ABSTRAK : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana interaksi siswa yang
menjadi korban bully. Metodologi penelitian digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif.
Wawancara yang peneliti lakukan kepada siswa korban bullying, wali kelas, dan guru BK yang
dapat memberikan informasi-informasi yang akan dikembangkan. Teknik pengumpulan data adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah reduksi
data, display data, verifikasi data, sedangkan teknik keabsahan data yang peneliti gunakan adalah
triangulasi data yang diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. Hasil dari penelitian diperoleh bahwa dilihat dari
segi siswa berusaha untuk belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh serta mencoba untuk
bersaing secara sehat agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Berdasarkan dari bentuk persesuaian
siswa kurang peduli dengan hal apa saja yang terjadi dan bersikap acuh tak acuh terhadap sekitar
lingkungan sekolahnya. Dilihat dari bentuk perbedaan, terindikasi bahwa siswa sebenarnya merasa
kesulitan untuk bisa menyesuaikan diri dengan teman yang tidak di sukainya.
ABSTRACT: The purpose of this study is to understand how the interaction of students who are
victims of bullying. The research methodology used is descriptive qualitative. Interviews that
researchers conducted to students who were victims of bullying, homeroom teachers, and BK
teachers who could provide information that would be developed. Data collection techniques are
observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques that researchers use are data
reduction, data display, data verification, while the data validity technique that researchers use is
data triangulation which is interpreted as data collection techniques that are combining of various
existing data collection techniques. The results of the study found that in terms of students trying to
study hard and earnest and try to compete in a healthy manner in order to get the desired results.
Based on the form of conformity students are less concerned with what happens and be indifferent
to the environment around their school. Viewed from the form of difference, it is indicated that
students actually find it difficult to adjust to friends they don't like.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk perilaku peserta didik kearah yang lebih baik,
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Berfungsi dan bertujuan sebagaimana yang terdapat didalam Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu: “Untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab
[ CITATION SIS03 \l 1057 ].
Lembaga pendidikan mempunyai peranan yang cukup penting dalam membentuk kepribadian dan
tingkah laku moral anak. Namun di sekolah-sekolah pada zaman sekarang ini, pendidikan moral sering menjadi
mata pelajaran yang memilki jam pelajaran yang sangat sedikit. Misalnya pelajaran bimbingan konseling, di
dalam seminggu pelajaran tersebut hanya diberi jam masuk kelas sekitar 45 menit, bahkan di sekolah-sekolah
lainnya ada yang tidak memilki jam masuk kelas.
Proses perkembangan anak memerlukan adanya kemampuan interaksi sosial yang baik, kemampuan
interaksi sosial inilah yang nantinya akan membantu seseorang dapat berbaur dengan lingkungannya. H. Bonner
dalam Slamet Santosa berpendapat bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih,
ketika kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan yang lain atau
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang bersifat deskriptif, yaitu suatu
pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar,
dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari
situasi yang alamiah[ CITATION Dja12 \l 1057 ].
Penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Tanjung Raya yaitu menggambarkan jenis penelitian deskriptif
kualitatif yaitu suatu penelitian menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variable, gejala atau
keadaan[ CITATION Suh13 \l 1057 ].
Dalam membahas bagaimana Interaksi sosial siswa korban bullying di SMAN 1 Tanjung Raya. Dalam
penelitian ini penulis akan menggambarkan bagaimana realita yang terjadi di lapangan mengenai Interaksi sosial
siswa korban bullying di SMAN 1 Tanjung Raya.
Untuk menghimpun dan pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik yaitu:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang memiliki ciri-ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan kuesioner [ CITATION Sug16 \l 1057 ].
Teknik observasi yang digunakan peneliti dalam hal ini adalah teknik observasi non partisipan. Observasi
non partisipan yakni peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen [ CITATION Sug16 \l
1057 ]. Pemilihan teknik jenis ini dilakukan agar peneliti dapat lebih fokus dalam melakukan pengamatan
terhadap penelitian yang sedang dilakukan sehingga data observasi yang dihasilkan benar-benar valid dan
sesuai dengan kondisi yang diamati. Dalam penelitian ini peneliti juga akan menggunakan strategi
pendekatan yang beragam stimulant mengkombinasikan analisis dokumen, mewawancarai responden dan
informan dan juga melakukan intropeksi.
Petunjuk observasi atau mengadakan pengamatan menurut Rummed sebagai berikut:
a. Memiliki pengetahuan tentang apa yang akan diobservasi
b. Kejelasan tujuan penelitian akan menuntun dan mempermudah apa yang diobservasi
c. Menentukan cara untuk mencatat hasil observasi
d. Peneliti membuat tingkatan
e. Berlaku sangat cermat dan kritis
f. Mencatat tiap-tiap gejala secara terpisah mengenai data yang memang dibutuhkan
g. Mengetahui secara benar alat yang dibutuhkan dan penggunaannya sebelum observasi [ CITATION
Cho15 \l 1057 ].
