Anda di halaman 1dari 13

RESUM 1

PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN ILMU


PENDIDIKAN SERTA KEDUDUKANNYA
DIDALAM PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN

TUGAS
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

1
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih
mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah
satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati
generasi. Kehidupan suatu bangsa erat sekali kaitannya dengan tingkat pendidikan.
Pendidikan bukan hanya sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari
generasi ke generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat mengubah dan
mengembangkan pengetahuan.
Pendidikan bukan hanya menyampaikan keterampilan yang sudah dikenal,
tetapi harus dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan kemahiran yang
akan datang, dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan cepat supaya dapat
dikuasai oleh anak didik.
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana
untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar
bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga
negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik
penilaian yang sesuai. Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami oleh anak,
maka usaha yang sengaja dan terencana tersebut ditujukan untuk membantu anak
dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialaminya
dalam setiap periode perkembangan. Dengan kata lain, pendidikan dipandang
mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam
perkembangan anak.
Branata (1988) mengungkapkan bahwa Pendidikan ialah usaha yang sengaja
diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk membantu anak
dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. Pendapat diatas seajalan dengan
pendapat Purwanto (1987 :11) yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah
pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak,

2
dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi
masyarakat.
Kleis (1974) memberikan batasan umum bahwa :
”pendidikan adalah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang
atau kelompok orang dapat memahami seseuatu yang sebelumnya tidak mereka
pahami. Pengalaman itu terjadi karena ada interaksi antara seseorang atau
kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan
(belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan
perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam
lingkungannya”.
Proses belajar akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif
(penalaran, penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan
kompetensi (keterampilan intelektual dan sosial), serta pemilihan dan penerimaan
secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan
untuk berbuat atau merespon sesuatu rangsangan (stimuli).

Orang yakin dan percaya untuk menanggulangi kemiskinan, cara utama


adalah dengan memperbesar jumlah penduduk yang bersekolah dan terdidik
dengan baik. Dengan kata lain, pendidikan dipandang sebagai jalan menuju
kemakmuran.
Manusia dilahirkan dalam keadaan yang tidak berdaya sama sekali. Dia
sangat membutuhkan bantuan yang penuh perhatian dan kasih sayang dari orang
tuanya, terutama ibunya, supaya dia dapat hidup terus dengan sempurna, jasmani
dan rohani. Orang tualah yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap
pendidikan anaknya. Dalam ilmu jiwa dikenal dengan istilah pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu supaya anak sempurna dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
Pertumbuhan ialah perubahan-perubahan yang terjadi pada jasmani;
bertambah besar dan tinggi. Perkembangan lebih luas dari pertunbuhan ialah
perubahan-perubahan yang terjadi pada rohani dan jasmaniah. Dengan kata lain,
perkembangan merupakan suatu rentetan perubahan yang sifatnya menyeluruh
dalam interaksi anak dan lingkungannya.
Oleh karena itu Idris (1982:10) mengemukakan bahwa :

3
”Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara
manusia dewasa dengan si anak didik yang secara tatap muka atau dengan
menggunakan media dalam rangka memebrikan bantuan terhadap perkembangan
anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal
mungkin, agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Potensi disini
ialah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan, dan keterampilan.”

PENGERTIAN ILMU PENDIDIKAN
Perkembangan pemikiran manusia dalam memberikan batasan tentang
makna dan pengertian pendidikan, setiap saat selalu menunjukkan adanya
perubahan. Perubahan itu didasarkan atas berbagai temuan dan perubahan di
lapangan yang berkaitan dengan semakin bertambahnya komponen sistem
pendidikan yang ada. Berkembangnya pola pikir para ahli pendidikan, pengelola
pendidikan dan pengamat pendidikan yang membuahkan teori-teori baru. Kemajuan
alat teknologi turut andil dalam mewarnai perubahan makna dan pengertian
pendidikan tersebut. Pada saat yang sama, proses pembelajaran dan pendidikan
selalu eksis dan terus berlangsung. Karena itu, bisa jadi pandangan seseorang
tentang makna atau pengertian pendidikan yang dianut oleh suatu negara tertentu,
pada saat yang berbeda dan di tempat yang berbeda makna dan pengertian
pendidikan itu justru tidak relevan. Namun demikian, selama belum ada teori dan
temuan baru tentang makna dan pengertian pendidikan, maka teori dan temuan
yang telah ada masih relevan untuk dimanfaatkan sebagai acauan.
Ilmu Pendidikan adalah dua kata yang dipadukan, yakni Ilmu dan Pendidikan
yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka disebutkan, bahwa Ilmu adalah
Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) itu.
Senada dengan Nur Ubiyati yang mengemukakan, bahwa Ilmu ialah suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-
metode tertentu yang bersifat ilmiah. Ada lagi yang mengemukakan, bahwa Ilmu
adalah suatu uraian yang tersusun dengan lengkap tentang salah satu dari

