Anda di halaman 1dari 9

Frekuensi Latihan Senam Irama dan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

1) 2) 2)
Ganjar Rohma Saputri , Sasmiati , Ari Sofia
1
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1
e-mail: ganjar.saputri@yahoo.co.id
Telp: +6285769429979

The problem of this study was children gross motoric development has not been well coordinated.
This study aimed to determine the correlation between frequency of rythmic gymnastic exercise with
children gross motoric development aged 5-6 years old. This research was used correlation
quantitative research. The population were 198 students. Sample were 30 students purposive
sampling technique. Data were collected by observation and documentation, and analyzed by
spearman rank test. The results showed that there was a positive correlation between rythmic
gymnasticd exercise and children gross motoric development by ρ value= 0,520.

Masalah dalam penelitian ini adalah kemampuan motorik kasar pada anak usia dini yang belum
terkoordinasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi latihan
senam irama dengan perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif korelasional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 198 anak. Sampel
penelitian berjumlah 30 anak yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan dokumentasi, sedangkan
data dianalisis dengan menggunakan Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan yang positif antara frekuensi latihan senam irama dengan perkembangan motorik kasar
anak sebesar, dengan nilai ρ= 0,520.

Kata Kunci: anak usia dini, frekuensi, senam irama, motorik kasar

PENDAHULUAN Perkembangan motorik kasar anak usia dini


dapat dilihat dari keterampilan anak dalam
Anak usia dini tidak terlepas dari melakukan gerakan fisik misalnya kemampuan
pertumbuhan dan perkembangan. yang melibatkan otot-otot besar dan susunan
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah yang syaraf. Keterampilan motorik pada anak
terkait dengan perubahan-perubahan yang berkembang sesuai dengan usia anak,
dapat diukur, seperti bertambahnya berat keterampilan yang dimiliki anak akan
badan dan tinggi badan, sedangkan berkembang seiring dengan bertambahnya
perkembangan merupakan proses perubahan usia serta kematangan syaraf untuk
yang dialami setiap individu, perkembangan mengendalikan fungsi-fungsi tubuh. Motorik
berkaitan dengan meningkatnya kemampuan merupakan perkembangan pengendalian
yang dimiliki seseorang. gerakan tubuh melalui gerakan yang
terkoordinasi antara susunan syaraf, otot, dan
Ada enam aspek perkembangan pada spinal cord yang dipengaruhi oleh kematangan
anak usia dini dalam PERMENDIKBUD No. anak (Hasnida, 2014).
137 Tahun 2014 diantaranya nilai agama dan
moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial Keterampilan motorik anak terdiri dari
emosional, dan seni. Seluruh aspek keterampilan lokomotorik, keterampilan
perkembangan anak sangat penting untuk menerima dan memproyeksi diri, serta
dikembangkan, dimana semua aspek keterampilan nonlokomotorik. Keterampilan
berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. lokomotorik yaitu kemampuan anak dalam
Salah satu aspek yang penting untuk melakukan gerakan berpindah tempat seperti
dikembangkan yakni aspek fisik motorik yang berjalan, berlari, melompat, berderap,
terdiri dari motorik kasar dan halus. Aspek fisik meluncur, merayap, merangkak, dan
motorik merupakan aspek yang berhubungan memanjat. Keterampilan menerima dan
dengan gerak yang berkaitan dengan otot, memproyeksi diri merupakan kemampuan
baik otot besar ataupun otot kecil. seperti menggerakkan, menarik, menggiring,
melempar, menendang, melambung, dan
menangkap benda. Keterampilan
nonlokomotorik merupakan kemampuan anak meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia
berupa gerakan yang dilakukan tanpa dini. Penelitian lain oleh Rizkya (2014) senam
berpindah tempat seperti membungkukkan irama dapat meningkatkan perkembangan
badan, memutar badan, geleng kepala ke motorik kasar anak, anak yang terlibat dalam
kanan dan kiri, berayun, merentang, berbelok, senam irama akan berkembang daya tahan
mengangkat, dan bergoyang. ototnya, kekuatannya, powernya,
kelentukannya, kelincahan, serta
Hasil penelitian yang dilakukan oleh keseimbangannya. Senam irama dengan
Bardida (2016) tentang motorik kasar iringan musik yang menyenangkan akan
menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin membuat anak merasa senang dan menjadi
dapat mempengaruhi perkembangan motorik, lebih bersemangat untuk terlibat langsung
anak laki-laki lebih cepat dalam mempelajari dalam pengalaman belajar yang bermakna
gerak berupa keterampilan kontrol dan anak dalam aktivitas fisik.
