Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DYAH AYU APRILYANTI

NIM: P17210193094
2B/D3 KEPMA/PBAK
1. Anda termasuk pribadi yang mana berdasarkan bentuk tubuh, golongan darah, aspek
psikologi?
a) Bentuk Tubuh
Mesomorf = Atlitis, Tubuh padat, mudah bersosialisasi, kuat, semangat, aktif,
kompetitif.
b) Golongan Darah
Golongan Darah O = Terbuka, energik, sosial, fleksibel, mudah menyerah.
c) Ambivert = Nyaman ramai, sosial, rileks dengan kesendirian, moody, sifat
berubah.
2. Aplikasi keluarga sebagai sendi kepribadian anak

Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1.      Pendidikan Prenatal ( Pendidikan sebelum anak lahir masih dalam kandungan )

Pendidikan Prenatal yaitu pendidikan yang diberikan orang tua selama anak masih
dalam kandungan. Pendidikan prenatal diberikan bedasarkan kebudayaan lingkungan
setempat.

2.      Pendidikan Posnatal ( Pendidikan setelah anak lahir )

Pendidikan Posnatal yaitu Pendidikan anak dalam lingkungan keluarga dimulai dari
anak lahir hingga akhir hayatnya. Semua ilmu kehidupan  yang diberikan orang tua
merupakan hasil dari proses pendidikan keluarga postnatal. Pendidikan postnatal
bertujuan untuk jaminan agar anak dapat menjadi manusia yang baik dan tidak
mengalami kesulitan selama proses manusia hidup.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, pola asuh yang diterapkan orangtua
akan membentuk karakter dan kepribadian anak, jika anak dibesarkan dengan pola
asuh yang demokratis maka ia akan tumbuh menjadi anak yang toleran, menerima
perbedaan dan gampang bergaul. Sebaliknya jika anak dibesarkan dengan pola asuh
yang otoriter maka ia akan tumbuh sebagai anak yang cenderung menarik diri dari
pergaulan.

b.       Peran kedua orangtua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain:

1.      Orang tua harus memberikan kepercayaan kepada anak sehingga anak akan
merasa dihargai dan merasa memiliki tanggungjawab untuk menjaga kepercayaan
yang diberikan kepadanya.

2.      Orangtua harus memberi peluang bagi anak untuk mengungkapkan pendapatnya


sehingga anak akan merasa dihargai. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya
kreatifitas anak.
3.      Orangtua harus  menjaga tutur kata yang baik, sehinga anak akan terbiasa untuk
bertutur kata baik.

4.      Orang tua harus  tegas dalam mendidik sehingga tumbuh rasa saling mengormati
antar sesama pada anak.

c.       Pengaruh pola asuh dalam keluarga terhadap kepribadian anak

Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian


anak. keluarga yang gagal dalam mendidik kepribadian anak biasanya adalah keluarga
yang penuh konflik, tidak bahagia. Keluarga yang penuh dengan konflik biasanya
akan menyebabkan anak bersifat kasar, mudah emosi, sering terlibat perkelahian.
Sebaliknya anak yang tumbuh dalam keluarga yang demokrasi akan menumbuhkan
rasa kepercayaan diri pada anak, saling menghargai, saling menghormati, peduli antar
sesama. oleh karena itu sebagai orangtua harus menjadi model yang terbaik, karena
orangtua merupakan pondasi yang mampu menciptakan kepribadian bagi anaknya.

3. Aplikasi Id- ego- Super ego


Kita pasti pernah merasakan lapar ketika sedang berada diruang kelas saat menerima
materi (id), superego bekerja dengan member pertimbangan untuk tidak makan, dan
ego yang bertindak dan memutuskan.

4. Simulasi pembentukan kepribadian melalui perilaku sosial dengan reward dan


punishment
1. Reward (memberikan hadiah kepada anak jika anak mencapai sesuatu yang
diharapkan)
- Hadiah yang diberikan sebagai motivasi anak sekolah dalam belajar haruslah hadiah
yang memang anak-anak sedang senangi atau sedang diinginkan. Orang tua harus
cermat dalam memilih hadiah untuk prestasi yang telah anak Anda capai. Dalam
memilih hadiah untuk memacu prestasi anak, hendaknya orang tua beracuan pada
beberapa hal, diantaranya:

1.  Apa yang menjadi hobi anak-anak


2. Apa yang menjadi tren dikalangan anak-anak. Pilihlah tren-tren yang tidak
membuat anak malas
3. Pilihlah hadiah yang dapat sekaligus sebagai media belajar untuk anak diluar
pelajaran sekolah
4. Berikan hadiah sesuai perkembangan zaman yang dialami anak, agar anak tidak
menjadi anak tertinggal

Dalam hal ini sebaiknya hadiah yang diberikan tidak berupa materi dengan
harga mahal yang tidak sesuai dengan kebutuhan Anda dan keadaan ekonomi
Anda.. Karena jika kita (orang tua) memberikan materi maka makin lama makin
meningkat nilai materinya dan jika itu pada suatu saat tidak terpenuhi bisa
menjadi media anak untuk mengancam orang tua, menjadikan anak malas, manja,
semena - mena dan paling parah dalah bunuh diri ketika keinginannya tidak
tercapai.
Contoh reward yang dianjurkan : Support secara educatif dan kegiatan
bersama keluarga.

