Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 1 Nomor 1, November 2019


p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

VITAMIN D SEBAGAI TERAPI POTENSIAL ANAK GIZI BURUK


Lisa Dwi Aryani*, Muhammad Aldy Riyandry
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Kec.
Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia 35145
* lisadwiaryani1@gmail.com (+6282371622710)

ABSTRAK
Masalah malnutrisi (gizi buruk) masih menjadi isu kesehatan global. Gizi buruk merupakan
penyebab kematian tertinggi anak di negara berkembang. Malnutrisi adalah keadaan
kekurangan energi dan protein berat akibat ketidakseimbangan antara ambilan makanan dengan
kebutuhan gizi. Keadaan malnutrisi energi-protein sering dikaitkan dengan temuan kasus
defisiensi vitamin D. Berdasarkan studi epidemiologi >50% anak malnutrisi berat juga
mengalami defisiensi vitamin D. Pengoreksian melalui diet terapeutik sebagai standar
pengobatan hanya mengandung vitamin D dalam jumlah sedang sehingga tidak cukup adekuat
untuk mencukupi kebutuhan anak. Pemberian tambahan vitamin D3 dosis tinggi sebanyak
200.000 IU (5 mg) diduga mampu mengoreksi keadaan gizi buruk dengan meningkatkan berat
badan dan nilai z-score anak. Literature review ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh
pemberian vitamin D dalam memperbaiki tampilan klinis anak gizi buruk. Metode yang
digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel melalui database NCBI dan Google
Scholar. Tahun penerbitan sumber pustaka adalah dari tahun 2004 hingga 2019 dengan 29
sumber pustaka. Tema dalam artikel yang dikumpulkan yaitu terkait gambaran pengaruh
pemberian vitamin D dalam meningkatkan berat badananak gizi buruk. Hasil dari sintesa 24
artikel yang telah ditemukan terdapat pengaruh pemberian vitamin D (cholecalciferol) terhadap
kenaikan berat badan sebagai hasil kumulatif lemak di jaringan adiposa sehingga cukup
potensial sebagai terapi gizi buruk.

Kata kunci: Vitamin D, gizi buruk, berat badan, cholecalciferol

VITAMIN D AS POTENTIAL THERAPY FOR MALNUTRITION CHILD

ABSTRACT
Malnutrition (malnutrition) is still a global health problem. Malnutrition is the highest cause of
deaths children in developing countries. Malnutrition is the impact of lack of energy and
protein due to an imbalance between food intake and nutritional needs. The symptoms are
marasmus, kwashiorkor or marasmik-kwashiorkor. Energy-protein malnutrition is often
related to the case finding of vitamin D deficiency, which is caused by epidemiological
studies>50% of severely malnourished children also have vitamin D deficiency. Correcting
malnutrition with a therapeutic diet as a standard is sufficient to meet the child's needs. An
additional 200,000 IU (5 mg) of high-dose vitamin D3 supplements can replace malnutrition by
increasing the child's weight and z-score. This review summarizes the role of vitamin D as a
potential therapy in improving infant health and well-being and malnutrition. The method
taken by the article was made using the literature review method, involving 29 books, national
or international journals. The results of a review of 24 articles that show the difference
between vitamin D (cholecalciferol) and weight gain as a result of cumulative fat in adipose
tissue through increased intracellular calcium, is quite potentially used as a supplementary
therapy for child nutrition.

Keywords: vitamin D, malnutrition, weight, cholecalciferol

61
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 61 - 70, November 2019
Global Health Science Group