4
keberadaan. Uraian tersebut adalah tentang segi-segi dari keberadaan tertentu.
Segi-segi ini saling berkait, mempunyai hubungan sebab akibat, tersusun logis dan
diperoleh melalui cara atau metode tertentu.
Endang Saifuddin Anshari, mengatakan bahwa Ilmu berasal dari kata bahasa
Arab “‘Alima” yang memiliki pengertian “Tahu”. Dan dalam bahasa Inggris dan
Perancis disebut dengan “Science”, dalam bahasa Jerman “Wissenscaft” dan dalam
bahasa Belanda “Wetenschap”. Yang kesemuanya sama memiliki arti “tahu”.
“Science” berasal “scio, scire (bahasa Latin) yang berarti “tahu”. Jadi, baik “ilmu”
maupun “science” secara etimologis berarti “pengetahuan”. Namun, secara
terminologis “ilmu” dan “science” itu semacan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri,
tanda-tanda dan syarat-syarat yang khas. Jadi, ilmu adalah semacam pengetahuan
yang mempunyai ciri, tanda dan syarat tertentu, yaitu sistematik, rasional, empiris,
umum dan kumulatif, lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai
hal-hal yang distudinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan pemikiran dan
penginderaan manusia.
Mohammad Hatta menjelaskan, bahwa tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan
yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang
sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun
menurutnya bangunnya dari dalam.
Prof. Drs. Harsoyo menjelaskan, bahwa ilmu itu merupakan akumulasi
pengetahuan yang disistemasikan, juga merupakan pendekatan atau suatu metode
pendekatan terhadap  seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor
ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera
manusia. Dan merupakan suatu cara menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-
ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk “jika …., Maka … “.
Berdasarkan uraian di atas, maka bisa diambil suatu kesimpulan bahwa ilmu
adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai
kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal-ihwal
yang diselidiki (alam, manusia dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya
pemikiran yang dibantu penginderaan manusia itu, yang kebenarannya diuji secara
empiris, riset dan eksperimental
Sedangkan arti Pendidikan, adalah merupakan proses upaya meningkatkan
nilai peradaban individu atau masyarakat dari suatu keadaan tertentu menjadi suatu
keadaan yang lebih baik. Serta dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003
5
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 1 dikemukakan, bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Sedangkan dalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) Kata
Pendidikan diartikan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka menjelaskan, bahwa kata Pendidikan berasal dari kata dasar didik, yang
artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan arti dari Pendidikan adalah Proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, dan
perbuatan mendidik.
Menurut Redja Mudyahardjo, bahwa IlmuPendidikan merupakan sebuah
sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Oleh karena
pengetahuan yang dihasilkan riset tersebut disajikan dalam bentuk konsep-konsep
pendidikan, maka Ilmu Pendidikan dapat pula dibataskan sebagai sebuah sistem
konsep pendidikan yang dihasilkan melalui riset. Dengan mengutip May Brodbeck
dalam Ligic and scientific Method in research, yang dimuat dalam Handbook of
