Anda di halaman 1dari 7

[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3, No.

2 Agust 2018] AFIASI

Hubungan Status Gizi dan Asupan Zat Gizi dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Industri
Di Industri Rumah Tangga Peleburan Alumunium Metal Raya Indramayu Tahun 2018

Nutritional Status Relations and Nutrition with Nutrition Work On Industrial Workers In Household
Industrial Industry Alumunium Metal Raya Indramayu, 2018
1
Natizatun, 2Tayong Siti Nurbaeti, 3Sutangi
1,2,3
Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Wiralodra
2
t.siti.nurbaeti@gmail.com

Abstrak Alumunium Metal Raya Indramayu, as many as 30 workers.


Kelelahan kerja merupakan kondisi melemahnya tenaga Data on work fatigue was measured using a 30-item
untuk melakukan suatu pekerjaan. Kelelahan dapat questionnaire of IFRC general symptoms of fatigue. Statistical
menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan para pekerja. test using Fisher Exact Test. The result of this research is the
Kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya
status gizi dan asupan zat gizi. Tujuan penelitian ini untuk nutritional status value of P-Valeu 0,015 and nutrient intake
mengetahui Hubungan Status Gizi dan Asupan Zat Gizi with P-Value 0,001 So it can be concluded that there is
dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Industri di Industri correlation between nutritional status and nutrient intake with
Rumah Tangga Peleburan Alumunium Metal Raya Indrmayu work fatigue on Industrial Worker of Alumunium Metal
Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross Household Industry of Raya Raya Indramayu Year 2018.
sectional, teknik yang digunakan dalam pengambilan sample Workers 'nutritional status is mostly in the category of
adalah Total Sampling. Sample dalam penelitian ini adalah
abnormal nutritional status of 63.3%, workers' nutrient intake
seluruh pekerja industri Industri Rumah Tangga Peleburan
Alumunium Metal Raya Indramayu, sebanyak 30 orang is mostly in the category of less than 66.7%, and work fatigue
pekerja. Data mengenai kelelahan kerja diukur dengan is mostly in the high fatigue category of 66.7%.
menggunakan kuesioner 30-item gejala kelelahan umum
IFRC. Uji statistik menggunakan Fisher Exact Test. Hasil Keywords: stats nutrition, nutritional intake, work fatigue
penelitian diperoleh nilai status gizi P-Valeu 0,015 dan
asupan zat gizi dengan P-Value 0,001 Maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara status gizi dan Pendahuluan
asupan zat gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja industri
Industri Rumah Tangga Peleburan Alumunium Metal Raya Kemajuan teknologi yang semakin
Indramayu Tahun 2018. Status gizi pekerja sebagian besar berkembang mendorong ke tahapan
dalam kategori status gizi tidak normal 63,3%, asupan zat gizi industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam
pekerja sebagian besar dalam kategori kurang 66,7%, dan
kelelahan kerja sebagian besar dalam kategori kelelahan industri yang ditunjang dengan teknologi maju
tinggi 66,7%. dan modern. Salah satu konsekuensi dari
Kata kunci : stats gizi, asupan gizi, kelelahan kerja perkembangan industri yang sangat pesat
sekarang ini adalah tertantangnya proses
Abstract
produksi kerja dalam perusahaan agar terus
Working fatigue is a condition of weakening the energy to menerus berproduksi dengan harapan
do a job. Fatigue can have a devastating effect on the health terjadinya peningkatan kualitas dan kuantitas
of workers. Fatigue can be caused by several factors such as produksi untuk mencapai keuntungan yang
nutritional status and nutrient intake. The purpose of this
research is to know the correlation between nutritional status
maksimal. Dengan demikian, pekerja harus
and nutrient intake with work fatigue on industrial worker in bekerja secara ekstra agar dapat mencapai
home industry of aluminum smelting in Raya Raya Indrmayu tujuan tersebut. Tujuan utama dari
in 2018. This research use cross sectional design, the perindustrian adalah untuk meningkatkan
technique used in sampling is Total Sampling. Sample in this kesejahteraan manusia dengan lebih
research is all workers Industrial Household Smelter

