Anda di halaman 1dari 8

INTENSITAS PENCAHAYAAN/PENERANGAN

I. Waktu dan Tempat


Hari, tanggal :
Pukul :
Tempat :
II. Tujuan
Umum : Pengukuran intensitas pencahayaan setempat (lokal illumination)/internal,
penerangan rata-rata (general illumination)/Exsternal, reaksi cahaya
(reflectance)/pemantulan
Khusus : - Mahasiswa dapat mengukur penerangan setempat/local illumination/internal
- Mahasiswa dapat mengukur penerangan general illumination/Exsternal
- Mahasiswa dapat mengukur refleksi cahaya (Reflectance)
- Mahasiswa dapat menghitung intensitas pencahayaan
- Mahasiswa dapat menganalisa
- Mahasiswa dapat menyimpulkan
III. Dasar Teori
Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat kerja, karena
berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat kerja
tidak memeuhi standar yang ditetapkan.
Intensitas penerangan di tempat kerja dimaksudkan untuk memberikan
penerangan kepada benda-benda yang merupakan obyek kerja, peralatan atau mesin
dan proses produksi serta lingkungan kerja. Untuk itu diperlukan intensitas
penerangan yang optimal. Selain menerangi obyek kerja, penerangan juga
diharapkan cukup memadai menerangi keadaan sekililingnya.
Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 1000 Lux dalam rata-rata pengukuran
8 jam. Untuk jenis kegiatan pekerjaan rutin seperti pekerjaan kantor / administrasi,
ruang kontrol, pekerjaan mesin dan perakitan / penyusun, tingkat pencahayaan
minimal 300 Lux.
Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi
penglihatan, juga untuk lingkungan sekeliling tempat kerja, maupun aspek
psikologis, yang dapat dirasakan sebagai kelelahan, rasa kurang nyaman, kurang
kewaspadaan sampai kepada pengaruh yang terberat seperti kecelakaan.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur intensitas penerangan dalam satuan
lux adalah lux meter. Pengukuran intensitas penerangan ini memakai alat lux meter
yang hasilnya dapat langsung dibaca. Alat ini mengubah energi cahaya menjadi
energi listrik, kemudian energi listrik dalam bentuk arus digunakan untuk
menggerakan jarum skala. Untuk alat digital, energi listrik diubah menjadi angka
yang dapat langsung dibaca pada layar monitor.
IV. Alat
- Lux Meter
- Meteran
V. Prosedure Pengukuran
Pengukuran dibagi menjadi 3 :
a. Pengukuran penerangan setempat (Local illumination)/Internal
b. Pengukuran penerangan rata-rata (General illlumination)/External
c. Pengukuran Refleksi cahaya (Reflectance)/Pemantulan
Prosedure Pengukuran Penerangan Loka/Internal adalah :
Diambil tenaga kerja melakukan pekerjaan
a. Bagilah luas setempat menjadi beberapa bagian (1m2)/90cm
b. Ukur ditengah-tengah bagian tersebut intensitas pencahayaaannya
c. Sel menghadap sumber cahaya setinggi + 85cm atau setinggi daun meja
d. Baca dan catat intensitas cahaya pada tiap-tiap bagian tersebut
Rumus :
Jumlah Intensitas penerangan ( Lux ) daritiap−tiap bagian
=… Lux
Jumlah seluruh bagian
Prosedure pengukuran penerangan Gloal/General illumination Exsternal
a. Bagian luas ruangan menjadi bidang kecil-kecil yang berukuran 90x90 cm
b. Ukur intensitas cahaya pada salah satu sudut bidang-bidang kecil-kecil tersebit
dengan lux meter menghadap sumber cahaya, pengukuran dilakukan pada sudut
yang sama sehingga jarak dari titik pengukuranke titik berikutnya selalu + 90cm
c. Lakukan pengukuran pada seluruh bagian bidang-bidang kecil tersebut
d. Maka penerangan rata-rata dapat diperoleh
Rumus :
Jumlah semua iintensitas penerangan ( Lux ) disemua titik
=… Lux
Jumlah titik−titik seluruh ruangan
Prosedure pengukuran penerangan reflectance adalah :
a. Ukur intensitas cahaya datang, dengan memasang lux meter pada benda yang
diukur menghadap sinar datang jatuh pada benda tersebut (dinding, lantai
prabotan, langit)
b. Ukurintensitas cahaya pantul dengan cara menempatkan lux meter kepada benda
tersebut dengan posisi tegak lurus, gerakan menjauh dari benda secara perlahan-
lahan dan amati sampai angka tidak berubah lagi
c. Maka besar reflectance adalah
Rumus :
Intensitas cahaya pantul
x 100 %
Intensitas cahaya datang
VI. Hasil Pengamatan
Data Observasi
- Nama Perusahaan : Poltekkes Kemenkes Surabaya
- Unit Kerja : Ruang Kelas Gizi
- Hari/Tanggal : Rabu, 28 September 2016
- Waktu/jam : 10.00 – selesai
- Observasi dilakukan pada : Siang hari
- Keadaan Cuaca : Cerah
- Pelaku Observasi : Kelompok A, sub 2
- Alat yang digunakan : Lux meter dan Meteran
- Karakteristik tempat kerja
a. Panjang : 8m
b. Lebar : 9,5m
- Gambar tatanan lampu (Denah)

