Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

      Sifat-sifat dari suatu benda atau kejadian yang kita ukur, misalnya panjang benda, massa
benda, lamanya waktu lari mengelilingi sebuah lapangan disebut besaran, besaran apa saja
yang bisa kita ukur dari sebuah buku ?. Pada sebuah buku, kita bisa mengukur massa,
panjang, lebar, dan tebal buku. Bagaimanakah kita menyatakan hasil pengukuran panjang
buku?
       Misalnya panjang buku sama dengan 25 sentimeter. sentimeter disebut satuan dari
besaran panjang. Massa buku sama dengan 1 kilogram; kilogram disebut satuan dari besaran
massa. Jadi satuan selalu mengikuti besaran, tidak pernah mendahuluinya.
       Dimasyarakat kita kadang-kadang terdapat satuan-satuan yang tidak standar atau tidak
baku, misalnya satuan panjang dipilih depa atau jengkal. Satuan tersebut tidak baku karena
tidak mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu jengkal orang
dewasa lain dengan satu jengkal anak-anak. Itulah sebabnya jengkal dan depan
tidak dijadikan satuan yang standar dalam pengukuran fisika. 
         Oleh karena alasan-alasan itulah para ilmuan mengadakan penelitian besar-besaran
yaitu General Conference on Weights and Measures of the International Academy of Science
pada tahun 1960.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud besaran dan satuan?


b. Apa yang dimaksud pengukuran?
c. Apa saja alat ukur yang dipakai dalam pengukuran?
d. Apa saja fungsi dan cara menggunakan alat ukur tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian besaran dan satuan


b. Untuk mengetahui yang dimaksud pengukuran
c. Untuk mengetahui alat ukur yang dipakai dalam pengukuran
d. Untuk mengetahui fungsi dan cara menggunakan alat ukur tersebut

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGUKURAN

Pengukuran adalah pekerjaan yang sangat penting untuk mengetahui data secara pasti.
Dalam fisika, pengukuran memegang peranan yang teramat penting. Pengukuran adalah
kunci kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teori apa pun yang dikembangkan dalam
fisika maupun bidang ilmu lain harus dapat dibuktikan dengan pengukuran. Jika teori tidak
sesuai dengan hasil pengukuran maka teori tersebut ditolak.

Mengingat pentingnya pengukuran dalam fisika dan dalam ilmu dan teknologi secara
umum, pada bagian selanjutnya kita membahas secara detail beberapa jenis alat ukur
sederhana dan cara penggunaannya. Seperti yang telah diejalskan sebelumnya, pengukuran
pada dasarnya adalah membandingkan nilai besaran fisis yang dimiliki benda dengan nilai
besaran fisis alat ukur yang sesuai. Jadi dalam setiap pengukuran diperlukan alat ukura yang
sesuai. Pengukuran besaran panjang memerlukan alat ukur panjang, pengukuran besaran
massa memerlukan alat ukur massa, dan sebagainya.

Instumen pengukuran adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Hasil
akhir dari proses pengukuran sangat tergantung pada kemampuan alat ukur yang digunakan.
Kemampuan alat ukur dapat diketahui dari berbagai kriteria yang ditetapkan, diantaranya
adalah:

• accuracy, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang
mendekati hasil sebenarnya.

• Presisi, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama dari
pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama.

• Sensitivitas, adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan besaraan yang
akan diukur

2
• Kesalahan ( error ), adalah penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang sebenarnya
Idealnya sebuah alat ukur memiliki accuracy, presisi dan sensitivitas yang baik sehingga
tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan akurat.

2.1.1 PENGUKURAN BESARAN PANJANG

Kita akan membahas beberapa macam alat ukur panjang beserta cara penggunaannya.
Alat ukur yang akan kita bahas adalah mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, dan
mikroskop. Alat-alat tersebut memberikan ketelitian pengukuran yang berbeda. Yang paling
teliti adalah mikrometer sekrup, kemudian diikuti jangka sorong, dan yang kurang teliti
adalah mistar.

A. MISTAR

Mistar merupakan alat ukur panjang yang paling sederhana dan sudah lumrah dikenal
orang. Ada dua jenis mistar yang sering digunakan, yaitu stik meter dan mistar metrik. Stik
meter memiliki panjang 1 meter dan memiliki skala desimeter, sentimeter, dan milimeter.
Mistar metrik memiliki panjang 30 sentimeter.

