Anda di halaman 1dari 4

Keterkaitan COVID-19 dengan Tingkat Inflasi Suatu Negara

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah menyebar dengan kec


epatan yang mengkhawatirkan, menginfeksi jutaan orang dan membuat aktivitas e
konomi hampir terhenti karena negara-negara menerapkan pembatasan gerak
masyarakat untuk menghentikan penyebaran virus. Seiring bertambahnya jumlah
korban, pengaruhnya terhadap perekonomian terus terlihat dan merupakan guncan
gan ekonomi terbesar yang dialami dunia dalam beberapa dekade.
Pembatasan yang berkepanjangan dan ketakutan tentang kemungkinan gelom
bang kedua dan ketiga dari pandemi COVID-19 telah meningkatkan ketidakpastia
n ekonomi. Ini akan menurunkan pasokan dan permintaan di seluruh dunia secara
bersamaan. World Trade Organization memperkirakan perdagangan barang dagan
gan global akan turun antara 13 hingga 32 persen tahun ini.1
Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan menyusut 3 persen. 2
Perekonomian negara maju diperkirakan akan mengalami kontraksi 6,1 persen, da
n negara berkembang diperkirakan tumbuh rata-rata hanya 1 persen pada tahun 20
20.3 Ekonomi Jerman, Amerika Serikat dan Jepang diperkirakan anjlok sebesar 7
persen, 5,9 persen dan 5,2 persen masing-masing. Sementara China dan India dipe
rkirakan tumbuh antara 1,2 hingga 1,9 persen.4
Pandemi Covid-19 dan langkah-langkah yang ditempuh untuk menahan peny
ebarannya, seperti jarak sosial, untuk sementara waktu mengurangi aktivitas ekon
omi karena perusahaan dan rumah tangga tidak dapat memproduksi dan
melakukan kegiatan konsumsi seperti biasanya. Kegiatan ekonomi global yang leb
ih lemah kian menambah efek ini, yakni berakibat pada pengurangan permintaan e
kspor dan mengganggu rantai pasokan internasional. Akibatnya, pendapatan perus
ahaan dan pendapatan rumah tangga terus menurun.
Meningkatnya ketidakpastian, menurunnya kepercayaan, serta pengetatan kon

1 1
Lili Yan Ing, “How COVID-19 impacts Indonesia’s trade” The Jakarta Post, (https://www.thejakartapost.com,
diakses 9 Agustus 2020).
22
Ibid.
33
Ibid.
44
Ibid.
disi keuangan dan kredit dapat memperkuat penurunan dalam aktivitas pengeluara
n dan produksi.5 Misalnya, rumah tangga dapat menabung lebih banyak sebagai ti
ndakan pencegahan dan beberapa perusahaan mungkin melakukan PHK dan menj
ual peralatan. Sementara aktivitas harus pulih ketika pembatasan dicabut, mungki
n akan ada efek membekas yang lebih tahan lama pada ekonomi, meskipun tindak
an luar biasa oleh pemerintah dan bank sentral untuk mengurangi keparahan penur
unan seharusnya membantu mengatasi ini. Keseimbangan dari efek pada penawar
an dan permintaan ini sebagian akan menentukan dampak Covid-19 terhadap infla
si.6
Tingkat inflasi adalah persentase kenaikan atau penurunan harga selama perio
de tertentu, biasanya sebulan atau setahun.7 Persentase memberi tahu seberapa cep
at harga naik selama periode tersebut. Misalnya, jika tingkat inflasi satu galon gas
adalah 2 persen per tahun, maka harga gas akan lebih tinggi 2 persen tahun depan.
Berikutnya ialah soal penyebab inflasi. The Balance, portal berita Amerika
Serikat menyebutkan bahwa penyebab paling umum adalah inflasi karena permint
aan.8 Saat itulah permintaan melebihi pasokan barang atau jasa. Pembeli sangat m
enginginkan produk tersebut sehingga mereka bersedia membayar harga yang lebi
h tinggi. Inflasi yang mendorong biaya adalah penyebab kedua yang kurang umu
m.9 Saat itulah penawaran dibatasi tetapi permintaan tidak.
Di sisi lain, situs Money Crashers menyebutkan beberapa penyebab lain dari
timbulnya inflasi. Pertama, mengenai peredaran uang.10 Semakin sedikit mata
uang yang ada dalam jumlah uang beredar, semakin berharga mata uang itu.
Kedua, adanya perbedaan nilai tukar mata uang antar negara.11
Situasi pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat
mengkhawatirkan, mengingat telah terjadi perubahan tajam dalam permintaan