Research on teaching, yang menjelaskan bahwa setiap ilmu berisi sejumlah besar
istilah yang disebut konsep, yang tidak lain merupakan apa yang kita pikirkan
berdasarkan pengalaman. Sehingga unsur yang menjadi isi setiap ilmu termasuk
Ilmu Pendidikan adalah konsep. Keseluruhan konsep yang menjadi isi sebuah ilmu
ditata secara sistematis menjadi suatu kesatuan. Sekelompok konsep yang
berkenaan dengan sekelompok hal, yang merupakan satu kesatuan disebut skema
konseptual. Dan setiap ilmu termasuk Ilmu Pendidikan, terbentuk dari beberapa
skema konseptual yang merupakan bagian-bagian atau komponen-komponen isi
ilmu. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa organisasi isi Ilmu Pendidikan, sebagai
sebuah sistem konsep, terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep-konsep
tentang variabel-variabel pendidikan, dan bagian-bagian yang berupa skema-skema
konseptual tentang komponen-komponen pendidikan.
6
Menurut Ngalim Purwanto, bahwa ada dua istilah yang hampir sama
bentuknya, yaitu Paedagogie dan Paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan
sedangkan Paedagogiek adalah ilmu pendidikan. Paedagogiek atau ilmu pendidikan
ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala
perbuatan mendidik. Paedagogiek berasal dari bahasa Yunani, yakni Paedagogia
yang berarti ‘pergaulan dengan anak-anak’. Sedangkan Paedagogos ialah ‘orang
yang menjadi pelayan atau bujang pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya
mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah’. Selain itu juga, di rumah
anak-anak tersebut paedagogos selalu mengawasi dan menjaga mereka. Jadi,
pendidikan pada zaman Yunani Kuno diserahkan pada paedagogos. Paedagogos
berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).
Perkataan paedagogos yang mulanya berarti ‘rendah’ (pelayan, bujang), sekarang
dipakai untuk pekerjaan mulia. Paedagoog (pendidik atau ahli didik) ialah seseorang
yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhanya agar dapat berdiri sendiri.
Hal ini senada dengan Taqiyudin M. Yang menjelaskan, bahwa di lingkungan
Yunani Kuno, terdapat dua kata yang memiliki fungsi yang berbeda, yakni
Paedagogie dan Andragogi. Kata Paedagogie pada awalnya berarti “Pergaulan
bersama anak-anak”. Arti ini bermula dari cerita yang berkembang bahwa konon, di
lingkungan masyarakat Yunani Kuno terdapat seseorang atau sekelompok orang
yang pekerjaan utamanya adalah mengantar dan menjemput anak-anak sekolah.
Karena setiap hari mereka bertemu dan bergaul dengan anak majikannya itu,
sehingga mereka makin tahu dan memahami sifat, sikap dan karakter anak yang
diantar jemputnya itu. Bahkan pergaulan mereka tidak hanya pada saat-saat antar
jemput saja, melainkan ketika mereka di rumah majikannya pun ditugasi untuk
membimbing dan mengawasi anak-anak majikannya. Hasil dari pengetahuan dan
pemahaman terhadap sikap, sifat dan karakter anak majikannya itu, lama kelamaan
mereka jadi dekat dan cenderung menjadi orang tua kedua (second parent) baik di
sekolah maupun di rumah. Sehingga mereka lebih tahu tentang kemampuan,
kemauan dan bakat ‘anaknya’ itu.  Bekal inilah kemudian menjadikan tugas mereka
semakin banyak, yaitu antar jemput, mengawasi, membimbing dan membelajari apa
yang belum diketahui oleh anak majikannya. Sehingga sebutan bagi mereka yang
dekat dengan anak-anak dan mengetahui banyak tentang dunia anak dalam bahasa
Yunani kuno disebut agogos.