perempuan lebih mengusai keterampilan
lokomotor seperti berjalan, berlari, dan Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
melompat. Hal lain dikemukakan dalam Nawangsasi (2011) menyebutkan bahwa
penelitian Houwen (2016) tentang motorik, melalui senam irama kemampuan gerak dasar
kongnitif, dan bahasa yang menunjukkan dan kognitif anak mengalami peningkatan
perkembangan motorik halus dan kasar secara bertahap. Metode senam irama sangat
berkaitan dengan kognisi anak. Penelitian lain cocok diterapkan di TK karena sesuai dengan
dilakukan oleh Eickmann (2013) yang karakteristik perkembangan anak TK yang
menyatakan bahwa kognitif dan motorik kasar sangat aktif, menyukai musik dan senang
anak dapat meningkat melalui stimulus. meniru. Dengan senam irama anak dapat
bergerak mengikuti contoh dengan iringan
Berdasarkan uraian di atas, dapat musik yang membuat hati mereka gembira.
disimpulkan bahwa perkembangan motorik Penelitian lain yang dilakukan oleh Anggraini
kasar anak adalah berprosesnya aktivitas fisik (2016) senam irama sangat berperan dan
yang berhubungan dengan gerak yang penting dilakukan untuk mengembangkan
meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil perkembangan motorik kasar anak. Senam
yang melibatkan otot, syaraf, dan otak yang irama merupakan salah satu kegiatan yang
terdiri dari keterampilan lokomotorik, sangat menyenangkan dan cocok diterapkan
keterampilan non lokomotorik, serta untuk anak, mengingat anak usia dini
keterampilan menerima dan memproyeksi diri. menyukai kegiatan jika melakukan gerakan
Seluruh aktifitas fisik yang melibatkan otot dengan iringan irama musik.
besar dapat mengoptimalkan perkembangan
motorik kasar, seperti kegiatan olahraga, Berdasarkan uraian di atas, dapat
menari, modeling, dan bermain peran atau disimpulkan bahwa senam irama merupakan
drama. Senam irama merupakan salah satu aktivitas fisik yang diiringi dengan irama, dan
aktifitas yang dapat mengoptimalkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
perkembangan motorik kasar. Senam irama untuk mengoptimalkan perkembangan motorik
merupakan salah satu jenis olahraga yang kasar.
diiringi dengan irama musik, mudah untuk
dilaksanakan dan efektif untuk Latihan senam irama dapat dilakukan
mengoptimalkan pertumbuhan dan oleh berbagai kalangan usia, mudah, dan
perkembangan jasmani. Selain itu, senam dapat dilakukan secara individu atau
ritmik adalah gerakan senam yang dilakukan kelompok. Latihan senam irama untuk anak
dengan irama musik, atau latihan bebas yang usia dini dapat divariasikan dengan gerakan
dilakukan secara berirama (Utomo, 2011). yang sederhana sehingga anak dengan
mudah dapat mengikuti setiap gerakan-
Hasil penelitian yang dilakukan Yuliansih gerakan yang dilakukan. Selain gerakan yang
(2015) diketahui bahwa senam irama sederhana dan mudah untuk dilakukan,
merupakan salah satu stimulasi yang dapat pemilihan musik juga menjadi salah satu hal
mengoptimalkan perkembangan motorik kasar yang dijadikan pertimbangan untuk
anak, senam irama digunakan untuk stimulasi memberikan latihan senam irama untuk anak
kemampuan motorik anak sehingga terjadi usia dini. Iringan musik yang menyenangkan
perubahan yang signifikan terhadap anak yang mampu menstimulus anak untuk bergerak.
mengalami keterlambatan kemampuan
motorik. Senada dengan hal tersebut, Berdasarkan observasi yang telah
penelitian yang dilakukan oleh Hanesty (2014) dilakukan pada bulan September 2016 di RA
pembelajaran gerak dan lagu dapat Ismaria Al-Qur’aniyyah Bandar Lampung,
peneliti menemukan bahwa masih banyak Populasi penelitian ini adalah anak kelompok
anak yang gerakan fisiknya belum B RA Ismaria Al-Qur’aniyyah Bandar Lampung
terkoordinasi dengan baik, dari 30 anak yang berjumlah 198 anak. Sampel yang
terdapat 60% diantaranya belum bisa diambil dalam penelitian ini adalah anak kelas
melakakukan gerakan motorik kasar yang B5 yang berjumlah 30 anak. Pengambilan
terkoordinasi. Hal ini terlihat saat anak sampel dalam penelitian ini yaitu dengan
bermain pada jam istirahat beberapa anak purposive sampling yang artinya pengambilan
terjatuh saat melakukan gerakan. Berdasarkan sampel dengan pertimbangan tertentu.
