Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi experimentdan desain

penelitian atau rancangan penelitian yang digunakan adalah pre-test and post-

test nonequivalent control group dimana pengukuran dilakukan sebelum dan

sesudah perlakuan. Pada penelitian ini, responden penelitian dibagi menjadi 2

kelompok, dimana kelompok 1 adalah kelompok perlakuan, sedangkan

kelompok 2 adalah kelompok kontrol sebagai pembanding(Dharma, 2011).

R R1 O1 XI O2

R2 O1 X2 O2

Bagan 3.1
Rancangan Penelitian

Keterangan:

R : Responden penelitian

R1 : Responden kelompok perlakuan

R2 : Responden kelompok kontrol

01 : Pre test pada kedua kelompok sebelum perlakuan

02 : Post test pada kedua kelompok setelah perlakuan

X1 : Intervensi core muscle exercise dengan metode pilates

X2 : kelompok kontrol dengan pemberian relaksasi napas dalam

61
B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut (Sugiyono, 2015) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswi kelas VIII yang berjumlah 179 orang.

2. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2015) sampel adalah bagian atau jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengukuran sampel

adalah suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil

dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Pengambilan sampel ini harus

dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar

dapat berfungsi atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang

sebenarnya (mewakili).

Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang diambil

berdasarkan kriteria inklusi dari populasi dan telah menandatangani

informed consent. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai

berikut :

a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus dimiliki oleh individu

dalam populasi untuk dapat dijadikan sampel dalam penelitian

(Dharma, 2011). Adapun kriteria inklusi sebagai berikut:

1) Siswi yang mengalami dismenore sedang

2) Responden dengan usia 13-15 tahun

3) Siswi yang duduk di kelas VIII

4) Bersedia menjadi responden dan menyetujui informed consent

5) Dapat berkomunikasi dengan baik dan kooperatif

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak boleh ada atau tidak

boleh dimiliki sampel yang akan digunakan dalam penelitian

(Dharma, 2011). Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut:

1) Menderita penyakit ginekologis

2) Menggunakan obat-obatan (analgetik) ketika dismenore

3) Mengonsumsi jamu/obat herbal lainnya

4) Sedang mengikuti program olahraga lain

5) Responden yang merokok

6) Responden yang meminum alkohol

3. Metode Sampling
Pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non

probability sampling dengan cara consecutive sampling yaitu memilih

sampel dari semua individu yang ditemui dan memenuhi kriteria

pemilihan sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi (Dharma,

2011).

4. Besar Sampel

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen sederhana dengan uji

beda 2 mean kelompok (skala rasio), sehingga rumus yang digunakan

yaitu estimasi besar sampel untuk penelitian yang bertujuan menguji

hipotesis beda 2 mean kelompok independen (Dharma, 2011) :

2
n=¿ 2 σ ¿ ¿
¿

n : Besar sampel minimal

Z1 −¿ ❑ α❑ ¿❑ 2❑¿ : Derajat tingkat kemaknaan untuk 95% adalah Zα = 1,96

Z1 −¿ ❑ β❑ ¿ : Kekuatan uji dari penelitian yakni 90% adalah Z β =

1,282

μ1 : Nilai mean kelompok kontrol dari penelitian

sebelumnya 68,53 (Handayani, 2014)

μ2 : Nilai mean kelompok uji coba/ perlakuan yang

diinginkan peneliti = 44,67 (Handayani, 2014)

σ2 : Estimasi standar deviasi = 323,74


Berdasarkan rumus besar sampel minimal diatas didapatkan

adalah :

n=2(323 , 74)¿ ¿

647,48 x 10,51
n=
569,2996

6805,0148
n=
569,2996

n=11,9=12 orang

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan koreksi atau

penambahan jumlah sampel berdasarkan prediksi sampel drop out dari

penelitian. Adapun perhitungan yang digunakan adalah :

n
n '=
1−f

Dimana :

n’ : Besar sampel setelah dikoreksi

n : Jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya : 12

f : Prediksi persentase sampel drop out : 15% = 0,15

12
n'=
1−f

12
n'=
1−0,15

12
n'=
0,85

n' =14,1=14 orang


Jadi, jumlah sampel keseluruhan setelah dikoreksi yaitu 14

orang tiap kelompok, sehingga total sampel dalam penelitian ini adalah

28 orang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 4 Samarinda pada

Februari 2020.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan

dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional

menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan

mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik (Sugiyono,

2015). Definisi operasional dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1
Tabel Definisi Operasional