Bentuk/ Teknik pencatatan yang peneliti gunakan ialah metode Anecdotal Record, yaitu penulis
hanya membawa kertas kosong saja untuk mencatat perilaku yang khas, unik dan penting yang dilakukan
subjek penelitian, mencatat dengan teliti dan merekam prilaku yang dianggap penting dan bermakna
sesegera mungkin setelah perilaku tersebut muncul [ CITATION Harta \l 1057 ].
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang berbentuk pertanyaan secara lisan. Pertanyaan yang
diajukan dalam wawancara itu sudah disiapkan dan sudah dilengkapi dengan instrumennya [ CITATION
Nan00 \l 1057 ]. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara semi-terstruktur. Wawancara
semi-terstruktur lebih tepat dilakukan penelitian kualitatif dari pada penelitian lainnya. Ciri-ciri dari wawancara
semi-terstruktur adalah pertanyaan terbuka. Namun ada batasan tema dan alur pembicaraan, kecepatan
wawancara dapat diprediksi, fleksibel tetapi terkontrol, ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan alur,
urutan dan penggunaan kata, dan tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena [ CITATION
Har01 \l 1057 ]. Wawancara semi-terstruktur, yaitu peneliti mengadakan komunikasi secara langsung dengan
anak yang mengalami kesulitan belajar tersebut. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
dampak prilaku yang ditimbulkan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif [ CITATION Sug16 \l 1057 ] . Dokumentasi dalam
penelitian ini merupakan suatu teknik pengumpulan data berupa catatan-catatan penting yang dapat memperkuat
hasil penelitian sehingga data dapat diperoleh lengkap, sah dan bukan hasil rekayasa pikiran penulis semata.
Interaksi Sosial Siswa Korban Bullying di SMAN 1 Tanjung Raya... | 3
Adapun dokumen peneliti mencari sumber informasi seperti dengan melihat arsip atau dokumentasi yang ada di
lapangan tempat penelitian, dalam hal ini penulis melihat data riwayat hidup korban bullying, sosiometri guna
melihat interaksi korban bully di SMAN 1 Tanjung Raya.
Setelah data terkumpul yang peneliti peroleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang
diperoleh kemudian diolah dengan cara menyeleksi data atau informasi kemudian diklasifikasikan setelah itu
diadakan analisis data.
Teknik analisis data yang dilakukan adalah:[ CITATION Lex01 \l 1057 ]
1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
2. Reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi. Abstraksi ini merupakan usaha membuat
rangkuman yang inti, proses dan pernyataan perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Selanjutnya
adalah untuk penyusunan dalam satuan-satuan.
3. Satuan-satuan ini kemudian dikategorikan. Kategori ini dilakukan sambil membuat koding. Koding
adalah mengklarifikasi data dan mengelompokkannya.
Untuk menjamin keabsahan data, penulis menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi data berarti
adanya informan yang berbeda atau adanya sumber data yang berbeda mengenai sesuatu. Triangulasi
dilakukan untuk memperkuat data, untuk membuat peneliti yakin terhadap kebenaran dan kelengkapan data.
Triangulasi tersebut dapat dilakukan secara terus menerus sampai peneliti puas dengan adanya, sampai yakin
datanya valid[ CITATION Nan00 \l 1057 ] . Triangulasi adalah tekinik pengecekan data dengan cara
pemeriksaan ulang. Pemeriksaan keabsahan data dengan cara triangulasi dilakukan untuk meningkatkan
derajat kepercayaan dan keakuratan data. Triangulasi data dengan sumber lainnya berarti memabandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan data yang berbeda
dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan cara:
1. Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan [ CITATION Lex01 \l
1057 ].
Dalam bab IV ini penulis akan menyajikan hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan di SMAN 1
Tanjung Raya. Proses penelitian ini berjalan sejak bulan oktober sampai dengan desember 2019. Peneliti
melaksanakan observasi dan wawancara kepada informan kunci yaitu siswa korban bully dan informan
pendukung yaitu guru BK dan juga wali kelas. Penelitian yang dilaksanakan peneliti yaitu berkenaan dengan
interaksi sosial siswa korban bullying di SMAN 1 Tanjung Raya.
Data yang disajikan dalam penelitian ini berbentuk kualitatif berupa gambaran yang diperoleh di
lapangan kemudian dianalisa. Data tersebut berasal dari hasil observasi dan didukung oleh hasil wawancara
yang peneliti lakukan di lapangan.
