Anda di halaman 1dari 9

IKATAN KIMIA

Ikatan kimia adalah atom-atom yang bereaksi untuk membentuk


senyawa dan mencapai kestabilan.
Ikatan kimia bertujuan untuk menjadi stabil. Keadaan stabil yang
dimaksud adalah mempunyai konfigurasi elektron yang sama
dengan konfigurasi elektron gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn)
Ikatan kimia dibedakan menjadi beberapa ikatan dengan struktur dan
karakteristiknya sebagai berikut:

Ikatan Ion
• Ikatan yang terjadi antara logam dengan non logam
• Melibatkan ion positif (kation) dengan ion negatif (anion).
• Umumnya terjadi antara unsur golongan IA dan IIA (sebagai
kation) dengan VIA dan VIIA (sebagai anion).
Contoh:
Reaksi antara Natrium (Na) dengan gas Klorin (Cl2).
→Na mempunyai konfigurasi elektron 11Na = [Ne] 3s1
→Na membentuk ion Na+ (membentuk ion +1 disebabkan Na
kelebihan 1 elektron untuk mencapai keadaan stabil).
→11Na+ = 1s2 2s2 2p6
10Ne = 1s2 2s2 2p6
Konfigurasinya sama
→Cl mempunyai konfigurasi 17Cl = [Ne] 3s2 3p5
→Cl membentuk ion Cl¯ (membentuk ion -1 disebabkan Cl
kekurangan 1 elektron untuk mencapai keadaan stabil).
→17Cl¯ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
18Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Konfigurasinya sama
2

Maka, reaksi yang dapat dituliskan:


Na → Na + + e
Cl + e → Cl −
Na + + Cl − → NaCl
Hasilnya adalah senyawa NaCl yang stabil.
Untuk lebih sederhana dalam menentukan konfigurasi elektron,
dapat menggunakan urutan bilangan elektron 2.8.18.32
Aturannya:
• Urutan dimulai dari angka terkecil.
• Jika pada urutan tidak bisa membentuk angka yang besar, maka
urutannya kembali ke angka yang lebih kecil sebelumnya.
• Angka terakhir tidak boleh lebih dari 8 karena membentuk
elektron valensi.
Contoh:
4Be = 2.2 → Maka elektron valensinya 2.
11Na = 2.8.1 → Maka elektron valensinya 1.
20Ca = 2.8.8.2 → Maka elektron valensinya 2.
50Sn = 2.8.18.18.4 → Maka elektron valensinya 4.
85At = 2.8.18.32.18.7 → Maka elektron valensinya 7.
118Og = 2.8.18.32.32.18.8 → Maka elektron valensinya 8.

Contoh ikatan ion menggunakan konfigurasi elektron yang lebih


sederhana:
Reaksi antara Kalsium (Ca) dengan gas Bromin (Br2).
→20Ca=2.8.8.2
→Ca membentuk ion Ca2+ karena kelebihan 2 elektron.
→35Br=2.8.18.7
→Br membentuk ion Br¯ karena kekurangan 1 elektron.
3

Maka reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:


Ca → Ca 2+ + 2e
Br + e → Br −
Untuk menyamakan koefisien elektronnya (e ), maka:
Ca → Ca 2+ + 2e
2 Br + 2e → 2 Br −
Ca 2+ + 2 Br − → CaBr2
Nb: Kenapa Ca tidak mebentuk ion Ca6-? Karena Ca termasuk
golongan IIA, oleh karena itu Ca sebagai kation (bermuatan positif).

Ikatan Kovalen
• Ikatan antara non logam dengan non logam.
• Ikatan kovalen terdiri dari tiga jenis, yaitu: Ikatan kovalen biasa,
ikatan kovalen rangkap, ikatan kovalen koordinat.
Ikatan kovalen dapat digambarkan dengan struktur bangun dan
struktur lewis.
Struktur bangun: Diagram atom dan garis
Struktur lewis: Diagram atom dan dot and cross (titik sebagai ion
positif dan silang sebagai ion negatif).
Ikatan Kovalen Biasa
Jumlah pemakaian elektron bersamanya adalah 1 buah
elektron.
Contoh → HCl
Pada HCl , atom H memakai satu elektron dari Cl dan atom Cl
memakai satu elektron dari H. Sehingga H mempunyai 2 e.v, dan Cl
mempunyai 8 e.v.
:
4

Ikatan Kovalen Rangkap


Jumlah pemakaian elektron bersamanya lebih dari satu
elektron.
Contoh → N2
Pada N2 , kedua atom N memakai 3 elektron dari N yang lain
sehingga kedua N mempunyai 8 e.v (5 e.v sendiri dan 3 e.v dari yang
lain).

Ikatan Kovalen Koordinat


Pemakaian elektron bersamanya hanya berasal dari satu atom.
Contoh → NH4OH
Pada NH4OH , terdapat dua elektron dari atom N yang dipakai oleh
atom H seperti yang dilingkari pada struktur Lewis dan digambarkan
dengan anak panah pada struktur Bangun. Berikut strukturnya:

Kepolaran
Terdapat kutub sementara pada salah satu sisi ikatan senyawa. Kutub
sementara tersebut adalah dipol.
Kepolaran senyawa hanya terdapat pada senyawa kovalen. Sehingga
berdasarkan kepolarannya, senyawa kovalen dibagi menjadi 2, yakni
senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen non polar.
Senyawa kovalen polar terbentuk dari dua atom yang berbeda.
Contoh: H2O , HCl, HBr
5

Senyawa kovalen non polar terbentuk dari dua atom yang sama.
Contoh: N2 , H2 , O2