72
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3, No.2 Agust 2018] AFIASI

memperhatikan subjek-subjek yang terlibat di merupakan keadaan tubuh sebagai akibat


dalamnya, terutama dalam hal perlindungan konsumsi makanan dan penggunaaan zat gizi.
terhadap manusia dan lingkungan kerja. Status gizi dikategorikan menjadi gizi baik,
Dengan kata lain adanya interaksi antara gizi sedang dan gizi kurang. Status gizi yang
manusia, alat dan bahan serta lingkungan kerja kurang melambangkan kondisi tubuh yang
yang dapat menimbulkan beberapa pengaruh buruk. Kondisi tubuh yang buruk tersebut
terhadap tenaga kerja yang merupakan beban dapat mempengaruhi pekerja dalam bekerja
tambahan dari tenaga kerja, dan bisa dan dapat menyebabkan kelelahan kerja.5
menimbulkan kelelahan kerja.1 Banyak penelitian yang menunjukan bahwa
Kelelahan kerja tidak dapat didefinisikan Karakteristik Pekerja seperti masa kerja, usia,
tetapi dapat dirasakan sehingga penentuan status gizi, waktu kerja, jenis kelamin
kelelahan kerja dapat diketahui secara mempunyai hubungan dengan terjadinya
subjektif berdasarkan perasaan yang dialami kelelahan kerja. Faktor individu seperti usia
tenaga kerja.2 Faktor-faktor yang mempunyai hubungan yang signifikan
menyebabkan terjadinya kelelahan antara lain terhadap terjadinya kelelahan, dimana usia
kesegaran jasmani, kebiasaan merokok, berkaitan dengan proses degenerasi organ
masalah psikologis, status kesehatan, jenis yang menyebabkan penurunan kemampuan
kelamin, status gizi, waktu kerja, beban kerja, organ sehingga tenaga kerja semakin mudah
usia, dan masalah lingkungan kerja. 3 mengalami kelelahan.
Status gizi, yang merupakan kebutuhan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
gizi, seharusnya untuk dipenuhi oleh setiap Kementrian Tenaga Kerja Jepang terhadap
tenaga kerja karena dapat berpengaruh untuk 12.000 perusahaan yang melibatkan 16.000
meningkatkan derajat kesehatan dan pekerja di Negara tersebut yang dipilih secara
mengoptimalkan daya kerja pekerja. Hal acak telah menunjukan hasil bahwa ditemukan
tersebut masih belum banyak dipahami oleh 65% pekerja yang mengeluhkan kelelahan
pengusaha maupun pekerja di berbagai fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan
perusahaan.1 kelelahan mental dan 7% tenaga kerja
Setiap pekerja memerlukan zat gizi sesuai mengeluhkan stres berat dan merasa
dengan jenis pekerjaan yang mereka lakukan. tersisihkan.6
Pekerjaan dengan jenis pekerjaan berat perlu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bayu
mengkonsumsi kalori yang lebih banyak di andi pranoto mengenai hubungan status gizi
bandingkan dengan pekerjaan sedang dan dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja
pekerjaan ringan, hal ini pada dasarnya untuk bagian Weaving di PT. Iskandar Indah Printing
mencapai keseimbangan antara asupan gizi Textile Surakarta menyatakan adanya
dengan beban kerja. Pemenuhan gizi yang hubungan status gizi dengan kelelahan kerja
tidak sesuai dengan beban kerja dapat dengan p value= <0,05 dan tingkat korelasi (r)
menyebabkan penurunan produktivitas dan sebesar 0,614 (kuat) dan status gizi para
kapasitas kerja.4 pekerja bagia Weaving termasuk normal
Asupan energi pekerja dapat menentukan sebanyak 83,3% serta tingkat kelelahan kerja
tingkat status gizi seorang pekerja. Status gizi

73
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3, No.2 Agust 2018] AFIASI