 Fungsi

Mistar digunakan untuk mengukur benda-benda berbidang datar serta berdimensi kecil
saja semisal gambar ataupun ubin.

 Bagian Bagian

Gambar 1.1 Bagian-Bagian Mistar

3
 Cara Menggunakannya

Cara mengukur dengan mistar atau meteran sangat sederhana yaitu:

(a) tempatkan satu ujung mistar tepat sejajar dengan salah satu ujung benda yang akan
diukur;

(b) Baca skala pada mistar yang berimpitan dengan ujung kedua benda. Skala tersebut
mengungkapkan panjang benda yang diukur

 Contoh Soal
1) Tentukanlah hasil pengukuran dibawah berikut ini!

Gambar 1.2 Contoh soal Mistar

Nilai hasil pengukuran penggaris atau mistar menunjukkan skala penggaris pada ujung akhir benda
yaitu 2,5 cm dan ada ditengah garis kelima dan keenam dari angka dua (atau garis 25 dan 26 dari
angka Nol) menunjukkan ukuran skala 0,5 mm.
Jadi secara matematisnya:
Hasil pengukuran = 2,5 cm + 0,5 mm (konversikan satuan mm jadi cm --> : 10)
                              = 2,5 cm + 0,05 cm
                              = 2,55 cm

B. JANGKA SORONG

Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki batas ketelitian sampai
dengan 0,1 mm.

 Fungsi

Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter bola, diameter dalam tabung,
dan kedalaman lubang.

4
 Bagian Bagian

Gambar berikut ini menunjukkan bagian bagian jangka sorong

Gambar 1.3 bagian bagian jangka sorong

 Cara Menggunakannya

Gambar 1.4 Cara menggunakan Jangka sorong

Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:

1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 21 mm atau 2,1 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di
sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 21mm atau 2,1 cm.

5
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis skala
utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada gambar
diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala vernier
yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm. Untuk mendapatkan hasil pengukura akhir
tambahkan kedua nilai pengukuran diatas sehingga hasil pengukurannya sebesar 21
mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm

 Contoh Soal

Sebuah balok diukur ketebalannya dengan jangka sorong. Skala yang ditunjukkan dari hasil
pengukuran tampak pada gambar.

Gambar 1.5 Contoh soal Jangka sorong

Besarnyahasil pengukuran adalah …

Pembahasan:
Skala utama = 3,1 cm
Skala nonius = 9 x 0,01 = 0,09 cm
Tebal balok = 3,1 cm + 0,09 cm = 3,19 cm
jadi tebal balok adalah 3,19 cm

C. MIKROMETER SEKRUP

Hasil pengukuran panjang yang lebih teliti lagi dapat diperoleh dengan menggunakan
mikrometer. Mikrometer sekrup dapat mengukur hingga ketelitian 0,01 mm. Namun,
jangkauan panjang pengukuran yang dapat dilakukan sangat terbatas. Beberepa mikrometer
hanya mampu mengukur hingga panjang maksimum sekitar 1 inci.

6
Hasil pengukuran dapat diperoleh dengan membaca dua skala yang ada pada batang
mikrometer atau bisa juga dibaca dari jarum penunjuk atau angka digital pada display.

 Fungsi

Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda


yang cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan
masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas, intinya adalah mengukur
besaran panjang dengan lebih presisi

 Bagian Bagian

1.6 Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup

 Cara Menggunakannya

Langkah-langkah menggunakan mikrometer sekrup hampir sama dengan langkah-


langkah penggunaaan jangka sorong, yaitu sebagai berikut :

1) Periksa kedudukan skala nol dengan cara menutup rapat rahang ukur tetap dan rahang ukur
gerak dan lihatlah posisi nol pada skala tetap dan skala putar! Jika garis pada angka nol skala
putar dan garis pada skala tetap membentuk garis lurus, berarti mikrometer sekrup tidak
mengalami kesalahan nol dan siap untuk melakukan pengukuran.

2) Letakkan rangka mikrometer sekrup pada telapak tangan kanan dan jepit dengan jari
kelingking, jari manis, dan jari tengah. Bukalah rahang ukur gerak dengan memutar silinder
putar, lalu letakkan benda pada rahang ukur tetap dengan dipegangi tangan kiri. Putarlah
silinder putar dengan menggunakan telunjuk dan ibu jari tangan kanan. Jangan memutar
rangka dengan memegang silinder putar!