Definisi
No. Variabel Hasil Ukur Alat Ukur Skala
Operasional

1. Variabel Core Muscle - Dilakukan Kuesioner -


Independen Exercise dengan dengan karakteris-
Core Metode Pilates benar tik
Muscle adalah serangkaian -Tidak responden,
Exercise latihan olah tubuh dilakukan Lembar
dengan dinamis yang dengan SOP core
Metode didasarkan pada benar muscle
Pilates gerakan otot inti exercise
(otot perut dan dengan
panggul). Sehingga metode
menghasilkan pilates,
kelenturan, dan timer.
kekuatan, dan
relaksasi otot dalam
meningkatkan
hormon endorphine
untuk mengurangi
rasa nyeri (jangka
pendek). Latihan
ini akan dilakukan
dengan frekuensi 2
kali/mgg selama 1
bulan selama 30
menit.

2. Variabel Dismenore Skala nyeri Lembar Rasio


Dependen merupakan nyeri 0 – 10 observasi
penurunan kram otot skala
skala nyeri (spasmodik) di . nyeri.
dismenore perut bagian bawah
dan menyebar ke
sisi dalam paha
atau bagian bawah
pinggang yang
terjadi menjelang
haid atau selama
haid akibat
kontraksi otot
rahim.Intensitas
nyeri adalah
gambaran
Definisi
No. Variabel Hasil Ukur Alat Ukur Skala
Operasional

keparahan nyeri
yang dirasakan oleh
seseorang.Pengukur
an dilakukan saat
pre dan post
intervensi maupun
kontrol.

E. Instrumen Penelitian

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

SOP pilates exercise, lembar observasi skala nyeri, kuesioner

karakteristik responden, informed consent dan timer.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas menggambarkan ketepatan pengukuran suatu

instrumen, artinya suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen

tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen penelitian

juga harus reliabilitas. Reliabilitas yaitu tingkat konsistensi dari suatu

pengukuran. Uji validitas dan realibilitas tidak dilakukan karena dalam

penelitian ini yaitu lembar kuisioner dan observasi skala nyeri telah

terstandarisasi berdasarkan penelitian sebelumnya.


F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Mengurus surat studi pendahuluan ke kantor Program Studi D-IV

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur.

b. Melakukan studi pendahuluan di SMP Negeri 4 Samarinda untuk

mengetahui jumlah siswi kelas VIII dan penderita Dismenore

c. Melakukan uji etik penelitian keperawatan.

d. Mengurus surat izin penelitian ke kantor Program Studi D-IV

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur.

e. Mengirim surat izin penelitian ke SMP Negeri 4 Samarinda

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan responden

yang sesuai dengan kriteria inklusi di SMP Negeri 4 Samarinda.

b. Kemudian peneliti mengajukan izin dan kesepakatan agar mau

menjadi sampel dan menandatangani informed consent bagi

responden yang bersedia menjadi sampel penelitian.

c. Peneliti menentukan jumlah dan nama responden yang termasuk

kriteria inklusi.

d. Selanjutnya peneliti mengumpulkan responden dalam satu ruangan

dan memberikan lembar kuesioner karakteristik responden .


e. Responden akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

perlakuan dan kontrol. Kedua kelompok sama-sama dilakukan

pengukuran pre-test skala nyeri dismenore.

f. Pada kelompok perlakuan atau intervensi, peneliti memberikan

penjelasan mengenai core muscle exercise dengan metode pilates

serta lama waktu dibutuhkan untuk mempelajari core muscle

exercise dengan metode pilates yang akan dijalani responden.