PENDAHULUAN (Kemenkes, 2011). Upaya peningkatan


Nutrisi memiliki peran penting dalam respons terhadap RUTF menjadi hal yang
pembentukan sumber daya manusia (SDM) saat ini dipertimbangkan oleh Badan
berkualitas, sehat, cerdas dan produktif Kesehatan Dunia (WHO), termasuk
(Lelijveld et al., 2016).Gangguan pemberian terapi antibiotik maupun vitamin
pemenuhan nutrisi (malnutrisi) secara dosis tinggi (WHO, 2013).
kronis merupakan faktor risiko tinggi gizi
buruk. Gizi buruk terjadi akibat malabsorpsi Pemberian vitamin Ddosis tinggi diduga
atau kegagalan metabolik.Gejala klinis gizi mampu meningkatkan berat badan dan
buruk diketahui melalui indikator perkembangan tubuh anak gizi buruk
pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (Leblanc et al., 2012). Kandungan vitamin
(TB) dan lingkar lengan (LILA)jauh di D pada RUTF hanya berjumlah sedang
bawah rata-rata.Gizi buruk dapat berefek yaitu sekitar 600 IU/sachet. Asupan vitamin
jangka panjang terhadap perkembangan D yang diterima mungkin tidak cukup
fisik, mental dan kualitas kehidupan anak untuk meningkatkan konsentrasi25-
(Saboya et al., 2011). hidroksivitamin D [25 (OH) D] anak gizi
buruk. Sebab, berdasarkan studi
Berdasarkan data World Organizations of epidemiologis, >50% anak gizi buruk juga
HealthWHO tahun 2013, lebih dari 50% mengalami defisiensi vitamin D berat.Anak
kematian anak di negara berkembang gizi buruk berisiko tinggi terkena penyakit
disebabkan kondisi gizi buruk (United infeksi dan menimbulkan respon inflamasi
Nations, 2013).Menurut data Profil sistemik. Respon inflamasi yang
Kesehatan Indonesia tahun 2013, kejadian ditimbulkan dapat merusak metabolisme
anak gizi buruk mencapai 4,9% pada tahun vitamin D sehigga defisiensi vitamin D
2010 dan meningkat sebanyak 5,7% pada dapat bertambah berat(Gordon et al., 2008;
tahun 2013 (Kemenkes, 2015). Peningkatan Jones et al., 2018; Raghuramulu & Reddy,
kejadian gizi buruk di Indonesia terus 1980).Berdasarkan kondisi tersebut, maka
berkembang pesat sampai tahun 2018 pemberian vitamin D sebagai terapi
dengan prevalensi 17,7%. Target tambahan memiliki urgensi yang tinggi
Sustainable Development Goals (SDGs) untuk diteliti manfaatnya dalam mengobati
(2019) adalah tidak ada lagi kasus gizi anak gizi buruk.
buruk di Indonesia pada tahun 2030. Hal ini
menunjukkan bahwa kasus gizi Literature review ini bertujuan untuk
burukmemiliki urgensi yang tinggi untuk menjelaskan pengaruh pemberian vitamin D
ditekan jumlah kejadiannya (Kemenkes dalam memperbaiki tampilan klinis anak
2019). gizi buruk. Penelitian ini dapatmembuka
penemuan baru dalam pemberian terapi
Upaya peningkatan kesehatan anak gizi yang lebih baik pada anak gizi buruk. Jenis
buruk dilakukan dengan pemberian penelitian ini adalah tinjauan
makanan terapeutik siap saji (ready to use pustakadimana hasil dan pembahasan
therapeutic food = RUTF). RUTF berupa didasarkanpada sumber ilmiah yang valid
susu formula-75 (F75) dan formula-100 dan akurat.
(F100) merupakan makanan dengan desain
kaya mikronutrien dan padat energi. METODE
Pemberian RUTF terbagi menjadi fase Metode yang digunakan dalam
stabilisasi,transisi dan rehabilitasi. Fokus penulisanartikel ini adalah literature
pemberian RUTF fase stabilisasi adalah review. Sumberpustaka yang digunakan
pemenuhan metabolisme basal. Pemberian dalam artikel inimelibatkan 29 pustaka baik
RUTF fase transisi dan rehabilitasi yang berasal daribuku, jurnal nasional atau
cenderung sebagai sarana tumbuh kejar internasionalmaupun website. Penelusuran

62
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 61 - 70, November 2019
Global Health Science Group

