Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel


Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah jus jambu kemasan yang
dijual di Hypermart Solo Grand Mall, Jawa Tengah. Sampel dari penelitian ini
adalah sampel jus jambu kemasan yang diambil secara acak.

B. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variable Utama
Variabel utama dalam penelitian ini adalah kadar vitamin B1 dan vitamin C
dalam sampel jus jambu kemasan yang diperoleh dari metode multiwavelength
2. Klasifikasi Variabel Utama
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penyimpanan jus jambu yaitu di
suhu ruang dan di lemari pendingin.
Variabel kendali pada penelitian ini adalah peneliti, kondisi, peralatan di
laboratorium, dan metode analisis yang digunakan.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar vitamin B1 dan vitamin C
dalam jus jambu kemasan dari penyimpanan suhu ruang dan lemari pendingin.
3. Definisi Operasional
Pertama, sampel minuman jus jambu kemasan yang digunakan adalah
minuman jus jambu biji merah kemasan kardus dengan volume 250 mL merk A,
yang dijual di Hypermart Solo Grand Mall, Jawa Tengah melalui pengambilan
secara acak.
Kedua, perlakuan jus jambu biji kemasan yang diambil acak dari Hypermart
Solo Grand Mall dilakukan dengan dua penyimpanan yaitu di suhu ruang dan di
dalam lemari pendingin masing-masing selama 7 hari.
Ketiga, analisis multikomponen adalah teknik pengembangan analisis
kuantitatif komponen tunggal dengan prinsip mencari absorban tiap-tiap

21
22

komponen yang memberikan korelasi yang linier terhadap konsentrasi sehingga


dapat dihitung kadar campuran zat secara serentak atau salah satu komponen dalam
campurannya.
Keempat, analisis multiwavelength merupakan metode analisis kuantitatif
suatu komponen zat dalam campuran secara spektroskopik pada 5 panjang
gelombang pengamatan, dimana panjang gelombang ini berada dalam daerah
tumpang tindih pada spektrum serapan masing-masing komponen dalam campuran.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah spektrofotometri UV-Vis
Shimadzu tipe UV-1800, kuvet, labu takar, neraca analitik Ohaus, sentrifugator,
mikropipet 100 μL, mikropipet 200 μL, mikropipet 500 μL, mikropipet 1000 μL,
serta alat-alat gelas.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sampel jus jambu
kemasan, baku asam askorbat, baku thiamin HCl, dan aquadest.

D. Jalannya Penelitian
1. Pembuatan Larutan Induk Vitamin B1
Larutan induk vitamin B1 dibuat dalam konsentrasi 100 ppm dengan pelarut
aquadest. Baku vitamin B1 ditimbang dengan seksama kurang lebih 10 mg dan
dilarutkan dalam aquadest hingga 100 mL dalam labu takar.
2. Penentuan Kondisi Analisis Vitamin B1
Larutan induk vitamin B1 dipipet 1,5 mL dan dilarutkan dalam aquadest hingga
10 mL kemudian dimasukkan kedalam kuvet dan diukur serapannya pada panjang
gelombang 200-400 nm sehingga diketahui panjang gelombang maksimalnya.
Setelah panjang gelombang maksimal diketahui, dibuat larutan vitamin B1 10 ppm
dan dibaca serapannya pada panjang gelombang maksimal dari menit ke 0 hingga
menit ke 30.
3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin B1
23