para pekerja bagian Weaving termasuk biasanya 8 jam dalam sehari, waktu lama kerja
kelelahan ringan sebanyak 86,7%.7 yang melebihi dari 8 jam/hari akan mengalami
Industri peleburan alumunium merupakan kelelahan yang diakibatkan dari proses kerja.
industri milik bapak kawi yang di dirikan sejak Peleburan alumunium berbahan dasar dari
tahun 2004 yang berada di jalan Kali Anyar bubutan/lelean, bahan dasar alumunium
desa Eretan Kulon yang bernama Industri dikirim langsung dari Jakarta. Dalam
Rumah Tangga Peleburan Alumunium Metal peleburan berlangsung Industri Rumah Tangga
Raya. Industri peleburan milik bapak kawi ini Peleburan Alumunium Metal Raya ini masi
merupakan usaha disektor informal yang menggunakan cara yang tradisional dalam
dimana para pekerja dapat keluar masuk untuk mengerjakan pekerjaannya. Selama peleburan
bekerja, sehingga siapa saja dapat bekerja di memakan waktu selama 2 jam setengah bahan
industri peleburan tersebut tanpa melihat status bubutan yang bagus dan bahan bubutan yang
pendidikan dan pengalaman kerjanya. Industri jelek akan memakan waktu yang cukup lama
Rumah Tangga Peleburan Alumunium Metal selama 5 jam dalam peleburan. Dalam sehari
Raya memiliki 30 pekerja dengan rata-rata bisa menghasilkan 100 cetak batang
usia pekerja 20 - 45 tahun dan memiliki bagian alumunium tergantung bahan bubutan yang
pekerjaan yaitu persiapan bahan, pemilihan didapat langsung dari Jakarta dan alumunium
bahan, pengolahan, pencetakan, pelepasan dari yang sudah jadi dalam bentuk batang untuk di
cetakan dan pengepakan. kirim ke Jakarta dan diproses kembali untuk
Sistem jam kerja di Industri Rumah Tangga membuat pelek mobil, motor, peralatan rumah
Peleburan Alumunium Metal Raya dibagi tangga dan lain-lain. Setiap pekerja pasti
menjadi 2 sift yaitu sift pagi dan malam. mengalami kelelahan yang diakibatkan dari
Kegiatan bekerja dilakukan selama 9 jam (sift proses kerja, lama waktu kerja, beban kerja
pagi) dari jam 07.00-17.00 WIB dikurangi yang berat, target yang harus di capai, status
waktu istirahat 1 jam ,waktu istirahat sift pagi gizi, dan lingkungan kerja yang tidak
dari jam 12.00-13.00 WIB dan selama kurang kondusif/nyaman. Dalam kegiatan peleburan
lebih 12 jam (sift malam) dari jam 17.00-05.00 alumunium sangat berisiko tinggi terjadinya
WIB dan waktu istirahat sift malam dari jam kebakaran, kecelakaan kerja, kelelahan dan
19.00-20.00 WIB, waktu istirahat sift malam penyakit akibat kerja.
lebih dibebaskan dan lebih banyak
dibandingkan dengan waktu istirahat sift pagi Metode
pekerja akan diberikan minuman susu murni
Jenis penelitian yang digunakan adalah
untuk menjaga kesehatan pekerja dan di waktu observasi analitik dengan menggunakan
kerja shift malam di sediakan makanan berupa metode penelitian Cross Sectional. Cross
mie instan dengan telor . Dan di waktu kerja Sectional adalah suatu penelitian untuk
shift pagi biasanya para Pergantian sift mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
dilakukan seminggu sekali. Jenis kegiatan faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
yang dilakukan mulai dari persiapan bahan,
sekaligus pada suatu saat (point time
pengolahan, sampai dengan pengiriman ke approach). Waktu dan lokasi Penelitian ini
Jakarta. Waktu lama jam kerja normal dilaksanakan di Industri Rumah Tangga

74
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3, No.2 Agust 2018] AFIASI

Peleburan Alumunium Metal Raya di desa Asupan Zat Gizi


Eretan Kulon Kabupaten Indramayu tahun Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
2018. Dilaksanakan pada bulan Januari 2018, Berdasarkan Asupan Zat Gizi Pekerja
Jumlah populasi 30 pekerja. Instrumen dalam Asupan Zat Frekuensi Presentase
penelitian ini menggunakan kuesioner untuk Gizi
mengetahui hubungan status gizi dengan Kurang 20 66,7 %
kelelahan kerja, asupan zat gizi dengan Baik 10 33,3 %
kelelahan kerja, dengan menggunakan uji Total 30 100 %
Fisher’s Exact
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
Hasil bahwa dari 30 responden sebesar 20
1. Analisis Univariat responden (66,7%) memiliki asupan zat
gizi kurang.
Status Gizi Kelelahan kerja
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Status Gizi Pekerja Berdasarkan Kelelahan Kerja
No Status Gizi Frekuensi Presentase Kelelahan Frekuensi Total
1 Normal 11 36,7 %
Kerja
2 Tidak normal 19 63,3 %
Rendah 10 33,3 %
Total 30 100 %
Tinggi 20 66,7 %
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa Total 30 100 %
dari 30 responden mengalami status gizi
tidak normal lebih besar disbanding Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat
responden yang mengalami status gizi bahwa dari 30 responden mengalami
normal dengan nilai presentase sebanyak kelelahan kerja tinggi sebanyak 66,7%.
63,3% reponden.