sumberpustaka dalam artikel ini melalui positif bagi anak-anak yang memiliki
databaseNCBI dan Google Scholar dengan gangguan perkembangan motorik, bahasa
kata kunciVitamin D, Acute Severe dan gangguan lainnya, termasuk kesulitan
Malnutrition, Therapy, Weight Gain, belajar berjalan dan berbicara.
Calcium, Lipogenesis, Z-Score. Pemilihan
artikel sumber pustaka dilakukandengan PEMBAHASAN
melakukan peninjauan pada judul Status Gizi Anak
danabstrak yaitu yang membahas tentang Status gizi adalah ukuran kondisi tubuh
pengaruh pemberian vitamin D dalam yang dilihat dari konsumsi makanan dan
membantu meningkatkan berat badan penggunaan zat gizi. Status gizi sangat
termasuk anak dengan status gizi buruk. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi di
Tahun penerbitan sumber pustakayang tingkat sel yang dipengaruhi oleh
digunakan dalam penulisan artikel iniadalah kebutuhan, penyerapan, dan penggunaan
dari tahun 2005 hingga tahun 2019. zat-zat tersebut. Penilaian status gizi dapat
dilihat secara langsung dan tidak
HASIL langsung.Penilaian secara langsung antara
Menurut penelitian Cann, et.al (2007) lain dengan antropometri, klinis, biokimia,
melakukan sebuah uji coba acak dengan dan biofisik. Penilaian status gizi tidak
36.282 wanita pascamenopause, berusia 50 langsung meliputi survei konsumsi
hingga 79 tahun. Wanita tersebut secara makanan, statistik vital dan faktor ekologi.
acak diberikan dosis 1000 mg kalsium dan Pemantauan status gizi dengan antropometri
ditambah 400 IU cholecalciferol (vitamin dianggap paling baik. Pengukuran status
D) atau plasebo setiap hari. Hasil dari gizi dengan antropometri berhubungan
peneltian menunjukkan bahwa pemberian dengan pengukuran dimensi tubuh dan
suplemen kalsium dan kolekalsiferol komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur
memiliki efek kecil pada pencegahan dan gizi. Indikator penilaian status gizi
penambahan berat badan, yang diamati meliputi berat badan (BB), tinggi badan
terutama pada wanita yang melaporkan (TB/PB) dan lingkar lengan atas (LILA)
asupan kalsium yang tidak memadai. Hal (Kemenkes, 2011).
ini terjadi sebab vitamin D (kolekalsiferol)
berperan dalam regulasi metabolisme lemak Penilaian status gizi anak disarankan WHO
seperti lipogenesis, lipolisis, menggunakan standar deviasi atau Z-score.
adipogenesis dan transkripsi-en adiposit. Indikator penilaian status gizi anak yang
Sehingga, pemberian vitamin larut lemak bersifat umumberupa berat badan menurut
seperti vitamin D diduga berperan dalam umur (BB/U), bersifat kronisberupa tinggi
peningkatan berat badan. badan menurut umur (TB/U) dan
bersifatakut berupa berat badan per tinggi
Penelitian Saleem et al., 2018 menunjukkan badan (BB/TB). Indeks pengukuran
bahwa pemberian vitamin D dosis tinggi antropometri berat badan merupakan
dapat meningkatkan berat badan anak gizi parameter yang memberikan gambaran
buruk. Penelitian dilakukan dengan massa tubuh. Berat badan (BB) merupakan
memberikan tambahan vitamin dosis tinggi, indikator yang sangat sensitif terhadap
yaitu 200.000 IU (5 mg) yang terbagi perubahan-perubahan yang mendadak
menjadi dua dosis dan dikonsumsi secara seperti menderita penyakit, penurunan
oral maupuan parenteral. Hasil dari nafsu makan atau jumlah makanan yang
penelitiannya, ditemukan kenaikan berat dikonsumsi (Hidayat, 2001). Tinggi badan
badan anak gizi buruk secara signifikan (TB) merupakan ukuran antropometri yang
dengan rata-rata berat badan 0,26 kg menggambarkan pertumbuhan skeletal.
dibandingkan kelompok kontrol. Vitamin D Pertumbuhan tinggi badan relatif kurang
dosis tinggi juga menunjukkan pengaruh sensitif bila dibandingkan berat badan

63
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 61 - 70, November 2019
Global Health Science Group

sebab tinggi badan merepresentasikan D (1,25 [OH] -D) (calsitriol), di ginjal.