wawancara yang dilakukan ternyata kegiatan Pertimbangan tertentu dari penelitian ini
hanya terfokus pada pengembangan motorik adalah hasil dari banyaknya jumlah anak yang
halus, seperti kegiatan mewarnai dan menulis. gerakan fisiknya belum terkoordinasi dengan
Kegiatan yang mengembangkan motorik kasar baik.
jarang dilakukan, jika dilakukan hanya satu
minggu sekali namun kegiatan tersebut kurang Pada penelitian ini ada tiga dimensi yang
menyenangkan, selain itu, latihan senam digunakan frekuensi latihan senam irama yang
irama sudah dilakukan namun tidak terjadwal. dikembangkan melalui pendapat Irmayanti
(2017) diantaranya durasi, pengulangan, dan
Kegiatan hanya terfokus pada set latihan. Dimensi tersebut dibagi kedalam
pengembangan motorik halus, seperti kegiatan tiga indikator diantaranya lama berlatih,
mewarnai dan menulis. Kegiatan yang repetisi, dan kontinuitas latihan. Adapun skala
mengembangkan motorik kasar jarang pengukuran yang digunakan dalam penelitian
dilakukan, jika dilakukan hanya satu minggu ini menggunakan Rating Scale.Teknik
sekali namun kegiatan tersebut kurang pengumpulan data dilakukan dengan cara
menyenangkan, selain itu, latihan senam observasi dan dokumentasi. Pedoman
irama sudah dilakukan namun tidak terjadwal observasi yang digunakan dalam bentuk
dan kegiatan senam irama masih banyak checklist. Kriteria penilaian yang digunakan
didominasi oleh guru sehingga anak kurang dalam indikator frekuensi latihan senam irama
mendapatkan kesempatan untuk ialah SA (Sangat Aktif), A (Aktif), dan KA
mengembangkan motorik kasar. (Kurang Aktif). Instrumen penelitian validitas
dilakukan dengan cara pengujian validitas
Kegiatan fisik yang kurang konstruksi (uji ahli) dimana diuji oleh dosen-
menyenangkan membuat anak bosan, dosen ahli dalam bidang pendidikan anak usia
sehingga anak enggak untuk mengikuti dini (PAUD).
aktivitas fisik berupa kegiatan senam.
Berbagai macam kegiatan dapat Terdapat delapan indikator pada
mengembangkan perkembangan motorik perkembangan motorik kasar dikembangkan
kasar anak, seperti bermain peran, modelling, melalui tingkat pencapaian perkembangan
kegiatan menari, dasn aktivitas olahraga. anak di lingkup perkembangan motorik kasar
semua kegiatan di atas dapat mengoptimalkan (fisik motorik) yang tercantum pada PERMEN
perkembangan motorik kasar anak jika anak No. 137 Tahun 2014 yakni: (a) Melakukan
ikut terlibat dalam kegiatan. gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk
melatih kelenturan, keseimbangan, dan
Berdasakan pertimbangan di atas, maka kelincahan, (b) Melakukan koordinasi gerakan
tujuan dalam penelitian ini yakni untuk mata-kaki-tangan-kepala dalam menirukan
mengetahui hubungan frekuensi latihan senam tarian atau senam, (c) Terampil menggunakan
irama dengan perkembangan motorik kasar tangan kanan dan kiri. Tingkat Pencapaian
anak usia 5-6 tahun. Perkembangan tersebut dikembangkan
menjadi delapan indikator yang digunakan
METODE sebagai penilaian yaitu: (a) Berjalan kedepan,
(b) Berjalan Mundur, (c) Membungkukkan
Penelitian ini merupakan jenis penelitian badan, (d) Memutar Badan, (e) Menggerakkan
kuantitatif, dengan metode yang digunakan Tangan dan Kaki Secara Bersamaan, (f)
adalah metode non eksperimental dengan Menggerakkan Kepala Dan Tangan Secara
pendekatan analisis data korelasional. Bergantian, (g) Mengayunkan Tangan Kanan
Penelitian korelasional merupakan penelitian dan Kiri, (h) Bertepuk tangan. Instrumen
yang dimaksudkan untuk mengetahui ada penelitian validitas dilakukan dengan cara
tidaknya hubungan antara dua atau beberapa pengujian validitas konstruksi (uji ahli) dimana
variabel. Penelitian ini dilaksanakan di RA diuji oleh dosen-dosen ahli dalam bidang
Ismaria Al-Qur’aniyyah Bandar Lampung pada pendidikan anak usia dini (PAUD).
semester genap tahun ajaran 2016/2017.