2. Analisis Bivariat
Hubungan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja
Tabel 4. Hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja
Status gizi Kelelahan kerja Jumlah P-Value
Rendah Tinggi
Tidak normal 3 16 19
10,0% 53,3% 63,3%
Normal 7 4 11
23,3% 13,3% 36,7% 0,015
Jumlah 10 20 30
33,3% 66,7% 100%

Berdasarkan tabel 4 diperoleh (P-Value) Tangangga Peleburan Alumunium Metal Raya


sebesar 0,015 karena nilai P-Value < 0,05 Indramayu Tahun 2018.
sehingga dapat disimpulakan bahwa ada
hubungan antara status gizi dengan kelelahan
kerja pada pekerja industri di Industri Rumah

75
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3, No.2 Agust 2018] AFIASI

Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Kelelahan kerja


Tabel 5. Hubungan antara Asupan Zat Gizi dengan Kelelahan Kerja
Asupan zat gizi Kelelahan kerja Jumlah P-Value
Rendah Tinggi
Kurang 2 17 19
6,7 % 56,7% 63,3%
Baik 8 3 11
26,7% 10,0% 36,7% 0,001
Jumlah 10 20 30
33,3% 66,7% 100%

Berdasarkan tabel 5 diperoleh (P-Value) dibutuhkan oleh pekerja untuk melakukan


sebesar 0,001 karena nilai P-Value <0,05 kegiatan umum dan juga untuk melaksanakan
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada kerja. Hal tersebut dapat sangat mempengaruhi
hubungan antara asupan zat gizi dengan kemampuan seseorang dalam melakukan
kelelahan kerja pada pekerja industri di aktivitasnya. Dalam keadaan berkontraksi,
Industri Rumah Tangangga Peleburan pembuluh darah yang terdapat pada serat otot
Alumunium Metal Raya Indramayu Tahun akan terjepit, sehingga peredaran darah dapat
2018. terhambat. Oksigen yang dibutuhkan tubuh
menjadi berkurang karena darah yang
Pembahasan berfungsi untuk membawa nutrien dan oksigen
tidak dapat mengalir dengan lancer.1
Pada penelitian ini, karakteristik responden
Pada tabel 3 menggambarakn 66,7%
yang diteliti yaitu status gizi, asupan zat gizi
responden mengalami kelelahan kerja.
dan kelelahan kerja. Asupan zat gizi yang yang
Kelelahan umum biasanya ditandai dengan
diperoleh dari hasil jumlah energi konsumsi
berkurangnya kemauan untuk bekerja yang
makanan dan minuman dengan menggunakan
disebabkan oleh karena monotoni, intensitas
food recal 3x24 jam yang dibandingkan
dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan,
dengan kebutuhan gizi pekerja sesuai dengan
sebab-sebab mental, status kesehatan dan
jenis kelamin dan usia.
keadaan gizi. 9 Status gizi normal sangat
Berdasarkan tabel 1 bahwa 63,3%
membantu tenaga kerja dalam melaksanakan
responden memiliki status gizi tidak normal.
pekerjaannya. Kebutuhan gizi yang tercukupi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang
akan menghasilkan energi sehingga tenaga
menentukan sumber daya manusia dan kualitas
kerja tidak akan kekurangan energi yang dapat
hidup.8 Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi
menyebabkan kelelahan.
makanan dan penggunaan zat-zat gizi didalam
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang
tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat
telah digambarkan pada tabel 4 menunjukkan
gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai
ada hubungan status gizi dengan kelelahan
status gizi optimal yang memungkinkan
kerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
yang dilakukan ariani bahwa ada hubungan
kemampuan kerja dan kesehatan secara umum
status gizi pekerja dengan kelelahan kerja. 10
pada tingkat setinggi mungkin.
Gizi yang baik berdampak pada derajat
Tabel 2 mengambarkan asupan zat gizi
kesehatan, ketahanan tubuh hingga
responden dimana 66,7 % respoden
produktivitas pekerja.1
mengalami asupan zat gizi yang kurang.
Asupan energi menjadi faktor utama yang

76
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3, No.2 Agust 2018] AFIASI