konsumsi protein masa lalu. Ukuran berat Calsitriol bertanggung jawab pada organ
badan, tinggi badan dan umur memiliki intraskeletal untuk meningkatkan
hubungan yang linier (Supariasa, 2012). penyerapan kalsium, resorpsi tulang, dan
mengurangi ekskresi kalsium dan fosfat
Menurut WHO, status gizi anak pada tulang. Sintesis kalsitriol dimediasi
berdasarkan standar deviasi dibagi menjadi oleh Parathyroid Hormone (PTH), fosfat
tiga kategori, yaitu perhitungan berat badan serum, dan hormon pertumbuhan. Selain
menurut tinggi atau panjang badan (BB/TB- itu, vitamin D juga bertanggung jawab pada
PB) -2 standar deviasi (SD) menunjukkan organ ekstraskeletal. Reseptor vitamin D di
bahwa anak berada pada batas terendah usus kecil, usus besar dan osteoblast dapat
kisaran normal (-2 sampai +2 SD), >2 SD mengaktivasi limfosit T dan B, sel islet
anak tergolong gemuk dan <-3 SD beta, dan organ utama (otak, jantung, kulit,
menunjukkan anak sangat kurus (severe gonad, prostat, payudara, dan sel
wasting). Anak-anak gizi buruk memiliki mononuklear) untuk menimbulkan efek
nilai z-scores <-3 SD (Lestari, Margawati, imunologis (Herrmann, Farrell, Pusceddu,
& Rahfiludin, 2014). Fabregat-Cabello, & Cavalier, 2017; Lee,
So, & Thackray, 2013)
Gizi Buruk
Gizi Buruk adalah suatu keadaan Mekanisme Vitamin D Membantu Anak
kekurangan energi dan protein berat dengan Gizi Buruk
gejala klinis kwashiorkor, marasmus atau Anak-anak yang mengalami gizi buruk
marasmik-kwashiorkor. Marasmus sering dikaitkan dengan defisiensi vitamin
memiliki ciri anak sangat kurus, wajah tua, D berat. Sebab, vitamin D dapat
cengeng, kulit keriput dan perut cekung. memengaruhi regulasi kalsium.
Kwashiokor memiliki ciri adanya edema di Berdasarkan studi epidemiologis, > 50%
seluruh tubuh terutama bagian ekstremitas, anak mengalami defisiensi vitamin D berat
wajah sembab, mata sayu, rambut tipis yang sebagian besar diantaranya mengalami
kemerahan seperti jagung dan otot yang kejadian rakhitis. Hal ini terjadi sebab
mengecil. Sedangkan marasmik- tipisnya jaringan adiposa anak-anak gizi
kwashiorkor adalah gabungan beberapa buruk. Jaringan adiposa berfungsi sebagai
tanda marasmus dan kwashiokor dengan tempat penyimpanan 25-hidroksivitamin D
gejala edema yang tidak menonjol [25 (OH) D], yaitusebuah feromon yang
(Kemenkes, 2015). dihasilkan di hati lewat proses hidroksilasi
vitamin D₃ oleh enzim kolekalsiferol 25-
Metabolisme Vitamin D hidroksilase. Vitamin D merupakan salah
Tubuh kita memperoleh vitamin D dengan satu metabolit penting tak larut air dimana
2 cara berbeda, yaitu bersumber dari reseptor vitamin D (VDR) pada jaringan
sintesis langsung di epidermis kulit setelah adiposit ini berperan dalam regulasi
paparan sinar ultraviolet dan bersumber dari metabolisme lemak seperti lipogenesis,
asupan makanan. Terdapat lebih dari 50 lipolisis, adipogenesis dan transkripsi-en
jenis metabolit vitamin D dengan jenis adiposit. Sehingga, pemberian vitamin larut
utamanya adalah vitamin D3 lemak seperti vitamin D diduga berperan
(cholecalciferol) dan D2 (ergocalciferol). dalam peningkatan berat badan anak-anak
Kedua jenis vitamin D ini menjalani gizi buruk(Jones et al., 2018; Leblanc et al.,
hidroksilasi di hati untuk disimpan menjadi 2012).
25-hidroksi vitamin D (25 [OH] -D,
calcidiol, atau calcifediol). Selanjutnya, Sebuah studi baru-baru ini telah
hidroksilasi calsidiol akan menyintesis melaporkan bahwa cholecalciferol memiliki
metabolit aktifnya, 1,25-dihidroksivitamin efek fisiologis dan biokimia terhadap tubuh.

