yang kurang, kemiskinan dan taraf
pendidikan yang rendah. Anak usia dibawah lima tahun rentan terkena diare karena pada
usia tersebut memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah, selain itu pada masa balita,
anak mulai dikenalkan dengan berbagai macam makanan dan mulai aktif bermain

http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/mappadising 61
Jurnal Ilmiah Mappadising Volume 1 Nomor 1 September 2019
ISSN: 2686-3324

(Farthing, 2013). Diare dapat saja menyerang kepada siapa saja, mulai dari balita sampai
usia lanjut, oleh karena itu penting adanya menjaga kebersihan baik diri sendiri, keluarga
dan lingkungan sekitar agar terhindar dari penyakit.

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 50 sampel feses anak-anak
penderita diare berumur 0 – 59 bulan diperoleh beberapa jenis bakteri penyebab diare
dengan menggunakan metode kultur yaitu sebagai berikut: Escherichia coli, Klebsiella sp,
Enterobacter sp, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris dan Alk. Faecalis. Disarankan agar
dilakukan penelitian untuk deteksi jenis bakteri lebih spesifik dengan menggunakan sampel
yang lebih banyak sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

REFERENSI

Bakri Z. 2015. Deteksi keberadaan Bakteri Escherichia Coli O157:H7 pada feses
penderita diare dengan metode kultur dan PCR. JST Kesehatan, April 2015, Vol.5
No.2 : 184 – 192 ISSN 2252-5416
Dyah R WL & Yunita D PS. 2017. Hubungan antara Pengetahuan dan Kebiasan
Mencuci Tangan Pengasuh dengan kejadian diare pada Balita. Jurnal of Health
Education. JHE 2 (1). ISSN 2527-4252
Farthing M, et al. 2013. Acute diarrhea in adults and children: A global perspective. World
Gastroenterology Organisation Global Guidelines. J Clin Gastroenterol.;
47(1): 12-20.
Farthing, M.J. 2006. Antisecretory Drugs for Diarrheal Disease. Digestive Diseases.
Karger, Medical And Scientetif Publisher. (24) 47-58
Kementrian kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013, Jakarta,
Indonesia.
Muttaqin, GME .dkk. 2016. Gambaran Isolat Bakteri Aerob Diare pada Anak yang
dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin. Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016:
87-93
Richard, F. et al. 2010. Improved detection of five mayor gastrosintestinal pathogen by use
of a molecular screening approach. Journal of clinical mikrobiologi. Vol. 48. No.
11
Walker C et al. 2010. Etiology Of Diarrhea In Older Children, Adolescents And Adults: A
Systematic Review. Plos Negl Trop Dis, 4, E768.
Youssef M, et al. 2000. Bacterial, viral and parasitic enteric pathogens associated with
acute diarrhea in hospitalized children from northern Jordan. Journal FEMS
Immunology and Medical Microbiology 28,
Zubir, Juffrie, M., & Wibowo, T., 2006. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Diare Akut pada
Anak 0-35 Bulan (Batita) di Kabupaten Bantul. Sains Kesehatan. Vol 19. No 3. ISSN
1411-6197 : 31

http://ojs.lppmuniprima.org/index.php/mappadising 62

Anda mungkin juga menyukai