Setelah itu, peneliti membagikan SOP pedoman core muscle

exercise dengan metode pilatesdan mengajarkan selama satu hari

sampai responden benar-benar paham dengan tekniknya. Latihan

dilakukan secara teratur 2 kali latihan saat menstruasi dan dismenore

hari ke-1 dan 2 dengan durasi 30 menit.

g. Pada kelompok kontrol peneliti memberikan penjelasan mengenai

latihan napas dalam dan tidak diberikan penjelasan tentang core

muscle exercise dengan metode pilates

h. Selanjutnya peneliti membagi kelompokperlakuan dan kontrol untuk

lebih awal diajarkan core muscle exercise dengan metode

pilatesserta latihan napas dalam sesuai tanggal haid bulan

sebelumnya (awal bulan, pertengahan bulan, dan akhir bulan).

i. Setelah mengajarkan core muscle exercise dengan metode pilates,

menunggu sampai responden merasa dismenore baik sebelum

maupun selama menstruasi dan mengabarkan melalui sms, telepon,

atau via grup WA. Selanjutnya responden melakukan teknik core


muscle exercise dengan metode pilatessendiri dan diobservasi oleh

peneliti. Begitu pula dengan kelompok kontrol. Intervensi pada

kelompok perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali latihan saat

menstruasi dan dismenore hari ke-1 dan 2 dengan durasi 30 menit

selama 1 bulan

j. Hasil observasi didokumentasikan pada lembar observasi core

muscle exercise dengan metode pilates dan kontrol. Lalu peneliti

melakukan pengukuran post test skala nyeri dismenore pada kedua

kelompok pada saat pertemuan latihan terakhir setelah 10 menit

dengan memberikan lembar pengukuran tingkat nyeri numeric

rating scale. Selanjutnya responden mengisi skala nyeri yang

dirasakan.

k. Selesai perlakuan, selanjutnya peneliti memberikan reinforcement

positif pada semua responden atas keterlibatannya dalam penelitian.

3. Tahap Akhir

Data yang telah terkumpul diolah menggunakan software statistik

menurut (Notoadmodjo, 2010) pengolahan data dapat dilakukan dengan

empat tahap yaitu :

a. Editing : pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan isian

formulir atau lembar observasi yaitu dengan melakukan pengecekan

nama, usia, alamat, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

b. Coding : pada tahap ini penelitian melakukan perubahan data

berbentuk huruf menjadi angka/bilangan.


c. Processing : pada tahap ini peneliti memasukkan data atau

menginput data yang sudah dilakukan pengkodean ke komputer dan

dimasukkan dalam master tabel.

d. Cleaning : pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan kembali

data yang sudah dimasukkan pada master tabel apakah ada kesalahan

atau tidak.

G. Analisis Data

Dalam penelitian ini semua data hasil penelian dianalisis

menggunakan program software statistik pada komputer. Analisis data

dilakukan secara sistematik antara lain.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Shapiro Wilk, dikarenakan data yang akan diuji kurang dari 50

responden. Jika hasil uji normalitas diperoleh nilai p value > 0,05 maka

dikatakan data terdistribusi normal sedangkan, jika nilai p value < 0,05

maka dikatakan data tidak terdistribusi normal.

2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel penelitian untuk

melihat distribusi frekuensi. Dimana data usia, usia menarche, nilai skala

nyeri dismenore, riwayat konsumsi analgetik, riwayat keluarga, lama

menstruasi, frekuensi olahraga, dan cara mengatasi haid disajikan dalam

bentuk tabel atau grafik.


3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan adalah dengan menggunakan uji beda

mean 2 kelompok. Uji beda mean 2 kelompok terdiri dari Independent t-

test dan Paired t-test. Independent t-test digunakan untuk mengetahui

beda rerata selisih skala nyeri pada kelompok intervensi dengan pilates

exercise dan kelompok kontrol jika data terdistribusi normal. Namun jika

tidak terdistribusi normal menggunakan uji Mann Whitney Test.