64
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 61 - 70, November 2019
Global Health Science Group

Cholecalciferol dapat mengurangi kelainan Dosis Pemberian Vitamin D


metabolisme dan kerusakan jaringan yang Menurut Holick et al. (2011), seseorang
disebabkan oleh adipositas.Cholecalciferol yang mengalami defisiensi vitamin D harus
memiliki peran langsung dalam menekan mengonsumsi sekitar 50.000 IU vitamin D3
hormon paratiroid (PTH) yang per oral sekali seminggu selama 2 hingga 3
mempromosikan akumulasi lemak di bulan, atau 3 kali seminggu selama 1 bulan.
jaringan adiposa melalui peningkatan Menurut Saleem et al. 2018, administrasi
kalsium intraseluler(Shapses et al., pemberian dua dosis suplemen vitamin
2013).Cholecalciferoldapatbertindaksebaga D3 sebagai terapi secara signifikan aman
imediator intraseluler, menstimulasi dalam meningkatkan berat badan dan
reseptor insulin dan bertanggung jawab perkembangan anak-anak gizi buruk
menjaga homeostasis kalsium. Peningkatan daripada hanya mengonsumsi makanan
ukuran tubuh dan berat badanmerupakan terapeutik siap saji (RUTF). Penelitiannya
konsekuensi kumulatif dari keberadaan menggunakan sampel 185 anak malnutrisi
cholecalciferol dan resistensi insulin berat, usia rata-rata 1,9 tahun, berat 5,5 kg
(Khosravi et al., 2018). dengan rata-rata Z-Score -3,9 SD diberikan
makanan terapeutik (RUTF) selama 8
Kurangnya kadar25-hidroksivitamin D [25 minggu, 92 anak diantaranya diberikan
(OH) D] dianggap sebagai alasan dibalik intervensi berupa cholecalciferol (Vitamin
adipositas yang lebih tinggi melalui regulasi D3) 200.000 IU (5 mg) yang
hormon paratiroid (PTH) dan modulasi diadministrasikan melalui oral maupun
adipogenesis (Pereira et al., 2015).Sebagai intravena pada minggu ke-2 dan 4. Ia
konsekuensi dari kadar 25-hidroksivitamin menyimpulkan bahwa pemberian dosis
D [25 (OH) D] yang rendah, peningkatan tinggi vitamin D3 tidak mampu untuk
hormon paratiroidmenyebabkan masuknya memengaruhi proporsi anak mendapatkan
kalsium ke dalam adiposit, meningkatkan >15% dari berat badan awalnya, tetapi
lipogenesis dan menyebabkan katekolamin pemberian vitamin D3 dosis tinggi mampu
menginduksi lipolisis. Kondisi ini meningkatkan berat badan – untuk – tinggi
mengakibatkan akumulasi lemak yang atau panjang Z-Score (selisih rata-rata yang
signifikan dengan penambahan berat disesuaikan) sebanyak 7% (naik berat
badan(Parikh et al., 2004). Selain itu, 1,25- badan 0,26 kg lebih) ( P <0,001),
dihydroxyvitamin-D, bentuk aktif vitamin mengurangi proporsi anak dengan
D, dapat mempromosikan dan menginduksi keterlambatan perkembangan global (51%)
apoptosis pada adiposit (Khosravi et al., (HR, 0,49; P = 0,002); mengurangi
2018). Beberapa literatur juga menunjukkan keterlambatan pengembangan motorik
bahwa kadar hormone paratiroid yang lebih kasar (71%) (HR, 0,29; P =
rendah dapat menyebabkan penurunan berat 0,002); mengurangi keterlambatan
badan melalui termogenesis dan lipolisis perkembangan motorik halus (41%) (HR,
sistem saraf simpatis (Zhu et al., 2013). 0,59; P = .018), dan mengurangi
perkembangan bahasa yang tertunda
Beberapa uji klinis suplementasi sebesar 43% (HR, 0,57; P = 0,036)
cholecalciferol pada komposisi tubuh dibandingkan dengan kelompok kontrol
dilakukan dengan menggunakan kombinasi yang hanya diberikan RUTF saja. Menurut
suplementasi kalsium dan penelitian Martineau & Jolliffe (2014),
cholecalciferol. Pada studi tersebut, hasil pemberian tambahan vitamin D3 juga dapat
yang didapatkan menunjukkan bahwa memengaruhi perkembangan otak anak.
suplementasi cholecalciferol secara positif Tidak ada reaksi merugikan yang
mempengaruhi indek massa tubuh(BMI), dilaporkan dalam kelompok vitamin
berat badan dan lingkar pinggang (Caan et tambahan.
al., 2007).