Ketika si anak mendapat nilai 100 dalam semua ujian maka anak perlu diberi
pujian dan motivasi/support untuk tetap bisa mempertahankan prestasinya.
Sebagai hadiah bisa juga mengajaknya jalan - jalan bersama keluaga, misalnya
tamasya ke kebun binatang, piknik, makan di restorant,dll. Asalkan jangan selalu
memberikan hadiah materi ketika anak mencapai kesuksesannya, misalnya HP,
Laptop, pada usia yang dia belum memerlukannya, karena bisa berbahaya untuk
anak tersebut. 

2. Punisment (memberikan hukuman yang bersifat educatif "mendidik" pada


anak agar tidak menulangi kesalahannya)

- Dalam hal ini ketika anak melakukan kesalahan maka jangan langsung
dimarahi, karena hal ini bisa menyebakan anak tertekan, secara pikologis. Oleh
sebab itu berilah pengertiandan menasehati anak dengan baik ketika anak
melakukan kesalahan itu dengan tutur kata yang lembut, meskipun Anda sebagai
orang tua merasa kesal, karena anak Anda juga masih dalam tahap perkembangan
sehingga si anak masih dalam tahap belajar. Jika dimarahi terus, bisa membuat
perkembangan psikis anak jadi tidak optimal.

Contohnya : Ketika anak Anda memecahkan gelas milik ayahnya. Maka


sebagai ibu yang baik jangan langsung memarai dan menyalahkannya. karena itu
bisa menyebabkan anak takut dan tertekan. Apalagi Anda mengancam anak dan
berkata kasar  "Kamu itu bodoh, kok bisa - bisanya memecahkan gelas Ayah,
nanti kalau ayah marah gmn?Biar nanti kamu pasti dicubit ayah (sambil memukuli
anak)". Hal seperti ini bisa menyebabkan ketakutan pada anak apalagi ketika
ayahnya pulang dan memarahinya, itu bisa menyebabkan kekecewaan, ketakutan,
dan bisa mengganggu perkembangan psikis anak, sehingga mungkin anak bisa
tumbuh menjai anak yang pendiam, takut pada orang tua, dan tidak kreatif karena
takut yang dia lakukan itu salah. 

Sebaiknya cara memberi hukuman sebagai ibu yang baik maka Anda bisa
dengan cara ketika tahu anak Anda memecahkan gelas, dekati anak Anda dan
tanyakan peristiwa apa yang terjadi dan bagaimana bisa terjadi dengan kata - kata
halus. Ketika si anak tidak mau menjawab, jangan dimarahi. Sebagai hukuman,
suruhlah anak Anda mengambil sapu dan cikrak untuk membersihkan pecahan
gelas tadi. Setelah si Anak mengambilkan, Anda sebagai ibu yang membersihkan.
Karena pecahan gelas ini berbahaya, apalagi anak Anda masih kecil. Ketika
semua sudah bersih maka ajaklah anak Anda berbicara,,nasehati dia dengan tutur
kata yang baik dan menyuruh anak untuk meminta maaf pada ayahnya sebagai
pertanggungjawaban dan hukuman atas kesalahannya. Dan si ayah jangan
memarahi tetapi menasehati aga si anak tidak mengulangi kesalahnnya lagi. Ini
lebih baik, karena anak menjadi tahu apa kesalahannya dan dia menjadi tahu
bagaimana cara menyelesaikan ketika dia berbuat salah..

5. Cari kasus masalah kepribadian

 Borderline / Kepribadian Ambang


Merupakan salah satu gangguan kepribadian yang cukup mengerikan, karena
dekat dengan gangguan psikosis dan juga neurosis, serta masalah citra diri
yang tidak stabil, dimana banyak penderita gangguan ini seringkali
mengancam untuk bunuh diri dan juga menyakiti dirinya sendiri. Berikut ini
adalah ciri – ciri dari gangguan kepribadian ambang :
a. Mati – matian dalam menghindari ketinggalan secara nyata, cenderung
sangat membutuhkan orang lain
b. Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil
c. Gangguan dan masalah identitas, citra diri, serta perasaan diri sendiri yang
tidak stabil
d. Impulsif, paling tidak pada dua hal yang membahayakan dirinya sendiri
seperti penyalahgunaan zat, kebut – kebutan, dan mengancam nyawa diri
sendiri
e. Perilaku mutilasi diri, menyakiti diri sendiri, dan ancaman bunuh diri yang
berulang – ulang
f. Ketidakstabilan emosi / afek
g. Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya,
h. Cenderung memilki ide paranoid.

Anda mungkin juga menyukai