7
3) Bacalah angka yang tertera pada skala tetap, yaitu satu angka di belakang koma, kemudian
dilanjutkan membaca skala putar dengan mancari garis angka skala putar yang segaris dengan
skala tetap (dua angka di belakang koma).

 Contoh Soal

Perhatikan gambar mikrometer sekrup berikut ini!

1.7 Contoh Soal Mikrometer Sekrup

Besar pengukurannya adalah ….

Pembahasan :
Hasil ukur = skala utama + skala nonius = 3,50 mm + 0,27 mm = 3,77 mm

2.1.2 PENGUKURAN MASSA

Massa benda diukur dengan neraca. Neraca telah dibuat dengan sejumlah ketelitian,
bergantung pada fungsi masing-masing. Neraca untuk menimbang sayur di pasar tidak terlalu
teliti. Neraca yang sangat teliti biasa dipakai dalam percobaan laboratorium. Di laboratorium
orang kadang menimbang benda hingga ketelitin 0,001 g atau lebih teliti lagi.

A. NERACA ANALITIK

Neraca Analitik adalah sebuah instrument laboratorium yang digunakan untuk mengukur
massa suatu zat. Timbangan analitik memiliki beberapa nama lain seperti analytical balance,
neraca analitik atau timbangan laboratorim

Pada dasarnya Neraca analitik adalah sebuah timbangan yang digunakan untuk mengukur
masa suatu benda, sama seperti neraca pada umumnya. Namun neraca analitik memiliki

8
kemampuan yang lebih spesifik dan dikhususkan untuk menimbang benda dengan berat yang
sangat ringan.

 Fungsi

Sebetulnya timbangan analitik merupakan timbangan yang diperuntukan untuk orang yang
bekerja di laboratorium, itulah sebabnya mengapa timbangan analitik sering disebut sebagai
timbangan laboratorium.Timbangan analitik sering ditemukan dan digunakan di
laboratorium, dan orang yang menggunakannya disebut laboran. Selain laboran, timbangan
analitik juga digunakan oleh peneliti atau analis. Timbangan analitik biasa digunakan untuk
membuat komposisi sebuah zat baru dari beberapa zat yang telah ditentukan.

 Bagian Bagian

2.1 Bagian-Bagian Neraca Analitik

Bagian-bagian neraca analitik digital yaitu :


1) Piringan timbangan, berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk meletakkan sampel yang
akan ditimbang. Piringan neraca analitik dapat dibersihkan dengan kuas yang terdapat pada
setiap masing-masing alat atau dapat dibersihkan dengan menggunakan tissu.
2) Anak timbangan, suatu bahan yang biasa digunakan dalam kalibrasi neraca analitik dengan
bobot yang sudah diketahui.
3) Waterpass, digunakan untuk mengetahui dan mengatur posisi piringan timbangan pada
neraca analitik apakah sudah stabil atau belum.
4) Tombol pengaturan, diantaranya adalah tombol rezero, mode, dan on/off. Tombol rezero
berfungsi untuk mengatur neraca dalam keadaaan nol. Jika tombol ini sering digunakan, akan
dapat merusak alat neraca tersebut. Tombol rezero akan mengatur neraca pada keadaan nol

9
secara mendadak, sehingga neraca akan mudah rusak dan menghasilkan data yang tidak
akurat.
5) Tombol mode, berfungsi sebagai suatu sistem konversi satuan yang digunakan dalam
penimbangan. Tombol ini akan memudahkan pengguna dalam perubahan satuan dalam
penimbangan.
6) Tombol on/off, berfungsi menyalakannya serta mematikan neraca. Dalam penggunaannya,
neraca analatik biasanya didiamkan selama 10-15 menit agar neraca dapat bekerja secara
maksimal dan menghasilkan data yang akurat. 