65
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 61 - 70, November 2019
Global Health Science Group

Dosis Pemeliharaan Vitamin D cukup (terutama energi dan protein)


Pemberian dosis pemeliharaan setelah sehingga terjadi ketidakseimbangan antara
pengoreksian defisiensi vitamin D pada ambilan makanan dan kebutuhan gizi untuk
malnutrisi berat, masih harus diteliti lebih mempertahankan kesehatan. Gejala klinis
lanjut, sebab menurut penelitianSadat-Ali et dari gizi buruk terbagi atas kwashiorkor,
al. (2018), menyatakan bahwa pemberian marasmus atau marasmik-kwashiorkor.
dosis pemeliharaan vitamin D3 sebesar Keadaan malnutrisi berat mungkin
2.000 IU tidak cukup untuk dikaitkan dengan adanya defisiensi vitamin
mempertahankan kadar normal metabolit D karena tipisnya jaringan adiposa dimana
aktif vitamin D[(25 (OH) D)] dalam jaringan ini merupakan tempat
ambang normal yaitu di atas 30 ng/mL. penyimpanan metabolit aktif vitamin D
yaitu bentuk 25-hidroksivitamin D [25
Toksisitas Vitamin D (OH) D]. Pemberian vitamin D dosis tinggi
Overdosis massif vitamin D dapat sebanyak 200.000 IU bisa sangat membantu
menyebabkan hiperkalsemia tetapi tidak meningkatkan berat badan untuk tinggi atau
ada kesepakatan tentang ambang batas panjang z-score anak-anak malnutrisi berat.
konsentrasi atau jumlah Vitamin D yang Sebab, Cholecalciferol memiliki peran
menghasilkan toksisitas sebab toksisitas langsung dalam menekan hormon paratiroid
vitamin D sangat jarang di bawah (PTH), yang mempromosikan akumulasi
konsentrasi serum 375 nmol/L. Pada orang lemak di jaringan adiposa melalui
dewasa, asupan harian Vitamin D yang peningkatan kalsium intraselulerSehingga
berkepanjangan hingga 10.000 IU atau peningkatan ukuran tubuh dan berat
konsentrasi serum 25 (OH) D hingga 240 badanmerupakan konsekuensi kumulatif
nmol/L tampaknya aman. Scientific dari keberadaan cholecalciferol dan
adcisory committee nutrition (SACN) telah resistensi insulin. Selain itu, pemberian
menerima rekomendasi Otoritas Keamanan dosis vitamin D juga dapat mengurangi
Makanan Eropa tentang batas atas aman angka keterlambatan pengembangan global,
1.000 unit / hari untuk bayi hingga usia 1 motorik kasar, motorik halus dan bahasa.
tahun, 2.000 unit / hari untuk anak-anak
berusia 1-10 tahun dan 4.000 unit / hari DAFTAR PUSTAKA
untuk usia lebih dari 10 tahun (Ali et al., Alshahrani, F., & Aljohani, N. (2013).
2018).Pada dosis yang lebih tinggi Vitamin D: Deficiency, sufficiency
hiperkalsemia bertanggung jawab terhadap and toxicity. Nutrients, 5(9), 3605–
keracunan vitamin D. Gejala awal 3616.https://doi.org/10.3390/nu50936
keracunan vitamin D terdiri dari gangguan 05
pencernaan seperti anoreksia, diare,
sembelit, mual, dan muntah. Nyeri tulang, Caan, B., Neuhouser, M., Aragaki, A.,
kantuk, sakit kepala terus-menerus, detak Lewis, CB., Jackson, R., LeBoff,
jantung tidak teratur, kehilangan nafsu MS., … LaCroix, A. (2007).
makan, nyeri otot dan persendian adalah Calcium plus vitamin D
gejala lain yang kemungkinan akan muncul supplementation and the risk of
dalam beberapa hari atau minggu; sering postmenopausal weight gain. Arch.
buang air kecil, terutama di malam hari, Intern. Med. 167, e893–e902.
haus yang berlebihan, lemah, gugup, dan https://doi.org/10.1001/archinte.167.
gatal-gatal; batu ginjal(Alshahrani & 9.83
Aljohani, 2013).
Gordon, C. M., Feldman, H. A., Williams,
A. L., Kleinman, P. K., Perez-
SIMPULAN
rossello, J., & Cox, J. E. (2008).
Gizi buruk (malnutrisi) adalah keadaan
Prevalence of vitamin D deficiency
dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi
among healthy infants and toddlers.
66
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 61 - 70, November 2019
Global Health Science Group