7
Lebih lanjut Taqiyudin M. menjelaskan, bahwa kata Paedagogos terdiri dari
dua kata, yakni ‘paedos’ yang berarti ‘anak’ dan ‘agoge’ yang berarti ‘saya
membimbing’. Karena itulah sehingga sistem pendidikan bagi anak-anak pada
jaman Yunani Kuno ditangani oleh para paedagog. Perkembangan berikutnya,
pekerjaan para paedagog ini tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak, tetapi
bermanfaat juga bagi orang dewasa yang telah lanjut usia (adult). Dalam bahasa
Yunani Kuno, orang lanjut usia (lansia) disebut andra. Dan bagi lansia yang
mendapat bimbingan dari paedagog disebut andragogos yang berarti
“pembimbingan yang diberikan kepad orang dewasa”. Baik kata paedagogos
maupun andragogos, keduanya semakna dengan kata education dalam bahasa
Inggris yang berarti memberi peningkatan (to give rise to) dan mengembangkan(to
develop). Kata education dalam arti sempit adalah ‘suatu bentuk proses perbuatan
untuk memperoleh pengetahuan’.
Wasti Sumanto dan Hendyat Soetopo dengan mengutip pendapat
Crow&Crow menjelaskan, bahwa pendidikan adalah proses pengalaman yang
memberikan pengertian, pandangan (insight) dan penyesuaian bagi seseorang yang
menyebabkan ia menjadi semakin berkembang.
Dan menurut Good V. Carter dalam bukunya ‘Dictionary of Education’
menjelaskan, bahwa Pendidikan adalah:
“The Aggragate of all the process by mean of wich a person develops abilities,
attitudas and other from of behavior of positive value in society in wich he lives”
(Kumpulan dari semua proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk perilaku yang bernilai positif di dalam
masyarakat dimana ia hidup). Dan pada bagian lain di katakan, bahwa Pendidikan
itu adalah: “The social process by wich people are subjected to the influence of a
selected and controlled envirenment, so that they may attain social competence and
optimum individual development”. (Proses sosial ketika seseorang dihadapkan pada
pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka dapat
memperoleh kemampuan sosial dan perkembangan individu secara optimal”.
Andrias Harefa dengan mengutip perkataan Pater Drost, yang mengatakan,
bahwa pendidikan kata Latin untuk mendidik adalah educare yang berasal dari kata
e-ducare yang berarti menggiring ke luar. Jadi, educare dapat diartikan sebagai
usaha pemuliaan. Jadi, pemuliaan manusia atau pembentukan manusia. Maka
proses pendidikan sebagai proses pembentukan yang berbentuk proses informal.
8
Tidak ada pendidikan formal, karena itu tidak ada pendidikan formal, karena itu tidak
mungkin. Seluruh proses pemuliaan, ialah pembentukan moral manusia muda hanya
mungkin lewat interaksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda itu.
Jadi, kesimpulan yang paling mendasar, ialah bahwa lembaga pertama dan utama
pembentukan dan pendidikan adalah keluarga. Dan salah satu bantuan yang
diberikan kepada  orang tua oleh masyarakat adalah pembentukan manusia muda
pada bidang intelektual. Dan proses pembentuan ini berlangsung dalam lembaga
yang disebut sekolah. Yang didalamnya terdapat proses kegiatan belajar mengajar
atau dengan kata lain pembiasaan atau pembelajaran. Yang pembelajaran itu
membantu pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada padanya.
Selain itu juga, banyak pakar pendidikan yang menjelaskan pengertian
Pendidikan diantaranya ada yang menjelaskan, bahwa pendidikan itu adalah segala
usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Senada juga dengan
pendapat bahwa pada umumnya pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses
bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk
mencapai kedewasaannya. Pendidikan juga bisa disebut sebagai usaha manusia
untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.
Berdasarkan uraian di atas, maka bisa diambil suatu pemahaman, bahwa
Pendidikan itu adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan sebagai
usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna. Atau
juga bisa diartikan suatu usaha yang dilakukan orang dewasa dalam situasi
pergaulan dengan anak-anak melalui proses perubahan yang dialami anak-anak
dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan perubahan itu meliputi pemikiran
(kognitif), perasaan (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
Jadi, Ilmu pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang
tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat
ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik
atau suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang
belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan
dirinya untuk kehidupan yang bermakna.