 Cara Menggunakannya

Tahapan menggunakan timbangan analitik:

1. Jika anda menggunakan timbangan analitik di laboratorium, duduklah dengan nyaman


dan posisikan timbangan analitik dalam jangkauan anda.
2. Amati timbangan analitik yang akan anda gunakan, karena mungkin saja ada belum
terbiasa menggunakan timbangan analitik yang baru.
3. Nyalakan timbangan analitik dengan menekan tombol power. Jika tidak bisa menyala,
mungkin anda lupa mencolokan power supply ke listrik. Cek terlebih dahulu, apakah
power supply timbangan analitik sudah disambungkan ke sumber daya.
4. Setelah timbangan analitik menyala, tunggu hingga posisi angka menjadi stabil(nol).
Pada beberapa kasus, timbangan analitik tidak menunjukan angka nol, maka setting
menjadi nol kembali dengan melihat buku panduan.
5. Bersiap menimbang. Jika anda menggunakan timbangan analitik dengan pelindung,
buka terlebih dahulu pintu pelindung sebelum menempatkan material pada piringan.
6. Tempatkan material pada piringan timbangan analitik secara hati-hati, tempatkan
material sedikit demi sedikit. Ingat, timbangan analitik anda memiliki batas maksimal.
Jangan menempatkan material melebihi batas atas kapasitas timbangan analitik,
karena hal ini dapat merusak timbangan analitik anda.
7. Setelah menempatkan material pada piringan timbangan analitik, tunggu beberapa
saat hingga angka menjadi stabil. Amati dan catat berapa massa material yang baru
saja kita timbang.

10
8. Setelah selesai menimbang, ada baiknya ada mengeluarkan zat atau material keluar
dari piigngan timbangan analitik, agar timbangan selalu dalam keadaan kosong jika
tidak digunakan.
9. Bersihkan timbangan analtik menggunakan kuas kecil sebelum anda
meninggalkannya.
10. Jika anda menggunakan timbangan analitik dengan penutup, maka tutup pintu
pelindung sebelum meninggalkan timbangan analitik.

B. NERACA OHAUSS

Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja
neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak
timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan
pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang
lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda
dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan
setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa
seperti prinsip kerja tuas. 
 Fungsi

Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek
Laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah311
gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram

 Bagian Bagian

2.2 Bagian-Bagian Neraca Ohaus

11
Fungsi dari kelima  bagian neraca ohaus di atas adalah sebagai berikut.

1. Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan untuk
mengenolkan atau mengkalibrasi neraca ketika neraca akan digunakan.
2. Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk meletakkan
benda yang akan diukur massanya.
3. Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada lengan yang
berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat digeser-geser dan
setiap lengan neraca memilikinya.
4. Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan ukuran tertentu.
Jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung jenisnya. Masing-masing
lengan menunjukkan skala dengan satuan yang berbeda.
5. Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan
pada proses penimbangan atau pengukuran massa benda.

 Cara Menggunakannya

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan neraca ohaus dalam menimbang
massa suatu benda.

1.Lakukan kalibrasi pada neraca ohaus sesuai dengan cara yang telah dijelaskan di atas.

2.Letakkan benda yang akan diukur massanya di atas tempat beban.

3.Geser pemberat dimulai dari pemberat pada lengan neraca yang memiliki skala terbesar
sampai garis kesetimbangan tercapai

4.Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geser pemberat pada lengan yang menunjukkan
skala lebih kecil sampai yang terkecil hingga garis kesetimbangan tercapai.

5.Jika garis kesetimbangan sudah tercapai, mulai membaca hasil pengukuran.

 Contoh Soal

Sebagai contoh, perhatikan gambar skala neraca ohaus hasil pengukuran berikut ini.

12
2.3 Contoh Soal Neraca Ohhaus

Berdasarkan gambar di atas, hasil pengukuran menggunakan neraca ohaus adalah sebagai
berikut.

Skala Lengan Pertama = 2,4 Gram

Skala Lengan Kedua = 500 Gram

Skala Lengan Ketiga = 40 Gram


+
542,4 Gram

C. MIKROSKOP

Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda
renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.

 Fungsi

Fungsi mikroskop secara umum adalah digunakan untuk melihat dan mengamati
benda-benda yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak mampu dilihat secara
kasat mata.