Arch Pediatr Adolesc Med. Indonesia Tahun 2015. Kementerian


2008;162(6):505–12. Archives of Kesehatan Republik Indonesia.
Pediatrics & Adolescent Medicine, Retrieved
162(6), 505–512. Fromhttp://www.depkes.go.id/resourc
https://doi.org/10.1001/archpedi.162. es/download/pusdatin/profil-
6.505.Prevalence kesehatanindonesia/profil-kesehatan -
Indonesia-2015.pdf
Herrmann, M., Farrell, C. J. L., Pusceddu,
I., Fabregat-Cabello, N., & Cavalier, Kemenkes RI. (2011). Pedoman Pelayanan
E. (2017). Assessment of Vitamin D Anak Gizi Buruk. Jakarta: Depkes RI.
status - A changing landscape.
Clinical Chemistry and Laboratory Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Medicine, 55(1), 3–26. (2019). Status Gizi Indonesia Alami
https://doi.org/10.1515/cclm-2016- Perbaikan. Kementrian Kesehatan
0264 Republik Indonesia. Retrieved From
http://www.depkes.go.id/article/view/
Hidayat AA. (2011). Ilmu pengantar 19013100001/status-gizi-indonesia-
keperawatan anak. Jakarta: Salemba alami-perbaikan.html
Medika.
Khosravi, Z,S., Kafeshani, M., Tavasoli, P.,
Holick, M. F., Binkley, N. C., Bischoff- Zadeh, A,H., Entezari, M,H. (2018).
Ferrari, H. A., Gordon, C. M., Effect of Vitamin D supplementation
Hanley, D. A., Heaney, R. P., … on weight loss, glycemic indices, and
Weaver, C. M. (2011). Evaluation, lipid profile in obese and overweight
treatment, and prevention of vitamin women: A clinical trial study. Int. J.
D deficiency: An endocrine society Prev. Med. 9:63 https://doi:
clinical practice guideline. Journal of 10.4103/ijpvm.IJPVM_329_15
Clinical Endocrinology and
Metabolism, 96(7), 1911–1930. Leblanc, E. S., Rizzo, J. H., Pedula, K. L.,
https://doi.org/10.1210/jc.2011-0385 Ensrud, K. E., Cauley, J., Hochberg,
M., & Hillier, T. A. (2012).
Jones, K. D. J., Hachmeister, C. U., Associations between 25-
Khasira, M., Cox, L., Schoenmakers, hydroxyvitamin D and weight gain in
I., Munyi, C., … Berkley, J. A. elderly women. Journal of Women’s
(2018). Vitamin D deficiency causes Health, 21(10), 1066–
rickets in an urban informal 1073.https://doi.org/10.1089/jwh.201
settlement in Kenya and is associated 2.3506
with malnutrition. Maternal and
Child Nutrition, 14(1), 1– Lee, J. Y., So, T.-Y., & Thackray, J. (2013).
8.https://doi.org/10.1111/mcn.12452 A Review on Vitamin D Deficiency
Treatment in Pediatric Patients. The
Kementerian Kesehatan Republik Journal of Pediatric Pharmacology
Indonesia. (2015). InfoDATIN : and Therapeutics, 18(4), 277–291.
Situasi Kesehatan Anak Balita di https://doi.org/10.5863/1551-6776-
Indonesia. Kementerian Kesehatan 18.4.277
Republik Indonesia. Retrieved
Fromhttp://www.depkes.go.id/folder/ Lelijveld, N., Seal, A., Wells, J. C., Kirkby,
view/01/structure-publikasi-pusdatin- J., Opondo, C., Chimwezi, E., …
info-datin.html Kerac, M. (2016). Chronic disease
outcomes after severe acute
Kementerian Kesehatan Republik malnutrition in Malawian children
Indonesia. (2015). Profil Kesehatan (ChroSAM): a cohort study. The
67
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 61 - 70, November 2019
Global Health Science Group

