Anda di halaman 1dari 6

KOLOID

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang mempunyai ukuran


partikel terlarut 1−100 nm.

Koloid tersusun atas:


1. Zat terdispersi →Jumlahnya lebih sedikit dari zat pelarutnya.
2. Zat pendispersi→Jumlahnya lebih banyak dari zat terlarutnya.
Ciri-ciri sistem koloid:
1. Secara makroskopis tampak homogen, namun secara
mikroskopis tampak heterogen.
2. Sistem dua fase yang relatif stabil.
Contoh: kabut→Pada kabut terdapat dua fase, yakni fase cair (air)
yang terdispersi dalam gas (udara).
3. Tidak dapat disaring kecuali dengan saringan berskala 1−100 nm.
Terdapat tiga jenis utama koloid:
1. Sol→Fase terdispersinya padat
2. Emulsi→Fase terdispersinya cair
3. Buih→Fase terdispersinya gas
Fase Zat Fase Zat Jenis Nama
Contoh
Terdispersi Pendispersi Koloid Koloid
Padat Sol Padat Sol Padat kaca berwarna, kuningan
Cair Sol Cair Sol tinta, cat, darah, sabun
Padat
Aerosol
Gas Sol Gas asap, udara berdebu
padat
Emulsi
Cair Padat Gel jelly, agar-agar, gelatin
Padat
2

Emulsi susu, santan,


Cair Emulsi
Cair mayonnaise
Emulsi
Gas Aerosol Cair awan, kabut, parfum
Gas
Buih batu apung, styrofoam,
Padat Buih Padat
Gas Padat roti
Cair Buih Cair Buih buih sabun, krim kocok

Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall
→ Penghamburan cahaya oleh partikel koloid
→ Contoh: Cahaya lampu mobil yang melewati kabut
2. Gerak Brown
→ Gerak akibat tumbukan tak stabil antara partikel zat
terdispersi dengan partikel zat pendispersi.
→ Gerak bersifat acak zig-zag dan tumbukannya adalah bentuk
ketidakstabilan antara zat terdispersi dan zat pendispersi.
→ Gerak brown menyebabkan tidak terbentuk pengendapan
pada koloid. Hal itu disebabkan tumbukan tersebut melawan
gaya gravitasi.
3. Muatan Koloid
→ Muatan koloid sejenis dan sama, sehingga tolak-menolak.
→ Mencegah penggumpalan pada koloid.
4. Adsorpsi
→ Sifat koloid yang dapat menyerap ion atau molekul netral pada
permukaannya.
→ Koloid positif mengadsorpsi kation.
Contoh: Hemoglobin dapat menyerap nutrisi berupa ion
positif pada permukaannya.
→ Koloid negatif mengadsorpsi anion.
Contoh: As2S3 mengadsorpsi ion S2-
5. Elektroforesis
3

→ Sifat partikel koloid yang mampu bergerak dalam medan


listrik.
→ Koloid positif bergerak ke arah katoda
→ Koloid negatif bergerak ke arah anoda
6. Koagulasi
→ Penggumpalan koloid akibat hilangnya muatan koloid.
→ Penyebabnya adalah pencampuran koloid beda muatan,
pencampuran dengan larutan elektrolit, koloid mencapai
elektroda.

❖ Sifat koloid dari pendispersi cair terbagi menjadi dua, yakni Liofil
(suka zat cair) dan Liofob (phobia zat cair/tidak suka zat cair).
❖ Sifat koloid dari pendispersi air terbagi menjadi dua, yakni
Hidrofil (suka air) dan Hidrofob (phobia air/tidak suka air).
Sifat Hidrofil Hidrofob
Mengadsorpsi medium Iya Tidak
Gaya tarik-menarik zat tersispersi-pendispersi Besar Kecil
Efek tyndal Samar Jelas
Saat dehidrasi air Reversible Irreversible
Saat jumlah zat terdispersi besar Stabil Tidak stabil
Tidak mudah Mudah
Penambahan elektrolit
mengendap mengendap
Perbandingan viskositas koloid dengan medium Lebih besar Relatif sama
❖ Koloid Asosiasi adalah koloid yang terbentuk saat dilarutkan
dalam air.
► Koloid asosiasi tersusun atas:
▪ Gugus kepala, bersifat hidrofil dan polar.
▪ Gugus ekor, bersifat hidrofob dan non-polar.
► Contoh: sabun detergen
▪ Sabun detergen membentuk koloid asosiasi dalam air
▪ Zat terdispersi: asam stearat (C18H35O2−)
4