Penilaian dalam penelitian ini dilakukan diantaranya sering, jarang, dan tidak pernah.
menggunakan rubrik yang memuat indikator Berikut ini adalah data hasil latihan senam
dan kriteria dengan skor mulai dari angka 1-3 irama:
pada masing-masing indikatornya pada
frekuensi latihan senam irama dan skor 1-4 Tabel 1. Data Frekuensi Latihan Senam
pada masing-masing indikatornya pada Irama Berdasarkan Indikator
perkembangan motorik kasar. Anak mendapat No Indikator Kategori n %
skor 1 apabila anak tidak mengikuti kegiatan
1 Lama KA 0 0,00
dalam latihan senam irama, skor 2 apabila Berlatih A 3 10,00
anak jarang mengikuti latihan senam irama, SA 27 90,00
dan skor 3 apabila anak sering mengikuti 2 Repetisi KA 0 0,00
latihan senam irama. Penilaian untuk A 3 10,00
perkembangan motorik kasar yakni anak SA 27 90,00
mendapatkan skor 1 apabila belum bisa 3 Kontinuitas KA 0 0,00
melakukan gerakan pada perkembangan Latihan A 4 13,34
motorik kasar, skor 2 apabila anak mulai bisa SA 26 86,66
melakukan gerakan pada perkembangan Keterangan:
motorik kasar, skor 3 apabila anak melakukan SA = Sangat Aktif
gerakan tanpa berpegangan pada A = Aktif
perkembangan motorik kasar, dan skor 4 KA = Kurang Aktif
apabila anak melakukan gerakan dengan
seimbang pada perkembangan motorik kasar. Berdasarkan tabel di atas, diketahui
bahwa keterlibatan anak dalam mengikuti
HASIL DAN PEMBAHASAN latihan senam irama sangat aktif. Berdasarkan
Hasil ketiga indikator, presentase paling tinggi
berada pada kategori sangat aktif. Adapun
Berdasarkan penelitian yang telah hasil distribusi menggunakan rumus interval
dilaksanakan, data hasil penelitian dianalisis diperoleh nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai
setelah dilakukan uji perasyaratan yang terdiri terendah sebesar 64. Nilai frekuensi latihan
dari uji normalitas dan uji homogenitas. senam irama dapat diketahui sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan uji normalitas chi-square Tabel. 2 Rekapitulasi Nilai Variabel X
2
diperoleh nilai signifikasi (χ ) sebesar 30 untuk p-Value
No Kategori n %
frekuensi latihan senam irama dan nilai T Sig
2
signifikasi (χ ) 29 untuk perkembangan motorik 1 KA (64-75) 3 10,00
2 2 2 A (76-87) 8 26,70 34.070 0,000
kasar. Kedua nilai tersebut χ < χ tabel =
42,5569), sehingga hasil tersebut 3 SA (≥88) 19 63,30
menunjukkan bahwa data frekuensi latihan Jumlah 30
Rata-rata ± Std 8,417893
senam irama dan perkembangan motorik
Min – Max 64-100
kasar berdistibusi normal.
*Signifikan pada p<0,01
Keterangan
Uji homogenitas pada penelitian ini di
KA = Kurang Aktif
analisis menggunakan rumus uji fisher dengan
A = Aktif
peroleh nilai sebesar 1,05 < Ftabel = 4.20 maka
SA = Sangat Aktif
H0 diterima dan disimpulkan kedua kelompok
data memiliki varians yang sama atau
Berdasarkan tabel di atas terlihat
homogen.
keterlibatan anak dalam mengikuti latiihan
senam irama, sebanyak 63,30% anak sangat
Frekuensi Latihan Senam Irama
aktif mengikuti latihan senam irama, lalu
sebanyak 26,70% anak aktif dalam mengikuti
Frekuensi latihan senam irama terdiri dari
latihan senam irama, dan sisanya sebanyak
tiga indikator diantaranya lama berlatih,
10,00% anak kurang aktif dalam mengikuti
repetisi, dan kontinuitas latihan. Lama berlatih
latihan senam irama. Hal ini karena
berkaitan dengan waktu anak dalam mengikuti
karakteristik anak usia dini yang aktif dan
latihan. Repetisi berkaitan dengan
menyukai musik sehingga saat latihan senam
pengulangan gerakan-gerakan senam,
irama presentase tertinggi berada pada
sedangkan kontinuitas latihan berkaitan
kategori sangat aktif.