1. AD (nama inisial)
AD merupakan siswi yang baik, rajin, namun sedikit pendiam dan suka menyendiri. Dalam belajar
AD lebih suka belajar sendiri daripada belajar bersama dengan teman-temannya. AD kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan teman-temannya sehingga AD tidak punya teman belajar. AD dikucilkan dan
menjadi bahan bullyan oleh teman-temannya.
2. DA (nama inisial)
DA adalah seorang siswa perempuan yang memiliki berat badan yang agak berlebih, pendiam, dan
penakut. DA sering diejek oleh teman-temannya sehingga mendapatkan julukan yang tidak disukai
olehnya. DA merasa dikucilkan sehingga dia kurang percaya diri di dalam kelas dan kesulitan dalam
berinteraksi dengan teman-temannya.
3. E (nama inisial)
E adalah seorang siswa laki-laki yang sedikit pemalu, lembut, kurang percaya diri dan suka diam. E
kurang paham dengan bahasa minang karna dia sudah lama tinggal di pekanbaru dan saat berkomunikasi E
Untuk mendapatkan keterangan lebih mendalam lagi berdasarkan dari hasil observasi serta wawancara
yang telah peneliti lakukan dengan satu orang informan selama kurang lebih 1 bulan, di dapatkan data hasil dari
ungkapan wawancara yang dijelaskan oleh informan kepada peneliti sebagai berikut:
1. Kerja Sama
Kerja sama merupakan suatu bentuk interaksi sosial ketika tujuan anggota yang lain atau kelompok
yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota lain atau tujuan anggota kelompok secara keseluruhan
sehingga setiap individu hanya dapat mencapai tujuan apabila individu lain yang mencapai tujuan. Kerja
sama dalam penelitian ini lebih mengarah pada bagaimana cara siswa dalam mengerjakan tugas-
tugaskelompok. Seperti apa respon yang diberikan oleh siswa tersebut ketika dalam melakukan kegiatan
kelompok.
Timbulnya kerja sama yaitu apabila siswa menyadari bahwa mereka mempunyai tujuan atau
kepentingan yang sama dan pada saat yang sama mempunyai pengetahuan yang cukup serta pengendalian
diri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama.
Hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 4 november 2019, untuk melihat interaksi sosial
yang dialami oleh siswa salah satunya dapat dilihat dari bentuk-bentuk interaksi sosial yaitu dengan kerja
sama. Terlihat bahwa kerja sama siswa korban bully kurang baik, karena siswa tersebut kurang
berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa AD mengenai cara AD
berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok didapatkan hasil sebagai berikut:
“Ketika saya disuruh untuk mengerjakan tugas kelompok, saya hanya diam dan tidak mau
berpartisipasi dalam kelas dan bahkan ketika mengerjakan tugas kelompok saya lebih suka
mengerjakannya dengan cara sendiri, maka dari itu teman saya suka menertawakan saya saat saya
mencoba berpartisipasi di dalam kelas bahkan saya juga pernah di dorong hingga saya
terjatuh”[ CITATION AD19 \l 1057 ].
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas ibu SZ , terkait pertanyaan diatas, didapatkan hasil
sebagai berikut:
“Saya melihat bahwa siswa tersebut lebih banyak diam saat belajar kelompok, dan siswa tersebut
kurang berpartisipasi dan kurang aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok, siswa tersebut lebih suka
mengerjakan tugas kelompok secara sendirian bahkan siswa tersebut sulit berinteraksi dengan teman-
temannya di kelas”[ CITATION SZ19 \l 1057 ].
Senada dengan hal ini, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru BK yaitu ibu UM,
didapatkan hasil sebagai berikut:
“Menurut pengamatan saya mengenai siswa AD dapat dilihat bahwa saat belajar kelompok siswa
ini kebanyakan diam, kurang berpartisipasi dan lebih suka menyendiri di dalam kelas, ketika ada tugas
kelompok siswa tersebut lebih suka mengerjakannya dengan sendiri dan terlihat juga bahwa siswa tersebut
tidak memiliki teman, yang dapat dilihat dari hasil olahan sosiometri” [ CITATION UM19 \l 1057 ].
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa DA, terkait pertanyaan diatas didapatkan hasil bahwa:
“Saat mengerjakan tugas kelompok saya lebih suka mengerjakannya sendirian, kalaupun disuruh
menjawab saya diam saja dan meminta kepada teman kelompok untuk menjawabnya karena saya merasa
takut dan cemas, saya takut jawaban yang saya berikan itu salah dan akan membuat teman-teman
mengolok-olok saya”[ CITATION DA19 \l 1057 ] .