P1
T3
T4
Q3
Q4
R2
R1
R4
R3 Q2

Q1
T2
P2
T1

Uraian/Description dari dinding langit-langit lantai tempat kerja :


Uraian Kondisi
Bahan Warna
Descripton Bersih Sedang Kotor
Dinding Semen Birumudah 
Langit – langit Plavon Putih 
Lantai Kramik Putih 
Permukaan Kayu Coklat 
Kerja
Peralatan
 Penerangan : Buatan
 Jenis Lampu : Neon
 Jumlah Lampu :8
 Banyak lampu perbaris : 2
 Banyak lampu perderet : 4
Tabel Pengukuran External
Bagian dalam Bagian Samping Bagan Ujung Bagan Sudut
(Inner)/[R] (Side)/[Q] (End)/[T] (corner)/[P]
R1 = 582 Q1 = 405 T1 = 409 P1 = 370
R2 = 577 Q2 = 372 T2 = 431 P2 = 354
R3 = 567 Q3 = 401 T3 = 413
R4 =573 Q4 = 399 T4 = 458
∑R = 2.299 ∑Q = 1.580 ∑T = 1.711 ∑P = 724
X = 574,75 X = 395 X = 427,75 X = 362
R ( N −1 )( M −1 )+Q ( N−1 )+T ( M −1 ) + P
Rata−rata=
N .M
574,75 ( 2−1 )( 4−1 )+395 ( 2−1 )+ 427,75 ( 4−1 ) +362
¿
2.4
574,75 ( 1 ) ( 3 ) +395 ( 1 )+ 427,75 ( 3 ) +362
¿
8
1724,25+ 395+1283,25+362
¿
8
3754,5
¿
8
¿ 470,5625
Pantulan
Intensitas Cahaya Pantul
Pantulan= 100 %
Intensitas Cahaya Datang
149
¿ 100 %
390
¿ 45,15 %
VII. Kesimpulan
VIII. Saran
IX. Daftar Pustaka
INTENSITAS KEBISINGAN
I. Waktu dan Tempat
Hari, tanggal :
Pukul :
Tempat :
II. Tujuan
- Pengukuran kebisingan lingkungan kerja
- Prngukuran kebisingan yang diterima tenaga kerja yang bersangkutan
- Menyiapkan dan intrepetasi hasil
III. Dasar Teori
Kebisingan adalah bunti atau suara yang tidak diinginkan yang umunya akibat dari
kegiatan manusia sehari-hari (DadiRusjadi:2015)
Menurut mentri tenaga kerja dan transmigrasi RI.No.PER.13/MEN/X/2011
kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
kerja yang pada tingkat dapat menimbulkan gangguan pendengar.
Kebisingan diklasifiskasikan dalam 3 bentuk dasar menurut Wahyu, 2003 yaitu :
1. Intermitten Noise (kebisingan terputus-putus) adalah kebisingan dengan suara timbul
dan menghilang secara perlahan-lahan. Termasuk dalam intermitten noise yang
timbul oleh suara kendaraan bermotor dan pesawat terbang yang tinggal landas
2. Steady state noise (kebisingan kontinyu) adalah nilai ambang tekanan suara (Sound
pressure levels) diukur dalam octave band dan perubahan-perubahan tidak melebihi
beberapa dB perdetik, atau kebisingan dinamakan Fluktas dari intensitas suara tidak
melibihi 6 dB. Misal : suara kompressor, kipas angin, gergaji sekunder, katub gas
3. Impact Noise adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai
puncak intensitasnya tidak lebih dari 35 detik, dan waktu yang diibutuhkan unutk
penurunan sampai 20 dB di bawah puncanya tidak lebih dari 500 detik atau bunyi
yang mempunyai perubahan-perubahan bedar dalam octave band contoh : suara
pukulan palu, suara tembakan merian/sarapan dan ledakan bom.