▪ Gugus hidrofob akan menarik minyak kemudian


mendispersikannya dalam air.

❖ Koloid banyak digunakan karena:


► Tidak melarutkan campuran secara homogen
► Keadannya stabil
► Tidak mudah rusak
❖ Penggunaan koloid
► Industri kosmetik→foundation, shampo, deodoran
► Industri tekstil→Sol pewarna tekstil membuat warna lebih
baik
► Farmasi→Obat dalam bentuk sol
► Industri sabun cuci→Detergen, sabun batang
► Industri makanan→Mentega, mayonaise, kecap
► Bioskop→Pemberian asap membuat gambar lebih jelas (Efek
tyndal)
► Identifikasi DNA kriminal (Elektroforesis)
► Pemutihan gula tebu (adsorpsi)
▪ Melarutkan gula dalam air kemudian mengalirkannya pada
tanah diatom
► Penjernihan air dengan menambahkan tawas (Al2(SO4)3
▪ (Al2(SO4)3 akan terhidrolisis dalam air membentuk
Al(OH)3 yang menyerap polutan dalam air. (Adsorpsi)
► Penggumpalan lateks dengan menggunakan HCOOH
(Koagulasi)
► Pelindung→Tinta yang dilindungi oleh minyak silikon supaya
tahan lebih lama.
Polusi akibat koloid
► Meningkatnya sifat basa dalam penggunaan tawas
► BOD (Biochemical Oxygen Demand) meninggi akibat sisa makanan
atau sisa hewan mati yang terdispersi dalam air sehingga butuh
oksigen lebih banyak untuk menguraikannya.
5

► COD (Chemical Oxygen Demand) meningkat akibat ion-ion zat


kimia yang terdispersi dalam air.
► Turunnya nilai DO (Dissolved Oxygen) akibat tingginya BOD dan
COD
► Koloid dalam air dapat menimbulkan pencemaran karena
meningkatkan TDS (Total Dissolved Solid)

Pembuatan Koloid
⎯→ KOLOID ⎯ ⎯ ⎯⎯ SUSPENSI
Dispersi
LARUTAN ⎯Kondensasi
⎯⎯⎯

1. Kondensasi
a. Redoks
• Membuat sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S ke
dalam larutan SO2 atau larutan H2O2
• Membuat sol emas dari larutan HauCl4 dengan larutan K2CO3
dan HCHO.
b. Hidrolisis
• Pembuatan sol Fe(OH)3 dari larutan FeCl3 dengan air
mendidih
c. Dekomposisi rangkap
• Pembuatan sol AgCl dengam mecampurkan AgNO3 dan
larutan HCl encer
• Pembuatan sol belerang dari larutan Na2S2O3 dan larutan HCl
• Pembuatan sol As2S3 dari larutan H2As2O3 dengan larutan
H2S
d. Penggantian pelarut
• Pembuatan gel dari larutan kalsium asetat jenuh dengan
alkohol 95%
2. Dispersi
a. Mekanik
6

• Pembuatan sol belerang dari serbuk belerang dengan serbuk


gula dan air
b. Peptisasi
• Pembuatan agar-agar dari serbuk agar-agar dengan air panas
• Menambahkan larutan AlCl3 ke dalam endapan Al(OH)3
untuk membuat sol Al(OH)3
• Karet dipeptisasi oleh bensin
c. Busur Bredig (Bredig’s Arc)
• Pembuatan sol emas dengan mengalirkan arus listrik melalui
elektroda dari logam emas

Anda mungkin juga menyukai