Sedangkan uji Paired t-test digunakan untuk mengetahui skala

nyeri pre dan post pada kelompok intervensi dengan pilates exercise dan

kelompok kontroljika datanya terdistribusi normal, namun jika tidak

terdistribusi normal menggunakan uji Wilcoxon.

H. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan ethical clearance

di Poltekkes Kaltim dan dinyatakan telah lulus uji etik. Selanjutnya

mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini

SMP Negeri 4 Samarinda. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti

melakukan penelitian dengan menerapkan tiga prinsip etik umum(Dharma,

2011):

1. Prinsip Menghormati Harkat dan Martabat Manusia

Pada prinsip ini peneliti menghormati otonomi responden, yaitu

menghormati keputusan responden dalam menerima ataupun menolak


dalam menjadi responden penelitian. Disini peneliti menyadari bahwa

responden memiliki hak untuk menentukan dan mengambil keputusan

sendiri (self-determination) untuk menjadi responden atau tidak. Peneliti

menghormati harkat dan martabat manusia/responden dengan

memberikan kebebasan kepada responden untuk memilih dan

mementukan sendiri keikutsertaannya dalam penelitian ini. Peneliti tetap

menghormati responden yang tidak bersedia ikut serta dalam penelitian

ini.

2. Prinsip Etik Berbuat Baik (Beneficience)

Pada prinsip ini peneliti memberikan manfaat exercise pilates

semaksimal mungkin dan risiko seminimal mungkin. Pada prinsip ini

peneliti berbuat baik ini juga mencakup tidak melakukan hal yang

berbahaya bagi responden. Prinsip etik berbuat baik meliputi: risiko

penelitian harus wajar dibandingkan dengan manfaat yang diharapkan

dan desain penelitian harus memenuhi persyaratan ilmiah; peneliti

mampu menjamin kesejahteraan responden saat melakukan penelitian;

serta tidak merugikan orang lain (non-maleficience). Pada prinsip non-

maleficience, peneliti memberikan manfaat, yautu pengetahuan dan

keterampilan exercise modifikasi, serta manfaat setelah core muscle

exercise dengan metode pilates ketika dismenore

3. Prinsip Etik Keadilan (Justice)

Pada prinsip ini peneliti memberikan perlakuan yang sama, benar,

dan pantas pada semua responden dan memberikan distribusi seimbang


antara beban dan keikutsertaan responden dalam penelitian. Pada kedua

kelompok sama-sama akan dilakukan pre test dan post test. Peneliti akan

memberikan intervensi core muscle exercise dengan metode pilates

kepada kelompok intervensi dengan frekuensi 2 kali latihan saat

menstruasi hari ke-1 dan 2 per minggu selama 1 bulan dan peneliti akan

memberikan latihan napas dalam pada kelompok kontrol setelah

penelitian selesai. Peneliti menjaga kerahasian responden beserta

jawabannya (confidential). Jawaban responden hanya digunakan untuk

penelitian, tidak disalahgunakan, dan tidak mempengaruhi jabatan

pekerjaan responden.

4. Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)

Pada prinsip ini peneliti terlebih dahulu membagikan lembar

persetujuan menjadi responden penelitian (informed consent) kepada

responden lalu peneliti akan menjelaskan isi dari informed consent jika

responden setuju peneliti akan meminta responden untuk

menandatangani informed consent . Peneliti juga menjaga kerahasiaan

identitas dan jawaban responden hanya untuk kepentingan ilmu serta

metodologi keperawatan.
I. Alur Penelitian

Populasi

Kriteria inklusi dan Sampel


eksklusi

Informed Concent

Setuju Tidak Setuju

Pre Test Stop

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

Pemberian Core Muscle Exercise


Relaksasi Napas Dalam dengan Metode Pilates

Post Test

Analisa Data

Pelaporan

Bagan 3.2
Alur Penelitian

Anda mungkin juga menyukai