Sound level meter adalah atat untuk mengukur besaran bunyi kebanyakan hanya
mengukur bobot A dari bunyi yaitu yang sesuai dengan respon telinga manusia serta
memberikan pengukuran yang obyektif.

Meurut refensi yang digunakan pada IEC 61672-1, 2002-5: “sound level meter”.
Kalibrasi sound level meter (SLM) dilakukan pada rentang responn frekuensi untuk
suara yang searah frekuansi dalam skala tingkat tekanan suara (SPL) pada ruang bebas
(Dodi Rusjadi:2015)
Untuk kebisingan lingkungan, Mentri Negara Lingkungan Hidup membuat keputusan
bernomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan ukuran energi
bunyi kebisingan lingkungan dinyatakan dalam satuan decibel atau disingkat dB. Baku
tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan
kesehatan manusia dan kenyamanan lllingkungan (Dodi Rusjadi:2015)

Dampak kebisingan menurut Depnaker yang dikutip oleh srisantyarini (2002)


kebisingan mempunyai pengaruh terhadap tenaga kerja, mulali dari gangguan ringan
berupa gangguan terhadap konsientrasi kerja, pengaruh dalam kombinasi dan kenikmatan
kerja sampai pada cacat yang berap karena kehilangan daya pendengaran (tuli) tetap.

IV. Alat
- Sound Level Meter
- Meteran
- Stopwatch
V. Prosedure pemgukuran kebisingan
a. Pengukuran kebisingan lingkungan kerja :
Pengukuran dilakukan ditempat kerja, dimana tenaga kerja tersebut berada dan
menghabiskan waktu kerja. Pengukuran dilakukan waktu pagi, siang dan sore
hari, (hasil ini kasar, karena belum menunjukkan tingkat kebisingan yang
diterima selama 8 jam kerja). Pada dasarnya bertujuan menndapatkan tingkat
kebisingan rata-rata yang diterima tenaga kerja selama 8 jam ketika berturut-
turut, pengukuran dilakukan secara intensif. Kemudian baru diperhitungkan
tingkat kebisingan rata-rata yang diterima tenaga kerja selama 8jam kerja
perhari. Mengukur tingkat kebisingan sinambung setara harus dihitung selama
24 jam yang disebut Lsm/Leq.
Lsm = 10 Log 1/24 [16.100,1 Ls + 8.100,1 (Lm+10)]dB (A)
Diaman :
Lsm = Leq selama 24 jam
Ls = nilai Leq pada siang hari (16jam)
Lm = nilai Leq pada malam hari 8jam
Lm + 10  hasil pengukuran pada malam hari harus ditambah 10 dB sebagai
pembebanan/koreksi
Cara pengukuran :
a. Kelompokkan sampel dalam 5interval
b. Hitung nilai Li,j pada interval waktu
VI. Hasil Pengamatan
Loksi : Bengkel Kesehatan Lingkungan Surabaya
Pengukuran : Suara foging
Waktu pengukuran : 10.35-10.40
Hari/tanggal : Rabu/28 november 2016
85,3
86,2
87,9
90,9
91,8
90,4
89,8
88,6
89,0
87,8
98,4
91,7
92,1
91,6
92,7
88,7
87,9 87,3 87,4 85,8 87,7 86,5 86,4 86,4 85,7 87,1
85,3 86,1 88,1 88,6 88,1 87,6 89,0 93,1 88,5 89,3

Anda mungkin juga menyukai