13
 Bagian Bagian

2.4 Bagian-Bagian Mikroskop

 Cermin,Cermin merupakan salah satu bagian utama dari mikroskop yang berguna
sebagai penerima dan pemantul cahaya untuk seterusnya diarahkan ke objek dengan
bantuan kondensor.
 Lensa Okuler,Dalam mikroskop, lensa okuler berguna untuk memperbesar bayangan.
Bayangan yang dihasilkan berasal dari lensa objektif. Lensa okuler dapat
memperbesar bayangan dengan ukuran 4 – 25 kali. Lensa ini terletak pada ujung atas
tabung mikroskop.
 Lensa Objektif,Lensa objektif terletak paling dekat dengan preparat dan berfungsi
untuk membentuk bayangan pertama. Lensa ini dapat memperbesar objek dengan
ukuran 10x, 40x, dan 100x sehingga menentukan struktur dan bagian renik yang
terlihat pada bayangan akhir. Agar memperoleh bayangan benda yang jelas, pengamat
disarankan mengoles minyak emersi terlebih dulu pada lensa objektif sebelum
digunakan. Daya pisah spesimen pada lensa objektif diukur dengan nilai apertura
(NA).
 Kaki,Layaknya kaki pada manusia, kaki mikroskop berguna untuk menyangga dan
memperkuat kedudukan mikroskop. Terdapat lengan dan sejenis engsel yang melekat
erat pada kaki mikroskop.
 Diafragma,Sama seperti pupil pada mata bagian ini berfungsi untuk mengatur jumlah
cahaya yang masuk dan mengenai preparat (objek benda).

14
 Lengan,Lengan pada mikroskop digunakan pengamat sebagai pegangan pada saat
ingin mengangkat atau memindahkan mikroskop.
 Tabung Mikroskop,Tabung mikroskop ini berguna sebagai penghubung antara lensa
objektif dan lensa okuler pada mikroskop.
 Revolver,Mengatur perbesaran lensa objektif merupakan bagian fungsi dari bagian
ini.
 Mikrometer,Mikrometer biasa disebut juga dengan pemutar halus. Mikrometer
berguna menaikturunkan tabung dengan lambat agar mendapat gambaran preparat
yang jelas.
 Makrometer,Berlawanan dengan mikrometer, bagian yang biasa disebut juga dengan
pemutar kasar ini dapat menaikturunkan tabung dengan cepat dengan tujuan yang
sama, yaitu menghasilkan gambaran preparat yang jelas.
 Kondensor,Kondensor terdiri atas lensa gabungan yang dapat diputar untuk
mengumpulkan cahaya yang dipusatkan ke objek akibat dipantulkan dari cermin.
 Meja Preparat,Seperti namanya, meja ini berfungsi untuk meletakkan objek benda
yang akan diamati atau yang disebut dengan preparat. Preparat diletakkan di meja
dengan bantuan penjepit. Pada beberapa jenis mikroskop, kedudukan meja preparat
ini dapat diatur ketinggiannya.

 Cara Menggunakannya

Berikut ini adalah penjelasan tentang cara menggunakan mikroskop untuk membuat


pengamatan terhadap suatu objek benda:

1. Letakkan meja preparat dalam permukaan yang darat agar memudahkan pengamatan.
2. Atur perbesaran lensa objektif pada fase yang lebih rendah menggunakan revolver.
Lensa objektif harus diletakkan pada sumbu pengamatan agar berada pada garis yang
sama dengan arah masuknya cahaya dan lensa okuler.
3. Jika mikroskop yang Anda gunakan berjenis monokuler maka Anda harus
menggunakan lensa okuler dengan satu mata. Begitu pula jika mikroskop yang Anda
gunakan adalah binokuler maka Anda dapat melihatnya dengan kedua mata.
4. Nyalakan lampu dan atur cermin sedemikian rupa agar jumlah sinar yang diperlukan
dapat terpenuhi untuk melakukan pengamatan preparat.

15
5. Bukalah diafragma dengan menggunakan tuas dan sesuaikan lubangnya agar sinar
yang diterima mata dapat optimal, tidak terlalu redup maupun terang.
6. Pastikan lensa objektif berada cukup jauh dari meja preparat dengan cara mengatur
makrometer searah jarum jam.
7. Letakkan preparat yang telah disiapkan pada meja preparat, tepat di bawah lensa
objektif. Gunakan penjepit agar preparat tidak bergeser.
8. Naikkan meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0.5 cm
dengan menggunakan makrometer.
9. Lihatlah bayangan benda melalui lensa okuler sambil menaikturunkan meja preparat
menggunakan mikrometer agar mendapatkan bayangan objek yang jelas.
10. Lihatlah objek preparat dari arah samping sambil menyesuaikan lensa objektif dengan
perbesaran yang lebih tinggi pada kedudukannya.
11. Pastikan lensa objektif tidak bersentuhan dengan preparat karena dapat merusak hasil
pengamatan.
12. Fokuskan preparat dengan cara memutar mikrometer ke arah berlawanan jarum jam
dengan perlahan.
13. Jika hasil pengamatan belum terlihat jelas maka atur pencahayaan.
14. Putar revolver pada lensa objektif ke keadaan semula yaitu perbesaran paling kecil
setelah Anda selesai melakuka pengamatan.
15. Turunkan meja preparat dan naikkan tabung mikroskop.
16. Ambil preparat dari meja preparat.