Lancet Global Health, 4(9), e654– Version 2 Module 13: Management of


e662.https://doi.org/10.1016/S2214- Severe Acute Malnutrition. Oxford.
109X(16)30133-4 Retrieved from http:
//www.ennonline.net/ourwork/capacit
Lestari, W., Margawati, A., & Rahfiludin, ydevelopment/htpversion2
M. Z. (2014). Faktor risiko stunting
pada anak umur 6-24 bulan di Sadat-Ali, M., Al-Anii, F. M., Al-Turki, H.
kecamatan Penanggalan kota A., AlBadran, A. A., & AlShammari,
Subulussalam provinsi Aceh. Jurnal S. M. (2018). Maintenance Dose of
Gizi Indonesia: The Indonesian Vitamin D: How Much Is Enough?
Journal of Nutrition, 3(1), 37–45. Journal of Bone Metabolism, 25(3),
https://doi.org/10.14710/jgi.3.1.126- 161.https://doi.org/10.11005/jbm.201
134 8.25.3.161
Martineau, A., & Jolliffe, D. (2014). Saleem, J., Zakar, R., Zakar, M. Z., Belay,
“Vitamin D and Human Health: from M., Rowe, M., Timms, P. M., …
the Gamete to the Grave”: Report on Martineau, A. R. (2018). High-dose
a meeting held at Queen Mary Vitamin D 3 in the treatment of
University of London, 23rd–25th severe acute malnutrition: A
April 2014. Nutrients, 6(7), 2759– multicenter double-blind randomized
2919.https://doi.org/10.3390/nu60727 controlled trial. American Journal of
59 Clinical Nutrition, 107(5), 725–733.
https://doi.org/10.1093/ajcn/nqy027
Parikh, S. J., Edelman, M., Uwaifo, G. I.,
Freedman, R. J., Semega-Janneh, M., Shapses, S. A., Sukumar, D., Schneider, S.
Reynolds, J., & Yanovski, J. A. H., Schlussel, Y., Sherrell, R. M.,
(2004). The relationship between Field, M. P., & Ambia-Sobhan, H.
obesity and serum 1,25-dihydroxy (2013). Vitamin D supplementation
vitamin D concentrations in healthy and calcium absorption during caloric
adults. Journal of Clinical restriction: A randomized double-
Endocrinology and Metabolism, blind trial1-3. American Journal of
89(3), 1196–1199. Clinical Nutrition, 97(3), 637–
https://doi.org/10.1210/jc.2003- 645.https://doi.org/10.3945/ajcn.112.
031398 044909
Pereira-Santos, M., Costa, P,R., Assis, Supariasa IDN. (2012). Pendidikan dan
A,M., Santos, C,A., Santos, D,B. konsultasi gizi. Jakarta: EGC.
(2015). Obesity and vitamin D
deficiency: A systematic review and United Nations. (2013). The millennium
meta-analysis. Obes. Rev. 16 :e341– development goals report 2013.
e349https://doi.org/10.1111/obr.1223 Retrieved From
9 https://www.un.org/millenniumgoals/
pdf/report-2013/mdg-report-2013-
Raghuramulu, N., & Reddy, V. (1980). english.pdf
Serum 25-hydroxy-vitamin D levels
in malnourished children with rickets. World Health Organization. (2013).
Archives of Disease in Childhood, Guideline: update of management of
55(4), 285–287. severe acute malnutrition in infants
https://doi.org/10.1136/adc.55.4.285 and children in Geneva,
Switzerland.World Health
Saboya M, Khara T, Irena A. (2011). Organization. Retrieved
Harmonization Training Package Fromhttps://apps.who.int/iris/bitstrea
68
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 61 - 70, November 2019
Global Health Science Group

m/handle/10665/95584/97892415063
28_eng.pdf?ua=1
Zhu, W., Cai, D., Wang, Y., Lin, N., Hu,
Q., Qi, Y., … Amarasekara, S.
(2013). Calcium plus vitamin D3
supplementation facilitated Fat loss in
overweight and obese college
students with very-low calcium
consumption: a randomized
controlled trial. Nutrition Journal,
12(1), 1–8.
https://doi.org/10.1186/1475-2891-
12-8

69
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 61 - 70, November 2019
Global Health Science Group

70

Anda mungkin juga menyukai