Pada penelitian ini menunjukkan ada Alumunium Metal Raya Indramayu Tahun
hubungan asupan zat gizi dengan kelelahan 2018.
kerja seperti yang digambarkan pada tabel 5
dengan nilai p value 0,001. Gizi pada pekerja Saran
mempunyai peran sangat penting baik bagi
Bagi Perusahaan sebaiknya membentuk
kesejahteraan, maupun dalam rangka satu tim kesehatan kerja yang didalamnya
meningkatkan disiplin dan produktivitas. terdapat ahli kesehatan dan keselamatan kerja
Kekurangan nilai gizi pada makanan yang yang mengontrol keadaan status gizi pekerja
dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan dan asupan zat gizi pekerja di Industri Rumah
membawa akibat buruk terhadap tubuh seperti Tangga Peleburan Alumunium Metal Raya
pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun, agar status gizi pekerja menjadi lebih baik dan
kemampuan fisik kurang, berat badan dikelola sehingga tidak menambah resiko
menurun, muka pucat kurang bersemangat, kelelahan kerja bagi para pekerja.
kurang motivasi, bereaksi lamban dan lain Untuk mengurangi kelelahan kerja
sebagainya.11 sebaiknya mengonsumsi makanan yang bergizi
seimbang yang menghasilkan 35000 kalori
Kesimpulan yang dikonsumsi pada saat sarapan dan makan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah siang serta minum air putih yang cukup
dilakukan pada pekerja industri di Industri minimal 8 gelas sehari, karena pekerja industri
Rumah Tangga Peleburan Alumunium Metal di Industri Rumah Tangga Peleburan
Raya Indramayu Tahun 2018 diperoleh Alumunium Metal Raya merupakan pekerjaan
kesimpulan sebagai berikut: yang mengandalkan kekuatan fisik, selain itu
1. Status gizi pada pekerja industri di juga pekerja harus memaksimalkan waktu
Industri Rumah Tangga Peleburan istirahat untuk pemulihan tenaga dan
Alumunium Metal Raya, sebagian besar melakukan pekerjaan dengan sikap kerja yang
dalam kategori status gizi tidak normal baik sehingga dapat mengurangi kelelahan
sebesar 63,3%. kerja yang berlebih.
2. Asupan zat gizi pada pekerja industri di
Industri Rumah Tangga Peleburan Daftar Pustaka
Alumunium Metal Raya, sebagian besar 1. Suma’mur.2009. Higene Perusahaan dan
dalam kategori kurang sebesar 66,7%. Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Dian
3. Kelelahan kerja pada pekerja industri di Rakyat
Industri Rumah Tangga Peleburan 2. Setyawati, L. 2010. Selintas tentang
Alumunium Metal Raya, sebagian besar Kelelahan Kerja.Yogyakarta: Amara
dalam kategori kelelahan tinggi sebesar Books.
66,7%. 3. Tarwaka, 2004 . Kelelahan (fatigue) pada
4. Ada hubungan antara status gizi dengan Tenaga kerja. Bunga Rampi Hiperkes dan
kelelahan kerja dengan nilai 0,015 (P- Keselamatan Kerja.edisi ke-2. Semarang;
Value < 0,05) pada pekerja industri di Universitas Diponegoro.
Industri Rumah Tangga Peleburan 4. Setyaningsih, Yuliani. 2008. Gizi
Alumunium Metal Raya Indramayu Tahun Kesehatan Kerja. Semarang : Universitas
2018. Diponegoro.
5. Ada hubungan asupan zat gizi dengan 5. Supariasa, I Dewa N. 2001. Penilaian
kelelahan kerja dengan nilai 0,001 (P- Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Value <0,05) pada pekerja industri di Kedokteran EGC.
Industri Rumah Tangga Peleburan

77
[Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.3, No.2 Agust 2018] AFIASI

6. Tarwaka. (2015). Ergonomi Industri Dasar-


Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan
Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta:
Harapan Press.
7. Bayu Andi Pranoto, dkk. Hubungan Status
Gizi dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga
Kerja bagian Weaving di PT Iskandar
Indah Printing Textile Surakarta. Publikasi
Ilmiah.
8. Adi, Dewa Putu Gunasastra Septian.
Hubungan Antara Iklim Kerja, Asupan
Gizi Sebelum Bekerja dan Beban Kerja
Terhadap Tingkat Kelelahan pada Pekerja
Shift Pagi Bagian Packing PT.X,
Kabupaten Kendal. Jurnal Kesehatan
Masyarakat 2013, Volume 2, Nomor 2,
April 2013
9. Tarwaka. 2014. Ergonomi Industri.
Surakarta: Harapan Fress.
10. Arini rahmatika sari, lailatul muniroh.
Hubungan Kecukpan Asupan Energi dan
Status Gizi dengan Tingkat Kelelahan
Kerja Pekerja Bagian Produksi. Amerta
Nutr.275-281. 2017
11. Langgar, D.P., & Setyawati, V.A.V. 2014.
Hubungan antara asupan gizi dan status
gizi dengan kelelahan kerja pada
karyawan perusahaan Tahu Baxo Bu Pudji
Di Unggaran Tahun 2014. Jurnal FKM
Dian Nuswantoro Semarang.

78

Anda mungkin juga menyukai