Anda di halaman 1dari 1

) Cabang Kami * Indonesia

Mengenal Rapid Test Covid-19

" Senin, 20 April 2020 ! 250262

Saat ini banyak masyarakat yang ingin


melakukan pemeriksaan rapid test atau tes
cepat untuk mendeteksi dini Covid-19 atau
SARS-CoV2. Namun, sebelum kita melakukan
pemeriksaan ini, alangkah baiknya kita
mengetahui cara kerja dan interpretasi hasilnya.

Rapid test adalah metode skrining awal


untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG,
yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus
Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh
bila ada paparan virus Corona atau SARS-CoV2.

Ketika ada antigen yang masuk ke dalam tubuh


kita, dalam hal ini virus SARS-CoV-2, sistem
pertahanan tubuh kita akan melawan. Jika
tubuh kita disamakan dengan sistem
pertahanan negara, maka tentara dalam tubuh
kita bernama sel darah putih. Ketika serangan
musuh semakin hebat, maka makin banyak juga
sel darah putih yang dikerahkan.

Tidak semua sel darah putih menjadi tentara


yang menyerang. Ada juga yang menjalankan
fungsi sebagai mata-mata. Mereka bertugas
membuat profil musuh, dalam hal ini profil virus
yang akan dilawan. Setelah informasi profil virus
terkumpul, akan ada tim khusus yang akan
melawan virusnya. Tim khusus ini yang disebut
sebagai antibodi. Untuk melawan virus, antibodi
akan menempel pada antigen sehingga
kemampuan virus memasuki sel dan
memperbanyak diri dapat dicegah. Rapid test
antibodi akan mendeteksi apakah ada antibodi
dalam sampel darah yang diperiksa.

Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di


dalam tubuh seseorang, artinya tubuh orang
tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh
virus Corona. Namun perlu Anda ketahui,
pembentukan antibodi ini memerlukan waktu.
Jadi, rapid test di sini hanyalah sebagai
pemeriksaan skrining bukan pemeriksaan untuk
mendiagnosa infeksi virus Corona atau Covid-
19. Tes yang dapat memastikan apakah
seseorang reaktif terinfeksi virus Corona sejauh
ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain
reaction (PCR). Pemeriksaan ini bisa mendeteksi
langsung keberadaan virus Corona, bukan
melalui ada tidaknya antibodi terhadap virus ini.

Hasil reaktif pada rapid test antibody tidak


memastikan adanya infeksi SARS-CoV2.
Kemungkinan penyebabnya antara lain:
1. Terinfeksi virus SARS-CoV2
2. Adanya infeksi SARS-CoV2 di masa lampau
3. Adanya reaksi silang dengan virus lain

Jadi bila hasil rapid test Anda reaktif, jangan


panik dulu. Antibodi yang terdeteksi pada rapid
test bisa saja merupakan antibodi terhadap
virus lain atau coronavirus jenis lain, bukan yang
menyebabkan Covid-19 atau SARS-CoV-2. Saran
yang dapat dilakukan jika hasil rapid test reaktif
adalah isolasi diri sesuai dengan saran dokter,
serta melanjutkan pemeriksaan konfirmasi
dengan metode PCR atau swab tenggorok yang
direkomendasikan WHO untuk memastikan
apakah yang terdeteksi betul-betul berkaitan
dengan penyakit COVID-19.

Jika hasilnya non reaktif, pemeriksaan rapid


test perlu diulang sekali lagi 7-10 hari
setelahnya. Anda juga tetap disarankan untuk
melakukan isolasi mandiri selama 14 hari
walaupun tidak mengalami gejala sama sekali
dan merasa sehat. Karena apabila hasil rapid
test pertama non reaktif, Anda dapat
menularkan virus ke orang-orang di sekitar.

Apa pun hasil rapid test-nya, pantau terus


kondisi kesehatan Anda. Bila muncul gejala
Covid-19, seperti batuk, demam, suara serak,
dan sesak napas, segera hubungi fasilitas
kesehatan untuk dapat dilakukan pemeriksaan
dan mendapatkan penanganan yang tepat.

SHARE :
# $ %

Cari Dokter

Buat Janji

Info Antrian

Ketersediaan Kamar

& (  ! Pesan

Anda mungkin juga menyukai