dengan kelanjutan anak untuk mengikuti
latihan senam irama. Frekuensi latihan senam
irama terbagi menjadi tiga kategori,
Perkembangan Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa
Motorik Kasar sebanyak 56,67% anak bisa berjalan ke depan
Frekuensi 1.000 0.003 berada pada kategori berkembang sangat
Latihan 0.520 baik. Untuk kategori berjalan mundur
Senam Irama sebanyak 63,33% anak bisa berjalan mundur
tanpa melihat kebelakang berada pada
Keterangan: (p<0.05) kategori berkembang sangat baik. Pada
kategori membungkukkan badan terdapat 60%
Perkembangan Motorik Kasar anak berada pada kategori berkembang
sesuai harapan. Sebanyak 60,00% anak bisa
Perkembangan motorik kasar dalam membungkukkan badan dengan seimbang
penelitian ini terbagi menjadi delapan berada pada kategori berkembang sesuai
indikator, diantaranya berjalan ke depan, hararpan. Pada indikator memutar badan
berjalan mundur, membungkukkan badan, sebanyak 70,00% berada pada kategori
memutar badan, menggerakkan tangan dan berkembang sangat baik. Selanjutnya
kaki secara bergantian, menggerakkan kepala sebanyak 56,67% anak bisa menggerakkan
dan tangan secara bergantian, mengayunkan tangan dan kaki secara bersamaan berada
tangan kanan dan kiri, dan bertepuk tangan. pada kategori berkembang sesuai harapan,
Berikut ini adalah data hasil perkembangan lalu sebanyak 56,67% anak sudah bisa
motorik kasar anak usia dini: mengayunkan tangan kanan dan kiri dengan
Tabel 3. Data Perkembangan Motorik Kasar seimbang berada pada kategori berkembang
No Indikator Kategori n % sangat baik. Kemudian sebanyak 53,33%
anak sudah bisa bertepuk tangan berada pada
1 Berjalan ke BB 1 3,33
kategori berkembang sangat baik.
depan MB 0 0,00
BSH 12 40,00
BSB 17 56,67 Berdasarkan kedua tabel di atas, terlihat
2 Berjalan mundur BB 0 0,00 bahwa latihan senam irama memiliki
MB 2 6,67 hubungan dengan perkembangan motorik
BSH 9 30,00 kasar anak usia dini. Senam irama dapat
BSB 19 63,33 dijadikan salah satu alternatif untuk
3 Membungkuk- BB 1 3,33 mengoptimalkan perkembangan motorik
kan badan MB 3 10,00 kasar, selain melalui latihan senam yang
BSH 18 60,00 terjadwal perlu adanya pembiasaan dan
BSB 8 26,67 bimbingan guru. Pembiasaan berupa latihan
4 Memutar badan BB 1 3,33 yang dilakukan secara terbimbing memiliki
MB 0 0,00 hubungan dengan motorik kasar anak hal ini
BSH 8 26,67 dapat membantu mengoptimalkan
BSB 21 70
perkembangan motorik kasar.
5 Menggerakkan BB 1 3,33
tangan dan kaki MB 4 13,33
secara BSH 17 56,67 Berdasarkan tabel di atas, diketahui
bergantian BSB 8 26,67 bahwa perkembangan motorik kasar anak
6 Menggerakkan BB 0 0,00 berada pada kategori berkembang sesuai
tangan dan MB 0 0,00 harapan. sebanyak delapan indikator
kepala secara BSH 9 30,00 presentase paling tinggi berada pada kategori
bergantian BSB 21 70,00 berkembang sesuai harapan.
7 Mengayunkan BB 1 3,33
tangan kanan MB 2 6,67 Adapun hasil distribusi menggunakan
dan kiri BSH 10 33,33 rumus interval diperoleh nilai tertinggi sebesar
BSB 17 56,67 90 dan nilai terendah sebesar 50. Nilai
8 Bertepuk tangan BB 0 0,00 perkembangan motorik kasar dapat diketahui
MB 2 6,67
sebagai berikut:
BSH 12 40,00
BSB 16 53,33
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai Variabel Y
p-Value
Keterangan : No Kategori N %
T Sig
BB = Belum Berkembang
1 BB 3 10,00
MB = Mulai Berkembang (50-59)
BSH = Berkembang Sesuai Harapan 2 MB 0 0,00
BSB = Berkembang Sangat Baik (60-69
30.390 0,000
3 BSH 19 63,30
(70-79)
4 BSB 8 26,67 terkoordinasi dengan baik. Setelah
(≥80) diterapkannya latihan senam irama secara
Jumlah 30 rutin dengan ditetapkannya lama berlatih,
Rata-rata ± 8,86871 gerakan anak sudah terkoordinasi dengan
Std baik, oleh karena itu lamanya berlatih senam
Min – Max 50-90 irama dapat membuat anak mengenal
gerakan-gerakan yang dilakukan. Jika awalnya
Pembahasan anak belum bisa melakukan gerakan
terkoordinasi, setelah diterapkannya latihan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah senam irama secara rutin, anak dapat
dilaksanakan menunjukkan bahwa ada mengingat gerakan-gerakan yang dilakukan
hubungan frekuensi latihan senam irama melalui repetisi setiap gerakan senam.