Perbedaan Ikatan Ion dan Kovalen


Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen
Titik Leleh dan Didih Tinggi Rendah
Wujud saat 270 Padat Padat, cair, dan gas
Volatilitas Non-Volatil Volatil
Kelarutan pada polar Larut terhadap air Tidak larut
Kelarutan pada non polar Tidak larut Larut
Dapat menghantar Dapat menghantar
Konduktivitas larutan
listrik listrik (sebagian)
Dapat menghantar Tidak dapat
Konduktivitas lelehan
listrik menghantar listrik
Tidak dapat Tidak dapat
Konduktivitas padatan
menghantar listrik menghantar listrik
Kepolaran senyawa dipengaruhi oleh perbedaan
keelektronegatifan, sehingga timbul dipol. Tingkat kepolaran
senyawa dinyatakan sebagai momen dipol dengan satuan C∙m.
Pada senyawa polar, yang memiliki dipol positif adalah atom yang
memiliki keelektronegatifan lebih kecil. Sedangkan yang memiliki
dipol negatif adalah atom yang memiliki keelektronegatifan lebih
besar.

Ikatan Logam
Ikatan yang terbentuk antar logam. Ciri-ciri ikatan logam:
1. Bersifat keras tidak mudah patah.
2. Titik didih dan titik leleh semakin tinggi.
3. Konduktivitas semakin baik.

Ikatan Hidrogen
Ikatan yang terbentuk antara atom H dengan atom N, O, atau F.
6

Ikatan Hidrogen adalah ikatan yang sangat kuat dibanding jenis


ikatan lain. Oleh karena itu, titik didih senyawa ikatan hidrogen
sangat tinggi.
Contoh: NH3 , H2O , HF
Gaya Intermolekul dan Intramolekul
Gaya Intermolekul adalah gaya saling menarik/menolak yang terjadi
antar molekul (senyawa).
Gaya Intramolekul adalah gaya saling menarik/menolak yang terjadi
antara atom-atom di dalam satu senyawa.
Gaya London
→ Gaya saling menarik/menolak sesaat yang terjadi antar senyawa
kovalen non polar.
Gaya London terjadi akibat pergerakan elektron pada molekul yang
berdekatan, sehingga penyebaran elektron terdistribusi ke sisi lain
molekul.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Gaya London
1. Ukuran molekul
Semakin besar molekul, semakin besar dipol yang terbentuk,
semakin kuat Gaya London.
2. Banyaknya atom penyusun
Semakin banyak atom penyusun, semakin kuat Gaya London.
3. Bentuk molekul
Semakin kompleks bentuknya, semakin kuat Gaya London.
Gaya London dapat mempengaruhi titik didih suatu senyawa
menjadi semakin tinggi.
Gaya Tarik Dipol-Dipol
→ Gaya saling menarik/menolak yang terjadi antar senyawa polar.
7

Faktor-faktor yang mempengaruhi Gaya Dipol-dipol


1. Perbedaan Keelektronegatifan (semakin besar perbedaan,
semakin kuat).
2. Momen dipol (semakin besar momen dipol, semakin kuat).
Gaya van der Waals
→ Gaya saling menarik/menolak yang terjadi akibat jarak antar
molekul yang berdekatan, molekul tersebut bisa non polar maupun
polar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Gaya van der Waals
1. Massa relatif molekul (semakin besar massa relatif, semakin
kuat)
2. Jumlah elektron (semakin banyak elektron, semakin kuat)
3. Momen dipol (semakin besar momen dipol, semakin kuat).

Bentuk Molekul
→ Struktur geometri dari atom-atom penyusun molekul berdasarkan
elektron-elektronnya.
Teori Domain Elektron (VSEPR: Valence Shell Elektron Pairs Repulsion)
• PEI (pasangan elektron yang berikatan)
• PEB (pasangan elektron bebas)
• Total Pasangan Elektron (jumlah PEI dan PEB)
Total Geometri
Pasangan dasar 1 PEB 2 PEB 3 PEB 4 PEB
Elektron (0 PEB)
Linear - - - -
2
1800 - - - -
Contoh: CS2 - - - -
Trigonal Bent - - -
3
1200 <1200 - - -
8

Contoh: BCl3 SO2 - - -


Total Geometri
Pasangan dasar 1 PEB 2 PEB 3 PEB 4 PEB
Elektron (0 PEB)
Trigonal
Tetrahedral Bent - -
4 pyramid
109,50 <109,50 <<109,50 - -
Contoh: CH4 H3P H2S - -
Bipyramidal Sawhorse T-Shape Linear -
5 <1200 Eq
90 0 <900 1800 -
<90 Ax
0

Contoh: PCl5 SF4 ClF3 XeF2 -


Square Square
Octahedral T-Shape Linear
6 pyramid planar
900 <900 900 900 1800
Contoh: SF6 BrF5 XeF4 XeI22- XeI3-
Contoh Struktur Lewis dan Teori Domain Elektronnya:
→ CS2 PEI = 2
PEB = 0
Total = 2

→XeF2
PEI = 2
PEB = 3
Total = 5

Nb: Garis putus-putus→PEB


9

Cara Mudah Menghafal Geometri Dasar dan Hibrida


Senyawa
Total Pasangan Bentuk Geometri
Hibrida
Elektron Dasar
2 Planar / Datar sp
Trigonal /
3 sp2
Segitiga
4 Tetrahedral sp3
Bipyramidal
(Pyramid
5 sp3d
mempunyai 5
sudut)
Octahedral
6 (mempunyai 6 sp3d2
sudut)

Anda mungkin juga menyukai