9
PERANAN DAN KEDUDUKAN ILMU PENDIDIKAN DALAM
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
1.  PERANAN ILMU PENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan mempunyai Peranan sebagai perantara dalam membentuk
masyarakat yang mempunyai landasan individual, sosial dan nsurei dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pada skala mikro pendidikan bagi individu dan
kelompok kecil beralngsung dalam skala nsurei tebatas seperti antara nsurei
sahabat, antara seorang guru dengan satu atau sekelompok kecil siswanya, serta
dalam keluarga antara suami dan isteri, antara orang tua dan anak serta anak
lainnya. Pendidikan dalam skala mikro diperlukan agar manusia sebagai individu
berkembang semua potensinya dalam arti perangkat pembawaanya yang baik
dengan lengkap.
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
upaya mewujudkan tujuan nasional dan Penyelenggaraan pendidikan.Pendidikan
Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa.Pendidikan diselenggarakan sebagai satu
kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.Pendidikan sistem
terbuka: fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur
pendidikan.Pendidikan multimakna: proses pendidikan yang diselenggarakan
dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan
kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.

10
2.            KEDUDUKAN ILMU PENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan adalah ilmu yg mempelajari serta memproses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan
mendidik. Ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu harus dapat bersifat:
a. Empiris, karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman.
b. Rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak
membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya.
c. Normatif, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan yang buruk.
d. Histories, karena memberikan uraian teoritis tentang sitem-sistem pendidikan
sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang
berpengaruh pada jaman tertentu.
e. Praktis, karena memberikan pemikiran tentang masalah dan ketentuan pendidikan
yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.
Kedudukan ilmu pendidikan itu berada di tengah-tengah ilmu yang lain dalam
penyelenggaraan pendidikan. Ilmu pendidikan ialah suatu llmu pengetahuan yang
membahas masalah yamg berhubungan dengan pendidikan, sedangkan, definisi
yang terpenting dari suatu pendidikan itu sendiri yaitu:
a.Meningkatkan pengetahuan, pengertian, kesadaran, dan toleransi.
b.Meningkatkan questioning skills dan kemampuan menganalisakan sesuatu -
termasuk pendidikannya.
c.Meningkatkan kedewasaan individu.
Untuk perkembangan Negara, diperlukan pendidikan yang menghargai kreativitas
dan supaya negara dapat membuat sesuatu yang baru dan lebih baik, dan tidak
hanya meng-copy dari negara lain.
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam hidup manusia
dimana ada kehidupan disitu pasti ada pendidikan
Pendidikan sebagai gejala sekaligus upaya memanusiakan manusia itu sendiri.
Dalam perkembangan adanya tuntutan adanya pendidikan lebih baik, teratur untuk
mengembangkan potensi manusia, sehingga muncul pemikiran teoritis tentang
pendidikan.
Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
manusia, melahirkan teori-teori pendidikan.
11
SIFAT-SIFAT ILMU PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman
pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis.
Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan di dalam sistematika ilmu
pengetahuan, maka ilmu pendidikan juga dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan
yang membicarakan masalah – masalah yang berhubungan dengan pendidikan.
Sebagai mana setiap ilmu mempunyai sifat masing-masing begitu juga dengan ilmu
pendidikan.
Sifat ilmu pendidikan diantaranya adalah ilmu pendidikan sebagai Ilmu Normatif dan
ilmu pendidikan sebagai Ilmu Teoritis dan Praktis:Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu
Normatif Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu.
Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termask bidang filsafat, yaitu
filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya
terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu
menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu
bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia
yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari
praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma
masyarakat, norma filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan
yang dianut oleh seseorang.
Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu yang Bersifat Teoritis dan Praktis
Dalam ilmu mendidik teoritis para cerdik pandai mengatur dan mensistemkan di
dalam sewa pikirnya masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan.
Jadi dari praktik-praktik pendidikan disusun pemikiran-pemikiran secara teoritis.
Pemikiran-pemikiran teoritis inilah yang disusun dalam satu system pendidikan yang
biasa disebut Ilmu Mendidik Teoritis.
Terdapat hubungan antara ilmu mendidik teoritis, sistematis dan histories. Apa
sajakah yang dapat disumbangkan sejarah pendidikan bagi teori pendidikan maupun
praktik pendidikan?. Meskipun ilmu mendidik sistematis mendahului ilmu mendidik
histories, akan tetapi ilmu mendidik histories juga memberikan bantuan dan
memperkaya ilmu mendidik sistematis.
Selanjutnya adalah bagaimana hubungan antara ilmu mendidik histories dan ilmu
12
mendidik praktis. Seorang maha guru ilmu mendidik JM. Guning berkata : teori tanpa
praktek adalah baik pada human cerdik cendikiawan dan praktek tanpa teori hanya
terdapat pada orang gila dan penjahat – penjahat namun alangkah lebih
sempurnanya ilmu pendidikan itu dilakukan dengan cara teori dan praktek secara
bersama-sama.
Untuk lebih memahami bahwa ilmu pendidikan itu adalah yang memerlukan
pemikiran yang teoritis , adalah bahwa setiap pendidik memerlukan kritik- kritik
sumbangan pemikiran dari para ahli/ orang lain, ia dapat belajar dari catatan-catatan
kritik saran dari orang lain, yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ia belajar
berdasarkan teori.

13

Anda mungkin juga menyukai