dengan perkembangan motorik kasar anak Latihan senam irama secara rutin dapat
usia 5-6 tahun di RA Ismaria Al-Qur’niyyah membuat anak mengenal dan mengingat
Bandar Lampung. Diketahui bahwa setelah gerakan-gerakan yang dilakukan, namun
diterapkannya frekuensi latihan senam irama diperlukan adanya pembiasaan berupa
secara rutin memiliki hubungan dengan kontinuitas latihan atau latihan yang
perkembangan motorik kasar anak. Hasil ini berkelanjutan. Kontinuitas latihan dapat
menunjukkan perubahan motorik kasar anak membuat anak mengulang gerakan-gerakan
jika dibandingkan dengan hasil data sebelum senam, sehingga dengan pembiasaan
menerapkan frekuensi latihan senam irama. tersebut gerakan-gerakan anak akan terasah
Observasi dilakukan sebelum diterapkan dan motorik kasar anak dapat berkembang,
frekuensi latihan senam irama untuk dengan demikian frekuensi latihan senam
mengetahui nilai awal dengan menggunakan irama dapat meningkatkan perkembangan
pembelajaran yang diterapkan oleh pihak motorik kasar anak.
sekolah.
Teori yang mendukung dalam penelitian
Hasil analisis hipotesis yang ini adalah teori behaviorisme, bahwa teori
menggunakan rumus spearman rank diperoleh behaviorisme menekankan konsep
nilai yang positif, hal ini dapat memprediksikan pembiasaan. Pembiasaan yang diterapkan
bahwa setelah diterapkannya frekuensi latihan berupa latihan yang dilakukan secara rutin dan
senam irama, perkembangan motorik kasar terjadwal. Pembiasaan pertama kali dibangun
anak usia 5-6 tahun meningkat. Uji hipotesis melalui lingkungan, mengingat bahwa
menggunakan spearman rank didapatkan ada lingkungan adalah kontrol yang membentuk
hubungan frekuensi latihan senam irama anak untuk belajar dan berlatih, selanjutnya
dengan perkembangan motorik kasar anak dengan adanya kontrol berupa lingkungan
usia 5-6 tahun. yang mendukung dapat menjadikan belajar
dan berlatih sebagai pembiasaan.
Salah satu karakter anak usia dini yakni
memiliki energi yang banyak dan suka meniru, Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori
energi positif yang dimiliki anak usia dini dapat belajar behaviorisme berkaitan dengan
dijadikan untuk mengoptimalkan seluruh aspek pembelajaran yang dilakukan melalui frekuensi
perkembangan, terutama perkembangan latihan senam irama dalam mengembangkan
motorik kasar. Senam merupakan salah satu perkembangan motorik kasar, dimana anak
olahraga yang dapat dilakukan untuk melakukan pembiasaan berupa latihan yang
mengoptimalkan perkembangan motorik diawali dengan mengenal dan mengingat
kasar, terutama motorik kasar yang gerakan yang dilakukan dan selanjutnya
terkoordinasi. Melalui latihan senam anak dilakukan pembiasaan berupa kontinuitas
dapat melakukan gerakan secara terbimbing, latihan. Pembiasaan yang dilakukan dapat
baik dibimbing oleh guru atau melalui video mengajarkan anak untuk mengenal dan
yang ditampilkan. Gerakan-gerakan senam mengingat gerakan senam yang dilakukan
yang dilakukan lebih mengutamakan kemudian dilakukan pembiasaan latihan
koordinasi dan keseimbangan, sehingga jika berupa kontinuitas latihan. Pembiasaan
latihan dilakukan terus menerus maka gerakan berupa latihan yang diberikan terus-menerus
motorik kasar anak dapat terkoordinasi. dapat mengembangkan motorik kasar anak.