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas ibu SZ , terkait pertanyaan diatas, didapatkan hasil
sebagai berikut: “Saya melihat bahwa DA selalu mengikuti pelajaran, meskipun DA kurang berpartisipasi
dalam kegiatan yang ada di dalam kelas. DA lebih terlihat banyak diam dan lebih suka menyendiri di
kelas”[ CITATION SZ19 \l 1057 ].
Senada dengan hal ini, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru BK yaitu ibu UM,
didapatkan hasil sebagai berikut:
“Menurut pengamantan saya dapat dilihat bahwa dalam kerja kelompok DA kurang berpartisipasi
dan juga jarang sekali aktif di dalam kelas sehingga setiap ditanya DA lebih memilih diam daripada
menjawabnya, karena hal tersebut teman-temannya suka menjailinya dan membuat DA menjadi bahan
candaan”[ CITATION DA19 \l 1057 ].
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa E, terkait pertanyaan diatas didapatkan hasil bahwa:
“ Ketika guru memberikan tugas kelompok saya mengerjakannya dengan cara sendirian karna
memang saya yang selalu mengerjakannya, saat disuruh untuk menjawab petanyaan saya lebih memilih
Pembahasan
Menurut Merton Deuttah dalam Slamet Santosa, berpendapat bahwa bentuk-bentuk interaksi sosial ada
empat yaitu sebagai berikut[ CITATION Sla06 \l 1057 ].
1) Kerja Sama (Coorperation)
Kerja sama adalah bentuk interaksi sosial ketika tujuan anggota yang lain atau kelompok yang satu
berkaitan erat dengan tujuan anggota lain atau tujuan anggota kelompok secara keseluruhan hingga setiap
individu hanya dapat mencapat tujuan apabila individu lain yang mencapai tujuan. Timbulnya kerja sama,
Berdasarkan uraian yang terdapat pada bab IV dapat disimpulkan dari bentuk-bentuk interaksi sosial
yaitu kerja sama, dalam hal kerja sama siswa tersebut lebih suka melakukan ataupun mengerjakan sesuatu
dengan cara sendirian. Dilihat dari segi persaingan bahwa dalam meningkatkan nilai belajarnya siswa berusaha
untuk belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh serta mencoba untuk bersaing secara sehat agar
mendapatkan hasil yang diinginkan. Berdasarkan dari bentuk persesuaian dapat dilihat bahwa siswa kurang
peduli dengan hal apa saja yang terjadi dan bersikapacuh tak acuh terhadap sekitar lingkungan sekolahnya.
Dilihat dari bentuk perbedaan, terindikasi bahwa siswa sebenarnya merasa kesulitan untuk bisa menyesuaikan
diri dengan teman yang tidak di sukainya.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran kepada
pihak yang berkepentingan sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah agar lebih memperhatikan mengenai interaksi sosial siswa yang terjadi di sekolah.
Dan berupaya untuk menciptakan lingkungan siswa yang lebih baik sehingga seluruh siswa mampu
berinteraksi dengan baik lagi.
2. Kepada guru bimbingan dan konseling agar lebih sering mengadakan atau memberikan layanan yang
berkaitan dengan interaksi sosial yang baik, supaya seluruh siswa dapat menjalin hubungan dan
komunikasi yang baik.
3. Kepada siswa SMAN 1 Tanjung Raya dapat untuk saling menghargai dan menjalin interkasi yang baik
dengan sesama teman maupun dengan pihak sekolah yang lainnya.
4. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat memperkaya penelitian ini dengan mengambil indikator berbeda
sehingga mendapatkan gambaran yang lebih kompleks terkait dengan interaksi sosial siswa korban
bullying.
Daftar Kepustakaan
Achroni, Keen. 2012. Ternyata Selalu Mengalah itu Tidak Baik. Yogyakarta: Javalitera.
Astuti. 2008. Meredam Bullying 3 Cara Efektif Meredam Kekerasan Pada Anak: Jakarta: Grasindo.
Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Farah, Aulia Mudjiran. 2013. Bullying di Sekolah dan intervensinya. Padang: UNP Press.
Matthew B, Miles dan A Michael Huberman. 2008. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Rohendi Rohadi.
(Jakarta: UI Press).
Musbikin, Imam. 2012. Mengatasi Anak Mogok Sekolah+Malas Belajar. Yogyakarta: Laksana.
Semai Yayasan Jiwa Amini. 2008. Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, Nana. 2000. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset.
Yusri, F., & Jasmienti, J. (2017). Pengaruh Pemenuhan Kebutuhan Remaja Terhadap Tindakan Bully Siswa Di
PKBM Kasih Bundo Kota Bukittinggi. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, 3(2),
17-28.