2.1.3 PENGUKURAN WAKTU

Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah Stopwatch. Stopwatch adalah
sebuah arloji genggam yang di rancang untuk mengukur jumlah waktu yang telah berlalu dari
waktu tertentu ketika di aktifkan sampai dengan stopwatch tersebut di non
aktifkan.Contohnya saja menghitung berapa lama sebuah mobil dapat mencapai jarak 60 km,
atau berapa waktu yang dibutuhkan seorang pelari yang dapat mencapai jarak 100 meter.

Jenis stopwatch ada dua jenis yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital. Dan
kedua stopwatch tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengukur lama waktu.
Tetapi ada perbedaan yang hanya  terletak pada komponen penyusunnya dan tampilan
pembacaannya.

16
 Fungsi

Fungsi utama dari alat ini adalah mengukur waktu untuk keperluan tertentu. Baik
untuk keperluan pendidikan, pertandingan, pertunjukan, penelitian dan lain – lain. Fungsi
stopwatch lain adalah sebuah fitur stopclock. Fitur tersebut berfungsi sebagai penunda waktu
tanpa mempengaruhi proses mengukur waktu. Alat ukur waktu ini juga dapat mengukur lebih
dari 2 kecepatan waktu sekaligus.

 Cara menggunakan

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan stopwatch
yaitu :

 Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.


 Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah terkalibrasi.
 Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.
 Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
 Membaca hasil pengukuran.
 Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum
akan kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan pengukuran
kembali dan stop untuk mengakhiri.

A. STOPWACTH ANALOG

Jenis stopwatch ini merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan jarum
penunjuk sebagai penunjuk hasil pengukuran, jarum penunjuk tersebut seperti pada arloji.

Memiliki penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu tombol
star/stop dan tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol. Suatu perhitungan waktu pada stopwatch
analog ini berdasarkan gerakan mekanik. Dan sistem yang mekanik sangat sulit diubah,
(ditambah atau dikurang) karena peletakan komponen -komponennya memerlukan presisi
yang sangat tinggi

17
.

3.1 Stopwacth Analog

Berikut ini adalah bagian-bagian stopwatch dan fungsinya yaitu :

 Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran (tombol
start) dan untuk mengakhiri pengukuran waktu (tombol stop). Tombol ini terletak
menjadi satu.
 Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum
pengukuran dan pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan stopwatch analog
ini ada yang berjenis tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol dipisah, ada pula
yang digabung.
 Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam menit
dan jarum penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam detik.
 Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang antara
detik dengan satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara menit
dengan satu menit diatasnya atau dibawahnya.

B. STOPWACTH DIGITAL

Stopwatch Digital adalah suatu jenis stopwatch yang menggunakan layar atau juga
monitor sebagai penunjuk hasil pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan
waktu berdasarkan perhitungan elektronik. Selain itu juga, stopwatch digital otomatis peka
terhadap cahaya dan dapat di buat dengan menggunakan sensor cahaya sebagai saklar
elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan rangkaian pencacah digital dengan
ketelitian 0,0001 sekon. Maka dengan stopwatch digital otomatis peka cahaya dapat di
lakukan suatu pengukuran waktu tempuh pelari dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat di
andalkan.

18
3.2 Stopwatch digital

Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :

 Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran secara


elektrik berupa angka-angka.
 Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan untuk
mengakhiri pengukuran (tombol stop).
 Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.
 Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol untuk mereplay
hasil pengukuran yang telah dilakukan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dwiretno, gresi.2018.”Alat Ukur dan Pengukuran”.(online)


https://www.academia.edu/11458405/ALAT_UKUR_DAN_PENGUKURAN. (diakses pada
18 agustus 2019)

Abdullah,Marajuddi.2016.Fisika Dasar 1. (online)


https://www.pdfdrive.com/makrajuddi-abdullah-fisika-dasar-i-2016-e40001203.html (diakses
pada 18 agustus 2019)

20

Anda mungkin juga menyukai