Berdasarkan hasil penelitian yang Keterampilan motorik yang dapat
dilakukan, diperoleh nilai yang cukup dilakukan oleh anak usia dini diantaranya
signifikan. Sebelum dilakukan frekuensi latihan berjalan, melompat, berderap, berhenti,
senam irama, gerakan anak belum menjatuhkan diri, menangkap, menggiring,
menendang, memukul, melempar, memutar khususnya motorik kasar. Stmulasi yang
badan, membungkukkan badan, geleng kepala diberikan untuk mengembangkan motorik
kanan dan kiri, berayun, merentang, kasar anak dapat berupa kegiatan-kegiatan
mengangkat, berbelok, bergoyang, dan yang berkaitan dengan penggunaan otot-otot
menarik. Keterampilan tersebut dapat besar seperti olahraga, salah satunya adalah
dikatakan sebagai keterampilan lokomotorik latihan senam irama. Hasil penelitian sejalan
(berpindah tempat), nonlokomotorik (di dengan penelitian yang dilakukan oleh
tempat), dan kemampuan menerima dan Eickmann (2013) yang menyatakan bahwa
memproyeksi. Keterampilan-keterampilan kognitif dan motorik kasar anak dapat
tersebut dapat dilakukan oleh anak usia dini, meningkat melalui stimulus.
namun seiring dengan kematangan syaraf,
fisik, dan organ anak (Nurhayati, 2011). Hasil penelitian sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Yuliansih (2015) yang
Setiap individu bersifat unik yang memiliki berjudul Pengaruh Senam Irama terhadap
perbedaan dalam banyak hal dengan individu Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 5
lainnya, seperti halnya dalam pertumbuhan Tahun yang menunjukkan bahwa ada
dan perkembangan yang terkait dengan pengaruh senam irama terhadap kemampuan
kematangan fisik, syaraf, dan organ. motorik anak usia dini. Dengan demikian,
Kematangan fisik, syaraf, dan organ terkait frekuensi latihan senam irama pada penelitian
dengan kesiapan anak dalam menerima dan ini memiliki hubungan dengan perkembangan
mempelajari hal-hal baru. Keterampilan yang motorik kasar anak usia 5-6 tahun di RA
dimiliki setiap individu juga berbeda-beda Ismaria Al-Qur’aniyyah Bandar Lampung.
sesuai dengan potensi yang dimiliki, pada
dasarnya setiap individu memiliki bawaan
SIMPULAN DAN SARAN
potensi sejak lahir, hanya saja potensi tersebut
Simpulan
perlu dikembangkan dengan diberikan
stimulasi yang tepat sehingga potensi tersebut
Berdasarkan pembahasan dapat
dapat berkembang dengan maksimal.
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
frekuensi latihan senam irama dengan
Hubungan frekuensi latihan senam irama
perkembangan motorik kasar anak usia 5-6
dengan perkembangan motorik kasar dapat
tahun di RA Ismaria Al-Quraniyyah Bandar
dilihat pada saat anak melakukan gerakan
Lampung. Latihan senam irama yang
berjalan kedepan, berjalan mundur,
dilakukan dengan rutin dapat mengoptimalkan
membungkukkan badan, memutar badan,
perkembangan motorik kasar anak, selain
menggerakkan tangan dan kaki secara
dengan latihan perlu adanya pembiasaan,
bersamaan, menggerakkan kepala dan tangan
stimulasi, dan bimbingan. Pembiasaan dapat
secara bergantian, mengayunkan tangan
dibentuk melalui lingkungan yang mendukung,
kanan dan kiri, serta bertepuk tangan.
dimana lingkungan berperan sebagai kontrol
Gerakan-gerakan tersebut dilakukan anak
anak untuk belajar.
dengan diiringi tepukan, nyanyian, dan musik
yang menyenangkan, melalui frekuensi latihan
Senam dapat dijadikan salah satu
senam irama anak terlibat langsung untuk
alternatif untuk mengoptimalkan
berlatih sehingga dapat mengembangkan
perkembangan motorik kasar anak yang
motorik kasarnya.
terkoordinasi. Gerakan senam yang dilakukan
berupa berjalan kedepan, berjalan mundur,
Jenis kelamin mepengaruhi
membungkukkan badan, memutar badan,
perkembangan motorik kasar anak, anak laki-
menggerakkan tangan dan kaki secara
laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam
bersamaan, menggerakkan kepala dan tangan
hal perkembangan. Hasil penelitian sejalan
secara bergantian, mengayunkan tangan
dengan penelitian oleh Bardida (2016)
kanan dan kiri, dan bertepuk tangan. Stimulasi
tentang motorik kasar menunjukkan bahwa
berupa musik yang menyenangkan dan video
perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi
senam dapat digunakan guru untuk
perkembangan motorik, anak laki-laki lebih
merangsang anak dalam mengoptimalkan
cepat dalam mempelajari gerak berupa
perkembangan motorik kasar. Hubungan
keterampilan kontrol dan anak perempuan
frekuensi latihan senam irama dengan
lebih mengusai keterampilan lokomotor seperti
perkembangan motorik kasar dapat dilihat saat
berjalan, berlari, dan melompat.
anak dapat menggerakkan tubuh yang
terkoordinasi dengan diiringi irama musik yang
Stimulasi sangat diperlukan untuk
menyenangkan.
mengoptimalkan perkembangan anak,
Keterbatasan dari penelitian ini yakni pada Dini. Universitas Muhammadiyah
jumlah sampel yang digunakan dalam Surakarta. Tersedia di
penelitian masih sedikit. http://eprints.ums.ac.id/28477/14/NA
SKAH_PUBLIKASI.pdf. [diakses
Saran pada 20 November 2016].