55
Nickie Shadbolt, “How does COVID-19 affect economic activity and inflation?” Bank of England, (https://www.
bankofengland.co.uk, diakses 9 Agustus 2020).
66
Ibid.
77
Kimberly Amadeo, “Inflation, How It’s Measured And Managed” The Balance, (https://www.thebalance.com, dia
kses 9 Agustus 2020).
88
Ibid.
99
Ibid.
1010
Pat S, “What Is Inflation Definition-Causes of Inflation Rate and How To Fight The Effects” Money Crashers,
(https://www.moneycrashers.com, diakses 9 Agustus 2020).
1111
Ibid.
sementara marak terjadi penutupan beberapa industri. Dampak dari kapasitas cada
ngan mungkin lebih kecil dari biasanya.12 Perusahaan juga cenderung kurang mam
pu menghasilkan peningkatan permintaan melalui pemotongan harga karena kons
umen kurang mampu dan bersedia untuk berbelanja, sehingga mengurangi insentif
untuk menurunkan harga. Tekanan biaya eksternal, seperti pergerakan nilai tukar
dan harga komoditas, juga akan mempengaruhi inflasi.
Di Indonesia, inflasi diprediksi dapat terjadi karena terus meningkatnya
tingkat permintaan sementara perputaran uang tidak dapat berjalan dengan
lancar.13 Faktor lainnya ialah kondisi perdagangan dunia.14 Ketika nilai tukar mata
uang Indonesia terus mengalami penurunan, maka perekonomian Indonesia berda
dalam posisi terancam. Di sisi lain, apabila terjadi peningkatan harga barang
secara terus menerus dan di waktu yang bersamaan persediaan uang meningkat,
potensi terjadinya inflasi juga kian membesar.
Ledakan harga juga akan terjadi ketika tingkat permintaan masyarakat terus
meningkat sehingga akan mengakibatkan banyaknya barang yang beredar di
tengah masyakarat, mulai dari kelas bawah hingga menengah ke atas 15. Selain
peredaran barang, otomatis peredaran uang juga akan meningkat. Ditambah lagi
dengan keadaan yang meyulitkan masyarakat untuk melakukan kegiatan
konsumsi, dengan kata lain proses distribusi atau perputaran uang menjadi lebih
sulit. Kondisi demikian berpotensi membawa Indonesia untuk terus berada dalam
pusaran inflasi hingga kondisi perekonomian kembali stabil.
Menurut data dari Bank Indonesia, per Juli 2020, tingkat inflasi di Indonesia
tercatat sebesar 1,54 persen. Angka ini terus turun, sejak Bulan Februari, yakni
berada di angka 2,98 persen. Menurut klasifikasinya, angka tersebut menunjukkan
bahwa Indonesia berada dalam kategori Mild Inflation, yaki ketika harga naik 3
persen atau kurang.16 Jika tingkat kenaikan harga dipertahankan pada tingkat ini,
hal itu dianggap dapat membantu pembangunan ekonomi.

1212
Kimberly Amadeo, “Inflation, How It’s Measured And Managed” The Balance, (https://www.thebalance.com, d
iakses 9 Agustus 2020).
1313
Phebe Callista, “How COVID-19 AffectInflation Rate In Indonesia”, 2020, 8.
1414
Ibid.
1515
Ibid.
1616
Nikita Dutta, “Inflation: Type, Causes and Effect” Economicdiscussion (https://www.economicsdiscussion.net, d
iakses 9 Agustus 2020).
Hal ini dapat terjadi karena adanya tindakanan dari pemerintah baik berupa
kebijakan moneter maupun fiskal. Dalam ranah moneter, pemerintah merangsang
masyarakat untuk memberikan uangnya ke bank dengan cara meningkatkan
tingkat suku bunga bank. Dengan cara tersebut, peredaran uang dapat
dikendalikan. Selain itu, surat berharga seperti surat utang negara dapat
diperjualbelikan sehingga peredaran uang mengalami perubahan. Menggunakan
kebijakan fiskal, pemerintah mengatur tarif pajak sehingga dapat mengatur tingkat
permintaan masyarakat. Selain itu, berbagai kebijakan di luar ranah ekonomi,
seperti kesehatan juga terus digalakkan hingga perekonomian kembali stabil.

Anda mungkin juga menyukai