Larutan induk vitamin B1 100 ppm kemudian dibuat kurva kalibrasi dengan
konsentrasi 5 ppm; 7 ppm; 9 ppm; 12 ppm; 14 ppm; 16 ppm; dan 19 ppm.
4. Pembuatan Larutan Induk Vitamin C
Larutan induk vitamin C dibuat dalam konsentrasi 100 ppm dengan pelarut
aquadest. Baku vitamin C ditimbang dengan seksama kurang lebih 10 mg dan
dilarutkan dalam aquadest hingga100 mL dalam labu takar.
5. Penentuan Kondisi Analisis Vitamin C
Kondisi analisis yang ditentukan dalam penelitian ini adalah panjang
gelombang maksimal dan Operating time (OT). Larutan induk vitamin C dipipet 1
mL dan dilarutkan dalam aquadest hingga 10 mL kemudian dimasukkan kedalam
kuvet dan diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm sehingga
diketahui panjang gelombang maksimalnya. Setelah panjang gelombang maksimal
diketahui, dibuat kembali larutan dan dibaca serapannya pada panjang gelombang
maksimal dari menit ke 0 hingga menit ke 30.
6. Pembuatan Kurva Kalibrasi Vitamin C
Larutan induk vitamin C 100 ppm kemudian dibuat kurva kalibrasi dengan
konsentrasi 3,5 ppm; 4,5ppm; 5,5ppm; 6,5 ppm; 7,5 ppm; 8,5 ppm; dan 10 ppm.
7. Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Seri konsentrasi vitamin B1 dan vitamin C yang telah diperoleh masing-masing
dilakukan pengukuran absorbansi pada rentang panjang gelombang 200-400 nm,
sehingga diketahui absorbansi masing-masing larutan pada berbagai panjang
gelombang.
Salah satu data absorbansi dari seri konsentrasi vitamin B1 dan vitamin C
digunakan untuk membuat spektrum serapan antara panjang gelombang lawan
absorbansi kemudian ditentukan 5 panjang gelombang pada daerah tumpang tindih
dari kedua spektrum serapan.
8. Penetapan Harga Serapan Jenis
Harga serapan jenis vitamin B1 dan vitamin C ditentukan dengan menggunakan
metode regresi linier yang dioperasikan pada data konsentrasi dan absorbansi
masing-masing senyawa pada panjang gelombang analisis yang sudah ditentukan.
24

Persamaan regresi yang diperoleh y=a+bx, dimana y adalah harga serapan (A),
b adalah koefisien regresi yang menunjukkan harga serapan jenis (a), x adalah kadar
(ppm), sedangkan a adalah konstanta.
9. Validasi Metode
9.1 Presisi. Uji presisi vitamin B1 - vitamin C dilakukan dengan membuat
larutan campuran dengan konsenntrasi vitamin B1 dan vitamin C masing-
masing 2,5 ppm dari larutan induk vitamin B1 dan vitamin C 100 ppm.
Larutan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 232 nm, 246 nm,
256 nm, 266 nm, dan 280 nm kemudian dilakukan pengulangan sebanyak
7 kali.
9.2 Akurasi. Uji akurasi vitamin B1 - vitamin C dilakukan dengan membuat
larutan campuran dengan konsentrasi vitamin B1 dan vitamin C 2,5
ppm:2,5 ppm; 4,0 ppm:6,0 ppm; dan 5,0 ppm:8,0 ppm dari larutan induk
vitamin C dan vitamin B1 100 ppm. Larutan dibaca absorbansinya pada
panjang gelombang 232 nm, 246 nm, 256 nm, 266 nm, dan 280 nm
kemudian dilakukan pengulangan masing-masing sebanyak 3 kali.
10. Preparasi Sampel
Sampel jus jambu kemasan dilakukan berbagai penyimpanan yaitu pada suhu
ruang dan pada lemari pendingin selama 7 hari. Masing-masing sampel ditimbang
kemudian diambil 0,5 mL ke dalam labu takar 100 mL dan ditambahkan aquadest
sampai tanda batas kemudian dihomogenkan. Larutan disentrifugasi selama 15
menit, diambil bagian yang jernih.
11. Penetapan Kadar Vitamin B1 dan Vitamin C dalam Sampel Jus Jambu
Kemasan
Larutan hasil preparasi sampel diukur absorbansinya pada 5 panjang
gelombang analisis yang telah ditentukan, dilakukan replikasi sebanyak 3 kali.
25

E. Analisis Hasil
Perhitungan vitamin B1 dan vitamin C pada sampel jus jambu kemasan
dilakukan atas dasar absorbansi campuran (Ac) dan serapan jenis tiap komponen
pada multi panjang gelombang yang telah diketahui dari hasil pengukuran
menggunakan persamaan matriks:
[c]=[[a]x[at]]-1 x [a] x [Ac] 7.
Keterangan:
[c] : Kadar komponen dari campuran
[a] : Matriks serapan jenis senyawa penyusun campuran
[at] : Transpose matriks serapan jenis senyawa penyusun campuran
[[a] x [at]]-1 : invers matriks kali transpose matriks serapan jenis senyawa
penyusun campuran.

Anda mungkin juga menyukai