Berdasarkan penelitian ini maka peneliti Houwen, S. The interrelationships between


mengemukakan saran sebagai berikut: (a) motor, cognitive, and language
Guru hendaknya dapat meningkatkan development in children with and
perkembangan motorik kasar anak usia dini without intellectual and
dengan menerapkan pembelajaran yang tepat, developmental disabilities. Tersedia
salah satunya latihan senam irama yang di
dilakukan secara terjadwal dapat dijadikan https://doi.org/10.1016/j.ridd.2016.01
salah satu alternatif dalam mengembangkan .012. [diakses pada 18 Oktober
motorik kasar anak, (b) Bagi kepala sekolah 2017].
yakni dapat mendorong pembelajaran yang
cocok untuk mengembangkan kemampuan Hasnida. 2014. Media Pembelajaran Kreatif.
motorik kasar melalui senam irama, (c) Bagi Jakarta: PT Luxima Metro Media.
peneliti lain yakni dapat menjadi referensi dan
pengembangan selanjutnya dalam Irmayanti. 2017. Komponen-Komponen
mengembangkan pembelajaran bermain Latihan. Tersedia di
melalui kegiatan senam irama, (d) Sampel http://pendolahragauntad.blogspot.co
pada penelitian sebaiknya ditambah sehingga .id/2017/04/komponen-komponen-
dengan jumlah sample tersebut akan latihan.html. [diakses pada 18
menghasilkan hasil yang bervariatif. Oktober 2017].

DAFTAR RUJUKAN Nawangsasi, D. 2011. Meningkatkan


Kemampuan Gerak Dasar Dan
Anggraini, F. 2016. Peranan Senam Irama Kognitif Anak Melalui Senam Irama.
terhadap Perkembangan Motorik Tersedia di http://jurnal.upi.edu/file/5-
Kasar Anak Usia Dini. Tersedia di Devi_Nawang_sasi.pdf. [diakses
http://antologi.upi.edu/file/Febrina_A pada 19 Oktober 2017].
nggraini_Nadeak.pdf. [diakses pada
20 November 2016]. Nurhayati. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bardida, F. The effectiveness of a community-
based fundamental motor skill Peraturan Menteri Pendidikan dan
intervention in children aged 3–8 Kebudayaan Republik Indonesia No.
years: Results of the “Multimove for 137 Tahun 2014 Tentang Standar
Kids” project. Tersedia di Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
https://doi.org/10.1016/j.jsams.2016.0
7.005. [diakses pada 18 Oktober Rizkya, N. 2014. Pengaruh Senam Irama
2017]. Terhadap Perkembangan Motorik
Kasar Anak Kelompok B Di TK Al-
Eickmann, S. 2003. Improved cognitive and Fitroh. Universitas Muhammadiyah
motor development in a community- Surakarta. Tersedia di
based intervention of psychosocial http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/in
stimulation in northeast Brazil. dex.php/paud-
Developmental Medicine & Child teratai/article/view/7639/10346.
Neurology. Tersedia di [diakses pada 20 Januari 2017].
https://eppi.ioe.ac.uk/cms/Portals/0/P
DF%20reviews%20and%20summari Utomo, Surtiyo. 2008. Pendidikan Jasmani
es/ECD%202014%20Rao%20eviden Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:
ce%20brief.pdf?ver=2014-11-24- Bumi Aksara.
105457-973. [diakses pada 20
Oktober 2017]. Yuliansih. 2015. Pengaruh Senam Irama
Terhadap Kemampuan Motorik Anak
Hanesty, A. 2014. Pengaruh Pembelajaran Usia 5 Tahun. Universitas
Gerak dan Lagu Terhadap Muhammadiyah Surakarta. Tersedia
Kecerdasan Kinestetik Anak Usia di
http://eprints.ums.ac.id/37663/1/NAS
KAH%20PUBLIKASI.pdf. [diakses
pada pada 30 Oktober 2016].

Anda mungkin juga menyukai