Anda di halaman 1dari 2

Kenapa dalam putusan pengadilan selalu ada pihak yang di untungkan dan di rugikan,

kenapa masyarakat selalu tidak puas dengan putusan pengadilan, kenapa kita harus menghormati
putusan pengadilan, kemudian yang tidak menaati putusan pengadilan berarti menentang norma-
norma yang telah disepakati bersama.
Jawaban:
Menurut saya pribadi, hal yang menyebabkan putusan pengadilan selalu ada pihak yang di
untungkan dan dirugikan adalah bahwa dalam membuat putusan pengadilan masih berlaku teori
tujuan pemidanaan yang kuno yaitu teori absolut. Teori absolut dikenal juga dengan nama teori
pembalasan yang artinya bahwa pemberian sanksi semata sebagai bentuk dari pembalasan
terhadap kejahatan ataupun pelanggaran yang di lakukan si pelaku dan tidak memiliki tujuan
untuk memperbaiki kepribadian dari si pelaku. Teori ini selalu mengutamakan memberikan
kerugian pada pelaku atas kesalahan yang di perbuatnya.
Selanjutnya yang menyebabkan masyarakat tidak puas dengan putusan pengadilan
penjelasan nya adalah sebagai berikut: pada dasarnya selain keadilan, tujuan lain dari hukum
yaitu adanya kepastian hukum dan kemanfaatan. Namun keadilan adalah tujuan yang tertinggi
dari hukum. Kepastian hukum adalah bagian dan dibutuhkan sebagai upaya menegakkan
keadilan. Dengan kepastian hukum setiap perbuatan yang terjadi dalam kondisi yang sama akan
mendapatkan sanksi. Adapun kemanfaatan dilekatkan pada hukum sebagai alat untuk
mengarahkan masyarakat yang tentu saja tidak boleh melanggar keadilan.
Dalam praktek penegakan hukum yang sedang berlangsung saat ini, pengutamaan nilai
kepastian hukum lebih menonjol dibanding dengan rasa keadilan dan kemanfaatannya. Dengan
demikian apabila hukum lebih mengutamakan kepastian hukum maka dengan sendirinya
penegakannya akan menggeser nilai-nilai keadilan dan kemanfaatan hukum demikian pula
sebaliknya. Maksudnya kepastian hukum yang lebih menonjol itu bahwa aparat penegak hukum
memang harus memberikan kepastian bahwa setiap individu dilindungi oleh aturan hukum yang
baku dan tertulis dalam undang-undang, akan tetapi jika hal ini di terapkan secara mutlak akan
menimbulkan penegakan yang terlalu kaku yang hanya menerapkan undang-undang saja tanpa
melihat fakta sosial yang hidup di masyarakat. Sehingga dalam penerapannya banyak terjadi
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan masalah penegakan hukum dimana
masyarakat merasa kecewa dengan adanya suatu putusan hakim yang dinilai mencederai rasa
keadilan masyarakat dan hanya mementingkan penegakan hukum secara prosedural semata. Hal
ini pun di sebabkan karena berlakunya formalisme hukum yang ada dalam penegakan hukum di
indonesia. Padahal, menurut Prof Soetandyo Wignyosoebroto secara keseluruhan pemikiran
hukum di dalamnya terbentuk sebagai reaksi atas kebekuan formalisme hukum dimana aparatus
hukum melihat fakta hukum semata-mata sebagai persoalan menerapkan pasal-pasal undang-
undang, sementara persoalan empiris yang menyangkut kepekaan terhadap latar belakang sosial-
budaya, kondisi politik, ekonomi dan sebagainya justru luput dari perhatian (Soetandyo: 2002,
76-82). Padahal untuk mencapai keadilan yang diharapkan oleh masyarakat haruslah di
pertimbangkan segala aspek ataupun fakta yang hidup dimasyrakat dan bukan hanya menerapkan
undang-undang semata.
Selanjutnya kita harus menghormati putusan pengadilan adalah karena Ada prinsip hukum
bernama Res Judicata Pro Veritate Habetur yang artinya “putusan hakim harus dianggap
benar” dimana putusan tersebut dijatuhkan, dengan irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa”. Prinsip ini menempatkan sang hakim sangat penting dalam proses
penegakan hukum di negeri ini. Menurut Sudikno Mertokusumo (1988), putusan pengadilan
yang menetapkan, menghapuskan atau mengubah hubungan hukum merupakan sumber hukum
materiil meskipun bisa terjadi kesalahan dalam putusan (teori hukum materiil).
Selanjutnya mengapa yang tidak menaati putusan pengadilan berarti menentang norma-
norma yang telah disepakati bersama adalah karena secara formal putusan pengadilan adalah
suatu penerapan undang-undang yang memuat norma-norma yang telah di sepakati oleh
masyarakat melalui perwakilannya yang ada di DPR.

Anda mungkin juga menyukai